Anda di halaman 1dari 6

HIRDROLOGI

TUGAS PRAKTIK 4

Disusun Oleh :

Adji Trimanto

201009 / TKBA A

Semester 3

PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI KONSTRUKSI BANGUNAN AIR

POLITEKNIK PEKERJAAN UMUM SEMARANG

2021
SOAL LATIHAN

No 1 : Diketahui curah hujan rencana pada tiga periode ulang sebagai berikut :

R5 = 58 mm
R10 = 62 mm
R50 = 80 mm Hitung Intensitas hujan dengan lama waktu hujan sebagai berikut :
t = 5 Jam
t = 10 Jam
t = 20 Jam Buatlah Grafik IDF dengan rumus mononobe :

JAWABAN

No Curah Hujan Rencana Waktu


Intesitas Hujan No Curah Hujan Rencana Waktu
(t) Intesitas Hujan
R5 R10 R50 (t)
58 62 80 R5 R10 R50
1. 20.11 21.50 27.74 1 58 62 80
2. 12.67 13.54 17.47 2 13. 3.64 3.89 5.02 13
3. 9.67 10.33 13.33 3 14. 3.46 3.70 4.77 14
4. 7.98 8.53 11.01 4 15. 3.31 3.53 4.56 15
5. 6.88 7.35 9.49 5 16. 3.17 3.39 4.37 16
6. 6.09 6.51 8.40 6 17. 3.04 3.25 4.19 17
7. 5.50 5.87 7.58 7 18. 2.93 3.13 4.04 18
8. 5.03 5.37 6.93 8 19. 2.82 3.02 3.90 19
9. 4.65 4.97 6.41 9 20. 2.73 2.92 3.76 20
10. 4.33 4.63 5.98 10 21. 2.64 2.82 3.64 21
11. 4.07 4.35 5.61 11 22. 2.56 2.74 3.53 22
12. 3.84 4.10 5.29 12 23. 2.49 2.66 3.43 23
24. 2.42 2.58 3.33 24
GRAFIK IDF PE RHIT UNGAN INT E NSIT AS CURAH HUJ AN

90
80
70
60
Curah Hujan

50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Waktu

R5 R10 R50

Grafik IDF Perhitungan Intensitas Curah Hujan

Dari perhitungan intensitas hujan 24 jam di atas maka dapat di ambil data sebagai berikut :

No Curah Hujan Rencana Waktu


Intesitas Hujan
(t)
R5 R10 R50
58 62 80
1. 6.88 7.35 9.49 5
2. 4.33 4.63 5.98 10
3. 2.73 2.92 3.76 20
Tabel Perhitungan Intensitas Hujan 5,
10 Dan 20 Jam

GRAFIK IDF PE RHIT UNGAN INT E NSIT AS CURAH


HUJ AN
12.00
10.00
Curah Hujan

8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
5 10 20
Waktu

R5 R10 R50
SOAL LATIHAN No 2 :

Untuk mendapatkan kedalaman hujan jam-jaman dari data hujan harian ada 4 metode yg bisa

digunakan yaitu :

1. Distribusi Hujan Seragam

2. Distribusi Hujan Segitiga

3. ABM – Alternating Block Method

4. Distribusi Hujan Tadashi Tanimoto

Uraikan dan jelaskan masing-masing metode diatas !

JAWABAN :

Uraian dan penjelasan sebagai berikut :

1. Distribusi Hujan Seragam

Model distribusi hujan seragam merupakan cara yang paling sederhana untuk mendapatkan
distribusi hujan jam-jaman yaitu dengan menganggap hujan rancangan sebesar p mm
terdistribusi secara merata selama durasi hujan rancangan sebesar Td yang telah ditetapkan.
Sehingga hyetograph yang dihasilkan dari model distribusi hujan seragam.

2. Distribusi Hujan Segitiga

Model distribusi hujan segitiga menganggap bahwa kedalaman hujan jam-jaman terdistribusi
mengikuti bentuk segitiga. Hyetograph segitiga bisa dibentuk setelah kedalaman hujan
rancangan p dan durasi hujan Td diketahui. Dalam metode ini, luas segitiga merupakan nilai
kedalaman hujan dan ordinat puncak hyetograph yang dihitung dengan rumus :
Untuk menetapkan waktu terjadinya intensitas hujan puncak, dipakai faktor koefisien r yang
didefinisikan sebagai rasio dari waktu terjadi intensitas hujan puncak Tp dengan nilai total
durasinya Td. Jadi waktu dimana terjadi intensitas hujan puncak ditentukan dengan rumus:

Nilai r umumnya ditetapkan sebesar 0,3 sampai 0,5. Jika r ditetapkan sebesar 0,5 maka puncak
hyetograph akan terletak pada pertengahan lama hujan.

3. ABM – Alternating Block Method

Alternating Block Method (ABM) adalah cara sederhana untuk membuat hyetograph rencana
dari kurva IDF (Chow et al., 1988). Hyetograph rencana yang dihasilkan oleh metode ini adalah
hujan yang terjadi dalam n rangkaian interval waktu yang berurutan dengan durasi ∆t selama
waktu Td = n ∆t. Untuk periode ulang tertentu, intensitas hujan diperoleh dari kurva IDF pada
setiap durasi waktu ∆t, 2∆t, 3∆t, ........ Kedalaman hujan diperoleh dari perkalian antara intensitas
hujan dan durasi waktu tersebut. Perbedaan antara nilai kedalaman hujan yang berurutan
merupakan pertambahanhujan dalam interval waktu ∆t. Pertambahan hujan tersebut (blok-blok),
diurutkan kembali ke dalam rangkaian waktu dengan intensitas hujan maksimum berada pada
tengah-tengah durasi hujan Td dan blokblok sisanya disusun dalam urutan menurun secara
bolak-balik pada kanan dan kiri dari blok tengah. Dengan demikian telah terbentuk hyetograph
rencana.

4. Distribusi Hujan Tadashi Tanimoto

Tadashi Tanimoto pada tahun 1969 mengembangkan distribusi hujan jam-jaman yang dapat
digunakan di Pulau Jawa dengan cara menerapkan distribusi hujan terhadap besaranhujan hasil
analisis frekuensi (Bambang Triatmodjo, 2008). Berdasarkan hasil penelitian Tadashi Tanimoto,
bahwa untuk keperluan penetapan tinggi hujan jam-jaman ditetapkan berlangsung selama 8 jam.

Anda mungkin juga menyukai