Anda di halaman 1dari 11

Nama : Avriliani Sagita Molou

Kelas : A Keperawatan 2017

Nim : C01417020

1. Proses Infeksi

Agen infeksi

Host/pejamu Reservoir

Portal de exit Portal de entry

Cara penularan
(Perry & Potter 2005)
a) Agen Infeksi
Mikroorganisme yang termasuk dalam agen infeksi antara lain bakteri,
virus, jamur dan protozoa. Mikroorganisme dikulit bisa merupakan flora
transient maupun resident. Mikroorganisme transient normalnya ada dan
jumlahnya stabil, organisme ini bisa hidup dan berbiak dikulit. Organisme
transient melekat pada kulit saat seseorang kontak dengan objek atau orang
lain dalam aktivitas normal. Organisme ini siap ditularkan kecuali dengan cuci
tangan. Organisme residen tidak dengan mudah bisa dihilangkan melalui cuci
tangan dengan sabun dan detergen biasa kecuali bila gosokan dilakukan
dengan seksama. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi tergantung
pada: jumlah mikroorganisme, virulensi (kemampuan menyebabkan penyakit),
kemampuan untuk masuk dan bertahan hidup dalam host serta kerentanan
dalam host/pejamu.

b) Reservoir (sumber mikroorganisme)


Adalah tempat dimana mikroorganisme pathogen dapat hidup baik
berkembang biak atau tidak. Yang bisa berkembang sebagai reservoir adalah
manusia, binatang, makanan, air, serangga dan benda lain. Kebanyakan
reservoir adalah tubuh manusia, terutama dikulit, mukosa, cairan atau drainase.
Adanya mikroorganisme pathogen dalam tubuh tidak selalu menyebabkan
penyakit pada hostnya. Sehingga reservoir yang didalamnya terdapat
mikroorganisme pathogen bisa menyebabkan orang lain bisa menjadi sakit
(carier). Kuman dapat hidup dan berkembang biak dalam reservoir jika
karakteristik reservoirnya cocok dengan kuman. Karakteristik tersebut adalah
air, suhu, ph, udara dan pencahayaan.

c) Portal of exit
Mikroorganisme yang hidup didalam reservoir harus menemukan jalan
keluar untuk masuk ke dalam host dan menyebabkan infeksi. Sebelum
menimbulkan infeksi, mikroorganisme harus keluar terlebih dahulu dari
reservoirnya. Jika reservoirnya manusia, kuman dapat keluar melalui saluran
pencernaan, pernafasan, perkemihan, genetalia, kulit, membrane mukosa yang
rusak serta darah.

d) Cara penularan
Kuman dapat berpindah atau menular ke orang lain dengan berbagai cara
seperti kontak langsung dengan penderita melalui oral, fekal, kulit atau
darahnya. Kontak tidak langsung melalui jarum atau balutan bekas luka
penderita, peralatan yang terkontaminasi, makanan yang diolah tidak tepat,
melalui vector nyamuk atau lalat.

e) Portal masuk
Sebelum seseorang terinfeksi, mikroorganisme harus masuk dalam tubuh.
Kulit merupakan barier pelindung tubuh terhadap masuknya kuman infeksius.
Rusaknya kulit atau ketidakutuhan kulit dapat menjadi portal masuk. Mikroba
dapat masuk kedalam tubuh melalui rute yang sama dengan portal keluar.
Faktor-faktor yang menurunkan daya tahan tubuh memperbesar kesempatan
pathogen masuk kedalam tubuh.

f) Daya tahan hospes (manusia)


Seseorang terkena infeksi bergantung pada kerentanan terhadap agen
infeksius. Kerentanan bergantung pada derajat ketahanan tubuh individu
terhadap pathogen. Meskipun seseorang secara konstan kontak dengan
mikroorganisme dalam jumlah yang besar, infeksi tidak akan terjadi sampai
individu rentan terhadap kekuatan dan jumlah mikroorganisme tersebut.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kerentanan tubuh terhadap kuman yaitu
usia, keturunan, stress (fisik dan emosional), status nutrisi, terafi medis,
pemberian obat dan penyakit penyerta.

PROSES INFEKSI
Infeksi terjadi secara progresif dan beratnya infeksi pada klien tergantung
dari tingkat infeksi, patogenisitas mikroorganisme dan kerentanan penjamu.
Dengan proses perawatan yang tepat, maka akan meminimalisir penyebaran
dan meminimalkan penyakit. Perkembangan infeksi mempengaruhi tingkat
asuhan keperawatan yang diberikan.
Berbagai komponen dari system imun memberikan jaringan kompleks
mekanisme yang sangat baik yang jika utuh, berfungsi mempertahankan tubuh
terhadap mikroorganisme asing dan sel-sel ganas. Pada beberapa keadaan,
komponen-komponen baik respon spesifik maupun non spesifik bisa gagal dan
hal tersebut bisa mengakibatkan kerusakan pertahanan hospes. Orang-orang
yang mendapat infeksi yang disebabkan oleh defisiensi dalam pertahanan dari
segi hospesnya disebut hospes yang melemah. Sedangkan orang-orang
dengan kerusakan mayor yang berhubungan dengan respon imun spesifik
disebut hospes yang terimunosupres.Ciri-ciri umum yang berkaitan dengan
hospes yang melemah adalah : infeksi berulang, infeksi kronik, ruam kulit,
diare, kerusakan pertumbuhan dan meningkatnya kerentanan terhadap kanker
tertentu.
Secara umum proses infeksi adalah sebagai berikut :
1) Periode inkubasi
Interval antara masuknya pathogen kedalam tubuh dan munculnya gejala
pertama.
2) Tahap prodromal
Interval dari awitan tanda dan gejala non spesifik (malaise, demam ringan,
keletihan) sampai gejala yang spesifik. Selama masa ini, mikroorganisme
tumbuh dan berkembang biak dan klien lebih mampu menyebarkan penyakit ke
orang lain.
3) Tahap sakit
Klien memanifestasikan tanda dan gejala yang spesifik terhadap jenis
infeksi.
4) Pemulihan
Interval saat munculnya gejala akut infeksi.
2. Covid-19
a. Sejarah/Asal Muasal Covid-19
Nama Corona diambil dari Bahasa Latin yang berarti mahkota, sebab bentuk virus
corona memiliki paku yang menonjol menyerupai mahkota dan korona matahari. Para
ilmuan pertama kali mengisolasi virus corona pada tahun 1937 yang menyebabkan
penyakit bronkitis menular pada unggas.
Kemudian pada tahun 1965, dua orang peneliti Tyrrell dan Bynoe menemukan bukti
virus corona pada manusia yang sedang flu biasa, melalui kultur organ trakea embrionik
yang diperoleh dari saluran pernapasan orang flu tersebut.
Pada akhir 1960-an, Tyrrell memimpin sekelompok ahli virologi yang meneliti strain
virus pada manusia dan hewan. Di antaranya termasuk virus infeksi bronkitis, virus
hepatitis tikus dan virus gastroenteritis babi yang dapat ditularkan, yang semuanya telah
ditunjukkan secara morfologis sama seperti yang terlihat melalui mikroskop elektron.
Kelompok virus baru yang bernama virus corona, kemudian secara resmi diterima sebagai
genus virus baru.
 Virus corona (CoV) adalah keluarga besar virus yang yang dapat menginfeksi burung
dan mamalia, termasuk manusia. Menurut World Health Organization (WHO) virus ini
menyebabkan penyakit mulai dari flu ringan hingga infeksi pernapasan yang lebih parah
seperti MERS-CoV DAN SARS-CoV. Virus corona bertanggung jawab atas beberapa
wabah di seluruh dunia, termasuk pandemi Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
2002-2003 dan wabah Middle East Respiratory Syndrome (MERS) di Korea Selatan pada
tahun 2015.
Pandemi Koronavirus 2019–2020 atau dikenal sebagai pandemi COVID-19 adalah
peristiwa menyebarnya penyakit koronavirus 2019 (bahasa Inggris: coronavirus disease
2019, disingkat COVID-19) di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan
oleh koronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2. Wabah COVID-19 pertama
kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019, dan
ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret
2020. Dugaan kasus pertama dilaporkan pada tanggal 31 Desember 2019. Gejala awal
mulai bermunculan tiga pekan sebelumnya pada tanggal 8 Desember 2019. Pasar ditutup
tanggal 1 Januari 2020 dan orang-orang yang mengalami gejala serupa dikarantina.
Kurang lebih 700 orang yang terlibat kontak dengan terduga pengidap, termasuk +400
pekerja rumah sakit, menjalani karantina. Seiring berkembangnya pengujian PCR khusus
untuk mendeteksi infeksi, 41 orang di Wuhan diketahui mengidap virus korona SARS-
CoV-2, dua orang di antaranya suami-istri, salah satunya belum pernah ke pasar, dan tiga
orang merupakan anggota satu keluarga yang bekerja di toko ikan. Korban jiwa mulai
berjatuhan pada 9 Januari 38] dan 16 Januari 2020. Kasus yang dikonfirmasi di luar daratan
Tiongkok termasuk 3 wanita dan 1 pria di Thailand, dua pria di Hong Kong, dua pria di
Vietnam, satu pria di Jepang, satu wanita di Korea Selatan, satu pria di Singapura, satu
wanita di Taiwan dan satu pria di Amerika Serikat.

b. Patogenesis dan Patofisiologi


Kebanyakan Coronavirus menginfeksi hewan dan bersirkulasi di hewan. Coronavirus
menyebabkan sejumlah besar penyakit pada hewan dan kemampuannya menyebabkan
penyakit berat pada hewan seperti babi, sapi, kuda, kucing dan ayam. Coronavirus disebut
dengan virus zoonotik yaitu virus yang ditransmisikan dari hewan ke manusia. Banyak
hewan liar yang dapat membawa patogen dan bertindak sebagai vektor untuk penyakit
menular tertentu.2,5,13,14,15 Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang merupakan host
yang biasa ditemukan untuk Coronavirus. Coronavirus pada kelelawar merupakan sumber
utama untuk kejadian severe acute respiratory syndrome (SARS) dan Middle East
respiratory syndrome (MERS).2,5,13,16 Namun pada kasus SARS, saat itu host
intermediet (masked palm civet atau luwak) justru ditemukan terlebih dahulu dan awalnya
disangka sebagai host alamiah. Barulah pada penelitian lebih lanjut ditemukan bahwa
luwak hanyalah sebagai host intermediet dan kelelawar tapal kuda (horseshoe bars)
sebagai host alamiahnya.8,14,15,17 Secara umum, alur Coronavirus dari hewan ke
manusia dan dari manusia ke manusia melalui transmisi kontak, transmisi droplet, rute
feses dan oral.
Berdasarkan penemuan, terdapat tujuh tipe Coronavirus yang dapat menginfeksi
manusia saat ini yaitu dua alphacoronavirus (229E dan NL63) dan empat betacoronavirus,
yakni OC43, HKU1, Middle East respiratory syndrome-associated coronavirus (MERS-
CoV), dan severe acute respiratory syndrome-associated coronavirus (SARSCoV). Yang
ketujuh adalah Coronavirus tipe baru yang menjadi penyebab kejadian luar biasa di
Wuhan, yakni Novel Coronavirus 2019 (2019-nCoV). Isolat 229E dan OC43 ditemukan
sekitar 50 tahun yang lalu. NL63 dan HKU1 diidentifikasi mengikuti kejadian luar biasa
SARS. NL63 dikaitkan dengan penyakit akut laringotrakeitis (croup).
Coronavirus terutama menginfeksi dewasa atau anak usia lebih tua, dengan gejala
klinis ringan seperti common cold dan faringitis sampai berat seperti SARS atau MERS
serta beberapa strain menyebabkan diare pada dewasa. Infeksi Coronavirus biasanya
sering terjadi pada musim dingin dan semi. Hal tersebut terkait dengan faktor iklim dan
pergerakan atau perpindahan populasi yang cenderung banyak perjalanan atau
perpindahan. Selain itu, terkait dengan karakteristik Coronavirus yang lebih menyukai
suhu dingin dan kelembaban tidak terlalu tinggi.5,12,13 Semua orang secara umum rentan
terinfeksi. Pneumonia Coronavirus jenis baru dapat terjadi pada pasien
immunocompromis dan populasi normal, bergantung paparan jumlah virus. Jika kita
terpapar virus dalam jumlah besar dalam satu waktu, dapat menimbulkan penyakit
walaupun sistem imun tubuh berfungsi normal. Orang-orang dengan sistem imun lemah
seperti orang tua, wanita hamil, dan kondisi lainnya, penyakit dapat secara progresif lebih
cepat dan lebih parah. Infeksi Coronavirus menimbulkan sistem kekebalan tubuh yang
lemah terhadap virus ini lagi sehingga dapat terjadi re-infeksi.

c. Manifestasi Klinik
Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala klinis
utama yang muncul yaitu demam (suhu >380C), batuk dan kesulitan bernapas. Selain itu
dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti
diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien timbul sesak dalam satu minggu.
Pada kasus berat perburukan secara cepat dan progresif, seperti ARDS, syok septik,
asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi
dalam beberapa hari. Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak
disertai dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian
kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal. Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya
muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah penderita terpapar virus Corona.

d. Penegakan Diagnosis
Berdasarkan data penilaian, diagnosis keperawatan utama untuk pasien dengan COVID-
19 adalah:
1) Infeksi yang berhubungan dengan kegagalan untuk menghindari patogen akibat
paparan COVID-19.
2) Defisit pengetahuan terkait dengan ketidaktahuan dengan informasi penularan
penyakit.
3) Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme.
4) Gangguan pola pernapasan terkait dengan sesak napas.
5) Kecemasan terkait dengan etiologi penyakit yang tidak diketahui.

e. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan radiologi: foto toraks, CT-scan toraks, USG toraks Pada pencitraan dapat
menunjukkan: opasitas bilateral, konsolidasi subsegmental, lobar atau kolaps paru atau
nodul, tampilan groundglass. Pada stage awal, terlihat bayangan multiple plak kecil
dengan perubahan intertisial yang jelas menunjukkan di perifer paru dan kemudian
berkembang menjadi bayangan multiple ground-glass dan infiltrate di kedua paru.
Pada kasus berat, dapat ditemukan konsolidasi paru bahkan “white-lung” dan efusi
pleura (jarang).
2) Pemeriksaan spesimen saluran napas atas dan bawah. Saluran napas atas dengan swab
tenggorok(nasofaring dan orofaring) dan saluran napas bawah (sputum, bilasan
bronkus, BAL, bila menggunakan endotrakeal tube dapat berupa aspirat endotrakeal)
3) Bronkoskopi
4) Pungsi pleura sesuai kondisi
5) Pemeriksaan kimia darah.
6) Biakan mikroorganisme dan uji kepekaan dari bahan saluran napas (sputum, bilasan
bronkus, cairan pleura) dan darah Kultur darah untuk bakteri dilakukan, idealnya
sebelum terapi antibiotik. Namun, jangan menunda terapi antibiotik dengan menunggu
hasil kultur darah)
7) Pemeriksaan feses dan urin (untuk investasigasi kemungkinan penularan).

f. Tata Laksana Umum


1) Pasien terkonfirmasi (+) COVID-19

a. Tanpa gejala
1. Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
2. Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (leaflet untuk dibawa ke rumah)
3. Pasien mengukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari
4. Pasien dipantau melalui telepon oleh petugas FKTP
5. Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis

b. Gejala ringan
1. Ditangani oleh FKTP, contohnya Puskesmas, sebagai pasien rawat jalan
2. Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
3. Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (leaflet untuk dibawa ke rumah)
4. Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis

c. Gejala sedang
1. Rujuk ke Rumah Sakit/ Rumah Sakit Darurat, seperti Wisma Atlet
2. Isolasi di Rumah Sakit/ Rumah Sakit Darurat, seperti Wisma Atlet selama 14
hari

2) Pasien belum/tidak terkonfirmasi


Termasuk pasien dengan hasil rapid test serologi negatif / Orang Tanpa Gejala /
Orang Dalam Pemantauan / Pasien Dalam Pengawasan
a. Tanpa gejala
1. Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
2. Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (leaflet untuk dibawa ke rumah)

b. Gejala ringan
1. Pemeriksaan Hematologi lengkap di FKTP, contohnya Puskesmas
Pemeriksaan yang disarankan terdiri dari hematologi rutin, hitung jenis
leukosit, dan laju endap darah
2. Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari

c. Gejala sedang-berat
1. Pemeriksaan Hematologi lengkap di FKTP, contohnya Puskesmas
2. Pemeriksaan foto toraks
3. Rujuk ke Rumah Sakit Rujukan

g. Pencegahan
1) Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain,
dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
2) Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat
pergi berbelanja bahan makanan.
3) Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung
alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat
umum.
4) Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
5) Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi
makanan bergizi, berolahraga secara rutin, beristirahat yang cukup, dan mencegah
stres.
6) Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi
virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
7) Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke
tempat sampah.
8) Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan,
terasuk kebersihan rumah.

Anda mungkin juga menyukai