Anda di halaman 1dari 3

2.

3 Nilai kesetaraan Lahan Jagung dan Kacang Hijau

Nisbah kesetaraan lahan (NKL) adalah jumlah nisbah hasil antara tanaman yang
ditumpangsarikan terhadap hasil tanaman yang ditanam secara monokultur pada tingkat
manajemen yang sama. NKL merupakan salah satu cara menghitung produktivitas lahan yang
ditanam dua atau lebih jenis tanaman yang ditumpangsarikan. System tumpangsari akan lebih
menguntungkan bila NKL>1. Berdasarkan nisbah kesetaraan lahan dari hasil penelitian bahwa
perlakuan jarak tanam tumpangsari system legowo jagung dan kacang hijau menunjukkan
perbedaan yang nyata. Bila antara dua tanaman mempunyai kompetisi yang kecil dan saling
bersinergi maka indeks kompetisinya kecil.

Bila mempunyai kompetisi interspesifiknya kecil dibandingkan dengan intraspesifiknya


maka indeks kompetisinya kecil, berarti jagung dan kacang hijau dapat ditumpangsarikan
karena jagung memiliki batang yang tinggi dan cepat tumbuh serta memiliki sebaran daun
selang seling dan bentuk daun pita sehingga tanaman jagung masih memberi kesempatan
sebagian cahaya sampai kebawah, ini dapat dimanfaatkan oleh tanaman kacang hijau.
Sedangkan kacang hijau memiliki batang yang rendah dan tajuk yang rimbun sehingga dapat
mengatur lelembaban dan suhu mikro.

2.4 Transformasi Kualitas Tanah akibat dampak manajemen Lahan untuk perbaikan kesehatan
Agroekosistem

Manajemen agroekosistem memiliki dampak bagi kualitas dan kesehatan tanah, baik
positif atau negatif. .Sistem tumpangsari jagung dan kacang hijau dapat memberikan beberapa
keuntungan yaitu efisiensi penggunaan lahan, mengurangi OPT, menambah kesuburan tanah
terutama unsur Nitrogen, dan mendapatkan hasil tanaman beragam (Aisyah dan Herlina,2018).
Disamping itu, kelebihan tumpangsari dapat menekan laju pertumbuhan gulma, menghemat
pemakaian sarana produksi (Lingga et al., 2015).

Tumpangsari dapat mengurangi suhu tanah dan berpengaruh dalam proses


dekomposisi dan pelepasan hara. Tanaman jagung dan Kacang Hijau memiliki perakaran yang
berbeda dapat meningkatkan pemanfaatan sumberdaya yang ada secara efisien, baik dalam
penggunaan sinar matahari, unsur hara, dan air atau minimnya kompetisi antar tanaman, juga
akan mengurangi hilangnya unsur N dalam tanah dan juga dapat mempertahankan makanan
bagi ekosistem tanah dan tanaman, sehingga biota tanah yang tersedia dapat menguntungkan
untuk pertumbuhan tanaman (Arsyad, 2005).

Adanya perbaikan struktur tanah dengan peningkatan berat volume tanah, lengas
tanah, kesuburan tanah yang dilihat dari C/N rationya, dan kesuburan biologi tanah yang dilihat
dari peningkatan aktivitas dan diversitas biota tanah menunjukkan bahwa lahan tumpangsari
dapat meningkatkan kualitas tanah (Solehani, 2018). Pada lahan tumpangsari tersebut juga
dapat menambah seresah yang dapat mempertahankan aktivitas bniota tanah, sehingga dapat
memperbaiki pori tanah dan mampu menjaga keanekaragaman cacing tanah. Selain itu, pada
lahan tumpangsari jagung dengan kacang hijau juga dapat menciptakan struktur tanah yang
granuler dan menciptakan pori yang tidak mudah tersumbat sehingga dapat memacu
perkembangan mikro morfologi tanah karena adanya penetrasi perakaran tanaman ke dalam
profil tanah (Atmojo, 2008).
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Y. & Herlina, N. (2018). Pengaruh Jarak Tanam Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. var.
saccharata) pada Tumpangsari dengan Tiga Varietas Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merrill).
Jurnal Produksi Tanaman, 6(1), 66-75.

Arsyad, S. 2005. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.

Lingga, G. K., Purwanti, S. & Toekidjo.(2015). Hasil dan Kualitas Benih Kacang Hijau (Vigna radiata(L.)
Wilczek) Tumpang Sari Barisan dengan Jagung Manis (Zea maysSaccharata). Jurnal Vegetalika,
4(2), 39-47.

Solehani, U. dan Suwardji. 2018. Mencari Indikator Cepat Untuk Menilai Perubahan Kualitas Lahan
di Bawah Tegakan Wanatani (Agroforestry) Lahan Kering Marjinal. Mataram : Fakultas
Pertanian. Universitas Mataram

Tabri,F.2014.PEMANFAATAN LAHAN TUMPANGSARI JAGUNG DAN KACANG HIJAU DALAM SISTEM


TANAM LEGOWO.

Anda mungkin juga menyukai