Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SELF CARE

TERHADAP PENGETAHUAN PERAWATAN


HIPERTENSI PADA USIA DEWASA DI DUSUN
MALANGAN SLEMAN

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :
IFADA AMALIYA
201510201023

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019

i
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SELF CARE
TERHADAP PENGETAHUAN PERAWATAN
HIPERTENSI PADA USIA DEWASA DI DUSUN
MALANGAN SLEMAN

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar


Sarjana Keperawatan
pada Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Disusun oleh :
IFADA AMALIYA
201510201023

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019

ii
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SELF CARE


TERHADAP PENGETAHUAN PERAWATAN
HIPERTENSI PADA USIA DEWASA DI DUSUN
MALANGAN SLEMAN

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :
IFADA AMALIYA
201510201023

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Syarat Untuk
Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan
pada Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Pada tanggal:
02 April 2019

Pembimbing

Ns.Suratini, M.Kep., S.Kep.Kom

iii
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SELF CARE
TERHADAP PENGETAHUAN PERAWATAN
HIPERTENSI PADA USIA DEWASA DI DUSUN
MALANGAN SLEMAN1
Ifada Amaliya2 , Suratini3

ABSTRAK

Latar Belakang: Kesadaran dan pengetahuan penyakit hipertensi sangat rendah hal
ini terbukti masyarakat lebih memilih makanan siap saji yang umumnya rendah serat,
tinggi lemak, tinggi gula, dan mengandung banyak garam, pola makan yang tidak
sehat ini merupakan pemicu penyakit hipertensi. Kejadian hipertensi terus meningkat
setiap tahunnya dan masalah yang sering terjadi pada pasien hipertensi adalah
ketidakpatuhan terhadap pengobatan, merubah gaya hidup dan komplikasi akibat
hipertensi. Kurangnya pengetahuan terhadap perawatan hipertensi menyebabkan
timbulnya komplikasi dan menimbulkan dampak negatif bagi usia dewasa itu dan
keluarganya sehingga membuat fungsi kehidupan terganggu. Faktor yang berperan
dalam hal ini bisa disebabkan oleh self care yang kurang baik.
Tujuan: Mengetahui pengaruh mengetahui pendidikan kesehatan self care terhadap
pengetahuan perawatan hipertensi pada usia dewasa di Dusun Malangan, Sleman.
Metode Penelitian: Jenis penelitian kuantitatif dengan design quasi eksperimental.
Rancangan penelitian nonequivalent control group design, dengan teknik simple
random sampling. Alat yang digunakan adalah powerpoint, leaflet, SAP dan
kuesioner. Analisis data dengan uji Wilcoxon.
Hasil: Data responden sebanyak 40 (20 kelompok intervensi dan 20 kelompok
kontrol) dengan analisa Uji Wilcoxon menunjukkan nilai p<0,05 dengan p value
0,001 artinya terdapat pengaruh pemberian pendidikan kesehatan self care pada
kelompok eksperimen dan diperoleh p value 0,729 kelompok kontrol artinya tidak
ada pengaruh pendidikan kesehatan self care
Simpulan dan Saran: Ada pengaruh pendidikan kesehatan self care terhadap
pengetahuan perawatan hipertensi pada usia dewasa di Dusun Malangan, Sleman.
Saran bagi petugas kesehatan agar dapat menggunakan metode pendidikan kesehatan
untuk meningkatkan pengetahuan perawatan hipertensi.
Kata Kunci : Hipertensi, Pengetahuan, Self Care
Kepustakaan : 4 Buku, 12 Jurnal, 1 Website.
Jumlah Halaman : 10 halaman, 3 tabel.

1
Judul Skripsi.
2
Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3
Dosen PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogykarta.

iv
THE EFFECT OF SELF CARE HEALTH EDUCATION
ON KNOWLEDGE OF HYPERTENSION CARE IN
ADULT AGE IN MALANGAN SLEMAN1
Ifada Amaliya2 , Suratini3

ABSTRCT

Background: Awareness and knowledge of hypertension is very low. It is proven


that people prefer ready-to-eat foods which are generally low in fiber, high in fat,
high in sugar, and contain a lot of salt. This unhealthy diet is a trigger for
hypertension. The incidence of hypertension continues to increase every year, and
the problem that often occurs in hypertensive patients is non-compliance with
treatment, lifestyle changes and complications due to hypertension. Lack of
knowledge about the treatment of hypertension causes complications and has a
negative impact on the adult's age and family, causing impaired life functions. The
factor that plays a significant role in this case can be caused by poor self-care.
Objective: The objective of the study was to determine the effect of self-care health
education on the knowledge of hypertension care in adult age in Malangan Hamlet,
Sleman.
Research Methods: The study applied quantitative research with quasi experimental
design. The study design was nonequivalent control group design with a simple
random sampling technique. The instruments used Power-point, leaflet, SAP and
questionnaire. Data analysis used the Wilcoxon test.
Results: Data from 40 respondents (20 intervention groups and 20 control groups)
with the Wilcoxon Test analysis obtained a p value <0.05 with p value 0.001
meaning that there was an effect of giving self-care health education to the
experimental group and obtained p value 0.729 control group meaning no there was
the influence of self-care health education
Conclusions and Suggestions: There was an effect of health care self-care on the
knowledge of hypertension care in adult age in Malangan Hamlet, Sleman. It is
suggested that health workers are able to use the method of health education to
increase knowledge of hypertension care.
Keywords : Hypertension, Knowledge, Self-Care
References : 4 Books, 12 Journals, 1 Websites.
Page Numbers : 10 pages, 3 tables.

1
Title of Thesis.
2
PSIK Students of the Faculty of Health Sciences University ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3
Lecturer of PSIK Faculty of Health Sciences University ‘Aisyiyah Yogyakarta.

v
PENDAHULUAN adalah pasien hipertensi cenderung
Depkes RI, (2006 dalam Roza, menganggap dirinya sehat dan tidak
2016) menyebutkan bahwa kejadian melakukan tindakan dalam
hipertensi semakin mengkhawatirkan mengontrol tekanan darah dan
seperti dilansir oleh The Lancet, tahun pencegahan terhadap resiko adanya
2000 sebanyak 9,72 juta (20%) orang komplikasi hipertensi dan
dewasa didunia menderita hipertensi. menggantungkan diri pada terapi
WHO memprediksi bahwa angka medis dengan obat-obatan
kejadian hipertensi semakin farmakologi dan mengabaikan peran
meningkat tajam dan pada tahun 2025 dan manfaat self care serta tanggung
nanti sekitar 29% orang dewasa jawab individu terhadap kesehatannya.
diseluruh dunia menderita hipertensi. Namun demikian sampai saat ini
Amerika Serikat terdapat 15% kulit belum banyak riset pada pasien
putih dewasa dan 25-30% golongan hipertensi ditinjau dari perspektif
kulit hitam dewasa yang menderita keperawatan khususnya dengan
hipertensi. pendekatan self care.(Martiningsih,
2012)
Dewi (2017), menyebutkan Kemenkes RI membuat
bahwa pengetahuan masyarakat kebijakan untuk mengelola penyakit
tentang kesehatan masih sangat hipertensi yaitu: 1.) mengembangkan
rendah, terbukti dengan kebiasaan dan memperkuat kegiatan deteksi dini
masyarakat yang lebih memilih hipertensi secara aktif (skrining), 2.)
makanan cepat saji, merokok, meningkatkan akses masyarakat
minuman beralkohol, dan tidak terhadap pelayanan deteksi dini
menjaga pola tidur serta jarang melalui kegiatan Posbindu PTM, 3.)
berolahraga. Di Indonesia sendiri meningkatkan akses penderita
kesadaran dan pengetahuan tentang terhadap pengobatan hipertensi
penyakit hipertensi masih sangat melalui revitalisasi Puskesmas untuk
rendah hal ini terbukti, masyarakat pengendalian PTM melalui
lebih memilih makanan siap saji yang peningkatan sumberdaya tenaga
umumnya rendah serat, tinggi lemak, kesehatan yang profesional dan
tinggi gula, dan mengandung banyak kompenten dalam upaya pengendalian
garam, pola makan yang kurang sehat PTM khususnya tatalaksana PTM di
ini merupakan pemicu penyakit fasilitas pelayanan kesehatan dasar
hipertensi (Saputro, 2009). seperti Puskesmas; Peningkatan
Masyarakat menganggap manajemen pelayanan pengendalian
bahwa penyakit hipertensi merupakan PTM secara komprehensif (terutama
penyakit yang menakutkan. Karena promotif dan preventif) dan holistik;
dapat menjadi berbagai masalah jika serta Peningkatkan ketersediaan
tidak ditangani segera. Selain itu sarana dan prasarana promotif-
hipertensi tidak memiliki tanda-tanda preventif, maupun sarana prasarana
khusus pada gejala awalnya diagnostik dan pengobatan.
(Kemenkes RI, 2010). (Kemenkes RI, 2012).
Kejadian hipertensi terus Penelitian yang dilakukan oleh
meningkat setiap tahunnya Peters & Templin, (2010, dalam
dikarenakan ketidakpatuhan berobat, Martiningsih, 2012) menyebutkan
merubah gaya hidup dan komplikasi bahwa diperlukan berbagai perilaku
akibat hipertensi. Salah satu faktor untuk dapat mengontrol tekanan darah
yang berperan dalam hal ini bisa disamping kemampuan self care
disebabkan oleh self care yang kurang agency diantaranya yaitu sikap, norma
baik. Kondisi yang ditemui saat ini
1
subyektif individu, persepsi dan model hipertensi di Dusun Malangan Sleman
yang membentuk keyakinan yang sebanyak 40 responden yang terbagi
berhubungan dengan kontrol tekanan menjadi 20 kelompok perlakuan dan 2
darah. untuk kelompok kontrol. Teknik
Penelitian lain yang sejalan pengambilan sampel pada penelitian
adalah penelitian Felder, (2004, dalam ini menggunakan Simple Random
Martiningsih, 2012) hasil penelitian Sampling.
menunjukkan bahwa kontrol tekanan Instrument/alat penelitian yang
darah tidak berhubungan dengan self digunakan adalah SAP (Satuan Acara
care agency. Hasil analisis lebih lanjut penyuluhan), leaflet, powrpoint dan
dari data penelitian menunjukkan kuesioner pengetahuan perawatan
hanya sedikit selisih jumlah responden hipertensi yang berisi 16 pernyataan.
yang memiliki self care baik (54.5%) Analisis data yaitu kegiatan
dan yang kurang (45.5%). setelah data dari seluruh responden
Hasil studi pendahuluan yang atau sumber data terkumpul kemudian
dilakuakan peneliti pada tanggal 25 diolah dengan statistik (Sugiyono,
Agustus 2018, dengan kader kesehatan 2017). Penelitian ini menggunakan uji
didapatkan data penduduk yang analisis dengan Wilcoxon match pairs
menderita hipertensi ada 8,09%. Hasil test.
wawancara terhadap 10 orang HASIL DAN PEMBAHASAN
penderita hipertensi didapatkan bahwa 1. Karakteristik Responden
7 orang jarang olahraga, 5 orang tetap Berdasarkan hasil analisis
melakukan aktivitas seperti biasa saat menunjukan responden yang
terjadi hipertensi, 4 orang masih sering mendominasi kelompok intervensi
mengkonsumsi garam berlebih setiap berkisar pada usia 36-45 tahun dn 46-
harinya, 5 orang belum mengetahui 55 tahun sebanyak 8 orang (40%).
perawatan hipertensi yang baik dan Sedangkan untuk kelompok kontrol
benar, dan 2 orang mengkonsumsi prosentase usia tertinggi yaitu berkisar
obat saat terjadi hipertensi. Menurut pada usia 26-35 tahun sebanyak 8
kader kesehatan di dusun Malangan orang (40%). Dari segi jenis kelamin
Sleman belum pernah ada pendidikan responden, prosentase tertinggi yang
kesehatan self care. Alasan inilah yang mendominasi kelompok intervensi
membuat penulis tertarik untuk adalah perempuan sebanyak 14 orang
melakukan penelitian pengaruh (70%). Sedangkan pada kelompok
pendidikan self care terhadap kontrol untuk jenis kelamin yang
pengetahuan perawatan hipertensi mendominasi yaitu perempuan 11
pada usia dewasa di Dusun Malangan orang (55%).
Sleman. Pendidikan pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol
tertinggi didominasi oleh tingkat
METODE PENELITIAN pendidikan SMA yaitu sebanyak 13
Jenis penelitian ini adalah orang (65%) untuk kelompok
penelitian kuantitatif. Desain intervensi dan 14 orang (70%) untuk
penelitian yang digunakan quasi kelompok kontrol. Dan dari segi
experimental dengan Nonequivalent tingkat pekerjaan pada kelompok
Control Group Design. Penelitian ini intervensi tertinggi didominasi oleh
menggunakan kelompok eksperimen ibu rumah tangga, yaitu sebanyak 8
dan kelompok kontrol. orang (40%). Sedangkan pada
Populasi pada penelitian ini kelompok kontrol dari segi pekerjaan
adalah usia dewasa penderita

2
tertinggi didominasi oleh Buruh/Petani
Postest Postest
yaitu sebanyak 8 orang (40%).
Kelompok Kelompok
Intervensi Kontrol
2. Gambaran Tingkat
Pengetahuan Perawatan Tingkat
F % F %
Hipertensi Sebelum Pengetahuan
Diberikan Pendidikan Baik 19 95 11 55
Kesehatan Self Care Di Cukup 1 5 8 40
Dusun Malangan Sleman Kurang 0 0 1 5
Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Total 20 100 20 100
Pengetahuan Perawatan Hipertensi
Sebelum Diberikan Pendidikan Berdasarkan tabel 1.2 maka
Kesehatan Self Care Di Dusun diperoleh data pada postes kelompok
Malangan Sleman intervensi dengan tingkat pengetahuan
Pretest Pretest baik sebanyak 19 responden (95%),
Kelompok Kelompok dan paling sedikit adalah tingkat
Intervensi Kontrol pengetahuan cukup sebanyak 1
responden (5%). Sedangkan pada
Tingkat
F % F % kelompok control didapatkan data
Pengetahuan
tingkat pengetahuan baik sebanyak 11
Baik 9 45 12 60
responden (55%) dan paling sedikit
Cukup 9 45 7 35
adalah tingkat pengetahuan kurang
Kurang 2 10 1 5
yaitu sebanyak 1 responden (5%).
Total 20 100 20 100
Berdasarkan tabel 1.1 maka 4. Hasil Uji Wilcoxon
diperoleh data pada pretes kelompok
intervensi tingkat pengetahuan baik Tabel 1.3
dan cukup sama banyaknya yaitu Hasil perbedaan tingkat
sebanyak 9 responden (45%), dan pengetahuan sebelum dan setelah
yang paling sedikit adalah tingkat diberikan pendidikan kesehatan
pengetahuan kurang sebanyak 2 self care pada kelompok intervensi
responden (10%). Sedangkan pada dan kelompok kontrol.
kelompok kontrol diperoleh data Pretest Postest p-
pretes dengan tingkat pengetahuan Mean±SD Mean±SD valu
baik yaitu sebanyak 12 responden e
(60%), yang paling sedikit adalah Kelompo
k 8,83±2,10 3,50±0,92 0,00
tingkat pengetahuan kurang sebanyak
Intervens 0 3 1
1 responden (5%). i
Kelompo
3. Gambaran Tingkat 4,17±2,33 3,88±2,22 0,72
k
Pengetahuan Perawatan 7 7 9
Kontrol
Hipertensi Sebelum Rerata pre-test kelompok
Diberikan Pendidikan intervensi yaitu 8,83 dan rerata post-
Kesehatan Self Care Di test sebesar 3,50. Hasil uji statistik
Dusun Malangan Sleman didapatkan nilai p-value 0,001
Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi (≤0,05), artinya pengetahuan
Tingkat Pengetahuan Perawatan perawatan hipertensi kelompok
Hipertensi Sebelum Diberikan intervensi terdapat beda yang
Pendidikan Kesehatan Self Care bermakna atau dapat dikatakan ada
Di Dusun Malangan Sleman pengaruh pendidikan kesehatan self

3
care terhadap pengetahuan perawatan matang usia seseorang maka akan
hipertensi pada kelompok intervensi. semakin banyak pengalaman dan
Rerata pre-test pada kelompok peningkatan pengetahuan pada suatu
kontrol yaitu 4,17 dan rerata post-test objek (Priyoto, 2014).
sebesar 3,88. hasil uji statistik yang Pengalaman yang diperoleh
menunjukkan nilai p-value 0,729 seseorang dapat digunakan sebagai
(>0,05) sehingga tidak ada beda sumber pengetahuan dan sebagai suatu
bermakna pada kelompok kontrol, cara untuk mencari pemecahan
atau dapat dikatakan tidak ada masalah serta dapat digunakan untuk
pengaruh pendidikan kesehatan self mengingat dan mengulang kembali
care terhadap pengetahuan perawatan pengetahuan yang pernah digunakan
hipertensi pada kelompok kontrol. untuk memecahkan masalah
sebelumnya (Notoadmojdo, 2010).
PEMBAHASAN Faktor lain yang dapat menyebabkan
Tingkat pengetahuan perawatan terjadinya perubahan tingkat
hipertensi sebelum diberikan pengetahuan yaitu tingkat pendidikan.
pendidikan kesehatan self care pada Sebagian besar tingkat pendidikan
kelompok intervensi dan kelompok responden pada kelompok intervensi
kontrol. paling banyak adalah SMA yaitu
Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 13 orang (65%) dan yang
diperoleh data pada pretes kelompok paling sedikit adalah SD yaitu 1 orang
intervensi tingkat pengetahuan (5%). Hal ini disebabkan karena
didominasi baik dan cukup yaitu semakin tinggi tingkat pendidikan
sebanyak 9 responden (45%), dan seseorang maka tingkat pengetahuan
yang paling sedikit adalah tingkat yang dimiliki akan semakin baik dan
pengetahuan kurang sebanyak 2 memudahkan seseorang untuk
responden (10%). Sedangkan pada menerapkan informasi yang dimiliki
kelompok kontrol diperoleh data (Annisa, 2011 dalam Fatimah (2013)).
pretes dengan tingkat pengetahuan Penelitian Cahyono, (2015)
baik yaitu sebanyak 12 responden responden yang memiliki pendidikan
(60%), yang paling sedikit adalah tinggi tidak malas membaca buku atau
tingkat pengetahuan kurang sebanyak majalah yang berisi tentang hipertensi,
1 responden (5%). Faktor yang dan berinteraksi dengan orang yang
mempengaruhi pengetahuan adalah berpendidikan tinggi pula sehingga
umur, pendidikan, lingkungan, jenis pengetahuannya tentang hipertensi
kelamin, sosial budaya, status bertambah ketika mereka saling
ekonomi dan informasi (Ariani, 2014 membicarakan tentang masalah
dalam Jiwandari (2015)). kesehatan. Namun perlu ditekankan
Pada kelompok intervensi bahwa seseorang yang berpendidikan
rentan usia 36-45 tahun sebanyak 8 rendah tidak berarti mutlak
orang (40%) dan 46-55 tahun berpengetahuan rendah. Peningkatan
sebanyak 8 orang (40%), Sedangkan pengetahuan tidak mutlak diperoleh
dari kelompok kontrol frekuensi usia dari pendidikan formal saja, tetapi
responden yang paling banyak adalah juga bisa melalui pendidikan non
usia 26-35 tahun sebanyak 8 orang formal. Hal ini dibuktikan bahwa
(40%) dan 46-55 tahun sebanyak 8 meskipun responden berpendidikan
orang (40%), dan yang paling sedikit rendah, tetapi pengetahuan responden
adalah usia 17-25 tahun sebanyak 2 juga baik dikarenakan mereka sering
orang (10%), dimana usia memiliki ikut acara penyuluhan dilingkungan
peran yang penting didalam proses sekitarnya, bertukar pikiran dengan
perubahan perilaku karena semakin
4
pasien hipertensi ketika di puskesmas diantara yaitu rentang usia, tingkat
maupun dengan keluarga atau tetangga pendidikan dan jenis pekerjaan, yang
yang sedang sakit hipertensi pula digunakan saat ini. Pada kelompok
(Cahyono, 2015). eksperimen rentan usia 36-45 tahun
Tingkat pengetahuan perwatan sebanyak 8 orang (40%) dan 46-55
hipertensi sesudah diberikan tahun sebanyak 8 orang (40%),
pendidikan kesehatan self care pada dimana usia memiliki peran yang
kelompok intervensi dan kelompok penting didalam proses perubahan
control perilaku karena semakin matang usia
Berdasarkan hasil penelitian seseorang maka akan semakin banyak
diperoleh data pada postes kelompok pengalaman dan peningkatan
intervensi dengan tingkat pengetahuan pengetahuan pada suatu objek
baik sebanyak 19 responden (95%), (Priyoto, 2014).
dan paling sedikit adalah tingkat Pengalaman yang diperoleh
pengetahuan cukup sebanyak 1 seseorang dapat digunakan sebagai
responden (5%). Sedangkan pada sumber pengetahuan dan sebagai suatu
kelompok control didapatkan data cara untuk mencari pemecahan
tingkat pengetahuan baik sebanyak 11 masalah serta dapat digunakan untuk
responden (55%) dan paling sedikit mengingat dan mengulang kembali
adalah tingkat pengetahuan kurang pengetahuan yang pernah digunakan
yaitu sebanyak 1 responden (5%). Hal untuk memecahkan masalah
ini menunjukkan adanya perubahan sebelumnya (Notoadmojdo, 2010).
setelah dilakukan pendidikan Perbedaan pengetahuan perawatan
kesehatan self care dengan uji hipertensi pada kelompok intervensi
Wilcoxon pada kelompok eksperimen, dan kelompok kontrol
diperoleh nilai p sebesar 0,001 dengan Hasil penelitian menunjukkan
α < 0,05 dengan demikian maka p bahwa ada perbedaan tingkat
<0,05. Dengan demikian maka dapat pengetahuan perawatan hipertensi
diperoleh kesimpulan bahwa ada pada kelompok eksperimen maupun
pengaruh yang signifikan sebelum dan kelompok kontrol. Hal ini disebabkan
setelah pemberian pendidikan oleh beberapa faktor. Salah satunya
kesehatan self care terhadap adalah komunikasi dari petugas
pengetahuan perawatan hipertensi kesehatan. Komunikasi yang
pada kelompok intervensi. dilakukan oleh setiap tenaga kesehatan
Berdasarkan penelitian dapat digolongkan sebagai suatu
sebelumnya, hal ini terjadi karena pendidikan kesehatan. pendidikan
dengan dilakukan pendidikan maka kesehatan meruapakan upaya untuk
pengetahuan para pasien tentang mempengaruhi atau mengajak orang
kualitas hidup penderita hipertensi lain baik individu, kelompok atau
meningkat. Karena pendidikan sangat masyarakat agar melaksanakan
erat kaitanya dengan bertambahnya perilaku hidup sehat serta dapat
pengetahuan para pasien sehingga memberikan peningkatan
dapat mempengaruhi pengetahuan pengetahuan, sikap, dna praktik
para pasien khususnya tentang kualitas masyarakat dalam memelihara dan
hidup penderita hipertensi (Murti, meningkatkan kesehatan diri serta
2018). mampu mencapai kehidupan yang
Peningkatan pengetahuan dan sejahtera (Triwibowo & Pusphandani,
nilai hasil uji posttest yang terjadi 2015). Dalam memberikan pendidikan
pada kelompok eksperimen dapat kesehatan, perlu adanya alat bantu
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang dapat menambah pemahaman

5
dari materi yang diberikan oleh Peningkatan motivasi
petugas kesehatan. selian itu, alat responden pada kelompok eksperimen
bantu pendidikan kesehatan dapat yang cenderung baik dapat pula
bermanfaat untuk menubuhkan minat dipengaruhi oleh proses belajar dan
pada sasaran, membantu mengatasi proses penerimaan informasi yang
hambatan komunikasi, serta berasal dari pendidikan kesehatan.
mempermudah sasaran untuk Perubahan minat dan perilaku yang
menerima informasi. terjadi pada responden diawalai
dengan pemberian informasi berupa
Penggunaan media pendidikan informasi tentang self care yang
yang menggunakan gabungan antara kemudian akan menimbulkan
kata dan gambar juga dapat saling kesadaran dan meningkatkan minat
menunjang informasi dari satu media seseorang sehingga menyebabkan
ke media yang lain serta penyajian perubahan perilaku sesuai dengan
informasi yang berwarna selain pengetahuan yang dimiliki
mempengaruhi peningkatan (Notoadmojdo, 2014).
pengetahuan juga dapat memperkuat
memori jangka pendek dan perhatian Nilai pengetahuan baik pada
visual responden (Susanto R, 2012 kelompok eksperimen juga dapat
dalam Norazizah (2016)). Media dipengaruhi oleh jarak waktu antara
massa merupakan alat yang digunakan intervensi dengan pemberian posttest
untuk menyampaikan berbagai pesan, kepada responden yang berjarak tujuh
macam-macam media dan cara antara hari. Hal ini disebabkan karena jarak
lain yaitu: penyuluhan kesehatan, waktu pemberian posttest tidak
koran, televisi, radio, majalah, poster, terlamapu jauh dengan pemberian
leaflet dll. Penyuluhan kesehatan bagi materi sehingga responden tidak ingat
masyarakat atau komunitas yang lebih pertanyaan maupun pernyataan yang
luas dapat dilakukan melalui media telah diisi pada pretest sehingga tidak
massa, sedangkan untuk komunitas mempengaruhi variabel yang akan
yang lebih kecil misalnya di lingkup diukur (Harnawati, 2014).
rumah sakit, puskesmas atau dokter
praktek swasta dapat dibuat brosur Selain itu, sesuai dengan teori
atau leaflet. yang disampaikan oleh Notoadmojdo
(2012, dalam Baihaqi (2016) bahwa
Tingkat pengetahuan antara mengecamkan sesuatu hal (promosi
kelompok intervensi dan kelompok kesehatan) memerlukan fase istirahat
kontrol memiliki perbedaan. dalam rentang waktu tertentu agar
Perbedaan tersebut dapat dilihat dari responden dapat mengingat lebih
hasil uji pretest dan posttest yang banyak materi yang diberikan pada
menunjukkan adanya kecenderungan saat pemberian pendidikan kesehatan.
peningkatan pengetahuan kelompok pengalaman pada saat pengisisan
eksperimen berada pada kategori baik, pretests juga dapat mempengaruhi
sedangkan pada kelompok kontrol hasil posttest, karena responden
tingkat motivasi cenderung sama pada kemungkinan masih mengingat
tingkat kategori baik. Hal ini jawaban yang kurang sesuai dan
kemungkinan disebabkan oleh faktor memperbaiki jawaban sesuai dengan
pendidikan, pengalaman, usia, dan informasi yang diperoleh sehingga
lingkungan yang membuat terjadi perubahan peningkatan
pengetahuan responden cenderung pengetahuan perawatan hipertensi oleh
baik. responden (Notoadmojdo, 2012).
Sangat penting untuk diketahui bahwa

6
pengetahuan berbeda dengan buah di Desa Wironangan Kecamatan Gatak
fikir atau ide, karena tidak semua buah Sukoharjo.
fikir merupakan pengetahuan. Hal ini Penelitian Beigi, et al., (2014),
berhubungan dengan pengetahuan yang berjudul “The effect of
yang diujikan pada responden educational program on hypertension
merupakan suatu ilmu pengetahuan, management. International
yang tersusun secara sistematis dengan Cardiovascular” menunjukkan bahwa
menggunakan kekuatan pemikiran dan program pendidikan efektif dalam
dapat diperiksa dan di kontrol dengan meningkatkan pengetahuan,
kritis oleh setiap orang lain yang ingin meningkatkan manajemen diri, dan
mengetahui. mengendalikan kebiasaan gaya hidup
yang merugikan pasien dengan
Pengaruh pendidikan kesehatan self hipertensi. Proses belajar dalam
care terhadap pengetahuan pendidikan kesehatan yaitu proses
perawatan hipertensi pada usia terjadinya perubahan kemampuan
dewasa di Dusun Malangan Sleman. pada subjek belajar dengan keluaran
Hasil penelitian menunjukkan yang diharapkan adalah kemampuan
uji wilcoxon pada kelompok sebagai hasil perubahan perilaku dari
intervensi, diperoleh nilai p sebesar sasaran didik (Notoatmodjo, 2010).
0,001 dengan α < 0,05 dengan Peningkatan pegetahuan yang
demikian maka p < 0,05. Dengan terjadi setelah diberikan pendidikan
demikian maka dapat diperoleh kesehatan merupakan salah satu aspek
kesimpulan bahwa ada pengaruh kemampuan yang dicapai oleh sasaran
pendidikan kesehatan self care didik sebagai akibat adanya proses
terhadap pengetahuan perawatan belajar (Mardhiah, 2015).
hipertensi pada kelompok intervensi. Pendidikan kesehatan tentang
Hal ini sesuai dengan self care dilakukan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Saputri menggunakan media power point dan
dengan judul “Pengaruh Pendidikan leaflet. Notoatmodjo (2010)
Kesehatan Terhadap Pengetahuan Dan menjelaskan bahwa kurang lebih 75%
Kepatuhan Diit Hipertensi Pada Lanjut dari pengetahuan manusia diperoleh
Usia Di Desa Wironanggan melalui mata, sedang sisanya melalui
Kecamatan Gatak Sukoharjo” hasil indera yang lain. Dengan
penelitiannya didapatkan hasil menggunakan power point dan leaflet,
penelitian diketahui bahwa pada informasi yang disampaikan melalui
kelompok perlakuan pada pre test mata lebih banyak, sehingga informasi
63,2% masih kurang dan setalah akan lebih mudah diterima oleh
mendapat pendidikan kesehatan responden.
pengetahuan responden yang kurang Hal ini sesuai dengan pendapat
menjadi sebesar 36,4. Pengetahuan Ali, 2000 dalam Mardhiah 2015 Ali
yang cukup pada pre test sebesar (2000) bahwa penyuluhan kesehatan
36,4% meningkat menjadi 54,5%. merupakan kegiatan pendidikan yang
Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi dilakukan dengan cara menyebarkan
peningkatan pengetahuan kelompok pesan, menanamkan keyakinan,
perlakuan sebesar 27,2%. Berdasarkan sehingga orang tidak saja sadar, tahu
hasil uji staitistik pada kelompok dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
perlakuan diperoleh nilai p= 0,015, melakukan suatu anjuran yang ada
yang artinya ada pengaruh pendidikan hubunganya dengan kesehatan.
kesehatan terhadap pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010)
tentang diit hipertensi pada lanjut usia bahwa pengetahuan merupakan hasil

7
tahu, ini terjadi setelah orang post test pada kelompok intervensi
melakukan penginderaan terhadap menunjukkan perbedaan yang
suatu objek tertentu. Penginderaan signifikan antara sebelum dan
terjadi melalui panca indera seseorang. setelah diberikan pendidikan
Pengetahuan merupakan domain yang kesehatan self care dengan nilai
sangat penting untuk terbentuknya mean pretest 8,83 dan nilai mean
tindakan seseorang. posttest 3,50.
6. Perbedaan tingkat pengetahuan
perawatan hipertensi pretes dan
SIMPULAN DAN SARAN postes pada kelompok kontrol
Simpulan menunjukkan bahwa tidak ada
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh perbedaan dengan nilai mean
pendidikan kesehatan self care yang pretest 4,17 dan nilai mean posttest
dilakukan pada 40 responden usia 3,88.
dewasa penderita hipertensi di dusun 7. Pendidikan kesehatan self care
Malangan Sleman, dapat diambil yang dilakukan peneliti
kesimpulan sebagai berikut: berpengaruh terhadap pengetahuan
1. Pengetahuan perawatan hipertensi perawatan hipertensi pada usia
pada usia dewasa di Dusun dewasa di Dusun Malangan Sleman
Malangan Sleman sebelum dengan nilai p-value 0,001 pada
dilakukan pendidikan kesehatan self kelompok intervensi.
care pada kelompok intervensi Saran
didominasi tingkat pengetahuan Bagi perawat puskesmas dan kader
cukup dan tingkat pengetahuan baik kesehatan diharapkan mampu
sebanyak 9 (45%). memberikan penyuluhan kesehatan
2. Pengetahuan perawatan hipertensi yang tepat dan spesifik tentang
pada usia dewasa di Dusun perawatan hipertensi terhadap
Malangan Sleman setelah dilakukan penderita hipertensi. Bagi usia ewasa
pretest pada kelompok kontrol yang penderita hipertensi diharapkan
tidak dilakukan pendidikan mampu memberikan wawasan dan
kesehatan self care dengan tingkat meningkatkan pengetahuan tentang
pengetahuan baik sebanyak 12 perawatan diri yang baik dan benar.
(60%). Bagi pembaca diharap menambah
3. Pengetahuan perawatan hipertensi refrensi pengetahuan tentang adanya
pada usia dewasa di Dusun pengaruh pendidikan kesehatan self
Malangan Sleman setelah dilakukan care terhadap pengetahuan perawatan
pendidikan kesehatan self care pada hipertensi dan bagi peneliti
kelompok intervensi dengan selanjutnya dapat menambah
tingkat pengetahuan baik sebanyak pengetahuan dan wawasan.
19 (95%).
4. Pengetahuan perawatan hipertensi DAFTAR PUSTAKA
pada usia dewasa di Dusun Baihaqi, A. H. 2016. Pengaruh
Malangan Sleman setelah dilakukan Pendidikan Kesehatan Peer
postest pada kelompok kontrol yang Group Terhadap Motivasi Ibu
tidak dilakukan pendidikan Menggunakan Kontrasepsi
kesehatan self care dengan tingkat IUD Di Dusun Tukoharjo
pengetahuan baik sebanyak 11 Purwoharjo Samogaluh Kulon
(55%). Progo Yogyakarta.
5. Perbedaan tingkat pengetahuan Yogyakarta: Universitas
perawatan hipertensi pre test dan 'Aisyiyah Yogyakarta.
8
Beigi, B., Zibaeenezhad, J., Hipertensi di Indonesia.
Aghasadeghi, K., Jokar, A., Diakses pada tanggal 26 Maret
Shekarforoush, S., Khazraei, 2018
H. 2014. The Effect Of Mardhiah, A., Abdullah, A.,
Educational Programs On Hermansyah. 2015. Pendidikan
Hypertension Management. Kesehatan Dalam Peningkatan
International Cardiovascular Pengetahuan, Sikap Dan
Research Journal, 8(3), pp.94± Keterampilan Keluarga
98. Dengan Hipertensi- Pilot
Cahyono, Aris D. 2015. Hubungan Study. Banda Aceh:
Tingkat Pengetahuan Tetang Universitas Muhammadiyah
Hipertensi Dengan Sikap Banda Aceh.
Perawatan Hipertensi Pada Martiningsih. 2012. Hubungan Self-
Pasien Hipertensi. Jurnal Care Dengan Derajat
AKP. Vol. 6 No. 1 Hipertensi Pada Pasien
Dewi, Ulfameytalia, Eltania, Bakri H. Hipertensi Primer Di
Maria dan Dari Yohanes. 2017. Poliklinik Penyakit Dalam
Hubungan Antara Rsud Bima Ditinjau Perspektif
Pengetahuan Dan Gaya Hidup Keperawatan Self-Care Orem.
Dengan Hipertensi Di Jurnal Kesehatan Prima vol. 6
Puskesmas Depok 2 Condong no. 1.
Catur Depok Sleman. Journal Murti, Nisa, A. 2018. Pengaruh
of Health Vol 4, No. 2. Pendidikan Kesehatan
Fatimah, D. (2013). Faktor-Faktor Terhadap Tingkat
yang Berhubungan dengan Pengetahuan Tentang Kuaitas
Penggunaan Alat Kontrasepsi Hidup Pada Pasien Hipertensi
dalam Rahim(AKDR) di Di Wilayah Kerja Puskesmas
Wilayah Kerja Puskesmas Pajang Surakarta. Surakarta:
Kecamatan Pasar Rebo Universitas Muhammadiyah
Jakarta Timur. Jakarta: Surakarta.
Universitas Islam Indonesia Norazizah, Rizka 2016 Efektifitas
Syarif Hidayatullah Jakarta. Promosi Kesehatan Melalui
Harnawati, R. A. 2014. Pengaruh Media Power Point dan Video
Penyuluhan Kesehatan Terhadap Tingkat
Reproduksi Remaja terhadap Pengetahuan Kader Tentang
Sikap Berpacaran Siswa Kelas Kanker Serviks di Wilayah
XI Di SMK I Sewon Bantul Kerja Puskesmas Mlati I.
Yogyakarta Tahun 2014. Unisa: Yogyakarta
Yogyakarta: Universitas Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu
'Aisyiyah Yogyakarta Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Jiwandari, Deviana. 2015. Tingkat Rineka Cipta
Pengetahuan Ibu Hamil Notoatmodjo, Soekidjo. 2012.
Tentang Hipertensi Dalam Promosi kesehatan dan
Kehamilan Di BPS Anas Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Kusuma Amd.Keb Pilangsari Rineka cipta.
Sragen. Surakarta: Sekolah Notoatmodjo, Soekidjo. 2014. Ilmu
Tinggi Ilmu Kesehatan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Kusuma Husada. Rineka Cipta.
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. 2012. Masalah

9
Priyoto. (2014). Teori Sikap &
Perilaku Dalam Kesehatan .
Yogyakarta: Nuha Medika.
Saputro, Hernawan. 2009. Hubungan
Tingkat Pengetahuan Pasien
Tentang Hipertensi Dengan
Sikap Kepatuhan Dalam
Menjalankan Diit Hipertensi
Di Wilayah Puskesmas
Andong Kabupaten Boyolali.
Jawa Tengah: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai