KOTA BANDUNG
(LOGO)
NAMA:
NIM:
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan kasih-Nya, paper ini dapat tersusun. Terima kasih atas dukungan
moral yang telah diberikan oleh bapak dosen pembimbing, serta dukungan moral
dari teman-teman sekalian sehingga paper ini dapat terselesaikan. paper yang
berjudul “Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap UMKM Kuliner di Kota
Bandung” ini saya harapkan dapat membantu banyak orang untuk lebih mengerti
lagi mengenai dampak dari pandemi COVID-19 dan bagaimana cara
menanganinya. Saya juga berharap paper yang saya buat ini dapat bermanfaat ke
depannya. Paper ini saya susun dengan semaksimal mungkin dan sekali lagi saya
ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya
untuk menyusun paper ini.
Terlepas dari semua itu, karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman saya, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan-
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa di dalam paper ini.
Oleh karena itu, dengan tangan yang sangat terbuka, saya menerima segala saran
dan kritik dari para pembaca agar saya dapat memperbaiki paper ini agar dapat
menjadi lebih baik lagi ke depannya. Akhir kata, saya berharap semoga paper
yang saya buat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap para
pembaca. Saya juga sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan paper ini, dan juga agar saya dapat belajar dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan saya dilain kesempatan.
Mei 2021
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................v
Abstract....................................................................................................................v
BAB I - PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................4
4.1 Analisis.......................................................................................................12
4.2 Sintesis........................................................................................................13
BAB V – PENUTUP.............................................................................................14
5.1 Kesimpulan................................................................................................14
5.2 Saran...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
LAMPIRAN..........................................................................................................16
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Abstract
The existence of the COVID-19 virus, which requires people to stay
indoors, then has a big impact on the wheels of a country's economy. One of them
is the impact on the existence of culinary MSMEs in the city of Bandung, given
that people are currently very careful in buying food outside the home. The
purpose of this study is to see how the impact of the COVID-19 pandemic on
culinary MSMEs in Bandung City and how to deal with this impact. The
theoretical basis used is to see it through the existence of MSMEs in Indonesia.
The writing method of this paper uses a qualitative descriptive method. This
paper will also analyze and provide suggestions regarding existing problems.
BAB I
PENDAHULUAN
1
World Health Organization. Coronavirus. Diakses dari https://www.who.int/health-
topics/coronavirus#tab=tab_1 pada 5 Mei 2021.
2
Worldometers. Coronavirus. Diakses dari
https://www.worldometers.info/coronavirus/#countries pada 5 Mei 2021.
3
World Health Organization, loc.cit.
Penyebaran COVID-19 tentu sangat mempengaruhi kehidupan dunia saat
ini dalam berbagai aspek seperti ekonomi, pendidikan, dan berbagai aspek
lainnya. Beberapa negara dengan kasus per hari yang mulai membludak
seperti Italia dan Spanyol mulai menerapkan tindakan pembatasan hingga
lockdown di negaranya guna untuk membatasi pergerakan virus ini lebih jauh.
Berbagai negara di dunia memberikan respons yang beragam dan tindakan
yang berbeda-beda dalam menanggapi hingga menanggulangi penyebaran
virus ini lebih jauh. Beberapa di antaranya adalah negara Tiongkok yang
dipercaya sebagai asal dari penyakit ini.
Walau kini terjadi perdebatan dari mana asalnya virus ini, Tiongkok
sendiri dipercayai sebagai negara di mana awal mula kasus COVID-19
pertama kali ditemukan, tepatnya di kota Wuhan provinsi Hubei, Tiongkok.
Diperkirakan pasien pertama adalah seorang residen Wuhan yang terjangkit
virus Corona pada November 2019.4 Namun begitu, kasus di Tiongkok sudah
mengalami kemerosotan dibandingkan dengan dulu hingga 81.000 kasus.
Tiongkok bahkan telah memutuskan untuk membuka kembali akses keluar-
masuk Hubei di bulan April 2020.
Meskipun kasus COVID-19 di negara-negara maju seperti Tiongkok dan
Korea Selatan mulai menurun, hal yang berbeda terjadi di negara-negara yang
memiliki fasilitas kesehatan yang belum secanggih di Korea Selatan. Sebut
saja India dan Indonesia yang memiliki tingkat mortalitas yang tinggi bila
dibandingkan dengan negara lainnya. Belum lagi negara-negara dunia ketiga
yang memiliki fasilitas kesehatan yang terbelakang seperti negara-negara sub-
sahara Afrika. Tidak seperti halnya di Korea Selatan dan Tiongkok, kurva
kasus COVID-19 di negara lain masih konsisten meningkat setiap harinya.
Keberadaan virus COVID-19 yang mengharuskan masyarakat untuk
berdiam diri di dalam rumah, kemudian memberikan dampak yang besar
kepada roda perekonomian suatu negara. Hal ini dikarenakan, banyak toko
dan juga usaha yang harus tutup, banyak pegawai yang harus dirumahkan, dan
tidak sedikit juga masyarakat yang tidak bisa mendapatkan penghasilan sama
4
Ma, Josephine. 2020. Coronavirus: China’s First Confirmed Case Traced Back to November 17.
Diakses dari https://www.scmp.com/news/china/society/article/3074991/coronavirus-chinas-
first-confirmed-covid-19-case-traced-back pada 5 Mei 2021.
sekali. Bahkan, pada awal keberadaan virus COVID-19 di Indonesia,
pemerintah Indonesia sempat mengeluarkan kebijakan terkait Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk membatasi mobilitas para masyarakat.
Namun sayangnya, kebijakan ini tidak dapat membantu memperbaiki kembali
jalannya roda perekonomian Indonesia. Terutama untuk para pedagang kaki
lima yang mendapatkan penghasilan harian dan juga para pelaku UMKM
Kuliner.
Keberadaan virus COVID-19 ini juga tentunya membuat para masyarakat
meningkatkan kepeduliannya akan kebersihan dan juga kesehatan. Oleh
karena itu, tidak jarang dari para masyarakat ini memilih untuk memasak
sendiri makanan mereka di rumah, daripada membeli secara jadi di toko.
Adanya pembatasan mobilitas dan juga peningkatan kepedulian akan
kebersihan dan kesehatan, membuat angka penjualan dari para UMKM
Kuliner di Kota Bandung ini sangat menurun selama pandemi COVID-19.
Terhitung sejak tanggal 23 Maret 2021, Pemerintah Kota Bandung
melakukan survei terhadap 600 UMKM di Kota Bandung. 600 UMKM ini
termasuk UMKM Kuliner dan juga Fashion yang cukup banyak tersebar di
Kota Bandung. Survei ini mengatakan bahwa saat ini hampir seluruh UMKM
yang ada di Kota Bandung ter dampak dengan kehadiran dari pandemi
COVID-19. Namun, survei ini juga menunjukkan bahwa para pelaku UMKM
ini terus melakukan inovasi terhadap bisnis mereka agar terus dapat bertahan
di tengah kondisi pandemi COVID-19.5
Sebagaimana yang tertulis dalam laman berita pikiran rakyat dengan
wawancara bersama Ibu Situ Nur Maftuhah sebagai koordinator wilayah
UMKM Jawa Barat, terdapat lebih dari 1.500 pelaku UMKM di Jawa Barat
(termasuk Kota Bandung di dalamnya) yang ter dampak pandemi COVID-19.
47% dari total UMKM yang ter dampak tersebut bergerak dibidang kuliner,
dan 84% diantaranya memiliki 1 hingga 10 orang pegawai. Berdasarkan
keluhan yang diterima, terdapat 96% UMKM yang mengeluhkan penurunan
permintaan, dan 81% mengeluhkan kenaikan harga bahan baku. Namun,
5
Humas Bandung. 2020. Dorong UMKM Terus Menggeliat di Masa Pandemi.
https://humas.bandung.go.id/layanan/pemkot-bandung-dorong-umkm-terus-menggeliat-di-
masa-pandemi pada 6 Mei 2021.
terdapat juga 2% UMKM yang mengatakan bahwa mengalami peningkatan
permintaan selama pandemi COVID-19 berlangsung.6
Hal ini tentunya perlu menjadi perhatian dari pemerintah untuk dapat
membantu para pelaku UMKM dalam menjalankan bisnisnya. Hal ini
dikarenakan, terjadinya penurunan akan minat masyarakat dalam membeli
makanan siap saji yang dijual oleh para UMKM, dikarenakan ketakutan
masyarakat akan kebersihannya. Selain itu, UMKM juga dapat dikatakan
sebagai sektor yang paling rentan menghadapi krisis ekonomi karena pandemi
COVID-19.7 Oleh karena itu, permasalahan ini perlu menjadi suatu hal yang
lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kemudian didapatkan rumusan masalah
sebagai berikut, yaitu: “Bagaimana dampak pandemi COVID-19 terhadap
UMKM Kuliner di Kota Bandung dan bagaimana cara menangani dampak
tersebut?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana dampak
pandemi COVID-19 terhadap UMKM Kuliner di Kota Bandung dan
bagaimana cara menangani dampak tersebut.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan penulis dan
juga para pembaca terkait dengan dampak pandemi COVID-19 terhadap
UMKM Kuliner di Kota Bandung dan cara menangani dampak tersebut.
Selain itu, manfaat dari penelitian ini juga untuk dapat menjadi bahan bacaan
terhadap ilmu terkait.
6
Pikiran Rakyat. 2020. UMKM Jawa Barat Terdampak Virus Corona COVID-19. Diakses dari
https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/pr-01370096/1569-umkm-jawa-barat-terdampak-
pandemi-virus-corona-covid-19 pada 6 Mei 2021.
7
BBC. 2020. Indonesia. Diakses darihttps://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51946817 pada 6
Mei 2021.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
8
Akifa P. Nayla, ―Komplet Akuntansi untuk UKM dan Waralaba‖, Laksana, Jogjakarta, 2014, hlm.
12.
9
Bachtiar Rifai, “Efiektivitas pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)”
Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, September 2012.
lapangan pekerjaan. Mengingat bahwa lapangan pekerjaan di
Indonesia saat ini tidak lagi dapat menyerap tingginya angka
penduduk pengangguran di Indonesia. Selain itu, keberadaan UMKM
juga membantu para pencari kerja untuk dapat mendapatkan pekerjaan
tanpa harus memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.10
Dewasa ini, UMKM sangat berkembang pesat di Indonesia.
Pengaruh dari keberadaan UMKM ini juga tentunya dapat dirasakan
oleh negara dan juga masyarakat di dalamnya. Hal ini dikarenakan,
UMKM dapat membantu memperdayakan masyarakat-masyarakat
Indonesia yang tidak memiliki pekerjaan. Selain itu, keberadaan
UMKM juga dapat membantu kebangkitan dari sektor-sektor lain,
seperti jasa transportasi, penyewaan lahan, industri kemasan, jasa
periklanan, pemasaran, jasa desain, dan juga jasa-jasa lainnya yang
berkaitan dengan kebutuhan dari UMKM.11
Keberadaan UMKM ini kemudian semakin didukung oleh
pemerintah. Hal ini dapat dilihat melalui Instruksi Presiden No.6
Tahun 2009 tentang dukungan pengembangan ekonomi kreatif. Salah
satu sektor yang banyak bergerak pada bidang UMKM adalah sektor
kuliner, contohnya seperti tempe. Tempe sendiri dikenal dengan
makanan khas Indonesia yang berasal dari teknologi pangan
Indonesia. Tempe sendiri juga saat ini menjadi makanan yang dapat
dinikmati oleh semua kalangan yang ada di Indonesia. Salah satu
UMKM yang menjalankan bisnis pembuatan tempe terletak di Kota
Bandung, dikenal dengan “Sentra Industri Gorengan Tempe Leuwi
Panjang”.
12
Arif Furchan, 1992, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, Surabaya: Usaha Nasional. Hlm: 71
13
J. Moleong, 1994, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, Hlm:131
14
Imron Arifin, 1996, PenelitianKualitatif, Bandung: Kalimasahada Press, Hlm:145
3.4 Teknik Analisis Data
15
J. Moleong, Op.cit., Hlm: 103
BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS
4.1 Analisis
Kehadiran pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang sangat
besar terhadap keberadaan UMKM di Indonesia. Padahal, keberadaan
UMKM di Indonesia memiliki dampak yang sangat besar bagi perekonomian
negara ini. Bahkan, UMKM juga disebut sebagai tulang punggung
perekonomian negara. Salah satu faktor yang memperparah keberlangsungan
dari UMKM adalah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
yang dilakukan oleh pemerintah. Kebijakan ini membuat perekonomian
Indonesia anjlok dan banyak UMKM yang harus gulung tikar, atau
setidaknya mengurangi jumlah pegawai yang mereka miliki. Dalam
menangani permasalahan ini, Pemerintah Kota Bandung kemudian
membentuk URC. Namun sayangnya, URC ini masih belum menjangkau
seluruh pelaku UMKM di Kota Bandung, khususnya pelaku UMKM Kuliner.
Pelaku UMKM Kuliner dapat dikatakan sebagai UMKM yang paling ter
dampak dari pandemi COVID-19. Hal ini dikarenakan, keberadaan pandemi
COVID-19 membuat masyarakat menjadi lebih perhatian akan kesehatan
mereka. Selain itu, masyarakat juga cenderung menjadi lebih takut dalam
membeli makanan siap saji di luar. Masyarakat saat ini lebih banyak
memasak makanan mereka sendiri, agar lebih terjamin kebersihannya.
Padahal tidak sedikit juga para pelaku UMKM kuliner yang sudah melakukan
kampanye terkait pembuatan makanan yang menaati protokol kesehatan.
Kemudian, dampak pandemi COVID-19 terhadap UMKM ini juga dapat
dilihat karena kurangnya pemasaran. Sebagaimana yang telah disebutkan
pada telaah pustaka sebelumnya, bahwa UMKM merupakan usaha kecil yang
terkadang memerlukan bantuan dari jasa-jasa lainnya, seperti jasa pemasaran.
Pemasaran dari UMKM Kuliner di Kota Bandung, salah satu contohnya
seperti “Sentra Industri Gorengan Tempe Leuwi Panjang” dinilai masih
sangat kurang. Hal ini dikarenakan, para peminat dari “Sentra Industri
Gorengan Tempe Leuwi Panjang” adalah para wisatawan yang datang ke
Kota Bandung untuk menjadikan tempe sebagai oleh-oleh. Namun,
dikarenakan adanya pandemi COVID-19 dan kebijakan PSBB, para
wisatawan dari luar kota tidak dapat datang ke Kota Bandung untuk
berkunjung ke “Sentra Industri Gorengan Tempe Leuwi Panjang” dan
membeli oleh-oleh. Oleh karena itu, diperlukan langkah pemasaran yang tepat
untuk meningkatkan kembali aktivitas dari para pelaku UMKM di Kota
Bandung, khususnya sektor kuliner. Hal ini juga tentunya memerlukan
bantuan dari pemerintah dan juga para pemangku kepentingan yang lain.
4.2 Sintesis
Berdasarkan analisis masalah yang telah disebutkan sebelumnya, dapat
dilihat bahwa salah satu permasalahan dampak kehadiran COVID-19
terhadap UMKM Kuliner di Kota Bandung terletak pada pemasarannya. Oleh
karena itu, penulis kemudian memberikan alternatif pemecahan masalah
untuk menangani kasus ini melalui pemasaran secara daring. Mengingat
bahwa saat ini hampir setiap orang memiliki gadget untuk membeli barang-
barang secara daring. Sehingga, pemasaran dari para UMKM juga dapat
dilakukan secara daring. Salah satu contohnya, pada “Sentra Industri
Gorengan Tempe Leuwi Panjang” dapat dibuat akun Instagram yang
berisikan bagaimana cara pembuatan tempe goreng yang memenuhi protokol
kesehatan. Selain itu, dapat juga dilakukan pembelian tempe goreng melalui
media belanja daring, seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, dan lainnya.
Pemasaran secara daring oleh UMKM juga tentunya dapat membantu
sektor-sektor jasa lainnya, salah satunya seperti jasa pengantar. Selain itu,
tempe goreng yang menjadi ciri khas dari Kota Bandung juga dapat tetap
dinikmati oleh masyarakat di luar Kota Bandung di tengah pandemi COVID-
19. Kemudian, para pelaku UMKM juga dapat memberlakukan promo-promo
yang menarik, agar dapat meningkatkan minat masyarakat dalam membeli
tempe goreng di “Sentra Industri Gorengan Tempe Leuwi Panjang”.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, kemudian didapatkan kesimpulan bahwa
kehadiran pandemi COVID-19 di Indonesia telah berdampak kepada kondisi
dari UMKM. Padahal, UMKM merupakan salah satu penggerak
perekonomian negara. Dampak yang sangat dirasakan adalah menurunnya
minat para pembeli terhadap produk yang dijual oleh para UMKM,
khususnya UMKM di bidang kuliner. Oleh karena itu, diperlukan inovasi
untuk membantu UMKM di bidang kuliner di Kota Bandung dapat terus
berjalan. Salah satunya adalah melakukan pemasaran secara daring, dan juga
menjual produk yang dihasilkan oleh UMKM melalui media penjualan
daring. Pemerintah juga perlu memberi dukungan terhadap keberlangsungan
dari para UMKM. Salah satu langkah yang pemerintah telah lakukan adalah
melalui pembentukan URC untuk membantu para UMKM mencari koneksi
yang lebih luas.
5.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan berdasarkan penelitian ini adalah perlu
adanya langkah pemasaran yang lebih efektif untuk dilakukan oleh para
UMKM. Salah satunya adalah melalui pemasaran secara daring. Selain itu,
perlu juga adanya pemanfaatan URC yang lebih maksimal oleh Pemerintah
Kota Bandung dalam membantu para pelaku UMKM. Kemudian, saran
penulis untuk penelitian selanjutnya adalah untuk dapat melakukan penelitian
dengan mewawancarai para pelaku UMKM secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
Untuk :
KEDUA : …
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 2 -
KEEMPAT : …
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 3 -
Instruksi …
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 4 -
Dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal 9 Agustus 2008
ttd.
P R E S ID E N
R E P U B L IK IN D O N E S I A
IN S T R U K S I P R E S ID E N R E P U B L IK IN D O N E S IA
N O M O R 6 TA H U N 2009
TEN TA N G
P E N G E M B A N G A N E K O N O M I K R E A T IF
P R E S ID E N R E P U B L IK IN D O N E S IA ,
D a la m ra n g k a k e te rp a d u a n p e la k s a n a a n P e n g e m b a n g a n E k o n o m i K re a tif, d e n g a n in i
m e n g in s tru k s ik a n :
K epada : 1. M e n te r i K o o r d in a to r B id a n g K e s e ja h te ra a n R a k y a t;
2. M e n te r i K o o rd in a to r B id a n g P e re k o n o m ia n ;
3. M e n te ri P e rd a g a n g a n ;
4. M e n te r i P e r in d u s tria n ;
5. M e n te ri K e u a n g a n ;
6. M e n te r i H u k u m d a n H a k A s a s i M a n u s ia ;
7. M e n te r i P e r ta n ia n ;
8. M e n te r i K o m u n ik a s i d a n In fo rm a tik a ;
9. M e n te r i K e b u d a y a a n d a n P a riw is a ta ;
10. M e n te r i P e n d id ik a n N a s io n a l;
11. M e n te ri L u a r N e g e ri;
12. M e n te ri D a la m N e g e ri;
13. M e n te r i T e n a g a K e r ja d a n T ra n s m ig ra s i;
14. M e n te ri P e k e rja a n U m u m ;
15. M e n te ri K e h u ta n a n ;
1 6 . M e n te r i ...
P R E S ID E N
R E P U B L IK IN D O N E S I A
- 2 -
16. M e n te r i K e la u ta n d a n P e rik a n a n ;
17. M e n te r i E n e rg i d a n S u m b e r D a y a M in e ra l;
18. M e n te ri P e rh u b u n g a n ;
21. M e n te r i N e g a ra R is e t d a n T e k n o lo g i;
22. M e n te r i N e g a ra B a d a n U s a h a M ilik N e g a ra ;
23. M e n te ri N e g a ra L in g k u n g a n H id u p ;
24. K e p a la B a d a n P e n g k a jia n d a n P e n e ra p a n T e k n o lo g i;
25. K e p a la B a d a n K o o r d in a s i P e n a n a m a n M o d a l;
26. K e p a la L e m b a g a Ilm u P e n g e ta h u a n In d o n e s ia ;
27. K e p a la B a d a n S ta n d a rd is a s i N a s io n a l;
U n tu k :
K E D U A ...
P R E S ID E N
R E P U B L IK IN D O N E S I A
- 3 -
K ED U A : D a la m ra n g k a m e la k s a n a k a n D IK T U M P E R T A M A , m e n g u ta m a k a n
P e n g e m b a n g a n E k o n o m i K re a tif s e b a g a i b e rik u t:
1. p e rik la n a n ;
2. a r s ite k tu r ;
3. p a s a r s e n i d a n b a ra n g a n tik ;
4. k e ra jin a n ;
5. d e s a in ;
6. fa s h io n ( m o d e );
7. film , v id e o , d a n fo to g r a f i;
8. p e rm a in a n in te r a k tif;
9. m u s ik ;
10. s e n i p e r tu n ju k a n ;
11. p e n e r b ita n d a n p e rc e ta k a n ;
12. la y a n a n k o m p u te r d a n p ira n ti lu n a k ;
13. ra d io d a n te le v is i; d a n
14. ris e t d a n p e n g e m b a n g a n .
K E T IG A : D a la m ra n g k a m e la k s a n a k a n D IK T U M PER TA M A d an D IK T U M
K ED U A :
K E E M P A T ...
P R E S ID E N
R E P U B L IK IN D O N E S I A
- 4 -
K EEM PA T : 1 . D a la m r a n g k a m e la k s a n a k a n D IK T U M K E T IG A m e m b e n tu k T im
K o o rd in a s i Pengem bangan Ekonom i K re a tif yang b e rtu g a s
m e la k u k a n k o o rd in a s i p e n y u s u n a n d a n p e la k s a n a a n R e n c a n a A k s i
P e n g e m b a n g a n E k o n o m i K re a tif T a h u n 2 0 0 9 -2 0 1 5 d a n p e la k s a n a a n
p ro g ra m T ahun In d o n e s ia K re a tif 2009, dengan su sun an
k e a n g g o ta a n M e n te r i K o o r d in a to r B id a n g K e s e ja h te ra a n R a k y a t
s e b a g a i K e tu a , M e n te r i K o o rd in a to r B id a n g P e r e k o n o m ia n s e b a g a i
W a k il K e tu a , M e n te r i P e rd a g a n g a n s e b a g a i P e la k s a n a H a ria n I d a n
M e n te ri P e rin d u s tria n sebag ai P e la k s a n a H a ria n II, s e rta
b e r a n g g o ta k a n p e ja b a t K e m e n te ria n , L e m b a g a P e m e rin ta h N o n
D e p a rte m e n , in s ta n s i te r k a it la in n y a , d a n p a ra p a k a r, se su ai
k e b u tu h a n , y a n g d ite ta p k a n le b ih la n ju t o le h K e tu a T im K o o rd in a s i
P e n g e m b a n g a n E k o n o m i K re a tif.
2 . D a la m p e la k s a n a a n tu g a sn y a T im K o o rd in a s i P e n g e m b a n g a n
E k o n o m i K re a tif s e b a g a im a n a d im a k s u d p a d a a n g k a 1 d ib a n tu o le h
S e k re ta ria t d a n K e lo m p o k K e rja .
3 . S u sun an k e a n g g o ta a n , tu g a s , d a n ta ta k e rja S e k re ta r ia t d a n
K e lo m p o k K e rja s e b a g a im a n a d im a k s u d p a d a a n g k a 2 , d ia tu r le b ih
la n ju t o le h K e tu a T im K o o rd in a s i P e n g e m b a n g a n E k o n o m i K re a tif.
K E L IM A : M e la p o rk a n h a s il p e la k s a n a a n In s tr u k s i P re s id e n in i k e p a d a P re s id e n
m e la lu i M e n te ri K o o rd in a to r B id a n g K e s e ja h te ra a n R a k y a t s e tia p 6
(e n a m ) b u la n , a ta u s e w a k tu -w a k tu jik a d im in ta P re s id e n .
K EEN A M : S e g a la b ia y a y a n g d ip e r lu k a n u n tu k p e la k s a n a a n In s tru k s i P re s id e n in i
d ib e b a n k a n p a d a A n g g a ra n P e n d a p a ta n d a n B e la n ja N e g a r a in s ta n s i
te rk a it d a n A n g g a r a n P e n d a p a ta n d a n B e la n ja D a e r a h m a s in g - m a s in g .
K E T U J U H ...
P R E S ID E N
R E P U B L IK IN D O N E S I A
- 5 -
K E T U JU H : M e la k s a n a k a n In s tru k s i P re s id e n in i s e b a ik -b a ik n y a d e n g a n p e n u h
ta n g g u n g ja w a b .
In s tru k s i P re s id e n in i m u la i b e rla k u p a d a ta n g g a l d ik e lu a rk a n .
D ik e lu a r k a n d i J a k a rta
p a d a ta n g g a l 5 A g u s tu s 2 0 0 9
P R E S ID E N R E P U B L IK N D O N E S IA ,
ttd .
D R . H . S U S IL O B A M B A N G Y U D H O Y O N O
S a lin a n s e s u a i d e n g a n a s lin y a
D e p u ti S e k r e ta ris K a b in e t
B id a n g H u k u m ,
t td
D r. M . Im a n S a n to s o
Lampiran 3. Total Kasus Pandemi COVID-19 di Dunia