Anda di halaman 1dari 2

TUGAS

M.K : Masalah Lingkungan Binaan


Dosen : Dr. Y. Basuki Dwisusanto
Article : WHY SUSTAINABILITY IS WRONG
Mahasiswa:
Efraim Desprinto Lalu ( 2017841008 )
Magister Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Keberlanjutan sering kali berlawanan dengan awal kemunculannya, hal ini dapat dilihat
dengan tidak konsisten, atau hanya sebagai kemunafikan. Contoh di mana kebijakan dan
tindakan tampaknya tidak berhubungan. Misalnya, dukungan Uni Eropa untuk keberlanjutan
perkotaan dan pengurangan lalu lintas mobil di kota-kota, tetapi malah Parlemen Eropa
sendiri yang memberikan dirinya 4000 tempat parkir mobil baru. Meskipun bangunan
barunya di Leopoldwijk / Quartier Léopold (di Brussel / Bruxelles) bersebelahan dengan
stasiun kereta api, yang khusus direnovasi untuk proyek tersebut. Contoh ini terlihat jelas
bahwa aksi keberlanjutan yang awalnya di kampanyekan untuk keberlangsungan kehidupan
di masa yang akan datang hanyalah sebagai pengalihan untuk kepentingan tertentu oleh para
penguasa. Selanjutnya juga untuk membahas lebih lanjut terdapat beberapa hal yang
berkaitan dengan Keberlanjutan ini, yaitu :
Pengaruh Konsensus
Pengaruh konsensus terhadap pandangan tentang keberlanjutan sangatlah kuat dalam kasus
ini. Konsensus itu sendiri merupakan sebuah frasa untuk menghasilkan atau menjadikan
sebuah kesepakatan yang disetujui secara bersama-sama antarkelompok atau individu setelah
adanya perdebatan dan penelitian yang dilakukan dalam kolektif intelijen untuk mendapatkan
konsensus pengambilan keputusan. Hal ini tentunya sangat berkaitan, yang dimana terdapat
dua kubu atau kelompok yaitu kelompok yang pro terhadap keberlanjutan dan yang non-pro
terhadap keberlanjutan. Disini dilihat bahwa dalam kelompok yang pro terhadap
keberlanjutan memiliki kekuatan yang kuat dan menguasai dalam hasil pengambilan
konsensus. Sedangkan mereka yang menentang keberlanjutan telah menjadi lawan-lawan
pemerintah, serta juda sudah dikeluarkan dari perdebatan nasional itu sendiri.
Elit ( Petinggi )
Keberlanjutan, sebagai keyakinan atau etika, memiliki karakteristik khusus. Ini membutuhkan
implementasi oleh negara, oleh yang kuat, oleh para petinggi. Hampir pasti membutuhkan
kekuatan yang dipertahankan oleh mereka yang sudah memegangnya. Disini membutuhkan
para ahli: kebijakan keberlanjutan tidak dapat dilaksanakan oleh massa revolusioner. Karena
itu, cenderung isu keberlanjutan ini hanya bertujuan untuk memperkuat struktur sosial-politik
yang telah ada.

1
Keberlanjutan Murni
Etika keberlanjutan tidak dapat dengan sendirinya menunjukkan pilihan antara semua
kemungkinan ini. Tidak ada dasar etis untuk preferensi durasi apa pun. Penggunaan kebijakan
yang berkelanjutan di Eropa sangat terkait dengan Kelangsungan suatu entitas daripada
pemutusannya, sehingga entitas-entitas yang dapat melanjutkan harus memiliki prioritas dan
Semua situasi / entitas harus bertahan selamanya.
Tanggung Jawab Transgenerasional
Meskipun terdapat asumsi umum tentang tanggung jawab untuk generasi mendatang, tidak
dapat menyiratkan keberlanjutan. Maka bisa dipastikan bahwa keberlanjutan itu hanyalah
sebuah alasan atau pengalihan untuk memenuhi tanggung jawab. Tanggung jawab disini
adalah negasi dari "dis-tanggung", dan etika tidak bisa menunjukkan mana yang lebih
disukai. Secara umum, formula etis mirip dengan tata bahasa formal: mereka menghasilkan
sejumlah besar preferensi untuk tindakan manusia, namun tidak menunjukkan benar atau
baik. Dari semua hak, tanggung jawab, tugas, keharusan, dan kewajiban, orang memilih apa
yang cocok untuk mereka. Rumus etika yang berkelanjutan berguna untuk konservatisme:
untuk sebagian besar, yang menjelaskan keberlanjutan.
Kota Berkelanjutan
Permasalaha kota yang berkelanjutan disini juga diperumit oleh nilai pasar terhadap kata
tersebut. Setiap administrasi dalam kota, maupun setiap pengembang, ingin menjadi
"berkelanjutan". Salah satu efek khas dari ini adalah keberlanjutan "ekstensional". Salah satu
fitur tambahan membuat rumah "berkelanjutan", sepuluh dari rumah-rumah ini membuat
proyek perumahan "berkelanjutan", dan dua atau tiga dari proyek-proyek ini membuat "kota
yang berkelanjutan" - setidaknya untuk media. Bahkan tanpa efek semacam itu, konsepnya
tetap tidak jelas. Aspek yang paling konkret dari kebijakan adalah norma emisi, norma air -
apa pun yang mudah diukur. Satu-satunya indikasi konkrit lainnya dalam literatur
perencanaan berkelanjutan adalah penggunaan berulang dari contoh yang sama.
Sebagaimana dengan gerakan sosial lainnya, pembangunan kota yang berkelanjutan juga
bertemu dengan oposisi. Para penentang dari pembangunan berkelanjutan menyerang dari
dua perspektif yang sangat berbeda: Pada ujung spektrum yang satu adalah mereka yang
melihat pembangunan berkelanjutan sebagai usaha dari atas ke bawah yang dilakukan oleh
PBB untuk mendikte bagaimana orang di dunia harus menjalani hidup mereka, dan dengan
demikian sebagai ancaman bagi kebebasan individu dan hak milik. Di sisi lain adalah mereka
yang melihat pembangunan berkelanjutan sebagai kapitulasi yang berarti pembangunan
seperti biasanya, yang didorong oleh kepentingan bisnis besar dan lembaga-lembaga
multilateral dan hanya membayar “lip service” untuk keadilan sosial dan perlindungan
terhadap alam.

Anda mungkin juga menyukai