Anda di halaman 1dari 10

Laporan Tahun 2018

1. Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat


3.1. Kesehatan Keluarga
Indikator capaian
a. Cakupan Ibu hamil Yang Mendapat Antenatal Care (K1)
Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar.
Pemerintah Daerah Kabupaten wajib memberikan pelayanan
kesehatan ibu hamil kepada semua ibu hamil di wilayah kabupaten
tersebut dalam kurun waktu kehamilan.
Hasil rekapitulasi bulan januari sampai Agustus 2018 ibu hamil yang
mendapat antenatal care ( K1 ) Bulan Agustus sebanyak 599 orang.
Capaian kinerja Dinas Kesehatan kabupaten dalam memberikan
pelayanan kesehatan ibu hamil adalah 5.510/ 10,010 x 100% = 55%
 Permasalahannya.
- Estimasi/sasaran Ibu hamil selisih dengan jumlah kunjungan
real.
- Kunjungan rumah tidak maksimal dan tidak standar.

 Solusi Rekomendasi/ RTL


- Perlunya Survey jumlah Ibu hamil setiap wilayah kerja
masing-masing untuk mendapat angka real.
- Jemput ibu hamil bila tidak mau melakukan pemeriksaan
kehamilan / melakukan pemeriksaan dirumah pasien.
- Monitoring dan evaluasi ke lapangan oleh petugas
Kabupaten.

b. Cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan Antenatal minimal


4 kali ( K4 )
Pelayanan antenatal sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan
kepada ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan dengan jadwal
satu kali pada trismester pertama, satu kali pada trismester kedua
dan dua kali pada trismester ketiga yang dilakukan oleh bidan ,
dokter dan atau dokter spesialiskebidanan baik yang bekerja di
fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta .
Capaian kinerja Dinas Kesehatan kabupaten dalam memberikan
pelayanan kesehatan ibu hamil dinilai dari cakupan pelayanan
Kesehatan ibu hamil ( K4 ) adalah 48% angka ini masih jauh dari
target spm yaitu 100%.
 Permasalahannya.
- Estimasi/sasaran Ibu hamil selisih dengan jumlah kunjungan
real.
- Adanya ibu hamil yg ,,,
- Kunjungan rumah tidak maksimal dan tidak standar.
 Solusi Rekomendasi/ RTL
- Perlunya Survey jumlah Ibu hamil setiap wilayah kerja
masing-masing untuk mendapat angka real.
- Monitoring dan evaluasi ke lapangan oleh petugas
Kabupaten.

c. Persentase Persalinan di fasilitas pelayanan Kesehatan (PF).


Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai
standar artinya adalah persalinan yang dilakukan oleh Bidan, Dokter
atau Dokter spesialis kebidanan yang bekerja di fasilitas pelayanan
kesehatan pemerintah maupun swasta baik persalinan normal
maupun persalinan dengan komplikasi.
Hasil rekapitulasi bulan Januari sampai Agustus 2018, jumlah
ibu bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan sebesar 5.188 ibu.
Capaian kinerja Dinas Kesehatan kabupaten dalam memberikan
pelayanan kesehatan ibu bersalin 54%.
 Permasalahannya.
- Belum semua ibu bersalin memanfaatkan fasilitas kesehatan
untuk melakukan persalinan.
- Masih ada sebagian Ibu bersalin yang melahirkan di tolong
dukun.
 Solusi Rekomendasi/ RTL
- Diharapkan kepada Ibu bersalin untuk memanfaatkan
fasilitas kesehatan agar mendapatkan persalinan yang
standar.
- Promosi kesehatan tentang Fasilitas Kesehatan untuk
Persalinan yang sesuai standar.

d. Persentase bumil Kurang Energy Kronik ( KEK )


Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan keadaan dimana ibu
penderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis)
yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. KEK
dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil
(bumil).

Gejala KEK pada Ibu hamil yaitu :


1. Lingkar lengan atas sebelah kiri kurang dari 23,5 cm.
2. Kurang cekatan dalam bekerja.
3. Sering terlihat lemah, letih, lesu, dan lunglai.
4. Jika hamil cenderung akan melahirkan anak secara prematur
atau jika lahir secara normal bayi yang dilahirkan biasanya berat
badan lahirnya rendah atau kurang dari 2.500 gram.
Gizi kurang pada ibu hamil seperti Kekurangan Energi Kronis
dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain:
Anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara
normal dan terkena penyakit infeksi. Sehingga akan meningkatkan
kematian ibu.
Target tahun 2018 yaitu 21,2%, sedangkan capaian di bulan
Agustus sebesar 8%.

e. Cakupan persalinan oleh nakes (Pn).


Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terampil
sesuai standar (bidan, dokter, dan tenaga paramedis lainnya di
fasilitas kesehatan).
Mengapa harus mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan?
1. Agar ibu hamil dan bayi dapat secara cepat dan tepat
mendapatkan pelayanan pertolongan persalinan sesuai standar.
2. Mengenali secara dini tanda - tanda bahaya kehamilan,
persalinan, dan nifas.
3. mendapatkan pertolongan pertama gawat darurat dengan cepat
sebagai persiapan upaya rujukan ke tingkat pelayanan yang lebih
tinggi
Mengapa harus mendapatkan pertolongan persalinan di
fasilitas kesehatan?
1. Agar ibu hamil dan bayi secara cepat dan tepat mendapat
fasilitas kesehatan yang bersih dan aman.
2. Mendapat pertolongan dan pelayanan  dari tenaga kesehatan
siap di tempat.
Target pertahun 100%, angka capaian yang di peroleh bulan
Januari – Agustus sebesar 56%.
 Permasalahannya.
- Estimasi/sasaran Ibu bersalin selisih dengan jumlah real.
- Belum semua ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan
- Masih ada sebagian Ibu bersalin yang melahirkan di tolong
dukun.

 Solusi Rekomendasi/ RTL


- Diharapkan kepada Ibu bersalin untuk memanfaatkan
fasilitas kesehatan agar mendapatkan persalinan yang
standar.
- Promosi kesehatan tentang Fasilitas Kesehatan untuk
Persalinan yang sesuai standar.

f. Cakupan Pelayanan Nifas ( KF3 )


Kunjungan Nifas adalah periode mulai 6 jam sampai dengan 42
hari pasca persalinan. Pelayanan nifas sesuai dengan standar adalah
pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali yaitu pada 6 jam pasca
persalinan sampai dengan 3 hari, pada minggu ke II, dan pada
minggu ke VI.
Masa nifas merupakan hal penting untuk diperhatikan guna
menurunkan angka kematian bayi dan ibu. Bidan harus mampu
memberikan pengawasan yang dibutuhkan untuk merawat dan
memberikan pelayanan kepada ibu selama periode kehamilan,
persalinan dan pasca persalinan.
Cakupan pelayanan nifas oleh nakes (Kf3) bulan Januari –
Agustus tahun 2018 tercatat 52% dari target 100%.
 Permasalahannya.
- Estimasi/sasaran Ibu nifas selisih dengan jumlah real.
- Motivasi bidan yang kurang maksimal dalam memberikan
layanan nifas.
 Solusi Rekomendasi/ RTL
- Monitoring dan evaluasi ke lapangan oleh petugas
Kabupaten.

g. Cakupan Kunjungan neonatal ( KN1 )


Target pertahun 100% angka cakupan bulan januari sebesar 6,1%
 Permasalahannya adalah
 Estimasi selisih.
 Kunjungan rumah tidak maksimal dan tidak Standar
 Status kependudukan orang tua yang sering berpindah.
 Solusi Rekomendasi / RTL
 Monev ke lapangan oleh petugas kabupaten
 Adanya SOP KN
h. Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN3)
Target SPM 100% angka cakupan bulan januari sebesar 6,0%
 Permasalahannya adalah
 Estimasi selisih
 Kunjungan rumah tidak maksimal dan tidak Standar
 Status kependudukan orang tua yang sering berpindah
 Solusi Rekomendasi / RTL
 Monev ke lapangan oleh petugas kabupaten
 Adanya SOP KN

i. Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri


Target SPM 100% angka cakupan bulan januari sebesar 1%
Permasalahannya adalah
 DO belum di pahami
j. Deteksi Factor Resiko dan Komplikasi oleh Masyarakat
Target 100% angka capain masih nol
 Permasalahannya adalah
 DO belum di pahami

k. Cakupan Neonatal dengan Komplikasi yang di tangani


Target 100% angka cakupan bulan januari sebesar 2%
 Permasalahannya adalah
 Penanganan masih banyak belum tercatat
 DO Komplikasi belum di pahami oleh semua Petugas
Puskesmas
 Solusi Rekomendasi / RTL
 Melakukan Bimtek untuk petugas Pengelola di
Puskesmas

l. Cakupan Kunjungan bayi (29 hari – 11 bulan)


Target 100% angka cakupan sebesar 7%
 Permasalahannya adalah
 Pencatatan Kohort belum sesuai juknis sehingga
cakupan rendah
 Orang tua sering berpindah pindah
 Masih ada sebagian petugas yang belum memahami DO
 Solusi Rekomendasi / RTL
 Melakukan Bimtek Kohort bagi petugas Pengelola di
Puskesmas
 Monev bagi petugas Pengelola di Puskesmas
m. Cakupan Pelayanan Anak Balita (12 hari – 59 bulan)
Target SPM 100% angka cakupan sebesar5%
 Permasalahannya adalah
 Ada sasaran yang tidak terjangkau ( PAUD )
 Pencatatan Kohort belum sesuai dengan juknis
 Solusi Rekomendasi / RTL
 Melakukan Bimtek Kohort bagi petugas Pengelola di
Puskesmas
 Melakukan Kunjungan ke PAUD oleh Petugas di
Puskesmas
n. Cakupan Pelayanan Anak balita Sakit yang di layani dengan MTBS.
Target 100% angka cakupan sebesar 88,9%
 Permasalahannya adalah
 Masih ada anak Balitasakit yangdi layani di Poli umum
bukan di klinik MTBS
 Kurangnya tenaga dokter di klinik MTBS
 Masih ada Puskesmas yang klinik MTBS nya belum
berstandar

 Solusi Rekomendasi / RTL


 Semua Balita Sakit harus dilayani di klinik MTBS
 Diharapkan adanya tenaga dokter di klinik MTBS
 Klinik MTBS harus memenuhi standar
o. Cakupan Peserta KB Aktif
Target 75% angka capaian sudah 30,4% di bulan Januari (Peserta KB
aktif adalah 25% dari seluruh Pasangan Usia Subur)
3.2. Anak Usia Sekolah
Indikator Program
1. Cakupan Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
Target 100%, kegiatan ini belum dilakukan Karena belum tiba ajaran
baru

2. Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan Kesehatan


untuk peserta didik kelas I.
Target SPM 100 %, kegiatan penjaringan dilaksanakan di awal tahun
ajaran baru.
3. Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan Kesehatan
untuk peserta didik kelas 7 dan 10.
Target SPM 100%, kegiatan penjaringan dilaksanakan di awal tahun
ajaran baru.
4. Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan Remaja.
Target 35 % dengan angka capaian bulan januari 19%
 Permasalahannya adalah
 Masih ada puskesmas yang tenaganya belum terlatih
dengan Program PKPR,
 Ada Puskesmas yang menolak untuk menjalankan
program ini karena kendala pada sarana
 Solusi Rekomendasi / RTL
 Pelatihan Program PKPR bagi petugas Puskesmas
 Sarana dan prasarana di usulkan untuk di perbaharui.

3.3. Pelayanan Kesehatan Usila


Indikator Program
Cakupan Usia Lanjut yang di layani
Target SPM 100% angka capaian untuk bulan januari masih nol

3.4. Surveillans Gizi Masyarakat


Indikator Program
a. Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapat Perawatan
Target 100% angka capaian 100% artinya semua kasus gizi buruk
semuanya mendapat perawatan (jumlah gizi buruk bulan januari 1
orang)
 Permasalahannya adalah
 Pasien meninggal dalam masa perawatan
 Solusi dan RTL
 Mempercepat Pelayanan dan Skrining kasus gizi buruk
dan balita
 Mempercepat proses rujukan
b. Cakupan Balita yang di timbang berat badan.
Target 100% angka capaian 87,55%
 Permasalahannya adalah
 Target tidak tercapai
 Kunjungan keposyandu menurun
 Petugas Posyandu tidak maksimal melakukan
kunjungan rumah
 Solusi dan RTL
 Pendekatan kepada masyarakat KIE
 Perlu kunjungan ke Posyandu
 Mengevaluasi kinerja Petugas di Posyandu
 Rakor dengan petugas

c. Persentase balita yang di timbang yang naik berat badan ( N/D )


Target 82% angka capaian 69%
 Permasalahannya adalah
 Kurangnya Pengetahuan asupan makanan seimbang
 Adanya penyakit penyertapada sebagian bayi

 Solusi Rekomendasi / RTL


 KIE Keseimbangan gizi
 kunjungan rumah oleh petugas
 Pertemuan Lintas sector tentang pentingnya gizi pada
bayi

d. Cakupan Bayi 0-6 bulan belum mendapat ASI Eklusif


Target 100% di bulan januari belum ada capaian Karena
sistem pelaporan Asi Eklusif di rekap setiap enam bulan sekali yaitu
pada bulan Februari dan bulan Agustus untuk mengetahui jumlah
Bayi Asi Eklusif sampai enam bulan.
e. Persentase bayi baru lahir mendapat imunisasai Dini ( IMD )
Target 100% sementara jumlah capaian di bulan Januari
sebesar 73,43%.

 Permasalahannya adalah
 Faktor budaya Masyarakat
 Kesehatan anak yang terganggu sehingga tidak IMD
 Solusi Rekomendasi / RTL
 Sosialisasi kepada masyarakt tentang mamfaatnya IMD
 Monitoring dan Evaluasi
f. Persentase Balita Kurus yang mendapat makanan tambahan
Target 80% sementara jumlah capaian di bulan januari
sebesar 99%.

g. Cakupan Rumah tangga mengkonsumsi garam beriodium


Target 100% capaian bulan januari masih nol, ini sebabkan
Karenalaporan di rekap enam bulan sekali yaitu pada bulan
Februari dan bulan Agustus dan petugas puskesmas 2 kali turun
dalam setahun untuk melakukan pengecekan konsumsi garam
beriodium di masyarakat.

h. Persentase Balita yang memiliki Buku KIA


Target 100% persentase capaian adalah 97%
 Permasalahannya adalah
 Ketidak cukupan Buku KIA yang didistribusikan kepada
balita
 Ada balita yang tidak terdata
 Solusi Rekomendasi / RTL
 Pengadaan Buku KIA
 Monitoring dan Evaluasi petugas Puskesmas

i. Cakupan Balita 6 – 59 bulan mendapat Kapsull Vitamin A.


j. Persentase Remaja Putri yang mendapat Tablet tambah darah
Target 20% persentase capaian adalah 1%
 Permasalahannya adalah
 Tidak tersedanya Tablet FE

 Solusi Rekomendasi / RTL


 Pengadaan Tablet FE

k. Cakupan ibu hamil mendapat tablet TD atau FE


Target 100% persentase capaian adala 8%
 Permasalahannya adalah
 Tablet FE tidak mencukupi kebutuhan sasaran
 Sasaran tidak mengkonsumsi Tablet FE sesuai anjuran
 Validitas data belum cukup akurat
 Solusi Rekomendasi / RTL
 Pengadaan Tablet FE
 KIE tentangmamfaat tablet FE
 Monev secara berkala oleh petugas Kesehatan

l. Persentase ibu nifas yang mendapatkan Vitamin A


Target 100% persentase capaian adala 5,4%

 Permasalahannya adalah
 kurangnya vitamin A pada bulan januari
 Ibu nifas tidak tersentuh oleh petugas Kesehatan
 Sasaran tidak sesuai dengan target
 Solusi Rekomendasi / RTL
 Permintaan Vitamin A ke buffer stock Provinsi
 Monev petugas Kesehatan

m. Persentase Bayi dengan BBLR


Target <8% persentase capaian 4%,

Anda mungkin juga menyukai