Metode KB
Metode KB
Dosen Pengajar :
1
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2021/202
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mahasiswa tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah keluarga berencana, bukan?
Indonesia telah mencanangkan program keluarga berencana sejak tahun 1970 an, dan saat ini
masyarakat sudah banyak menggunakannya dengan kesadaran sendiri tanpa anjuran dari
tenaga kesehatan.
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk
mewujudkan” keluarga berkualitas tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah yang
sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan,
bertanggung jawab, harmonis dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Saefuddin,
2003).
Berdasarkan visi dan misi tersebut, program keluarga berencana nasional mempunyai
kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah mewujudkan keberhasilannya selain berhasil
menurunkan angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk, juga terpenting adalah
keberhasilan mengubah sikap mental dasar perilaku masyarakat dalam upaya membangun
keluarga berkualitas.
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu dari paket Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan
mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan
tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan
masalah kependudukan dan pembangunan dengan pendekatan pengendalian populasi dan
penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak
reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta
memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang
diinginkan (Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin, 2003).
Masalah kependudukan yang tengah dihadapi Indonesia adalah angka kematian ibu
hamil dan melahirkan yang masih tinggi yaitu 425 per 10.000 kelahiran hidup. Angka ini
merupakan angka tertinggi di negara Asia Tenggara bila dibanding dengan Filipina yang
hanya 20 per
100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian para ibu itu sebagian besar akibat
perdarahan infeksi dan keracunan kehamilan dalam masa reproduksi. Salah satu upaya
3
prepentif penurunan angka kematian ibu adalah dengan pemakaian kontrasepsi secara
rasional. Karena memakai kontrasepsi apapun hasilnya lebih aman dari pada tidak memakai
kontrasepsi.
Pelayanan kontrasepsi merupakan kompetensi yang harus mahasiswa kuasai sebagai
bidan yang merupakan profesi yang berada di lini depan untuk menurunkan angka kematian
ibu
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
Metode amenorhe laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandakan pemberian Air Susu
Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau
minuman apapun lainnya.
MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:
Menyusui secara penuh (full breast feeding); lebih efektif bila pemberian lebih dari
8x sehari
Belum haid
Umur bayi kurang dari 6 bulan
Efektifitasnya sampai 6 bulan dan harus dilanjutkan dengan pemakaian alat
kontrasepsi lainnya.
Cara kerja Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah menunda atau menekan terjadinya ovulasi. Pada
saat laktasi/menyusui, hormon yang berperan adalah prolaktin dan oksitosin. yang menyusui
eksklusif, konsentrasi prolaktin tetap tinggi karena isapan bayi yang merangsang hipofisis anterior
memproduksi prolaktin sehingga prolaktin meningkat menekan konsentrasi LH sehingga
menghambat ovulasi.
Keterbatasan
1.) Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial seperti kurangnya pengetahuan ibu tentang
manfaat ASI, adanya anggapan keliru bahwa pemberian ASI akan berpengaruh pada bentuk payudara,
ASI yang digantikan dengan susu formula dengan alasan kesibukan bekerja atau tidak diberi
kesempatan untuk menyusui di tempat mereka bekerja dan gencarnya promosi susu formula membuat
banyak ibu gagal menyusui
2.) Efektivitas tertinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan.
3.) Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS.
2. METODE KALENDER
Metode kalender disebut juga Knaus-Ogino yang digunakan sejak tahun 1930.
Metode ini digunakan untuk perhitungan hari untuk mengira-ira kapan terjadinya
masa subur. Waktu ovulasi dari data haid dicatat 6-12 bulan terakhir. Menurut Ogino:
ovulasi terjadi pada hari ke 15 sebelum haid berikutnya, namun dapat pula terjadi 12-
16 hari haid berikutnya. Sedangkan menurut Knaus: Ovulasi selalu terjadi pada hari
ke 15 sebelum haid berikutnya. Efektivitasnya: Akan lebih efektif jika di barengi
dengan pengukuran suhu basal tubuh. Angka kegagalannya 20 dari 100 wanita hamil
per tahun.
Cara Kerja
Masa subur disebut fase ovulasi mulai dari 2 hari sebelum ovulasi dan berakhir 1
hari setelah ovulasi. Ovulasi terjadi pada saat 14 hari atau ±2 hari sebelum hari
pertama haid. Cara ini akan lebih tinggi efektivitasnya jika dibarengi dengan
pengukuran suhu basal. Menjelang ovulasi suhu badan turun, tapi pada saat ovulasi,
suhu badan meningkat namun akan relatif menetap sampai terjadinya menstruasi.
Tetapi pada saat menstruasi suhu basal badan akan turun. Dan pantang berkala bisa
dilihat dari lendir serviks yang keluar dari vagina.
Kerugian:
Stres, penyakit dan perjalanan dapat mempengaruhi siklus mentruasi
Membutuhkan catatan siklus selama 6-12 bulan sebelum digunakan
Efektifitasnya rendah
Harus terus memantau panjang siklus menstruasi
Tidak melindungi dari PMS
Butuh komitmen
Perlu ada pelatihan sebagai persyaratan untuk menggunakan MOB secara
benar
Dibutuhkan pelatih/spesialis KBA yang mampu membantu ibu
mengenali masa suburnya, memotivasi pasangan untuk menaati
aturan jika ingin menghindari kehamilan
Dapat membutuhkan waku 2-3 sikus untuk mempelajari metode
Infeksi vagina menyulitkan identifikasi lendir yang subur
Beberapa obat yang digunakan seperti obat flu dan sebagainya dapat
menghambat lendir serviks
Melibatkan sentuhan pada tubuh yang tidak disukai beberapa wanita
Membutuhkan pantang
a. Efektifitas:
Metode ini memiliki tingkat keamanan yang tinggi jika suhu diukur
secara rutin dan senggama sebelum ovulasi dilakukan dengan
menggunakan kontrasepsi lain. Angka kegagalan 0,3-6,6 kehamilan pada
100 wanita per tahun.
b. Cara Kerja
Metode suhu basal tubuh mendeteksi kapan ovulasi terjadi. Keadaan
ini terjadi karena progesteron, yang dihasilkan oleh korpus luteum,
menyebabkan peningkatan suhu basal tubuh. Sebelum perubahan suhu
basal tubuh dipertimbangkan sebagai masa ovulasi, suhu tubuh harus
sedikitnya 0,4 F di atas enam kali perubahan suhu sebelumnya yang
diukur. Peningkatan suhu tubuh yang terjadi seiring ovulasi dapat terjadi
secara tiba-tiba (1-2 hari), dapat terjadi sebagai peningkatan yang lambat
selama beberapa hari, dapat terjadi dalam pola bertingkat dengan suhu
meningkat secara lambat (0,2 F) setiap dua sampai tiga hari atau berpola
zig zag.
Pantangan senggama mulai dari awal siklus haid sampai sore hari
ketiga berturut- turut setelah suhu berada di atas garis pelindung (cover
line). Masa pantang pada aturan perubahan suhu lebih panjang dari
pemakaian MOB.
Jika salah satu dari tiga suhu berada di bawah garis pelindung
selama perhitungan tiga hari, ini mungkin tmahasiswa bahwa ovulasi
belum terjadi. Untuk menghindari kehamilan tunggu sampai tiga hari
berturut-turut suhu tercatat di atas garis pelindung sebelum memulai
senggama. Ketika mulai masa tak subur, tidak perlu untuk mencatat
suhu basal ibu. Ibu dapat berhenti mencatat sampai haid berikut mulai
dan ersenggama sampai hari pertama haid berikutnya.
Metode ini merupakan metode tertua di dunia karena telah tertulis pada kitab tua
dan diajarkan pada masyarakat. Koitus interuptus merupakan cara utama dalam
penurunan angka kelahiran di Prancis pada abad ke 17 dan 18.
b. Cara Penggunaan
Meningkatkan kerja sama dan membangun saling pengertian sebelum
melakukan hubungan seksual dan pasangan harus mendiskusikan dan
menyepakati penggunaan metode senggama terputus.
Sebelum berhubungan pria terlebih dahulu mengosongkan kandung
kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari
ejakulasi sebelumnya.
Apabila merasa akan ejakulasi, pria segera mengeluarkan penisnya dari vagina.
Pastikan pria tidak terlambat melaksanakannya.
Tidak dianjurkan senggama pada masa subur.
Kerugian
Angka kegagalan cukup tinggi:
1. KONDOM
Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah
Infeksi Menular Seksual termasuk HIV/AIDS. Kondom akan efektif bila
dipakai dengan baik dan benar. Dapat dipakai dengan kontrasepsi lain
untuk mencegah IMS.
Kondom merupakan selubung/ sarung karet yang dapat terbuat dari
berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan
alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan
seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder,
dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata
atau mempunyai bentuk seperti puting susu. Berbagai bahan telah
ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan efeksivitasnya
(misalnya penambahan spermisida) maupun sebagai aksesoris aktivitas
seksual. Stmahasiswar kondom dilihat dari ketebalan, pada umumnya
stmahasiswar ketebalan adalah 0.02 mm. Tipe kondom bermacam-
macam antara lain: kondom biasa, kondom berkontur (bergerigi),
kondom beraroma dan kondom tidak beraroma. Kondom untuk pria
sudah cukup dikenal namun untuk kondom wanita walaupun sudah ada,
belum populer dengan alasan ketidaknyamanan (berisik).
a. Cara Kerja
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur
dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang
dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke
dalam saluran reproduksi perempuan. Mencegah penularan
mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS) dari satu
pasangan kepada pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat
dari lateks dan vinil).
b. Efektifitas
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali
berhubungan seksual. Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom
tidak efektif karena tidak dipakai secara konsisten. Secara ilmiah
didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12
kehamilan per 100 perempuan per tahun.
c. Kelebihan
Tidak ada efek sistemik
Murah dan dapat dibeli secara umum
Tidak perlu resep dokter/pemeriksaan kesehatan khusus
Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lain ditunda
Dalam kendali pasangan
Tidak mengganggu produksi ASI
Sebagai perlindungan terhadap IMS dan HIV
Kondom wanita lebih kuat dari kondom pria yang terbuat dari
lateks dengan resiko robek
lebih kecil, dapat dipasang beberapa jam sebelum hubungan
intim serta dapat dibiarkan beberapa waktu setelah ejakulasi
Efektif bila digunakan dengan benar
d. Kekurangan
Dianggap merepotkan
Dianggap menghambat kenikmatan selama koitus karena
kehilangan sensitifitas.
Dan pada kondom wanita dapat menimbulkan suara gemerisik
saat melakukan hubungan intim
Kadang-kadang dapat terdorong seluruhnya masuk kedalam vagina
Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual
2. Diafraghma
a. Efektivitas
Pada pemakaian yang seksama dan konsisten, diafragma 92-
96% efektif jika digunakan bersama spermisida untuk mencegah
kehamilan pada tahun pertama. Pada pemakaian yang lazim, yaitu
pada saat wanita tidak memakai metode ini dengan seksama,
efektifitasnya 82-90% jika digunakan bersama spermisida untuk
mencegah kehamilan pada tahun pertama (Bounds, 1994). Angka
kegagalan diafragma bergantung pada seberapa efektif wanita
memakainya. Faktor lain yang mempengaruhi angka kegagalan semua
metode adalah usia wanita dan seberapa sering ia melakukan koitus.
Sebagai contoh, apabila seorang wanita berusia 40 tahun dan
memakai diafragma sebagai kontrasepsi, ia kurang subur dibanding
wanita usia 25 tahun, sehingga diafragma adalah alat kontrasepsi yang
lebih efektif baginya.
b. Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan
Dalam kendali wanita
Melindungi dari penyakit menular seksual apabila
digunakan dengan spermasida dan resiko kanker serviks
Tidak ada efek sistemik
Tidak mengganggu produksi ASI
Kekurangan
Membutuhkan motivasi
Harus digunakan secara seksama dan konsisten agar efektifitasnya
optimal
Dapat meningkatkan resiko sistitis, iritasi vagina, dan ISK
Membutuhkan pemeriksaan pelviks oleh petugas kesehatan
terlatih untuk memastikan ketepatan pemasangan dan ukuran
diagfragma
Pada 6 jam pascahubungan alat masih harus berada di posisinya.
3. Spermicide
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol –9) digunakan untuk
menonaktifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk :
Aerosol (busa)
Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvable film
Krim
Jelly
a. Cara kerja
Menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat
pergerakkan sperma, dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
Pilihan :
Busa (aerosol) efektif segera setelah insersi
Busa spermisida dianjurkan apabila digunakan hanya sebagai metode
kontrasepsi
Tablet vagina, suppositoria, dan film sudah diaktifkan ke dalam
vagina 10-15 menit sebelum hubungan seksual dilakukan.
Jenis spermisida jelly biasanya hanya digunakan dengan diafragma
b. Efektivitas
Spermisida efektif 80% hingga 94% pada penggunaan yang sempurna dan
efektif 99,9% jika digunakan sekaligus dengan penggunaan metode kondom
c. Manfaat Kontrasepsi
Efektif seketika (busa dan krim) Tidak mengganggu produksi ASI
Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain
Tidak mengganggu kesehatan klien
Tidak mempunyai pengaruh sistemik
d. Keterbatasan
Efektivitas kurang (18-29 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama)
Efektivitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan
mengikuti caea penggunaan
Ketergantungan pengguna dari motivasi berkelanjutan dengan
memakai setiap melakukan hubungan seksual
Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi sebelum
melakukan hubungan seksual (tablet busa vagina, suppositoria, dan
film)
Efektivitas aplikasi hanya 1-2 jam
a. METODE KB HORMONAL
1. METODE KB HORMONAL KOMBINASI
A. KONTRASEPSI SUNTIK KOMBINASI
Kontrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh
dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah
diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah
timbulnya kehamilan berupa hormon progesterone dan estrogen atau
hormon progesteron saja pada wanita usia subur
a. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntik Kombinasi
1.) Primer (mencegah ovulasi).
Penggunaan kontrasepsi suntik mempengaruhi hipotalamus dan
hipofisis yaitu menurunkan kadar FSH dan LH sehingga
perkembangan dan kematangan folikel de Graaf tidak terjadi.
2.) Sekunder.
Lendir servik menjadi kental dan sedikit, sehingga
sulit ditembus spermatozoa.
Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi
dari ovum yang telah dibasahi.
Menghambat transport ovum dalam tuba falopii.
Kerugian
Terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur, pendarahan
bercak/ spooting, pendarahan sela sampai sepuluh hari.
Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti ini
akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
2. PIL KOMBINASI
a. Profil
Efektif dan reversible
Harus diminum setiap hari
Pada bulan pertama pemakaian efek samping berupa mual dan
perdarahan bercak yang tidak berbahaya dan akan segera hilang
Efek samping serius sangat jarang terjadi
Dapat dipakai oleh semua perempuan
Dapat diminum setiap saat asal dipastikan ibu tidak hamil
Tidak dianjurkan pada ibu menyusui
1) SUNTIK PROGESTIN
1. Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150mg DMPA yang diberikan
tiap 3 bulan dengan cara disuntik Intro Muskuler (di daerah bokong). Depo provera atau
depo metroxy progesterone asetat adalah satu sintesa progestin yang mempunyai efek
seperti progesterone asli dari tubuh wanita.
b. Cara Kerja
2. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus serviks
yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan - perubahan siklus yang
normal pada lendir serviks. Secret dari serviks tetap dalam keadaan di bawah
pengaruh progesteron hingga menyulitkan penetrasi spermatozoa.
c. Efektivitas
1. Efektif bagi wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit metabolik seperti diabetes,
hipertensi, trombosis atau gangguan pembekuan darah serta riwayat stroke. Tidak cocok
buat wanita perokok. Karena rokok dapat menyebabkan peyumbatan pembuluh darah.
2. Kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per
100 perempuan tiap tahun. Asal penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang
telah ditentukan.
Keuntungan
Sangat efektif, karena mudah digunakan tidak memerlukan aksi sehari hari
Efek samping sangat kecil yaitu tidak mempunyai efek yang serius terhadap kesehatan.
Kekurangan/Efek Samping
1. Gangguan haid
2. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk
jadwal suntikan berikutnya)
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu, harus menunggu sampai masa efektifnya habis (3
bulan)
d. Cara Kerja
Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium
tetapi tidak begitu kuat
1. Terjadinya transformasi lebih awal pada endometrium sehingga
implantasi lebih sulit
2. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma
3. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.
e. Keuntungan Kontrasepsi
1. Sangat efektif bila digunakan secara benar
2. Tidak mengganggu hubungan seksual
3. Tidak mempengaruhi ASI
4. Kesuburan cepat kembali
f. Keterbatasan
1. Gangguan haid
2. Peningkatan/ penurunan berat badan
3. Harus digunakan setiap hari pada waktu yang sama
4. Bila lupa 1 pil, kegagalan menjadi lebih besar
5. Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat
6. Efektifitas menurun apabila sedang pengobatan TBC atau epilepsy
7. Tidak melindungi dari IMS atau HIV/AIDS
Implant ( AKBK ) merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan
untuk jangka waktu 5 tahun. Norplant dipasang dibawah kulit, diatas danging pada
lengan atas wanita. Alat tersebut terdiri dari 6/2 kapsul lentur seukur korek api yang
terbuat dari bahan karet silastik. Masing masing kapsul mengandung progestin
levonogestrel sintesis yang juga terkandung dalam beberapa pil KB. Hormon ini
lepas secara perlahan-lahan melalui dinding kapsul sampai kapsul terlepas dari
lengan pemakai. Kapsul-kapsul ini bisa terasa dan kadang kala terlihat seperti
benjolan atau garis-garis.
1. Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan
diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun
2. Implanon. Terdiri dari 1 batang lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2
mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun
3. Jadena dan indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel
dengan lama kerja 3 tahun
1. Timbul beberapa keluhan nyeri kepala, peningkatan/ penurunan berat badan, nyeri
payudara, perasaan mual, pusing kepala, perubahan mood atau kegelisahan.
3. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual, termasuk HIV/AIDS
5. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun)
DAFTAR PUSTAKA
Everett, Suzanne (2008); Buku Saku: Kontrasepsi & Kesehatan Seksual Reproduktif.
Farrer, Helen. 1999. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta: EGC. Glasier, Anna &
Gebbie, Ailsa (2006);Keluarga Berencana dan Kesehatan reproduksi;
Jakarta: EGC
Noviawati Dyah dan Sujitini. 2008. Panduan Lengkap Layanan KB Terkini. R PUSTAKA
YBP-SP. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirhardjo.