Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Geliga Sains 1 (1), 38-44, 2007

 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau


ISSN 1978-502X

PERANCANGAN RANGKAIAN APLIKASI DASAR TRANSISTOR BOPOLAR

M. Rahmad*), Yessy Angelia, dan Muhammad Sahal


Laboratorium Pendidikan Fisika, Jurusan PMIPA FKIP
Universitas Riau, Pekanbaru 28293

Abstract

This research purpose to design an instrument capable to run directly bipolar transistors function as an
amplifier in current, AC voltage, and as switching. This type of research is research and development, which is
developing a basic application instrument for bipolar transistors. The testing to bipolar transistor elementary
application instrument use measuring instrument of microampere meter, voltmeter, a generator function, and
digital oscilloscope. The reached result indicates that this instrument can prove to gain the current and gain
voltage of the transistor. That thing is seen from existence mean gain current 119,99 - 480. While voltage gain
1,46 - 5,29. Transistor application for switching found the fact that transistor starts to have as switching at the
voltage base-emitter 0,58 - 0,7 Volt, the result is equal to a bipolar transistor barrier voltage to emission a
current from pin emitter to pin collector.

Key words: Amplifier, Bipolar transistor, Electronic switching.

Pendahuluan karakteristik transistor yang bervariasi dalam


mengadakan penguatan (Wikipedia, 2006).
Kecanggihan teknologi, komunikasi dan Memang benar ada komponen elektronika
transportasi ini muncul saat semikonduktor dan yang lebih canggih daripada transistor, yang
transistor ditemukan. Sejak saat itu, dunia patut untuk dibahas. Rangkaian terintegrasi,
elektronika mengalami kemajuan pesat. Radio, piranti opto-elektronik dan processor-mikro
tape, televisi, komputer bahkan pesawat ruang adalah hal yang dimaksudkan di atas. Tapi
angkasa sekalipun menggunakannya (Zam, ternyata semua penemuan itu juga berawal dari
2004). Penemuan transistor dan perangkat proyek industri semikonduktor dan transistor.
semikonduktor lainnya secara radikal telah Maka patut disyukuri oleh kita semua bahwa
mengubah konsep desain dalam elektronik yang pemerintah telah memasukkan materi ajar
mampu menghasilkan teknologi canggih (De tentang piranti semikonduktor dan transistor di
waard and Lazarus, 1966). dalam kurikulum fisika untuk sekolah menengah
Selama ini kita selalu dikelilingi oleh hingga perguruan tinggi (Wollard, 2003). Anak
produk elektronika yang canggih dan didik telah diperkenalkan dengan piranti
mengagumkan.Tapi banyak orang tak menyadari semikonduktor ini melalui sajian teoritis yang
bahwa peralatan elektronika itu didukung oleh disesuaikan dengan tingkatan kognitifnya.
komponen transistor. Juga tidak banyak orang Akan tetapi usaha pemerintah ini belum
yang mengetahui bahwa transistor itu maksimal karena masih sebatas penjabaran
memainkan peranan penting dalam peralatan teoritis. Sehingga diperlukan kerja keras dan
elektronika yang kita gunakan. Penguatan sinyal inovasi guru sebagai tenaga pengajar untuk
baik arus, tegangan dan audio, pensaklaran, menghantarkan konsep ini ke hadapan anak
stabilisasi tegangan mampu dijalankan oleh didik. Oleh karena fisika adalah ilmu sains yang
komponen ini. Fungsi ini pun disertai oleh dapat dibuktikan secara eksperimental maupun

*)
Komunikasi Penulis
M. Rahmad, Yessy Angelia, dan M. Sahal; Perancangan Aplikasi Dasar Transistor 39

secara matematis maka penulis bermaksud dwikutub. Pada transistor ini, hole maupun
merancang sebuah rangkaian aplikasi dasar elektron bebasnya digunakan sekaligus secara
transistor yang bisa membuktikan aplikasi dasar bersamaan. Transistor ini memiliki tiga
transistor sebagai pensaklaran, penguatan arus, konfigurasi yang biasa digunakan, yakni
penguatan tegangan (Sutrisno, 1992). Dengan konfigurasi common emittor, common base dan
memakai komponen-komponen elektronika yang common collector yang karakteristiknya
seder-hana dalam perancangannya, diharapkan ditunjukkan pada Tabel 1. Konfigurasi yang
prototype ini mampu dibuat juga oleh guru dan paling sering digunakan dalam piranti non digital
siswa SMA/ SMK maupun mahasiswa jurusan adalah common emittor. Hal ini karena
fisika sekalipun. Hal ini untuk memberikan penguatan arus dan daya yang maksimum
variasi media pembelajaran pada pokok bahasan (Malvino, 2006).
Piranti Semikonduktor. Bahkan alat ini juga
dirancang untuk digunakan di Laboratorium
Pendidikan Fisika. Karakteristik Transistor
Bertitik tolak dari latar belakang tersebut, Karakteristik yang bekerja pada transistor
maka perlu dilakukan Perancangan Rangkaian terdiri atas karakteristik input, karakteristik
Aplikasi Dasar Transistor”. Rumusan masalanya output. Pada karakteristik input ini yang dilihat
adalah bagaimanakah merancang, merakit dan adalah arus basis Ib sebagai fungsi Vbe. Sebuah
menguji sebuah rangkaian aplikasi dasar transistor NPN yang diberi tegangan akan
transistor yang bisa berfungsi sekaligus dengan memunculkan grafik Ib fungsi Vbe, grafik ini
pemodifikasian pensaklaran. Tujuan dari terlihat seperti grafik dioda biasa.
penelitian ini adalah untuk membuat sebuah Saat tegangan dioda emiter-basis lebih
rangkaian aplikasi dasar transistor yang dapat kecil dari potensial bariernya, maka arus basis Ib
sekaligus menunjukkan fungsinya sebagai saklar akan kecil. Namun ketika tegangan dioda
dan penguat yang dapat menunjukkan penguatan melebihi potensial bariernya, maka arus basis Ib
dari transistor baik melalui arus DC maupun akan naik secara cepat. Sementara bila transistor
tegangan AC. PNP diberi tegangan maka grafiknya akan sama
Transistor merupakan komponen aktif dengan Gambar 1, tetapi arahnya berlawanan.
triode yang ditemukan sekitar 1950-an dengan Karakteristik keluaran dari sebuah
memakai sistem analog. Transistor yang transistor NPN tampak seperti Gambar 2.
dibicarakan di sini adalah transistor bipolar atau

Tabel 1. Konfigurasi Transistor dan Karakteristiknya.


Konfigurasi
Common Emiter Common Base Common Collector
Karakteristik
1. Input Basis dan Ground Emitor Basis
2. Output Kolektor Kolektor Emitor
3. Zin Medium Rendah Tinggi
4. Zout Medium Tinggi Rendah
5. Penguatan Daya Maksimum Medium Rendah
6. Penguatan Teg. Kurang lebih 250 x Kurang dari 250 x 1x
7. Inversi Sinyal Inverting (-) Inverting (+) Inverting (+)
8. Penguatan Arus 50 – 100 0,92 50
Merespon sinyal HF Merespon sinyal Merespon terhadap sinyal
9. Serba- serbi dengan daya rendah, HF dengan daya HF tergantung bebannya
di bawah 3 dB tinggi, di atas 3 dB (load).
Sumber: (Malvino, 2006).
M. Rahmad, Yessy Angelia, dan M. Sahal; Perancangan Aplikasi Dasar Transistor 40

ambangnya diantara 0,6-0,7 volt dan memenuhi


persamaan (1).

VB  I B RB  VBE ...............................(1)

Gambar 1. Karakteristik input transistor


NPN (Malvino, 2006).

Gambar 3 Aplikasi Transistor sebagai Saklar.

Sedangkan istilah amplifier pada dasarnya


membuat sesuatu menjadi lebih kuat. Dalam
bidang elektronika, yang diperkuat adalah
amplitudo dari sinyal. Untuk itu diperlukan
pengertian terlebih dahulu tentang dua tipe
penguatan yang utama, yaitu penguatan tegangan
dan penguatan arus.
Disamping itu, perlu diperhatikan bahwa
sebuah transistor memiliki empat daerah operasi
Gambar 2. Karakteristik Output Transistor NPN yang berbeda, yaitu daerah aktif, daerah saturasi,
(Malvino, 2006). daerah cut off dan daerah break down. Saat
sebuah transistor berfungsi sebagai penguat,
Aplikasi Dasar Transistor maka ia bekerja pada daerah aktif. Namun bila
digunakan dalam rangkaian digital, transistor
Transistor dalam aplikasi dasarnya adalah dioperasi pada daerah saturasi dan cut off.
sebagai switching dan amplifier. Switching
adalah suatu alat dengan sambungan dan bisa
memiliki dua keadaan, yaitu keadaan on dan
keadaan off. Keadaan off adalah keadaan dimana
tidak ada arus yang mengalir. Sementara itu
keadaan on adalah keadaan yang mana arus bisa
mengalir dengan bebas (Wollard, 2003).
Rangkaian elektronika digital adalah salah satu
contoh penggunaan transistor sebagai saklar
ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 4. Rangkaian Aplikasi Dasar Transistor
Hidupnya LED menjadi indikator bahwa sebagai Penguat Tegangan (Wasito, 1998).
transistor mampu menghantarkan arus lewat
kaki-kakinya. Secara teori, transistor silikon Transistor sebagai penguat dapat dibagi
akan menghantarkan arus pada saat tegangan atas dua jenis yaitu penguat tegangan (ac)
sebagaimana Gambar 4 dan penguat arus seperti
M. Rahmad, Yessy Angelia, dan M. Sahal; Perancangan Aplikasi Dasar Transistor 41

pada Gambar 5. Penguatan tegangan adalah Vout


penguatan yang menguatkan tegangan dari AVf  .........................................(4)
sinyal masukan. Sementara penguatan arus
Vin
menguatkan arus masukan (Sound Wethost,
2005). Dengan mem-berikan sinyal masukan Oleh karena Vin dan Vout yang dihasilkan
yang kecil, transistor mampu menguatkan sinyal berasal dari pembacaan osiloskop adalah Vrms
keluarannya hingga beberapa kali lipat. Hal ini maka perlu dilakukan perhitungan untuk mencari
menguntungkan sekali dalam perancangan suatu Vef dengan rumusan (5)
peralatan elektronik. Aplikasi sebagai switching
dan amplifier inilah yang nantinya akan di- Vp
modifikasi dalam perancangan yang akan dibuat. Vef  ........ ..................................(5)
2

Dimana Vef = tegangan efektif


Vp = tegangan punsak sinyal ac.

Bahan dan Metode

Alat dan bahan yang digunakan adalah


alat aplikasi dasar transistor, transistor dengan
Gambar 5. Aplikasi Dasar Transistor sebagai berbagai tipe, Multimeter Digital, Osiloskop
Penguat Arus (Sutrisno, 1992). digital dan Generator Fungsi.
Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan yang dilakukan secara eks-
Berdasarkan hukum Kirchoff, arus yang perimen, mulai dari tahap perancangan
masuk ke dalam suatu titik pertemuan akan sama instrumen penelitian hingga pengambilan data.
dengan arus yang meninggalkan titik tersebut. Rancangan penelitian yang digunakan secara
Secara matematis, hubungan antara arus emiter umum tampak pada Gambar 6. berikut ini. Dapat
(IE), arus kolektor (IC) dan arus basis (IB) seperti dilihat bahwa pengoperasian rancangan diatur
persamaan (2) (Warsito, 1988) adalah: oleh saklar putar S1, S2, S3 dan S4. Sedangkan
desain rangkaian yang digunakan beserta
I E  I C  I B .....................................(2) komponen-komponen-nya terlihat pada gambar.
Ringkasan Penggunaan Alat Aplikasi
dan penguatan arus DC sama dengan: Dasar Transistor
1. Saklar tanpa Meter Pengukur; S1 ke Sa,
I c I c 2  I c1 S2 ke Sa, S3 sesuai tipe transistor uji dan
hFE   ......................(3) S4 ke Sa, Sb, VAC.
I b I b 2  I b1 2. Saklar dengan Meter Pengukur; S1 ke Sb,
S2 ke Sb , S3 sesuai tipe transistor uji dan
Penguatan yang dapat dihasilkan sebuah S4 ke Sa, Sb, VAC.
transistor bipolar (hFE) hitung menurut 3. Penguatan Arus; S1 ke hFE, S2 ke hFE, S3
persamaan (3) akan dibandingkan dengan hFE sesuai tipe transistor uji dan S4 ke hFE.
literatur (Wikepedia, 2006). Data yang diukur 4. Penguatan Tegangan; ; S1 ke VAC, S2 ke
berupa tegangan masukkan AC dan tegangan VAC , S3 sesuai tipe transistor uji dan S4
keluaran AC akan memberikan penguatan ke Sa, Sb, VAC.
tegangan AVf memenuhi persamaan (4) Rancangan Aplikasi Dasar Transistor ini
menggunakan desain rancangan seperti Gambar
6. Secara real, pada desain rancangan, antara
M. Rahmad, Yessy Angelia, dan M. Sahal; Perancangan Aplikasi Dasar Transistor 42

subjek penelitian transistor sebagai penguat arus, Untuk variabel pensaklaran tanpa menggunakan
penguat tegangan dan sebagai saklar dibedakan meter pengukur digunakan indikator on-off LED.
dari kabel penghubung yang digunakan. Pada pensaklaran dengan meter pengukur
Rancangan transistor sebagai saklar ditandai digunakan data VB sebagai indikator transistor
dengan kabel kuning. Transistor sebagai penguat berfungsi sebagai saklar. Pada variabel
arus ditandai kabel jingga. Sementara transistor penguatan arus, harga IB (arus masukan) dan IC
sebagai penguat tegangan ditandai kabel biru. (arus keluaran) merupakan indikator transistor
Tehnik pengambilan data dengan me- berfungsi sebagai penguat arus. Sedangkan
ngamati beberapa variabel yaitu pensaklaran, variabel penguatan tegangan AC memuat
penguatan arus DC dan penguatan tegangan AC. indikator Vin dan Vout .

S 2 B1
S2 B2 S2 B S3C S3C2

S 3 C1
S 2 B3 S1 A4

S 2C1 P1  R2
R S 2C2
S1 A1
S1 A3
S 2C S1 B1
S1 A
S1 B2
S1 B4 Vout AC
Vin AC S1B3 S3 A1
C S3 B2
C
S1B S3 A

P2  R2
S3 B
R
R
S 2 A1 S3 A2
S3 B1
S2 A
S 4 A1 S 4 A2
S 4 B2 S 4 B1

S4 A S4 B

Gambar 6. Skematik Rangkaian Alat Aplikasi Dasar Transistor Bipolar.


M. Rahmad, Yessy Angelia, dan M. Sahal; Perancangan Aplikasi Dasar Transistor 43

Pengumpulan data penelitian secara tegangan ambang dan keadaan on jika telah
prakteknya dilakukan melalui empat tahapan mencapai tegangan ambang. Hasil yang didapat
sesuai dengan fungsi rangkaian yang dibuat yaitu cenderung sama dengan teori (Malvino, 2006;
sebagai saklar, penguat arus dan sebagai penguat Wasito, 1988).
tegangan AC melalui pengaturan sistem Hasil pengukuran transistor sebagai
pendsaklaran. Analisis data dilakukan secara penguat arus DC (hFE) dari sejumlah transistor uji
perhitungan dan interprestasi grafik dan tersaji pada tabel 2. Untuk fungsi transistor
digunakan juga pemaparan deskriptif tentang sebagai penguat arus data. Dari data yang
data yang dihasilkan oleh alat aplikasi dasar didapat, harga hFE (penguatan arus) untuk
transistor dengan transistor ujinya. transistor uji berada pada range 100 hingga 800
kali penguatan. Hal ini membuktikan bahwa
perubahan arus di basis dalam orde mikroampere
Hasil dan Pembahasan dapat menyebabkan penguatan pada arus
kolektor sebagai keluaran (Wasito, 1998).
Rancangan penelitian yang dihasilkan
adalah seperangkat alat aplikasi dasar transistor Tabel 2. Hasil Pengukuran hFE rata-rata Transistor
sebagaimana Gambar 7. Melalui penggunaan sebagai penguat arus
alat itu, didapat data-data yang menunjukkan
fungsi transistor sebagai saklar dan penguat arus Kode hFE
No.
dan penguat tegangan. Transistor rata- rata
1 BC 109 400
2 BC 237 413
3 BC 548 480
4 BC 547 400
5 BC 177 120
6 BC 205 174
7 BC 417 133
8 BC 557 400

Transistor sebagai Penguat Tegangan AC


didapatkan data bahwa penggunaan transistor
BC mampu memperkuat sinyal masukan hingga
lima kali. Penguatan ini tergantung dari besarnya
harga RL yang diatur melalui potensiometer.
Gambar 7. Alat Aplikasi Dasar Transistor Bipolar. Perbandingan antara Vin dengan Vout dapat
dilihat pada Gambar 8.
Hasil Pengujian pengujian Transistor
sebagai Saklar adalah bahwa harga VBE pada saat
Perbandingan V in dan V out Transistor sebagai
transistor mulai berfungsi sebagai saklar adalah penguat Tegangan AC
0,6-0,7 Volt. Perancangan alat aplikasi dasar
transistor ini mampu membuktikan fungsi 600,00
500,00
transistor sebagai saklar. Hal ini dapat dilihat
mili Volt

400,00
V in
300,00
dengan menyalanya semua transistor uji yang 200,00
V out

dipakai dalam pengujian. Transistor mulai 100,00


0,00
menghantarkan arus pada saat VB mendekati BC BC BC BC BC BC BC BC
tegangan ambang transistor yaitu 0.59 - 0.7 V 109 237 548 547 177 205 417 557
Kode Transistor
artinya berada dalam keadaan off dibawah
M. Rahmad, Yessy Angelia, dan M. Sahal; Perancangan Aplikasi Dasar Transistor 44

(a) transistor bipolar sebagai penguar arus, penguat


tegangan ac dan sebagai saklar elektronik.
Perbandingan V in dan V out transistor sebagai
penguat tegangan AC

Kesimpulan dan Saran


800,00
600,00
mili Volt

400,00
V in
V out
Rangkaian aplikasi dasar transistor yang
200,00 dirancang mampu menjalankan sekaligus fungsi
0,00
BC BC BC BC BC BC BC BC
transistor sebagai saklar elektronik dan penguat
109 237 548 547 177 205 417 557 dengan teknik penggunaan saklar. Hasil
Kode Transistor
pengujian sebagai saklar transistor dalam
keadaan on pada tegangan basis 0,59V - 0,7V.
Sebagai penguat arus, mendekati hFE literatur
(b)
yaitu penguatan dari 120 - 480. Penguatan
tegangan AC dari 1,47 hingga 5,29 kali.
Perbandingan V in dan V out transistor sebagai
penguat tegangan AC
Sebagai rekomendasi, dapat dikembang-
kan alat aplikasi transistor sebagai lanjutan
aplikasi dasar dan pada saat pengambilan data,
800,00
V in alat ukur yang digunakan yang lebih teliti dalam
mili Volt

600,00
V out
400,00
200,00
pembacaannya sehingga pengukuran yang
0,00 diperoleh lebih akurat.
BC BC BC BC BC BC BC BC
109 237 548 547 177 205 417 557
Kode Transistor

Daftar Pustaka
(c) De Waard dan Lazarus, 1966. Modern Electronics, A
Practical Guide For Scientist and
Gambar 8. Grafik Perbandingan Vin dan Vout untuk Enginers. Addison- Wesley Publishing
transistor sebagai penguat Tegangan AC; Company, London.
(a) RL = 2 K Ohm, (b) RL = 4 K Ohm, (c) Malvino, A., P., 2006. Prinsip Elektronika, Teknika
RL tergantung batas cacat amplitudonya. Salemba, Jakarta
Sound Wethost, 2005, Penguat Daya. Available at.
Untuk penguatan tegangan AC didapat http:// elka.brawijaya.ac.id/ praktikum /
data bahwa penggunaan transistor uji BC mampu analog/analog.php?page=5( 21 Juli 2005).
memperkuat sinyal masukan hingga lima kali. Sutrisno, 1992. Elektronika, Teori Dasar dan
Penguatan ini tergantung dari resistansi beban Penerapannya. Jilid 1, ITB, Bandung.
(RL). Dari grafik 2 tampak hubungan antara Wasito, S., 1988. Pelajaran Elektronika Percobaan-
penguatan tegangan AC dengan resistansi beban. Percobaan Laboratorium. PT.Elex Media
Semakin besar harga resistansi beban yang Komputindo, Jakarta.
Wikipedia, 2006. Transistor, http://id.wikipedia.org/
dipakai, semakin besar pula penguatan tegangan
wiki/Transistor (21 Juli 2006).
keluaran. Grafik ini memperlihatkan bahwa Wollard, B., 2003. Elektronika Praktis,
tegangan masukan diperkuat hingga lima kali, diterjemahkan oleh H. Kristono. Pradnya
sebelum akhirnya mengalami cacat amplitudo. Paramita, Jakarta.
Dengan hasil yang didapat, telah berhasil Zam, E. Z., 2004. Transistor. Indah, Surabaya.
dirancang sebuat prototipe alat aplikasi dasar
transistor bipolar yang mampu menguji fungsi

Anda mungkin juga menyukai