Anda di halaman 1dari 2

Regionalisme

Dengan demikian maka yang menjadi ciri utama regionalisme adalah menyatunya arsitektur
tradisional dengan arsitektur modern. Pendekatan ini dapat dibagi menjadi:

1. Regionalisme sebagai Sistem Budaya

Dalam pendekatan ini, budaya yang berkembang di suatu tempat dipahami sebagai sistem
yang utuh yang meliputi berbagai aspek, di antaranya adalah arsitektur yang merupakan
perwujudan bendawi dari nilai-nilai budaya dan wadah bagi kebiasaan masyarakat dalam budaya
tersebut

2. Regionalisme sebagai Jiwa suatu Tempat

Christian Norberg-Schulz dalam bukunya Genius Loci:Towards a Phenomenology of Place(1976)


memahami tempat (place) sebagai wujud nyata (concrete phenomenon) keberadaan manusia
dalam lingkungannya. Lingkungan alam dipahami sebagai:

1.
ancama
n

Sehingga manusia perlu mewujudkan tempat untuk berlindung dari padanya, sekaligus
sebagai

2.
idealit
a

Sehingga manusia melambangkannya dalam tempat ciptaannya.

3. Regionalisme sebagai ungkapan Identitas

Regionalism sebagai Identitas Bentuk Pendekatan populer ini mengasumsikan bahwa bentuk-
bentuk tertentu menyandang peran untuk menampilkan ciri daerah tertentu. Sejalan dengan
peran arsitektur sebagai Media Komunikasi Populer yang dirumuskan olh Robert Venturi cs. dalam
Learning from Las Vegas, bentuk ini sering menjadi penanda yang tidak harus terkait dengan apa
yang didalamnya.

4. Regionalisme sebagai Sikap Kritis


Regionalisme sering kali dipandang sebagai terbelakang (berorientasi ke masa silam, tanpa
memiliki visi ke depan) dan sempit (hanya berkutat pada satu dareah dan tidak memiliki kontribusi
dalam lingkup yang lebih luas).

CIRI-CIRI ARSITEKTUR REGIONAL


Prestylarasati (2009)menyampaikan bahwa ciri–ciri daripada arsitektur Regional adalah sebagai
berikut:
1. Menggunakan bahan bangunan lokal dengan teknologi modern
2. Tanggap dalam mengatasi pada kondisi iklim setempat
3. Mengacu pada tradisi, warisan sejarah serta makna ruang dan tempat
4. Mencari makna dan substansi kultural, bukan gaya/style sebagai produk akhir.
Kemunculannya juga bukan merupakan ledakan daripada sikap emosional sebagai respon dari
ketidak berhasilan dari arsitektur modern dalam memenuhi keinginan masing-masing individu di
dunia, akan tetapi lebih pada proses pencerahan dan evaluasi terhadap kesalahan-kesalahan
pada masa arsitektur modern.
APLIKASI REGIONALISME DALAM DESAIN ARSITEKTUR
Untuk mendapatkan kesatuan dalam komposisi arsitektur ada tiga syarat utama
yaitu adanya :
a.
Domin
asi
Dominasi yaitu ada satu yang menguasai keseluruhan komposisi. Dominasi dapat dicapai
dengan menggunakan warna, material, maupun obyek-obyek pembentuk komposisi itu
sendiri.
b.
Pengulang
an
Pengulangan di dalam komposisi dapat dilakukan dengan mengulang bentuk, warna,
tekstur, maupun proporsi. Didalam pengulangan dapat dilakukan dengan berbagai irama atau
repetisi agar tidak terjadi kesenadaan (monotone).
c. Kesinambungan dalam
komposisi
Kesinambungan atau kemenerusan adalah adanya garis penghubung maya (imaginer)
yang menghubungkan perletakan obyek-obyek pembentuk komposi

Anda mungkin juga menyukai