Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TEKNOLOGI PENGENDALIAN KOROSI

PENGARUH ASPEK METALURGI TERHADAP KOROSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Teknologi Pengendalian Korosi
Yang di Bimbing Oleh
Bapak Ir. Jalaluddin., MT

Disusun Oleh :
Kelompok V Teknik Kimia (A2)

Monika Inardi NIM. 190140000


Aden Syahrullah Tarigan NIM. 190140000
Riaki Fitri Aulia Khair NIM. 190140000
Humaira NIM. 190140011
Ramadhani NIM. 190140003
Seriani Annisa NIM. 190140000
Anggieta Putri NIM. 190140000
Nur Azura Lubis NIM. 190140000
Azzahara NIM. 190140000

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
“Pengaruh Inhibitor Terhadap Korosi” atas pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki kami berterima kasih pada Bapak, selaku dosen mata kuliah Teknologi
Pengendalian Korosi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Penyusun sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Teknologi Pengendalian
Korosi. Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu,
penyusun berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penyusun maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya penyusun mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Lhokseumawe, 23 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah..............................................................................................2

BAB II...........................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3
2.1 Korosi..............................................................................................................3
2.2 Jenis-Jenis Korosi...........................................................................................4
2.3 Metalurgi.........................................................................................................9
2.4 Hubungan Metalurgi dan Bahan Rekayasa...................................................11
2.5 Perilaku Bahan..............................................................................................12

BAB III........................................................................................................................14
PEMBAHASAN..........................................................................................................14
3.1 Bahan Logam................................................................................................14
3.2 Pengujian Logam..........................................................................................15
3.2.1 Pengujian Merusak................................................................................16
3.2.2 Pengujian Tak Merusak.........................................................................19
3.3 Pertimbangan Dalam Pemilihan Bahan Logam............................................20

BAB IV........................................................................................................................23
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................23
4.1 Kesimpulan...................................................................................................23
4.2 Saran.............................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................24

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses korosi pada logam merupakan salah satu masalah utama yang
dialami oleh kelompok - kelompok industry maju. Diperkrakan bahwa di negara
Amerika Serikat saja biaya tahunan untuk korosi mencapai sepuluh milyar dollar.
Korosi atau bisa disebut juga dengan pengkaratan merupakan suatu perktiwa
kerusakan atau penurunan mutu dari suatu bahan logam yang disebabkan karena
teijadinya reaksi antara logam dan lingkungan. Proses korosi logam berlangsung
secara elektrokimia yang pada prosesnya terjadi secara simultan di anoda dan
katoda yang menfoentuk rangkaian arus listrik tertutup.
Dengan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, ditemukanlah cara -
cara yang dapat digunakan untuk mencegah korosi. Contohnya adalah dengan
pelapisan permukaan logam, perlindungan katodik, penambahan inhibitor korosi
dan lain - lain. Pada makalah kali ini yang tikan dibahas lebih lanjut adalah
metode penambahan inhibitor korosi. Pengertian dari inhibitor korosi adalah suatu
zat yang apabila ditambahkan dalam jumlah sedikit ke dalam lingkungan akan
menurunkan serangan korosi lingkungan terhadap logam.
Pada umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa - senyawa organic
dan anorganik yang mengandung gugus - gugus yang memiliki pasangan electron
bebas, seperti nitrit, kromat, fospat, urea, fenilalanin, imidazolin dan senyawa -
senyawa amina. Tapi pada kenyataannya bahan kimia sintesis ini merupakan
bahan kimia yang berbahaya dan tidak ramah lingkungan. Maka dari itu
pemakaian inhibtor yang berbahan organic dan bio-degradable bisa menjadi solusi
atas permasalahan tersebut untuk melindungi besi/baja dari serangan korosi Untuk
itu penggunaan inhibitor yang aman, mudah didapatkan, biaya murali dan ramah
lingkungan sekarang ini sangatlah diperlukan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan korosi?
2. Reaksi kimia apakah yang terjadi pada baja saat korosi?
3. Apa yang dimaksud dengan inhibitor korosi ?
4. Apa saja jenis -jenis inhibitor korosi ?
5. Bagaimana mekanisme inhibitor korosi ?
6. Apa saja syarat terjadinya inhibitor korosi

1
2

1.3 Tujuan makalah


1. Mengetahui pengertian dan proses kimia dari korosi
2. Mahasiswa dapat menjelaskan proses korosi logam baja dalam larutan
NaCl
3. Mahasiswa dapat mempelajari pengaruh inhibitor CaO, nitrit dan borax
terhadap laju korosi baja dalam NaCl
4. Mahasiswa dapat menghitung laju korosi logam baja dalam larutan NaCl,
NaCl dan nitrit, NaCl dan borax, NaCl dan CaO.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Korosi
Korosi adaah degradasi atau penurunan mutu materka, basanya bgam yang
sering kita kenal sebagai karat. Fenomena ini disebabkan baik oleh proses
elektrokimia yang terjadi secara spontan dan bgam yang bermteraksi dengan
lingkungannya maupun oleh sifat materialnya sendiri. Secara umum korosi
memecah atom unsur dari logam menjadi ion ion akibat bereaksi dengan zat kain,
sehingga dapat menghilangkan massa. Pada besi proses korosi yang terjadi pada
udara normal dapat kita modelkan sebagai berikut:
Fe(s) + H2O(l) + 1/2O2(g) Fe(OH)2(s)
Ferohidroksida [Fe(OH)2(s)] yang terbentuk pada reaksi ini kemudian akan
bereaksi Kembali menjadi ferry hidroksida Fe(OH)3(s) karena terpapar dengan air
dan udara di lingkungan. Reaksinya dapat ditulis menjadi:
Fe(OH)2(s) + O2(g) + 2H2O(l) 4Fe(OH)3(s)
2Fe(OH)3 Fe2O3 + 3H2O
Ferri hidroksida yang terbentuk dapat pula berubah menjadi Fe2O3 yang berwarna
merah kecoklatan yang biasa disebut karat (Vogel ,1979), secara umum produk
produk yang dihasilkan pada korosi besi pada udara dan air dapat dilihat dari tabel
berikut:

Korosi merupakan reaksi antara logam dengan lingkungannya, sehingga


perubahan lingkungan menjadi kurang agresif dan memperlambat laju korosi.
Substansi yang apabila ditambahkan dalam jumlah kecil kedalam lingkungan
yang korosif dapat menurunkan laju korosi dan material disebut inhibitor.

3
4

Inhibitor adalah zat organic maupun anorganik yang ditambahkan kedalam


suatu lingkungan untuk mengendalikan proses korosi. Sifat sifat sebuah electrolit
dapat diubah membatasi agresifitas terhadap permukaan logam. Ion-ion yang
paling agresif yang dapat menyerang permukaan logam baja adalah ion-ion sulfat,
tiosulfat ,tiosianat, dan klorida. Untuk menghambat ion-ion agresif tersebut dapat
ditambahkan inhibitor nitrit sehingga dapat mengurangi laju korosi pada
permukaan logam.
Inhibitor adalah zat yang bila ditambahkan kedalam suatu lingkungan
dalam jumlah kecil, secara sinambung atau berkala, dapat menurunkan laju korosi
logam. Pemakaian inhibitor korosi adalah salah satu upaya mencegah korosi.
nhibitor adalah zat yang menghambat atau menurunkan laju reaksi kimia. Sifat
inhibitor berlawanan dengan katalis, yang mempercepat laju reaksi. Inhibitor
korosi adalah zat yang dapat mencegah atau memperlambat korosi logam.
Inhibitor korosi sendiri didefinisikan sebagai suatu zat yang apabila ditambahkan
dalam jumlah sedikit ke dalam lingkungan akan menurunkan serangan korosi
lingkungan terhadap logam. Mekanisme penghambatannya terkadang lebih dari
satu jenis. Sejumlah inhibitor menghambat korosi melalui cara adsorpsi untuk
membentuk suatu lapisan tipis yang tidak nampak dengan ketebalan beberapa
molekul saja, ada pula yang karena pengaruh lingkungan membentuk endapan
yang nampak dan melindungi logam dari serangan yang mengkorosi logamnya
dan menghasilkan produk yang membentuk lapisan pasif, dan ada pula yang
menghilangkan konstituen yang agresif

2.1 Jenis Inhibitor


Ada beberapa jenis inhibitor yang dikenal, dan diklasifikasikan
berdasarkan bahan dasarnya, reaksi yang dihambat, serta mekanisme inhibisinya.
1. Menurut bahan dasarnya:
a. Inhibitor Organik: Menghambat korosi dengan cara teradsorbsi
kimiawi pada logam, melalui ikatan logam-heteroatom. Inhibitor ini
terbuat dari bahan organic. Contohnya adalah: gugus amine, tio, fosfo,
dan eter. Gugus amine biasanya dipakai pada system boiler.
b. Inhibitor inorganic: Inhibitor yang terbuat dari bahan anorganik.
2. Menurut reaksi yang dihambat:
a. Inhibitor katodik: yang dihambat adalah reaksi reduksi. Molekul
organik netral teradsorbsi dipermukaan logam, sehingga mengurangi
akses ion hydrogen menuju permukaan elektroda. Dengan
berkurangnya akses ion hydrogen yang menuju permukaan elektroda,
maka hydrogen overvoltage akan meningkat, sehingga menghambat
reaksi evolusi hydrogen yang berakibat menurunkan laju korosi.
5

Karena adanya inhibitor katodik maka potensial korosi bergeser kearah


negative.
Inhibitor katodik merupakan kation yang bermigrasi ke permukaan
katodik dan diendapkan secara kimia atau elektrokimia dan
mengisolasi permukaan ini, sehingga menghalangi pembebesan gas
hydrogen di permukaan katodik. Rekasi katodik dilingkungan netral,
adalah:
2H2O + O2 + 4e- = 4OH-
Pada reaksi ini, inhibitor bereaksi dengan ion hidroksil
menghasilkan senyawa yang mengendap dipermukaan katoda,
sehingga menyelimuti katoda dari elektrolit dan mencegah masuknya
oksigen. Inhibitor yang banyak digunakan untuk tipe ini adalah larutan
garam seng dan magnesium yang membentuk hidroksida tidak larut,
kalsium yang menghasilkan karbonat dan polifosfat.
Reaksi katodik dilingkungan asam:
2H+ + 2e = H2
Pembentukan gas hydrogen dapat dikendalikan oleh peningkatan
system seperti yang ditunjukkan pada gambar I.

Inhibitor katodik dibedakan menjadi:


 Inhibitor racun: Contohnya: As2O3, SbO3.
 Menghambat penggabungan atom-atom Had menjadi molekul
gas H2 dipermukaan logam.
 Dapat mengakibatkan perapuhan hydrogen pada baja
kekuatan tinggi.
 Bersifat racun bagi lingkungan.
 Inhibitor presipitasi katodik:
 Mengendapkan CaCO3, MgCO3, CaSO4, MgSO4 dari dalam
air. Contoh: ZnSO4 + dispersan.
 Oxygen scavenger:
 Mengikat O2 terlarut.
6

Contohnya: N2H4 (hydrazine) + O2 N2 + 2H2O


Hydrazine diinjeksikan di up stream deaerator dalam system
WHB (Waste Heat Boiler) dan WHR (Waste Heat Recovery)
diunit pabrik ammonia maupun utilitas.

b. Inhibitor anodic : Adalah inhibitor yang menghambat reaksi oksidasi.


Inhibitor anodik adalah suatu anion bermigrasi ke permukaan
anodik dan membantu proses pesivasi selanjutnya dengan oksigen
terlarut. Inhibitor anodik dapat merupakan inhibitor anorganik seperti
ortofosfat, silikat, nitrit, kromat, dan benzoate.
Inhibitor anorganik dapat dibedakan menjadi:
 Inhibitor oksidator: seperti kromat dan nitrit.
 Inhibitor non oksidator, seperti boraks, fosfat, dan silikat.
Inhibitor oksidator dapat efektif tanpa oksigen, sedangkan inhibitor
non oksidator hanya efektif dengan adanya oksigen terlarut.
Inhibitor anodik ini merupakan inhibitor yang sangat efektif dan
secara luas digunakan, tetapi jenis inhibitor ini hanya mempunyai sifat
yang tidak diinginkan, yaitu bila kandungan atau konsentrasi inhibitor
tidak cuku melapisi semua permukaan anodik, sehingga
mengakibatkan terjadinya korosi sumuran (pitting). Dengan demikian,
inhibitor anodik sering ditunjuk sebagai inhibitor yang berbahaya.
Pengaruh konsentrasi inhibitor terhadap korosinya dapat ditunjukkan
seperti gambar 2. Berikut:

Fe + OH- FeOHad + e-
FeOHad + Fe + OH- FeOHad + FeOH+ +2e-
Molekul organic teradsorpsi di permukaan logam, sehingga
katalis FeOHad berkurang akibatnya laju korosi menurun. Contoh
inhibitor anodik adalah molibdat, silikat, fosfat, borat, kromat, nitrit
dan nitra. Inhibitor jenis ini sering dipakai/ditambahkan pada saat
chemical cleaning peralatan pabrik.
7

c. Inhibitor campuran: campuran inhibitor katodik dan anodik.


Inhibitor campuran biasanya mengandung salah satu bahan oksidator
kromat, nitrit, dan bahan non oksidator yang dapat menyebabkan
terjadinya pengendapan seperti ortifosfat atau silikat. Sebagai contoh,
inhibitor campuran adalah penggunaan senyawa nitrit dan benzoate
dan polifosfat sebagai inhibitor anodik dan katodik.

2.3 Menurut Mekanisme (Cara Kerja) Inhibisi :


a. Inhibitor Pasivator : menghambat korosi dengan cara menghambat
reaksi anodic melalui pembentukan lapisan pasif, sehingga merupakan
inhibitor berbahaya, bila jumlah yang ditambahkan tidak mencukupi.
Inhibitor Pasivator terdiri dari :
 Inhibitor Pasivator Oksidator, misalnya : Cr2O72-, CrO42-, ClO3- ,
ClO4- . Cr2O72- mempasivasi baja dengan peningkatan reaksi
katodik dari Cr2O72- mejadi Cr2O3, dan menghasilkan lapisan pasif
Cr2O3 dan FeOOH.
 Inhibitor pasivator non oksidator, contohnya: ion metalat
(vanadate, ortovanadat, metavanadat), NO2-. Inhibitor vanadium
dipakai di unit CO2 Removal Pabrik Ammonia, karena larutan
Benfield yang bersifat korosif.
Molybdat (MoO42- ) menginhibisi dengan cara membentuk lapisan
pelindung yang terdiri dari senyawa fero-molybdat menurut reaksi
berikut:
Fe + ½ O2 + H+ Fe2+ +OH-
MoO42- + Fe MoO4-

 Pembentuk senyawa tak larut :


INH + H2O OH- ; M + 2OH Mo + H2O
Misalnya : NaOH, Na3PO4, Na2HPO4, Na2CO3, NaBO3
8

b. Inhibitor Presipitasi : membentuk kompleks tak larut dengan logam


atau lingkungan sehingga menutup permukaan logam atau
lingkungan sehingga menutup permukaan logam dan menghambat
reaksi anodic dan katodik.

Contoh : Na3PO4, Na2HPO4

 Contoh inhibitor yang bereksi dengan logam :

Na3PO4 + 3H2O 3Na+ + 3OH- + H3PO4


Fe + 2OH- FeO + H2O + 2e-
 Contoh inhibitor yang bereaksi dengan lingkungan :

2Na3PO4 + 2Ca2+ (dalam air) 2Ca 3(PO4)2 +


3Na2+

c. Inhibitor Adsorbsi : Agar terabsorbsi harus ada gugus aktif


(gugusheteroatom). Gugus ini akan teradsobsi di permukaan logam.
Contoh : Senyawa asetilen, senyawa sulfur, senyawa amine, dan
senyawa aldehid.
d. Inhibitor Aman dan Inhibitor Berbahaya :
 Inhibitor aman (tidak berbahaya) adalah inhibitor yang bila
ditambahkan dengan jumlah yang kurang (terlalu sedikit) dari
konsentrasi kritisnya, tetap akan mengurangi laju korosi. Inhibitor
aman ini umumnya adalah inhibitor katodik, contohnya adalah
garam-garam seng dan magnesium, calcium, dan polifosfat.
 Inhibitor berbahaya adalah inhibitor apabila ditambahkan di bawah
harga kritis akan mengurangi daerah anodic, namun daerah katodik
tidak terpengaruh. Sehingga kebutuhan arus dari anoda yang masih
aktif bertambah hingga mencapai harga maksimum sedikit dibawah
konsentrasi kritis, laju korosi di anoda-anoda itu meningkat dan
memperhebat serangan korosi sumuran. Yang termasuk inhibitor
berbahaya adalah inhibitor anodik, contoh adalah molibdat, silikat,
fosfat, borat, kromat, nitrit dan nitrat.

Berdasarkan sifat korosi logam secara elektrokimia, inhibitor dapat


mempengaruhi polarisasi anodik dan katodik. Bila suatu sel korosi dapat dianggap
terdiri dari empat komponen yaitu: anoda, katoda, elektrolit dan penghantar
elektronik, maka inhibitor korosi memberikan kemungkinan menaikkan polarisasi
9

anodik, atau menaikkan polasisasi katodik atau menaikkan tahanan listrik dari
rangkaian melalui pembentukan endapan tipis pada permukaan logam.
Mekanisme ini dapat diamati melalui suatu kurva polarisasi yang diperoleh secara
eksperimentil.

2.4 Bahan Alam sebagai Alternatif Inhibitor Korosi


Umumnya, inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa organik dan
anorganik yang mengandung gugus-gugus yang memiliki pasangan elektron
bebas, seperti nitrit, kromat, fospat, urea, fenilalanin, imidazolin, dan senyawa-
senyawa amina. Namun demikian, pada kenyataannya bahwa bahan kimia sintesis
ini merupakan bahan kimia yang berbahaya, harganya lumayan mahal, dan tidak
ramah lingkungan, maka sering industri-industri kecil dan menengah jarang
menggunakan inhibitor pada sistem pendingin, sistem pemipaan, dan sistem
pengolahan air produksi mereka, untuk melindungi besi/baja dari serangan korosi.
Untuk itu penggunaan inhibitor yang aman, mudah didapatkan, bersifat
biodegradable, biaya murah, dan ramah lingkungan sangatlah diperlukan.
Salah satu alternatifnya adalah ekstrak bahan alam khususnya senyawa yang
mengandung atom N, O, P, S, dan atom-atom yang memiliki pasangan elektron
bebas. Unsur-unsur yang mengandung pasangan elektron bebas ini nantinya dapat
berfungsi sebagai ligan yang akan membentuk senyawa kompleks dengan logam.
Dari beberapa hasil penelitian seperti Fraunhofer (1996), diketahui bahwa ekstrak
daun tembakau, teh dan kopi dapat efektif sebagai inhibitor pada sampel logam
besi, tembaga, dan alumunium dalam medium larutan garam. Keefektifan ini
diduga karena ekstrak daun tembakau, teh, dan kopi memiliki unsur nitrogen yang
berfungsi sebagai pendonor elektron terhadap logam Fe2+ untuk membentuk
senyawa kompleks.
Sudrajat dan Ilim (2006) juga mengemukakan bahwa ekstrak daun tembakau,
lidah buaya, daun pepaya, daun teh, dan kopi dapat efektif menurunkan laju
korosimild steel dalam medium air laut buatan yang jenuh CO2. Efektivitas
ekstrak bahan alam sebagai inhibitor korosi tidak terlepas dari kandungan nitrogen
yang terdapat dalam senyawaan kimianya seperti daun tembakau yang
mengandung senyawa-senyawa kimia antara lain nikotin, hidrazin, alanin,
quinolin, anilin, piridin, amina, dan lain-lain (Reynolds, 1994). Lidah buaya
mengandung aloin, aloenin, aloesin dan asam amino. Daun pepaya mengandung
N-asetil-glukosaminida, benzil isotiosianat, asam amino (Andrade et al., 1943).
Sedangkan daun teh dan kopi banyak mengandung senyawa kafein dimana kafein
dari daun teh lebih banyak dibandingkan kopi.

2.5 Mekanisme Proteksi Ekstrak Bahan Alam


Mekanisme proteksi ekstrak bahan alam terhadap besi/baja dari serangan
korosi diperkirakan hampir sama dengan mekanisme proteksi oleh inhibitor
10

organik. Reaksi yang terjadi antara logam Fe 2+ dengan medium korosif seperti
CO2diperkirakan menghasilkan FeCO3, oksidasi lanjutan menghasilkan Fe2(CO3)3
dan reaksi antara Fe2+ dengan inhibitor ekstrak bahan alam menghasilkan senyawa
kompleks. Inhibitor ekstrak bahan alam yang mengandung nitrogen mendonorkan
sepasang elektronnya pada permukaan logam mild steel ketika ion Fe 2+ terdifusi
ke dalam larutan elektrolit, reaksinya adalah Fe -> Fe2+ + 2e- (melepaskan
elektron) dan Fe2+ + 2e- -> Fe (menerima elektron).

Produk yang terbentuk di atas mempunyai kestabilan yang tinggi dibanding


dengan Fe saja, sehingga sampel besi/baja yang diberikan inhibitor ekstrak bahan
alam akan lebih tahan (ter-proteksi) terhadap korosi. Contoh lainnya, dapat juga
dilihat dari struktur senyawa nikotin dan kafein yang terdapat dalam ekstrak daun
tembakau, teh, dan kopi, dimana kafein dan nikotin yang mengandung gugus atom
nitrogen akan menyumbangkan pasangan elektron bebasnya untuk mendonorkan
elektron pada logam Fe2+ sehingga terbentuk senyawa kompleks dengan
mekanisme yang sama seperti diatas.

2.6 Beberapa Contoh Pemakaian Inhibitor


2.6.1 Dalam Acid Pickling
Pada umumnya inhibitor yang digunakan terdiri dari unsur-unsur : amines,
mercaptans, heterocyclic nitrogen (jenis inhibitor organik).
11

Tujuannya adalah untuk persiapan dari pada besi/baja uantuk proses-


proses seperti galvanizing, tinning, electroplating dan untuk menghilangkan
lemak.

2.6.2 Dalam air


Umumnya digunakan pada sistem yang dapat disirkulasikan atau tidak.
Untuk sistem yang dapat disirkulasi dimana bahan tersebut dibuat dari baja,
direkomendasikan 0,2 ml sodium silikat per liter air, atau dengan 0,01 % sodium
dikromat yang ditambah dengan 0,0027 % soda kaustik. Contoh : inhibitor kromat
seperti sodium krom glusetat efektif untuk sistem pendinginan dalam
industry. Untuk penggunaan dalam radiator mobil 0,2 % sodium kromat, dapat
juga nitrit atau 0,5 % soluble oil. Sedangkan untuk proses yang tidak dapat
disirkulasi dapat digunakan 0,1 % natrium kromat.

2.6.3 Dalam larutan yang mengandung Brines


Untuk peralatan-peralatan baja dengan larutan kalsium klorida brine, maka
inhibitor yang digunakan adalah sodium dikromat sebanyak 1,6 gram dan sodium
hidroksida yang sebanding. Apabila larutan tersebut adalah sodium klorida brines
atau kalsium magnesium klorida brines sebanyak dua kalinya.

2.6.4 Dalam larutan asam


12

Untuk Cu dan paduan Cu – Sn dalam asam sulfat encer dapat


dikurangi serangan korosifnya dengan benzyl thiocyanate. Untuk Al dalam asam
fosfat pekat atau encer (konsentrasi 20 %) maka inhibitor yang digunakan kromat
1 % atau asam kromat cukup efektif.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
1. Inhibitor korosi adalah suatu zat yang apabila ditambahkan dalam jumlah
sedikit ke dalam lingkungan akan menurunkan serangan korosi lingkungan
terhadap logam.
2. Jenis-jenis inhibitor, yaitu inhibitor yang memberikan pasivasi anodik,
pasivasi katodik, inhibitor ohmik, inhibitor organik, inhibitor
pengendapan, dan inhibitor fasa uap.
3. Mekanisme kerja inhibitor korosi dapat dibedakan sebagai berikut :
 Inhibitor teradsorpsi pada permukaan logam, dan membentuk suatu lapisan
tipis dengan ketebalan beberapa molekul inhibitor
 Melalui pengaruh lingkungan (misal pH) menyebabkan inhibitor dapat
mengendap dan selanjutnya teradsopsi pada permukaan logam serta
melidunginya terhadap korosi. Endapan yang terjadi cukup banyak,
sehingga lapisan yang terjadi dapat teramati oleh mata
 Inhibitor lebih dulu mengkorosi logamnya, dan menghasilkan suatu zat
kimia yang kemudian melalui peristiwa adsorpsi dari produk korosi
tersebut membentuk suatu lapisan pasif pada permukaan logam
 Inhibitor menghilangkan kontituen yang agresif dari lingkungannya.
4. Ekstrak bahan alam khususnya senyawa yang mengandung atom N, O, P,
S dan atom-atom yang memiliki pasangan elektron bebas dapat digunakan
sebagai inhibitor alternatif dari bahan alam.
3.2 Saran
Makalah ini diharapkan menjadi bahan informasi tambahan bagi pembaca.
Kritik dan saran sangat diharapkan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA
Jones, Denny A., (1992), “Principle and Prevention of Corrosion’, Macmillan
Publishing Compani, New York.

Rozenfeld, I.L., (1981), “Corossion Inhibitiors”, McGraw-Hill Inc,. New York.

Priandani, Manik (2001), “Study Pengaruh Inhibitor Formaldehid Terhadap


Korosi Baja Karbon ASTM A 283 oleh Bakteri Pereduksi Sulfat (SRB) di
dalam Air Laut,’’, Master Thesis, Program Khusus Rekayasa Korosi,
Program Studi Rekayasa Pertambangan, ITB.

Anda mungkin juga menyukai