Anda di halaman 1dari 6

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS


Anggkatan/Kelas :
Nama Agenda : Akuntabilitas
Nama Peserta : Dewi Handayani, S.Pd
No. Daftar Hadir :
Widyaiswara :
Lembaga Penyelenggara :
A. Pokok Pikiran
Diksi akuntabilitas sering dianggap sama dengan responbilitas dalam
beberapa hal. Akan tetapi, keduanya memiliki konsep dasar yang berbeda.
Akuntabilitas merupakan kewajiban mempertanggungjawabkan amanah yang
diembannya/hasil kinerja yang harus dicapai atas amanah yang diberikan
(obligation to answer), sedangkan responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab/bertindak atas amanah yang diterima (obligation to act).
Responsibilitas merupakan bagian dari akuntabilitas yang mana keduanya
saling berkesinambungan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Salah
satu amanah yang diemban oleh PNS adalah menjadi PNS yang akuntabel
yang menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut
diantaranya:
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan  mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis (netralitas PNS);
3. Memperlakukan dan melayani warga secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
4. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan dalam menjalankan tugas
dan fungsinya.
Akuntabilitas diperlukan dan penting dalam konteks Negara sesuai dengan
tuntutan publik yaitu menciptakan pemerintahan yang baik (good governance)
dengan memebuhi tiga pilar pemerintahan yang baik (good governance) yaitu
transparansi, partisipatif dan akuntabilitas. Akuntabiitas juga merupakan prinsip
dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level atau unit kerja dan
merupakan suatu kewajiban pemegang jabatan untuk memberikan
pertanggungjawaban laporan kepada atasannya.
Akuntabilitas mencakup beberapa aspek diantaranya akuntabilitas
adalah sebuah hubungan, akuntabilitas berorientasi pada hasil, akuntabilitas
memerlukan laporan, akuntabilitas memerlukan konsekuensi dan akuntabilitas
memperbaiki kinerja. Akuntabilitas memiliki tiga fungsi utama (Bobens, 2007)
yaitu sebagai kontrol demokratis (peran demokratis), pencegahan korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusiona), serta untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam yaitu akuntabilitas vertikal
(vertical accountability) dan akuntabilitas horizontal (horizontal accountability).
Akuntabilitas vertikal merupakan pertanggungjawaban atas pengelolaan dana
kepada otoritas yang lebih tinggi dimana akuntabilitas vertikal memerlukan
pejabat pemerintah untuk melaporkan kepada publik sedangkan akuntabilitas
horizontal merupakan pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
Akuntabilitas ini membutuhkan pejabat pemerintah untuk melaporkan “ke
samping” kepada para pejabat lainnya dan Lembaga Negara.
Akuntabilitas ini memilki lima tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas
personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabiitas organisasi
dan akuntabilitas stakeholder. Untuk mewujudkan organisasi sektor publik yang
akuntabel maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi
diantaranya akuntabilitas kejujuran dan hukum (kepatuhan tehadap hukum dan
peraturan yang diterapkan), akuntabilitas proses (terkait sistem dan prosedur,
diterjemahkan melalui pemberian pelayanan publik), akuntabilitas program
(memberikan pertimbangan apakah tujuan dapat tercapai, apakah  ada
alternatif program lain) dan akuntabilitas kebijakan (terkait dengan pertanggung
jawaban pemerintah atas kebijakan yang diambil) .
Akuntabilitas tidak akan mungkin terwujud apabila tidak ada alat
akuntabilitas. Di Indonesia, alat akuntabilitas antara lain adalah Perencanaan
Strategis (Strategic Plans), Kontrak Kinerja, dan Laporan Kinerja. Dalam
menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa aspek yang harus
diperhatikan diantaranya kepemimpinan, transparansi, integritas, tanggung
Jawab (responsibilitas), keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan, dan
konsistensi. Framework akuntabilitas di lingkungan kerja PNS terdiri dari lima
langkah yaitu menentukan tanggung jawab dan tujuan, merencanakan apa
yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan, melakukan implementasi dan
monitoring kemajuan, memberikan laporan secara lengkap,serta memberikan
evaluasi dan masukan untuk perbaikan
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2018 tentang Keterbukaan Informasi
Publik merupakan perwujudan transparansi tata kelola keterbukaan informasi
publik memberikan transparansi tata kelola keterbukaan informasi publik dan
memberikan jaminan konstitusional agar praktik demokratisasi dan good
governance berjalan baik dan semakin bermakna bagi kepentingan publik.
Tujuan UU keterbukaan informasi publik adalah menjamin hak warga Negara
untuk mengetahui pembuatan rencana dan program, proses pengambilan dan
alasan pengambilan keputusan publik, mendorong partisipasi aktif masyarakat
dalam proses pengambilan keputusan publik,mewujudkan transparansi, efektif
dan efisien serta akuntabel dan mengetahui alasan ditetapkannya kebijakan
public yang mempengaruhi hajat hiduporng banyak serta semua warga Negara
Indonesia berhak mendapatkan informasi publik dari semua Badan Publik
(eksekutif, legislatif dan yudikatif). Keterbukaan informasi memungkinkan
adanya ketersediaan (aksesibilitas) informasi bersandar pada beberapa prinsip.
Prinsip dasar universal ketersediaan dan keterbukaan informasi (transparansi
dan akses informasi) yaitu Maximum Access Limited Exemption (MALE),
Permintaan Tidak Perlu Disertai Alasan, Informasi Harus Utuh dan Benar,
Informasi Proaktif, serta Perlindungan Pejbat yang Beritikad Baik
Selain itu, Informasi dan data yang disimpan dan dikumpulkan serta
dilaporkan harus mengacu kepada informasi dan data
yang relevant, reliable (dapat dipercaya), understandable (dapat dimengerti),
serta comparable (dapat diperbandingkan) sehingga dapat digunakan dalam
rangka pengambilan keputusan dan dapat menunjukkan akuntabilitas publik.
PROFIL TOKOH
Tokoh yang menjadi inspirasi dalam penerapan nilai akuntabiitas adalah
Jenderal Polisi Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D., Beliau
adalah seorang birokrat dan tokoh kepolisian Indonesia yang menjabat sebagai
Menteri Dalam Negeri Indonesia dalam Kabinet Indonesia Maju dibawah
pemerintahan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin 2019-2024. Beberapa hal yang
menjadikan beliau merupakan tokoh yang akuntabel diantaranya mampu
menjalankan tugas dengan target yang jelas, sebagai bentuk pelayanan publik
yang transparan beliau mendorong perencanan dan penganggaran yang
berbasis elektronik, dalam menjalankan fungsi dan tugasnya selalu menerima
masukkan untuk memperkuat pencegahan dan penanganan korupsi di daerah
serta melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan terhadap
pemerintah daerah, dalam mengambil sebuah keputusan tidak terpengaruh
dengan konflik kepentingan dibuktikan dengan mampu meningkatkan kerja
sama bilateral antara Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Singapore
Police Force, terutama dalam penanganan kejahatan lintas batas negara,
khususnya terorisme saat berdinas aktif di Kepolisian, baik sebagai Komandan
Densus 88, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dan Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan konsisten dalam melaksanakan
tugasnya sehingga karir beliau cemerlang dari masa ke masa. Kepala Densus
88 2009-2010, Kapolda Tipe A di Papua 2012-2014, Kaporlda Metro Jaya
2015-2016, Kepala BNPT 2016, Kapolri 2016, Mendagri 2019-2024.

B. PENERAPAN
Sebagai seorang guru, penerapan prinsip-prinsip akuntabilitas dapat
dilakukan ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Di dalam kelas kita
sebagai seorang guru juga merangkap sebagai wali kelas yang menerapkan
prinsip “ing ngarso sing tulodo, ing madya mangun Karsa, dan tut wuri
handayani” yang berarti memberikan teladan di depan, ditengah membangun
semangat siswa dan memberikan dorongan dari belakang.
Implementasinya pada awal tahun pembeajaran, guru harus menyiapkan
perangkat pembelajaran seperti menganalisis kalender pendidikan untuk
memetakan rincian minggu efektif dan hari efektif, membuat Program Tahunan,
dan Program Semester, menganalisis Standar Kompetensi Lulusan, Komptensi
Inti dan Kompetensi Dasar, menganalisis indikator pembelajaran, membuat
rencana penilaian dan Kriteria Belajar Mengajar (KBM), membuat Silabus,
membuat RPP, selanjutnya membuat Agenda Harian, Daftar Hadir Siswa dan
kelengkapan lainnya yang menunjang pembelajaran.
Selanjutnya diawal pembelajaran saya menyampaikan kepada siswa
gambaran materi yang akan dipelajari, kemudian menyampaikan tujuan
pembelajaran serta komitmen dengan siswa baik itu dalam kehadiran, proses
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Pada saat pembelajaran dimana ada
saatnya siswa melaksanakan tugas berkelompok, saya membagi mereka
menjadi beberapa kelompok dimana setiap anggota kelompok memiliki tugas
dan tanggung jawab masing-masing untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan. Pada saat memberikan penilaian kepada siswa saya tidak membeda-
bedakan antara siswa satu dengan yang lainnya selain dari hasil penugasan,
PH, PTS, PAS/PAT, dan proses pembelajaran sehingga semua siswa
mendapat penilaian yang adil dan objektif. Siswa yang nilainya dibawah KKM
akan diberikan perbaikan sedangkan siswa yang sudah melampaui KKM
diberikan pengayaan .Begitu pula pada aspek transparansi atau keterbukaan
informasi, diakhir semester atau diakhir tahun ajaran kita membuat laporan
capaian hasil belajar siswa yang merupakan akumulasi dari nilai tugas sehari-
hari, PH, PTS dan PAS/PAT.
Selain dalam pembelajaran, penerapan akuntabilitas juga saya terapkan
ketika saya menjadi pengawas Try Out dan Ujian Sekolah. Saya melaksanakan
tugas sesuai SOP yang diberikan, bertanggung jawab untuk kelancaran suatu
kegiatan, bertanggung jawab dengan apa yang telah dilaksanakan dalam
rangka menyukseskan suatu kegiatan. Saya berusaha semaksimal mungkin
menghindari konflik kepentingan saat menjadi pengawas dengan memberikan
arahan kepada semua siswa yang menjadi peserta dan tidak memberi tahu
jawaban kepada siswa. Semoga kita semua bisa selalu konsisten dalam
mengemban tugas yang sudah diamanahkan kepada kita.
Sumber:
Bovens, M. 2007. Analysing and Assessing Accountability: A Conceptual
Framework’ European Law
Journal, Vol. 13(4), pp. 447-468.
https://kemlu.go.id/portal/id/read/965/view/mendagri-tito-karnavian-menerima-
penghargaan-darjah-utamabakti-cemerlang-distinguished-service-order-dari-
presiden-singapura
https://news.detik.com/berita/d-5156007/gandeng-kpk-mendagri-ingin-ada-
transparasi-kebijakan-daerah
https://www.antaranews.com/berita/1126911/tito-karnavian-menteri-dalam-
negeri-kabinet-indonesia-maju

Anda mungkin juga menyukai