METABOLISME PROTEIN
Ega Suryadiana
P1337431320003
JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
2021
PEMBAHASAN
Metabolisme Protein
Protein hewani pada umumnya mempunyai kualitas (nilai gizi) lebih tinggi
dibandingkan dengan protein nabati. Protein hewani pada umumnya mempunyai susunan
asam amino yang paling sesuai untuk kebutunan manusia. Untuk menjamin mutu protein
dalam makanan sehari-hari, dianjurkan sepertiga bagian protein yang dibutuhkan berasal dari
protein hewan. Namun demikian campuran beberapa bahan makanan sumber protein nabati
dapat menghasilkan komposisi asam amino yang secara keseluruhannya mempunyai kualitas
cukup tinggi. Padi-padian dan hasilnya relative rendah dalam protein, tetapi karena dimakan
dalam jumiah banyak, memberikan sumbangan besar terhadap konsumsi protein sehari.
Campuran nasi dengan kacang kedele atau hasil olah kedelai memberikan komposisi asam-
asam amino yang bernilai gizi tinggi karena pengaruh saling suplementasi. Selain itu, mie
bakso merupakan makanan rakvat yang bernilai protein tinggi, karena protein terigu di dalam
mie dicampur dengan protein daging atau ikan di dalam baksonya.
B. Pencernaan Protein Makanan
Di dalam rongga mulut, protein makanan belum mengalami proses pencernaan. Baru
di dalam lambung terdapat enzim pepsine dan HCL yang bekerjasama memecah protein
makanan menjadi metabolite intermediate tingkat polypeptida, yaitu peptone, albumosa dan
proteose. Di dalam duodenum protein makanan yang sudah mengalami pencernaan parsial itu
dicerna lebih lanjut oleh enzim yang berasal dari cairan pankreas dan dari dinding usus halus.
Pankreas menghasilkan enzim-enzim proteolitik trypsine dan chemotrypsine, sedangkan
sekresi dinding usus mula-mula disangka hanya terdiri atas satu enzim yang diberi nama
erepsine, tetapi ternyata bahwa erepsine tersebut merupakan campuran dari sejumlan enzim-
enzim oligopeptidase, yaitu yang memecah ikatan-ikatan oligopeptida. Oleh erepsine,
oligopeptida dipecah lebih lanjut menjadi asam-asam amino. Sementara pada cairan empedu,
tidak mengandung enzim yang memecah protein.
Eksresi Protein
Pada umumnya orang sehat tidak mengekskresikan protein, melainkan sebagai
metabolitnya atau sisa metabolisma (metabolic wasta product). Selain CO 2 dan H2O sebagai
hasil sisa metaboiisma protein, terjadi pula berbagai ikatan organic yang mengandung
nitrogen seperti urea dan ikatan lain yang tidak mengandung nitrogen. Nitrogen yang
dilepaskan pada proses deaminasi masuk ke dalam siklus Urea dari KREBS-HEINSLET, dan
diekskresikan urea melalui ginjal di dalam air seni. Biia air seni dibiarkan di udara terbuka,
ureum akan dipecah oleh mikroba, menghasiikan amonia (NH3) yang menguap dan
memberikan bau khas air seni (pesing).
Amonia (NH3) merupakan racun bagi tubuh yang dapat meracuni otak sehingga
menjadi coma, tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal, sehingga harus diubah dahulu jadi urea
(di hati), agar dapat dibuang oleh ginjal. Namun jika hati ada kelainan (sakit) maka proses
perubahan NH3 menjadi urea terganggu dan akan menimbulkan penumpukan NH3 dalam
darah yang disebut uremia. Nitrogen yang dilepaskan pada proses transaminasi tidak dibuang
ke luar tubuh, tetapi dipergunakan lagi dalam sintesa protein tubuh. Nitrogen juga ada yang
ikut terbuang di daiam tinja, karena terbuang di dalam cairan pencernaan atau di dalam sel-
sel epithel usus yang teriepas dan terbuang. Pada keadaan sakit ginjal, ada protein yang
terbuang di dalam air seni, yang disebut proteinuria. Protein Benz-Jones terdapat di daiam
urine pada kondisi sakit tertentu, Juga mungkin ada asam amino atau metaboiit yang terbuang
di daiam air seni pada kondisi abnormal tertentu.
Sintesa Protein
Manusia melakukan pergantian protein tubuh sebanyak 1-2 % dari total protein tubuh,
khususnya protein otot. Dari total asam amino yang dihasilkan melalui proses tersebut
sebanyak 75-80% digunakan kembali untuk sintesis protein baru, sedangkan 20-25% sisanya
akan membentuk Urea. Jika jumlah protein terus meningkat maka protein sel dipecah jadi
asam amino untuk dijadikan energi atau disimpan dalam bentuk lemak. Pemecahan protein
jadi asam amino terjadi di hati dengan proses; deaminasi atau transaminasi.
Deaminasi; proses pembuangan gugus amino dari asam amino dalam bentuk urea.
Transaminasi; proses perubahan asam amino menjadi asam keto. Deaminasi maupun
transaminasi merupakan proses perubahan protein → zat yang dapat masuk kedalam siklus
Krebs. Penjelasan mengenai hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Sintesis protein terdiri dari dua bagian utama – transkripsi dan translasi. Proses ini
melibatkan asam ribonukleat (RNA), asam deoksiribonukleat (DNA) dan satu set enzim.
Semua jenis asam ribonukleat, yaitu asam ribonukleat messenger (mRNA), asam ribonukleat
ribosom (rRNA) dan transfer asam ribonukleat (tRNA) yang diperlukan untuk sintesis
protein.
Transkripsi adalah bagian pertama dalam proses sintesis protein. Ini terjadi dalam inti
sel, di mana asam deoksiribonukleat (DNA) bertempat di kromosom. Seperti kita semua tahu,
DNA adalah struktur heliks ganda. Dari dua untai paralel, satu bertindak sebagai template
untuk menghasilkan mRNA. Sebagai langkah inisiasi transkripsi, RNA polimerase mengikat
dirinya ke situs tertentu (daerah promoter) di salah satu untai DNA yang akan bertindak
sebagai template.
Setelah keterikatannya dengan untai cetakan DNA, enzim polimerase mensintesis
polimer mRNA di bawah arahan template DNA. MRNA untai terus memanjang sampai
polimerase mencapai ‘wilayah terminator’ dalam template DNA. Dengan demikian,
transkripsi DNA mencakup tiga langkah – inisiasi, elongasi dan terminasi. mRNA Yang baru
ditranskripsi dilepaskan oleh enzim polimerase, yang kemudian bermigrasi ke sitoplasma
untuk menyelesaikan proses sintesis protein. Mengenal lebih lanjut tentang transkripsi DNA.
Bagian utama kedua dari proses ini adalah terjemahan. Bertentangan dengan
transkripsi yang terjadi dalam inti, terjemahan berlangsung dalam sitoplasma sel. Bagian ini
dimulai segera setelah mRNA ditranskripsi memasuki sitoplasma. Ribosom hadir dalam
sitoplasma segera melekat pada mRNA pada situs tertentu, yang disebut kodon start. Asil
tRNA amino juga mengikat pada untai mRNA. Fase ini disebut inisiasi.
Ketika ribosom bergerak sepanjang untai mRNA, amino asil tRNA membawa asam
amino satu per satu. Tahap ini tertentu disebut elongasi. Pada tahap terminasi, ribosom
membaca kodon terakhir dari untai mRNA. Dengan ini, berakhir bagian terjemahan dan
rantai polipeptida dilepaskan. Tepatnya bicara, dalam terjemahan, ribosom dan tRNA
menempel pada mRNA, yang membaca informasi ini kode dalam rantai tersebut. Dengan
demikian sintesis protein dari urutan asam amino tertentu terjadi.
Secara keseluruhan, proses sintesis protein melibatkan transkripsi DNA untuk mRNA,
yang kemudian diterjemahkan menjadi protein. Dengan demikian, kita telah melihat proses
sintesis protein memerlukan koordinasi yang tepat dari RNA, DNA, enzim dan ribosom. Dan
prosedur bijaksana langkah sintesis protein juga dikenal sebagai dogma sentral dalam biologi
molekuler.
KESIMPULAN
Protein mempunyai banyak fungsi bagi tubuh kita baik untuk orang dewasa maupun
anak-anak. Fungsi protein yaitu sebagai zat pembangun, protein juga berfungsi dalam
mekanisme pertahanan tubuh melawan berbagai mikroba dan zat toksik lain yang datang dari
luar, protein mengatur proses-proses metabolisme dalam bentuk enzim dan hormone. Protein
juga merupakan salah satu sumber utama energi. Dalam bentuk kromosom, protein juga
berperan juga dalam menyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk gen.
Di dalam rongga mulut, protein makanan belurn mengalami proses pencernaan. Baru
di dalam lambung terdapat enzim pepsine danHCL yang bekerjasama memecah protein
makanan menjadi metabolite intermediate tingkat polypeptide yaitu peptone, albumosa dan
proteosa. Di dalam duodenum protein makanan yang sudah mengalami pencernaan parsial itu
dicerna lebih lanjut oleh enzim yang berasal dari cairan pancreas dan dari abiding usus halus.
Di dalam usus halus protein makanan dicerna total menjadi asam-asam amino, yang
kemudian diserap melalui sel-sel epithelium dinding usus.
DAFTAR PUSTAKA