Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FILSAFAT ILMU

"Struktur Ilmu dan Langkah-Langkah Berpikir Ilmiah''

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat ilmu

NISAUL KHOIRIYAH : 3319002

Kelompok 6

DOSEN PEMBIMBING :

YENITA OKTAVIANI

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH S1

FAKULTAS EKONOMI EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN) BUKITTINGGI

TA. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan segala
kemaslahatan sehingga pembuat makalah dapat menyelesaikan makalah Filsafat
Ilmu dengan mudah dan lancar. Makalah ini disusun untuk menjelaskan tentang
struktur ilmu dan langkah-langkah berpikir ilmiah.

Makalah ini disusun secara sistematis dengan tujuan melengkapi tugas


mata kuliah Filsafat Ilmu. Dan makalah ini diharapkan dapat menjadi media
informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
mengenai struktur ilmu dan langkah-langkah berpikir ilmiah bagi mahasiswa.

Penulis telah berusaha menyajikan materi pada makalah ini dengan sebaik-
baiknya, tetapi kekurangan dan kesalahan pasti ada. Maka dari itu, saran dan kritik
yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih baik, sangat diharapkan
dan diterima penulis dengan tangan tangan terbuka. Akhirnya, semoga makalah
ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Aamiin.

Bukittinggi, September 2021

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
A. Pengertian berpikir Ilmiah......................................................................................4
B. Struktur Ilmu..........................................................................................................4
BAB III PENUTUP..............................................................................................................11
A. Kesimpulan...........................................................................................................11
B. Saran....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dilengkapi dengan


akal dan pikiran. Tanpa akal, manusia tidak akan bisa membuat
bendungan, jalan, jembatan, rumah bertingkat, dan sebagainya. Hanya
dengan akal dan pikiran, manusia dapat berubah taraf kehidupannya dari
tradisional, berkembang dan mengikuti perkembangan sampai dengan
zaman sekarang.

Akal digunakan manusia untuk berpikir, berpikir merupakan


sebuah kegiatan mental yang menghasilkan pengetahuan. Jadi apabila
manusia benar-benarmemaksimalkan fungsi otaknya untuk berpikir dalam
menemukan pengetahuan atau menghasilkan pengetahuan termasuk
kategori berpikir ilmiah. Ilmuwan berpikir ilmiah untuk melakukan suatu
kegiatan untuk mengkaji dan meneliti hubungan sebab-akibat antara
berbagai macam peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia di alam
semesta ini menggunakan daya pikir yang logis analitis dan kritis. Maka
dengan kemampuan berpikirnya manusia bisa mengembangkan
pengetahuan, baik ilmu pengetahuan yang bersifat penyempurna dari ilmu
pengetahuan sebelumnya ataupun ilmu pengetahuan yang bersifat baru.

Berpikir ilmiah merupakan cara berpikir yang memiliki tata cara


dan aturan main yang berlandaskan sistematika tertentu dan benar
berdasarkan atas data empiris.agar berpikir ilmiah bisa terlaksana dan
dilakukan dengan baik dan benar tentunya harus menggunakan strukur dan
langkah-langkah dalam berpikir ilmiah. Maka dari itu disini penulis akan
membahas dan menjelaskan struktur ilmu dan langkah-langkah berpikir
ilmiah.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian berpikir ilmiah?

2. Apa saja struktur ilmu?

3. Apa saja langkah-langkah dalam berpikir ilmiah?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian berpikir ilmiah.

2. Mengetahui struktur ilmu.

3. Mengetahui langkah-langkah dalam berpikir ilmiah.


BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian berpikir Ilmiah

Sebelum menjelaskan apa yang dimaksud berpikir ilmiah, ada


baiknya kita lebih dahulu mengetahui arti per kata dari kelompok kata
tersebut. Pertama, kata berpikir. Berpikir adalah menggunakan akal budi
untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesutau. Sedangkan menurut
Anita Taylor et. Al. Berpikir adalah penarikan kesimpulan. Jadi berpikir
merupakan sebuah proses tertentu yang dilakukan akal budi dalam
memahami, mempertimbangkan, menganalisa, meneliti, menerangkan dan
memikirkan sesuatu dengan jalan tertentu atau langkah-langkah tertentu
sehingga sampai pada sebuah kesimpulan yang ebnar.

Sedangkan Ilmiah yakni bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan,


memenuhi syarat kaidah ilmu pengetahuan. Berpikir ilmiah adalah berpikir
rasional dan berpikir empiris. Bersifat ilmiah apabila ia mengandung
kebenaran secara objektif, karena didukung oleh informasi yang telah
teruji kebenarannya dan disajikan secara mendalam, berkat penalaran dan
analisa yang tajam.

B. Struktur Ilmu

Dalam bahasa inggris struktur adalah structure dan structura yang


kedua nya artinya adalah bangunan susunan. Dan sebutan untuk
pandangan, filsafat atau gerakan filsafatnya disebut struktualisme. Ditinjau
dari segi fungsinya ia juga disebut sebagai sistem ilmu. Dari beberapa
pengertian dari struktur ilmu yaitu sebuah susunan yang terdiri dari
komponen-komponen yang membatasi mekanisme pencarian sebuah
kebenaran. Sistem pengetahuan ilmiah mencakup lima kelompok unsur
sebagai berikut:

1. Jenis-jenis sasaran
2. Bentuk-bentuk pernyataan

3. Ragam-ragam proposisi

4. Ciri-ciri pokok

5. Pembagian sistematis.

1) Metode ilmiah

Untuk menghasilkan sesuatu yang benar, diperlukan metode atau


prosedur yang benar pula. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam
mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu.jadi ilmu merupakan
pengetahuan yang didapatkan melalui metode ilmiah. Tidak semua
pengetahuan disebut ilmu sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara
mendapatkannya harus mmenuhi syarat-syarat tertentu. Mwtode ilmiah
merupakan ekspresi mengenai cara bekerja pikiran, dengan cara bekerja,
maka pengetahuan yang dihasilkan diharapkan mempunyai karakteristik
tertentu yang diminta oleh ilmu pengetahuan yaitu sifat rasional dan teruji
yang memungkinkan pengetahuan yang disusun nya merupakan
pengetahuan yang dapat di andalkan.

2) Teori

Teori yang dimaksud disini adalah penjelasan mengenai gejala yang


terdapat dalam dunia fisik tersebut.

3) Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan sementara tentang yang diajukan dalam


bentuk dugaan atau teoi, yang merupakan dasar dalam menjelaskan
kemungkinan hubungan terebut.
4) Logika
Penalaran merupakan suatu proses berfikir yang membuahkan pengetahuan.
Agar pengetahuan dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran, maka
proses berfikir itu harus dilakukan dengan cara tertentu.
5) Data Informasi
Tahapan ini merupakan suatu yang dominan dalam metode keilmuwan.
Disebabkan oleh banyaknya kegiatan keilmuan yang diarahkan kepada
pengumpulan data, maka banyak orang yang menyamakan kelimuwan dengan
pengumpulan fakta. Hasil observasi ini kemudian dituangkan dalam bentuk
pernyataan-pernyataan, penyusunan dan klasifikasi data tahapan metode
keilmuwan ini, menekankan kepada penyusunan kata-kata dalam kelompok-
kelompok, jenis-jenis, dan kelas-kelas.
6) Pembuktian
Langkah selanjutnya setelah menyusun hipotesis adalah menguji hipotesis
terebut, dengan mengonfrontasikan nya dan menghadapkannya dengan dunia
fisik ang nyata.
7) Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran
informasi untuk menilai keputusan yang dibuat dalam merancang suatu system
pengajaran.
8) Paradigma
Pengujian kebenaran dalam ilmu berarti menguji hipotesis dengan
pengamatan kenyataan yang sebenarnya. Dalam hal ini maka keputusan
terakhir terletak pada fakta.

Struktur pengetahuan ilmu mencakup:

1. Objek sebenarnya.

2. Objek material: ide abstrak, benda fisik, peristiwa sosial,

3. Objek formal; pusat perhatian dan penelaahan ilmuwan terhadap


fenomena itu
4. Bentuk pernyataan

5. Deskripsi: bersifat deskriptif (menggambarkan apa adanya) dengan


memberikan penjelasan mengenai bentuk, susunan dll

6. Preskripsi: memberikan petunjuk atau ketentuan apa yang seharusnya


terjadi.

7. Eksposisi pola: merangkum pernyataan-pernyataan yang memaparkan


pola-pola

8. Rekronstruksi historis: menceritakan dengan penjelasan atau alasan


yang diperlukan dalam pertumbuhan sesuatu pada masa lampau.

9. Ragam proposisi.

9) Langkah-Langkah Berpikir Ilmiah

Menurut Jujun ada lima langkah dalam kerangka berpikir ilmiah.


Pertama, merumuskan masalah, kedua menyusun kerangka berpikir dalam
pengajuan hipotesis, ketiga merumuskan hipotesis, keempat menguji hipotesis,
dan kelima adalah menarik suatu kesimpulan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
sesungguhnya langkah-langkah berpikir ilmiah dimulai dengan munculnya
sebuah masalah yang kemudian disusun dalam suatu bentuk rumusan masalah,
selanjutnya memberikan suatu solusi pemecahannya dalam bentuk jawaban atau
kesimpulan yang bersifat sementara terhadap pertanyaan atau permasalahan
yang diajukan, setelah itu menentukan cara yang benar untuk menguji hipotesis
dengan mengumpulkan data-data dan fakta-fakta empiris yang relevan dengan
hipotesis yang diajukan sehingga akan menampakkan apakah benar terdapat
fakta dan data nyata tersebut atau tidak. Terakhir dapat ditarik kesimpulan
apakah betul sebuah hipotesis yang telah diajukan itu ditolak atau bahkan
diterima, berdasarkan data dan fakta yang ada, bukan berlandaskan terhadap
opini atau asumsi.
Berikut penjelasan langkah-langkah berpikir ilmiah dari denan didukung
pendapat para ahli.

Langkah pertama dalam kerangkah berpikir ilmiah adalah perumusan


masalah, perumusan masalah merupakan hulu dari penelitian, dan merupakan
langkah yang penting dan pekerjaan yang sulit dalam penelitian ilmiah. Penting
karena rumusan masalah adalah ibarat pondasi rumah atau bangunan, tempat
berpijak awal, apabila salah menentukan dan tidak jelas batasan dalam
melakukan akan menyulitkan proses selanjutnya. Perumusan masalah
merupakan pedoman dasar yang kuat bagi pelaksanaan penelitian. Khususnya
unutk menyusun butir-butir pertanyaan dalam alat (instrumen), angket, pedoman
wawancara, pedoman menelusur dokumen dan sebagainya dn membatasi
permasalahan yang akan diteliti. Rumusan masalah juga harus merupakan dasar
dalam membuat hipotesis dan menjadi dasar bagi judul suatu kegiatan
penelitian.

Langkah berikutnya perumusan hipotesis “Hypo” artinya dibawah dan


“thesa” artinya kebenaran. Dalam bahasa indonesia dituliskan hipotesa, dan
berkembang menjadi hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara atau
dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan
kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.

Setelah perumusan hipotesis, langkah selanjutnya adalah pengujian


hipotesis. Pengujian hipotesis merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan
dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta
yang mendukung hiptesis tersebut atau tidak. Setiap hipotesis dapat diuji
kebenarannya tentu saja dengan menggunakan bukti-bukti empiris erta teknik
analisis yang secermat mungkin, karena dengan demikian halnya, maka suatu
hipotesis akan menentukan arah dan fokus upaya pengumpulan dan penganalisaan
data.

Langkah terakhir dalam kerangka berpikir ilmiah adalah penarikan


kesimpulan. Kesimpulan mrupakan salah satu faktor yang penting dalam sebuah
proses penelitian, karena dengan kesimpulan yang ada dalam suatu penelitian
akan menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian. Kesimpulan itu berupa
hasil dari penafsiran dan pembahasan data yang diperoleh dalam penelitian,
sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam perumusan masalah.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berpikir ilmiah adalah berpikir rasional dan berpikir empiris. Bersifat


ilmiah apabila ia mengandung kebenaran secara objektif, karena didukung
oleh informasi yang telah teruji kebenarannya dan disajikan secara mendalam,
berkat penalaran dan analisa yang tajam.

Dalam bahasa inggris struktur adalah structure dan structura yang


kedua nya artinya adalah bangunan susunan. Dan sebutan untuk pandangan,
filsafat atau gerakan filsafatnya disebut struktualisme. Ditinjau dari segi
fungsinya ia juga disebut sebagai sistem ilmu. Dari beberapa pengertian dari
struktur ilmu yaitu sebuah susunan yang terdiri dari komponen-komponen
yang membatasi mekanisme pencarian sebuah kebenaran.

Menurut Jujun ada lima langkah dalam kerangka berpikir ilmiah.


Pertama, merumuskan masalah, kedua menyusun kerangka berpikir dalam
pengajuan hipotesis, ketiga merumuskan hipotesis, keempat menguji hipotesis,
dan kelima adalah menarik suatu kesimpulan.

B. Saran

Demikian lah pembahasan tentang struktur ilmu dan langkah-langkah


berpikir ilmiah. Pembahasan ini hanya menurut dalam dunia keilmuan, dalam
makalah ini masih banyak kekurangan sehingga penulis memohon kritik dan
saran pembanggun sebagai alat pacu perbaikan bagi penulis.
DAFTAR PUSTAKA

Suriasumantri, Jujun, 2005, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta:


Sinar Harapan.

Suriasumantri, Jujun, 1996, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta:


Pustaka Sinar Harapan.

Tafsir, Ahmad, 2008, Filsafat Umum, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Http://www.jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/geneologi/article/view/2236/236,
diakses pada tanggal 9 september 2021, jam 20.03

Anda mungkin juga menyukai