Contoh SAP
Contoh SAP
Logo Poltekkes
Disusun Oleh
A. Analisa Situasi
Menurut WHO, riset memperkirakan bahwa orang mulai merokok pada usia remaja
(70% perokok mulai pada usia ini). Seperti yang kita ketahui, remaja mempunyai rasa
keingintahuan dan ingin mencoba yang sangat tinggi. Apalagi dalam hal merokok, para
remaja biasanya ingin dianggap keren dan gaul jika berani untuk merokok.Berdasarkan
data yang didapat saat observasi di SMA Setia Mulia, tercatat hampir 20% siswanya
menjadi perokok aktif dan tidak sedikit pula yang menjadi perokok pasif. Hal ini
dibuktikan dengan masih ditemukannya siswa-siswi SMA Setia Mulia yang merokok di
warung belakang sekolah. Kebanyakan para siswa siswi masih mengabaikan betapa
berbahayanya rokok itu.
B.Diagnosa Keperawatan
Kurangnya penerapan budaya kesehatan anti rokok berhubungan dengan kurangnya
kesadaran/kurangnya pengetahuan siswa/keluarga tentang bahaya rokok.
C.Tujuan
1.Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan siswa/keluarga
SMA Setia Mulia dapat memahami tentang bahaya merokok bagi kesehatan tubuh dan
dapat mengaplikasikan budaya anti rokok.
2.Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Remaja,
siswa/keluarga SMA Setia Mulia diharapkan mampu:
a.Menjelaskan kembali tentang pengertian merokok
b.Menyebutkan kembali 3 zat paling berbahaya yang terkandung dalam rokok
c.Menyebutkan kembali faktor-faktor penyebab merokok
d.Membedakan antara fakta atau mitos seputar merokok
e.Menjelaskan kembali efek samping dari merokok
f.Menyebutkan kembali 6 dari 8 saran untuk mengantisipasi panggilan merokok
g.Menyebutkan kembali 5 dari 7 keuntungan berhenti merokok
E.Metode
1.Make a Match
2.Ceramah
3.Tanya jawab
F.Media
1.Laptop dan LCD (Power Point)
2.Video
3.Leaflet
4.Card
5.Stiker
G. Kegiatan Pembelajaran
H. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a) Sasaran hadir di tempat penyuluhan sesuai waktu yang dijadwalkan
b) Penyelenggaraan dilaksanakan di SMA Setia Mulia
c) Pengorganisasian penyelenggaraan dilaksanakan sebelumnya
2. Evaluasi proses
a) Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan
b) Sasaran yang mengikuti penyuluhan sampai berakhir
c) Sasaran mengajukan pertanyaan dan dapat menyimpulkan hasil penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
No Evaluasi Lisan Respons Nilai
Audiens
1 Pengertian Merokok
2 Zat-zat yang terkandung dalam
rokok dan asap rokok
3 Mengapa seseorang merokok?
4 Fakta atau mitos seputar merokok
5 Efek samping akibat merokok
6 8 saran untuk mengantisipasi
panggilan merokok
7 Keuntungan berhenti merokok
1. Pengertian Merokok
2. Zat-zat yang terkandung dalam rokok dan asap rokok
3. Mengapa seseorang merokok?
4. Fakta atau mitos seputar merokok
5. Efek samping akibat merokok
6. 8 saran untuk mengantisipasi panggilan merokok
7. Keuntungan berhenti merokok
Isi SAP:Sasaran Kelompok kecil/Kelompok besar
A. Analisa Situasi
Menurut WHO, riset memperkirakan bahwa orang mulai merokok pada usia remaja
(70% perokok mulai pada usia ini). Seperti yang kita ketahui, remaja mempunyai rasa
keingintahuan dan ingin mencoba yang sangat tinggi. Apalagi dalam hal merokok, para
remaja biasanya ingin dianggap keren dan gaul jika berani untuk merokok.Berdasarkan
data yang didapat saat observasi di SMA Setia Mulia, tercatat hampir 20% siswanya
menjadi perokok aktif dan tidak sedikit pula yang menjadi perokok pasif. Hal ini
dibuktikan dengan masih ditemukannya siswa-siswi SMA Setia Mulia yang merokok di
warung belakang sekolah. Kebanyakan para siswa siswi masih mengabaikan betapa
berbahayanya rokok itu.
B.Diagnosa Keperawatan
Kurangnya penerapan budaya kesehatan anti rokok berhubungan dengan kurangnya
kesadaran/kurangnya pengetahuan para siswa-siswi tentang bahaya rokok.
C.Tujuan
1.Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 60 menit, diharapkan siswa/siswi
SMA Setia Mulia dapat memahami tentang bahaya merokok bagi kesehatan tubuh dan
dapat mengaplikasikan budaya anti rokok.
E.Metode
1.Make a Match
2.Ceramah
3.Tanya jawab
F.Media
1.Laptop dan LCD (Power Point)
2.Video
3.Leaflet
4.Card
5.Stiker
G. Kegiatan Pembelajaran
A. Latar Belakang
Air susu ibu (ASI) terutama yang eksklusif tidak tergantikan oleh susu manapun. Bayi
yang mendapatkan ASI eksklusif akan lebih sehat, lebih cerdas, mempunyai kekebalan
terhadap berbagai penyakit dan secara emosional akan lebih nyaman karena kedekatan
dengan ibu. Bayi yang tidak diberikan ASI secara ekslusif mempunyai risiko terkena
penyakit seperti diare. Terjadinya diare ini dapat dipengaruhi oleh sistem perncernaan
bayi yang belum sempurna, sehingga bayi yang menerima asupan selain ASI eksklusif
lebih rentan infeksi pada saluran pencernaan (Widjaja, 2008). Berdasarkan profil
kesehatan Indonesia 2010 penyakit diare menempati urutan kelima dari 10 penyakit
utama pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit dan menempati urutan pertama pada
pasien rawat inap di Rumah Sakit. Berdasarkan data tahun 2010 terlihat bahwa frekuensi
Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit diare sebanyak 92 kasus dengan 3865 orang
penderita, 113 orang meninggal, dan Case Fatality Rate (CFR) 2,92%
Begitu pentingnya manfaat ASI pada bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayi, maka bayi yang berumur 0-6 bulan sedapat mungkin menerima ASI ekslusif. Selain
keuntungan bagi bayi, sang ibu juga mendapatkan banyak keuntungan diantaranya
pencegahan perdarahan dan anemia setelah melahirkan, mencegah kanker payudara,
membantu pengecilan rahim, hemat dan praktis.
Selama ini banyak anggapan yang keliru dalam masyarakat, seperti bayi
yang menangis terus menerus setelah diberi ASI berarti bayi tersebut masih lapar. Oleh
karena mereka memberikan makanan tambahan seperti sayuran atau buah pada bayinya.
Sistem percernaan bayi baru lahir belum cukup sempurna untuk mencerna makanan yang
padat. sehingga dengan memberikan makanan tambahan dapat menyebabkan gangguan
saluran pencernaan bayi. Persoalan masalah kesehatan masyarakat juga dipengaruhi
tingkat pendidikan dan layanan kesehatan. Pengkajian yang dilakukan oleh penulis
melalui wawancara kepada ibu-ibu post partum di ruang nifas RSUD Abdoel Molelok
mengatakan belum mengerti tentang manfaat ASI eksklusif dan anak yang pertama tidak
diberikan ASI eksklusif. Hal ini perlu ditindaklanjuti, salah satu solusi yang dapat
dilakukan adalah berupa promosi kesehatan agar ibu-ibu tersebut memberikan ASI
Eksklusif pada bayinya dan pada bayi berikutnya.
B. . Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah ibu-ibu post partum mengikuti promosi kesehatan selama 45 menit,
diharapkan dapat memahami tentang ASI eksklusif
2. Tujuan khusus
Setelah ibu-ibu post partum mengikuti promosi kesehatan selama 45 menit,
diharapkan bahwa tanpa melihat pada media yang digunakan dapat :
a. Menjelaskan pengertian ASI eksklusif
b. Menjelaskan manfaat ASI bagi bayi dan ibu
c. Menyebutkan jenis-jenis ASI
d. Menguraikan cara memperbanyak ASI
e. Menjelaskan cara memberikan ASI pada ibu yang bekerja
f. Menyebutkan tanda bayi cukup ASI dan tanda bayi kurang ASI
g. Mendemonstrasikan cara memerah ASI yang benar
C. Materi
1. Pengertian ASI eksklusif
2. Manfaat ASI bagi bayi dan ibu.
3. Jenis-jenis ASI
4. Cara memperbanyak ASI
5. Cara memberikan ASI pada ibu yang bekerja
6. Tanda bayi cukup ASI dan tanda bayi kurang ASI
7. Teknik memerah ASI yang benar
D. Strategi Pelaksanaan
1. Persiapan :
a. Survei karakter dan lokasi sasaran.
b. Koordinasi dengan penanggung jawab ruang perawatan/pembimbing
c. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Pelaksanaan :
No Kegiatan Waktu Kegiatan
Penyaji Klien
1 Pembukaan 7 menit Membuka acara dan memberi Menjawab salam mendengarkan
salam
Perkenalan Mendengar dan memperhatikan.
Menjelaskan tujuan promosi Mendengar dan memperhatikan
kesehatan
Menyampaikan tata tertib dan Mendengar dan memperhatikan
waktu yang disepakati
2 Tahap 3 menit Menanyakan pengetahuan klien Memperhatikan dan menjawab
Appersepsi tentang ASI eksklusif meliputi pertanyaan
pengertian, manfaat ASI bagi ibu
dan bayi, jenis-jenis ASI, cara
memperbanyak ASI, cara
memberikan ASI pada ibu yang
bekerja, tanda bayi cukup ASI
dan tanda bayi kurang ASI
E. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah :
1. Ceramah, tanaya jawab
2. Curah pendapat
3. Demonstrasi
F. Media
Alat dan bahan peraga :
1. Laporan pendahuluan.
2. Satuan Acara Penyuluhan.
3. Leaflet.
4. Slide
5. Cangkir bermulut lebar yang sudah disterilkan
5. Lembar evaluasi/kuesioner
G. Evaluasi
1. Struktur
a. Ruang kondusif untuk kegiatan.
b. Peralatan memadai dan berfungsi.
c. Media dan materi tersedia dan memadai.
d. SDM memadai.
2. Proses
a. Ketepatan waktu pelaksanaan.
b. Peran serta aktif klien
c. Penyampaian penyaji materi promosi kesehatan oleh penyaji.
d. Faktor pendukung dan penghambat kegiatan.
3. Hasil terkait dengan tujuan yang ingin dicapai :
a. Penyaji mengajukan 8 pertanyaan secara langsung kepada klien tentang materi yang
dijelaskan.
b. Bila klien dapat menjawab > 60% dari pertanyaan yang diajukan, maka
dikategorikan pengetahuan baik.
H. Sumber Pustaka
1. Atikah Proverawati; Eni Rahmawati. 2010. Kapita Selekta ASI dan Menyusui.
Yogyakarta : Nuha Medika.
2. Dwi Sunar Prasetyono. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Diva Press : Yogyakarta.
3. Siti Nur Khamzah. 2012. Segudang Keajaiban ASI yang Harus Anda Ketahui.
Yogyakarta : FlashBooks.
4. Syarifah Rosita. 2008. Asi Untuk Kecerdasan Bayi. Jogjakarta : Ayyana.