Anda di halaman 1dari 29

Tugas individu

PERSALINAN

OLEH :

SUSILA WATI

(P20.2156)

D3 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PELITA IBU

KENDARI

2021
KATA PENGANTAR

Puji daan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karuniaNya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “PERSALINAN”. Saya
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata,
semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I: PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN

BAB II: PEMBAHASAN

1. Definisi persalinan
2. Jenis persalinan
3. Tanda dan gejala persalinan
4. Sebab terjadinya persalinan
5. Tahap tahap persalinan
6. Mekanisme persalinan
7. Faktor yang mempengaruhi persalinan
8. Faktor yang mempengaruhi lamanya persalinan
9. Bahaya dan kelainan persalinan
10. 5 benang merah

BAB III: PENUTUP

1. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Persalinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan wanita. Proses
persalinan memiliki arti yang berbeda disetiap wanita. Dengan belum adanya pengalaman akan
memunculkan kecemasan dan ketakutan yang berlebih selama proses persalinan. Keadaan ini sering
terjadi pada wanita yang pertama kali melahirkan (Wijaya dkk,2014). Persalinan merupakan suatu
proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang cukup bulan atau yang dapat hidup diluar
kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan ataupun tanpa bantuan
(kekuatan sendiri) (Sulistyowati & Nugraheny,2013).

Proses persalinan dipengaruhi tiga faktor berupa passage (jalan lahir), passenger (janin), power
(kekuatan). Persalinan dapat berjalan dengan normal (Eutochia) apabila ketiga faktor terpenuhi
dengan baik. Selain itu terdapat faktor lain yang mempengaruhi proses persalinan yaitu psikologis dan
penolong (Rohani dkk,2011). Pada ibu yang pertama kali menjalani proses persalinan akan takut,
cemas, khawatir yang berakibat pada peningkatan nyeri selama proses persalinan dan dapat
mengganggu jalan persalinan menjadi tidak lancar (Wijaya dkk,2014).

B. Rumusan masalah

11. Definisi persalinan?


12. Jenis persalinan?
13. Tanda dan gejala persalinan?
14. Sebab terjadinya persalinan?
15. Tahap tahap persalinan?
16. Mekanisme persalinan?
17. Faktor yang mempengaruhi persalinan?
18. Faktor yang mempengaruhi lamanya persalinan?
19. Bahaya dan kelainan persalinan?
20. 5 benang merah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi persalinan
2. Untuk mengetahui Jenis persalinan
3. Untuk mengetahui Tanda dan gejala persalinan
4. Untuk mengetahui Sebab terjadinya persalinan
5. Untuk mengetahui Tahap tahap persalinan
6. Untuk mengetahui Mekanisme persalinan
7. Untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi persalinan
8. Untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi lamanya persalinan
9. Untuk mengetahui Bahaya dan kelainan persalinan
10. Untuk mengetahui 5 benang merah
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Persalinan

Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta dan membran dari
dalam lahir melalui jalan lahir. Serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi yang cukup bilan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu (Bobak, 2006).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar
melalui jalan lahir (saifuddin,2008)

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup kedunia luar dari rahim maupun diluar kandungan melalui
jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) ( Manuaba,
2006 & Mochtar 2006).

Menurut Varney, (2008) persalinan adalah serangkaian proses yang berakhir


dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi
persalinan sejati yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks dan diakhiri dengan
pelahiran plasenta.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian dari persalinan adalah


adalah proses pengeluaran janin melalui jalan lahir dan diakhiri kelahiran plasenta dengan
bantuan atau tanpa bantuan.

2. Jenis Persalinan

Jenis persalinan menurut Simkin (2005), Mochtar (2006) dan Manuaba


(2006),) dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Partus spontan: proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri berlangsung kurang dari
24 jam tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi.

b. Partus buatan: persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding
perut dengan operasi caesar.
c. Partus anjuran: Apabila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari
luar dengan jalan rangsangan.

3. Tanda Tanda Persalinan

a. Berikut ini adalah tanda-tanda persalinan sudah dekat:

1) Lightening

Pada minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala
bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebebkan oleh:

a) Kontraksi Braxton Hicks

b) Ketegangan otot perut

c) Ketegangan ligamentum rotundum

d) Gaya berat janin kepala kearah bawah

2) Terjadinya his permulaan

Dengan makin tua pada usia kehamilan, pengeluaran estrogen dan progesterone
semakin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan his palsu. Sifat his palsu :

a) Rasa nyeri ringan dibagian bawah

b) Datangnya tidak teratur

c) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda

d) Durasinya pendek

e) Tidak bertambah jika beraktivitas

b. Tanda-tanda Persalinan

1) Terjadinya his persalinan


His persalinan mempunyai sifat:
a) Pinggang terasa sakit, yang menjalar kedepan

b) Sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin besar


c) Kontraksi uterus menghakibatkan perubahan uterus

d) Makin beraktifitas (jalan), kekuatan bertambah besar


2) Bloody show (pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina)
Dengan his permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang terdapat pada kanalis
servikalis lepas, kapiler pembuluh darah pecah, yang menyebabkan perdarahan sedikit.

3) Pengeluaran cairan

Keluar banyak cairan dari jalan lahir. Ini terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput
ketuban yang robek. sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap
tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil. Dengan pecahnya ketuban
diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.(Asrinah et al,2010: 5).

4) Sebab Terjadinya Persalinan

Beberapa teori yang menyatakan kemungkinan terjadi proses persalinan menurut


Simkin (2005), Mochtar (2006) dan Manuaba (2006) yaitu :

a. Teori keregangan

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati
batas waktu tersebut terjadi kontraksi persalinan dengan sendirinya sehingga
persalinan dapat dimulai.
b. Teori penurunan progesteron

Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana terjadi
penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu, Villi
koriales mengalami perubahan – perubahan dan produksi progesteron mengalami
penurunan sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin akibatnya otot rahim
mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu.

5) Teori oksitosin internal

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise parst posterior. Perubahan keseimbangan


estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim sehingga sering
terjadi kontraksi braxton hicks. Menurunnya kosentrasi progesteron akibat tuanya
kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas sehingga persalinan dimulai.

6) Teori prostalgandin

Konsentrasi prostalgandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu. Pemberian


prostalgandin pada saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga
terjadi persalinan. Prostalgandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya
persalinan.

7) Teori hipotalamus-pituitari dan glandula suprarenalis

Teori ini menunjukan bahwa pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi
keterlambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus dan glandula suprarenal
merupakan pemicu terjadinya persalinan.

8) Teori distensi rahim

Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
5. Tahap-Tahap Proses Persalinan

Tahap proses persalinan menurut Mochtar (2008), Bobak (2005) membagi tahap-
tahap persalinan menjadi :

a. Kala I (kala pembukaan )

Kala I merupakan kala pembukaan sehingga kemajuan kala I dinilai dari majunya
pembukaan, meskipun pada kala I terjadi proses penurunan kepala dan putar paksi
dalam. Pada primigravida kala I bervariasi antara 13-14 jam sedangkan pada
multigravida antara 6-8 jam. Pada kali I dibagi kedalam 2 fase yaitu :

1) Fase laten

Pada fase laten pembukaan serviks berlangsung lambat: pembukaan


0-3cm, berlangsung dalam 5-7 jam.

2) Fase aktif

Pada fase ini berlangsung selama 7 jam dan dibagi atas 3 subfase:

a) Periode akselerasi: berlangsung 3 jam, pembukaan 3 menjadi 4


cm.

b) Periode dilatasi maksimal (steady): selama 2 jam pembukaan


berlangsung cepat dari 4 menjadi 9 cm

c) Periode deselarasi: berlangsung lambat dalam waktu 2 jam


pembukaan 9 menjadi 10 cm.

Berdasarkan kurve Friedman, ditemukan perbedaan antara


primigravida dan multigravida, yaitu :

a) Primi : Pembukaan 1 cm / jam dan Mekanisme membukanya


serviks berbeda antara primigravida dan multigravida. Pada
primi yang pertama OUI (ostium Uteri Internum) akan
membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan
menipis. Baru kemudian OUE (Ostium Uteri Eksternum)
membuka.
b) Multi : Pembukaan 2 cm / jam, pada fase laten, fase aktif dan fase
deselerasi terjadi lebih pandek. Pada multigravida OUI
sudah sedikit terbuka. OUI dan OUE serta penipisan dan
pendataran servik terjadi dalam saat yang sama.

b. Kala II

Kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal juga sebagai kala
pengeluaran. Tanda dan gejala kala dua persalinan adalah ibu
merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu
merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum atau vagina,
perinium terlihat menonjol, vulva-vagina-sfingterani terlihat membuka
dan adanya pengeluaran lendir dan darah, pada kala II his terkordinir,
kuat, cepat dan lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Pada waktu his kepala
janin mulai terlihat, vulva membuka dan perenium meregang dengan
his mengedan yang terpimpin akan lahirlah kepala janin dengan diikuti
seluruh badan janin. Kala II pada primipara 1½ – 2 jam dan pada
multipara ½ - 1 jam (Mochtar, 2002)

c. Kala III

Kala tiga dari persalinan dimulai setelah selesainya kelahiran bayi dan
berakhir dengan lahirnya plasenta biasanya dikenal dengan sebutan
persalinan kala plasenta. Kala tiga dari persalinan ini berlangsung rata-
rata antara 5 sampai 10 menit akan tetapi walaupun berlangsung lebih
lama sedikit dari itu masih dianggap dalam batas-batas normal.

d. Kala IV

Masa 1-2 jam setelah plasenta lahir dalam keadaan klinik atas
pertimbangan-pertimbangan praktis masih diakui adanya kala empat
persalinan meskipun masa setelah plasenta lahir adalah masaa
dimulainya masa nifas (puerperium) mengingat pada masa ini sering
timbul perdarahan.
6. Mekanisme Persalinan :

Mekanisme persalinan menurut ( Bobak, 2005 ).


1) Gerakan bagian presentasi melewati panggul. Penurunan terjadi akibat
kekuatan tekanan dari cairan embrio, kontraksi diafragma dan otot-otot abdomen
ibu pada tahap persalinan.

2) Fleksi

Kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding panggul atau dasar
panggul dalam keadaan normal flexi terjadi dan dagu didekatkan ke
arah dada janin.

3) Putaran paksi dalam

Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina iskiadika


ketika oksiput berputar kearah anterior wajah berputar kearah
posterior. Setiap kali terjadi kontraksi kepala janin diarahkan pleh
tulang panggul dan otot-otot dasar panggul. Akhirnya oksiput berada
di garis tengah dibawah lengkung pubis.

4) Ekstensi

Kepala janin mencapai perineum kepala akan defleksi ke arah anterior


oleh perineum mula-mula oksiput melewati permukaan bawah simfisis
pubis kemudian kepala muncul keluar akibat ekstensi adalah pertama
oksiput, wajah dan dagu.

5) Restitusi

Kepala bebas untuk berputar ke posisi normal dalam hubungan dengan


bahu.

6) Putaran paksi luar

Bahu dan tubuh bayi biasanya meluncur keluar dengan kesulitan yang
relative sedikit karena kepala telah membuka jalan untuk bagian tubuh
yang kebih kecil. Ketika mencapai pintu bawah bahu berputar ke arah
garis tengah dan dilahirkan dibawah lengkung pubis. Bahu posterior
diarahkan kearah perineum sampai ia bebas keluar dari introitus
vagina.
7) Ekspulsi

Bayi setelah lahir uterus kembali berkontraksi mengurangi permukaan


internalnya sementara plasenta tetap dalam ukuran yang sama.

8) Regresi uterus

Reflek saraf yang diberikan oleh puting karena isapan bayi


menstimulasi kelenjar pituitari untuk mensekresi oksitosin yang
menyebabkan kontraksi uterus.

7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Persalinan.

faktor-faktor yang mempengaruhi proses persalinan adalah:

a. Faktor Power

Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan tersebut
meliputi his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, dengan
kerjasama yang sempurna.

1) His (kontraksi uterus)

Adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan
sempurna. Sifat his yang baik adalah kontraksi simetris, fundus dominan, terkoordinasi
dan relaksasi.

a) Pembagian his dan sifat-sifatnya:

(1) His pendahuluan: his tidak kuat, datangnya tidak teratur, menyebabkan
keluarnya lender darah atau bloody show.

(2) His pembukaan (kala I): menyebabkan pembukaan serviks, semakin kuat,
teratur dan sakit.
(3) His pengeluaran (kala II): untuk mengeluarkan janin, sangat kuat, teratur,
simetris, terkoordinasi.
(4) His pelepasan uri (kal III): terkoordinasi sedang untuk melepaskan dan
melahirkan plasenta.
(5) His pengiring (kala IV): kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, terjadi
pengecilan rahim setelah beberapa jam atau hari.

(b) Tenaga mengejan

(1) Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah, tenaga yang mendorng anak keluar
selain his, terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut, yang
mengakibatkan peninggian tekanan intraabdominal.

(2) Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan waktu kita buang air besar, tapi jauh
lebih kuat lagi.
(3) Saat kepala sampai kedasar panggul, timbul reflex yang mengakibatkan ibu
menutup glottisnya, mengkontraksikan otot-otot perut dan menekan diafragmanya
ke bawah.
(4) Tenaga mengejan ini hanya dpat berhasil bila pembukaan sudah lengkap, dan paing
efektif sewaktu ada his.

(5) Tanpa tenaga mengejan, anak tidak dapat lahir. Misalnya pada penderita yang
lumpuh otot-otot perutnya, persalinan harus dibantu dengan forceps.

(6) Tenaga mengejan ini juga melahirkan plasenta setelah terlepas dari dinding rahim.
b. Faktor Passager

Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin, yang
meliputi sikap janin, letak, presentasi, bagian terbawah dan posisi janin.

c.Faktor Passage (Jalan Lahir)

Passage atau faktor jalan lahir dibagi menjadi:

1) Bagian keras: tulang-tulang panggul (rangka panggul)


2) Bagian lunak: otot-otot, jaringan-jaringan dan ligament-ligament.
d. Faktor Psikologi Ibu

Keadaan psikologi ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu bersalin yang


didampingi oleh suami dan orang-orang yang dicintainya cenderung mengalami proses
persalinan yang lebih lancer dibandingkan dengan ibu bersalin yang tanpa didampingi oleh
suami atau orang-orang yang dicintainya. Ini menunjukkan bahwa dukungan mental
berdampak positif bagi keadaan psikis ibu, yang berpengaruh pada kelancaran proses
persalinan.

e.Faktor Penolong

Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk memperlancar proses


persalinan dan mencegah kematian maternal neonatal. Dengan pengetahuan dan
kompetensi yang baik diharapkan kesalahan maupun malpraktek dalam memberikan
asuhan tidak terjadi (Asrinah et al.,2010: 9).

8. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lamanya Persalinan

Menurut Wiknjosastro (2002), Bobak (2005). Faktor yang


mempengaruhi lama persalinan adalah :

a. Faktor usia

Usia ibu merupakan salah satu faktor resiko yang berhubungan


dengan kualitas kehamilan atau berkaitan dengan kesiapan ibu dalam
reproduksi. Menurut Wiknjosastro (2002) menyatakan bahwa faktor
ibu yang memperbesar resiko kematian perinatal adalah pada ibu
dengan umur lebih tua. Ibu primitua yaitu primigravida yang berumur
di atas 35 tahun. Sering ditemui perineum yang kaku dan tidak elastis,
hal tersebut akan menghambat persalinan kala II dan dapat
meningkatkan resiko terhadap janin. Menurut Manauba, usia
reproduksi sehat adalah 20 sampai 35 tahun. Faktor umur yang
disebut-sebut sebagai penyebab dan predisposisi terjadinya berbagai
komplikasi yang terjadi pada kehamilan dan perzsalinan, antara lain
penyebab kelainan his, at onia uteri, plasenta previa. (Wiknjosastro,
2002).

b. Faktor paritas

Menurut Pusdiknakes (2003) paritas adalah jumlah kehamilan yang


menghasilkan janin yang mampu hidup di luar janin sedangkan
menurut Wiknjosastro (2002) Paritas adalah jumlah kehamilan
dimana bayi yang dilahirkan mampu hidup di luar kandungan.

Partus lama sering dijumpai pada kehamilan pertama dengan umur


ibu lebih dari 35 tahun merupakan penyebab dari berbagai komplikasi
seperti kelainan his yang berakibat pada terjadinya terjadinya partus
lama. Paritas 2 sampai 3 merupakan paling aman ditinjau dari
kematian maternal, paritas 1 dan lebih dari 3 mempunyai angka lebih
tinggi. Persalinan lama terutama pada primipara biasanya berkenaan
dengan belum atau kurangnya persiapan perhatian dalam
menghadapi persalinan (Wiknjosastro, 2002).

c. Keadaan his

Faktor kekuatan yang mendorong janin keluar adalah faktor yang


sangat penting dalam proses persalinan, his yang tidak normal baik
kekuatan maupun sifatnya dapat menghambat kelancaran persalinan
(Manauba, 2001). Proses persalinan dipengaruhi banyak faktor salah
satunya power. Power adalah kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu
seperti kekuatan his dan mengejan yang dapat menyebabkan serviks
membuka dan mendorong janin keluar ( Bobak, 2005 ).

d. Keadaan panggul

Panggul merupakan salah satu bagian yang penting dan


mempengaruhi proses persalinan. Berbagai kelainan panggul dapat
mengakibatkan persalinan berlangsung lama antara lain: kelainan
bentuk panggul seperti jenis panggul sempit, miring, penyakit tulang,
sempit melintang serta kelainan ukuran panggul baik panggul luar
maupun panggul dalam (Wiknjosastro, 2002).

e. Besarnya janin

Besarnya neonatus pada umumnya kurang dari 4.000 gram dan


jarang melebihi 5.000 gram. Besar bayi ialah bila berat badan lebih
dari 4.000 gram. Frekuensi berat badan lahir lebih dari 4.000 gram
adalah 53% dan yang lebih dari 4.500 gram adalah 0,4%. Pada
panggul normal, janin dengan berat 4.000-5.000 gram pad umumnya
tidak mengalami kesulitan dalam melahirkan. Pada janin besar faktor
keturunan memegang peranan penting selain itu janin besar dijumpai
pada wanita hamil dengan dibetes mellitus, pada postmaturitas dan
pada grande multipara (Wiknjosastro, 2002).

f. Keadaan letak janin


Letak dan presentasi janin dalam rahim (passanger) merupakan
salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap proses
persalinan, menurut Fraser (2009) 98% persalinan terjadi dengan letak
belakang kepala. Mekanisme persalinan merupakan suatu proses
dimana kepala janin berusaha meloloskan diri dari ruang pelviks
dengan menyesuaikan ukuran kepala janin dengan ukuran pelviks
melalui proses Sinklitismus/ bila arah sumbu kepala janin tegak lurus
dengan bidang pintu atas panggul, Asinklitimus / arah sumbu kepala
janin miring dengan bidang pintu atas panggul, rotasi internal,
ekstensi, ekspulsi total/ pengeluaran total, namun pada beberapa kasus
proses ini tidak berlangsung dengan sempurna karena adanya kelainan
letak dan presentasi sehingga proses tersebut pada umumnya
berlangsung lama akibat ukuran dan posisi ukuran kepala janin. Selain
presentasi belakang yang tidak sesuai dengan ukuran panggul
(Wiknjosastro, 2002).

9. Bahaya dan Kelainan dalam Persalinan

Bahaya dan kelainan dalam proses persalinan dibagi dua yaitu


pada persalinan kala I dan II, dan persalinan kala III dan IV. Kelainan
pada Kala I dan II terdiri dari:

a. Kelainan Presentasi Dan Posisi

1) Resentasi Puncak Kepala adalah apabila derajat defleksnya ringan,


sehingga UUB merupakan bagian terendah. U,mumnya bersifat
sementara kemudian berubah menjadi presentasi belakang kepala.

Mekanismen persalinan sama dengan Posisi Oksipitalis Posterior


Persisten (POPP), perbedaanya: pada persentasi puncak kepala
tidak terjadi fleksi keala yang maksimal, sedangkan puncak kepala
yang melalui jalan lahir adalah sirkumferensia fronto-oksipitalis
dengan titik perputaran yang berada dibawah simfisis adalah
glabela.

2) Presentasi Muka
Adalah keadaan dimana kepala dalam kedudukan defleksi
maksimal, sehingga oksiput tertekan pada punggung dan muka
merupakan bagian terendah menghadap kebawah.
3) Posisi Oksiput Posterior Persisten

Pada persalinan presentasi belakang kepala, kepala janin turun


melalui PAP dengan sutura sagitalis melintang/ miring, sehingga
ubun- ubun kecil dapat berada dikiri melintang, kanan melintang,
kiri depan, kanan depan, kiri belakang/ kanan belakang. Dalam
keadaan fleksi bagian kepala yang pertama mencapai dasar panggul
adalah oksiput.

b. Distosia Karena Kelainan His

1) Inersia Uteri Hipotonik

Adalah kelainan his dengan kekuatan yang lemah/ tidak adekuat


untuk melakukan pembukaan serviks atau mendorong anak keluar.
Disii keukatan his lemah dan frekuensinya jarang. Sering dijumpai
pada penderita dengan kurang baik seperti anemia, uterus yang
terlalu teregang, misalnya: akibat hidramnion atau kehamilan
kembar atau makrosomia, grandemultipara atau primipara, serta
pada pederita dengan keadaan emosi kurang baik. Inersiaini terdiri
dari 2 macam yaitu Inersia uteri primer, terjadi pada permulaan
fase laten. Sejak awal telah terjadi his yang tidak adekuat
(kelemahan is yang timbul sejak dari permulaan persalinan),
sehingga sering sulit untuk memastikan apakah penderita telah
memasuki keadaan inpartu atau belum. Inersia uteri sekunder,
terjadi pada fase aktif kala I atau kala II. Permulaan his baik,
kemudian pada permulaan selanjutnya terdapat gangguan atau
kelainan.

2) Inersia Uteri Hipertonik

Adalah kelainan his dengan kekuatan cukup besar (kadang sampai


melebihi normal) namun tidak ada koordinasi kontraksi dari bagian
atas, tengah dan bawah uterus sehingga tidak efisien untuk
membuka serviks dan mendorong bayi keluar.
3) His Yang Tidak Terkoordinasi

Sifat his yang berubah- ubah, tidak ada koordinasi dan


sinkronisasi antar kontraksi dan bagian – bagiannya.
Pada bagian atas dapat terjadi kontraksi tetapi bagian
tengah tidak, sehingga menyebabkan terjadinya
lingkaran kekejangan yang mengakibatkan persalinan
tidak maju.

c. Distosia Karena Kelainan Alat Kandungan

1) Vulva

kelainan yang bisa menyebabkan kelainan vulva


adalaah oedema vulva, stenosis vulva, kelainan bawaan,
varises, hematoma, peradangan, kondiloma kauminta
dan fistula

2) Vagina

Kelainan yang dapat menyebabkan distosia adalah:


Kelainan vagina, Stenosis vagina congenital, Tumor
vagina, Kista vagina

3) Uterus

Kelainan yang penting berhubungan dengan persalinan


adalah distosia servikalis. Karena disfungtional uterine
action atau karena parut pada serviks uteri. Kala I
serviks uteri menipis akan tetapi pembukaan tidak
terjadi sehingga merupakan lembaran kertas dibawah
kepala janin.
d. Distosia Karena Kelainan Janin

Kelainan janin ini dapat berupa bayi besar (lebih dari


4000gram), hidrosefalus, anensefalus, janin kembar siam
dan janin tidak memperoleh oksigen yang cukup

e. Distosia Karena Kelainan Jalan Lahir.

Kelainan ini berupa kesempitan pintu atas panggul,


kesempitan bidang tengah pelvis dan kesempitan pintu
bawah panggul.

10)Lima Benang Merah dalam Persalinan

 
Ada lima aspek dasar atau Lima Benang Merah, yang penting dan saling terkait dalam
asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut melekat pada setiap
persalinan, baik normal maupun patologis. Lima Benang Merah tersebut adalah :

(1)   Membuat Keputusan Klinik


Membuat keputusan merupakan proses yang menentukan untuk menyelesaikan masalah
dan menentukan asuhan yang diperlukan oleh pasien. Keputusan itu harus akurat,
komprehensif dan aman, baik bagi pasien dan keluarganya maupun petugas yang
memberikan pertolongan.  

Tujuan langkah dalam membuat keputusan klinik :


a)      Pengumpulan data utama dan relevan untuyk membuat keputusan

b)      Menginterpretasikan data dan mengidentifikasi masalah


c)      Membuat diagnosa atau menentukan masalah yang terjadi dihadapi

d)     Menilai adanya kebutuhan dan kesiapan

(2)   Asuhan sayang ibu
Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan

a)      Panggil ibu sesuai dengan namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai martabatnya

b)      Jelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu sebelum memulai asuhan

c)      Jelaskan proses persalinan

d)     Anjurkan ibu untuk bertanya

e)      Dengarkan dan tanggapi pertanyaan ibu

f)       Berikan dukungan pada ibu

g)      Anjurkan ibu untuk ditemani suami/keluarga

h)      Ajarkan keluarga cara memperhatikan dan mendukung ibu

i)        Lakukan praktek pencegahan infeksi yang baik

j)        Hargai privasi ibu

k)      Anjurkan ibu memilih posisi persalinan

l)        Anjurkan ibu untuk makan dan minum

m)    Hargai praktek tradisional yang tidak merugikan kesehatan ibu

n)      Hindari tindakan berlebihan yang membahaykan ibu

o)      Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya sesegera mungkin

p)      Membantu memulai IMD

q)      Siapkan rencana rujukan (bilaperlu)

r)       Mempersiapkan persalinan dengan baik

(3)   Pencegahan infeksi
Tindakan pencegahan infeksi
                           a)         Cuci tangan
                           b)         Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya
                           c)         Menggunakan teknik asepsis atau aseptic
                           d)         Memproses alat bekaspakai
                           e)         Menangani peralatan tajam dengan aman
                            f)         Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan

(4)   Pencatatan ( Rekam Medik ) Asuhan Persalinan


Pencatatan (pendokumentasian) adalah bagian penting dari proses membuat keputusan
klinik karena memungkinkan penolong persalinan untuk terus menerus memperhatikan
asuhan yang diberikan selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Partograf adalah
bagian terpenting dari proses pencatatan selama persalinan.Pencatatan
rutin adalah penting karena :
a)      Sebagai alat bantu untuk membuat keputusan klinik dan mengevaluasi kesesuaian dan
keefektifan asuhan atau perawatan, mengidentifikasi kesenjangan pada asuhan yang
diberikan dan untuk membuat perubahan dan peningkatan pada rencana asuhan atau
perawatan.
b)      Sebagai tolak ukur keberhasilan dalam proses membuat keputusan klinik.
c)      Sebagai catatan permanen tentang asuhan, perawatan dan obat yang diberikan.
d)     Dapat dibagikan di antara para penolong persalinan sehingga lebih dari satu penolong
persalinan akan memberikan perhatian dan asuhan pada ibu atau bayi baru lahir.
e)      Dapat mempermudah kelangsungan asuhan dari satu kunjungan ke kunjungan
berikutnya, dari satu penolong persalinan ke penolong persalinan lainnya, atau dari
seorang penolong persalinan ke fasilitas kesehatan lainnya.
f)       Dapat digunakan untuk penelitian atau studi kasus.
g)      Diperlukan untuk memberi masukan data statistik nasional dan daerah, termasuk catatan
kematian dan kesakitan ibu atau bayi baru lahir.

      Aspek – aspek penting dalam pencatatan adalah :

a)      Tanggal dan waktu asuhan diberikan

b)      Identifikasi penolong persalinan.

c)      Paraf atau tanda tangan (dari penolong persalinan) pada semua catatan.

d)     Mencakup informasi yang berkaitan secara tepat, dicatat dengan jelas dan dapat dibaca.

e)      Suatu sistem untuk memelihara catatan pasien sehingga selalu siap tersedia.

f)       Kerahasiaan dokumen – dokumen medis.

Ibu harus diberikan salinan catatan (catatan klinik antenatal, dokumen – dokumen


rujukan, dan lain – lain) beserta panduan yang jelas mengenai :

(a)    Maksud dari dokumen – dokumen tersebut

(b)   Kapan harus dibawa

(c)    Kepada siapa harus diberikan


(d)   Bagaimana menyimpan dan mengamankannya, baik di rumah atau selama perjalanan ke
tempat rujukan.

Beberapa hal yang perlu diingat :


(a)    Catat semua data, hasil pemeriksaan, diagnosis, obat – obat, asuhan atau perawatan, dan
lain – lain

(b)   Jika tidak dicatat, maka dapat dianggap bahwa asuhan tersebut tidak dilakukan

(c)    Pastikan setiap partograf bagi setiap pasien diisi dengan lengkap dan benar (JNKP-KR,


2017)

(5)   Rujukan
Jika ditemukan suatu masalah dalam persalinan, sering kali sulit untuk melakukan
upaya rujukan dengan cepat, hal ini karena banyak faktor yang mempengaruhi.
Penundaan dalam membuat keputusan dan pengiriman ibu ke tempat rujukan akan
menyebabkan tertundanya ibu mendapat penatalaksanaan yang memadai, sehingga dapat
menyebabkan tingginya angka kematian ibu. Rujukan tepat waktu merupakan bagian dari
asuhan sayang ibu dan menunjang terwujudnya program Safe Motherhood . Di bawah ini
merupakan akronim yang dapat di gunakan petugas kesehatan dalam mengingat hal-hal
penting dalam mempersiapkan rujukan untuk ibu dan bayi :
a)      B (Bidan)
Pastikan bahwa ibu dan bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalianan yang
kompeten untuk melaksanakan gawat darurat obstetri dan BBL untuk dibawa ke fasilitas
rujukan.
b)      A (Alat)
Bawa perlengkapan dan alat-alat untuk asuhan persalinan, masa nifas, dan BBL(tambung
suntik, selang iv, alat resusitasi, dan lain-lain) bersama ibu ke tempat rujukan.
Perlengkapan dan bahan-bahan tersebut meungkin diperlukan jika ibu melahirkan dalam
perjalanan ke fasilitas rujukan.
c)      K (Keluarga)
Beritahu Ibu dan Keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan bayi dan mengapa ibu dan
bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alasan dan tujuan merujuk ibu ke fasilitas
rujukan tersebut.
d)     S (Surat)
Berikan surat keterangan rujukan ke tempat rujukan. Surat ini memberikan identifikasi
mengenai ibu dan BBL cantumkan alasan rujukan dan uraikan hasil penyakit, asuhan atau
obat-obatan yang diterima ibu dan BBL.
e)      O (obat)
Bawa obat-obat esensial pada saat mengantar ibu ke fasilitas rujukan.
f)       K (Kendaraan)
Siapkan kendaraan uyang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi cukup
nyaman.
g)      U (Uang)
Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat-
obatan yang diperlukan dan bahan-bahan kesehatan lainnya selama ibu dan bayi di
fasilitas rujukan.
h)      Da (Darah dan Doa)
Persiapan darah baik dari anggota keluarga maupun kerabat sebagai persiapan jika terjadi
penyulit (JNPK-KR, 2017).
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai