Anda di halaman 1dari 4

TUGAS FISIOLOGI TANAMAN

“ PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN “

Dosen Pengampu : Prof.Dr.Ir. Titiek Islami, MS.

Disusun Oleh :

Nama : Irene Febrianti Naibaho

NIM : 185040201111173

Kelas :N

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
Rhizobakteri pemacu tumbuh tanaman yang lebih popular disebut Plant Growth
Promoting Rhizobacteria (PGPR) merupakan kelompok bakteri menguntungkan yang secara
aktif mengkolonisasi rizosfir. PGPR berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan
tanaman, hasil panen dan kesuburan lahan. Secara langsung, PGPR merangsang pertumbuhan
tanaman dengan menghasilkan hormon pertumbuhan, vitamin dan berbagai asam organik serta
meningkatkan asupan nutrien bagi tanaman.

Pertumbuhan tanaman ditingkatkan secara tidak langsung oleh PGPR melalui


kemampuannya dalam menghasilkan antimikroba patogen yang dapat menekan pertumbuhan
fungi penyebab penyakit tumbuhan (fitopatogenik) dan siderophore. Berbagai jenis bakteri telah
diidentifikasi sebagai PGPR. Sebagian besar berasal dari kelompok gram-negatif dengan jumlah
strain paling banyak dari genus Pseudomonas dan beberapa dari genus Serratia. Selain kedua
genus tersebut, dilaporkan antara lain genus Azotobacter, Azospirillum, Acetobacter,
Burkholderia, Enterobacter, Rhizobium, Erwinia, Flavobacterium dan Bacillus. Meskipun
sebagian besar Bacillus (gram-positif) tidak tergolong pengkoloni akar, beberapa strain tertentu
dari genus ini ada yang mampu melakukannya sehingga bisa digolongkan PGPR.

Beberapa genus bakteri terseleksi mampu menstimulasi pertumbuhan, baik tanaman


legum maupun yang bukan legum pada skala lapangan. Bakteri tersebut terbukti memproduksi
fitohormon, yaitu auksin, sitokinin, giberelin, etilen dan asam absisat. Streptomyces griseoviridis
mampu memproduksi auksin dan IAA secara in vitro yang berperan menstimulasi pertumbuhan
tanaman. Pseudomonas fluorescens dilaporkan menghasilkan IAA yang juga dapat merangsang
pertumbuhan akar jagung pada kondisi hidroponik.

Secara umum, fungsi PGPR dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman dibagi dalam
tiga kategori antara lain yaitu :

(1) sebagai pemacu/perangsang pertumbuhan (biostimulan) dengan mensintesis


dan mengatur konsentrasi berbagai zat pengatur tumbuh (fitohormon) seperti
IAA, giberelin, sitokinin dan etilen dalam lingkungan akar;
(2) sebagai penyedia hara (biofertilizer) dengan menambat N2 dari udara secara
asimbiosis dan melarutkan hara P yang terikat di dalam tanah;
(3) sebagai pengendali pathogen berasal dari tanah (bioprotectans) dengan cara
menghasilkan berbagai senyawa atau metabolit anti pathogen seperti
siderophore, β-1,3-glukanase, kitinase, antibiotik dan sianida.

Dalam beberapa kasus, satu train PGPR dapat memilki kemampuan lebih dari satu
kategori fungsi, sehingga fungsi perangsang pertumbuhan dan penyedia hara (fungsi langsung)
dan fungsi pengendali patogen (fungsi tidak langsung) menjadi satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Tanaman yang perakarannya berkembang dengan baik akan efisien menyerap unsur
hara sehingga tanaman tidak mudah terserang patogen.
Mekanisme PGPR dalam memacu atau meningkatkan pertumbuhan tanaman belum
sepenuhnya dipahami. Hal ini terkait dengan kompleksitas peran PGPR bagi pertumbuhan
tanaman dan beragamnya kondisi fisik, kimia dan biologi di lingkungan rizosfir. Namun diyakini
bahwa proses pemacuan tumbuh tanaman dimulai dari keberhasilan PGPR dalam
mengkolonisasi rizosfir.

Lingkungan rizosfir yang dinamis dan kaya akan sumber energi dari senyawa organik
yang dikeluarkan oleh akar tanaman (eksudat akar) merupakan habitat bagi berbagai jenis
mikroba untuk berkembang dan sekaligus sebagai tempat pertemuan dan persaingan mikroba.
Tiap tanaman mengeluarkan eksudat akar dengan komposisi yang berbeda-beda sehingga
berperan juga sebagai penyeleksi mikroba; meningkatkan perkembangan mikroba tertentu dan
menghambat perkembangan mikroba lainnya. Semakin banyak eksudat akar, akan semakin besar
jumlah dan keragaman mikroba.

Umumnya tanaman tidak mampu menghasilkan IAA dalam jumlah cukup untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Beberapa strain PGPR mampu mensitesis IAA dari
prekusor yang terdapat dalam eksudat akar maupun dari bahan organik. Senyawa aktif ini dapat
meningkatkan maupun menghambat pertumbuhan tanaman tergantung konsentrasinya.

Sintesis IAA yang berlebihan oleh PGPR dapat terjadi dalam kondisi tertentu sehingga
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan tanaman. Kondisi hyperauxiny (akumulasi auksin
atau IAA yang berlebihan dalam tanaman) dapat terjadi bila tanaman terserang pathogen dan
pathogen ini ikut serta memproduksi IAA. Dengan demikian, secara alami dalam kondisi normal,
jumlah IAA yang diproduksi di lingkungan rizosfir sangat rendah atau sebagian dari IAA yang
diproduksi berlebihan didegradasi oleh mikroba rizosfir .

Selain itu air juga merupakan kebutuhan pokok bagi semua tanaman juga merupakan
bahan penyusun utama dari pada protoplasma sel. Di samping itu, air adalah komponen utama
dalam proses fotosintesis, pengangkutan assimilate hasil proses ini kebagianbagian tanaman
hanya dimungkinkan melalui gerakan air dalam tanaman. Dengan peranan tersebut di atas,
jumlah pemakaian air oleh tanaman akan berkorelasi posistif dengan produksi biomase tanaman,
hanya sebagian kecil dari air yang diserap akan menguap melalui stomata atau melalui proses
transpirasi. air dalam tanaman berkisar antara 80-90 persen dari berat kering tanaman. Persentase
ini akan menjadi lebih besar lagi pada bagian-bagian tanaman yang sedang aktif tumbuh.
Penyerapan air (water absorbtion) oleh akar ini sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan
yaitu air yang tersedia dalam tanah, temperature tanah, aerasi tanah dan konsentrasi larutan
tanah.

Kekurangan air (water deficit) akan mengganggu keseimbangan kimiawi dalam tanaman
yang berakibat berkurangnya hasil fotosintesis atau semua prosesproses fisiologis berjalan tidak
normal. Apabila keadaan ini berjalan terus, maka akibat yang terlihat, misalnya tanaman kerdil,
layu, produksi rendah, kualitas turun dan sebagainya.
Dalam fisiologi tanaman, air merupakan hal yang sangat penting, peranan air dalam
pertumbuhan dan perkembangan tanaman antara lain yaitu :

1) Air merupakan bahan penyusun utama dari pada protoplasma. Kandungan air
yang tinggi aktivitas fisiologis tinggi sedang kandungan air rendah aktivitas
fisiologisnya endah
2) Air merupakan reagen dalam tubuh tanaman, yaitu pada proses fotosintesis.
3) Air merupakan pelarut substansi (bahan-bahan) pada berbagai hal dalam reaksi-
reaksi kimia
4) Air digunakan untuk memelihara tekanan turgor.
5) Sebagai pendorong pross respirasi, sehingga penyediaan tenaga meningkat dan
tenaga ini digunakan untuk pertumbuhan. 6. Secara tidak langsung dapat
memelihara suhu tanaman.

Untuk mencukupi kebutuhannya, tanaman mengambil air dari tanah, tetapi tidak semua
air yang berada dalam tanah dapat digunakan oleh tanaman. Air di dalam tubuh tanaman terdapat
disemua sel dan jaringan yang kadarnya berbeda-beda tergantung pada jenis sel, jenis jaringan
dan jenis tumbuhan. Yang penting yaitu bukan banyaknya ir di dalam tubuh tanaman, tetapi
status (water status) keseimbangan antara penyerapan dan penguapan, dan berapa air itu ada
dalam fase-fase pertumbuhan tanaman.

Kekurangan air akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil, perkembangannya menjadi


abnormal. Kekurangan yang terjadi terus menerus selama periode pertumbuhan akan
menyebabkan tanaman tersebut menderita dan kemudian mati. Sedang tanda-tanda pertama yang
terlihat ialah layunya daun-daun. Peristiwa kelayuan ini disebabkan karena penyerapan air tidak
dapat mengimbangi kecepatan penguapan air dari tanaman. Jika proses tranepirasi ini cukup
besar dan penyerapan air tidak dapat mengimbanginyha, maka tanaman tersebut akan mengalmi
kelayuan sementara (transcient wilting), sedang tanaman akan mengalami kelayuan tetap, apabila
keadaan air dalam tanah telah mencapai permanent wilting percentage. Tanaman yang cukup air,
stomata dapat dipertahankan selalu membuka untuk menjamin kelancaran pertukaran gas-gas di
daun termasuk CO2 yang berguna dalam aktivitas fotosisntesis, aktivitas yang tinggi menjamin
pula tingginya kecepatan pertumbuhan tanaman.

Daftar Pustaka :

Rahni,N,M. 2012. EFEK FITOHORMON PGPR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea
mays). Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah. Agroteknologi Universitas Haluoleo.
Vol. 3 No. 2 Juni 2012.

Anda mungkin juga menyukai