NIM : 1802110579
Materi : Perencanaan audit kinerja ( pemahaman atas auditee, penetapan tujuan dan
lingkup audit
Pertemuan ke - : 4
A. Pokok Pikiran
Pemahaman yang objektif dan komprehensif sangat membantu untuk mempertajam tujuan audit
serta mengidentifikasikan isu-isu kritis dan penting sehingga audit dapat dilaksanakan secara
lebih ekonomis, efisien dan efektif. Selain itu ntuk membantu mencegah dihasilkannya temuan
yang menyesatkan dan untuk memastikan bahwa penggunaan sumber daya audit memberikan
manfaat yang maksimal
Dalam entry meeting auditor harus mampu membangun kesamaan persepsi dengan auditee agar
terjalin kerja sama yang baik. Dengan bekerja sama, diharapkan auditee akan banyak membantu
dalam memberikan informasi yang dibutuhkan selama pelaksaan audit.
Gambaran umum entitas adalah segala informasi yang terkait dengan entitas, yang dapat
memberikan gambaran secara utuh mengenai entitas. Informasi mengenai gambaran umum
entitas mencakup hal-hal sebagai berikut:
Pemahaman atas input, proses dan output entitas dimaksudkan agar auditor dapat memahami
proses pelayanan yang diberikan oleh entitas, sumber daya yang digunakan sebagai input,
bagaimana sumber daya tersebut diproses untuk menghasilkan output dan output apa (berupa
barang atau jasa) yang dihasilkan dari proses produksi tersebut.
3. Informasi lain
Informasi lain yang berkaitan dengan entitas untuk melengkapi dua jenis informasi
sebelumnya, antara lain:
Dalam rangka memahami entitas, salah satu cara yang dilakukan auditor adalah dengan
memahami sistem pengendalian internal yang memiliki komponen seperti :
Lingkungan Pengendalian
Penaksiran Risiko
Aktivitas Pengendalian
Informasi dan Komunikasi
Pemantauan
Beberapa jenis model informasi yang dapat disajikan dalam bentuk angka-angka, kata-kata, atau
gambar-gambar sebagai simbol adalah :
Pemilihan cara-cara menguraikan informasi bergantung pada pertimbangan auditor dan keadaan
yang paling sesuai dengan cara-cara tersebut. Adapun beberapa pertimbangan dalam memilih
cara menguraikan informasi, yaitu:
1. Uraian tertulis lebih tepat untuk menyampaikan informasi yang bersifat analitis.
2. Fotokopi dokumen lebih tepat apabila auditor menganggap bahwa informasi yang
terkandung di dalamanya sudah mewakili dan tidak memerlukan penjelasan terlalu
banyak.
3. Rekaman lebih sesuai apabila auditor mempunyai waktu singkat, sedangkan ia ingin
memperoleh seluruh informasi yang diberikan oleh seseorang.
4. Pengambilan gambar kondisi fisik lebih sesuai digunakan untuk menggambarkan tata
urutan dan dapat disajikan langsung dalam laporan audit.
Tujuan audit (audit objective) berkaitan dengan alasan dilaksanaknnya suatu audit. Tujuan audit
kinerja harus benar-benar dipertimbangkan dan dinyatakan secara jelas. Pada audit kinerja,
penetapan tujuan audit diawali dengan menetapkan tujuan audit sementara (tentative audit
objective – TAO). TAO didasarkan pada informasi umum yang diperoleh ada saat pemahaman
entitas. Kemudian TAO akan disempurnakan menjadi tujuan audit tetap (firm audit objective –
FAO). TAO dapat berupa evaluasi atas hasil kinerja manajemen dengan aspek 3E sedangkan
FAO dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengujian terperinci.
b. Lingkup Audit
Lingkup audit (audit scope) merupakan batasan dari suatu audit. Lingkup audit memberikan
batasan bidang atau kegiatan yang akan diaudit, periode waktu yang diaudit, lokasi jenis kajian
dan jenis investigasi yang akan dilakukan.
B. Contoh Kasus
"Hasil pemeriksaan menunjukkan masih terdapat permasalahan signifikan yang harus menjadi
perhatian Kementerian ESDM untuk segera diperbaiki," kata Pimpinan Pemeriksaan Keuangan
Negara IV BPK Isma Yatun dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Pemeriksaan BPK, lanjut dia, selaras dengan upaya untuk mencapai pembangunan berkelanjutan
dengan memastikan akses terhadap energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern
bagi semua.
Pertama, pemeriksaan terhadap Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) minyak
dan gas bumi tahun 2019.
Dalam laporan itu, BPK memberikan sejumlah catatan mulai dari penetapan tarif dan review tarif
pengangkutan gas bumi berlarut-larut dan penerapan tarif pengangkutan belum sesuai ketentuan,
hingga aplikasi pada Direktorat BBM dan Direktorat Gas Bumi yang masih belum terintegrasi.
"Validitas dan reliabilitas data yang ada dalam aplikasi masih kurang memadai karena tidak
update," kata Isma Yatun
Kedua, pemeriksaan BPK terhadap dana perkebunan kelapa sawit untuk penyediaan dan
pemanfaatan bahan bakar nabati jenis biodiesel pada 2018 hingga semester pertama 2020.
Dalam laporan itu, BPK menggarisbawahi denda sanksi administrasi dari kegiatan penyaluran
bahan bakar nabati tahun 2018 yang belum diterima senilai Rp821,88 miliar dan potensi denda
tahun 2019-2020 senilai Rp400,17 miliar.
Selanjutnya, pola distribusi penetapan ongkos angkutan biodiesel murni yang telah ditetapkan
oleh Kementerian Keuangan juga belum mendapatkan jaminan kualitas ketepatan waktu,
ketersediaan stok, serta memperoleh harga yang lebih menguntungkan bagi negara.
Ketiga, pemeriksaan BPK terhadap pengelolaan PNBP dan perizinan mineral batu bara tahun
2019.
Dalam laporan pemeriksaan tersebut, BPK memberikan catatan tentang areal terganggu pada
kawasan hutan untuk kegiatan pertambangan dan sarana prasarana penunjang tiga perusahaan
belum didukung Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) seluas 1.021,75 hektare dengan
potensi PNBP Penggunaan Kawasan Hutan senilai Rp82,46 miliar.
Selain itu, penerimaan PNBP tahun 2019 dari 10 perusahaan mineral batu bara dianggap masih
kurang, yakni hanya senilai 34,77 juta dolar AS dan Rp205,38 miliar.
Keempat, BPK memeriksa kinerja atas efektivitas kegiatan pembangunan jaringan gas kota dan
stasiun pengisian bahan bakar gas tahun 2015 hingga semester pertama 2020.
Dalam laporan pemeriksaan tersebut, BPK menyatakan bahwa Kementerian ESDM belum
memiliki peta jalan yang jelas dan terukur dalam upaya percepatan pemanfaatan gas alam untuk
sektor rumah tangga, pelanggan kecil, dan transportasi.
Kemudian, aktivitas monitoring dan evaluasi dalam kegiatan pembangunan jaringan gas dan
SPBG belum dapat menilai outcome untuk mendukung tujuan pemerintah dalam pemanfaatan
gas alam pada sektor rumah tangga, pelanggan kecil, dan transportasi.
Salah satu program prioritas nasional dalam RPJMN 2020-2024 adalah memperkuat ketahanan
ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan.
"Keempat pemeriksaan BPK tersebut dilakukan untuk mendukung pencapaian target nasional
terutama program prioritas pemenuhan kebutuhan energi dengan mengutamakan peningkatan
energi baru dan terbarukan, penguatan pilar pertumbuhan, serta daya saing ekonomi," ujar Isma
Yatun.
Sumber : https://www.google.com/amp/s/m.antaranews.com/amp/berita/2077942/bpk-
memberikan-empat-catatan-dalam-audit-kinerja-kementerian-esdm