Anda di halaman 1dari 12

RESUME

KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN

Memenuhi Tugas Individu

Mata Kuliah Manajemen Keperawatan

Oleh:

Nur Yeni Sandata

171.0076

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA 2021
Manajemen Asuhan Keperawatan
A. Definisi
Perencanaan dalam keperawatan merupakan upaya dalam meningkatkan
profesionalisme pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan keperawatan
dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Dengan melihat pentingnya fungsi
perencanaan, dibutuhkan perencanaan yang baik dan professional. Perencanaan
yang baik harus berdasarkan sasaran, bersifat sederhana, mempunyai standar,
fleksibel, seimbang, dan menggunakan sumber-sumber yang tersedia terlebih
dahulu secara efektif dan efisien. (Asmuji, 2014).
B. Prinsip
Prinsip-prinsip manajemen asuhan keperawatan menurut Mugianti (2016):
1. Dasar Perencanaan pemikiran atau konsep tindakan tertulis yang merupakan
fungsi untuk menurunkan risiko dalam pengambilan keputusan atau
pemecahan masalah dan efek perubahannya. Adapun kegiatan yang bisa
dilakukan adalah analisa dan mengakaji sistem, mengatur strategi,
menentukan tujuan jangka panjang dan jangka pendek, mengkaji sumber-
sumber organisasi dan kemampuan yang bisa dimanfaatkan, serta membuat
aktivitas berdasarkan prioritas kegiatan.
2. Memanfaatkan waktu yang efektif misalnya membuat jadwal tugas dan bila
ingin tahu kondisi yang tahu sebenarnya turun ke lapangan.
3. Melibatkan staf dalam pembuatan keputusan.
4. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan yang efektif.
5. Mengorganisir misalnya struktur organisasi sesuai blok/level manajemen
mulai dari unit, departemen, top/eksekutif dan tingkat operasional.
6. Melakukan langsung kegiatan pengarahan, misalnya dengan melaksanakan
pendelegasian, supervisi, koordinasi secara intern dan ekstern serta
pengendalian.
7. Memberikan motivasi agar tetap tinggi; menaikkan gaji secara periodic,
memberikan pendidikan pelatihan tambahan dan promosi lainnya.
8. Menerapkan komunikasi yang efektif baik terhadap sejawat perawat atau
tenaga kesehatan lainnya.
9. Melakukan kegiatan pengendalian meliputi: membuat penilaian pelaksanaan
rencana, memberikan instruksi, menetapkan standar/pedoman kerja yang
dilaksanakan, dan membandingkan penampilan kinerja dengan standar awal
yang telah ditetapkan.
10. Mengembangkan staf. Sebagai manajer harus selalu berpikir pengembangan
staf bukan pengurangan staf, sehingga jenjang karir dan jabatan yang jelas.
Hal ini akan meningkatan motivasi dan kinerja staf. Tiga kemampuan perawat
yang harus dimiliki adalah:
a. Kemampuan konseptual, yaitu kemampuan berpikir yang didasari oleh
ilmu pengetahuan dan pengalaman yang pernah dialami. Hal ini
mendukung dalam pembuatan perencanaan terutama membuat visi-misi
dan kerangka konsep pekerjaan baik dimasa sekarang maupun yang akan
datang.
b. Kemampuan tehnis, yaitu sejauh mana seorang manajer bisa membuat
metode, sistem dan pedoman kerja yang mudah diikuti oleh staf dan
mudah untuk dievaluasi. Kemampuan ini juga berdasarkan pengalaman
kerja di lapangan. Karena pengetahuan bila ditunjang dengan pengalaman
lapangan akan menjadi sempurna, sehingga mempercepat dalam proses
pengambilan tindakan dan berani mengambil risiko.
c. Kemampuan human/interpersonal, yaitu kemampuan untuk mengadakan
hubungan dengan orang lain, dalam hal ini membuat pekerjaan tambah
lancar. Membuat hubungan dengan anak buah, hubungan dengan satu
tingkat/selevel dan membuat hubungan dengan atasan termasuk pihak luar
yang terkait dengan pelayanan.
11. Melakukan kegiatan pengendalian meliputi: membuat penilaian pelaksanaan
rencana, memberikan instruksi, menetapkan standar/pedoman kerja yang akan
dilaksanakan, dan membandingkan penampilan kinerja dengan standar awal
yang telah ditetapkan.
C. Syarat perencanaan
Peryaratan perenecanaan menurut Simamora (2012) yaitu:
a. Factual atau realistis
Perencanaan yang baik perlu persyaratan factual atau realistis. Hal ini berarti
perencanaan harus sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi
tertentu yang dihadapi keperawatan.
b. Logis atau rasional
Perencanaan juga harus memenuhi syarat logis atau rasional. Hal ini berarti
perencanaan keperawatan harus bisa masuk akal sehingga dapat dijalankan.
c. Fleksibel
Perencanaan yang baik bukan berarti kaku dan kurang fleksibel. Perencanaan
yang baik justru perencanaan yang dapat disesuaikan dengan kondisi dimasa
datang, sekalipun tidak berarti perencanaan dapat diubah seenaknya.
d. Komitmen
Perencanaan yang baik harus melahirkan komitmen bagi seluruh anggota
dalam organisasi untuk berupaya mencapai tujuan organisasi.
e. Komprehensif
Perencanaan yang baik juga memenuhi syarat komprehensif, artinya
menyeluruh dan mengakomodasi aspek-aspek secara langsung maupun tidak
langsung dalam organisasi.
D. Komponen perencanaan
Menurut Nursalam (2011) manajemen keperawatan terdiri atas beberapa
komponen yang saling berinteraksi. Pada umumnya suatu sistem dicirikan oleh 5
elemen, yaitu: input, proses, output, control dan mekanisme umpan balik.
a) Input
Input dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa
informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Proses pada umumnya
merupakan kelompok manajer dan tingkat pengelola keperawatan
tertinggi sampai keperawatan pelaksana yang mempunyai tugas dan
wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
Input yang dapat mengukur pada bahan alat sistem prosedur atau
orang yang memberikan pelayanan misalnya jumlah dokter, kelengkapan
alat, prosedur tetap dan lain-lain.
b) Output
Elemen lain dalam pendekatan sistem adalah output atau keluaran
yang umumnya dilihat dan hasil atau kualitas pemberian asuhan
keperawatan dan pengembangan staf, serta kegiatan penelitian untuk
menindaklanjuti hasil atau keluaran.
Output yang menjadi tolak ukur pada hasil yang dicapai, misalnya
jumlah yang dilayani, jumlah pasien yang dioperasi, kebersihan ruangan.
c) Control
Control dalam proses manajemen keperawatan dapat dilakukan
melalui penyusunan anggaran yang proporsional, evaluasi  penampilan
kerja perawat, pembuatan prosedur yang sesuai standar dan akreditasi.
d) Mekanisme umpan balik
Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui laporan keuangan,
audit keperawatan, dan survey kendali mutu, serta penampilan kerja
perawat.
Proses manajemen keperawatan dalam aplikasi di lapangan berada
sejajar dengan proses keperawatan sehingga keberadaan manajemen
keperawatan dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan proses
keperawatan. Proses manajemen, sebagaimana juga proses keperawatan,
terdiri atas kegiatan pengumpulan data, identifikasi masalah, pembuatan
rencana, pelaksanaan kegiatan, dan kegiatan penilaian hasil.
e) Proses
Proses  adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu
tujuan. Di dalam proses keperawatan, bagian akhir mungkin berupa
sebuah pembebasan dari gejala, eliminasi resiko, pencegahan komplikasi,
argumentasi pengetahuan atau ketrampilan kesehatan dan kemudahan dari
kebebasan maksimal. Di dalam proses manajemen Keperwatan, bagian
akhir adalah perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua kelompok
pasien.
E. Perencanaan dalam manajemen keperawatan
Perencanaan manajemen Keperawatan diawali dengan perumusan tujuan
institusi/ organisasi yang dijelaskan dalam visi, misi, filosofi dan tujuan sebagai
arah kebijakan organisasi. Sebagai perawat, Anda harus memahami tujuan
organisasi inisupaya dapat bersinergi untuk mencapai cita-cita/harapan
organisasi.
1. Perumusan Visi Istilah lain dari visi adalah mimpi, cita-cita. Visi merupakan
dasar untuk membuat suatu perencanaan sehingga disusun secara singkat,
jelas, dan mendasar serta ada batasan waktu untuk pencapaian. Visi
merupakan pernyataan berisi tentang mengapa organisasi dibentuk
(Mugianti,2016)
2. Perumusan Misi Misi adalah uraian yang berisi pernyataan operasional guna
mencapai visi yang telah ditetapkan Contoh misi ruang perawatan bedah yang
mengacu pada visi tersebut di atas.
a. Memberikan asuhan keperawatanpadapasienbedahsecaraholistik bio-
psiko-sosiokulturaldan spiritual.
b. Melakukan tindakan perawatan luka dengan menggunakan manajemen
perawatan luka modern.
c. Menyediakan sarana prasarana untuk menunjang manajemen perawatan
luka modern.
d. Melakukan penelitian tindakan bedah berdasarkan perkembangan dan
trend perawatan bedah (Mugianti,2016).
3. Tujuan
Douglas menyusun hal berikut sebagai alasan untuk perencanaan:
a. Hal tersebut menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan
tujuan
b. Hal tersebut bermakna pada pekerjaan
c. Hal tersebut memberikan penggunaan efektif dari personal dan fasilitas
yang tersedia
d. Hal tersebut membantu dalam koping dengan situasi krisis
e. Hal tersebut efektif dalam hal biaya
f. Hal tersebut berdasarkan berdasarkan masa lalu dan akan datang,
sehingga membantu menurunkan elemen perubahan
g. Hal tersebut dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk
berubah.
h. Hal tersebut diperlukan untuk kontrol efektif. (Swanburg, 2000).
4. Manfaat
Manfaat perencanaan Adapun manfaat perencanaan antara lain:
a. Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan
perubahanperubahan lingkungan.
b. Memungkinkan manajer mamahami keseluruhan gambaran operasi lebih
jelas.
c. Membantu penetapan tanggung jawab lebih tepat.
d. Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan.
e. Memudahkan koordinasi.
f. Membuat tujuan lebih khusus, lebih terperinci dan lebih mudah dipahami.
g. Meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.
h. Menghemat waktu dan dana.
F. Proses penyusunan rencana penyelesaian masalah manajemen
Proses manajemen merupakan proses yang holistic, melibatkan banyak sisi
yang akan saling berinteraksi. Sebagai langkah awal dari proses ini, langkah
teknis yang dapat dipelajari adalah bagaimana keperawatan mampu memetakan
masalah dengan suatu metode analisis tertentu seperti mengguanakan analisis
SWOT dan TOWS. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membuat
perencanaan adalah:
1) Pengumpulan data.
2) Analisis lingkungan
a) Analisis Situasi
Jika keperawatan ingin berhasil, jangan takut untuk berpikir besar.
Oleh karena itu, keperawatan harus memulai bertindak berdasarkan
tujuan. Perawat sebagai manusia seringkali melewatkan hal-hal
semestinya perawat lakukan dan melakukan hal-hal yang mestinya
perawat lewatkan. Hal ini terjadi karena sebagian besar perawat lupa
merumuskan tujuan dari setiap langkah yang diambilnya sehingga sering
kali terjadi perawat tersesat ditengah jalan dan hanya berputar-putar.
Selalu diperlukan upaya untuk memusatkan konsentrasi organisasi
layanan keperawatan untuk melihat apa yang diinginkanya, bagaimana
cara mencapainya dan melakukan evaluasi sejauh mana hal tersebut
terlaksana.
Proses manajemen merupakan proses yang holistik, melibatkan
banyak sisi yang akan saling berinteraksi. Sebagai langkah, langkah teknis
yang dapat dilaksanakan adalah bagaimana keperawatan dapat
memetakan masalah dengan suatu metode analisis tertentu seperti
SWOT< TOWS dan analisis “tulang ikan”.
b) Analisis SWOT: Strenght, Weakness, Opportunities, Threats.
Analisis SWOT adalah bentuk analisis situasi dan kondisi yang
bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisis ini menempatkan situasi
dan kondisi sebagai sebagai factor masukan, yang kemudian di
kelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus
di ingat baik – baik oleh para pengguna analisis SWOT bahwa analisis
SWOT adalah semata – mata alat analisis yang di tujukan untuk
menggambarkan situasi yang sedang di hadapi atau yang mungkin akan di
hadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisis “ajaib” yang
mampu memberikan jalan keluar yang “ajaib” bagi masalah – masalah
yang di hadapi oleh organisasi layanan keperawatan. Analisis tersebut
terbagi atas empat komponen dasar berikut:
1. Srength (S) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
keperawatan pada saat ini.
2. Weakness (W) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan
dari keperawatan atau program layanan asuhan keperawatan pada saat
ini.
3. Opportunity (O) adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang
berkembang bagi layanan keperawatan di masa depan.
4. Threat (T). dalam merumuskan dan menganalisis tujuan serta sasaran
organisasi melalui analisis yang spesifik terhadap situasi dan
ide/gagasan sebagai perencanaan strategi
G. Proses manajemen keperawatan.
Proses manajemen keperawatan menurut Nursalam (2007) yaitu:
a. Pengkajian- pengumpulan data. Pada tahap ini seseorang manajer
dituntut tidak hanya mengumpulkan informasi tentang keadaan
pasien, melainkan juga mengenai institusi (rumah sakit atau
puskesmas):’’ tenaga keperawatan, administrasi, dan bagian keuangan
yang akan mempengaruhi fungsi organisasi keperawatn secara
keseluruhan. Manajer perawat yang efektif harus mampu
memanfaatkan proses manajemen dalam mencapai suatu tujuan
melalui usaha orang lain.
b. Perencanaan. Menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam
mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan
disini dimaksud untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan
keperawatan kepada semua pasien, menehgakkan tujuan,
mengalokasikan anggaran belanja, menetapkan ukuran dan tipe tenaga
keperawatan yang dibutuhkan.
c. Pelaksanaan. Manajemen keperawatan yang memerlukan kerja
melalui orang lain, maka tahap implementasi dalam proses
manajemen terdiri atas bagaimana manajer memimpin orang lain
untuk menjalankan tindakan yang telah direncanakan.
d. Evaluasi. Tahap akhir manajerial adalah mengevaluasi seluruh
kegiatan yang telah dilaksanakan. Tujuan evaluasi adalah untuk
menilai seberapa jauh staf mampu melaksanakan perannya sesuai
dengan organisasi yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi faktor-
faktor yang menghambat dan mendukung dalam  pelaksanaan.
Fungsi perencanaan pelayanan dan asuhan keperawatan dilaksanakan oleh
kepala ruang. Swanburg (2000) menyatakan bahwa dalam keperawatan,
perencanaan membantu untuk menjamin bahwa klien akan menerima
pelayanan.
1) Lingkup Manajemen Keperawatan (Suyanto, 2008) terdiri dari:
Manajemen pelayanan keperawatan dirumah sakit dikelola oleh
bidang perawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:
a) Manajemen puncak (kepala bidang keperawatan)
b) Manajemen menengah (kepala unit pelayanan/supervisor)
c) Manajemen bawah (kepala ruang perawatan)
d)  Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan yang dilakukan dengan
menggunakan proses keperawatan pada prinsipnya menggunakan konsep-
konsep manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengendalian atau evaluasi. (Suyanto, 2008).

H. Penerapan Manajemen Di Puskesmas


Untuk melaksanakan rencana kegiatan puskesmas secara efisien, efektif,
produktif, dan berkekuatan, pimpinan puskesmas harus memahami dan
menerapkan prinsip-prinsip manajemen. Penerapan manajemen di puskesmas
terdiri dari (Asmuji,2014) :
1. Micro planning (MAP)
Merupakan perencanaan tingkat puskesmas. Pengembangan program
kegiatan puskesmas selama 5 tahun di susun dalam MAP (Asmuji,2014).
2. Lokakarya Mini Puskesmas (LKMP)
Merupakan bentuk penjabaran MAP kedalam kelompok kegiatan
program yang dilaksanakan oleh staf baik secara individu maupun
berkelompok. LKMP dilaksanakan setiap tahun (Asmuji,2014).
3. Lokal area monitoring (LAP) atau PIAS-PWS (Pemantauan Ibu dan Anak
Setempat-Pemantauan Wilayah Setempat)
Merupakan perencanaan dan pelaporan untuk pemantauan penyakit
pada ibu dan anak atau untuk penyakit menular yang dapat dicegah dengan
cara imunisasi atau cara lainnya. LAM merupakan penjabaran fungsi
pengawasan dan pengendalian program, penjabaran khususnya adalah untuk
memantau kegiatan program KIA atau disebut juga dengan PIAS}. Sistem
pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2PTP) adalah kompilasi
pencatatan program yang dilakukan secara terpadu setiap bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Asmuji. 2014. Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Dedi, Blacius. 2019. Kepemimpinan dan Manajemen Pelayanan Keperawatan. Teori,
Konsep, dan Implementasi.
Mugianti, Sri. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan. Manajemen dan
Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan. KEMENKES RI
Nursalam (2008). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Simamora. (2012). Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan. Editor: Estu Tiar.
Jakarta: EGC.
Suyanto. (2008). Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah
Sakit. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Swanburg, Russel C. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan
untuk Perawat Klinis. Jakarta: EGC.
Shobirin. (2016). Hubungan Penerapan Manajemen Puskesmas dan Komitmen Kerja
Petugas Dengan Mutu Pelayanan Pengobatan di Poli Umum Puskesmas
Kabupaten Bangkalan : Jurnal Penelitian Adminitrasi Publik,2(2),pp.513-526.

Anda mungkin juga menyukai