Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM

RMK RPS 2

Oleh :

Kelompok 4

Made Bagus Satrya Yudistira (1907521168)

I Made Fajar Hadiwinata (1907521190)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
I. Penyebaran Organisasi Koperasi Moderen

Mulanya tumbuh di negara industri Eropa Barat. Muncul kolonialisme (negara di Asia,
Afrika, dan Amerika Selatan), koperasi tumbuh di negara-negara berkembang/miskin yang
menjadi daerah jajahan. Setelah negara-negara jajahan mengalami kemerdekaan, banyak
negara yang memanfaatkan koperasi sebagai salah satu alat pembangunan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

II. Koperasi Moderen Akhir Abad ke-18

Disebabkan oleh:

a. Perkembangan ekonomi pasar dan berbagai persyaratan pokok untuk berlangsungnya


proses industrialisasi serta modernisasi perdagangan dan pertanian yang cepat.
b. Industri mula-mula bercorak padat karya menjadi padat modal dan produksi.
c. Mula-mula berdasarkan pesanan menjadi industri memproduksi untuk kebutuhan
pasar (produksi massal).
d. Perubahan struktur ekonomi yang radikal berdampak pada buruh (masalah
pengangguran, tingkat upah yang rendah, hubungan perburuhan yang kurang baik,
syarat-syarat kerja yang jelek, dan tanpa jaminan sosial.
e. Para pekerja dan pengrajin kecil kalah bersaing dengan perusahaan industri berskala
besar dan petani penghasinannya hanya cukup untuk kebutuhan karena proses
pengintegrasian ke dalam ekonomi pasar yang sedang berkembang. (Hanel, 1988)

Pelopor Organisasi Koperasi dari Rochdale (Inggris) Koperasi Konsumen. Prinsip-prinsip


Koperasi Rochdale dijadikan dasar kegiatan oleh berbagai koperasi di dunia.

a. Keanggotaan yang bersifat terbuka (open memberships and voluntary).


b. Pengawasan secara demokratis (democratic control).
c. Bunga yang terbatas atas modal (limited interest of capital).
d. Pembagian SHU yang sesuai dengan jasa anggota (proportional distribution of
surplus).
e. Penjualan dilakukan sesuai dengan harga pasar yang berlaku dan secara tunai (trading
in cash).
f. Tidak ada diskriminasi berdasarkan ras, suku, agama, dan politik (political, rasial
relligious netrality).
g. Barang-barang yang dijual harus merupakan barang-barang yang asli, tidak rusak atau
palsu (adulted goods forbiden to sell), dan
h. Pendidikan terhadap anggota secara berkesinambungan (promotion of education).

Dari buku: Hendar (2010). “Manajemen Koperasi. Erlangga: Jakarta. Hal: 5 Jerman, Herman
Schulze-Delitzsch (1808-1883), Koperasi Kredit Perkotaan, menjadi sendi-sendi dasar
koperasi:

- Prinsip menolong diri sendiri (self-help).


- Prinsip pengurus/mengelola sendiri (self-management).
- Mengawasi sendiri (self-control).

Prinsip pengelolaan diterapkan pada koperasi-koperasi pengadaan sarana produksi di


kalangan pengrajin, para pedagang kecil, & kelompok mata pencaharian yang lain. Prinsip
identitas pada koperasi (identity principles): anggota sebagai pemilik sekaligus pelanggan
utama koperasi (ciri khusus yang membedakan koperasi dengan organisasi lainnya).

Dari buku: Hendar (2010). “Manajemen Koperasi. Erlangga: Jakarta. Hal: 5-6 Konsepsi
Schulze-Delitzsch dikembangkan Raiffeisen (Mengembangkan koperasi kredit di Jerman
1862/1863)

a. Pembentukan koperasi-koperasi kredit kecil yang diorganisasi secara sederhana atas


dasar kelompok-kelompok anggota yang jumlahnya kecil tapi saling membutuhkan
dan hisup di satu atau beberapa desa.
b. Pelaksanaan kegiatan koperasi dilaksanakan oleh tenaga-tenaga kehormatan, seperti
guru atau pegawai negeri yang dipercaya anggotanya.
c. Pembentukan modal sendiri perusahaan koperasi, terutama melalui modal yang
disetor dan pembentukn cadangan dari sisa hasil usaha perusahaan koperasi.
d. Kredit hanya diberikan kepada anggota yang sebagaian besar adalah petani-petani
kecil. Meskipun demikian, deposito dapat diterima namun bukan dari anggota.

Dari buku: Hendar (2010). “Manajemen Koperasi. Erlangga: Jakarta. Hal: 5-6 Merujuk kajian
historis diatas, pada dasar koperasi harus:

- Tumbuh dari bawah (rakyat) bukan ditumbuhkan dari atas (pemerintah).


- Koperasi adalah organisasi independen mengelola usahanya dengan prinsip swadaya
dan manajemen yang demokratis.
- Anggota adalah pemilik sekaligus pelanggan koperasi.
- Anggota harus mendapatkan kepuasan akan pelayanan tertentu.
- Tugas utama koperasi adalah memuaskan kebutuhan anggotanya.

III. Sejarah Awal Koperasi di Indonesia

Pada tahun 1908, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Sutomo memberikan peranan bagi
gerakan koperasi untuk memperbaiki kehidupan rakyat.Pada tahun 1915 dibuat peraturan
Verordening op de Cooperatieve Vereeniging, dan pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe
Cooperatieve.

Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia
mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya.Hari ini kemudian ditetapkan
sebagai Hari Koperasi Indonesia.

Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa koperasi memiliki
fungsi dan peranan antara lain yaitu mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia, memperkokoh
perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta mengembangkan
kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa.

Koperasi berbentuk Badan Hukum menurut Undang-Undang No.12 tahun 1967 adalah
Organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan
hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama, berdasarkan
asas kekeluargaan.Kinerja koperasi khusus mengenai perhimpunan, koperasi harus bekerja
berdasarkan ketentuan undang-undang umum mengenai organisasi usaha (perseorangan,
persekutuan, dsb.) serta hukum dagang dan hukum pajak.

Koperasi Indonesia dipelopori oleh: R. Aria Wiriatmaja (seorang patih di Purwokerto 1896)

- Mendirikan koperasi simpan pinjam dengan modal sebagaian besar berasal dari dirinya
sendiri.
- Dilanjutkan De Wolf Van Westerrode, asisten Residen Wilayah Purwokerto di Banyumas
dengan mengembangkan model koperasi simpan-pinjam lumbung dengan modal yang
diambil dari zakat (Djojohadikoesoemo, 1940)

Pada tahun 1908, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Sutomo memberikan peranan bagi
gerakan koperasi untuk memperbaiki kehidupan rakyat. Pada tahun 1915 dibuat peraturan
Verordening op de Cooperatieve Vereeniging, dan pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe
Cooperatiev Ide Koperasi kemudian dikembangkan Boedi Oetomo (1908) dan Serikat Islam
(1911).

- Sama-sama mengembankan koperasi konsumsi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga


dengan cara membuka toko-toko koperasi.
- Karena perkembangan pesat pemerintah Hindia Belanda cenderung menghambat
perkembangan koperasi dengan peraturan

Pada tahun 1927 di Surabaya didirikan “Indesische Studieclub” (Pendiri Boedi Oetomo) dan
melalui organisasi tersebut beliau menganjurkan berdirinya koperasi.
Daftar Pustaka

Sumantri, B. A., & Permana, E. P. (2017). Manajemen Koperasi Dan Usaha Mikro Kecil
Dan Menegah (Umkm).

Anda mungkin juga menyukai