NIM : 17010007
KELAS : TP A 17
TUGAS EOR
1. Jelaskan perbedaan dari injeksi tak tercampur (immiscible flooding) dan injeksi
tercampur (miscible flooding) dilihat dari mekanisme kerjanya.
2. Apa yang dimaksud dengan diagram terner. Gambarkan dan jelaskan suatu proses
percampuran dengan diagram terner untuk metode injeksi tercampur (Injeksi
CO2,Injeks gas kering pada P tinggi, Injeksi gas diperkaya, Injeksi N2). Jelaskan juga
proses tersebut pada kondisi fasa dalam reservoir.
3. Sebutkan paramater yang sangat berpengaruh untuk terjadinya percampuran antara gas
yang diinjeksikan dengan minyak didalam reservoir sehingga akan meningkatkan baik
efisiensi pendesakan maupun penyapuannya.
4. Gambarkan dan jelaskan suatu proses percampuran dengan diagram terner untuk
metode injeksi gas kering pada P tinggi. Jelaskan juga proses tersebut pada kondisi
fasa dalam reservoir.
5. Carilah screening kriteria untuk miscibility gas meliputi vaporizing gas, CO2, enrich
gas, dan inert gas
NAMA : IPAN SWARA
NIM : 17010007
KELAS : TP A 17
JAWABAN
1.
Injeksi Tercampur (Miscible Flooding) : menginjeksikan fluida dengan tekanan dan
temperatur tertentu sehingga akan berada pada kondisi tercampur dengan minyak yang
masih berada di reservoir.
Contoh-contoh injeksi tercampur :
- Injeksi gas pada tekanan tinggi.
- Injeksi gas yang diperkaya, yaitu dengan memperbanyak komponen ringan
hidrokarbon.
- Injeksi dengan fluida yang dapat bercampur dengan minyak (gas).
- Injeksi CO2 atau gas-gas yang tak bereaksi (inert) dapat bercampur dengan
minyak dan air.
Injeksi CO2 dapat menghasilkan recovery yang besar, CO2 mudah larut dalam minyak,
jadi menolong produksi dengan 2 cara :
Menaikkan So dari Sor menjadi lebih besar.
Menurunkan viskositas minyak, menaikkan mobilitas minyak.
CO2 juga bereaksi dengan komponen-komponen hidrokarbon ringan dari
minyak (miscible).
Injeksi tak tercampur (immiscible flooding) Metode pendesakan fluida yang
immiscible(tak tercampur) diijeksikan ke dalam reservoir untuk mendesak minyak agar
mengalir ke sumur- sumur produksi. Fluida yang sering digunakan pada proses ini
adalah air dan gas tak tercampur.
2. Diagram Terner merupakan suatu diagram fasa berbentuk segitiga sama sisi dalam
satu bidang datar yang dapat menggambarkan sistem tiga komponen zat dalam berbagai
fasa.
Injeksi gas diperkaya
NAMA : IPAN SWARA
NIM : 17010007
KELAS : TP A 17
Keadaan 1
Pada waktu mulai injeksi, pendesakan adalah tidak tercampur dan GO
memotong daerah dua fasa. Residu minyak dengan komposisi O ada yang tetap
tinggal di belakang front gas-minyak. Minyak O dan gas G belum mencapai
kesetimbangan thermodinamik. Perubahan fasa yang terjadi pada waktu dan
tempat tertentu hasilnya adalah komposisi gas G1 dan komposisi minyak O1.
Gas menjadi makin banyak mengandung komponen menengah dan komponen
berat.
Keadaan 2
Sementara perubahan minyak O1 cenderung untuk menyusut. Saturasi
minyak dibelakang front hingga saat ini tetap dibawah harga kritik dan tetap
tinggal terperangkap di dalam pori batuan. Sementara gas G1 didesak ke arah
front oleh injeksi gas G berikutnya.
Keadaan 3
Gas G1 menjadi berhubungan dengan residu minyak yang baru saja
terbentuk (dari komposisi O). Selama fluida tidak dalam keadaan
kesetimbangan, maka terjadi perubahan fasa dan menghasilkan gas G2 dan
minyak O2 yang mana dalam keadaan kesetimbangan. Gas G2 dalam keadaan
berhubungan dengan front.
Minyak O2 dalam hubungannya dengan gas G tidak akan memberikan
komposisi menengah lebih banyak, dan komposisi tersebut menjadi Oa.
Kemajuan front ini berlangsung hingga komposisi gas dalam hubungannya
dengan minyak mula-mula menjadi Gt yaitu titik singgung dari garis O ke kurva
“dew point”. Pada tingkat ini “miscibility” antara Gt dan O telah tercapai.
Keadaan 4
Mulai dari titik ini pendesakannya adalah pendesakan tercampur dan
tidak ada residu minyak yang tertinggal dibelakang front. Dibelakang “miscible
bank” dengan terlebih dahulu residu minyak dengan komposisi O1, O2 dan
seterusnya hingga komposisi menengah habis oleh injeksi gas G, batas
komposisi minyak yang tidak tersapu adalah Op yaitu pada ujung garis melalui
titik G. Minyak Op tidak dapat dirubah menjadi komponen lebih lanjut oleh gas
G dan ini merupakan “unrecoverable” pada kondisi ini ternyata bisa diabaikan.
Pengalaman dari beberapa operasi lapangan menunjukkan bahwa suatu
NAMA : IPAN SWARA
NIM : 17010007
KELAS : TP A 17
“miscible bank” terbentuk setelah gas diinjeksikan berjalan lebih kurang 12
meter dari sumur injeksi
Injeksi co2
Dua cara untuk membuat diagram terner dimana hal tersebut tergantung pada
keadaan CO2 apakah berasosiasi dengan metana atau komponen menengah.
Injeksi N2
3. Parameter yang sangat berpengaruh untuk terjadinya percampuran antara gas yang
diinjeksikan dengan minyak didalam reservoir adalah: tekanan dan temperatur. pada
saat tekanan reservoir masih tinggi (P>>) dan temperatur rendah (T<<) akan sangat
menguntungkan bagi pendesakan tercampur karena daerah dua fasa (dalam diagram
Terner) dibuat kecil, sehingga minyak dan gas dapat tercampur dengan cepat.
Keadaan 1
NAMA : IPAN SWARA
NIM : 17010007
KELAS : TP A 17
Pada waktu mulai injeksi, pendesakan adalah tidak tercampur dan GO
memotong daerah dua fasa. Residu minyak dengan komposisi O ada yang tetap
tinggal di belakang front gas-minyak. Minyak O dan gas G belum mencapai
kesetimbangan thermodinamik. Perubahan fasa yang terjadi pada waktu dan
tempat tertentu hasilnya adalah komposisi gas G1 dan komposisi minyak O1.
Gas menjadi makin banyak mengandung komponen menengah dan komponen
berat.
Keadaan 2
Sementara perubahan minyak O1 cenderung untuk menyusut. Saturasi
minyak dibelakang front hingga saat ini tetap dibawah harga kritik dan tetap
tinggal terperangkap di dalam pori batuan. Sementara gas G1 didesak ke arah
front oleh injeksi gas G berikutnya.
Keadaan 3
Gas G1 menjadi berhubungan dengan residu minyak yang baru saja
terbentuk (dari komposisi O). Selama fluida tidak dalam keadaan
kesetimbangan, maka terjadi perubahan fasa dan menghasilkan gas G2 dan
minyak O2 yang mana dalam keadaan kesetimbangan. Gas G2 dalam keadaan
berhubungan dengan front.
Minyak O2 dalam hubungannya dengan gas G tidak akan memberikan
komposisi menengah lebih banyak, dan komposisi tersebut menjadi Oa.
Kemajuan front ini berlangsung hingga komposisi gas dalam hubungannya
dengan minyak mula-mula menjadi Gt yaitu titik singgung dari garis O ke kurva
“dew point”. Pada tingkat ini “miscibility” antara Gt dan O telah tercapai.
Keadaan 4
Mulai dari titik ini pendesakannya adalah pendesakan tercampur dan
tidak ada residu minyak yang tertinggal dibelakang front. Dibelakang “miscible
bank” dengan terlebih dahulu residu minyak dengan komposisi O1, O2 dan
seterusnya hingga komposisi menengah habis oleh injeksi gas G, batas
komposisi minyak yang tidak tersapu adalah Op yaitu pada ujung garis melalui
titik G. Minyak Op tidak dapat dirubah menjadi komponen lebih lanjut oleh gas
G dan ini merupakan “unrecoverable” pada kondisi ini ternyata bisa diabaikan.
Pengalaman dari beberapa operasi lapangan menunjukkan bahwa suatu
“miscible bank” terbentuk setelah gas diinjeksikan berjalan lebih kurang 12
meter dari sumur injeksi
Injeksi gas kering biasanya memerlukan daerah injeksi yang luas ( 1000 acre).
Reservoir yang cocok untuk injeksi ini adalah karbonat dan sandstone dengan
tingkat stratifikasi yang tinggi dan kurang heterogen. Injeksi gas yang
menguapkan berbeda dengan injeksi gas yang mengembun maupun dengan
injeksi tercampur pada kontak pertama (first contact miscible flood).
Perbedaan penting antara ketiga metode tersebut adalah bahwa pada injeksi gas
yang menguapkan, gas produksi dapat ditekan sampai tekanan tercampur dan
diinjeksikan kembali untuk mempertahankan pendesakan tercampur. Injeksi gas
yang mengembun dan injeksi tercampur pada kontak pertama, produksi pelarut
menurunkan penyapuan tercampur.
Mobility ratio pada injeksi gas yang menguapkan secara keseluruhan lebih
rendah dibandingkan dengan injeksi gas yang mengembun atau injeksi
tercampur pada kontak pertama.
NAMA : IPAN SWARA
NIM : 17010007
KELAS : TP A 17
Banyak injeksi yang menguapkan dilakukan pada reservoir tipis atau yang
memiliki tebal 10 ft. Penyapuan vertikal dapat diperbaiki melalui penyebaran
melintang (transverse dispersion) dengan mempertimbangkan volume yang
besar dari gas terlarut yang diinjeksikan.
Tekanan tercampur dengan gas alam, gas buangan, atau nitrogen biasanya
cukup tinggi sehingga membatasi pemakaian metode daya dorong gas yang
menguapkan pada reservoir dengan kedalaman kira-kira 5000 ft atau lebih.
5.