Anda di halaman 1dari 7

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian True Experimental

menggunakan hewan coba tikus wistar yang dikelompokkan menjadi 5

kelompok dan masing-masing kelompok perlakuan terdiri dari 6 ekor tikus,

yaitu kelompok K(-), K(+), P1, P2 dan P3. Penelitian ini dilaksanakan di

Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma

Surabaya dan waktu penelitian pada bulan Mei sampai Juni 2019.

Untuk menentukan dosis jus stroberi yang akan diberikan, semua tikus

wistar ditimbang terlebih dahulu sebelum dilakukan penelitian sehingga

diketahui berat badan awalnya dan dilakukan adaptasi selama 7 hari. Pada

hari ke 8-14 dilakukan pemberian jus stroberi dan pada hari ke 15-44 lakukan

pengasapan dengan pemberian jus stroberi selama 30 hari.

Setelah penelitian selesai dilakukan pengambilan sampel organ hepar

masing-masing tikus yang selanjutnya dibuat menjadi preparat untuk diteliti

menggunakan mikroskop. Proses pembuatan preparat dilakukan di

laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Selanjutnya pembacaan preparat yang mengalami degenerasi dan nekrosis

dilakukan di laboratorium Histologi Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

37
38

B. Hasil Penelitian

Tabel V.1 Kerusakan Histologis Hepar Tikus Wistar Yang Dipapar


Asap Obat Nyamuk Bakar Dilihat Nekrosi dan Inflamasi

No Nekrosis Inflamasi
  K(-) K(+) P1 P2 P3 K(-) K(+) P1 P2 P3
1 0 5 3 2 1 0 4 3 3 1
2 0 3 4 0 0 0 3 3 0 0
3 0 3 3 1 0 0 3 3 1 0
4 0 4 2 1 1 0 4 1 3 1
5 0 4 1 1 1 0 4 1 1 1
Sumber: Hasil penelitian 2019

Tabel V.2 Rata-Rata Kerusakan Histologis Hepar Tikus Wistar


Yang Dipapar Asap Obat Nyamuk Bakar Dilihat Nekrosi dan
Inflamasi

Perlakuan Nekrosis ( X́  SD) Inflamasi ( X́  SD)

Kontrol (-) 0,0  0,0 0,0  0,0


Kontrol (+) 3,8  0,84 3,6  0,55
P1 2,6  1,14 2,2  1,09
P2 1,0 0,71 1,6  1,34
P3
0,6 0,55 0,6  0,55
Sumber: Hasil penelitian 2019
39

3.5
Nilai Histologi Hepar 3

2.5

2 3.8 3.6
Nekrosis
1.5
2.6 Inflamasi
1 2.2
1.6
0.5 1
0.6 0.6
0 0
0
K (-) K (+) P1 P2 P3
Pelakuan

Sumber: Hasil Penelitian, 2019


Gambar V.1: Grafik Kerusakan Histologis Hepar Tikus Wistar Yang
Dipapar Asap Obat Nyamuk Bakar Dilihat Nekrosi dan Inflamasi
Tabel dan gambar grafik menunjukkan bahwa rata-rata nilai

kerusakan histologis hepar tikus yang dilihat dari nekrosis dan inflamasi

tertinggi ada pada kelompok kontrol (+) yaitu Kelompok yang diberi

pengasapan obat nyamuk bakar tanpa pemberian jus stroberi, sebesar 3,8

untuk nekrosis dan 3,6 untuk inflamasi. Sedangkan nilai kerusakan

histologis hepar tikus yang dilihat dari nekrosis dan inflamasi terendah

ada pada kelompok kontrol (-) yaitu sebesar 0,0. Sedangkan pada

kelompok perlakuan dengan pemberian Jus stroberi nilai tertinggi ada

pada kelompok yang diberi jus strowberry 10,8mg/grBB yaitu sebesar

2,6 untuk nekrosis serta 2,2 untuk inflamasi dan nilai terendah ada pada

kelompok yang diberi jus strowberry 21,6mg/grBB yaitu sebesar 0,6

untuk nekrosis serta 0,6 untuk inflamasi. Sebelum dilakukan pengujian

pengaruh pemberian Jus stroberi terhadap kerusakan histologis hepar


40

tikus wistar yang dipapar asap obat nyamuk bakar, perlu dilakukan

pengujian normalitas dan homogenitas untuk menentukan uji apa yang

akan digunakan.

C. Analisis Data

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas diperlukan untuk membandingkan distribusi data

nekrosis dan inflamasi dengan distribusi normal baku. Data nekrosis dan

inflamasi dikatakan mempunyai distribusi normal jika nilai p > α.

Sebaliknya, jika nilai p < α maka data mempunyai distribusi tidak normal.

Hasil pengujian yang diperoleh disajikan pada Tabel V.2 dibawah ini.

Tabel V.3 Hasil Uji Normalitas

Variabel
X́ ± SD P Keterangan
Penelitian
Nekrosis 1,60 ± 1,58 0,093 Distribusi data normal
Inflamasi 1,60 ± 1,50 0,077 Distribusi data normal
Sumber: Pengolahan data, 2019

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

1. Probabilitas signifikansi > 0,05, maka hipotesis nol diterima yang

berarti data terdistribusi secara normal.

2. Probabilitas signifikansi < 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang

berarti data tidak terdistribusi secara normal.


41

Berdasarkan Tabel V.2 diatas, data nekrosis dan inflamasi

mempunyai nilai p = 0,093 dan 0,077 (p > 0,05). Hal ini berarti data

nekrosis dan inflamasi mempunyai distribusi normal.

2. Uji Homogenitas Data antar Kelompok

Uji homogenitas varians (uji levene) yang bertujuan untuk mengetahui

kelompok data (K(-), K(+), P1, P2 dan P3) mempunyai varians homogen

atau tidak. Data nekrosis dan inflamasi dikatakan homogen jika nilai p >α.

Sebaliknya, jika nilai p <α maka data tidak homogen. Hasil pengujian yang

diperoleh disajikan pada tabel V.3 dibawah ini.

Tabel V.4 Hasil Uji Homogenitas Data

Variabel Penelitian Df p Keterangan


Nekrosis 4 0,036 Data tidak homogen
Inflamasi 4 0,000 Data tidak homogen
Sumber: Pengolahan data, 2019

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

1) Data dikatakan homogen jika nilai p > 0,05.

2) Jika nilai p <α maka data tidak homogen

Berdasarkan tabel V.3 diatas, hasil uji Levene untuk nekrosis

dan inflamasi mempunyai nilai p = 0,036 dan 0,000. Hal ini berarti

varians data nekrosis dan inflamasi tidak homogen (p < 0,05).

3. Uji Kruskal-Wallis
42

Untuk melihat apakah ada pengaruh pemberian Jus stroberi terhadap

kerusakan histologis hepar tikus wistar yang dipapar asap obat nyamuk

bakar maka dilakukan dengan uji Kruskal-Wallis. Hasil pengujian dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel V.5 Hasil Uji Kruskal-Wallis

Variabel Penelitian Df p Keterangan


Nekrosis 4 0,001 Ada pengaruh
Inflamasi 4 0,001 Ada pengaruh
Sumber: Pengolahan data, 2019

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria sebagai

berikut:

1) Jika probabilitas signifikansi > 0,05, maka hipotesis nol diterima

yang berarti tidak ada pengaruh.

2) Jika probabilitas signifikansi < 0,05, maka hipotesis nol ditolak

yang berarti ada pengaruh.

Dari tabel V.4 menunjukkan signifikansi p-value = 0,001

untuk nekrosis dan inflamasi yaitu <α (0.05) maka ada pengaruh Jus

stroberi terhadap kerusakan histologis hepar tikus wistar yang

dipapar asap obat nyamuk bakar.

Tabel V.6 Uji Post Hoc Test Mann-Whitney


43

Perlakuan Nekrosis ( X́  SD) Inflamasi ( X́  SD)

Kontrol (-) 0,0  0,0a 0,0  0,0a


Kontrol (+) 3,8  0,84b 3,6  0,55b
P1 2,6  1,14b 2,2  1,09b
P2 1,0  0,71c 1,6  1,34c
P3
0,6  0,55a,c 0,6  0,55a,c
Keterangan: Superscript a,b,c,d,e dengan huruf yang sama pada kolom perlakuan
berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p > 0,05)
Sumber: Hasil penelitian 2019

Tabel V.5 menunjukkan bahwa nekrosis dan inflamasi pada

kelompok K (-) berbeda signifikan dengan K (+), P1, P2, serta kelompok

K (+) dengan P2 dan P3, terbukti dengan P value <0,05. Sedangkan Tidak

ada perbedaan yang signifikan antara K (-) dengan P3, K (+) dengan P1

dan P2 dengan P3, hal ini terbukti dengan P value >0,05.

Anda mungkin juga menyukai