Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RUTIN 11

Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Nama : Otniel Karen Tarigan

NIM : 3203131061

Kelas : Geografi C-2020

Dosen Pengampu : Dr. Dwi Wahyuni Nurwihastuti, S.Si, M.Sc

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
BENTUK LAHAN ASAL GLASIAL

A. Definisi bentuk lahan asal Glasial


Bentang alam glasial adalah bentang alam yang berhubungan dengan proses glasial,
dimana proses tenaga yang berpengaruh adalah gletser.  Menurut Flint (1957) gletser
adalah massa es dan tubuh es yang terbentuk karena rekristalisasi dari salju dan lelehan
air yang secara keseluruhan atau sebagian teletak dalam suatu lahan dan memberikan
kenampakan tersendiri, yaitu suatu bentukan gerakan.
Glasier tersusun oleh es, sejumlah kecil udara, air dan hancuran batu yang berat jenis
glasier sendiri: 900 kg/m3. Glasier tersusun oleh es, sejumlah udara, air dan hancuran
batu yang berat jenis glasiernya sendiri seberat 900 kg/m3. Gletser terbentuk di daerah
kutub yang tingkat peleburannya rendah. Gletser terbentuk oleh akumulasi es dengan
faktor pendukung sebagai berikut:
1. Tingginya tingkat presipitasi
2. Suhu lingkungan yang sangat rendah
3. Pada musim dingin es terakumulasi dalam jumlah besar
4. Pada musim panas tingkat peleburannya rendah

Ada dua tipe bentang alam glasial, alpine glaciation yang terbentuk di daerah
pegunungan dan continental glaciation  yaitu apabila suatu wilayah yang luas tertutup
oleh gletser.

B. Proses Pembentukan Lahan Glasial


Bentuk lahan asal proses glasial terbentuk oleh kerja glasier sebagai salah satu agen
geomorfik yang membentuknya. Kerja glasier merupakan salah satu proses eksogen,
sehingga dalam pembentukan lahan dan proses kerjanya terdiri dari erosi,
transportasi dan deposisi.
1. Erosi Glasial
Mekanisme erosi di lingkungan glasial berhubungan langsung dengan proses
pergerakan es dan pembekuan es (freezing). Shearing (gaya gesek) yang terjadi dapat
menyebabkan panas dan ada bagian dalam es yang mencair yang menyebabkan
‘diskontinuitas’ dalam tubuh glasier. Akibatnya glasier dapat bergerak secara
perlahan. Kecepatan pergerakan glasier ini berbeda, di bagian tengah akan bergerak
lebih cepat dibandingkan di bagian tepinya.
2. Glasial Abrasi
Ketika glasier bergerak ada erosi yang terjadi karena gerusannya dengan batuan
samping maka mekanisme erosi ini bisa terjadi bila es mengeruk bedrock yang
dikenal sebagai glacial plucking. Sama seperti aliran aliran lainnya, dimana
streamload (bedload) yang terjadi akibat arus traksi ini akan menggerus dan
mengerosi bedrock secara efektif.
3. Ice Pluking
Ketika es mengalir kebawah lereng (longsoran dan sejenisnya) maka  es akan
melewati bedrock yang ada dibawahnya, artinya bongkah-bongkah atau serutan-
seruta es tadi akan menggerus batuan yang dilewatinya pada dinding lereng  maka
akan meninggalkan ‘impresi’ (jejak) berupa permukaan bedrock yang kasar kasar dan
produknya juga berupa bongkah bongkahan yang kasar yang diendapkan di ‘end
moraine’. ‘Impresi’ topografis hasil proses ‘ice plucking’ ini akan membentuk
gambaran morfologi berupa singkapan bedrock. Selain proses ice plucking ada tubuh
bedrock yang tersingkap ke permukaan menembus tumpukan glasier diatasnya karena
mencairnya glasier. Maka ada bukit-bukit kecil yang mengisi daerah glasial ini
(seperti pulau pulau dihamparan laut es) dikenal sebagai nunataks. 
4. Freeze thaw-action
Ketika suatu fluida masuk ke dalam pori atau rekahan batuan maka kristal tadi bisa
tumbuh menjadi mineral sekunder seperti garam garam karbonat dan anhidrit. Karena
ada volume air yang masuk dan temperatur terjaga maka bisa terjadi pengkristalan
es. Es tidak bisa menjangkau daerah yang lebih dalam dari rekahan.

Ada tiga macam glasier, yaitu: cold glacier, temperate glacier, dan polythermal glacier.

a. Cold Glacier
Merupakan glasier yang ada di daerah dingin atau kutub. Tingkat glacier advancenya
sangat tinggi meski glacier retreatnya juga terjadi bertahun-tahun akhir-akhir  ini
karena pemanasan global. Melihat proses glasiasi yang begitu signifikan maka
glasiernya menebal dan menutupi seluruh daratan bahkan sampai ke laut (seperti di
antartika dan greenland) sekarang. Karena kondisi iklim yang sangat dingin dan
glacier advance yang cukup signifikan maka glasier ini bergerak cenderung statik dan
ukurannya bertambah, akibatnya proses sedimentasi cukup lambat terjadi di
lingkungan terestraial (darat). Tapi di laut tubuh glasier yang meluas sampai ke shelf
akan terpisah dan menghasilkan iceberg yang membawa sedimen glasial itu ke laut
lepas.
b. Templetae Glacier
Merupakan istilah untuk glasier yang berada di daerah yang lebih hangat, umumnya
mengisi daerah daerah yang tinggi (seperti puncak jaya wijaya papua). temprate
glasier akan bergerak jika massa salju di puncak bertambah, sehingga lahan (puncak
tempat salju berada) tidak cukup lagi menahan volume salju yang begitu besar maka
dapat terjadi pergerakan (transportasi) glasial.
c. Polythermal Glacier
Hampir semua glasier bersifat polythermal glacier. Tapi umumnya di daerah hangat
(temprate), polythermal glacier merupakan glasier yang bagian bawahnya panas dan
bagian atasnya dingin. Di daerah dingin biasanya glasiernya lebih tebal (karena
glasier advancenya cukup signifikan) tapi untuk di daerah temprate glasier hanya
mengisi daerah daerah bergunung tinggi

Anda mungkin juga menyukai