Anda di halaman 1dari 5

Senantiasa khatib mewasiatkan dirinya untuk bertakwa kepada Allah.

Karena
sesungguhnya sebaik-baik perbekalan menuju akhirat adalah ketakwaan.

Khatib mengingatkan bahwa kita sedang di hari-hari yang sangat mulia, hari-hari
yang amalan shalih sangat dicintai Allah Jalla wa ‘Ala. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam bersabda:

“Tidak ada amal yang amalan shalih sangat dicintai oleh Allah dari hari-hari ini.”
(Dikeluarkan Imam Muslim dalam shahihnya)

Ini merupakan hari-hari yang agung, sampai-sampai Allah bersumpah dengannya.


Allah berfirman:
“Demi waktu fajar, dan demi 10 malam.” (QS. Al-Fajr[89]: 2)
Para ulama tafsir hampir semuanya menafsirkan bahwasanya yang dimaksud
dengan “10 malam” dalam ayat ini yaitu 10 awal pertama bulan Dzulhijjah.
Sesungguhnya kedatangan hari-hari yang agung ini membuat gembira orang-orang
yang beriman. Bagaimana tidak? Karena ini merupakan kesempatan yang besar
untuk mendulang pahala yang agung. Karena sesungguhnya dengan adanya hari-
hari yang mulia, amalan shalih kita dilipatgandakan oleh Allah Jalla wa ‘Ala,
sehingga kita bisa mendapatkan pahala yang besar dengan amalan yang ringan.

Maka dari itu, saudaraku..

Kita berusaha semaksimal mungkin menggunakan hari-hari ini untuk banyak


beribadah kepada Allah. Diantara amalan yang sangat utama di hari-hari ini yaitu:

1. MEMPERBANYAK DZIKIR KEPADA ALLAH


Hal ini sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan demikian:

“Agar mereka berdzikir kepada Allah di hari-hari yang telah diketahui.” (QS. Al-
Hajj[22]: 28)
Kata Ibnu ‘Abbas, hari-hari yang telah diketahui yaitu 10 awal bulan Dzulhijjah.

Dan dzikir yang utama yaitu banyak bertakbir. Hal ini sebagaimana Abu Dawud
meriwayatkan dalam sunannya, adalah Abu Hurairah dan Ibnu ‘Umar disepuluh
awal bulan Dzulhijjah, mereka sengaja pergi ke pasar lalu mereka bertakbir dan
orang-orang pun ikut bertakbir dengan takbirnya.

Oleh karena itu para ulama menyebutkan bahwa takbir hari Idul adha itu ada dua
macam. Macam yang pertama adalah takbir mutlak, yaitu takbir yang diucapkan
kapan saja dan dimana saja. Dan ini dimulai dari tanggal 01 bulan Dzulhijjah sampai
tanggal 13 bulan Dzulhijjah.

Yang kedua yaitu takbir muqayyad, yaitu yang dilakukan setelah shalat-shalat


fardhu. Dan itu dimulai dari subuh hari tanggal 09 Dzulhijjah dan diakhiri di shalat
ashar tanggal 13 bulan Dzulhijjah.
Maka saudaraku, kita perbanyak takbir kita, tahlil kita, tahmid kita. Betapa
ringannya ucapan takbir itu di lisan kita, saya yakin semuanya bisa mengucapkan
Subhanallah, saya yakin semuanya bisa mengucapkan Allahu Akbar, bahkan kalau
kita ucapkan mungkin hanya satu detik saja. Tapi subhanallah, berapa banyak yang
hatinya dan bahkan lisannya kelu untuk berdzikir kepada Allah akibat maksiat yang
dia lakukan.

Maka di hari-hari ini kita berusaha agar lisan kita basah berdzikir kepada Allah. Ini
adalah amalan yang paling agung yang sangat ditekankan oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala di hari-hari ini, yaitu banyak berdzikir kepada Allah, terutama bertakbir,
membesarkan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

2. BERPUASA
Diantara amalan yang kedua adalah berpuasa. Karena sesungguhnya Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memperbanyak puasa di hari-hari ini. Walaupun para
ulama berbeda pendapat apakah boleh berpuasa dari tanggal 01 sampai 09 terus-
menerus? Jumhur dan kebanyakan ulama mengatakan bahwasanya itu hukumnya
makruh. ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha berkata: “Aku belum pernah melihat Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sekalipun berpuasa 10 awal bulan Dzulhijjah”

Namun sebagian ulama mengatakan diperbolehkan. Karena ada satu riwayat dari
istri Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam tidak pernah meninggalkan 10 awal bulan Dzulhijjah. Akan tetapi yang paling
hati-hati tentu kita berusaha untuk berpuasa namun tidak penuh dari tanggal 01-09.
Karena kalau Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lakukan, pasti ‘Aisyah
mengetahuinya. Karena beliau istri yang paling dekat dengan Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam. Dan tentu Rasulullah menganjurkannya kepada ‘Aisyah dan
kepada umatnya.

3. MENYEMBIL QURBAN
Diantara amalan yang agung yaitu menyembelih qurban. Sesungguhnya ia
sembelihan yang disebut oleh Allah dalam Al-Qur’an sebagai sembelihan yang besar.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan Kami gantikan ia dengan sembelihan yang besar.” (QS. Ash-Shaffat[37]: 107)
Allah mensifati bahwasanya ia dan sembelihan yang besar. Dan ketahuilah
bahwasanya tujuan daripada hewan qurban itu bukan daging sama sekali. Tujuan
daripada hewan qurban adalah sembelihannya, ibadah menyembelihnya. Makanya
Allah menyebutkan itu sebagai sembelihan yang besar. Maka ketika seseorang
menyembelih dengan menyebut nama Allah dan mengikhlaskan ibadah hanya
kepada Allah, itulah ibadah yang Allah inginkan dari sembelihan hewan qurban.

Makanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak pernah sekalipun


mengirimkan hewan qurbannya ke daerah mana. Dimana saja beliau berqurban,
disitulah beliau menyembelih. Jika beliau berada di Madinah, di situ beliau
menyembelih. Jika beliau berada diwaktu safar, beliau un menyembih diwaktu safar.
Walaupun kata par aulama, mengirimkan hewan qurban ke suatu daerah yang
membutuhkannya diperbolehkan. Yaitu bila di sana ada maslahat yang besar.

4. PUASA TANGGAL 09 BULAN DZULHIJJAH


Diantara amalan yang besar juga di hari-hari ini yaitu berpuasa pada tanggal 09
bulan Dzulhijjah yang disebut dengan hari Arafah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam mengatakan:
“Berpuasa di hari Arafah bisa menghapuskan dosa 2 tahun, setahun sebelum ini dan
setahun yang akan datang.” (HR. Muslim)

Subhanallah.. bayangkan saudaraku. Dosa-dosa kecil yang hendak kita lakukan di


tahun depan sudah diampuni oleh Allah dengan puasa Arafah ini.

Maka kita berusaha, jangan menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Jadikan hari-hari ini
betul-beutl sebagai hari-hari yang penuh ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Penuh
kita bertaqarrub kepada Allah Jalla wa ‘Ala.

KHUTBAH KEDUA – KHUTBAH JUMAT TENTANG


KHUTBAH JUMAT TENTANG AMALAN BULAN
DZULHIJJAH

Jamaah Jum’ah Rahimakumullah,

Ketika amalan shalih dilipatgandakan di hari-hari yang sangat mulia ini, demikian
pula perbuatan dosa. Maka menjadi sangat besar di mata Allah perbuatan dosa di
hari-hari ini. Para ulama mengatakan bahwa perbuatan dosa yang dilakukan di hari-
hari yang sangat mulia pun menjadi besar di mata Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka
berhati-hatilah jangan sampai setelah selesai hari-hari mulia, ternyata kita rugi,
lebih banyak dosa kita dibandingkan dengan pahala kita.

Maka hati-hatilah dengan sumber-sumber yang menyebabkan kita banyak dosa,


seperti HP kita. Terkadang di HP kita melihat apa-apa yang tidak boleh dilihat. Atau
kita mendengarkan musik-musik dan yang lainnya yang diharamkan oleh syariat
sehingga akhirnya kita merugi di hari-hari ini. Sehingga dosa kita ternyata lebih
besar daripada pahala yang kita amalkan.

Maka dari itulah Allah memberikan kepada kita hari-hari yang mulia ini sebagai
hadiah untuk orang-orang yang beriman dan kebinasaan untuk orang-orang yang
suka berbuat dosa besar. Na’udzubillah, Nas’alullah as-Salamah wal ‘Afiyah.

Anda mungkin juga menyukai