Anda di halaman 1dari 31

DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP UMKM KULINER DI

KOTA BANDUNG

(LOGO)

NAMA:
NIM:
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan kasih-Nya, paper ini dapat tersusun. Terima kasih atas dukungan
moral yang telah diberikan oleh bapak dosen pembimbing, serta dukungan moral
dari teman-teman sekalian sehingga paper ini dapat terselesaikan. paper yang
berjudul “Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap UMKM Kuliner di Kota
Bandung” ini saya harapkan dapat membantu banyak orang untuk lebih mengerti
lagi mengenai dampak dari pandemi COVID-19 dan bagaimana cara
menanganinya. Saya juga berharap paper yang saya buat ini dapat bermanfaat ke
depannya. Paper ini saya susun dengan semaksimal mungkin dan sekali lagi saya
ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya
untuk menyusun paper ini.
Terlepas dari semua itu, karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman saya, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan-
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa di dalam paper ini.
Oleh karena itu, dengan tangan yang sangat terbuka, saya menerima segala saran
dan kritik dari para pembaca agar saya dapat memperbaiki paper ini agar dapat
menjadi lebih baik lagi ke depannya. Akhir kata, saya berharap semoga paper
yang saya buat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap para
pembaca. Saya juga sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan paper ini, dan juga agar saya dapat belajar dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan saya dilain kesempatan.

Mei 2021
Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

DAFTAR TABEL.................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................iv

ABSTRAK..............................................................................................................v

Abstract....................................................................................................................v

BAB I - PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................4

BAB II - TELAAH PUSTAKA.............................................................................5


2.1 Landasan Teori............................................................................................5
2.1.1 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)............................................5
2.2 Pendapat Terhadulu....................................................................................6
2.3 Pemecahan Masalah yang Pernah dilakukan...........................................8

BAB III - METODE PENULISAN....................................................................10


3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian..............................................................10
3.2 Sumber Data Penelitian.............................................................................10
3.3 Teknik Pengumpulan Data.......................................................................10
3.4 Teknik Analisis Data..................................................................................11

BAB IV - ANALISIS DAN SINTESIS...............................................................12

4.1 Analisis.......................................................................................................12

4.2 Sintesis........................................................................................................13
BAB V – PENUTUP.............................................................................................14

5.1 Kesimpulan................................................................................................14

5.2 Saran...........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

LAMPIRAN..........................................................................................................16
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Penelitian Terdahulu..................................................................14

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo URC..........................................................................................14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Inpres No.6 Tahun 2008 .............................................................. 16


Lampiran 2. Instruksi Presiden No.6 Tahun 2009 ............................................ 20
Lampiran 3. Total Kasus Pandemi COVID-19 di Dunia .................................. 25
Lampiran 4. Data Kasus COVID-19 di Indonesia ............................................ 25
Lampiran 5. Pemerintah Kota Bandung Membentuk URC ............................ 26
Lampiran 6. Laman Instagram URC ................................................................ 26
ABSTRAK
Keberadaan virus COVID-19 yang mengharuskan masyarakat untuk
berdiam diri di dalam rumah, kemudian memberikan dampak yang besar kepada
roda perekonomian suatu negara. Salah satunya adalah dampak terhadap
keberadaan UMKM Kuliner di Kota Bandung, mengingat bahwa masyarakat saat
ini sangat berhati-hati dalam membeli makanan di luar rumah. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana dampak pandemi COVID-19
terhadap UMKM Kuliner di Kota Bandung dan bagaimana cara menangani
dampak tersebut. Landasan teori yang digunakan adalah melihatnya melalui
keberadaan UMKM di Indonesia. Metode penulisan dari tulisan ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Tulisan ini juga akan menganalisis dan memberikan
saran terkait permasalahan yang ada.

Abstract
The existence of the COVID-19 virus, which requires people to stay
indoors, then has a big impact on the wheels of a country's economy. One of them
is the impact on the existence of culinary MSMEs in the city of Bandung, given
that people are currently very careful in buying food outside the home. The
purpose of this study is to see how the impact of the COVID-19 pandemic on
culinary MSMEs in Bandung City and how to deal with this impact. The
theoretical basis used is to see it through the existence of MSMEs in Indonesia.
The writing method of this paper uses a qualitative descriptive method. This
paper will also analyze and provide suggestions regarding existing problems.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Virus Corona atau COVID-19 sedang menjadi pandemi yang dihadapi
oleh segenap masyarakat global. Penyebaran virus ini terjadi sangat luas dan
cepat juga sulit dihentikan. Bagaimana tidak, penyebaran virus ini dapat
terjadi sangat mudah melalui tetesan air liur ataupun cairan yang keluar dari
hidung ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Walau COVID-19
disebut memiliki gejala seperti pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam,
banyak temuan terhadap pengidap COVID-19 yang memiliki gejala ringan
hingga tidak ditandai gejala apa pun. Hal ini khususnya terjadi pada anak
muda dan orang dengan imunitas yang tinggi. Banyak pula masyarakat yang
sudah pulih tanpa perlu perawatan khusus, tetapi dari sekian banyak orang
tersebut terdapat beberapa orang yang mungkin akan menderita sakit yang
parah, seperti pneumonia atau kesulitan bernafas.1
Dari sebanyak 222 negara atau kawasan, ada sekitar 150 juta penderita
didiagnosis positif COVID-19, dan sejauh ini virus tersebut telah
menyebabkan kematian sebanyak 3.283.291 jiwa.2 Semakin hari angka
penderita dan angka kematian akibat virus tersebut kian meningkat, terutama
bagi penderita yang berusia lanjut dan orang-orang yang sudah memiliki
riwayat penyakit sebelumnya, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes,
penyakit pernapasan kronis, dan kanker biasanya lebih rentan untuk menjadi
sakit parah dan kemungkinan untuk menjadi mematikan lebih tinggi. Hal ini
karena belum ditemukannya obat maupun vaksin terhadap virus tersebut,
sehingga proses penyembuhan hanya bergantung pada penanganan medis
yang tepat untuk meningkatkan imunitas tubuh penderita.3

1
 World Health Organization. Coronavirus. Diakses dari https://www.who.int/health-
topics/coronavirus#tab=tab_1 pada 5 Mei 2021.
2
Worldometers. Coronavirus. Diakses dari
https://www.worldometers.info/coronavirus/#countries pada 5 Mei 2021.
3
World Health Organization, loc.cit.
Penyebaran COVID-19 tentu sangat mempengaruhi kehidupan dunia saat
ini dalam berbagai aspek seperti ekonomi, pendidikan, dan berbagai aspek
lainnya. Beberapa negara dengan kasus per hari yang mulai membludak
seperti Italia dan Spanyol mulai menerapkan tindakan pembatasan hingga
lockdown di negaranya guna untuk membatasi pergerakan virus ini lebih jauh.
Berbagai negara di dunia memberikan respons yang beragam dan tindakan
yang berbeda-beda dalam menanggapi hingga menanggulangi penyebaran
virus ini lebih jauh. Beberapa di antaranya adalah negara Tiongkok yang
dipercaya sebagai asal dari penyakit ini.
Walau kini terjadi perdebatan dari mana asalnya virus ini, Tiongkok
sendiri dipercayai sebagai negara di mana awal mula kasus COVID-19
pertama kali ditemukan, tepatnya di kota Wuhan provinsi Hubei, Tiongkok.
Diperkirakan pasien pertama adalah seorang residen Wuhan yang terjangkit
virus Corona pada November 2019.4 Namun begitu, kasus di Tiongkok sudah
mengalami kemerosotan dibandingkan dengan dulu hingga 81.000 kasus.
Tiongkok bahkan telah memutuskan untuk membuka kembali akses keluar-
masuk Hubei di bulan April 2020.
Meskipun kasus COVID-19 di negara-negara maju seperti Tiongkok dan
Korea Selatan mulai menurun, hal yang berbeda terjadi di negara-negara yang
memiliki fasilitas kesehatan yang belum secanggih di Korea Selatan. Sebut
saja India dan Indonesia yang memiliki tingkat mortalitas yang tinggi bila
dibandingkan dengan negara lainnya. Belum lagi negara-negara dunia ketiga
yang memiliki fasilitas kesehatan yang terbelakang seperti negara-negara sub-
sahara Afrika. Tidak seperti halnya di Korea Selatan dan Tiongkok, kurva
kasus COVID-19 di negara lain masih konsisten meningkat setiap harinya.
Keberadaan virus COVID-19 yang mengharuskan masyarakat untuk
berdiam diri di dalam rumah, kemudian memberikan dampak yang besar
kepada roda perekonomian suatu negara. Hal ini dikarenakan, banyak toko
dan juga usaha yang harus tutup, banyak pegawai yang harus dirumahkan, dan
tidak sedikit juga masyarakat yang tidak bisa mendapatkan penghasilan sama

4
Ma, Josephine. 2020. Coronavirus: China’s First Confirmed Case Traced Back to November 17.
Diakses dari https://www.scmp.com/news/china/society/article/3074991/coronavirus-chinas-
first-confirmed-covid-19-case-traced-back pada 5 Mei 2021.
sekali. Bahkan, pada awal keberadaan virus COVID-19 di Indonesia,
pemerintah Indonesia sempat mengeluarkan kebijakan terkait Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk membatasi mobilitas para masyarakat.
Namun sayangnya, kebijakan ini tidak dapat membantu memperbaiki kembali
jalannya roda perekonomian Indonesia. Terutama untuk para pedagang kaki
lima yang mendapatkan penghasilan harian dan juga para pelaku UMKM
Kuliner.
Keberadaan virus COVID-19 ini juga tentunya membuat para masyarakat
meningkatkan kepeduliannya akan kebersihan dan juga kesehatan. Oleh
karena itu, tidak jarang dari para masyarakat ini memilih untuk memasak
sendiri makanan mereka di rumah, daripada membeli secara jadi di toko.
Adanya pembatasan mobilitas dan juga peningkatan kepedulian akan
kebersihan dan kesehatan, membuat angka penjualan dari para UMKM
Kuliner di Kota Bandung ini sangat menurun selama pandemi COVID-19.
Terhitung sejak tanggal 23 Maret 2021, Pemerintah Kota Bandung
melakukan survei terhadap 600 UMKM di Kota Bandung. 600 UMKM ini
termasuk UMKM Kuliner dan juga Fashion yang cukup banyak tersebar di
Kota Bandung. Survei ini mengatakan bahwa saat ini hampir seluruh UMKM
yang ada di Kota Bandung ter dampak dengan kehadiran dari pandemi
COVID-19. Namun, survei ini juga menunjukkan bahwa para pelaku UMKM
ini terus melakukan inovasi terhadap bisnis mereka agar terus dapat bertahan
di tengah kondisi pandemi COVID-19.5
Sebagaimana yang tertulis dalam laman berita pikiran rakyat dengan
wawancara bersama Ibu Situ Nur Maftuhah sebagai koordinator wilayah
UMKM Jawa Barat, terdapat lebih dari 1.500 pelaku UMKM di Jawa Barat
(termasuk Kota Bandung di dalamnya) yang ter dampak pandemi COVID-19.
47% dari total UMKM yang ter dampak tersebut bergerak dibidang kuliner,
dan 84% diantaranya memiliki 1 hingga 10 orang pegawai. Berdasarkan
keluhan yang diterima, terdapat 96% UMKM yang mengeluhkan penurunan
permintaan, dan 81% mengeluhkan kenaikan harga bahan baku. Namun,

5
Humas Bandung. 2020. Dorong UMKM Terus Menggeliat di Masa Pandemi.
https://humas.bandung.go.id/layanan/pemkot-bandung-dorong-umkm-terus-menggeliat-di-
masa-pandemi pada 6 Mei 2021.
terdapat juga 2% UMKM yang mengatakan bahwa mengalami peningkatan
permintaan selama pandemi COVID-19 berlangsung.6
Hal ini tentunya perlu menjadi perhatian dari pemerintah untuk dapat
membantu para pelaku UMKM dalam menjalankan bisnisnya. Hal ini
dikarenakan, terjadinya penurunan akan minat masyarakat dalam membeli
makanan siap saji yang dijual oleh para UMKM, dikarenakan ketakutan
masyarakat akan kebersihannya. Selain itu, UMKM juga dapat dikatakan
sebagai sektor yang paling rentan menghadapi krisis ekonomi karena pandemi
COVID-19.7 Oleh karena itu, permasalahan ini perlu menjadi suatu hal yang
lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kemudian didapatkan rumusan masalah
sebagai berikut, yaitu: “Bagaimana dampak pandemi COVID-19 terhadap
UMKM Kuliner di Kota Bandung dan bagaimana cara menangani dampak
tersebut?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana dampak
pandemi COVID-19 terhadap UMKM Kuliner di Kota Bandung dan
bagaimana cara menangani dampak tersebut.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan penulis dan
juga para pembaca terkait dengan dampak pandemi COVID-19 terhadap
UMKM Kuliner di Kota Bandung dan cara menangani dampak tersebut.
Selain itu, manfaat dari penelitian ini juga untuk dapat menjadi bahan bacaan
terhadap ilmu terkait.

6
 Pikiran Rakyat. 2020. UMKM Jawa Barat Terdampak Virus Corona COVID-19. Diakses dari
https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/pr-01370096/1569-umkm-jawa-barat-terdampak-
pandemi-virus-corona-covid-19 pada 6 Mei 2021.
7
 BBC. 2020. Indonesia. Diakses darihttps://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51946817 pada 6
Mei 2021.
BAB II
TELAAH PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Usaha Mikro Kecil Menegah atau yang disingkat dengan UMKM
secara garis besar memiliki pengertian sebagai suatu kegiatan usaha
yang dilakukan oleh perseorangan dengan kekayaan bersih paling
banyak atau tidak melebihi Rp. 200.000.000,00.8 Angka ini belum
termasuk dengan tanah dan juga bangunan yang dimiliki oleh pelaku
usaha. UMKM juga saat ini dapat dikatakan sebagai salah satu roda
penggerak perekonomian negara. Hal ini dikarenakan, UMKM dapat
dilakukan oleh setiap masyarakat tanpa memerlukan modal yang besar
sebagaimana dengan perusahaan-perusahaan besar yang ada. Oleh
karena itu dapat dikatakan bahwa UMKM merupakan tulang
punggung dari perekonomian nasional.
Dalam membantu perkembangan dari UMKM di Indonesia,
pemerintah kemudian membentuk kebijakan Inpres No.6 Tahun 2008
tentang pengembangan industri kreatif kepada 28 instansi pemerintah
pusat dan daerah untuk mendukung kebijakan pengembangan industri
kreatif tahun 2009-2015 yakni pengembangan kegiatan ekonomi
berdasarkan pada kreativitas, keterampilan, bakat individu yang
bernilai ekonomi dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat
Indonesia.9
Keberadaan UMKM juga tentunya sangat berpengaruh terhadap
penciptaan lapangan pekerjaan di Indonesia. Hal ini tentunya menjadi
hal yang sangat penting dalam keberadaan UMKM, karena saat ini
angka pengangguran di Indonesia masih terhitung cukup tinggi. Oleh
karena itu, keberadaan UMKM dapat membantu menciptakan

8
 Akifa P. Nayla, ―Komplet Akuntansi untuk UKM dan Waralaba‖, Laksana, Jogjakarta, 2014, hlm.
12. 
9
Bachtiar Rifai, “Efiektivitas pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)” 
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012.
lapangan pekerjaan. Mengingat bahwa lapangan pekerjaan di
Indonesia saat ini tidak lagi dapat menyerap tingginya angka
penduduk pengangguran di Indonesia. Selain itu, keberadaan UMKM
juga membantu para pencari kerja untuk dapat mendapatkan pekerjaan
tanpa harus memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.10
Dewasa ini, UMKM sangat berkembang pesat di Indonesia.
Pengaruh dari keberadaan UMKM ini juga tentunya dapat dirasakan
oleh negara dan juga masyarakat di dalamnya. Hal ini dikarenakan,
UMKM dapat membantu memperdayakan masyarakat-masyarakat
Indonesia yang tidak memiliki pekerjaan. Selain itu, keberadaan
UMKM juga dapat membantu kebangkitan dari sektor-sektor lain,
seperti jasa transportasi, penyewaan lahan, industri kemasan, jasa
periklanan, pemasaran, jasa desain, dan juga jasa-jasa lainnya yang
berkaitan dengan kebutuhan dari UMKM.11
Keberadaan UMKM ini kemudian semakin didukung oleh
pemerintah. Hal ini dapat dilihat melalui Instruksi Presiden No.6
Tahun 2009 tentang dukungan pengembangan ekonomi kreatif. Salah
satu sektor yang banyak bergerak pada bidang UMKM adalah sektor
kuliner, contohnya seperti tempe. Tempe sendiri dikenal dengan
makanan khas Indonesia yang berasal dari teknologi pangan
Indonesia. Tempe sendiri juga saat ini menjadi makanan yang dapat
dinikmati oleh semua kalangan yang ada di Indonesia. Salah satu
UMKM yang menjalankan bisnis pembuatan tempe terletak di Kota
Bandung, dikenal dengan “Sentra Industri Gorengan Tempe Leuwi
Panjang”.

2.2 Pendapat Terhadulu


Penelitian terkait dengan dampak pandemi COVID-19 terhadap
keberlangsungan UMKM sudah banyak dibahas dan juga diteliti. Namun
10
 Tulus Tambunan, UMKM di Indonesia (Bogor: Ghalia Indonesia,2009), hlm. 1.
11
 LB. Ruth Florida W.M Hutabarat, “Strategi pengembangan Usaha Kuliner di Kota Malang
Berbasis Ekonomi Kreatif”. Jurnal Ekonomi Sosial Politik, Vol. 7 No. 1(Maret 2015), 
hlm.13.
sejauh ini belum ada yang secara spesifik membahas mengenai dampaknya
terhadap UMKM di Kota Bandung dan khususnya pada bidang kuliner.
Beberapa penelitian terkait dampak pandemi COVID-19 terhadap
keberlangsungan UMKM lebih banyak dilakukan secara meluas pada semua
bidang. Beberapa penelitian terkait pandemi COVID-19 terhadap
keberlangsungan UMKM yang pernah dilakukan yaitu sebagai berikut:
No Nama Penulis Judul Penelitian
Hasil Penelitian
1 Pandemi COVID-19 yang
Abdurrahman Dampak COVID-19 masih belum diketahui
Firdaus Thaha Terhadap UMKM di hingga kapan berakhir,
(Juni 2020) Indonesia menjadikan UMKM di
Indonesia harus dapat
melakukan manajemen
bisnis yang baik. Selain itu,
perlu juga dilakukan
transformasi digital untuk
menjadikan UMKM di
Indonesia tetap dapat
bertahan di masa pandemi
COVID-19.
2 Kondisi pandemi COVID-
Arin Kondisi UMKM 19 memberikan dampak
Ramadhiani Masa Pandemi yang sangat signifikan
Soleha(Oktober COVID-19 Pada terhadap penurunan angka
2020) Pertumbuhan pendapatan pelaku bisnis
Ekonomi Krisis UMKM. Oleh karena itu,
Serta Program pemerintah perlu untuk
Pemulihan Ekonomi membentuk kebijakan
Nasional untuk dapat membantu para
pelaku UMKM ini. Salah
satunya adalah melalui
pembentukan kebijakan
program Pemulihan
Ekonomi Nasional (PEN)
untuk dapat membantu
membangkitkan kembali
aktivitas dari para pelaku
UMKM di masa pandemi
COVID-19.
3 Husni Awali Urgensi Pandemi COVID-19
dan Farida Pemanfaatan E- mengharuskan para pelaku
Rohmah (Juni Marketing pada bisnis UMKM untuk dapat
2020) Keberlangsungan terus melakukan inovasi.
UMKM di Kota Salah satu inovasi yang
Pekalongan di dapat dilakukan adalah
Tengah Dampak melalui implementasi e-
COVID-19 marketing. E-marketing
dinilai dapat membantu
para pelaku UMKM untuk
terus bertahan di tengah
kondisi pandemi COVID-
19.
Tabel 1. Tabel Penelitian Terdahulu
2.3 Pemecahan Masalah yang Pernah dilakukan
Pemecahan masalah yang pernah dilakukan oleh Pemerintah Kota
Bandung adalah membentuk UMKM Recovery Center (URC). URC ini
memiliki fungsi sebagai tempat para pelaku UMKM untuk secara bersama-
sama dapat mengatasi dampak dari pandemi COVID-19. URC ini dibentuk
untuk dapat menangani permasalahan yang dialami oleh para pelaku UMKM
secara langsung. Hal ini dikarenakan, jika dilakukan secara satu persatu
dengan didatangi secara langsung ke tempat-tempat pelaku usaha UMKM
maka akan sangat sulit. URC ini juga melakukan beberapa kegiatan untuk
dapat mendukung keberlangsungan dari para UMKM di tengah pandemi
COVID-19 di Kota Bandung.

Gambar 1. Logo URC

Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh URC dalam membantu para


pelaku UMKM adalah penyelenggaraan program pendampingan untuk
melakukan inovasi terkait dengan bisnis UMKM. Selain itu, URC juga
menyediakan ruang untuk para pelaku UMKM mencari rekan untuk dapat
bekerja sama. Kemudian, URC juga melakukan coaching clinic terkait
menjalankan bisnis UMKM di tengah pandemi COVID-19. Coaching clinic
ini memiliki beberapa tema, salah satunya adalah bagaimana caranya para
pelaku UMKM dapat meningkatkan kualitas produk dan membenahi
administrasi dan perizinan.
Pembentukan URC ini dapat dikatakan sebagai salah satu langkah awal
yang baik untuk dapat dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung. Namun,
masih perlu dilakukan lagi beberapa hal untuk dapat menyempurnakan
keberadaan dari UMC dalam membantu keberadaan UMKM di tengah
pandemi COVID-19.
BAB III
METODE PENULISAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pendekatan


kualitatif. Pendekatan kualitatif memiliki pengertian sebagai suatu proses
penelitian yang menghasilkan data berbentuk deskriptif yang merupakan
perilaku dan tulisan yang dapat dilihat dan diamati. 12 Pada intinya, metode
penelitian kualitatif harus disertai dengan data ataupun informasi yang jelas.
Penelitian ini juga menggunakan jenis penelitian deskriptif. Jenis penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang menggunakan gambaran atau lukisan
dari objek penelitian dengan berdasarkan pada fakta-fakta yang ada.

3.2 Sumber Data Penelitian

Sumber data yang digunakan di dalam penelitian kualitatif ini merupakan


sumber data sekunder, di mana sumber data sekunder tersebut merupakan data-
data yang didapatkan oleh peneliti dari aktor yang tidak memiliki hubungan
langsung dengan masalah yang sedang diteliti. 13 Data sekunder yang ada di
dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen berita dan hasil survei lembaga
yang berkaitan dengan ekspor kopi Indonesia.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan di dalam


penelitian ini adalah metode dokumentasi di mana metode dokumentasi
tersebut adalah teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
setiap data yang ada baik dari segala sumber yang dapat berbentuk dokumen-
dokumen dan surat kabar, jurnal dan lain sebagainya.14

12
Arif Furchan, 1992, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, Surabaya: Usaha Nasional. Hlm: 71
13
J. Moleong, 1994, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, Hlm:131
14
Imron Arifin, 1996, PenelitianKualitatif, Bandung: Kalimasahada Press, Hlm:145
3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini merupakan


teknik analisis deskriptif, di mana adanya gambaran yang dilakukan dengan
cara reduksi atau penyederhanaan, paparan atau sajian data dan penarikan
kesimpulan. Cara yang pertama adalah reduksi data dilakukan dengan
membuat ringkasan lalu mengembangkan sistem kode, setelah itu dilanjutkan
dengan menelusuri tema lalu membuat gugus-gugus dan yang terakhir
menuliskan memo. Lalu, cara yang kedua adalah penyajian data di mana cara
ini merupakan proses penyusunan informasi yang kompleks dalam bentuk
sistematis, sehingga menjadi bentuk yang sederhana serta dapat dipahami
maknanya.
Cara yang terakhir adalah penarikan kesimpulan di mana merupakan
langkah terakhir yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data secara terus
menerus baik pada saat pengumpulan data atau setelah pengumpulan data.
Dalam penelitian kualitatif sendiri adanya penarikan kesimpulan yang
dilakukan dengan cara induktif, di mana adanya proses penelitian yang diawali
dengan mengumpulkan data dan kemudian mengembangkan suatu teori dari
data-data tersebut.15

15
J. Moleong, Op.cit., Hlm: 103
BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS

4.1 Analisis
Kehadiran pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang sangat
besar terhadap keberadaan UMKM di Indonesia. Padahal, keberadaan
UMKM di Indonesia memiliki dampak yang sangat besar bagi perekonomian
negara ini. Bahkan, UMKM juga disebut sebagai tulang punggung
perekonomian negara. Salah satu faktor yang memperparah keberlangsungan
dari UMKM adalah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
yang dilakukan oleh pemerintah. Kebijakan ini membuat perekonomian
Indonesia anjlok dan banyak UMKM yang harus gulung tikar, atau
setidaknya mengurangi jumlah pegawai yang mereka miliki. Dalam
menangani permasalahan ini, Pemerintah Kota Bandung kemudian
membentuk URC. Namun sayangnya, URC ini masih belum menjangkau
seluruh pelaku UMKM di Kota Bandung, khususnya pelaku UMKM Kuliner.
Pelaku UMKM Kuliner dapat dikatakan sebagai UMKM yang paling ter
dampak dari pandemi COVID-19. Hal ini dikarenakan, keberadaan pandemi
COVID-19 membuat masyarakat menjadi lebih perhatian akan kesehatan
mereka. Selain itu, masyarakat juga cenderung menjadi lebih takut dalam
membeli makanan siap saji di luar. Masyarakat saat ini lebih banyak
memasak makanan mereka sendiri, agar lebih terjamin kebersihannya.
Padahal tidak sedikit juga para pelaku UMKM kuliner yang sudah melakukan
kampanye terkait pembuatan makanan yang menaati protokol kesehatan.
Kemudian, dampak pandemi COVID-19 terhadap UMKM ini juga dapat
dilihat karena kurangnya pemasaran. Sebagaimana yang telah disebutkan
pada telaah pustaka sebelumnya, bahwa UMKM merupakan usaha kecil yang
terkadang memerlukan bantuan dari jasa-jasa lainnya, seperti jasa pemasaran.
Pemasaran dari UMKM Kuliner di Kota Bandung, salah satu contohnya
seperti “Sentra Industri Gorengan Tempe Leuwi Panjang” dinilai masih
sangat kurang. Hal ini dikarenakan, para peminat dari “Sentra Industri
Gorengan Tempe Leuwi Panjang” adalah para wisatawan yang datang ke
Kota Bandung untuk menjadikan tempe sebagai oleh-oleh. Namun,
dikarenakan adanya pandemi COVID-19 dan kebijakan PSBB, para
wisatawan dari luar kota tidak dapat datang ke Kota Bandung untuk
berkunjung ke “Sentra Industri Gorengan Tempe Leuwi Panjang” dan
membeli oleh-oleh. Oleh karena itu, diperlukan langkah pemasaran yang tepat
untuk meningkatkan kembali aktivitas dari para pelaku UMKM di Kota
Bandung, khususnya sektor kuliner. Hal ini juga tentunya memerlukan
bantuan dari pemerintah dan juga para pemangku kepentingan yang lain.

4.2 Sintesis
Berdasarkan analisis masalah yang telah disebutkan sebelumnya, dapat
dilihat bahwa salah satu permasalahan dampak kehadiran COVID-19
terhadap UMKM Kuliner di Kota Bandung terletak pada pemasarannya. Oleh
karena itu, penulis kemudian memberikan alternatif pemecahan masalah
untuk menangani kasus ini melalui pemasaran secara daring. Mengingat
bahwa saat ini hampir setiap orang memiliki gadget untuk membeli barang-
barang secara daring. Sehingga, pemasaran dari para UMKM juga dapat
dilakukan secara daring. Salah satu contohnya, pada “Sentra Industri
Gorengan Tempe Leuwi Panjang” dapat dibuat akun Instagram yang
berisikan bagaimana cara pembuatan tempe goreng yang memenuhi protokol
kesehatan. Selain itu, dapat juga dilakukan pembelian tempe goreng melalui
media belanja daring, seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, dan lainnya.
Pemasaran secara daring oleh UMKM juga tentunya dapat membantu
sektor-sektor jasa lainnya, salah satunya seperti jasa pengantar. Selain itu,
tempe goreng yang menjadi ciri khas dari Kota Bandung juga dapat tetap
dinikmati oleh masyarakat di luar Kota Bandung di tengah pandemi COVID-
19. Kemudian, para pelaku UMKM juga dapat memberlakukan promo-promo
yang menarik, agar dapat meningkatkan minat masyarakat dalam membeli
tempe goreng di “Sentra Industri Gorengan Tempe Leuwi Panjang”.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, kemudian didapatkan kesimpulan bahwa
kehadiran pandemi COVID-19 di Indonesia telah berdampak kepada kondisi
dari UMKM. Padahal, UMKM merupakan salah satu penggerak
perekonomian negara. Dampak yang sangat dirasakan adalah menurunnya
minat para pembeli terhadap produk yang dijual oleh para UMKM,
khususnya UMKM di bidang kuliner. Oleh karena itu, diperlukan inovasi
untuk membantu UMKM di bidang kuliner di Kota Bandung dapat terus
berjalan. Salah satunya adalah melakukan pemasaran secara daring, dan juga
menjual produk yang dihasilkan oleh UMKM melalui media penjualan
daring. Pemerintah juga perlu memberi dukungan terhadap keberlangsungan
dari para UMKM. Salah satu langkah yang pemerintah telah lakukan adalah
melalui pembentukan URC untuk membantu para UMKM mencari koneksi
yang lebih luas.

5.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan berdasarkan penelitian ini adalah perlu
adanya langkah pemasaran yang lebih efektif untuk dilakukan oleh para
UMKM. Salah satunya adalah melalui pemasaran secara daring. Selain itu,
perlu juga adanya pemanfaatan URC yang lebih maksimal oleh Pemerintah
Kota Bandung dalam membantu para pelaku UMKM. Kemudian, saran
penulis untuk penelitian selanjutnya adalah untuk dapat melakukan penelitian
dengan mewawancarai para pelaku UMKM secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Imron.1996, Penelitian Kualitatif, Bandung: Kalimasahada Press.


BBC. 2020. Indonesia. Diakses dari https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-
51946817 pada 6 Mei 2021.
Furchan, Arif. 1992, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, Surabaya: Usaha
Nasional.
 Humas Bandung. 2020. Dorong UMKM Terus Menggeliat di Masa Pandemi.
https://humas.bandung.go.id/layanan/pemkot-bandung-dorong-umkm-terus-
menggeliat-di-masa-pandemi pada 6 Mei 2021.
Hutabarat, LB. Ruth Florida W.M. “Strategi pengembangan Usaha Kuliner di
Kota Malang Berbasis Ekonomi Kreatif”. Jurnal Ekonomi Sosial Politik,
Vol. 7 No. 1(Maret 2015).
Ma, Josephine. 2020. Coronavirus: China’s First Confirmed Case Traced Back to
November 17. Diakses dari
https://www.scmp.com/news/china/society/article/3074991/coronavirus-
chinas-first-confirmed-covid-19-case-traced-back pada 5 Mei 2021.
Moleong, J. 1994, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nayla, Akifa P. ―Komplet Akuntansi untuk UKM dan Waralaba‖, Laksana,
Jogjakarta, 2014.
Pikiran Rakyat. 2020. UMKM Jawa Barat Terdampak Virus Corona COVID-19.
Diakses dari https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/pr-01370096/1569-
umkm-jawa-barat-terdampak-pandemi-virus-corona-covid-19 pada 6 Mei
2021.
Rifai, Bachtiar. “Efiektivitas pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM)” Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012.
Tambunan, Tulus. UMKM di Indonesia (Bogor: Ghalia Indonesia,2009).
 World Health Organization. Coronavirus. Diakses dari
https://www.who.int/health-topics/coronavirus#tab=tab_1 pada 5 Mei 2021.
 Worldometers. Coronavirus. Diakses dari
https://www.worldometers.info/coronavirus/#countries pada 5 Mei 2021.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Inpres No.6 Tahun 2008

PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 6 TAHUN 2008

TENTANG

PENYELENGGARAAN PAMERAN PRODUKSI INDONESIA 2009

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dalam rangka menghadapi era globalisasi yang berdampak semakin ketatnya


persaingan baik di pasar domestik maupun global dan meningkatkan daya saing
industri nasional yang berkesinambungan, dipandang perlu mengeluarkan Instruksi
Presiden tentang Penyelenggaraan Pameran Produksi Indonesia 2009 :

Kepada : 1. Menteri Perindustrian;

2. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;

3. Para Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen;

4. Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

5. Para Gubernur, Bupati/ Walikota seluruh Indonesia.

Untuk :

PERTAMA : Menteri Perindustrian menyelenggarakan Pameran Produksi


Indonesia pada tanggal 20-24 Mei 2009 di Jakarta, yang selanjutnya
dalam Instruksi Presiden ini disebut PPI 2009.

KEDUA : …
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

- 2 -

KEDUA : Dalam rangka penyelenggaraan PPI 2009 sebagaimana dimaksud


dalam Diktum PERTAMA, Menteri Perindustrian :

a. mengkoordinasikan perumusan dan penetapan kebijakan,


pengaturan dan perencanaan program penyelenggaraan PPI
2009, dengan dukungan Menteri terkait, Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non Departemen, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Kabupaten/ Kota, kalangan dunia usaha serta pihak-pihak lain
yang dianggap perlu;

b. mengkoordinasikan materi PPI 2009 dari aspek sektoral


dan/ atau regional;

c. menunjuk pihak ketiga yang mampu dan berpengalaman sebagai


pelaksana penyelenggaraan PPI 2009 sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku, guna tercapainya sasaran
penyelenggaraan PPI 2009;

d. melakukan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan PPI


2009 agar dapat berjalan sesuai rencana dan sasaran yang
ditetapkan.

KETIGA : Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu lainnya dan Pimpinan


Lembaga Pemerintah Non Departemen membantu dan mendukung
penyelenggaraan PPI 2009 sesuai dengan bidang tugas dan
kewenangan masing-masing.

KEEMPAT : …
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

- 3 -

KEEMPAT : Para Gubernur, Bupati/ Walikota membantu dan mendukung PPI


2009 dengan menampilkan potensi daerah/ wilayah masing-masing.

KELIMA : Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta membantu dan


mendukung penyelenggaraan PPI 2009 dalam penyiapan arena,
menciptakan keamanan dan ketertiban lingkungan serta transportasi
sehingga memudahkan akses ke dan dari arena pameran.

KEENAM : a. Biaya yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan PPI 2009


sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA dibebankan
kepada Anggaran Departemen Perindustrian Tahun Anggaran
2009 dan sumber pendapatan lain yang tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Biaya yang diperlukan bagi penyelenggaraan PPI 2009 oleh


pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA huruf c
dibebankan kepada pelaksana tersebut dan biaya kepesertaan
dalam PPI 2009 dibebankan kepada masing-masing peserta.

KETUJUH : Agar melaksanakan Instruksi Presiden ini dengan penuh tanggung


jawab.

Instruksi …
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

- 4 -

Instruksi Presiden ini mulai berlaku sejak tanggal dikeluarkan.

Dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal 9 Agustus 2008

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Salinan sesuai dengan aslinya


Deputi Sekretaris Kabinet
Bidang Hukum,

Dr. M. Iman Santoso


Lampiran 2. Instruksi Presiden No.6 Tahun 2009

P R E S ID E N
R E P U B L IK IN D O N E S I A

IN S T R U K S I P R E S ID E N R E P U B L IK IN D O N E S IA
N O M O R 6 TA H U N 2009
TEN TA N G
P E N G E M B A N G A N E K O N O M I K R E A T IF

P R E S ID E N R E P U B L IK IN D O N E S IA ,

D a la m ra n g k a k e te rp a d u a n p e la k s a n a a n P e n g e m b a n g a n E k o n o m i K re a tif, d e n g a n in i
m e n g in s tru k s ik a n :

K epada : 1. M e n te r i K o o r d in a to r B id a n g K e s e ja h te ra a n R a k y a t;

2. M e n te r i K o o rd in a to r B id a n g P e re k o n o m ia n ;

3. M e n te ri P e rd a g a n g a n ;

4. M e n te r i P e r in d u s tria n ;

5. M e n te ri K e u a n g a n ;

6. M e n te r i H u k u m d a n H a k A s a s i M a n u s ia ;

7. M e n te r i P e r ta n ia n ;

8. M e n te r i K o m u n ik a s i d a n In fo rm a tik a ;

9. M e n te r i K e b u d a y a a n d a n P a riw is a ta ;

10. M e n te r i P e n d id ik a n N a s io n a l;

11. M e n te ri L u a r N e g e ri;

12. M e n te ri D a la m N e g e ri;

13. M e n te r i T e n a g a K e r ja d a n T ra n s m ig ra s i;

14. M e n te ri P e k e rja a n U m u m ;

15. M e n te ri K e h u ta n a n ;

1 6 . M e n te r i ...
P R E S ID E N
R E P U B L IK IN D O N E S I A

- 2 -

16. M e n te r i K e la u ta n d a n P e rik a n a n ;

17. M e n te r i E n e rg i d a n S u m b e r D a y a M in e ra l;

18. M e n te ri P e rh u b u n g a n ;

19. M e n te ri N eg a ra P e re n c an a a n Pem bangunan


N a s io n a l/K e p a la B adan P e re n c a n a an Pem bangunan
N a s io n a l;

20. M e n te ri N e g a ra K o p e ra si dan U sah a K e c il dan


M enengah;

21. M e n te r i N e g a ra R is e t d a n T e k n o lo g i;

22. M e n te r i N e g a ra B a d a n U s a h a M ilik N e g a ra ;

23. M e n te ri N e g a ra L in g k u n g a n H id u p ;

24. K e p a la B a d a n P e n g k a jia n d a n P e n e ra p a n T e k n o lo g i;

25. K e p a la B a d a n K o o r d in a s i P e n a n a m a n M o d a l;

26. K e p a la L e m b a g a Ilm u P e n g e ta h u a n In d o n e s ia ;

27. K e p a la B a d a n S ta n d a rd is a s i N a s io n a l;

28. S e lu r u h G u b e rn u r , B u p a ti/W a lik o ta .

U n tu k :

PER TA M A : M e n d u k u n g k e b ija k a n P e n g e m b a n g a n E k o n o m i K re a tif ta h u n 2 0 0 9 -


2015, yakni pengem bangan k e g ia ta n ekonom i b e rd a sa rk an pada
k re a tiv ita s , k e te ra m p ila n , d a n b a k a t in d iv id u u n tu k m e n c ip ta k a n d a y a
k re a s i d a n d a y a c ip ta in d iv id u y a n g b e r n ila i e k o n o m is d a n b e rp e n g a r u h
p a d a k e s e ja h te r a a n m a s y a ra k a t In d o n e s ia , d e n g a n s a s a ra n , a ra h , d a n
s tra te g i s e b a g a im a n a te r c a n tu m d a la m L a m p ira n In s tru k s i P re s id e n in i.

K E D U A ...
P R E S ID E N
R E P U B L IK IN D O N E S I A

- 3 -

K ED U A : D a la m ra n g k a m e la k s a n a k a n D IK T U M P E R T A M A , m e n g u ta m a k a n
P e n g e m b a n g a n E k o n o m i K re a tif s e b a g a i b e rik u t:
1. p e rik la n a n ;

2. a r s ite k tu r ;

3. p a s a r s e n i d a n b a ra n g a n tik ;

4. k e ra jin a n ;

5. d e s a in ;

6. fa s h io n ( m o d e );

7. film , v id e o , d a n fo to g r a f i;

8. p e rm a in a n in te r a k tif;

9. m u s ik ;

10. s e n i p e r tu n ju k a n ;

11. p e n e r b ita n d a n p e rc e ta k a n ;

12. la y a n a n k o m p u te r d a n p ira n ti lu n a k ;

13. ra d io d a n te le v is i; d a n

14. ris e t d a n p e n g e m b a n g a n .

K E T IG A : D a la m ra n g k a m e la k s a n a k a n D IK T U M PER TA M A d an D IK T U M
K ED U A :

1 . m a s in g - m a s in g M e n te ri, K e p a la L em baga P e m e rin ta h N on


D e p a rte m e n , G u b e rn u r, B u p a ti/W a lik o ta m en yu su n dan
m e la k s a n a k a n R e n c a n a A k s i P e n g e m b a n g a n E k o n o m i K re a tif; d a n

2 . b e rsa m a -sa m a m e n y u k se sk an p ro g ra m T a h u n In d o n e s ia K re a tif


2009.

K E E M P A T ...
P R E S ID E N
R E P U B L IK IN D O N E S I A

- 4 -
K EEM PA T : 1 . D a la m r a n g k a m e la k s a n a k a n D IK T U M K E T IG A m e m b e n tu k T im
K o o rd in a s i Pengem bangan Ekonom i K re a tif yang b e rtu g a s
m e la k u k a n k o o rd in a s i p e n y u s u n a n d a n p e la k s a n a a n R e n c a n a A k s i
P e n g e m b a n g a n E k o n o m i K re a tif T a h u n 2 0 0 9 -2 0 1 5 d a n p e la k s a n a a n
p ro g ra m T ahun In d o n e s ia K re a tif 2009, dengan su sun an
k e a n g g o ta a n M e n te r i K o o r d in a to r B id a n g K e s e ja h te ra a n R a k y a t
s e b a g a i K e tu a , M e n te r i K o o rd in a to r B id a n g P e r e k o n o m ia n s e b a g a i
W a k il K e tu a , M e n te r i P e rd a g a n g a n s e b a g a i P e la k s a n a H a ria n I d a n
M e n te ri P e rin d u s tria n sebag ai P e la k s a n a H a ria n II, s e rta
b e r a n g g o ta k a n p e ja b a t K e m e n te ria n , L e m b a g a P e m e rin ta h N o n
D e p a rte m e n , in s ta n s i te r k a it la in n y a , d a n p a ra p a k a r, se su ai
k e b u tu h a n , y a n g d ite ta p k a n le b ih la n ju t o le h K e tu a T im K o o rd in a s i
P e n g e m b a n g a n E k o n o m i K re a tif.
2 . D a la m p e la k s a n a a n tu g a sn y a T im K o o rd in a s i P e n g e m b a n g a n
E k o n o m i K re a tif s e b a g a im a n a d im a k s u d p a d a a n g k a 1 d ib a n tu o le h
S e k re ta ria t d a n K e lo m p o k K e rja .
3 . S u sun an k e a n g g o ta a n , tu g a s , d a n ta ta k e rja S e k re ta r ia t d a n
K e lo m p o k K e rja s e b a g a im a n a d im a k s u d p a d a a n g k a 2 , d ia tu r le b ih
la n ju t o le h K e tu a T im K o o rd in a s i P e n g e m b a n g a n E k o n o m i K re a tif.

K E L IM A : M e la p o rk a n h a s il p e la k s a n a a n In s tr u k s i P re s id e n in i k e p a d a P re s id e n
m e la lu i M e n te ri K o o rd in a to r B id a n g K e s e ja h te ra a n R a k y a t s e tia p 6
(e n a m ) b u la n , a ta u s e w a k tu -w a k tu jik a d im in ta P re s id e n .

K EEN A M : S e g a la b ia y a y a n g d ip e r lu k a n u n tu k p e la k s a n a a n In s tru k s i P re s id e n in i
d ib e b a n k a n p a d a A n g g a ra n P e n d a p a ta n d a n B e la n ja N e g a r a in s ta n s i
te rk a it d a n A n g g a r a n P e n d a p a ta n d a n B e la n ja D a e r a h m a s in g - m a s in g .

K E T U J U H ...
P R E S ID E N
R E P U B L IK IN D O N E S I A

- 5 -

K E T U JU H : M e la k s a n a k a n In s tru k s i P re s id e n in i s e b a ik -b a ik n y a d e n g a n p e n u h
ta n g g u n g ja w a b .

In s tru k s i P re s id e n in i m u la i b e rla k u p a d a ta n g g a l d ik e lu a rk a n .

D ik e lu a r k a n d i J a k a rta
p a d a ta n g g a l 5 A g u s tu s 2 0 0 9

P R E S ID E N R E P U B L IK N D O N E S IA ,

ttd .

D R . H . S U S IL O B A M B A N G Y U D H O Y O N O

S a lin a n s e s u a i d e n g a n a s lin y a
D e p u ti S e k r e ta ris K a b in e t
B id a n g H u k u m ,

t td

D r. M . Im a n S a n to s o
Lampiran 3. Total Kasus Pandemi COVID-19 di Dunia

Lampiran 4. Data Kasus COVID-19 di Indonesia

Lampiran 5. Pemerintah Kota Bandung Membentuk URC

Lampiran 6. Laman Instagram URC

Anda mungkin juga menyukai