Anda di halaman 1dari 4

LEARNING JOURNAL NASIONALISME

Pelatihan Dasar CPNS Golongan II


BPSDM Prov. Kalimantan Tengah 2021

Angkatan : II Kelompok 4
Nama : Thio Gifarno, A.Md. Rad
NDH : 35
Instansi : Pemerintah Kota Palangka Raya
Tutor : Ade Setiadi, ST., M.Si

A. Pokok Pikiran
Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat pada suatu bangsa yang
mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan
demikian masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam
terhadap bangsa itu sendiri.
Prinsip-prinsip Nasionalisme adalah sebagai berikut:
a. Hasrat untuk mencapai kesatuan,
b. Hasrat untuk mencapai kemerdekaan,
c. Hasrat untuk mencapai keaslian, dan
d. Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa.
Sebagai ASN, Nasionalisme dapat diterapkan sesuai dengan fungsi yang tertuang pada
UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN pasal 10, sebagai berikut :
1. Kebijakan publik,
2. Pelayanan publik, dan
3. Sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Sementara ASN memiliki tugas yang tertera pada UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN
pasal 11 yaitu :
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
2. Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, dan
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Dari fungsi dan tugas ASN yang sudah disebutkan di atas, maka ASN harus menempatkan
kepentingkan publik, bangsa dan negara diatas kepentingan lainnya serta Naisonal diatas
kepentingan pribadi maupun golongan. Kedua, ASN harus bersikap adil, tidak diskriminatif,
professional dan berintegritas dalam melakasanakan pelayanan publik tanpa berharap imbalan
dari publik, dikarenakan ASN sudah harus siap untuk mengabdi pada negara. Dan ketiga,
ASN harus bersikap netral dan tidak ikut serta dalam politik praktis agar ASN dapat menjaga
kedaulatan negara dan menjadi pemersatu bangsa serta mengupayakan situasi yang aman dan
kondusif di seluruh Indonesia.

Profil Tokoh

Nama : Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin /


Sultan Syarif Kasim II
Tempat Lahir : Siak Sri Inderapura
Tanggal Lahir : 1 Desember 1893
Kebangsaan : Indonesia

Sultan Siak Sri Inderapura 12

Tokoh yang menurut saya yang menjadi inspirasi saya sebagai seorang ASN dalam
penerapan nilai Nasionalisme adalah Sultan Syarif Kasim II. Beliau dinobatkan sebagai
Sultan pada umur 21 tahun menggantikan ayahnya Sultan Syarif Hasyim. Sultan Syarif Kasim
II merupakan seorang pendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tidak lama setelah
proklamasi dia menyatakan Kesultanan Siak sebagai bagian wilayah Indonesia, dan dia
menyumbang harta kekayaannya sejumlah 13 juta gulden untuk Pemerintah Republik (setara
dengan 151 juta gulden atau € 69 juta euro pada tahun 2011). Tak hanya itu, Syarif Kasim II
juga tidak segan-segan menyerahkan mahkota dan nyaris seluruh kekayaannya. Ini dilakukan
sebagai penegas bahwa Kesultanan Siak Sri Inderapura yang dipimpinnya meleburkan diri ke
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bersama Sultan Serdang dia juga
berusaha membujuk raja-raja di Sumatra Timur lainnya untuk turut memihak republik.
Syarif Kasim II mendirikan sekolah dasar untuk mengimbangi Hollandsch-Inlandsche
School (HIS) milik Belanda yang hanya menerima murid dari kalangan tertentu. Sultan ingin
agar seluruh anak-anak dari berbagai lapisan masyarakat bisa mengenyam pendidikan yang
baik. Sekolah Dasar pertama di Riau itu menjalankan kurikulum yang memadukan unsur
agama (Islam) dan Nasionalisme, termasuk mengajarkan ilmu-ilmu pengetahuan umum.
Maka berdirilah Madrasah Taufiqiyah al Hasyimiah pada 1917.
Dari pemaparan tersebut terlihat bagaimana Sultan Syarif Kasim II menerapkan prinsip-
prinsip dasar Nasionalisme yaitu bersedia mengutamakan kepentingan umum diatas
kepentingan pribadi dimana beliau mendirikan sekolah dan fasilitas pelatihan kemiliteran,
serta menyerahkan hampir seluruh harta kekayaan nya untuk masyarakat luas dan demi
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sumber : https://tirto.id/ketika-sultan-siak-menyerahkan-seluruh-hartanya-untuk-republik-
cB4p

B. Penerapan Nilai-nilai
Nasionalisme adalah sebuah rasa yang ada didalam hati warga negara Indonesia untuk
selalu mencintai tanah air dan memegang teguh Pancasila dimanapun dan kapanpun yang
ditunjukan melalui perilaku dan tindakan. Penerapan Nasionalisme dapat dilakukan misalnya
dalam pelayanan kesehatan. Sebagai seorang tenaga medis, nilai-nilai Nasionalisme secara
utuh dapat diterapkan mulai dari sikap Nasionalisme yang didasari penerapan sila pertama
sampai sila ke lima. Melayani pasien dengan baik, menghargai suku agama yang di anut oleh
pasien sehingga tidak membeda-bedakan dalam memberikan pelayanan.
1. Sebagai Pelaksana Kebijakan Publik saya harus bertanggung jawab atas peraturan
maupun tugas yang diberikan oleh pimpinan saya sesuai peraturan dan tupoksi saya
sebagai Tenaga Medis. Contohnya Direktur Rumah Sakit saya telah menetapkan
peraturan bahwa setiap hari kamis, kami di wajibkan menggunakan pakaian batik khas
Kalimantan Tengah maka dari itu saya wajib mengikuti peraturan tersebut sebagai
bentuk rasa Nasionalisme. Menjalankan perintah Presiden untuk selalu mematuhi
protokol kesehatan di masa pandemi seperti sekarang ini serta memberikan 100%
profesionalitas kerja saya dalam pelayanan kesehatan untuk menekan laju bahkan
memotong mata rantai pandemi Covid19 di Indonesia sesuai tupoksi saya sebagai
tenaga medis.
2. Sebagai Pelayan Publik saya wajib mengedepankan aspek sopan santun, toleran, dan
saling tolong-menolong. Contohnya dengan melayani pasien dengan sama rata tidak
membeda-bedakan ras, suku, golongan dan agama, pasien yang berkunjung ke Rumah
Sakit, tidak membocorkan rahasia atau catatan kesehatan pasien kepada orang lain
secara sembarangan, serta bisa menjadi figur teladan bagi masyarakat demi terciptanya
kesehatan yang prima.
3. Sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa, dalam memberikan pelayan medis kita tidak
hanya bergantung pada profesi kita sendiri tapi juga dengan profesi lain di lingkungan
Rumah Sakit seperti dokter, perawat, bidan, satpam, hinggan clining service sehingga
terciptanya pelayanan kesehatan yang baik. Maka dari itu saya harus selalu menghargai
setiap profesi lain dilingkungan saya bekerja tentunya dengan tidak membeda-bedakan
dalam bersosialisasi. Selalu menerima pendapat dan masukan dari profesi lain dalam
memberikan tindakan medis kepada pasien guna tercapai penanganan medis yang tepat
dan akurat.
Dengan adanya Nasionalisme di dalam diri kita maka kita bisa menghargai segala
perbedaan yang ada dalam berbangsa dan bernegara, serta selalu mengutamakan kepentingan
umum diatas kepentingan pribadi. Sehingga tercapainya pelayanan kesehatan yang baik pada
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai