TINJAUAN PUSTAKA
3 Universitas Sriwijaya
4
Kondisi Sumberdaya
Kriteria
Geologi Tereka Terindikasi Terukur
Jarak titik
Sederhana Informasi 1000 < X ≤ 1500 500 < X ≤ 1000 X ≤ 500
(m)
Jarak titik
Moderat 500 < X ≤ 1000 250 < X ≤ 500 X ≤ 250
Informasi
Jarak titik
Komplek 200 < X ≤ 400 100 < X ≤ 200 X ≤ 100
informasi
Universitas Sriwijaya
5
Sumberdaya batubara adalah bagian dari batubara dalam bentuk dan kuantitas
tertentu serta mempunyai prospek beralasan yang memungkinkan untuk ditambang
secara ekonomis, lokasi, kualitas, kuantitas karakteristik geologi dan kemenerusan
dari lapisan batubara yang telah diketahui diperkirakan atau diinterpretasikan dari
bukti geologi tertentu. Sumberdaya batubara dibagi sesuai dengan tingkat
kepercayaan geologi ke dalam kategori tereka,tertunjuk, dan terukur
1. Sumberdaya batubara tereka (Infered coal resource)
Bagian dari estimasi sumberdaya batubara total yang kualitas dan kuantitasnya
hanya dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang rendah.Titik
Universitas Sriwijaya
6
Pengamatan yang mungkin didukung oleh data pendukung tidak cukup untuk
membuktikan kemenerusan lapisan batubara atau kualitasnya. Estimasi dari
kategori kepercayaan ini dapat berubah secara berarti dengan eksplorasi lanjut.
2. Sumberdaya batubara Tertunjuk (Indicated coal resource)
Bagian dari estimasi sumberdaya batubara total yang kualitas dan kuantintasnya
dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang beralasan, didasarkan pada
informasi yang didapatkan dari titik pengamatan yang mungkin didukung oleh
data pendukung. Titik pengamatan yang ada cukup untuk menginterpretasikan
kemenerusan lapiasan batubara dan kualitasnya.
3. Sumberdaya batubara terukur (Measured coal resource)
Bagian dari estimasi sumberdaya batubara total yang kualitas dan kuantitasnya
dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan tinggi, didasarkan pada inforamsi
yang didapat dari titik pengamatan yang diperlukan dengan data pendukung. Titik
pengamtan jaraknya cukup berdekatan untuk membuktikan kemenerusan lapiasan
batubara dan kualitasnya.
Cadangan batubara adalah bagian dari sumberdaya tertunjuk dan terukur yang
dapat ditambang secara ekonomis. Dalam proses estimasi cadangan batubara, studi
yang tepat pada tingkat minimum prastudi kelayakan harus dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan semua factor pengubah yang relevan meliputi teknis
penambangan, pengolahan, sarana dan prasarana, ekonomi, pemasaran, legal,
lingkungan, sosial dan peratutan perundang-undang. Studi tersebut harus bisa
mendemontrasikan bahwa cadangan batubara tersebut secara teknis dapat ditambang
dan secara ekonomi menguntungkan. Berdasarkan tingkat keyakinannya, cadangan
batubara dibagi menjadi cadangan terkira dan cadangan terbukti. Cadangan terkira
memiliki tingkat keyakinan yang lebih rendah dibandingkan cadangan terbukti.
1. Cadangan batubara terkira (probable coal reserve)
Bagian dari sumberdaya batubara tertunjuk yang dapat ditambang secara
ekonomis setelah semua faktor pengubah yang relevan dipertimbangkan.
Universitas Sriwijaya
7
Cadangan batubara terkira juga bisa diartikan sebagai bagian dari sumberdaya
batubara terukur yang dapat ditambang secara ekonomis, namun hasil penilaian
terhadap faktor pengubah menunjukkan bahwa terdapat ketidakpastian pada salah
satu atau lebih dari faktor pengubah tersebut.
2. Cadangan batubara terbukti (Proven coal reserve)
Bagian dari sumberdaya terukur yang dapat ditambang secara ekonomis, setelah
dipastikan bahwa tidak terdapat keraguan terhadap faktor pengubah terkait yang
dipertimbangkan.
Universitas Sriwijaya
8
a. Metode Cross Section dengan Pedoman Rule of Gradual Changes Metode ini
adalah salah satu metode perhitungan sumberdaya secara konvensional. Mengikuti
pedoman rule of gradual changes (berpindah secara bertahap dari satu sayatan ke
sayatan lain) dengan menghubungkan 2 titik antar pengamatan terluar. Sehingga
untuk mencari satu volume dibutuhkan dua penampang.
Untuk menghitung tonase batubara di daerah penelitian sebagai berikut :
( p 1+ p 2)
× L1,2 xρ
2
T =¿ ¿
Keterangan :
T = Tonase batubara (ton)
P1 = Luas sayatan penampang 1 (m2)
P2 = Luas sayatan Penampang 2 (m2)
L 1,2 = Jarak antar sayatan penampang 1 dan penampang 2 (m)
ρ = berat jenis batubara (ton/m3)
Universitas Sriwijaya
9
p 1+ p 2
2
V =¿ × l 1,2 ¿
Keterangan :
V = Volume Overburden (m3 )
P1 = Luas sayatan penampang 1 (m2 )
P2 = Luas sayatan Penampang 2 (m2 )
L 1,2 = Jarak antar sayatan penampang 1 dan penampang 2 (m)
p 1+ p 2
2
V =¿ l1 ¿
Keterangan :
V = Volume (m3)
P1 = Luas sayatan penampang 1 (m2 )
P2 = Luas sayatan Penampang 2 (m2 )
L1 = Jarak penampang
Universitas Sriwijaya
10
t
V= ( L +L L × L )
3 1 2√ 1 2
Keterangan :
t = Jarak setiap penampang (m2)
L1,L2 = Luas setiap penampang (m)
2. Metode Polygon
Metode polygon ini merupakan metode perhitungan yang konvensional. Metode
ini umum diterapkan pada endapan yang relatif homogen dan mempunyai geometri
yang sederhana. Kadar suatu ulasan didalam polygon ditaksir dengan nilai, contoh
yang berada di tengah-tengah polygon daerah pengaruh (area of influence). Daerah
pengaruh dibuat dengan membagi dua jarak antara dua titik contoh dengan satu garis
sumbu.
Perhitungan dengan metode polygon sebagai berikut :
T = A ×t × d
Keterangan :
T = Tonase (ton)
A = Luas Area (m3)
t = Ketebalan (m)
d = bobot jenis batuan (ton/m3)
Universitas Sriwijaya
11
ob
SR=
coal
Keterangan :
SR = Striping ratio
OB = Overburden (m3)
Coal = Batubara (ton)
Universitas Sriwijaya
12
Dari nilai stripping ratio yang diperoleh dan dibandingkan dengan nilai BESR
(Break Even Stripping Ratio) yang telah dihitung sebelumnya, maka akan diperoleh
bahwa secara teknis batasan kegiatan penambangan dalam pit adalah sampai nilai
BESR yang dicapai dalam perhitungan Stripping ratio.
Universitas Sriwijaya
13
Pembuataan solid block model dimulai dengan membuat persegi empat yang
disebut dengan batterblock pada software minescape. Batterblock ini harus diproses
dalam model resgraphic dalam software minescape agar dapat menampilkan solid
block model yang utuh. Solid block model yang utuh akan mempresentasikan
bagaimana endapan batubara, overburden, interburden dan underburden setiap blok
nya sampai kedalaman maksimal hasil dari data bor. Solid block model dapat
memproses data kualitas (quality) sehingga dapat menginterpretasikan data kualitas di
setiap blok nya. Solid block model harus dibatasi oleh batas IUP perusahaan dan
cropline batubara yang hendak ditambang sebagai boundary-nya. Permodelan dan
arah distribusi solid block model harus disesuaikan dengan rekomendasi engineer
tambang dan geologist yang berperan dalam kegiatan eksplorasi tersebut.
Dalam dunia pertambangan solid block model dapat digunakam menjadi blok-
blok rencana penambangan tahunan ataupun perbulan. Solid block model dapat
didesain sesuai dengan rencana perusahaan tambang terkhusus ukuran dari blok
sender. Solid block model mampu mendistribusikan hasil interpretasi kuantitas dan
kualitas cadangan batubara setiap blok-bloknya (Anonim, 2007)
Universitas Sriwijaya