Anda di halaman 1dari 3

Nama : Randi

NIM : 1802110579

Mata Kuliah : Audit Manajemen Sektor Publik

Materi : Perencaan audit kinerja ( Penyusunan Program Audit/Audit Program)

Pokok Pikiran

A. PENGERTIAN PROGRAM PENGUJIAN TERINCI


Merupakan suatu keharusan bagi auditor untuk mengorganisasi pekerjaannya sedemikian rupa
sehingga audit dapat dilaksanakan secara ekonomi, efisien, dan efektif. Pengorganisasian
tersebut dilakukan dengan membuat program pengujian terinci.
Pembuatan program pengujian terinci merupakan titik kulminasi dalam tahap perencanaan audit
kinerja. Sebagai langkah akhir dalam perencanaan, pembuatan program pengujian terinci
merupakan penghubung antara tahap perencanaan dan pelaksanaan audit kinerja.

Terdapat beberapa istilah umum yang digunakan dalam program pengujian terinci sebagai
berikut.
1. Program audit adalah pedoman dalam tahap pelaksanaan audit. Program audit menjabarkan
prosedur terinci untuk melaksanakan audit.
2. Teknik audit mengacu pada teknik yang digunakan auditor untuk mengumpulkan data.
Contohnya antara lain review dokumen, wawancara, kuesioner, analisis data, dan observasi fisik.
3. Prosedur audit adalah langkah, pengujian, instruksi, dan rincian yang termasuk dalam
program audit untuk dilaksanakan secara sistematis dan masuk akal.

B. Tujuan dan manfaat penyusunan program pengujian terinci

Penyusunan program pengujian terinci memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut:

1. Menetapkan hubungan yang jelas antara tujuan audit,metodologi audit,dan kemungkinan


kemungkinan pekerjaan lapangan yang harus dikerjakan.

2. Mengidentifikasi dan mendokumentasi prosedur-prosedur audit yang harus dilakukan

3. Memudahkan supervise dan review

4. Membantu dalam pengambilan bukti yang cukup,dapat diandalkan,dan relevan untuk


mendukung opini pendapat atau simpulan audit serta mencapai tujuan audit.
C. Langkah langkah penyusunan program pengujian terinci

Bentuk dan isi program pengujian terinci bervariasi antara audit yang satu dengan audit yang
lain. Tingkat keterincian program pengujian terinci dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
kompleksitas permasalahan yang diaudit, luas pekerjaan audit, dan tingkatan staf yang
melakukan audit. Sebagai contoh, audit yang dilaksanakan di beberapa lokasi atau audit yang
dilaksanakan oleh staf junior, program audit harus terinci. Aksesibilitas manajemen untuk
diaudit, dalam arti tingkat kemudahan untuk berkomunikasi dengan pihak manajemen dan
sensitivitas area yang diaudit akan memengaruhi bagaimana program pengujian terinci
dikembangkan dan diterapkan. Langkah-langkah penyusunan program pengujian terinci adalah
sebagai berikut.

1. Memahami istilah baku. Auditor harus mempunyai pemahaman yang memadai terhadap
istilah-istilah baku sebelum membuat program audit, terutama yang berkaitan dengan teknik dan
prosedur audit.

2. Menetapkan pendekatan audit. Audit kinerja bersifat fleksibel dan membutuhkan


kreativitas. Pendekatan yang digunakan juga tidak sama antara audit kinerja yang satu dan
lainnya, dalam arti pendekatan dalam audit kinerja bukanlah "one-size-fits-all'. Seperti halnya
kriteria audit, secara umum terdapat dua pendekatan dalam penyusunan program pengujian
terinci, yaitu pendekatan proses dan pendekatan hasil.

3. Memfokuskan pada pembuktian kriterua audit yang telah ditetapkan.Dengan kata


lain,penyusunan program pengujian terinci dibatasi dari hal-hal di luar kriteria atau hal-hal yang
kurang penting.untuk itu,program pengujian terinci sebaiknya:

a. mampu mengidentifikasii asepek audit yang penting


b. diatur berdasarkan informasi pendukung yang jelas dan akurat
c. mampu menjadi pedoman dalam pelaksanaan pengujian secara efektif
d. mampu membantu dalam pengambilan bukti yang cukup
e.Relevan dan dapat dipercaya untuk mendukung opini atau keputusan audit
f. mendukung tujuan audit

4. Menetapkan prosedur audit yang tepat. Sebagai bagian dari program pengujian terinci,
prosedur audit yang baik harus:
a. berkaitan dengan tujuan dan kriteria audit, yaitu dapat membantu mengumpulkan bukti relevan
yang akan memaksimalkan dampak audit;
b. dinyatakan dengan jelas dan dirinci secara memadai sehingga dapat dimengerti oleh auditor;
c. disusun secara logis sehingga audit dapat dilaksanakan dengan efisien; d. berbentuk metode
pengumpulan bukti yang efisien tanpa pengujian yang berlebih, di samping mempertimbangkan
audit terkait sebelumnya.
d. Penyusunan prosedur audit dapat didasarkan pada pertanyaan pertanyaan riset untuk setiap
tujuan khusus pada masing-masing area kunci. Pertanyaan-pertanyaan riset (research questions)
adalah suatu daftar yang memuat pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan untuk mendapatkan
jawaban guna memastikan suatu kondisi tertentu.

5. Menetapkan format program audit. Konsep program pengujian terinci disusun oleh ketua
tim audit yang bersangkutan dengan dibantu oleh anggota tim. Program audit terinci sebaiknya
berisi informasi berikut:
a. dasar penyusunan program, yaitu rencana kegiatan audit tahunan, kebijakan, atau arahan
khusus pimpinan;
b. standar audit yang digunakan;
c. entitas yang diaudit, termasuk nama dan lokasi entitas;
d. tahun anggaran yang diperiksa
e. identitas dan gambaran umum entitas yang diaudit, yang memuat: organisasi, uraian kegiatan,
tujuan, jumlah anggaran, dan sistem pengendalian manajemen;
f. alasan audit, yaitu menguraikan informasi mengenai masalah yang ditemukan dalam kegiatan
survei untuk dikaji lebih mendalam;
g. tujuan audit, termasuk menguraikan lingkup audit, yaitu untuk menilai ekonomi, efisiensi, dan
efektivitas kegiatan/program.
h. sasaran audit, memuat kegiatan atau fungsi entitas yang diaudit, yang masalahnya ditemukan
dalam audit pendahuluan;

Anda mungkin juga menyukai