Anda di halaman 1dari 11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Model Endapan Batubara


Lapisan batubara terbentuk berdasarkan lingkungan pengendapannya, bentuk
lapisan batubara sangat menentukan dalam menghitung cadangan dan merencanakan
penambangannya. Lingkungan pengendapan batubara dapat digunakan untuk
menentukan penyebaran lapisan, cara terjadinya, serta kualitas batubara. Model
geologi untuk pengendapan batubara adalah menerangkan hubungan antara genesa
batubara dengan batuan disekitarnya. Dengan menggunakan perbandingan antara
sekuen gambut yang sekarang terbentuk dengan sekuen batuan yang mengandung
batubara dan telah terbentuk pada masa lampau. Model endapan batubara dapat
diketahui setelah dilakukan kegiatan pengambilan data topografi, pengeboran dan
logging eksplorasi. Data pengeboran dan logging yang diperlukan untuk pembuatan
model endapan batubara adalah data ketebalan (thickness) untuk masing-masing
overburden, batubara, interburden, dan underburden (termasuk kantung logging)
disetiap sebaran titik bor, agar dapat memberikan makna ganesa dan lingkungan
pengendapan batubara terhadap kegiatan eksplorasi batubara, memerlukan adanya
suatu model geologi.

2.2. Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan Batubara Menurut


Standar Nasional Indonesia (SNI 5015)
Klasifikasi sumberdaya dan cadangan batubara menurut Standar Nasional
Indonesia (SNI) didasarkan pada tingkat keyakinan geologi dan kajian kelayakan.
Berdasarkan tingkat keyakinan geologi, sumberdaya terukur harus mempunyai
tingkat keyakinan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sumberdaya terunjuk,
begitu pula sumberdaya terunjuk harus mempunyai tingkat keyakinan yang lebih

3 Universitas Sriwijaya
4

tinggi dibandingkan dengan sumberdaya tereka. Sumberdaya terukur dan terunjuk


dapat ditingkatkan menjadi cadangan terkira dan terbukti apabila telah memenuhi
kriteria layak. Tingkat keyakinan geologi tersebut secara kuantitatif dicerminkan oleh
jarak titik informasi.
Adapun persyaratan yang berhubungan dengan aspek geologi berdasarkan
persyaratan jarak titik informasi untuk setiap kondisi geologi, dan kelas sumberdaya
adalah jarak pengaruh atau jarak dimana kemenerusan dimensi dan kualitas batubara
masih dapat terjadi dengan tingkat keyakinan tertentu yang disesuaikan dengan
kondisi geologi daerah penyelidikan, titik informasi dapat berupa singkapan, parit uji,
dan titik pengeboran dangkal ataupun pengeboran dalam, penentuan titik-titik
informasi disesuaikan dengan penyebaran batubara (garis singkapan) dan jarak
pengaruh. Klasifikasi sumberdaya menurut standar SNI dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Klasifikasi Sumberdaya Menurut Standar Indonesia (SNI 5015

Kondisi Sumberdaya
Kriteria
Geologi Tereka Terindikasi Terukur
Jarak titik
Sederhana Informasi 1000 < X ≤ 1500 500 < X ≤ 1000 X ≤ 500

(m)
Jarak titik
Moderat 500 < X ≤ 1000 250 < X ≤ 500 X ≤ 250
Informasi
Jarak titik
Komplek 200 < X ≤ 400 100 < X ≤ 200 X ≤ 100
informasi

a. Kelompok Geologi Sederhana


Endapan batubara dalam kelompok ini umumnya tidak dipengaruhi secara
signifikan oleh lipatan, sesar, dan intrusi. Lapisan batubara pada umumnya landai,
menerus secara lateral sampai ribuan meter, dan hampir tidak mempunyai

Universitas Sriwijaya
5

pencabangan. Ketebalan lapisan batubara secara lateral dan kualitasnya tidak


memperlihatkan variasi yang signifikan.
b. Kelompok Geologi Moderat
Batubara dalam kelompok ini di endapkan dalam kondisi sedimentasi yang lebih
bervariasi sampai tingkat tertentu dan telah mengalami pengaruh tektonik pasca
proses pengendapan, ditandai oleh adanya pelipatan dan sesar. Kelompok ini
dicirikan pula oleh kemiringan lapisan yang sedang dan varisai ketebalan lateral
yang sedang serta munculnya pencabangan lapisan batubara, namun sebarannya
masih dapat diikuti sampai ratusan meter. Kualittas batubara dapat di pengaruhi
secara langsung berkaitan dengan tingkta perubahan yang terjadi baik pada saat
proses sedimentasi maupun pascapengendapan, pada beberapa tempat intrusi
batuan beku mempengaruhi struktur lapisan dan kualitas batubaranya.
c. Kelompok Geologi Kompleks
Batubara pada kelompok ini umumnya diendapkan dalam kondisi sedimentasi
yang kompleks atau telah mengalami deformasi tektonik yang ekstesnif yang
mengakibatkan terbentuknya lapisan batubara dengan ketebalan yang beragam.
Kualitas batubaranya banyak di pengaruhi oleh perubahan-perubahan yang terjadi
pada saat proses sedimentasi berlangsung atau pada pascapengendapan seperti
percabangan atau kehilangan lapisan, pelipatan,

Sumberdaya batubara adalah bagian dari batubara dalam bentuk dan kuantitas
tertentu serta mempunyai prospek beralasan yang memungkinkan untuk ditambang
secara ekonomis, lokasi, kualitas, kuantitas karakteristik geologi dan kemenerusan
dari lapisan batubara yang telah diketahui diperkirakan atau diinterpretasikan dari
bukti geologi tertentu. Sumberdaya batubara dibagi sesuai dengan tingkat
kepercayaan geologi ke dalam kategori tereka,tertunjuk, dan terukur
1. Sumberdaya batubara tereka (Infered coal resource)
Bagian dari estimasi sumberdaya batubara total yang kualitas dan kuantitasnya
hanya dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang rendah.Titik

Universitas Sriwijaya
6

Pengamatan yang mungkin didukung oleh data pendukung tidak cukup untuk
membuktikan kemenerusan lapisan batubara atau kualitasnya. Estimasi dari
kategori kepercayaan ini dapat berubah secara berarti dengan eksplorasi lanjut.
2. Sumberdaya batubara Tertunjuk (Indicated coal resource)
Bagian dari estimasi sumberdaya batubara total yang kualitas dan kuantintasnya
dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang beralasan, didasarkan pada
informasi yang didapatkan dari titik pengamatan yang mungkin didukung oleh
data pendukung. Titik pengamatan yang ada cukup untuk menginterpretasikan
kemenerusan lapiasan batubara dan kualitasnya.
3. Sumberdaya batubara terukur (Measured coal resource)
Bagian dari estimasi sumberdaya batubara total yang kualitas dan kuantitasnya
dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan tinggi, didasarkan pada inforamsi
yang didapat dari titik pengamatan yang diperlukan dengan data pendukung. Titik
pengamtan jaraknya cukup berdekatan untuk membuktikan kemenerusan lapiasan
batubara dan kualitasnya.

Cadangan batubara adalah bagian dari sumberdaya tertunjuk dan terukur yang
dapat ditambang secara ekonomis. Dalam proses estimasi cadangan batubara, studi
yang tepat pada tingkat minimum prastudi kelayakan harus dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan semua factor pengubah yang relevan meliputi teknis
penambangan, pengolahan, sarana dan prasarana, ekonomi, pemasaran, legal,
lingkungan, sosial dan peratutan perundang-undang. Studi tersebut harus bisa
mendemontrasikan bahwa cadangan batubara tersebut secara teknis dapat ditambang
dan secara ekonomi menguntungkan. Berdasarkan tingkat keyakinannya, cadangan
batubara dibagi menjadi cadangan terkira dan cadangan terbukti. Cadangan terkira
memiliki tingkat keyakinan yang lebih rendah dibandingkan cadangan terbukti.
1. Cadangan batubara terkira (probable coal reserve)
Bagian dari sumberdaya batubara tertunjuk yang dapat ditambang secara
ekonomis setelah semua faktor pengubah yang relevan dipertimbangkan.

Universitas Sriwijaya
7

Cadangan batubara terkira juga bisa diartikan sebagai bagian dari sumberdaya
batubara terukur yang dapat ditambang secara ekonomis, namun hasil penilaian
terhadap faktor pengubah menunjukkan bahwa terdapat ketidakpastian pada salah
satu atau lebih dari faktor pengubah tersebut.
2. Cadangan batubara terbukti (Proven coal reserve)
Bagian dari sumberdaya terukur yang dapat ditambang secara ekonomis, setelah
dipastikan bahwa tidak terdapat keraguan terhadap faktor pengubah terkait yang
dipertimbangkan.

2.3. Metode Perhitungan Cadangan Batubara


Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam mengestimasi jumlah
cadangan baik batubara maupun bahan galian lain (Alwyn E., 1991). Metode-metode
perhitungan cadangan ini ada secara konvensional, secara perhitungan per lubang bor
maupun dengan menggunakan software. Metode cross section dan metode isoline
adalah metode include area dan ekstended area adalah metode perhitungan secara per
lubang bor. Minescape adalah metode perhitungan cadangan menggunakan software.
Perhitungan cadangan merupakan hal yang relatif sederhana secara teoritis, tetapi
sejalan dengan perkembangan bank data maka perhitungan menjadi semakin lama
dan semakin sulit. Kebanyakan peneliti dan praktisi di bidang pertambangan
menggunakan berbagai macam program komputer untuk perhitungan sumberdaya
ataupun cadangan ini.
1. Metode Penampangan
Metode Penampang (Cross Section) adalah salah satu metode estimasi
sumberdaya secara konvensional, Metode penampang atau cross section dibuat
dengan tujuan untuk mengetahui keadaan batubara pada setiap section melalui cross
section dapat juga diketahui kemiringan lapisan batubara (dip). Prinsip dari metode
penampang adalah membuat garis sayatan yang memotong lapisan tanah penutup,
kemudian dihitung luas masing-masing sayatan dan akhirnya dapat ditentukan
volume dengan menggunakan jarak antar sayatan.

Universitas Sriwijaya
8

a. Metode Cross Section dengan Pedoman Rule of Gradual Changes Metode ini
adalah salah satu metode perhitungan sumberdaya secara konvensional. Mengikuti
pedoman rule of gradual changes (berpindah secara bertahap dari satu sayatan ke
sayatan lain) dengan menghubungkan 2 titik antar pengamatan terluar. Sehingga
untuk mencari satu volume dibutuhkan dua penampang.
Untuk menghitung tonase batubara di daerah penelitian sebagai berikut :

( p 1+ p 2)
× L1,2 xρ
2
T =¿ ¿

Keterangan :
T = Tonase batubara (ton)
P1 = Luas sayatan penampang 1 (m2)
P2 = Luas sayatan Penampang 2 (m2)
L 1,2 = Jarak antar sayatan penampang 1 dan penampang 2 (m)
ρ = berat jenis batubara (ton/m3)

Gambar 2.1 Rule of gradual changes (Pradana dkk,2014)

Untuk perhitungan volume overburden menggunakan rumus sebagai berikut:

Universitas Sriwijaya
9

p 1+ p 2
2
V =¿ × l 1,2 ¿

Keterangan :
V = Volume Overburden (m3 )
P1 = Luas sayatan penampang 1 (m2 )
P2 = Luas sayatan Penampang 2 (m2 )
L 1,2 = Jarak antar sayatan penampang 1 dan penampang 2 (m)

Perhitungan volume pada pedoman rule of gradual changes menggunakan


persamaan mean area persamaan ini digunakan apabila terdapat 2 buah penampang
dengan luas penampang P1 dan penampang P2 relatif sama atau (P1/P2) lebih besar
0,5 sampai mendekati 1. Persamaan mean area adalah sebagai berikut:

p 1+ p 2
2
V =¿ l1 ¿

Keterangan :
V = Volume (m3)
P1 = Luas sayatan penampang 1 (m2 )
P2 = Luas sayatan Penampang 2 (m2 )
L1 = Jarak penampang

Gambar 2.2 Mean area (Pradana dkk,2014)

Universitas Sriwijaya
10

Apabila luas penampang seperti kerucut terpancung maka menggunakan


persamaan frustum. Persamaan ini digunakan apabila luas penampang mempunyai
bentuk seperti kerucut terpancung, dengan P1/P2 ada lebih kecil setengah 0,5.
Adapun persamaan untuk mengestimasi volume batubara dengan menggunakan
persamaan Frustum adalah sebagai berikut:

t
V= ( L +L L × L )
3 1 2√ 1 2

Keterangan :
t = Jarak setiap penampang (m2)
L1,L2 = Luas setiap penampang (m)

2. Metode Polygon
Metode polygon ini merupakan metode perhitungan yang konvensional. Metode
ini umum diterapkan pada endapan yang relatif homogen dan mempunyai geometri
yang sederhana. Kadar suatu ulasan didalam polygon ditaksir dengan nilai, contoh
yang berada di tengah-tengah polygon daerah pengaruh (area of influence). Daerah
pengaruh dibuat dengan membagi dua jarak antara dua titik contoh dengan satu garis
sumbu.
Perhitungan dengan metode polygon sebagai berikut :

T = A ×t × d

Keterangan :
T = Tonase (ton)
A = Luas Area (m3)
t = Ketebalan (m)
d = bobot jenis batuan (ton/m3)

Universitas Sriwijaya
11

2.4. Perhitungan Cadangan Batubara


Cadangan batubara hanya bisa dikonversi dari sumberdaya tertunjuk dan
sumberdaya terukur yang terdapat di dalam suatu rencana penambangan. Dalam
mengestimasi cadangan batubara harus dinyatakan secara jelas faktor yang
digunakan, meliputi sumberdaya yang digunakan, metode penambangan yang
diusulkan atau yang telah diimplementasikan, faktor pengubah yang membatasi
penambangan, batubara hilang, dilusi selama penambangan dan faktor-faktor
penyesuaian lainnya. Sebelum dimulainya proses estimasi cadangan batubara harus
dilakukan verifikasi dan validasi terhadap pangkalan data dan pemodelan geologi
sumberdaya yang akan digunakan dalam estimasi cadangan batubara. Parameter
teknik harus ditentukan paling tidak meliputi tebal minimum batubara yang dapat
ditambang, nilai minimum atau maksimum parameter kualitas batubara yang bisa
dijual, kedalaman maksimum dan lebar minimum bukaan tambang, kehilangan
penambangan, dilusi dan tingkat perolehan tambang menyeluruh.

2.5. Stripping Ratio


Stripping ratio atau nisbah pengupasan adalah perbandingan antara jumlah
overburden yang diambil untuk mendapatkan batubara, dalam dunia pertambangan
striping ratio digunakan sebagai acuan untuk awal pengambilan batubara yang
bernilai ekonomis. Rumus striping ratio sebagai berikut (Fadli, dkk,2015):

ob
SR=
coal
Keterangan :
SR = Striping ratio
OB = Overburden (m3)
Coal = Batubara (ton)

Universitas Sriwijaya
12

Dari nilai stripping ratio yang diperoleh dan dibandingkan dengan nilai BESR
(Break Even Stripping Ratio) yang telah dihitung sebelumnya, maka akan diperoleh
bahwa secara teknis batasan kegiatan penambangan dalam pit adalah sampai nilai
BESR yang dicapai dalam perhitungan Stripping ratio.

2.6. Software Minescape


Software minescape merupakan aplikasi perencanaan tambang terpadu yang
dirancang khusus untuk industri pertambangan mencakup semua aspek informasi
teknis tambang, mulai dari data ekplorasi hingga penjadwalan produksi tambang.
Salah satu fungsi dari software minescape adalah mengetahui model dari
endapan mineral dan menghitung jumlah cadangan tersebut berdasarkan data yang
diperlukan. Untuk menghitung cadangan pada software minescape ini dibutuhkan
beberapa data diantaranya data log bor, dan data topografi, serta data-data lain yang
mendukung dalam pemodelan suatu endapan. Prinsip dari perhitungan endapan
mineral yang digunakan oleh software minescape adalah metode polygon .

2.7. Solid Block Model pada software minescape


Solid block model pada software minescape adalah hasil pengembangan
metode polygon pada perhitungan cadangan. Solid block model adalah pengembangan
dari metode polygon menjadi bentuk polygon persegi. Pada metode polygon
pendistribusian data kualitas akan dilakukan hanya pada setiap influence area dari
titik bor tersebut, sehingga akan terdapat perbedaan data kualitas yang signifikan
pada setiap polygon. Solid block model mampu mengasimilasi data kualitas di sekitar
titik bor yang mempengaruhinya (influence post). Hal itu dikarenakan ukuran dimensi
panjang desain solid block model berukuran lebih kecil dari jarak titik-titik bor,
sehingga akan memungkinkan terdapat satu atau lebih solid block diantara titik bor
yang satu dengan titik bor yang lain.

Universitas Sriwijaya
13

Pembuataan solid block model dimulai dengan membuat persegi empat yang
disebut dengan batterblock pada software minescape. Batterblock ini harus diproses
dalam model resgraphic dalam software minescape agar dapat menampilkan solid
block model yang utuh. Solid block model yang utuh akan mempresentasikan
bagaimana endapan batubara, overburden, interburden dan underburden setiap blok
nya sampai kedalaman maksimal hasil dari data bor. Solid block model dapat
memproses data kualitas (quality) sehingga dapat menginterpretasikan data kualitas di
setiap blok nya. Solid block model harus dibatasi oleh batas IUP perusahaan dan
cropline batubara yang hendak ditambang sebagai boundary-nya. Permodelan dan
arah distribusi solid block model harus disesuaikan dengan rekomendasi engineer
tambang dan geologist yang berperan dalam kegiatan eksplorasi tersebut.
Dalam dunia pertambangan solid block model dapat digunakam menjadi blok-
blok rencana penambangan tahunan ataupun perbulan. Solid block model dapat
didesain sesuai dengan rencana perusahaan tambang terkhusus ukuran dari blok
sender. Solid block model mampu mendistribusikan hasil interpretasi kuantitas dan
kualitas cadangan batubara setiap blok-bloknya (Anonim, 2007)

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai