SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA 2021 Manajemen Asuhan Keperawatan A. Definisi Perencanaan dalam keperawatan merupakan upaya dalam meningkatkan profesionalisme pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan keperawatan dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Dengan melihat pentingnya fungsi perencanaan, dibutuhkan perencanaan yang baik dan professional. Perencanaan yang baik harus berdasarkan sasaran, bersifat sederhana, mempunyai standar, fleksibel, seimbang, dan menggunakan sumber-sumber yang tersedia terlebih dahulu secara efektif dan efisien. (Asmuji, 2014). B. Prinsip Prinsip-prinsip manajemen asuhan keperawatan menurut Mugianti (2016): 1. Dasar Perencanaan pemikiran atau konsep tindakan tertulis yang merupakan fungsi untuk menurunkan risiko dalam pengambilan keputusan atau pemecahan masalah dan efek perubahannya. Adapun kegiatan yang bisa dilakukan adalah analisa dan mengakaji sistem, mengatur strategi, menentukan tujuan jangka panjang dan jangka pendek, mengkaji sumber- sumber organisasi dan kemampuan yang bisa dimanfaatkan, serta membuat aktivitas berdasarkan prioritas kegiatan. 2. Memanfaatkan waktu yang efektif misalnya membuat jadwal tugas dan bila ingin tahu kondisi yang tahu sebenarnya turun ke lapangan. 3. Melibatkan staf dalam pembuatan keputusan. 4. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan yang efektif. 5. Mengorganisir misalnya struktur organisasi sesuai blok/level manajemen mulai dari unit, departemen, top/eksekutif dan tingkat operasional. 6. Melakukan langsung kegiatan pengarahan, misalnya dengan melaksanakan pendelegasian, supervisi, koordinasi secara intern dan ekstern serta pengendalian. 7. Memberikan motivasi agar tetap tinggi; menaikkan gaji secara periodic, memberikan pendidikan pelatihan tambahan dan promosi lainnya. 8. Menerapkan komunikasi yang efektif baik terhadap sejawat perawat atau tenaga kesehatan lainnya. 9. Melakukan kegiatan pengendalian meliputi: membuat penilaian pelaksanaan rencana, memberikan instruksi, menetapkan standar/pedoman kerja yang dilaksanakan, dan membandingkan penampilan kinerja dengan standar awal yang telah ditetapkan. 10. Mengembangkan staf. Sebagai manajer harus selalu berpikir pengembangan staf bukan pengurangan staf, sehingga jenjang karir dan jabatan yang jelas. Hal ini akan meningkatan motivasi dan kinerja staf. Tiga kemampuan perawat yang harus dimiliki adalah: a. Kemampuan konseptual, yaitu kemampuan berpikir yang didasari oleh ilmu pengetahuan dan pengalaman yang pernah dialami. Hal ini mendukung dalam pembuatan perencanaan terutama membuat visi-misi dan kerangka konsep pekerjaan baik dimasa sekarang maupun yang akan datang. b. Kemampuan tehnis, yaitu sejauh mana seorang manajer bisa membuat metode, sistem dan pedoman kerja yang mudah diikuti oleh staf dan mudah untuk dievaluasi. Kemampuan ini juga berdasarkan pengalaman kerja di lapangan. Karena pengetahuan bila ditunjang dengan pengalaman lapangan akan menjadi sempurna, sehingga mempercepat dalam proses pengambilan tindakan dan berani mengambil risiko. c. Kemampuan human/interpersonal, yaitu kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, dalam hal ini membuat pekerjaan tambah lancar. Membuat hubungan dengan anak buah, hubungan dengan satu tingkat/selevel dan membuat hubungan dengan atasan termasuk pihak luar yang terkait dengan pelayanan. 11. Melakukan kegiatan pengendalian meliputi: membuat penilaian pelaksanaan rencana, memberikan instruksi, menetapkan standar/pedoman kerja yang akan dilaksanakan, dan membandingkan penampilan kinerja dengan standar awal yang telah ditetapkan. C. Syarat perencanaan Peryaratan perenecanaan menurut Simamora (2012) yaitu: a. Factual atau realistis Perencanaan yang baik perlu persyaratan factual atau realistis. Hal ini berarti perencanaan harus sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi keperawatan. b. Logis atau rasional Perencanaan juga harus memenuhi syarat logis atau rasional. Hal ini berarti perencanaan keperawatan harus bisa masuk akal sehingga dapat dijalankan. c. Fleksibel Perencanaan yang baik bukan berarti kaku dan kurang fleksibel. Perencanaan yang baik justru perencanaan yang dapat disesuaikan dengan kondisi dimasa datang, sekalipun tidak berarti perencanaan dapat diubah seenaknya. d. Komitmen Perencanaan yang baik harus melahirkan komitmen bagi seluruh anggota dalam organisasi untuk berupaya mencapai tujuan organisasi. e. Komprehensif Perencanaan yang baik juga memenuhi syarat komprehensif, artinya menyeluruh dan mengakomodasi aspek-aspek secara langsung maupun tidak langsung dalam organisasi. D. Komponen perencanaan Menurut Nursalam (2011) manajemen keperawatan terdiri atas beberapa komponen yang saling berinteraksi. Pada umumnya suatu sistem dicirikan oleh 5 elemen, yaitu: input, proses, output, control dan mekanisme umpan balik. a) Input Input dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Proses pada umumnya merupakan kelompok manajer dan tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawatan pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Input yang dapat mengukur pada bahan alat sistem prosedur atau orang yang memberikan pelayanan misalnya jumlah dokter, kelengkapan alat, prosedur tetap dan lain-lain. b) Output Elemen lain dalam pendekatan sistem adalah output atau keluaran yang umumnya dilihat dan hasil atau kualitas pemberian asuhan keperawatan dan pengembangan staf, serta kegiatan penelitian untuk menindaklanjuti hasil atau keluaran. Output yang menjadi tolak ukur pada hasil yang dicapai, misalnya jumlah yang dilayani, jumlah pasien yang dioperasi, kebersihan ruangan. c) Control Control dalam proses manajemen keperawatan dapat dilakukan melalui penyusunan anggaran yang proporsional, evaluasi penampilan kerja perawat, pembuatan prosedur yang sesuai standar dan akreditasi. d) Mekanisme umpan balik Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui laporan keuangan, audit keperawatan, dan survey kendali mutu, serta penampilan kerja perawat. Proses manajemen keperawatan dalam aplikasi di lapangan berada sejajar dengan proses keperawatan sehingga keberadaan manajemen keperawatan dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan proses keperawatan. Proses manajemen, sebagaimana juga proses keperawatan, terdiri atas kegiatan pengumpulan data, identifikasi masalah, pembuatan rencana, pelaksanaan kegiatan, dan kegiatan penilaian hasil. e) Proses Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu tujuan. Di dalam proses keperawatan, bagian akhir mungkin berupa sebuah pembebasan dari gejala, eliminasi resiko, pencegahan komplikasi, argumentasi pengetahuan atau ketrampilan kesehatan dan kemudahan dari kebebasan maksimal. Di dalam proses manajemen Keperwatan, bagian akhir adalah perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua kelompok pasien. E. Perencanaan dalam manajemen keperawatan Perencanaan manajemen Keperawatan diawali dengan perumusan tujuan institusi/ organisasi yang dijelaskan dalam visi, misi, filosofi dan tujuan sebagai arah kebijakan organisasi. Sebagai perawat, Anda harus memahami tujuan organisasi inisupaya dapat bersinergi untuk mencapai cita-cita/harapan organisasi. 1. Perumusan Visi Istilah lain dari visi adalah mimpi, cita-cita. Visi merupakan dasar untuk membuat suatu perencanaan sehingga disusun secara singkat, jelas, dan mendasar serta ada batasan waktu untuk pencapaian. Visi merupakan pernyataan berisi tentang mengapa organisasi dibentuk (Mugianti,2016) 2. Perumusan Misi Misi adalah uraian yang berisi pernyataan operasional guna mencapai visi yang telah ditetapkan Contoh misi ruang perawatan bedah yang mengacu pada visi tersebut di atas. a. Memberikan asuhan keperawatanpadapasienbedahsecaraholistik bio- psiko-sosiokulturaldan spiritual. b. Melakukan tindakan perawatan luka dengan menggunakan manajemen perawatan luka modern. c. Menyediakan sarana prasarana untuk menunjang manajemen perawatan luka modern. d. Melakukan penelitian tindakan bedah berdasarkan perkembangan dan trend perawatan bedah (Mugianti,2016). 3. Tujuan Douglas menyusun hal berikut sebagai alasan untuk perencanaan: a. Hal tersebut menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan b. Hal tersebut bermakna pada pekerjaan c. Hal tersebut memberikan penggunaan efektif dari personal dan fasilitas yang tersedia d. Hal tersebut membantu dalam koping dengan situasi krisis e. Hal tersebut efektif dalam hal biaya f. Hal tersebut berdasarkan berdasarkan masa lalu dan akan datang, sehingga membantu menurunkan elemen perubahan g. Hal tersebut dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah. h. Hal tersebut diperlukan untuk kontrol efektif. (Swanburg, 2000). 4. Manfaat Manfaat perencanaan Adapun manfaat perencanaan antara lain: a. Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan lingkungan. b. Memungkinkan manajer mamahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas. c. Membantu penetapan tanggung jawab lebih tepat. d. Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan. e. Memudahkan koordinasi. f. Membuat tujuan lebih khusus, lebih terperinci dan lebih mudah dipahami. g. Meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti. h. Menghemat waktu dan dana. F. Proses penyusunan rencana penyelesaian masalah manajemen Proses manajemen merupakan proses yang holistic, melibatkan banyak sisi yang akan saling berinteraksi. Sebagai langkah awal dari proses ini, langkah teknis yang dapat dipelajari adalah bagaimana keperawatan mampu memetakan masalah dengan suatu metode analisis tertentu seperti mengguanakan analisis SWOT dan TOWS. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membuat perencanaan adalah: 1) Pengumpulan data. 2) Analisis lingkungan a) Analisis Situasi Jika keperawatan ingin berhasil, jangan takut untuk berpikir besar. Oleh karena itu, keperawatan harus memulai bertindak berdasarkan tujuan. Perawat sebagai manusia seringkali melewatkan hal-hal semestinya perawat lakukan dan melakukan hal-hal yang mestinya perawat lewatkan. Hal ini terjadi karena sebagian besar perawat lupa merumuskan tujuan dari setiap langkah yang diambilnya sehingga sering kali terjadi perawat tersesat ditengah jalan dan hanya berputar-putar. Selalu diperlukan upaya untuk memusatkan konsentrasi organisasi layanan keperawatan untuk melihat apa yang diinginkanya, bagaimana cara mencapainya dan melakukan evaluasi sejauh mana hal tersebut terlaksana. Proses manajemen merupakan proses yang holistik, melibatkan banyak sisi yang akan saling berinteraksi. Sebagai langkah, langkah teknis yang dapat dilaksanakan adalah bagaimana keperawatan dapat memetakan masalah dengan suatu metode analisis tertentu seperti SWOT< TOWS dan analisis “tulang ikan”. b) Analisis SWOT: Strenght, Weakness, Opportunities, Threats. Analisis SWOT adalah bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisis ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai factor masukan, yang kemudian di kelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus di ingat baik – baik oleh para pengguna analisis SWOT bahwa analisis SWOT adalah semata – mata alat analisis yang di tujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang di hadapi atau yang mungkin akan di hadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisis “ajaib” yang mampu memberikan jalan keluar yang “ajaib” bagi masalah – masalah yang di hadapi oleh organisasi layanan keperawatan. Analisis tersebut terbagi atas empat komponen dasar berikut: 1. Srength (S) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari keperawatan pada saat ini. 2. Weakness (W) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari keperawatan atau program layanan asuhan keperawatan pada saat ini. 3. Opportunity (O) adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang berkembang bagi layanan keperawatan di masa depan. 4. Threat (T). dalam merumuskan dan menganalisis tujuan serta sasaran organisasi melalui analisis yang spesifik terhadap situasi dan ide/gagasan sebagai perencanaan strategi G. Proses manajemen keperawatan. Proses manajemen keperawatan menurut Nursalam (2007) yaitu: a. Pengkajian- pengumpulan data. Pada tahap ini seseorang manajer dituntut tidak hanya mengumpulkan informasi tentang keadaan pasien, melainkan juga mengenai institusi (rumah sakit atau puskesmas):’’ tenaga keperawatan, administrasi, dan bagian keuangan yang akan mempengaruhi fungsi organisasi keperawatn secara keseluruhan. Manajer perawat yang efektif harus mampu memanfaatkan proses manajemen dalam mencapai suatu tujuan melalui usaha orang lain. b. Perencanaan. Menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan disini dimaksud untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien, menehgakkan tujuan, mengalokasikan anggaran belanja, menetapkan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan. c. Pelaksanaan. Manajemen keperawatan yang memerlukan kerja melalui orang lain, maka tahap implementasi dalam proses manajemen terdiri atas bagaimana manajer memimpin orang lain untuk menjalankan tindakan yang telah direncanakan. d. Evaluasi. Tahap akhir manajerial adalah mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai seberapa jauh staf mampu melaksanakan perannya sesuai dengan organisasi yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi faktor- faktor yang menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan. Fungsi perencanaan pelayanan dan asuhan keperawatan dilaksanakan oleh kepala ruang. Swanburg (2000) menyatakan bahwa dalam keperawatan, perencanaan membantu untuk menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan. 1) Lingkup Manajemen Keperawatan (Suyanto, 2008) terdiri dari: Manajemen pelayanan keperawatan dirumah sakit dikelola oleh bidang perawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu: a) Manajemen puncak (kepala bidang keperawatan) b) Manajemen menengah (kepala unit pelayanan/supervisor) c) Manajemen bawah (kepala ruang perawatan) d) Manajemen Asuhan Keperawatan Manajemen asuhan keperawatan yang dilakukan dengan menggunakan proses keperawatan pada prinsipnya menggunakan konsep- konsep manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi. (Suyanto, 2008).
H. Penerapan Manajemen Di Puskesmas
Untuk melaksanakan rencana kegiatan puskesmas secara efisien, efektif, produktif, dan berkekuatan, pimpinan puskesmas harus memahami dan menerapkan prinsip-prinsip manajemen. Penerapan manajemen di puskesmas terdiri dari (Asmuji,2014) : 1. Micro planning (MAP) Merupakan perencanaan tingkat puskesmas. Pengembangan program kegiatan puskesmas selama 5 tahun di susun dalam MAP (Asmuji,2014). 2. Lokakarya Mini Puskesmas (LKMP) Merupakan bentuk penjabaran MAP kedalam kelompok kegiatan program yang dilaksanakan oleh staf baik secara individu maupun berkelompok. LKMP dilaksanakan setiap tahun (Asmuji,2014). 3. Lokal area monitoring (LAP) atau PIAS-PWS (Pemantauan Ibu dan Anak Setempat-Pemantauan Wilayah Setempat) Merupakan perencanaan dan pelaporan untuk pemantauan penyakit pada ibu dan anak atau untuk penyakit menular yang dapat dicegah dengan cara imunisasi atau cara lainnya. LAM merupakan penjabaran fungsi pengawasan dan pengendalian program, penjabaran khususnya adalah untuk memantau kegiatan program KIA atau disebut juga dengan PIAS}. Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2PTP) adalah kompilasi pencatatan program yang dilakukan secara terpadu setiap bulan. DAFTAR PUSTAKA Asmuji. 2014. Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Dedi, Blacius. 2019. Kepemimpinan dan Manajemen Pelayanan Keperawatan. Teori, Konsep, dan Implementasi. Mugianti, Sri. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan. Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan. KEMENKES RI Nursalam (2008). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Simamora. (2012). Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan. Editor: Estu Tiar. Jakarta: EGC. Suyanto. (2008). Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. Swanburg, Russel C. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan untuk Perawat Klinis. Jakarta: EGC. Shobirin. (2016). Hubungan Penerapan Manajemen Puskesmas dan Komitmen Kerja Petugas Dengan Mutu Pelayanan Pengobatan di Poli Umum Puskesmas Kabupaten Bangkalan : Jurnal Penelitian Adminitrasi Publik,2(2),pp.513-526.