Anda di halaman 1dari 6

Agrokreatif November 2019, Vol 5 (3): 226231

Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat ISSN 2460-8572, EISSN 2461-095X

Pelatihan Pembuatan Gula Semut Aren dan Jahe Instan di Desa Botosari,
Paninggaran, Pekalongan

(Training on Making Palm Sugar and Instant Ginger Beverage in Botosari


Village, Paninggaran, Pekalongan)
Achmad Mujib1*, Aji Hermawan2,3, Sugeng Hari Suseno2,4, Danang Aria Nugroho2,
Prayoga Suryadarma2,5
1 Fasilitator Stasiun Lapang Agro Kreatif Lembaga Penelitian dan Pengbdian kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor,
Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680.
2 Lembaga Penelitian dan Pengbdian kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680.
3 Sekolah Bisnis, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Gunung Gede, Jl. Raya Pajajaran, RT.03/RW.06,

Babakan, Bogor Tengah, Bogor 16128.


4 Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor,

Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680.


5 Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor,

Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680.


* Penulis Korespondensi: achmadm11s16@apps.ipb.ac.id
Diterima Mei 2019/Disetujui September 2019

ABSTRAK
Gula aren merupakan salah satu jenis pemanis yang banyak ditemui di Indonesia. Masyarakat Gunung Surat,
Desa Botosari, Paninggaran, Kabupaten Pekalongan telah lama memproduksi gula aren cetak secara tradisional,
namun dengan kualitas yang masih rendah dan dijual secara curah. Hal ini menyebabkan nilai jual gula aren
menjadi rendah. Kegiatan pelatihan pembuatan gula semut dan jahe instan ini bertujuan untuk memberikan
pengetahuan kepada masyarakat tentang diversifikasi produk gula aren yang bernilai jual tinggi. Pelaksanaan
pelatihan ini adalah dengan penyampaian materi dan praktik pembuatan produk. Hasil dari pelatihan ini adalah
masyarakat Gunung Surat, Desa Botosari khususnya anggota Industri Kecil Menengah (IKM) gula aren
mengetahui proses pembuatan gula semut dan jahe instan. Melalui pembuatan diversifikasi produk gula aren
tersebut diharapkan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat setempat.

Kata kunci: aren, diversifikasi, gula semut, Gunung Surat, jahe instan

ABSTRACT
Palm sugar is one of the sweateners which is commonly found in Indonesia. People of Gunung Surat, Botosari
Village, Paninggaran, Pekalongan Regency have traditionally produced palm sugar, but the palm sugar is still low
quality and sold in bulk. This condition makes the selling value of palm sugar to be low. The aim of the training
on making palm sugar and instan ginger beverage was to provide knowledge for the public about the
diversification of palm sugar products with high selling value. The implementation of this training was to deliver
material and practice of making products. The results of this training was the people of Gunung Surat, Botosari
Village, especially members of the palm sugar IKM, know the process of making palm sugar and instant ginger
beverage. Through making diversification of palm sugar products, it is expected to be able to increase the income
and welfare of the local community.

Keywords: diversification, Gunung Surat, instan ginger beverage, palm sugar, sugar palm

PENDAHULUAN bagiannya dapat dimanfaatkan (Lempang 2012).


Serabut batangnya dimanfaatkan untuk bahan
Aren (Arenga pinata) merupakan salah satu baku pembuatan sapu, buahnya atau yang
tanaman dari keluarga Arecaceae yang hampir banyak dikenal dengan sebutan kolang-kaling
tersebar di seluruh daerah di Indonesia, sering dikonsumsi menjadi berbagai olahan
termasuk di Pulau Jawa. Tanaman aren dapat makanan, akarnya dapat diolah menjadi jamu,
tumbuh dari dataran rendah hingga ketinggian dari batangnya dihasilkan pati dan tepung sagu,
1400 mdpl (Mariati 2013). Pohon aren memiliki dan niranya digunakan untuk memproduksi gula
nilai ekonomi tinggi karena hampir semua aren. Pemanfaatan pohon aren telah lama dan

226
Vol 5 (3): 226231 Agrokreatif

banyak dilakukan oleh masyarakat, salah satu antioksidan dapat mencegah adanya radikal
yang banyak adalah pembuatan gula aren. bebas dalam tubuh (Stailova et al. 2007). Jahe
Gunung Surat adalah salah satu dusun di Desa merah tumbuh liar dan masih sedikit pe-
Botosari, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten manfaatannya di Dusun Gunung Surat. Berbagai
Pekalongan. Gunung Surat berjarak 30 km dari produk olahan yang bernilai ekonomis tinggi
ibu kota Kabupaten Pekalongan dan berbatasan dapat dihasilkan dari jehe merah ini (Bartley &
langsung dengan Kecamatan Kalibening, Ka- Jacobs 2000), salah satunya adalah minuman jahe
bupaten Banjarnegara. Secara geografis Dusun instan.
Gunung Surat merupakan daerah perbukitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masya-
dengan ketinggian 1350 mdpl. Berbagai tanaman rakat Institut Pertanian Bogor (LPPM IPB)
perkebunan banyak tumbuh di daerah ini seperti bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten
teh, kopi, kakao, cengkeh, dan aren. Terdapat Pekalongan melalui Program Stasiun Lapang
lebih dari 500 pohon aren di Dusun Gunung Surat Agro Kreatif (SLAK) melakukan pelatihan pro-
yang sebagiannya telah dimanfaatkan oleh pen- duksi gula semut dan jahe instan di Dusun
duduk setempat sebagai bahan baku produksi Gunung Surat, Desa Botosari, Kecamatan
gula aren atau gula jawa. Terdapat kurang lebih Paninggaran, Pekalongan. Pelatihan ini bertujuan
20 keluarga yang saat ini manjadi pengrajin gula untuk memberikan pengetahuan kepada masya-
aren di Gunung Surat. rakat Gunung Surat khususnya dan Desa Botosari
Gula aren yang dihasilkan oleh masyarakat pada umumnya tentang diversifikasi produk gula
Gunung Surat saat ini masih berupa gula cetak. aren, di antaranya adalah gula semut dan jahe
Teknologi produksi gula aren cetak juga masih instan. Setelah mengikuti pelatihan masyarakat
tradisional, dengan peralatan yang sederhana diharapkan mampu membuat gula semut dan
dan manual. Hasil gula aren dijual secara curah jahe instan. Kedepannya penghasilan masyarakat
melalui kelompok usaha bersama sebelum setempat juga dapat naik, karena harga jual gula
nantinya di jual ke pasar. Selain itu secara alami semut dan jahe instan lebih tinggi dibandingkan
gula cetak mengandung kadar air yang lebih gula aren cetak.
tinggi, yaitu sebesar 10 dibandingkan gula se-
mut yang hanya sebesar 3 (SNI 1995). Bahkan
umumnya hasil olahan gula cetak di tingkat METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
petani dan industri rumah tangga mutunya masih
rendah disebabkan pengolahan belum dilakukan Tempat, Waktu, dan Peserta
secara baik, sehingga produk yang dihasilkan Kegiatan pengabdian masyarakat dilak-
cepat meleleh, karena masih mengandung kadar sanakan pada Bulan Maret 2019 di Dusun
air cukup tinggi sebesar 15–17 (Kindangen & Gunung Surat Desa Botosari, Kecamatan
Layuk 2011). Hal ini menyebabkan umur simpan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan. Mitra dari
gula cetak lebih pendek. Faktor-faktor tersebut kegiatan ini adalah warga Dusun Gunung Surat,
akhirnya membuat harga gula aren cetak menjadi Desa Botosari, yang terdiri dari para penyadap
murah, sehingga pendapatan keluarga dari hasil aren, pembuat gula aren, dan pengurus kelompok
produksi gula aren belum bisa dikatakan usaha bersama yang berjumlah 20 orang. Para
sejahtera. Ada satu nilai yang sangat potensial penyadap semuanya adalah laki-laki dan
untuk diangkat dan dapat menaikkan harga jual pembuat gula aren mayoritas ibu rumah tangga.
gula aren Gunung Surat, yaitu produknya yang Usia peserta variatif antara rentang 19–60 tahun.
organik.
Tanaman lain yang potensial untuk Alat dan Bahan
dikembangkan produk turunannya di daerah Alat yang digunakan dalam pelatihan ini
Gunung Surat adalah jahe merah (Zingiber adalah kompor, alat penggorengan, pisau, alat
officinale Linn. var. Rubrum). Tanaman rimpang pemarut, ayakan, gelas stainless, baskom, dan
dari keluarga Zingiberceae sering dikonsumsi toples kaca. Bahan yang digunakan adalah gula
sebagai obat tradisional atau jamu (Arini & aren cetak, air, jahe merah, minyak goreng, dan
Hadisoewignyo 2012). Jahe merah mengandung gula pasir.
senyawa volatile yang terdiri dari berbagai
senyawa terpenoid, senyawa non-volatile terdiri Tahapan dan Metode Pelaksanaan
dari gingerol, shogaol, paradol, zingerone, dan Kegiatan pelatihan dibagi menjadi dua sesi,
turunan mereka serta senyawa-senyawa fla- yaitu penyampaian materi di dalam ruangan oleh
vonoid dan polifenol yang mempunyai efek narasumber dan praktik pembuatan produk.
227
Agrokreatif Vol 5 (3): 226–231

● Penyampaian materi langsung oleh perwakilan Dinas Perindustrian,


Penyampaian meteri ini bertujuan untuk Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten
membuka wawasan peserta pelatihan tentang Pekalongan.
diversifikasi produk dari gula aren dan
potensinya untuk meningkatkan kesejahteraan Penyampaian Materi
masyarakat. Selain penyampaian materi, ke- Pelatihan pembuatan diversifikasi produk
giatan ini dilakukan dengan metode diskusi gula aren, dalam program ini adalah gula semut
langsung dengan para peserta pelatihan. dan jahe instan, dimulai dengan penyampaian
materi di dalam ruangan. Materi disampaikan
● Praktik pembuatan produk oleh narasumber yang merupakan perwakilan
Praktik pembuatan produk dilakukan di luar dari LPPM IPB. Kegiatan berlangsung di balai
ruangan balai desa. Produk yang akan dibuat Desa Botosari yang diikuti oleh 20 orang peserta.
adalah gula semut dan jahe instan. Pembuatan Peserta yang mengikuti pelatihan berasal dari
gula semut saat praktik menggunakan bahan Desa Botosari utamanya dari Dusun Gunung
baku gula aren cetak atau gula merah, bukan Surat yang berprofesi sebagai pengrajin gula
menggunakan nira. Hal ini bertujuan agar proses aren. Penyampaian materi kurang lebih satu jam
pemasakan tidak terlalu lama. dan sesi diskusi 15 menit.
Praktik pembuatan produk dimulai dengan Materi yang disampaikan dalam pelatihan kali
pembagian kelompok menjadi dua. Satu ke- ini difokuskan pada proses pembuatan gula
lompok membuat gula semut dan yang satunya semut dan jahe instan. Beberapa faktor kritis
jahe instan. Pembuatan gula semut dimulai yang menyebabkan berhasilnya proses pem-
dengan penyiapan bahan, yaitu mengecilkan buatan gula semut sangat ditekankan, seperti
ukuran gula cetak dengan mengirisnya. Proses kualitas bahan baku, yaitu nira aren, dan proses
selanjutnya melarutkan gula cetak dan kemudian pemasakan. Perlakuan nira aren harus di-
memasaknya hingga mengental. Larutan gula perhatikan agar tidak terjadi fermentasi sebelum
yang sudah mengental kemudian diaduk terus dimasak. Nira yang telah terfermentasi tidak
menerus hingga kering dan terbentuk kristal. akan dapat mengkristal jika diolah menjadi gula
Proses terakhir adalah mengayak gula semut semut, ini dikarenakan telah terbentuk enzim
tersebut agar didapatkan ukuran yang seragam. invertase yang akan mengubah kandungan suk-
Kelompok jahe instan memulai praktiknya rosa menjadi gula reduksi (Goutara & Wijandi
dengan memarut jahe merah dan memerasnya 1980; Tomomatsu et al. 1996). Kandungan
dengan air (perbandingan 1 L air : 250 g jahe). Air sukrosa lah yang menentukan terbentuknya
perasan jahe diendapkan terlebih dahulu hingga kristal pada proses gula semut (Ho et al. 2007).
pati jahe mengendap. Air perasan jahe ini Materi pelatihan disampaikan dengan bahasa
kemudian digunakan untuk melarutkan gula aren yang komunikatif sehingga peserta sangat
yang sudah diiris tipis (perbandingan 1 : 1), tertarik (Gambar 1). Hal ini ditunjukkan dengan
selanjutnya dimasak seperti pada proses beberapa peserta yang mengajukan pertanyaan.
pembuatan gula semut. Pertanyaan tidak hanya terkait gula semut
namun juga kualitas gula cetak yang diproduksi
sehari-hari oleh para pengrajin. Peserta
HASIL DAN PEMBAHASAN menanyakan kualitas gula yang tidak seragam
antar pengrajin, dimana hal ini juga akan me-
Sehari sebelum dilaksanakannya pelatihan,
tim fasilitator LPPM IPB bersama perwakilan
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan
UKM Kabupaten Pekalongan melakukan ko-
ordinasi dengan pemerintah desa setempat dan
kelompok usaha bersama. Koordinasi ini
bertujuan untuk mematangkan persiapan pe-
latihan. Beberapa kebutuhan terkait pelatihan
dipastikan kesiapannya. Turut hadir dalam
koordinasi Kepala Dusun Gunung Surat, Ketua
Kelompok Usaha Bersama, beserta para Industri
Kecil Menengah (IKM). Pelatihan dilaksanakan
pada tanggal 1 Maret 2019, dibuka secara Gambar 1 Penyampaian materi pelatihan.
228
Vol 5 (3): 226231 Agrokreatif

mengaruhi harga jual gula. Berdasarkan


pemaparan pemateri kualitas yang tidak seragam
tersebut diduga diakibatkan karena kualitas nira
yang tidak sama antar-pohon, selain proses yang
dilakukan antar-pengrajin juga yang belum
distandardisasi. Selai itu di antara peserta ada
juga yang menanyakan teknik penyadapan.
Beberapa tangkai bunga aren kadang sulit
mengeluarkan nira lagi ketika telah disadap
beberapa kali meskipun tangkai tersebut masih
panjang. Untuk menangani hal ini pemateri
menyarankan penyayatan tangkai bunga agar Gambar 2 Pemasakan gula semut.
diperdalam, karena dikhawatirkan permukaan
tangkai yang mengeras sudah agak dalam. Botosari ini akan dilakukan pendampingan oleh
fasilitator dari LPPM IPB selama kurang lebih
Praktik Pembuatan Gula Semut dan Jahe empat bulan. Pada saat pendampingan IKM
Instan dibantu oleh fasilitator diharapkan mampu
Praktik pembuatan gula semut dan jahe instan memproduksi gula semut menggunakan bahan
dilaksanakan setelah penyampaian materi di baku nira aren.
dalam kelas. Peserta pelatihan kemudian dibagi Dalam praktik pembuatan gula semut dan jahe
menjadi dua kelompok, satu kelompok berjumlah instan yang dilaksanakan di balai Desa Botosari
10 orang untuk membuat gula semut, dan satu ini para peserta mengalami kendala. Hasil dari
kelompok yang lain berjumlah 10 orang untuk keduanya tidak berhasil membentuk kristal. Hal
membuat jahe instan. Pembagian peserta ini diduga karena kualitas gula cetak yang
dilakukan secara acak dan merata, sehingga satu digunakan kurang baik. Gula cetak yang baik
kelompok terwakili oleh penyadap aren dan memiliki tekstur yang keras dan berwarna
pembuat gula cetak serta pengurus KUB. Praktik cokelat cerah, sedangkan gula cetak yang
dimulai dengan penyiapan bahan dan alat, digunakan saat pelatihan memiliki tekstur
seperti mamasang regulator pada tabung gas, kurang keras dan mudah dipatahkan. Hal ini
memebersihkan alat masak, memotong gula aren disebabkan karena produksi gula cetak yang
cetak menjadi ukuran kecil, dan memarut jahe. dilakukan IKM setempat manggunakan nira yang
Pembuatan gula semut aren dapat dilakukan disirupkan dan sudah tersimpan lebih dari satu
dengan tiga cara, yang pertama dengan memasak hari. Kebiasaan ini dilakukan warga untuk
nira aren hingga mengkristal. Hal tersebut mengatasi ketersediaan nira pada saat hasil
merupakan cara pembuatan gula semut yang sadapan tidak banyak.
sebenarnya. Gula semut yang dihasilkan dari Pemateri beserta peserta mencoba membuat
proses ini akan memiliki warna yang cerah dan jahe instan menggunakan gula pasir (gula tebu)
menarik. Proses pembuatan gula semut yang lain untuk membuat perbandingan dan membuktikan
adalah dengan melarutkan gula merah cetak dan proses pembuatan gula semut dan jahe instan
memasaknya kembali hingga mengkristal. Proses sudah benar. Komposisi dan proses yang
ini memiliki kerentanan pada proses kris- digunakan sama dengan pembuatan jahe instan
talisasinya. Gula cetak yang kualitasnya tidak menggunakan gula aren cetak. Setelah satu jam
baik akan menyebabkan gula tidak dapat proses pemasakan, jahe instan yang diproses
mengkristal, sehingga gula semut tidak dapat menggunakan bahan baku gula pasir berhasil
terbentuk. Selain itu warna gula semut yang mengkristal. Hal ini dapat membuktikan bahwa
dihasilkan akan berwarna gelap, karena me- kualitas gula cetak yang kurang baik meng-
lewati dua kali pemanasan. Proses pembuatan akibatkan tidak terbentuknya kristal pada gula
gula semut yang lain adalah dengan mengecilkan semut maupun jahe instan gula aren.
ukuran gula cetak (hingga kurang lebih 18 mesh) Setelah dilakukan penyampaian materi dan
kemudian dikeringkan menggunakan oven. melakukan praktik langsung, seluruh peserta
Proses pembuatan gula semut pada pelatihan mengetahui tahapan proses pembuatan gula
ini menggunakan metode pelarutan gula aren semut dan jahe instan yang awalnya sama sekali
cetak (Gambar 2). Hal ini dilakukan untuk tidak pernah membuatnya. Hal ini menjadi modal
mengantisipasi lamanya waktu pemasakan. awal bagi para peserta pelatihan untuk men-
Setelah pelatihan yang diadakan di balai Desa cobanya sendiri di rumah seusainya pelatihan ini.
229
Agrokreatif Vol 5 (3): 226–231

Proses pembuatan yang tidak jauh beda dengan skala produksi. Pendampingan ini akan
pembuatan gula cetak biasa turut mempercepat dilakukan kurang lebih empat bulan setelah
terserapnya materi. pelatihan ini.

Keberlanjutan Kegiatan
Program SLAK kerja sama antara Lembaga UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IPB
dengan pemerintah Kabupaten Pekalongan Ucapan terima kasih disampaikan kepada
adalah serangkaian kegiatan pelatihan dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
pendampingan selama kurang lebih empat bulan. IPB, Pemerintah Kabupaten Pekalongan,
Kegiatan pelatihan di balai Desa Botosari me- khususnya dalam hal ini Dinas Perindustrian,
rupakan awal dari kegiatan-kegiatan empat Perdagangan dan Koperasi Kabupaten
bulan berikutnya. Selama pendampingan anggota Pekalongan, dan Pemerintah Desa Botosari,
IKM akan memperoleh pelatihan tentang khususnya Kepala Dusun Gunung Surat yang
produksi gula semut secara menyeluruh dari telah memfasilitasi dan mendukung kegiatan
Good Manufacturing Practices (GMP) hingga pengabdian ini.
pengemasan dan pemasaran produk. Selain gula
semut, produk turunannya seperti jahe instan
gula aren dan cokelat instan gula aren juga akan DAFTAR PUSTAKA
diproduksi.
Diversifikasi produk gula aren tersebut diha- Arini HD, Hadisoewignyo L. 2012. Optimasi
rapkan mampu menaikkan pendapatan anggota Formula Tablet Effervescent Ekstrak Rimpang
IKM dan petani aren di Desa Botosari khusunya Jahe Merah (Zingiber officinale roxb. Var
Dusun Gunung Surat. Melihat potensi pasar gula rubrum). Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas.
semut yang besar harapan tersebut tentunya 9(2): 75–84.
sangat mungkin diwujudkan. Produk gula semut
dalam negeri juga mampu bersaing di pasar Bartley JP, Jacobs AL. 2000. Effects Of Drying On
internasional. Hal ini dibuktikan dari permintaan Flavor Compounds In Australian-Grown
ekspor gula semut yang terus meningkat. Sejak Ginger (Zingiber officinale). Journal of the
tahun 2014–2017 terdapat kenaikan permintaan Science of Food and Agriculture. 80(2): 209–
ekspor sebesar 27 senilai USD 48.000 215. https://doi.org/10.1002/(SICI)1097-
(Kemenperin 2018). Negara utama tujuan ekspor 0010(20000115)80:2<209:AID-JSFA516>
gula semut antara lain Jerman, Swiss, dan Jepang 3.0.CO;2-8
(BI 2009). [BI] Bank Indonesia. 2009. Pola Pembiayaan
Usaha kecil Syariah Gula Aren (Gula Cetak dan
Gula Semut. Jakarta (ID): Direktorat Kredit,
SIMPULAN BPR danUMKM
Goutara, Wijandi S. 1980. Dasar-dasar
Kegiatan pengabdian masyarakat melalui
Pengolahan Gula. Bogor: IPB Press.
program SLAK telah membuka wawasan baru
kepada masyarakat Desa Botosari, khususnya Ho CW, Aida WW, Maskat MY, Osman H. 2007.
Dusun Gunung Surat. Melalui pelatihan pem- Changes in volatile compounds of palm sap
buatan diversifikasi produk gula aren, selain (Arenga pinnata) during the heating process
memberi pengetahuan baru juga menumbuhkan for production of palm sugar. Food Chemistry.
semangat masyarakat setempat utamanya ang- 102(4): 1156–1162. https://doi.org/
gota IKM gula aren untuk meningkatkan kondisi 10.1016/j.foodchem.2006.07.004
ekonomi mereka. Peningkatan nilai tambah [Kemenperin]. 2018. Pasar Ekspor Gula Semut.
produk gula aren melalui pembuatan gula semut [Internet]. [dikunjungi pada 15 Maret 2019].
dan jahe instan kedepannya diharapkan mampu Tersedia Pada: http://www.kemenperin.
menaikkan pendapatan dan kesejahteraan go.id/artikel/19197/Naik-27-Persen,-
masyarakat setempat. Setelah mengikuti Ekspor-Gula-Semut-Nasional-Lampaui-USD-
pelatihan ini para peserta, secara teknis, 48-Ribu.
mengetahui proses pembuatan gula semut dan
jahe instan, namun pendampingan masih di- Kindangen JG, Layuk P. 2010. Analisis
butuhkan untuk mengawal IKM hingga pada pendapatan dan sistem pemasaran
230
Vol 5 (3): 226231 Agrokreatif

pengusahaan gula merah aren di Desa [SNI] Standar Nasional Indonesia. 1995. Standar
Wongkaidan Pangu, Kecamatan Ratahan, Nasional Indonesia Nomor SNI 01-3743-1995
Kabupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Tahun 1995.
Sulawesi Utara. Seminar Nasional Pengkajian
Stailova I, Krastanov A, Stoyanova A, Denev P,
dan Diseminasi Inovasi Pertanian Mendukung
Gargova S. 2007. Antioxsidant Activity of
Program Strategis Kementerian Pertanian.
Ginger Extract (Zingiber officinale). Food
Cisarua, 9–11 Desember 2010.
Chemistry. 102(3): 764–70. https://doi.org/
Lempang M. 2012. Pohon Aren Dan Manfaat 10.1016/j.foodchem.2006.06.023
Produksinya. Info Teknis Eboni. 9(1): 37–54.
Tomomatsu A, Itoh T, Wijaya CH, Nasution Z,
Mariati R. 2013. Potensi Produksi dan Prospek Kumendong J, Matsuyama A. 1996. Chemical
Pengembangan Tanaman Aren (Arenga constituents of sugar-containing sap and
pinnataMerr) di Kalimantan Timur. Agrifor. brown sugar from palm in Indonesia. Japanese
12(2): 196–205. Journal of Tropical Agriculture. 40(4): 175–
181.

231

Anda mungkin juga menyukai