Anda di halaman 1dari 2

Pecahan adalah prinsip dasar dalam matematika yang juga memiliki beberapa penerapan di

dunia nyata. Pecahan sering digunakan di berbagai bidang mulai dari bidang arsitektur, Sains
dan Teknologi. Banyak sekali peristiwa-peristiwa lain dalam kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan pecahan. Baik mengurutkan, menyederhanakan, menjumlahkan, dan
mengurangkan pecahan. Bilangan pecahan banyak dipergunakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Seperti, satu buah apel dari sepuluh apel
dalam satu keranjang dan satu coklat utuh yang dibagi menjadi sepuluh bagian yang sama.
Contoh pertama menunjukkan konsep pecahan diartikan sebagai satu bagian yang sama.
Contoh kedua menunjukkan konsep pecahan diartikan sebagai satu bagian dari satu unit
tertentu.

Sebagai contoh, misal kita ingin tukang kayu membangunkan pintu dan kita melakukan
pengukuran hasilnya adalah delapan kaki, tiga setengah inci. Maka tukang kayu akan
menggunakan prinsip pecahan untuk menguraikan ukuran dan memotong kayu lapis sesuai
spesifikasi tersebut. Pengukuran seperti itu tidak akan mungkin dilakukan tanpa gagasan
tentang pecahan. Pecahan memudahkan kita untuk mengerjakan bagian demi bagian.

Karakteristik siswa SD kelas tinggi yaitu perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-
hari yang memiliki rasa Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis. Karakteristik pembelajaran
matematika kelas tinggi menuntut tingginya aktivitas siswa, kemampuan siswa dalam
Melaksanakan kegiatan pembelajaran seperti melakukan proses penyelidikan, Melakukan
pemecahan masalah maka guru harus mengarahkan siswa untuk memiliki sikap ilmiah.
Pembelajaran matematika di kelas tinggi diharapkan siswa dapat Memecahkan masalah yang
meliputi kemampuan memahami masalah, menyelesaikan masalah dan menafsirkan solusi
yang diperoleh. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika.

Nah berdasarkan penjelasan tersebut pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran
matematika dengan materi pecahan yakni pendekatan kontekstual. Yang dimana Pendekatan
konstektual berlatar belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna dengan melalui kegiatan
mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak hanya sekedar mengetahui, mengingat,
dan memahami. Hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi anak untuk
memecahkan persoalan, berfikir kritis dan melaksanakan observasi serta menarik kesimpulan.
Pembelajaran kontekstual ini mendorong siswa untuk dapat berpikir secara kritis tentang
situasi dunia nyata siswa yang dimana siswa diharapkan untuk belajar melalui pengalaman
langsung bukan menghafal yaitu dengan mengajak siswa pada suatu aktifitas yang
mengaitkan materi dengan penerapan aktifitas sehari-hari.

Pendekatan kontekstual sendiri dilakukan dengan melibatkan komponen komponen


pembelajaran yang efektif yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar,
pemodelan, refleksi, penilaian sebenarnya. Peran guru membuat bermacam-macam
pengalaman belajar dengan focus pada pemahaman bukan hafalan semata. Dalam pengajaran
kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting, yaitu : Mengaitkan,
Mengalami, Menerapkan, Kerjasama, Mentransfer.

Anda mungkin juga menyukai