Sulma Mafirja
sulmamafirja07@gmail.com
Jurusan Bimbingan dan Konseling Program Pascasarjana
Universitas Negeri Semarang
Hj Sa’Adah
Jurusan Bimbingan dan Konseling Program Pascasarjana
Universitas Negeri Semarang
ABSTRAK
Pendidikan karakter merupakan salah satu gerakan pendidikan di sekolah untuk
memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etika), olah rasa (estetika),
olah pikiran (literasi), dan olah raga (kinesteti) dengan dukungan melibatkan publik
dan kerja sama antar sekolah, keluarga, dan masyarakat. Sementara layanan
bimbingan dan konseling merupakan salah satu program layanan yang turut andil
dalam pelaksanaan program di sekolah. Sehingga diharapkan implementasi penguatan
pendidikan karakter melalui pelayanan BK di sekolah dapat dilaksanakan dan
diterapkan dengan efektif dan efesian, agar dapat mencapai tujuan yang lebih optimal
bagi perkembangan nilai-nilai karakter yang ada pada peserta didik.
22
Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Pelayanan BK di Sekolah (Sulma Mafirja & Jj Sa’Adah)
23
Satya Widya, Vol. 34, No. 1. Juni 2018: 22-30
ketekunan, (2) motivasi, dan (3) empati. telah dilakukan di bidang perkembangan
(Cletus R. Bulach: 2000). kognitif (Gibbs 2006; Narvaez, 2001);
Dengan demikian diharapkan kebajikan karakter (LicNona, 1999); dan
pengembangan pendidikan karakter pada pembelajaran sosial (Anderson, 2000;
siswa di sekolah dapat dikembangkan Wynne, 1997). Pendekatan perkembangan
dengan menggunakan bantuan atau layanan berteori bahwa anak-anak mengembangkan
dalam bimbingan dan konseling, mengingat moral secara bertahap. Teori ini dikem-
bahwa tujuan utama dari layanan konseling bangkan oleh Lawrence Kohlberg dan mirip
adalah untuk mengembangkan potensi yang dengan model yang dikembangkan oleh
ada pada siswa. Jean Piaget (Kohlberg, 1989).
PEMBAHASAN Para ahli menafsirkan pendidikan
karakter dalam berbagai perspektif, untuk
Pendidikan Karakter contoh, pendidikan karakter berasal dari
Karakter merupakan ciri khusus tahap pembentukan karakter (Marten,
yang melekat pada seseorang, keluarga, dan 2004), dimensi psikologis (LicNona, 1991),
komunitas. Karakter adalah konsisten dan penilaian moral (Piaget, 1967; Kohlberg;
dapat diprediksi ditunjukkan oleh kecen- 1976), dan pedagogis pendekatan
derungan perilaku. Perilaku tidak berdiri (Berkowitz, 2002). Marten (2004)
sendiri, tetapi terintegrasi dengan sikap dan menjelaskan bahwa ada tiga tahapan yang
nilai-nilai (Lapsley, DK & Narvaez, D., harus dilakukan dalam pendidikan karakter,
2006). Pengembangan karakter dimulai dari yaitu identifikasi nilai-nilai, nilai
pembentukan sikap berdasarkan nilai-nilai pembelajaran dan memberikan kesempatan
tertentu, seperti nilai-nilai agama, budaya, untuk menerapkan nilai tersebut.
termasuk ideologi negara. Karakter Pendidikan karakter psikologis meliputi
seseorang bukanlah hasil dari penilaian penalaran moral dimensi, perasaan moral,
terhadap sikap dan perilaku diri sendiri, dan perilaku moral (LicNona, 1991), atau
tetapi merupakan hasil dari penilaian orang dalam arti moralitas yang mencakup utuh
lain. Karakter tidak dilahirkan dari retorika sebagai pertimbangan moral dan perilaku
mulia atau niat baik semata, tetapi karakter moral baik moralitas yang berdasarkan pada
lahir dari kejujuran dan loyalitas yang orientasi dan perkembangan moralitas
melekat pada nilai-nilai moral (Josephson. sosial (Piaget, 1967; Kohlberg; 1976).
M, 2013). Konseptualisasi Karakter Pribadi
Pendidikan karakter, konsep
pengembangan kesadaran moral pada siswa Pendidikan Karakter yang mengacu
(LicNona, 1999), muncul dari psikologis, pada judul kurikulum yang mendidik siswa
pembelajaran sosial, dan kerangka berpikir tentang seperti peduli, kewarganegaraan,
perkembangan kognitif. Sebuah tinjauan keadilan, rasa hormat, tanggung jawab, dan
literatur mengungkapkan keprihatinan kepercayaan. Pusat Kurikulum Departemen
dalam menemukan pendekatan yang paling Pendidikan (Menteri Pendidikan Nasional
mujarab untuk mengembangkan karakter 2010) menyatakan bahwa untuk lebih
siswa. Studi dalam pendidikan karakter memperkuat pelaksanaan pendidikan
karakter di satuan pendidikan Indonesia
24
Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Pelayanan BK di Sekolah (Sulma Mafirja & Jj Sa’Adah)
25
Satya Widya, Vol. 34, No. 1. Juni 2018: 22-30
26
Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Pelayanan BK di Sekolah (Sulma Mafirja & Jj Sa’Adah)
27
Satya Widya, Vol. 34, No. 1. Juni 2018: 22-30
28
Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Pelayanan BK di Sekolah (Sulma Mafirja & Jj Sa’Adah)
29
Satya Widya, Vol. 34, No. 1. Juni 2018: 22-30
30