Anda di halaman 1dari 14

LABORATORIUM FISIKA

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2020

THERMOMETER
Nama : Julia winda lestari ( 18020025 )
Pjk : T dwanggga abi manyu
Kelompok        : VII (tujuh )

Abstrak

Pada percobaan membuat skala pada termometer dilakukan dengan menentukan


titik tetap bawah (titik beku) dan titik tetap atas (titik didih). Penentuan titik tetap bawah (titik
beku) dilakukan dengan memanaskan es batu pada Hot Plate dan ketika es mulai mencair
maka selanjutnya meletakkan termometer pada es yang sedang mencair tersebut kemudian
memperhatikan pergerakan air raksa yang menurun dan ketika air raksa tersebut telah
berhenti bergerak maka beri penanda pada kertas grafik sebagai titik tetap bawah. Sementara
untuk menentukan titik tetap atas (titik didih) dilakukan dengan memanaskan air dengan suhu
normal pada Hot Plate sampai mendidih selanjutnya meletakkan termometer pada air yang
sedang mendidih tersebut dan memperhatikan pergerakan air raksa pada termometer yang
bergerak naik, setelah air raksa berhenti bergerak maka beri penanda pada kertas grafik
sebagai tiitk tetap atas. Berdasarkan data pengamatan diperoleh titik tetap bawah yaitu 0 oX
dan titik tetap atas yaitu 1240X. Jika dibandingkan dengan termometer skala Celcius,
perbandingannya yaitu 31 : 25 oC.
Pada percobaan suhu campuran dilakukan dengan menyediakan dua wadah air dan
satu wadah kosong. Dua wadah tersebut diisikan air dengan volume yang sama yautu 0,1 L.
Wadah pertama berisi air dengan suhu normal, air tersebut kemudian diukur suhunya dengan
menggunakan termometer zat cair dengan skala celcius. Suhu air yang terukur yaitu 29,4 oC.
Untuk wadah air yang lainnya dipanaskan menggunakan Hot Plate kemudian pada wadah
tersebut diletakkan termometer zat cair dengan skala Celcius, air tersebut dipanaskan hingga
mencapai suhu 75oC. Kemudian air normal dan air panas tersebut dituang pada wadah kosong
secara bersamaan, kemudian diukur suhu air tersebut sebagai suhu campuran. Suhu yang
terukur yaitu sebesar 50,5oC. Berdasarkan data pengamatan tersebut dapat dipahami bahwa

1
LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2020
setelah dicampur, air panas melepaskan kalor dan air dingin akan menerima kalor sehingga
suhunya akan sama. Hal ini dapat dipahami pada Asas Black yang menjelaskan bahwa jika
dua buah benda yang berbeda suhunya dicampurkan, benda yang panas memberi kalor pada
benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama. Adapun jumlah kalor yang diserap benda
dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas benda panas.

Pada percobaan pemuaian zat cair dilakukan dengan memasukan air dengan suhu
normal pada tabung erlenmeyer, kemudian erlenmeyer ditutup dengan menggunakan sumbat
karet dua lubang, dimana pada lubang pertama diletakkan termometer dengan suhu awal
yaitu 37,2oC dan pada lubang kedua diletakkan pipa plastik yang terisi air penuh. Labu
Erlenmeyer tersebut kemudian diletakkan pada bak plastik. Percobaan ini dilakukan dengan
tiga perlakuan, perlakuan pertama pada bak plastik diisikan air es dengan suhu 31,4 oC,
teramati air pada pipa plastik menurun habis. Perlakuan kedua, labu Erlenmeyer diletakkan
pada Hot Plate hingga suhu air pada erlenmeyer mencapai 17,7oC, teramati air pada pipa
plastik naik. Perlakuan ketiga, labu Erlenmeyer yang dipanaskan tadi diletakkan pada bak
plastik dimana bak plastik tersebut telah diisi air dingin dengan suhu 12,2 oC. Teramati,
dimana air pada pipa kacamenurun. Berdasarkan data pengamatan tersebut dapat dipahami
bahwa pemuaian zat cair adalah bertambahnya suatu ukuran volume air diakibatkan adanya
kenaikan suhu pada air tersebut. Zat cair akan memuai bila dipanaskan dan akan menyusut
apabila didinginkan. Hal ini sesuai dengan teori yang ada yaitu bahwa semakin tinggi suhu
yang diberikan pada suatu zat cair maka semakin besar pula muai volume pada zat cair
tersebut. 

2
LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2018

THERMOMETER
THERMOMETER
Name : Fachrul sakti anggodo (17010029)

Pjk : Deni arslse lappung


team      : VIII (Delapan)

Abstrak

In the experiment making a scale on the thermometer is done by determining the lower fixed
point (freezing point) and the upper fixed point (boiling point). Determination of the lower fixed
point (freezing point) is done by heating the ice cube on the Hot Plate and when the ice starts to
melt then put the thermometer on the melting ice then pay attention to the movement of mercury
decreasing and when the mercury has stopped moving then give a marker on paper chart as
bottom fixed point. While to determine the upper fixed point (boiling point) is done by heating
water with normal temperature on the Hot Plate until it boils then put the thermometer in the
boiling water and pay attention to the movement of mercury on the thermometer that moves up,
after the mercury stops moving then give a marker on graph paper as a fixed top. Based on
observational data, the lower fixed point is 0oX and the upper fixed point is 1240X. When
compared with a Celsius scale thermometer, the ratio is 31: 25 oC.
In the experiment the temperature of the mixture is carried out by providing two water containers
and one empty container. The two containers are filled with water with the same volume yautu
0.1 L. The first container contains water with normal temperature, the water is then measured by
using a liquid thermometer on a celsius scale. The measured water temperature is 29.4oC. For
other water containers heated using Hot Plate then the liquid thermometer on the container is
placed on a Celsius scale, the water is heated to a temperature of 75oC. Then the water is normal
and the hot water is poured into an empty container simultaneously, then the water temperature is
measured as the mixture temperature. The measured temperature is 50.5oC. Based on
observational data it can be understood that after being mixed, hot water releases heat and cold
water will receive heat so that the temperature will be the same. This can be understood in the
principle of Black, which explains that if two different objects are mixed, the hot object calms the
cold object so that the final temperature is the same. The amount of heat absorbed by cold
objects is equal to the amount of heat released by a hot object
In the liquid expansion experiments carried out by entering the water with normal temperature on
the Erlenmeyer tube, then erlenmeyer closed using a two-hole rubber plug, where in the first hole
a thermometer was placed with an initial temperature of 37.2 ° C and a second pipe filled with
full water was placed. . The Erlenmeyer flask is then placed in a plastic tub. This experiment was
carried out with three treatments, the first treatment in a plastic tub filled with ice water with a
temperature of 31.4oC, observed that the water in the plastic pipe decreased. The second
treatment, the Erlenmeyer flask is placed on the Hot Plate until the water temperature at

1
erlenmeyer reaches 17.7oC, the water in the plastic pipe rises. The third treatment, the heated
Erlenmeyer flask was placed in a plastic tub where the plastic tub was filled with cold water at a
temperature of 12.2 ° C. Observed, where water in the pipe decreases. Based on these
observational data it can be understood that expansion of liquid is an increase in the size of the
volume of water caused by an increase in temperature in the water. Liquid will expand when
heated and will shrink if cooled. This is in accordance with the existing theory, namely that the
higher the temperature given to a liquid, the greater the volume of expansion in the liquid.

1 TUJUAN

 a.       Untuk mengetahui cara membuat skala pada termometer


 b.      Untuk menyelidiki pengaruh kalor pada zat cair
 c.       Untuk mengetahui suhu campuran
 d. Mengetahui beberapa jenis thermometer
 e Menentukan perhitungan thermometer

2 ALAT DAN BAHAN

a)      Pembuatan Skala pada Termometer

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan pembuatan skala pada termometer


dapat dilihat pada tabel 6.1 berikut.
Tabel 6.1 Alat dan Bahan pada Percobaan Membuat Skala Termometer Zat Cair
No. Nama Alat/Bahan Fungsi
1 Termometer raksa Sebagain pengukur suhu
Bejana A beris air yangSebagai objek pengamatan
2
sedang melebur
Bejana B beris air yangSebagai objek pengamatan
3
sedang melebur
4 Hotplate Sebagai pemanas
5 Polpen Sebagai penanda letak pemukaan raksa
b)      Suhu Campuran
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan Suhu Campuran dapat dilihat pada tabel
6.2 berikut.
Tabel 6.2  Alat dan Bahan pada Percobaan Suhu Campuran
No. Nama Alat/Bahan Fungsi
1 set statif Sebagai alat untuk tempat
1
menggantungkan termometer
2 Labu erlenmeyer Sebagai wadah air dingin dan air panas
4
3 Silinder ukur 100 ml Sebagai wadah air dingin
4 Gelas kimia Sebagai wadah air panas
5 Hotplate Sebagai pemanas air
6 Termometer berskala
Untuk mengukur suhu air
7 Air Sebagai objek pengamatan

c)      Pemuaian Zat Cair


Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan penentuan pemuaian zat cair dapat
dilihat pada tabel 6.3 berikut.
Tabel 6.3 Alat dan Bahan pada Percobaan Pemuaian Volume Zat Cair
No. Nama Alat/Bahan Fungsi
1 set statif Sebagai alat untuk tempat
1
menggantungkan termometer
2 Labu Erlenmeyer Sebagai wadah air
3 Hotplate Sebagai pemanas air
4 Termometer Untuk mengukur suhu air
5 Sumbat karet 2 lubang Sebagai penutup labu erlenmeyer
Pipa plastik Sebagai penunjuk adanya pemuaian zat
6
cair
7 Bak plastic Sebagai wadah erlenmeyer dan wadah air
8 Air Sebagai objek pengamatan
9 Es Sebagai pendingin

3 DASAR TEORI

. Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur). Istilah

termometer berasal dari bahasa latin thermo yang berarti panas dan meter yang berarti mengukur.
Betapa pentingnya mengetahui suhu tubuh sebagai langkah awal untuk pencegahan suatu
penyakit maupun suatu bentuk usaha kita dalam menjaga kesehatan. Kondisi suhu tubuh yang
normal adalah sekitar 37o Celcius. Peningkatan suhu tubuh diatas suhu normal merupakan suatu
gejala penyakit. Pada kemajuan teknologi yang sangat pesat saat ini, sudah banyak dijumpai
beragam jenis termometer. Namun, semua termometer diproduksi dan ditujukan untuk manusia
normal. Ini berarti semua perangkat tersebut hanya dapat digunakan oleh manusia pada kondisi
normal. Berangkat dari permasalahan diatas maka penulis merencanakan dan membuat
termometer digital dengan fasilitas keluaran suara sehingga bisa dimanfaatkan oleh para
tuna netra sekaligus dapat memberikan kemudahan bagi orang yang memiliki keterbatasan
penglihatan untuk mengetahui suhu. Rancang bangun alat pengukur suhu digital dengan keluaran
5
suara ini bermanfaat bagi masyarakat terutama bagi penyandang tuna netra untuk memperoleh
data suhu tubuhnya (Arifin, 2010).

Untuk menentukan skala sebuah termometer diperlukan dua titik tetap: titik lebur es
sebagai titik tetap bawah dan titik didih air sebagai titik tetap atas. Seorang astronom Swedia,
Anders Celsius (1701-1744), adalah orang yang pertama kali menetapkan skala suhu berdasarkan
titik lebur es dan titik didih air. Sesuai dengan penemunya, termometer yang ditemukan oleh
Anders Celsius dinamakan termometer skala Celsius.
a.      Termometer Skala Celsius
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Untuk mengetahui suhu benda yang
diukur, termometer perlu diberi skala. Proses memberi skala pada termometer dinamakan
kalibrasi. Bagaimanakah caranya? Kalian dapat mengkalibrasi termometer dengan langkah-
langkah sebagai berikut.
1.      Menentukan Titik Tetap Bawah
Masukkan ujung bawah termometer secara tegak lurus ke dalam bejana yang berisi es
murni. Tunggu beberapa saat sampai es melebur yang ditandai dengan adanya air dalam bejana.
Apabila tinggi permukaan raksa pada pipa kapiler sudah tidak berubah lagi, artinya suhu
termometer sama dengan suhu es yang sedang melebur.  Berilah tanda tepat pada permukaan
raksa itu dan tulislah dengan angka. Untuk termometer skala Celsius, titik tetap bawah ditulis
0oC.
2.      Menentukan Titik Tetap Atas
Masukkan ujung bawah termometer ke dalam bejana yang berisi air murni. Panaskan air
sampai mendidih. Tunggu beberapa saat sampai suhu termometer sama dengan suhu air
mendidih. Apabila tinggi permukaan raksa pada pipa kapiler sudah tidak berubah lagi, artinya
suhu termometer sama dengan suhu air mendidih. Berilah tanda tepat pada permukaan raksa itu
dan tulislah dengan angka. Untuk termometer skala Celsius, titik tetap atas ditulis 100oC.
3.      Membuat Pembagian Skala
Setelah titik tetap bawah dan titik tetap atas ditetapkan, selanjutnya jarak antara kedua
titik tetap ini dibagi menjadi beberapa bagian yang sama. Pada termometer skala Celsius, kedua

6
titik tetap ini dibagi menjadi 100 bagian yang sama. Jadi, setiap bagian skala menunjukkan suhu
1oC.
Pembagian skala ini dapat diperluas dengan memberi angka-angka tambahan, baik di
bawah titik tetap bawah maupun di atas titik tetap atas. Angka-angka di bawah titik tetap bawah
diberi angka negatif, sedangkan angka-angka di atas titik tetap atas diberi angka lebih dari 100 oC.
Termometer skala Celsius ditunjukkan pada Gambar 6.1.
 

Gambar 6.1 Termometer Skala Celsius


b.      Termometer Skala Kelvin
Para ilmuwan lebih suka menggunakan termometer skala Kelvin. Oleh karena itu, dalam
SI (Sistem Internasional) satuan suhu adalah kelvin (K). Skala Kelvin tidak dikalibrasi
berdasarkan titik lebur es dan titik didih air, tetapi dikalibrasi berdasarkan energi yang dimiliki
oleh partikel-partikel dalam benda. Apabila suhu benda turun, gerak partikel lambat. Sebaliknya,
apabila suhu benda naik gerak partikel cepat. Ketika suhu benda mencapai –273,15oC, biasanya
dibulatkan menjadi –273oC, partikel-partikel tidak bergerak sama sekali. Suhu   –273oC
merupakan suhu paling rendah yang dapat dimiliki benda. Oleh karena itu, suhu –273 oC
dinamakan suhu nol mutlak.
Ilmuwan yang pertama kali mengusulkan pengukuran suhu berdasarkan suhu nol mutlak
adalah Lord Kelvin (1824-1907), fisikawan berkebangsaan Inggris. Sesuai dengan nama
penemunya, skala suhu yang digunakan dinamakan skala Kelvin. Penulisan suhu Kelvin tanpa
menggunakan simbol derajat (o), tetapi cukup ditulis dengan K. Suhu paling rendah yang dapat
dimiliki benda adalah –273oC. Dalam skala Kelvin, suhu –273 oC sama dengan 0 K (nol mutlak).
Perlu diketahui, suhu skala Kelvin tidak mengenal suhu negatif. Gambar 6.2menunjukkan
perbandingan skala Celsius dan skala Kelvin.

7
Gambar 6.2 Perbandingan termometer skala Celsius dan skala Kelvin.
Seperti telah diuraikan di atas, –273oC sama dengan 0 K atau 0oC = 273 K. Oleh karena itu, pada
skala Kelvin titik lebur es 0oC diberi angka 273 K dan titik didih air 100oC diberi angka 373 K.
Jadi,
                                    0oC = 273 K dan 100oC = 373 K.
Dengan demikian,
                          …………………………………….(6.1)

atau
                         …………………………………….(6.2)

c.       Termometer Skala Fahrenheit


Dalam termometer skala Fahrenheit, yang biasa digunakan di Amerika Serikat, suhu
titik lebur es 32oF dan suhu titik didih air 212oF. Jadi, antara titik lebur es dan titik didih air dibagi
menjadi 180 bagian yang sama. Pada skala Celsius antara titik lebur es dan titik didih air dibagi
menjadi 100 bagian yang sama. Jadi, perbandingan skala suhu Celsius tC dan tF adalah
                           atau  

Artinya, perubahan suhu sebesar satu derajat Celsius sama dengan perubahan sebesar   derajat

Fahrenheit. Untuk mengubah suhu dari Fahrenheit ke Celsius (atau sebaliknya) harus
diperhatikan bahwa pada saat termometer skala Celsius menunjukkan angka 0oC skala Fahrenheit
menunjukkan angka 32oF. Dengan demikian, diperoleh
.........................................................................(6.3)

8
atau
                         ....................................................................(6.4)

Kalor dapat mengubah wujud zat. Kalian tentu masih ingat bahwa zat dapat berwujud
padat, cair atau gas. Perubahan wujud zat bergantung pada jumlah kalor yang diterima atau
jumlah kalor yang dilepaskan oleh zat yang bersangkutan. Zat padat dapat berubah wujud
menjadi zat cair apabila zat itu menerima kalor. Zat cair dapat berubah wujud menjadi gas
apabila zat itu menerima kalor. Sebaliknya, gas dapat berubah wujud menjadi zat cair apabila
melepaskan kalor. Zat cair dapat berubah wujud menjadi zat padat apabila melepaskan kalor.
Sebagai contoh, es (zat padat) berubah wujud menjadi air (zat cair) apabila dipanaskan. Artinya,
es menerima kalor. Air (zat cair) berubah wujud menjadi uap (gas) apabila dipanaskan. Artinya,
air menerima kalor. Sebaliknya, uap air akan berubah wujud menjadi air apabila didinginkan.
Artinya, uap air melepaskan kalor. Air (zat cair) akan berubah wujud menjadi es (zat padat)
apabila didinginkan. Artinya, air melepaskan kalor (Pribadi, 2013).
Kalian telah mempelajari bahwa zat terdiri atas partikel-partikel yang dapat bergerak
bebas. Kalian telah mengetahui bahwa ada gaya tarik-menarik antar partikel. Apabila zat padat
dipanaskan energi getaran partikel-partikelnya bertambah besar dan jarak antar partikel menjadi
bertambah. Akibatnya, ukuran zat padat menjadi bertambah. Pertambahan ukuran zat akibat
pemanasan inilah yang dinamakan pemuaian. Pemuaian dapat terjadi pada zat padat, zat cair, dan
gas. Salah satu peristiwa pemuaian zat padat adalah gelas kosong yang diisi dengan air mendidih
menjadi retak. Peristiwa  ini terjadi karena bagian dalam gelas memuai terlebih dahulu daripada
bagian luar gelas. Pemuaian zat padat dibedakan menjadi tiga, yaitu: pemuaian panjang,
pemuaian luas, dan pemuaian volume.  Apabila zat padat dipanaskan, zat padat itu akan memuai
ke segala arah. Artinya, ukuran panjang, luas, dan volumenya menjadi bertambah. Untuk benda
padat yang berbentuk batang dengan luas penampang kecil, misalnya jarum jahit, kita hanya
dapat memperhatikan pemuaian panjang saja. Untuk mempelajari pemuaian
panjang.Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bentuk zat cair selalu mengikuti bentuk
wadahnya. Oleh karena itu, dalam zat cair hanya dikenal pemuaian volume. Kalian telah
mempelajari bahwa pemuaian zat cair merupakan prinsip kerja termometer.  Pemuaian zat cair

9
berbeda-beda, tergantung pada jenis zat cair.  Kalian telah mempelajari bahwa baik zat padat
maupun zat cair mengalami pemuaian volume. Akan tetapi, pemuaian volume zat cair biasanya
lebih besar daripada pemuaian volume zat padat. Dalam kehidupan sehari-hari kalian dapat
menjumpai peristiwa yang menunjukkan bahwa pemuaian zat cair lebih besar dari pada pemuaian
zat padat. Misalnya, ketika kalian memanaskan air dengan menggunakan teko. Ketika air dan
teko dipanaskan, keduanya memuai. Perhatikan bahwa ketika air akan mendidih terdapat air yang
tumpah. Hal ini menunjukkan bahwa air (zat cair) memuai lebih besar daripada teko (zat padat).
Nah, sekarang coba sebutkan beberapa contoh lain yang menunjukkan bahwa zat cair memuai
lebih besar daripada zat padat

5 DATA DAN PENGOLAHAN DATA

Diketahui :      kelembaban 1 = 66,3 %

                        kelembaban 2 = 70,4 %

                         kelembaban 3 = 68,5 %

                        kelembaban 4 = 68,5%

                        kelembaban 5 =72,1 %

Ditanya    :  kelembaban rata-rata =..….?

                        Jawab   :  kelembaban rata-rata

                                                =  kel 1 + kel 2 + kel 3+kel 4+kel 5

                                                    5

                         = 66,3% +70,4 % +68,5 %+68,5%+72,1%

                                                             5

                                                 = 69,16 %

  jadi rata-rata kelembaban udara di ruangan tersebut adalah 69,16  %

10
 

b.      Rata-rata pengukuran suhu dengan Thermohygrometer digital

     Diketahui : Suhu 1 = 31,30C

                        Suhu 2 = 31,30C

                         Suhu 3 = 31,40C

                        Suhu 4 = 31,40C

                        Suhu 5 = 31,60C

     Ditanya    :  kelembaban rata-rata =..….?

     Jawab       :  kelembaban rata-rata

           

                        =  suhu 1 + suhu 2 + suhu 3+ suhu 4+ suhu5

                                                             5

                        = 31,30C +31,3 0C +31,4 0C+31,40C+31,60C

                                                5

                       

                        = 31,40C

            jadi rata-rata suhu udara di ruangan tersebut adalah 31,4 0C

11
B.     Pengukuran menggunakan Slingpiscrometer

Lokasi/titik Suhu (0C) Suhu (0F) SH


RH (%) DP (0F)
pengambilan Basah Kering Basah Kering (grains/lb)
1 26 32 78,8 89,6 62 131 75
2 25,5 31,5 77,9 88,7 60 126 74
3 25 31 77 87,8 60 122 72,8

Rata-rata 25,5 31,5 77,9 88,7 60,67 126,33 73,93

                        Keterangan :    RH = Relative humidity (%)

                                                SH = Spesific humidity (grains/lb)

                                                DP = Dew Point (0F)

6 PEMBAHASAN

1. Pada percobaan membuat skala pada termometer dilakukan dengan menentukan titik
tetap bawah (titik beku) dan titik tetap atas (titik didih). Penentuan titik tetap bawah
(titik beku) dilakukan dengan memanaskan es batu pada Hot Plate dan ketika es
mulai mencair maka selanjutnya meletakkan termometer pada es yang sedang
mencair tersebut kemudian memperhatikan pergerakan air raksa yang menurun dan
ketika air raksa tersebut telah berhenti bergerak maka beri penanda pada kertas
grafik sebagai titik tetap bawah. Sementara untuk menentukan titik tetap atas (titik
didih) dilakukan dengan memanaskan air dengan suhu normal pada Hot
Plate sampai mendidih selanjutnya meletakkan termometer pada air yang sedang
mendidih tersebut dan memperhatikan pergerakan air raksa pada termometer yang
bergerak naik, setelah air raksa berhenti bergerak maka beri penanda pada kertas
grafik sebagai tiitk tetap atas. Berdasarkan data pengamatan diperoleh titik tetap
bawah yaitu 0oX dan titik tetap atas yaitu 1240X. Jika dibandingkan dengan
termometer skala Celcius, perbandingannya yaitu 31 : 25 oC.
12
2. Pada percobaan suhu campuran dilakukan dengan menyediakan dua wadah air dan
satu wadah kosong. Dua wadah tersebut diisikan air dengan volume yang sama yautu
0,1 L. Wadah pertama berisi air dengan suhu normal, air tersebut kemudian diukur
suhunya dengan menggunakan termometer zat cair dengan skala celcius. Suhu air
yang terukur yaitu 29,4oC. Untuk wadah air yang lainnya dipanaskan
menggunakan Hot Plate kemudian pada wadah tersebut diletakkan termometer zat
cair dengan skala Celcius, air tersebut dipanaskan hingga mencapai suhu 75 oC.
Kemudian air normal dan air panas tersebut dituang pada wadah kosong secara
bersamaan, kemudian diukur suhu air tersebut sebagai suhu campuran. Suhu yang
terukur yaitu sebesar 50,5oC. Berdasarkan data pengamatan tersebut dapat dipahami
bahwa setelah dicampur, air panas melepaskan kalor dan air dingin akan menerima
kalor sehingga suhunya akan sama. Hal ini dapat dipahami pada Asas Black yang
menjelaskan bahwa jika dua buah benda yang berbeda suhunya dicampurkan, benda
yang panas memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama.
Adapun jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang
dilepas benda panas.

3. Pada percobaan pemuaian zat cair dilakukan dengan memasukan air dengan suhu
normal pada tabung erlenmeyer, kemudian erlenmeyer ditutup dengan menggunakan
sumbat karet dua lubang, dimana pada lubang pertama diletakkan termometer
dengan suhu awal yaitu 37,2oC dan pada lubang kedua diletakkan pipa plastik yang
terisi air penuh. Labu Erlenmeyer tersebut kemudian diletakkan pada bak plastik.
Percobaan ini dilakukan dengan tiga perlakuan, perlakuan pertama pada bak plastik
diisikan air es dengan suhu 31,4oC, teramati air pada pipa plastik menurun habis.
Perlakuan kedua, labu Erlenmeyer diletakkan pada Hot Plate hingga suhu air pada
erlenmeyer mencapai 17,7oC, teramati air pada pipa plastik naik. Perlakuan ketiga,
labu Erlenmeyer yang dipanaskan tadi diletakkan pada bak plastik dimana bak
plastik tersebut telah diisi air dingin dengan suhu 12,2 oC. Teramati, dimana air pada
pipa kacamenurun. Berdasarkan data pengamatan tersebut dapat dipahami
13
bahwa pemuaian zat cair adalah bertambahnya suatu ukuran volume air diakibatkan
adanya kenaikan suhu pada air tersebut. Zat cair akan memuai bila dipanaskan dan
akan menyusut apabila didinginkan. Hal ini sesuai dengan teori yang ada yaitu
bahwa semakin tinggi suhu yang diberikan pada suatu zat cair maka semakin besar
pula muai volume pada zat cair tersebut.

7 KESIMPULAN

1 . Mampu menentukan beberapa jenis thermometer


2 Dapat mengolah data hasil analisis thermometer
3 Mampu menentukan kadar suhu yang berbeda
4 Mampu menentukan beberapa rumus yang diperhitungkan
5 Dapat mengkaji hasil data yang diperoleh
8 REFERENSI
[1] Agriandita, Isnani. Yanasari. 2017. Modul Praktikum Fisika Dasar. Indramayu : Akamigas
Balongan.
[2] Halliday, Resnick Walker.2010. Fisika Dasar 1 . Ciracus : Erlangga.
[3] Burhanudin,Achmad.2012. Pengukuran dan Ketidakpastian.
http://inueds.blogspot.com/2012/10/Pengukuran-dan-ketidakpastian/
(Diakses 17 November 2017)
[4] Rachman,Aditya.2010.Definisi pengukuran dan Penilaian menurut para ahli.
http://mahasiswaupiserang.blogspot.com/2014/08/definisi-pengukuran-
dan-penilaian-menurut-para-ahli (Diakses 19 November 2017)

14

Anda mungkin juga menyukai