NIM : 1802110579
Pertemuan ke - : 7
Pokok Pikiran
SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraph 03 mendefinisikan kertas kerja sebagai berikut: "Kertas
kerja adalah catatan-catatn yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur audit yang
ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan simpulan yang
dibuatnya sehubungan dengan auditnya." Contoh kertas kerja adalah program audit hasil
pemahaman terhadap pengndalian intern, analisis, memorandum, surat konfirmasi, representasi
klien, ikhtisar dari dokumen-dokumen perusahaan, dan daftar atau komentar yang dibuat atau
diperoleh auditor. Data kertas kerja dapat disimpan dalam pita magetik, film, atau media yang
lain.
Kertas kerja audit (KKA) merupakan penghubung antara pelaksanaan dan pelaporan audit
dimana KKA memuat bukti-bukti dan analisis bukti untuk mendukung temuan, simpulan dan
rekomendasi audit.
Menurut SPKN, hal-hal yang harus dimuat dalam kertas kerja audit adalah:
Tujuan, lingkup, metodologi audit, termasuk kriteria pengambilan uji petik yang
digunakan
Dokumentasi pekerjaan yang dilakukan untuk mendukung temuan signifikansi dan
pertimbangan profesional
Bukti tentang review pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan dan
Penjelasan auditor mengenai standar yang tidak diterapkan, apabila ada, beserta alasan
dan akibatnya
B. Manfaat Penyusunan KKA
Kertas kerja harus menggambarkan kegiatan audit yang meliputi prosedur yang ditempuh
auditor, pengujian yang dilakukan serta metode yang digunakan, informasi yang diperoleh, dan
simpulan.
D. Karakteristik KKA
Kertas kerja audit yang disusun oleh auditor bukan merupakan kumpulan dari dokumen-
dokumen yang dianggap penting oleh auditor. Berikut ini adalah karakteristik yang harus
dipenuhi dalam menyusun KKA :
Kertas kerja harus memberikan dukungan yang cukup dan memadai terhadap temuan, simpulan
dan rekomendasi.
Tujuan pembuatan kertas kerja audit harus dijelaskan sehingga orang yang mengerti maksud dan
tujuan audit.
Semua orang yang menggunakan kertas kerja dapat memahami tujuan, sifat, dan lingkup
pekerjaan yang dilakukan serta simpulan yang dicapai. Kertas kerja harus berisi pula ringkaan,
indeks dan cross reference dari dokumen.
5. Mudah Dipersiapkan
7. Relevan
Informasi yang terdapat dalam kertas kerja audit harus dibatasi hanya untuk hal yang relevan,
secara material penting, mendasar, dan berguna untuk tujuan yang ditetapkan dalam audit.
8. Terstruktur
Kertas kerja audit harus diorganisasikan dan menunjukkan struktur yang konsisten.
9. Mudah diakses
Kertas kerja audit dapat diakses dengan mudah selain dalam bentuk paperless tetapi juga e-
working paper.
Kertas kerja audit digunakan untuk dasar review oleh pihak internal, eksternal dan pihak
berwenang lainnya.
Terdapat beberapa prinsip umum dalam penyusunan kerta kerja audit, yaitu :
Daftar indeks kertas kerja audit memuat nomor indeks kertas kerja audit. Indeks kertas kerja
audit dapat dibagi menjadi :
Lembar kertas kerja audit utama merupakan lembar yang digunakan untuk mencatat proses dan
hasil audit yang biasanya memuat informasi sebagai berikut:
Tujuan audit
Langkah-langkah audit
Hasil audit
Simpulan
Lembar review kertas kerja audit digunakan oleh ketua tim audit untuk me-review pekerjaan
anggota tim.
4. Dokumen Pendukung
Dokumen pendukung lembar kertas kerja audit digunakan untuk mendukung hasil audit yang
dituangkan dalam lembar kertas kerja audit.
Contoh Kasus
OBSERVASI KERTAS KERJA PEMERIKSAAN DAN TEMUI STAKEHOLDERS BPK,
SAI POLANDIA, NORWEGIA DAN ESTONIA SELESAIKAN FIELD WORK II PEER
REVIEW BPK TAHUN 2019
24 Mei 2019
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Moermahadi Soerja Djanegara melakukan pertemuan
akhir dari Field Work II dengan Tim Peer Review BPK Tahun 2019, yang terdiri dari Piotr
Prokopczyk, Iwona Zyman, Kamila Zyndul, Jaanus Kasendi dan Ingvild Gulbrandsen, di Kantor
Pusat BPK, Jakarta pada Jumat (24/5). Field Work II merupakan tahap ketiga dari Rangkaian
kegiatan Peer Review BPK Tahun 2019. Kali ini giliran BPK Perwakilan Provinsi Bali dan
Kantor Pusat BPK yang menjadi sampel.
Ketua BPK menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan Tim Peer Review dalam menilai
sistem pengendalian mutu BPK melalui pelaksanaan Peer Review, yang dalam pelaksanaannya
menggunakan kerangka penilaian Supreme Audit Institution Performance Measurement
Framework (SAI PMF). Selain itu, Ketua BPK juga berharap hasil Peer Review ini dapat
bermanfaat bagi BPK dalam menyusun Renstra BPK periode 2020 – 2024, untuk kemudian
dapat menjadi pedoman BPK dalam menjalankan perannya yaitu memberikan nilai tambah bagi
rakyat Indonesia melalui pemeriksaan keuangan negara yang berkualitas. Dalam pertemuan
tersebut, Ketua BPK didampingi oleh Anggota II BPK, Agus Joko Pramono beserta para pejabat
Eselon I.
Field Work II diawali pada Senin (20/5), Tim Peer Review telah melakukan pertemuan dan
berdiskusi dengan Kepala Perwakilan dan Tim Pemeriksa pada BPK Perwakilan Provinsi Bali.
Tim Peer Review kemudian bertolak ke Jakarta untuk melanjutkan penelaahan di Kantor Pusat
BPK. Dalam dua hari (selasa dan Rabu, 21 dan 22 Mei), Tim Peer Review berdiskusi dengan
para pemeriksa di Kantor Pusat BPK guna mendalami tahapan proses pemeriksaan, yang terdiri
dari perencanaan hingga pelaporan pemeriksaan.
Tidak hanya dengan internal BPK, Tim Peer Review juga berdiskusi dengan pemangku
kepentingan BPK, yaitu Kementerian Keuangan dan Kementerian Pemberdayaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB). Tim Peer Review mengunjungi Kementerian
Keuangan pada Kamis (23/5), dengan didampingi oleh Inspektur Utama, Ida Sundari beserta
jajarannya dan perwakilan dari Biro Keuangan BPK. Dalam kesempatan tersebut, Tim Peer
Review dan rombongan BPK bertemu dengan Wakil Menteri Keuangan, Mardiasmo beserta
jajaran yang terkait.
Selanjutnya pada Jumat (24/5), Tim Peer Review menyambangi KemenPAN-RB dengan
didampingi oleh Kepala Badan Diklat PKN BPK, Hery Subowo, pejabat Inspektorat Utama dan
perwakilan dari Biro SDM BPK. Tim peer review diterima oleh Dwi Wahyu Atmaji, Sekretaris
KemenPAN-RB beserta jajaran terkait. Dua topik utama yang dibahas dalam kedua pertemuan
tersebut adalah komunikasi pemeriksaan dari mulai tahap perencanaan sampai dengan tindak
lanjut untuk tiga jenis pemeriksaan BPK, serta kemandirian anggaran dan kemandirian SDM
BPK.
Rangkaian akhir dari kegiatan Peer Review ini akan dilanjutkan dengan kegiatan penyerahan
laporan Peer Review oleh Presiden NIK Polandia kepada Ketua BPK, yang rencananya akan
dilaksanakan di Jakarta pada bulan Agustus 2019.
Sumber : https://www.bpk.go.id/news/observasi-kertas-kerja-pemeriksaan-dan-temui-
stakeholders-bpk-sai-polandia-norwegia-dan-estonia-selesaikan-field-work-ii-peer-review-bpk-
tahun-2019