Anda di halaman 1dari 19

Nama : Amalia Husna

NIM : 2014401039
Kelas : Reguler 1 Tingkat 2 DIII Keperawatan
MATA KULIAH : Keperawatan Medikal Bedah 1
Dosen Matakuliah : Tori Rihiantoro, S.Kp., M.Kep

TOPIK: KAJIAN PENYAKIT ENDEMIK

Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan

Pada akhir pembelajaran pokok bahasan ini mahasiswa mampu :


1. Menjelaskan definisi dari penyakit-penyakit endemis: Flu burung, SARS, MERS-CoV &
Covid-19.
2. Menjelaskan epidemiologi/prevalensi penyakit-penyakit endemis: Flu burung, SARS, MERS-CoV
& Covid-19. di Indonesia dan dunia.
3. Menjelaskan penyebab terjadinya penyakit-penyakit endemis: Flu burung, SARS,
MERS-CoV & Covid-19.
4. Menjelaskan tanda, gejala dan hasil pemeriksaan penunjang pada penyakit-penyakit
endemis: Flu burung, SARS, MERS-CoV & Covid-19.
5. Menjelaskan rantai penyebaran/penularan penyakit-penyakit endemis: Flu burung, SARS,
MERS-CoV & Covid-19.
6. Menjelaskan pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit endemis: Flu burung,
SARS, MERS-CoV & Covid-19.
Perintah

Isilah kolom / kotak di bawah ini dengan jawaban yang benar sesuai dengan tugas atau
pertanyaannya!

1. Jelaskan definisi dan penyebab dari penyakit-penyakit endemis: Flu burung, SARS, MERS-
CoV & Covid-19.

Penyakit Definisi Penyebab


Flu Burung Flu burung merupakan flu yang ditularkan burung ke Penyebaran virus flu burung
manusia. Dalam dunia medis flu burung juga dikenal ini mulanya hanya menyebar
dengan sebutan avian influenza. Flu burung sendiri antar unggas (liar maupun
disebabkan oleh virus H5N1 atau H7N9. Jangan peternakan). Namun, virus
menganggap remeh penyakit ini, sebab infeksi virus ini ini ini lama-kelamaan bisa
bisa berujung pada kematian bila tidak ditangani bermutasi menjadi beberapa
dengan tepat. turunan. Virus yang
bermutasi inilah yang
https://www.halodoc.com/kesehatan/flu-burung
akhirnya bisa menulari
manusia. Beberapa turunan
virus tersebut di antaranya

adalah H5N1, H7N7, H9N2,


H5N6, H6N1, H7N9, dan
H10N8.

Dari beragam virus turunan


tersebut, hingga kini hanya
dua jenis yang mewabah dan
menyebabkan tingginya
angka kematian, yaitu H5N1
dan H7N9.

Penyakit ini sangat mudah


menular, terutama bagi
mereka yang berkontak
langsung dengan unggas
yang sudah terinfeksi. Di
samping itu, penularan flu
burung juga bisa melalui
terhirupnya debu atau
kotoran unggas sakit dan
mengonsumsi daging unggas
yang tak dimasak hingga
matang sempurna. 

SARS SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah Penyebabnya adalah


infeksi saluran pernapasan berat disertai dengan gejala coronavirus.SARS
saluran pencernaan yang disebabkan oleh coronavirus. ditularkan melalui kontak
dekat, misalnya pada waktu
https://www.halodoc.com/kesehatan/sars
merawat pengidap, tinggal
satu rumah dengan atau
kontak langsung dengan
sekret/cairan tubuh dari
pengidap suspect atau
probable. Diduga cara
penyebaran utamanya adalah
melalui percikan (droplets)
dan kemungkinan juga
melalui pakaian dan alat-alat
yang terkontaminasi.

MERS-Cov MERS (Middle East Respiratory Syndrome) adalah Penyebab MERS adalah
penyakit yang menyerang pernapasan yang terjadi betacoronavirus yang baru
akibat virus Corona yang menyerang saluran ditemukan. Coronavirus
pernapasan mulai dari yang ringan sampai berat. adalah virus terbesar dari
https://www.halodoc.com/kesehatan/mers semua jenis virus RNA.
Kemungkinan mekanisme
transmisi spesifik penyakit
ini adalah antara manusia
dan hewan sumber yang
belum diketahui dan dapat
terjadi penularan dari
manusia ke manusia.
Covid-19 Coronavirus atau disebut juga dengan virus Infeksi coronavirus
corona merupakan keluarga besar virus yang disebabkan oleh virus corona
mengakibatkan terjadinya infeksi saluran pernapasan itu sendiri. Kebanyakan
atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu virus corona menyebar
seperti virus lain pada
https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus
umumnya, melalui: 

 Percikan air liur


pengidap (batuk dan
bersin).

 Menyentuh tangan
atau wajah orang
yang terinfeksi.

 Menyentuh mata,
hidung, atau mulut
setelah memegang
barang yang terkena
percikan air liur
pengidap virus
corona. 

 Tinja atau feses


(jarang terjadi),

Khusus untuk COVID-19,
masa inkubasi belum
diketahui secara pasti.
Namun, rata-rata gejala
timbul antara 2–14 hari
setelah virus pertama masuk
ke dalam tubuh. Sementara
itu, metode transmisi
COVID-19 juga belum
diketahui dengan pasti.
Awalnya, virus corona jenis
COVID-19 diduga
bersumber dari hewan. Virus
corona COVID-19
merupakan virus yang
beredar pada beberapa
hewan, termasuk unta,
kucing, dan kelelawar. 

Sebenarnya, virus ini jarang


sekali berevolusi dan
menginfeksi manusia atau
menyebar ke individu
lainnya. Namun, kasus di
Tiongkok kini menjadi bukti
nyata kalau virus ini bisa
menyebar dari hewan ke
manusia. Bahkan, kini
penularannya bisa dari
manusia ke manusia.
2. Jelaskan penyebab berkembangnya penyakit-penyakit endemis: Flu burung, SARS, MERS-CoV
& Covid-19 di dunia dan di Indonesia!

Penyakit Penyebab
Flu Burung Flu burung adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus influenza tipe
A yang ditularkan oleh unggas ke manusia. Ada banyak jenis virus flu burung,
tetapi hanya beberapa yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.

Flu burung pernah mewabah di Asia, Afrika, Timur Tengah, serta beberapa
bagian Eropa, dan menyebabkan kematian pada sebagian penderitanya.
Menurut data badan kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO),
virus flu burung jenis H5N1 telah menjangkiti 861 orang di seluruh dunia dan
menyebabkan kematian pada 455 orang hingga tahun 2019.

Di Indonesia, kasus infeksi virus flu burung H5N1 pada manusia pertama kali
muncul pada tahun 2005. Menurut data yang dirilis Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, ada 200 laporan kasus dengan 168 kematian hingga tahun
2018.

https://www.alodokter.com/flu-burung
SARS Severe acute respiratory syndrome atau SARS adalah infeksi saluran
pernapasan yang disebabkan oleh SARS-associated coronavirus (SARS-CoV).
Gejala awalnya mirip dengan influenza, namun dapat memburuk dengan cepat.

Secara epidemiologi, severe acute respiratory syndrome (SARS) bermula di


China Selatan pada November 2002 kemudian menyebar ke Hongkong pada
Februari 2003. Setelah itu SARS menyebar dengan cepat ke seluruh dunia,
terutama negara-negara di Asia. World Health Organization (WHO) kemudian
mengumumkan SARS sebagai ancaman global tanggal 15 Maret 2003. Satu
bulan setelah WHO mengumumkan SARS sebagai ancaman global, 8 negara
melaporkan community transmission SARS yaitu Kanada, China, Hong Kong,
Taiwan, Inggris, Amerika Serikat, Vietnam dan Singapura. Data WHO tanggal
17 Maret 2003 baru mencatat 4 negara, yang kemudian meningkat menjadi 5
negara pada 19 Maret 2003 dan 6 negara pada 26 Maret 2003. Pada akhir
epidemi di Juni 2003, total kumulatif global untuk SARS adalah 8422 kasus
dengan 911 kematian (case fatality rate 11%).

Data epidemiologi SARS di Indonesia periode 1 Maret sampai 9 Juli 2003


mencatat 2 kasus probable dan 7 kasus suspect SARS. Tidak ada lagi kasus
SARS yang dilaporkan sejak saat itu sampai saat ini.

https://www.alodokter.com/sars
https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/severe-acute-
respiratory-syndrome-sars/epidemiologi
MERS-Cov Penyakit Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS CoV)
adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh coronavirus.
Penyakit ini menular dari unta ke manusia, serta dari manusia ke manusia.

Virus ini diketahui pertama kali menyerang manusia di Jordan pada April
2012, namun kasus yang pertama kali dilaporkan adalah kasus yang muncul di
Arab Saudi pada September 2012. Sampai saat ini, semua kasus MERS
berhubungan dengan riwayat perjalanan menuju, atau menetap, di negara-
negara sekitar Semenanjung Arab. KLB MERS terbesar yang terjadi di luar
Semenanjung Arab, terjadi di Republik Korea Selatan pada 2015. KLB
tersebut berhubungan dengan pelaku perjalanan yang kembali dari
Semenanjung Arab.

Penularan infeksi MERS dari manusia ke manusia hampir sebagian besar


terjadi di layanan kesehatan karena ada melalui kontak erat dengan kasus,
seperti merawat atau tinggal bersama orang yang terinfeksi. Penularan infeksi
MERS dari hewan ke manusia masih belum diketahui, hingga saat ini unta
cenderung menjadi reservoir utama untuk MERS, dan sumber hewan infeksi
pada manusia. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai factor risiko
penularan MERS dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia.

Indonesia dikhawatirkan akan menjadi negara yang terinfeksi MERS CoV.


Meskipun demikian, hingga saat ini belum ada warga Indonesia yang
terjangkit virus MERS CoV. Meskipun berbagai isu bermunculan terkait
pengidap MERS di Indonesia, Kemenkes menegaskan bahwa tidak ada
penderita MERS CoV di tanah air.

https://www.alodokter.com/mers
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/penyakit-virus/middle-east-respiratory-
syndrome-mers
https://iik.ac.id/blog/mers-penyakit-mematikan-selain-sars/
Covid-19 Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-
CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena
infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan
gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga
kematian. Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran
pernapasan, misalnya ketika berada di ruang tertutup yang ramai dengan
sirkulasi udara yang kurang baik atau kontak langsung dengan droplet.

Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan
pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019.
Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua
negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.

Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk


memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona.
Di Indonesia sendiri, pemerintah menerapkan kebijakan Pemberlakukan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk menekan penyebaran virus
ini.

Kasus positif Covid-19 di Indonesia pertama kali dideteksi pada tanggal 2


Maret 2020, ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara
Jepang. Pada tanggal 9 April, pandemi sudah menyebar ke 34 provinsi dengan
DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah sebagai provinsi paling terpapar
SARS-CoV-2 di Indonesia.
https://www.alodokter.com/virus-corona
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pandemi_Covid-19_di_Indonesiaonesia.

3. Sebutkan tanda dan gejala dari masing-masing penyakit-penyakit endemis: Flu burung,
SARS, MERS-CoV & Covid-19!

Penyakit Tanda dan gejala


Flu Burung Ketika seseorang terserang virus penyebab flu burung, maka dirinya akan
mengalami gejala yang beragam. Gejala yang timbul bisa ringan, bisa pula
parah yang bisa berpotensi membahayakan nyawa. Berikut beberapa gejala flu
burung yang mungkin dialami pengidapnya:

 Sakit perut.
 Demam tinggi.
 Sakit kepala.
 Nyeri otot.
 Gangguan pernapasan.
 Pendarahan gusi.
 Pendarahan hidung.
 Nyeri dada.

https://www.halodoc.com/kesehatan/flu-burung
SARS Gejala SARS diketahui berupa malaise, mialgia, demam, dan diikuti gejala
pernapasan berupa batuk disertai kesulitan bernapas. Gejalanya juga dapat
disertai dengan diare. Gejala-gejala ini memberat beberapa hari kemudian
disertai dengan viraemia, 10 hari setelah onset.

https://www.halodoc.com/kesehatan/sars
MERS-Cov MERS akan menimbulkan gejala yang mirip dengan flu biasa karena virus
penyebabnya sejenis. Beberapa gejala MERS yang akan terjadi, antara lain:

 Demam.
 Batuk-batuk.
 Napas pendek.
 Gangguan pencernaan, seperti diare, mual, dan muntah.
 Nyeri otot.

Tidak hanya itu, tanda-tanda pneumonia juga sering dialami oleh mereka yang
mengidap MERS. Karena tahap-tahap awal penyakit ini sangat mirip dengan
gejala flu, MERS termasuk penyakit yang sulit dideteksi. Kamu disarankan
untuk mewaspadainya dan segera memeriksakan diri jika mengalami gejala-
gejalanya.

Penting untuk diketahui juga bahwa MERS dengan tingkat keparahan yang
tinggi dapat memicu gagal organ, terutama ginjal dan syok sepsis. Oleh karena
itu, pengidapnya harus menerima perawatan medis darurat di rumah sakit.

https://www.halodoc.com/kesehatan/mers
Covid-19 Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Gejala
yang muncul ini bergantung pada jenis virus yang menyerang dan seberapa
serius infeksi yang terjadi. Berikut ini beberapa ciri-ciri awal corona:

 Hidung beringus.
 Sakit kepala.
 Batuk.
 Sakit tenggorokan.
 Demam.
 Merasa tidak enak badan.
 Hilangnya kemampuan indera perasa dan penciuman.

Hal yang perlu ditegaskan, beberapa virus corona dapat menyebabkan gejala
yang parah. Infeksinya dapat berubah menjadi bronkitis dan pneumonia
(disebabkan oleh COVID-19), yang mengakibatkan gejala seperti:

 Demam yang mungkin cukup tinggi bila pengidap mengidap


pneumonia.
 Batuk dengan lendir.
 Sesak napas.
 Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.
Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok individu tertentu.
Contohnya, orang dengan penyakit jantung atau paru-paru, orang dengan
sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan lansia. 

Beberapa pengidap COVID-19 juga mengalami gejala yang sebenarnya


bersifat ringan. Jadi, selalu waspada jika mengalami gejala yang tidak biasa
pada tubuh. 

https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus
4. Jelaskan rantai penyebaran/penularan penyakit-penyakit endemis: Flu burung, SARS,
MERS-CoV & Covid-19!

Penyakit Rantai Penularan


Flu Burung Flu burung dapat menular ketika seseorang melakukan kontak langsung
dengan unggas yang memiliki virus penyebab flu burung. Ketahui cara
penularan virus penyebab flu burung kepada manusia, yaitu:

1. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan unggas yang


terpapar virus penyebab flu burung. Hindari unggas yang memiliki
potensi terpapar flu burung, baik unggas yang masih hidup atau sudah
mati.

2. Penularan flu burung dapat terjadi karena kontak cairan dari unggas
yang terpapar virus flu burung dengan seseorang yang sehat.

3. Ketika memiliki unggas yang dicurigai terpapar virus flu burung, 


hindari kotoran dan kandang unggas tersebut. Debu dari kandang
unggas yang terpapar dan terhirup dapat menjadi pemicu seseorang
tertular virus penyebab flu burung.

4. Perhatikan tingkat kematangan yang optimal ketika mengonsumsi


daging unggas. Konsumsi daging unggas atau telur dengan tingkat
kematangan yang kurang optimal dapat meningkatkan risiko penularan.

5. Penularan virus flu burung dapat terjadi ketika seseorang mandi atau
berenang dengan air yang sudah terpapar virus flu burung.

Sayangnya, unggas yang terinfeksi virus flu burung sulit disadari oleh manusia
karena burung tidak selalu tampak sakit akibat infeksi ini. Banyak orang
seringkali tidak bisa mencegah virus tersebut.

Selain bersentuhan langsung dengan unggas, penyebaran flu burung dari orang
ke orang masih belum jelas mekanismenya. Sebaiknya tanyakan langsung pada
dokter tentang penularan flu burung tersebut agar tahu cara mencegahnya.

https://www.halodoc.com/artikel/waspada-inilah-5-cara-penyebaran-flu-
burung
SARS Sindrom pernapasan akut berat (SARS) adalah penyakit menular yang
memengaruhi sistem pernapasan. SARS diketahui telah memengaruhi 26
negara, sehingga penyakit ini menjadi salah satu penyakit yang sangat
diwaspadai di dunia. SARS bisa ditularkan dari orang ke orang melalui bersin,
batuk, ataupun kontak langsung dengan pengidapnya. 
Seseorang juga bisa tertular SARS dengan menyentuh permukaan yang
terkontaminasi oleh tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi dan
kemudian menyentuh mata, mulut, ataupun hidung individu normal. Penyakit
ini juga diduga dapat menyebar melalui udara, tapi para peneliti belum
mengkonfirmasi hal ini. Faktor lain yang meningkatkan risiko tertular penyakit
ini, yakni melakukan perjalanan ke negara lain yang sedang marak terjadinya
penyakit SARS.

https://www.halodoc.com/artikel/cara-penularan-sars-yang-harus-diketahui
MERS-Cov MERS-CoV tidak mudah berpindah antar orang, kecuali jika ada kontak dekat,
seperti pemberian perawatan klinis kepada orang yang terinfeksi tanpa
tindakan kebersihan yang ketat. Penularan antar orang terbatas hingga saat ini
dan telah diidentifikasi di antara anggota keluarga, pasien, dan petugas layanan
kesehatan. Sementara sebagian besar kasus MERS yang dilaporkan hingga saat
ini telah terjadi di rangkaian perawatan kesehatan, sejauh ini tidak ada
penularan dari manusia ke manusia yang telah didokumentasikan di mana pun
di dunia.

Kasus MERS yang khas, meliputi demam, batuk, dan / atau sesak napas.
Pneumonia umum terjadi, namun beberapa orang yang terinfeksi virus MERS
telah dilaporkan tidak menunjukkan gejala. Gejala gastrointestinal, termasuk
diare, juga telah dilaporkan. Kasus MERS yang parah dapat mencakup
kegagalan pernapasan yang membutuhkan ventilasi mekanis dan dukungan di
unit perawatan intensif.

https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-cara-penularan-dari-penyakit-mers
Covid-19 Peningkatan jumlah pasien yang terinfeksi disebabkan oleh bagaimana cara
virus tersebut menyebar. Melansir dari WHO, virus COVID-19 dapat
menyebar melalui beberapa cara berikut:
1. Melalui Droplet
Droplet adalah cairan atau percikan air yang keluar dari saluran
pernapasan ketika seseorang batuk maupun bersin. Risiko penularan
virus COVID-19 melalui droplet
akan meningkat drastis apabila seseorang tidak mengenakan masker.
Namun ternyata, droplet tidak hanya sebatas cairan yang dikeluarkan
ketika bersin atau batuk, melainkan juga ketika berbicara, bernyanyi,
maupun tertawa.

2. Melalui Kontak Fisik


Kontak fisik seperti berjabat tangan adalah salah satu media penularan
COVID-19, karena kita tidak pernah tahu ada berapa banyak kuman,
virus, maupun bakteri ditangan kita dan lawan bicara. Makanya, sebisa
mungkin hindari kontak fisik secara langsung.

Kalau kamu bingung, coba untuk mengganti model jabat tangan


dengan gerakan Namaste, yaitu gerakan mengatupkan kedua tangan di
dada yang kerap digunakan saat melakukan olahraga yoga.

3. Melalui Permukaan yang Terkontaminasi


Penularan virus COVID-19 bisa terjadi saat seseorang menyentuh
barang yang mungkin saja sudah terkontaminasi oleh droplet orang
lain. Lalu, virus tersebut berpindah ke hidung, mulut, atau mata dari
sentuhan barang yang terkontaminasi tadi

4. Ruangan dengan Ventilasi Buruk


Ruangan tertutup dengan ventilasi yang kurang baik menjadi tempat
nyaman untuk penyebaran virus. Virus COVID-19 dapat menyebar
secara cepat apabila seseorang terlalu lama berada di dalam ruangan
dengan ventilasi yang buruk. Maka dari itu, bukalah jendela ruangan
dan biarkan udara segar memenuhi ruangan untuk mengurangi risiko
penularan.

5. Tempat Ramai
Menghindari tempat ramai menjadi satu dari sekian banyak upaya yang
bisa dilakukan untuk mengurangi penularan. Tempat yang dipenuhi
oleh orang-orang berisiko tinggi karena dapat memungkinkan
terjadinya sentuhan fisik atau droplet yang beterbangan.

Menjaga jarak minimal 1 meter adalah langkah pencegahan yang bisa


kamu lakukan ketika sedang berada dalam situasi yang ramai.

https://www.prudential.co.id/id/pulse/article/bagaimana-penyebaran-virus-
corona/

5. Jelaskan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit endemis: Flu burung,


SARS, MERS-CoV & Covid-19!

Penyakit Pencegahan
Flu Burung  Menjaga kebersihan tangan.
 Menyemprot (strerilisasi) area peterakan atau pasar unggas.
 Menjaga kebersihan kandang apabila memelihara unggas.
 Memastikan untuk mengonsumsi daging atau telur unggas yang telah
dimasak dengan baik.
 Tidak mengonsumsi unggas liar hasil buruan karena tidak tahu
penyakit apa saja yang mungkin ada di tubuh mereka.
 Membeli daging unggas yang sudah dipotong di swalayan atau pasar
tradisional yang kebersihannya baik.
 Selalu gunakan masker (penutup mulut dan hidung) ketika kita berada
di tempat-tempat umum.
 Rutin mengikuti vaksinasi flu tiap tahun. Jika perlu, sertakan juga
vaksinasi pneumokokus untuk menjaga diri dari komplikasi flu burung
apabila sewaktu-waktu kita terjangkit kondisi tersebut.

https://www.halodoc.com/kesehatan/flu-burung
SARS Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah SARS, yaitu:

 Jangan bepergian ke daerah endemik SARS. Jika terpaksa bepergian ke


daerah tersebut, jaga kesehatan, hindari pusat keramaian, gunakan
masker, dan ikuti protokol atau aturan yang diberlakukan di negara
tersebut.
 Terapkan hand hygiene. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
Jika tidak ada, gunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol
sebanyak 60–95%.
 Jangan menyentuh mata, hidung, atau mulut sebelum mencuci tangan.

Bila Anda mengalami gejala mirip SARS, lakukan beberapa langkah berikut
untuk mencegah penyebaran SARS ke orang lain:

 Segera ke IGD rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan dan


perawatan.
 Hindari kontak jarak dekat dengan orang lain. Beri tahu keluarga atau
teman untuk tidak menjenguk dulu sampai 10 hari setelah gejala
hilang.
 Kenakan masker dan sarung tangan, terutama bila ada orang lain di
sekitar, untuk menurunkan risiko penularan ke orang lain.
 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, lalu segera
buang tisu ke tempat sampah. Bila tidak ada tisu, tutup mulut dan
hidung dengan lipat siku, lalu segera cuci lipat siku dan lengan dengan
air dan sabun.
 Jangan berbagi penggunaan alat makan dan minum dengan orang lain,
serta cuci pakaian terpisah dari pakaian orang lain.
 Rutin cuci tangan, terutama setelah menutup mulut dengan tangan saat
bersin atau batuk dan setelah dari toilet.

https://www.alodokter.com/sars
MERS-Cov Pencegahan yang bisa dilakukan agar tidak terjangkit MERS, yaitu sebagai
berikut:

 Mengenakan masker dan segera mencari petugas medis jika terjadi


gejala pernapasan.
 Menjaga kebersihan tangan.
 Menutup hidung dan mulut dengan kertas tisu ketika bersin dan buang
kertas tisu kotor di tempat sampah berpenutup.
 Meningkatkan kekebalan tubuh yang baik dengan menjalani diet yang
seimbang, olahraga teratur istirahat yang cukup, jangan merokok dan
hindari konsumsi alkohol.
 Meskipun virus corona dapat bertahan hidup selama beberapa waktu di
lingkungan, tetapi virus tersebut mudah dihancurkan dengan sebagian
besar detergen dan agen pembersih.
 Menjaga ventilasi yang baik.

https://www.halodoc.com/kesehatan/mers
Covid-19 Satu-satunya tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi virus
corona adalah melalui vaksinasi. Selain itu, beberapa cara berikut ini bisa
dilakukan guna mengurangi risiko terjangkit virus tersebut:

 Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik


hingga bersih.
 Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam
keadaan kotor atau belum dicuci.
 Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.
 Hindari menyentuh hewan atau unggas liar. 
 Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering
digunakan. 
 Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu.
Kemudian, buanglah tisu dan cuci tangan hingga bersih. 
 Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
 Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika
mengalami gejala penyakit saluran napas. 
 Konsumsi vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus
6. Jelaskan pengobatan pada penyakit-penyakit endemis: Flu burung, SARS, MERS-CoV &
Covid-19!

Penyakit Pengobatan
Flu Burung Ketika seseorang mengidap flu burung, biasanya mereka akan dirawat di ruang
isolasi. Tujuannya jelas, untuk meminimalisir terjadinya penularan. Selain itu,
mereka juga dianjurkan untuk minum banyak cairan, mengonsumsi makanan
sehat, istirahat, dan minum obat pereda rasa sakit, dokter juga biasanya akan
meresepkan obat-obatan antivirus dan antinyeri agar penyakit tidak
berkembang makin parah. Pemberian obat antivirus juga bertujuan mencegah
terjadinya komplikasi dan membuat peluang hidup pasien tetap besar.

Andaikan flu burung sudah menimbulkan komplikasi, maka penanganannya


akan disesuaikan dengan komplikasi yang timbul, contohnya pneumonia.
Pasien yang mengalami kondisi ini biasanya harus dibantu dengan ventilator di
rumah sakit untuk membantu mengurangi kesulitan bernapas. Selain itu,
pemberian obat-obatan antibiotik harus terus dilakukan sampai pneumonia
sembuh.

https://www.halodoc.com/kesehatan/flu-burung
SARS Pengobatan SARS bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah penularan
SARS ke orang lain. Sampai saat ini, penelitian untuk menemukan vaksin
SARS masih terus dilakukan.

Penderita SARS harus dirawat di rumah sakit dan diisolasi dari pasien lain.
Selama dirawat di rumah sakit, pasien akan diberikan obat-obatan berupa:

 Obat untuk meredakan gejala, seperti obat analgetik-antipiretik, obat


batuk, dan obat untuk meredakan sesak napas
 Obat antivirus untuk menghambat perkembangan virus, seperti
lopinavir, ritonavir, atau remdesivir
 Obat antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri yang terjadi saat
penderita SARS mengalami pneumonia
 Obat kortikosteroid dosis tinggi untuk mengurangi pembengkakan di
paru-paru
Selain diberikan obat-obatan, pasien juga akan diberikan oksigen tambahan
melalui kanula (selang) hidung, masker oksigen, atau tabung endotrakeal
(ETT).

https://www.alodokter.com/sars
MERS-Cov Sampai saat ini, belum ada metode maupun vaksin untuk mengobati dan
mencegah MERS CoV. Bagi pasien dengan gejala ringan, dokter akan
meresepkan obat untuk meredakan demam dan nyeri. Dokter juga akan
menyarankan pasien beristirahat di rumah dan sebisa mungkin menghindari
kontak dengan orang lain untuk mencegah penyebaran virus.

Bagi pasien yang mengalami gejala berat, diperlukan penanganan intensif di


rumah sakit. Pasien akan diberikan oksigen, antibiotik, dan infus. Bila perlu,
dokter akan memonitor fungsi organ tubuh secara intensif dan memasangkan
alat bantu napas.

https://www.halodoc.com/kesehatan/mers
Covid-19 Tak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi virus corona. Umumnya,
pengidap akan pulih dengan sendirinya. Namun, ada beberapa upaya yang bisa
dilakukan untuk meredakan gejala infeksi virus corona. Contohnya:

 Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit, demam,
dan batuk. Namun, jangan berikan aspirin pada anak-anak. Selain itu,
jangan berikan obat batuk pada anak di bawah empat tahun.

 Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk membantu


meredakan sakit tenggorokan dan batuk.

 Perbanyak istirahat.

 Perbanyak asupan cairan tubuh.

Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi penyedia
layanan kesehatan terdekat.

Khusus untuk virus corona yang menyebabkan penyakit serius, seperti SARS,


MERS, atau infeksi COVID-19, penanganannya akan disesuaikan dengan
penyakit yang diidap dan kondisi pasien. 

Bila pasien mengidap infeksi novel coronavirus, dokter akan merujuk ke RS


Rujukan yang telah ditunjuk oleh Dinkes (Dinas Kesehatan) setempat. Bila
tidak bisa dirujuk karena beberapa alasan, dokter akan melakukan:

 Isolasi;

 Serial foto toraks sesuai indikasi;

 Terapi simptomatik;

 Terapi cairan;

 Ventilator mekanik (bila gagal napas);

 Bila ada disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik.

https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus

Anda mungkin juga menyukai