Anda di halaman 1dari 6

P-ISSN : 2527-3310

Dampak Pola Asuh dan Usia Penyapihan...


E-ISSN : 2548-5741
http://dx.doi.org/10.30867/action.v4i2.174 Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal, Nopember 2019 (4)2: 111-116

DAMPAK POLA ASUH DAN USIA PENYAPIHAN TERHADAP STATUS GIZI


BALITA INDEKS BB/U
(Impact of parenting and weaning age on the nutritional status of toddler with
WFA index)
Masyudi1*, Mulyana2, T. M Rafsanjani3

1
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Serambi Mekkah. E-mail: masyudi@serambimekkah.ac.id
2
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Serambi Mekkah. E-mail: muly.yana@yahoo.co.id
3
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Serambi Mekkah. E-mail: tmrafsanjani@serambimekkah.ac.id

Received: 19/8/2019 Accepted: 9/10/2019 Published online: 25/11/2019

ABSTRAK nutritional status of toddler. The research was cross-


sectional study design, with 65 toddlers in Muara Batu
Status gizi BB/U memberikan gambaran masalah gizi District, North Aceh Regency. Samples are taken
akut, karena perubahan berat badan yang fluktuatif. randomly. Parenting and weaning data were collected
Pemberian ASI tidak sampai dua tahun merupakan faktor through interviews, while nutritional status data used a
penyebab berat badan tidak naik, sehingga menyapih WFA z-score index. Analysis using Chi-square test. The
balita sangat baik genap pada 2 tahun. Ibu dengan pola results show the relationship between parenting (p=
asuh tidak baik seperti pemberian ASI, MP-ASI dan 0,021; OR= 3,6) and weaning age (p= 0,042; OR= 3,5)
pelayanan kesehatan berdampak juga terhadap kondisi with the nutritional status of toddlers. In conclusion, poor
status gizi balita secara akut. Tujuan penelitian untuk parenting and the fast age of weaning have an impact on
mengetahui dampak pola asuh dan usia penyapihan the high number of cases of malnutrition in children under
terhadap status gizi balita. Penelitian berdesain Cross- five in Muara Batu District, North Aceh. Suggestions, it is
sectional study, pada balita sebanyak 65 balita di necessary to support health promotion such as counseling
Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara. Sampel related to parenting and weaning, and it is hoped that
diambil secara acak. Data pola asuh dan penyapihan positive follow-up by relevant stakeholders in improving
dikumpulkan melalui wawancara, sedangkan data status the nutritional status of toddlers.
gizi menggunakan z-score indeks BB/U. Analisis
menggunakan uji Chi-square. Hasil menunjukkan Keywords: Parenting, weaning, WFA index, nutritional
hubungan antara pola asuh (p= 0,021; OR= 3,6) dan usia status
penyapihan (p= 0,042; OR= 3,5) dengan status gizi balita.
Kesimpulan, pola asuh yang kurang baik serta cepatnya
usia penyapihan berdampak terhadap tingginya kasus gizi
kurang pada balita di Kecamatan Muara Batu, Aceh PENDAHULUAN
Utara. Saran, perlu dukungan promosi kesehatan seperti World Health Organitation (WHO)
penyuluhan terkait pola asuh pada balita dan penyapihan,
serta diharapkan tindak lanjut positif oleh stakeholder mendeskripsi proporsi anak dibawah lima
terkait dalam meningkatkan status gizi balita. tahun dengan keadaan kurang gizi mengalami
penururunan angka presentase 10% yang
Kata kunci: Pola asuh, penyapihan, status gizi indeks terjadi antara tahun 1990 sampai tahun 2013,
BB/U yaitu dari 25% menjadi 15%. Namun di Afrika
terdapat penurunan yang relative kecl, yaitu
ABSTRACT
dari 23% pada tahun 1990 menjadi 17% pada
Nutritional status with WFA provides an description of tahun 2013. Pada periode yang sama, di Asia
acute nutritional problems, due to fluctuating changes in
terjadi penurunan dari 32% menjadi 18% dan
body weight. Breastfeeding is not until two years is a factor
causing weight not to rise, so weaning toddlers very well di Amerika Latin dan Caribbean turun dari 8%
even at 2 years. Mothers with poor parenting such as menjadi 3%. Ini berarti angka proporsi di Asia
breastfeeding, complementary feeding and health services dan Amerikan Latin juga Caribbean sudah
also affect the condition of the nutritional status of hampir mendekati target MDG’s, sementara
children under five acutely. The aim of study was to
Afrika hanya turun sedikit saja, pencapaiannya
determine the impact of parenting and weaning age on the

*
Penulis untuk korespondensi: masyudi@serambimekkah.ac.id

Jurnal AcTion, Volume 4, Nomor 2, Nopember 2019 111


Masyudi, Mulyana & T. M Rafsanjani

hanya setengah dari angka target penurunan. 1 karena penyapihan yang terlalu dini sering
Indonesia sebagai negara berkembang masih dilakukan oleh orang tua. Masa penyapihan
menghadapi berbagai masalah kesehatan. adalah masa yang sangat kritis karena masa ini
Prevalensi gizi kurang di dunia 14,9% dan terjadi perpindahan dari ASI menuju ke
regional dengan prevalensi tertinggi adalah makanan dewasa. Pada masa transisi ini bayi
Asia Tenggara sebesar 27,3%, dengan jumlah umumnya mudah terkena gangguan gizi.
penderita mencapai 104 juta anak diseluruh Pengaruh penyakit infeksi dan kurangnya
dunia.2 makanan pendamping ASI menyebabkan
Salah satu masalah kesehatan yang turunnya status kesehatan dan status gizi bayi. 3
dihadapi adalah masalah kurang gizi. Anak Kurang baiknya perilaku masyarakat dalam
yang kurang gizi daya tahan tubuhnya rendah memberikan pengasuhan kepada balita
sehingga anak mudah terkena penyakit berdampak terhadap pertumbuhan dan
infeksi.Salah satu faktor yang dapat mengatasi perkembangan mereka. Perilaku tersebut
masalah kurang gizi pada anak adalah seperti kedekatan dengan anak, memberi
pemberian ASI. ASI dapat mencegah makan, merawat, menjaga kebersihan dan
terjadinya malnutrisi karena mengandung memberikan kasih saying belum tertangani
nutrien yang dibutuhkan bayi dengan jumlah secara baik.7 Semua permasalahan tersebut
yang tepat, dapat digunakan dengan efisien berhubungan dengan pola asuh dan masalah
oleh tubuh, serta melindungi bayi dari infeksi. 3 status gizi balita yang baik bagi anak.
Menurut Direktur Jenderal Kesehatan
Masyarakat Kemenkes RI pada tahun 2017,
PSG telah dilaksanakan di 34 Provinsi dan 514 METODE
Kabupaten/Kota dengan sampel sebanyak Penelitian survei ini menggunakan
162.922 Balita. Hasil PSG 2017 menunjukkan adalah pendekatan deskriptif analitik dengan
prevalensi kurus pada balita juga cukup tinggi, desain crossectional study yaitu mengukur
yaitu sebesar 12,8% hampir dua kali dari hubungan pola asuh dan umur penyapihan
prevalensi Nasional (6,9%), untuk masalah dengan status gizi balita. Sampel dalam
underweight BB/U (buruk dan kurang) terjadi penelitian ini adalah balita berusia 2 – 5 tahun
peningkatan kasus yang cukup signifikan yang diambil secara acak menggunakan
(8,1%). Sedangkan masalah obesitas hampir rumus Slovin. Jumlah sampel yaitu sebanyak
semua kabupaten kota berada dalam kategori 65 balita. Pengumpulan data pola asuh dan
tidak bermasalah masalah dan masalah ringan. 4 penyapihan dilakukan secara wawancara
Beberapa hasil penelitian menujukkan kepada ibu balita (responden) menggunakan
pengaruh signifikan antara pola asuh orang tua pertanyaan-pertanyaan terstruktur, sedangkan
dengan status gizi pada balita. Penelitian Anas 5 data status gizi balita dikumpulkan secara
tahun 2013, menunjukkan hasil bahwa terdapat antropometri (melalui penimbangan dengan
pengaruh pola asuh makan terhadap status gizi dacin dan dihitung umur balita dalam bulan).
anak balita usia 0-59 bulan. Balita yang pola Pengolahan data pola asuh yaitu
asuhnya tidak baik memiliki kemungkinan berdasarkan skoring dari hasil wawancara,
lebih besar mengalami status gizi kurang dan dikelompokkan menjadi dua yaitu pola
dibanding balita yang pola asuh makannya asuh baik jika skoring diatas 70%, dan pola
baik. Selain itu hasil dari penelitian Yulia et asuh kurang baik jika skoring dibawah 70%.
al.6 terkait model pola asuh konsumsi balita Data usia penyapihan juga dikelompokkan
dan kesehatan anak juga menyimpulkan menjadi dua kelompok yaitu usia penyapihan
bahwasanya pola asuh konsumsi terdapat dibawah 20 bulan dan diatas 20 bulan. 8
pengaruh positif dan signifikan dengan status Selanjutnya data status gizi dilakukan
gizi anak balita berdasarkan indeks BB/U. pengolahan datanya menggunakan rumus z-
Selain itu, permasalahan kekurangan score mengacu ke indeks BB/U,
energi dan protein pada bayi juga sering dikelompokkan menjadi dua yaitu gizi baik (-
disebabkan oleh faktor penyapihan, yaitu 2 SD sampai +2 SD), dan gizi kurang

112 Jurnal AcTion, Volume 4, Nomor 2, Nopember 2019


Dampak Pola Asuh dan Usia Penyapihan...

(dibawah -2 SD). 9 Selanjutnya data dilakukan kurang sebesar 45,5% dan ibu dengan pola asuh
analisis secara univariat dan bivariat dengan yang baik sebesar 81,3% mempunyai balita
uji statistik yang digunakan yaitu Chi-Square dengan gizi baik. Hasil uji statistik diperoleh
pada CI:95%. nilai p= 0,021 dengan OR= 3,6 sehingga
menunjukkan terdapat hubungan signifikan (p <
0,05) antara pola asuh ibu dengan status gizi
HASIL DAN PEMBAHASAN balita di Kecamatan Muara Batu Kabupaten
1. Hubungan Pola Asuh dengan Status Gizi Aceh Utara. Diketahui juga bahwa ibu dengan
Balita pola asuh yang kurang baik sebesar 3,6 kali
berdampak terhadap kurangnya status gizi balita
Hasil penelitian (Tabel 1) menunjukkan dibandingkan ibu yang mempunyai pola asuh
bahwa ibu-ibu yang mempunyai pola asuh secara baik.
kurang baik mempunyai balita dengan status gizi

Tabel 1. Hubungan pola asuh dengan status gizi balita di Kecamatan Muara Batu
Kabupaten Aceh Utara

Status Gizi Balita (BB/U)


Jumlah OR
Pola Asuh Kurang Baik Nilai p
(CI:95%)
n % n % n %
Kurang Baik 15 45,5 18 54,5 33 100,0 0,021 3,6
(1,18 – 11,08)
Baik 6 18,8 26 81,3 32 100,0
Jumlah 21 32,3 44 67,7 65 100,0

Pola asuh ibu yang kurang baik berdampak Menurut Junaidi, faktor lain yang
terhadap kurangnya status gizi balita menurut berdampak terhadap status gizi kurang pada
indeks BB/U. Hasil penelitian didukung olah balita yaitu kurangnya stimulasi pola asuh pada
Vicka et al, bahwa pola asuh ibu berkaitan balita. Pertumbuhan dan perkembangan balita
dengan status gizi balita Kecamatan Wanea Kota pada sebuah keluarga menjelaskan bahwa
Manado. Ibu yang mempunyai pola asuh kurang perkembangan anak balita dalam aspek motorik
baik relatif kondisi gizi dan kesehatan anak juga 10,0%, kognitif 28,3% dan sosial-emosional
kurang optimal.10 Selain itu, balita yang pola 15,0%. Terdapat beberapa faktor yang
asuhnya tidak baik memiliki kemungkinan 6,3 mempengaruhi seseorang dalam memberikan
kali lebih besar mengalami status gizi kurang pola stimulasi terhadap perkembangan kepada
dibanding balita yang pola asuh makannya baik. anaknya, diantaranya yaitu adalah pekerjaan,
Pemberian ASI dan makanan pendamping pada pendidikan, waktu, status ekonomi, dan
anak serta persiapan dan penyimpanan makanan lingkungan.13 Faktor tersebut berkaitan dan
tercakup dalam praktek pemberian makan. saling berpengaruh satu sama lain, sehingga bila
Semua orang tua harus memberikan hak anak salah satu faktor diatas tidak terlaksana dan
untuk tumbuh. Semua anak harus memperoleh terencana dengan baik maka bias mengganggu
yang terbaik sesuai dengan kemampuan aspek pemberian stimulasi. Sedangkan faktor
tubuhnya sehingga pertumbuhan yang optimal yang menyebabkan kurangnya gizi dan stimulasi
dapat tercapai. Untuk itu perlu adalah kurangnya waktu yang berkualitas dalam
perhatian/dukungan orangtua. Untuk tumbuh stimulasi dan intensitas stimulasi yang kurang
dengan baik tidak cukup dengan memberinya kepada anak.14
makan, asal memilih menu makanan dan asal Pola asuh merupakan sikap dan perilaku
menyuapi anak nasi.11,12 orang tua dalam berinteraksi dengan anak, sikap
dan perilaku orang tua tersebut dapat di lihat dari

Jurnal AcTion, Volume 4, Nomor 2, Nopember 2019 113


Masyudi, Mulyana & T. M Rafsanjani

cara orang tua menanamkan disiplin pada anak, dan kecerdasan anak. Pola asuh makan yang
mempengaruhi emosi dan cara orang tua dalam baik harusnya dibarengi dengan pola gizi
mengontrol anak.15 Peranan ibu sangat seimbang, yaitu pemenuhan zat-zat gizi yang
berpengaruh dalam keadaan gizi anak. Pola asuh telah disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan
memegang peranan penting dalam terjadinya diperoleh melalui makanan sehari-hari.
gangguan pertumbuhan pada anak.Terdapat tiga Dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi
komponen penting (makanan, kesehatan- dan seimbang secara teratur, diharapkan
rangsangan psikososial) merupakan faktor yang pertumbuhan anak akan berjalan optimal dan
berperan dalam petumbuhan anak yang optimal. terhindar dari masalah gizi. Orang tua sebagai
Pemberian makan yang baik sangat penting pengasuh anak memainkan peranan yang
untuk asupan nutrisi, tidak hanya dari segi apa sangat menentukan dalam perkembangan
yang dimakan anak, tapi sikap ibu juga berperan. remaja. Bila orang tua berhasil mendidik dan
Misalnya saja adanya kehadiran ibu untuk membimbing anaknya di rumah, tentu saja
mengawasi anak makan. Dengan pemberian akan menghasilkan generasi yang baik. Namun
makan yang baik maka akan menunjang status sebaliknya, apabila orang tua gagal mendidik
gizi anak.10 anaknya di rumah, tentu saja akan lahir
Kebiasaan pemberian makanan balita generasi yang rusak, seperti anak yang
dan pola asuh makan yang tidak tepat dan tidak berperilaku agresif, bahkan perilaku-perilaku
diperhatikan seperti kurangnya pemberian yang bermasalah lainnya. 12,17
makanan bergizi dan pemberian makanan
terlalu dini pada balita. Hal ini dikarenakan 2. Hubungan Usia Penyapihan dengan Status
dari kurangnya pengetahuan dari ibu balita. Gizi Balita
Pemberian makanan terlalu dini dapat
Penyapihan yang dilakukan oleh ibu-
menimbulkan gangguan pada pencernaan ibu di Kecamatan Muara Batu sebesar 58,5%
seperti diare, muntah, dan sulit buang air besar adalah pada usia balita 20 bulan keatas.
yang dapat mempengaruhi status gizi bayi. 16 Sedangkan status giza (indeks BB/U) lebih
Makanan yang memiliki asupan gizi seimbang banyak gizi baik (67,7%)
sangat penting dalam proses tumbuh kembang

Tabel 2. Hubungan usia penyapihan dengan status gizi balita di Kecamatan Muara Batu
Kabupaten Aceh Utara

Status Gizi Balita (BB/U)


Jumlah OR
Usia Penyapihan Kurang Baik Nilai p
(CI:95%)
n % n % n %
Dibawah 20 bulan 13 48,1 14 51,9 27 100,0 0,042 3,5
(1,18 – 10,31)
20 bulan keatas 8 21,1 30 78,9 38 100,0
Jumlah 21 32,3 44 67,7 65 100,0

Secara tabulasi silang menunjukkan (Tabel dini (dibawah 20 bulan) sebesar 3,5 kali
2) balita yang disaping pada usia dibawah 20 berpeluang terhadap kejadian gizi kurang bila
bulan sebesar 48,1% mempunyai status gizi dibandingkan dengan penyapihan pada usia 20
kurang, dan balita yang disamping pada usia 20 bulan keatas.
bulan keatas sebesar 78,9% mempunyai status Hal ini sejalan dengan penelitian yang
gizi yang baik. Hasil uji statistik menunjukkan dilakukan oleh Susanti18 pada tahun 2017
hubungan signifikan (p < 0,05) antara usia tentang penyapihan dini dengan status gizi anak
penyapihan terhadap status gizi balita dengan bawah dua tahun, yang diketahui menunjukkan
nilai OR sebesar 3,5. Dampak dari penyapihan hubungan penyapihan dini terhadap status gizi

114 Jurnal AcTion, Volume 4, Nomor 2, Nopember 2019


Dampak Pola Asuh dan Usia Penyapihan...

anak bawah dua tahun. Begitu juga dengan dengan tingginya keaktifan kader Posyandu
penelitian yang dilakukan oleh Hastuti et al. 3, setempat dalam mensosialisasikan umur
juga menunjukkan hubungan signifikan antara penyapihan yang tepat kepada masyarakat yang
umur penyapihan terhadap status gizi anak dilakukan melalui penyuluhan di Posyandu.3
balita usia 25-36 bulan di Desa Purwosari Upaya pemeliharaan kesehatan balita
Kabupaten Wonogiri. Kekurangan energi dan dapat dipengaruhi pola asuh ibu dalam merawat
protein pada bayi sering disebabkan bayinya terutama tetap memberikan ASI kepada
karena penyapihan yang terlalu dini. Masa bayinya sampai umur 2 tahun. Ibu yang bekerja
penyapihan adalah masa yang sangat kritis biasanya sulit merawat bayi karena adanya
karena masa ini terjadi perpindahan dari ASI kesibukan bekerja sehingga pola asuh dalam
menuju ke makanan dewasa. Pada masa transisi menyusui ASI menjadi tertunda karena tidak ada
ini bayi umumnya mudah terkena gangguan gizi. waktu untuk menyusui anaknya, sehingga ibu
Pengaruh penyakit infeksi dan kurangnya tersebut tidak memberikan ASI.21
makanan pendamping ASI menyebabkan
turunnya status kesehatan dan status gizi bayi.
Menurut Susilowati19 selama masa penyapihan KESIMPULAN
makanan bayi berubah dari ASI saja ke makanan Pola asuh balita dan usia penyapihan
yang lazim dihidangkan oleh keluarga, mempunyai dampak signifikan terhadap status
sementara air susu diberikan hanya sebagai gizi balita berdasarkan indeks BB/U di
makanan tambahan. memasuki usia 4-6 bulan, Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh Utara.
bayi telah siap menerima makanan bukan cair, Dampak pola asuh yang kurang baik sebesar 3,6
karena gigi telah tumbuh dan lidah tidak lagi kali terhadap status gizi kurang dibandingkan
menolak makanan setengah padat. Di samping
pola asuh yang baik, dan usia penyapihan
itu, lambung juga telah lebih baik mencema zat dibawah 20 bulan berdampak sebesar 3,5 kali
tepung. terhadap status gizi kurang pada balita
Menyapih terlalu dini atau bahkan dibandingkan penyapihan pada usia 20 bulan
terlambat memiliki risiko, bila terlalu dini keatas.
(sebelum usia 1 tahun) dapat meningkatkan Kurang baiknya pola asuh dan masih
risiko obesitas, menyebabkan hubungan anak tingginya ibu-ibu yang melakukan penyapihan
dan ibu berkurang keeratannya karena proses dibawah 20 bulan, maka perlu dilakukan upaya-
bounding attachman terganggu, insiden penyakit upaya promotif seperti sosialisasi pentingnya
infeksi terutama diare meningkat, pengaruh gizi gizi dan asupan cairan yang cukup bagi ibu
yang menyebabkan malnutrisi pada anak, menyusui serta menyarankan kepada ibu balita
mengalami reaksi alergi yang menyebabkan
agar memberikan makan kepada anak tepat
diare, muntah, ruam dan gatal-gatal karena waktu. Selain itu, diharapkan tindak lanjut
reaksi dari sistem imun. Anak yang disapih positif oleh masing-masing stakeholder terkait
terlambat (usia lebih dari 2 tahun) maka dia
dalam meningkatkan status gizi balita.
berisiko mendapatkan gizi dengan komposisi
yang tidak optimal, karena unsur-unsur gizi yang
terkandung dalam ASI sudah banyak DAFTAR PUSTAKA
berkurang.20
Tingginya persentase umur penyapihan 1. WHO. Infant Nutrition, . Genewa, Swiss.
yang tepat dapat disebabkan karena sebagian Switzerland, Geneva: Department of
besar ibu balita merupakan ibu rumah tangga Nutrition for Health and Development;
sehingga ibu balita dapat menyusui anak 2015.
balitanya sampai umur penyapihan yang tepat 2. Unicef. Ringkasan Kajian Gizi Ibu &
tanpa mengalami kendala kesibukan bekerja di Anak. Jakarta, Indonesia: Unicef
luar rumah.Tingginya angka umur penyapihan Indonesia; 2012.
yang tepat ini juga dapat disebabkan 3. Dwi Hastuti R, Muwakhidah SKM, Dyah
keberhasilan tenaga kesehatan yang didukung

Jurnal AcTion, Volume 4, Nomor 2, Nopember 2019 115


Masyudi, Mulyana & T. M Rafsanjani

Widowati SKM. Hubungan Umur Pangan. 2015;10(2):93-100.


Penyapihan dan Pola Asuh Makan Terhadap 13. Junaidi J. Pengaruh Kecukupan Zat Gizi dan
Status Gizi Anak Balita Usia 25-36 Bulan di Stimulasi Pola Asuh terhadap Kesehatan
Desa Purwosari Kabupaten Wonogiri. 2016. Intelegensi pada Anak Baduta. AcTion:
4. Dinas Kesehatan Aceh dan Jurusan Gizi. Aceh Nutrition Journal. 2017;2(1):55-60.
Laporan Manajemen Data Survei doi:http://dx.doi.org/10.30867/action.v2i1.3
Pemantauan Status Gizi Provinsi Aceh 7.
Tahun 2017. Banda Aceh; 2017. 14. Yuanta Y, Tamtomo DG, Hanim D.
5. Anas UK. Pengaruh Karakteristik Keluarga Hubungan Riwayat Pemberian ASI dan Pola
dan Pola Asuh terhadap Status Gizi Balita Asuh Ibu dengan Kejadian Gizi Kurang
pada Ibu Menikah Dini di Wilayah Kerja pada Anak Balita di Kecamatan Wongsorejo
Puskesmas Keude Geureubak Kecamatan Banyuwangi. Jurnal Kesehatan Kusuma
Banda Alam Kabupaten Aceh Timur. 2013. Husada. 2018:48-56.
6. Yulia C, Sunarti E, Roosita K. Yulia, C., 15. Rakhmawati I. Peran keluarga dalam
Sunarti, E., Roosita, K. 2010. Pola Asuh pengasuhan anak. Bimbingan Konseling
Makan dan Kesehatan anak Balita pada Islam. 2015;6:1-18.
Keluarga Wanita Pemetik Teh di PTPN VIII 16. Ruhanna C. Hubungan Pola Asuh Anak
Pengalengan. Info Pangan dan Gizi. dengan status gizi balita umur 24-59 Bulan
2010;19(2):29-38. di wilayah Terkena Tsunami Kabupaten
7. Al Rahmad AH. Malnutrisi pada Balita Pidie Propinsi Nanggroe aceh Darusalam
Pedesaan dengan Perkotaan berdasarkan Tahun 2008. 2008.
Karakteristik Keluarga: Data PSG 2015. 17. Sinaga FF. Pengaruh Penyuluhan Pola
Idea Nursing Journal. 2016;7(3):43-52. Makan Balita Terhadap Status Gizi Balita di
8. Djaiman H, Poedji S, Sihadi S. Besarnya Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan
Peluang Usia Penyapihan Anak Baduta di Belawan. 2016.
Indonesia dan Faktor yang 18. Susanti IY. Penyapihan Dini dengan Status
Mempengaruhinya. Media Penelitian dan Gizi Anak Bawah Dua Tahun [Baduta] di
Pengembangan Kesehatan. 2009;19(1):1-8. Posyandu Graha. Publikasi Hasil
9. Miko A, Al-Rahmad AH. Hubungan Berat Penelitian. 2017;5(1):173-179.
dan Tinggi Badan Orang Tua dengan Status 19. Susilowati S, Kusharisupeni K, Fikawati S,
Gizi Balita di Kabupaten Aceh Besar. Gizi Achmad K. Breast-feeding duration and
Indonesia. 2017;40(1):21-34. children’s nutritional status at age 12-24
10. Rizyana NP, Yulia Y. Hubungan Pola Asuh months. Paediatrica Indonesiana.
Terhadap Status Gizi Balita di Wilayah 2010;50(1):56-61.
Kerja Puskesmas Dadok Tunggul Hitam 20. Chiu W, Liao H, Chang P, Chen P, Chen
Kota Padang Tahun 2018. JIK-Jurnal Ilmu YC. Duration of breast feeding and risk of
Kesehatan. 2018;2(2):100-107. developmental delay in Taiwanese children:
11. Pratiwi TD, Masrul M, Yerizel E. Hubungan a nationwide birth cohort study. Paediatric
Pola Asuh Ibu dengan Status Gizi Balita di and perinatal epidemiology.
Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Kota 2011;25(6):519-527.
Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 21. Pambudi J, Christijani R. Praktek
2016;5(3). Penyapihan Dini Serta Hubungannya
12. Rohimah E, Kustiyah L, Hernawati N. Pola Dengan Keadaan Sosial Ekonomi Dan
konsumsi, status kesehatan dan Wilayah Tempat Tinggal. Penelitian Gizi
hubungannya dengan status gizi dan dan Makanan (The Journal of Nutrition and
perkembangan balita. Jurnal Gizi dan Food Research). 2017;40(2):87-94.

116 Jurnal AcTion, Volume 4, Nomor 2, Nopember 2019

Anda mungkin juga menyukai