Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

MODULASI AMPLITUDO

Disusun Oleh:

Nama : Amrizal Hanif

NIM : 105821113618

Jurusan : Teknik Elektro S-1

Mata Kuliah : Elektronik Digital

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

TAHUN AJARAN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang


telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan “Makalah Modulasi Amplitudo”. Penulisan makalah ini dapat
terselesaikan berkat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Ibu Ino Sulistiani ST., MT. selaku dosen dan pembimbing mata kuliah
Elektronik Digital Universitas Muhammadiyah Makassar
2. Orang tua yang telah mendukung dan membantu dalam hal material dan
non material.
3. Teman-teman Mahasiswa Teknik Elektro Semester 3 non regular yang
telah membantu dalam pembuatan modul ini, hingga modul ini dapat
selesai tepat pada waktunya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari


sempurna. Untuk itulah kami mengharap saran dan kritik dari pembaca demi
perbaikan dan kesempurnaan makalah ini dan semoga dapat menambah ilmu atau
wawasan serta bermanfaat bagi para pembaca dan apabila ada kesalahan dalam
penulisan, kami mohon maaf yang setulus-tulusnya dan sebelumnya penulis
mengucapkan terimakasih.

Makassar, 24 Desember 2019

ii
DAFTAR ISI

Lembar Sampul ............................................................................................... i

Kata Pengantar ............................................................................................... ii

Daftar Isi ....................................................................................................... iii

Daftar Gambar............................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1.Latar Belakang ................................................................................... 1


1.2.Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3.Batasan Masalah ................................................................................ 2
1.4.Tujuan Penulisan ................................................................................ 2

BAB II Pembahasan ....................................................................................... 3

2.1.Penertian Modulasi ............................................................................ 3


2.2.Tujuan Modulasi ................................................................................ 3
2.3.Modulasi Amplitudo .......................................................................... 4
2.4.Spektrum Sinyal Modulasi Amplitudo .............................................. 7
2.5.Jenis-jenis Modulasi Amplitudo ........................................................ 8
2.6.Indeks Modulasi Amplitudo ............................................................ 10
2.7.Rata-rata Daya Modulasi Amplitudo ............................................... 12
2.8.Tegangan atau Arus Efektif Sinyal Modulasi Amplitudo ................ 13
2.9.Demodulasi Amplitudo .................................................................... 13
2.10 Sampul Gelombang Termodulasi Modulasi Amplitudo ................ 17
2.11Kelebihan dan Kekurangan Modulasi Amplitudo .......................... 17
2.12 Contoh Soal dan Penyelesaian ....................................................... 17

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 20

3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 20

Referensi ...................................................................................................... 21

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.31 Bagian Modulasi......................................................................................... 1

Gambar 2.3.2 (a) Sinyal Pemodulasi (b) Sinyal Pembawa ...................................... 4

Gambar 2.3.3 Sinyal Termodulasi AM............................................................................. 6


Gambar 2.3.4 Spektrum Frekuensi Sinyal Termodulasi AM.............................................7

Gambar 2.4.1 Spektrum Frekuensi Sinyal Termodulasi................................................... 7

Gambar 2.5.4 Proses Transmisi Sideband........................................................................ 7

Gambar 2.6.1 Sinyal Termodulasi m=0........................................................................... 11

Gambar 2.6.2 Sinyal Termodulasi m=0.......................................................................... 11

Gambar 2.6.3 Sinyal Termodulasi m=1........................................................................... 12

Gambar 2.6.4 Sinyal Overmodulasi................................................................................. 12

Gambar 2.9.1.1 Gambar Rangkaian Modulasi AM di Multisim..................................... 15

Gambar 2.9.1.2 Gambar Hasil Modulasi AM di Multisim.............................................. 15

Gambar 2.9.2.1 Gambar Rangkaian demodulasi AM di Multisim.................................. 16

Gambar 2.9.2.2 Gambar Hasil Demodulasi AM di Multisim......................................... 16

Gambar 2.9.2.3 Gambar Rangkaian Demodulasi AM di Multisim ................................ 16

Gambar 2.10.1 Sampul Gelombang Termodulasi AM..................................................... 17

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang kontinyu,
yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombangnya.
Sinyal analog bekerja dengan mentransmisikan suara dan gambar dalam
bentuk gelombang kontinu (continous varying). Dua parameter/karakteristik
terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitude dan frekuensi.
Isyarat analog biasanya dinyatakan dengan gelombang sinus, mengingat
gelombang sinus merupakan dasar untuk semua bentuk isyarat analog. Hal
ini didasarkan kenyataan bahwa berdasarkan analisis fourier, suatu sinyal
analog dapat diperoleh dari perpaduan sejumlah gelombang sinus. Dengan
menggunakan sinyal analog, maka jangkauan transmisi data dapat mencapai
jarak yang jauh, tetapi sinyal ini mudah terpengaruh oleh noise (Furwadi,
2013).

Pembahasan pada penulisan makalah ini adalah pada modulasi analog,


dimana pada modulasi analog masih dibagi lagi atas modulasi linier dan
modulasi nonlinier. Amplitude Modulation (AM), Frequency Modulation
(FM) dan Phase Modulation (PM) adalah jenis modulasi yang termasuk
dalam kategori modulasi analog. Lebih rincinya Amplitude Modulation
termasuk dalam modulasi analog-linier.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan pada penulisan makalah kali ini, yaitu :
a. Mengetahui apa itu modulasi amplitudo
b. Mengetahui jenis-jenis modulasi amplitudo
c. Mengetahui Demodulasi Amplitudo
d. Mengetahui rata – rata daya yang digunakan Amplitudo Modulasi
e. Mengetahui bagaimana bentuk gelombang yang termodulasi

1
1.3. Batasan Masalah
Pada makalah ini agar penjelasan dan penjabaran dari perumusan
masalah tidak terlalu melebar maka dibuatlah batasan masalah pada makalah
ini, yaitu makalah ini hanya membahas mengenai modulasi amplitudo.

1.4. Tujuan Penulisan


Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat mengetahui mengenai
pengertian modulasi amplitudo, Jenis – jenis amplitudo Mudolasi,
Demodulasi Amplitudo Modulation, indeks modulasi, spektrum, distribusi
daya dan analisis sinyal AM.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Modulasi


Modulasi merupakan proses penumpangan sinyal informasi terhadap
sinyal carrier (pembawa) dimana parameter sinyal pembawa atau sinyal
carrier digubah-ubah terhadap yang lain (yaitu sinyal pemodulasi yang
berupa sinyal informasi). Sinyal informasi dapat berbentuk sinyal audio,
sinyal video, atau sinyal yang lain.
Berdasarkan parameter sinyal yang diubah-ubah, modulasi dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis:
a. Modulasi amplitudo (AM, Amplitudo Modulation)
Pada modulasi amplitudo, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi
mengubah-ubah amplitudo sinyal pembawa. Besarnya amplitudo sinyal
pembawa akan berbanding lurus dengan amplitudo sinyal pemodulasi.
b. Modulasi frekuensi (FM, Frequency Modulation)
Pada modulasi frekuensi, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi
mengubah-ubah frekuensi sinyal pembawa. Besarnya frekuensi sinyal
pembawa akan berbanding lurus dengan amplitudo sinyal pemodulasi.
c. Modulasi Fasa (PM, Phase Modulation)
Pada modulasi fasa, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi mengubah-
ubah fasa sinyal pembawa. Besarnya fasa sinyal pembawa akan berbanding
lurus dengan amplitudo sinyal pemodulasi.
2.2. Tujuan Modulasi
Tujuan dari modulasi adalah untuk memindahkan posisi spektrum dari
sinyal data, dari pita spektrum yang rendah (base band) ke pita spektrum yang
jauh lebih tinggi (band pass). Hal ini dilakukan pada transmisi data tanpa
kabel (dengan antena), yang mana dengan membesarnya frekuensi data yang
dikirim, maka dimensi antenna yang digunakan akan mengecil.
Contoh:

data 1 berfrekuensi 𝑓1 = 3 𝑘𝐻𝑧 → panjang gelombangnya

3
3.108 𝑚⁄𝑠
λ1 = = 100 𝑘𝑚
3.103 1⁄𝑠

data 2 berfrekuensi 𝑓2 = 300 𝑀𝐻𝑧 → panjang gelombangnya


3.108 𝑚⁄𝑠
λ2 = =1𝑚
3.108 1⁄𝑠

Dengan contoh di atas, transmisi data 1 menjadi problematik,


sedangkan data 2 lebih mudah untuk ditransmisikan. Kegunaan lain dari
modulasi adalah, dengannya dimungkinkan proses pengiriman data/informasi
melalui suatu media yang sama secara bersamaan
Proses modulasi terjadi dengan melakukan variasi pada salah satu
besaran karakteristik dari sinyal pembawa (yang berfrekuensi tinggi) seirama
dengan sinyal data (yang berfrekuensi rendah). Sinyal pembawa yang telah
dimodulasikan ini di sebut sinyal termodulasi. Sinyal data disebut juga sinyal
pemodulasi. Alat, di mana proses modulasi ini terjadi, disebut juga modulator.

2.3. Modulasi Amplitudo


Modulasi Amplitudo (AM) adalah penumpangan sinyal informasi
terhadap sinyal carrier (pembawa) dimana amplitudo sinyal carrier akan
berubah-ubah mengikuti perubahan amplitudo sinyal informasinya.
Dibandingkan dengan FM (Modulasi Frekuensi) AM mempunyai kelebihan
diantaranya adalah jarak transmisi AM lebih jauh dibandingkan FM. Namun
AM lebih rentan terkena noise dibandingkan dengan FM. Oleh karena itu
satsiun radio yang sering kita dengar kebanyakan menggunakan FM karena
suara yang dihasilkan melalui transmisi menggunakan FM lebih jernih.
Seperti telah dijelaskan di atas, pada modulasi amplitudo besarnya
amplitudo sinyal pembawa akan diubah-ubah oleh sinyal pemodulasi
sehingga besarnya sebanding dengan amplitudo sinyal pemodulasi tersebut.
Frekuensi sinyal pembawa biasanya jauh lebih tinggi daripada frekuensi
sinyal pemodulasi. Frekuensi sinyal pemodulasi biasanya merupakan sinyal
pada rentang frekuensi audio (AF, Audio Frequency) yaitu antara 20 Hz
sampai denan 20 kHz. Sedangkan frekuensi sinyal pembawa biasanya berupa
sinyal radio (RF, Radio Frequency) pada rentang frekuensi tengah (MF, Mid-

4
Frequency) yaitu antara 300 kHz sampai dengan 3 Mhz. Untuk
mempermudah pembahasan, hanya akan didiskusikan modulasi dengan sinyal
sinus.

Gambar 2.3.1 Bagan Modulasi

Jika sinyal pemodulasi dinyatakan sebagai 𝑒𝑚 = 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛 ω𝑚 𝑡 dan sinyal


pembawanya dinyatakan sebagai 𝑒𝑐 = 𝑉𝑐 𝑠𝑖𝑛 ω𝑐 𝑡, maka sinyal hasil modulasi
disebut sinyal termodulasi atau 𝑒𝑚 . Berikut ini adalah analisis sinyal
termodulasi AM.

𝑒𝐴𝑀 = 𝑉𝑐 (1 + 𝑚 𝑠𝑖𝑛 ω𝑚 𝑡) 𝑠𝑖𝑛 ω𝑐 𝑡


= 𝑉𝑐 𝑠𝑖𝑛 ω𝑐 𝑡 + 𝑚 𝑉𝑐 𝑠𝑖𝑛 ω𝑐 𝑡 𝑠𝑖𝑛 ω𝑚 𝑡
1 1
= 𝑉𝑐 𝑠𝑖𝑛 ω𝑐 𝑡 + 𝑚 𝑉𝑐 𝑐𝑜𝑠 (ω𝑐 − ω𝑚 ) 𝑡 − 𝑚 𝑉𝑐 𝑐𝑜𝑠 (ω𝑐 + ω𝑚 ) 𝑡
2 2

dengan
𝑒𝐴𝑀 : sinyal termodulasi AM
𝑒𝑚 : sinyal pemodulasi
𝑒𝑐 : sinyal pembawa
𝑉𝑐 : amplitudo maksimum sinyal pembawa
𝑉𝑚 : amplitudo maksimum sinyal pemodulasi
m : indeks modulasi AM
ω𝑐 : frekuensi sudut sinyal pembawa (radian/detik)
ω𝑚 : frekuensi sudut sinyal pemodulasi(radian/detik)

Hubungan antara frekuensi sinyal dalam hertz dengan frekuensi sudut


dinyatakan sebagai:
ω=2πf

5
Komponen pertama sinyal termodulasi AM 𝑉𝑐 𝑠𝑖𝑛 ω𝑐 𝑡 disebut
1
komponen pembawa, komponen kedua ( yaitu 2
𝑚 𝑉𝑐 𝑐𝑜𝑠 (ω𝑐 − ω𝑚 ) 𝑡 )

disebut komponen bidang sisi bawah atau LSB (Lower Side Band), dan
komponen ketiga ( yaitu
1
𝑚 𝑉𝑐 𝑐𝑜𝑠 (ω𝑐 + ω𝑚 ) 𝑡 ) disebut komponen bidang sisi atas atau USB (Upper
2

Side Band). Komponen pembawa mempunyai frekuensi sudut sebesar ω𝑐 ,


komponen LSB mempunyai frekuensi sudut sebesar ω𝑐 − ω𝑚 , dan
komponen USB mempunyai frekuensi sudut sebesar ω𝑐 + ω𝑚 .
Gambar 2.2. memperlihatkan sinyal informasi (pemodulasi), sinyal
pembawa, dan sinyal termodulasi AM.

Gambar 2.3.2 (a) Sinyal Pemodulasi (b) Sinyal Pembawa

Gambar 2.3.3 Sinyal Termodulasi AM

6
Pada gambar 2.3.4 diperlihatkan spektrum frekuensi gelombang
termodulasi AM yang dihasilkan oleh spektrum analyzer. Harga amplitudo
masing-masing bidang sisi dinyatakan dalam harga mutlaknya.

Gambar 2.3.4 Spektrum Frekuensi Sinyal Termodulasi AM

2.4. Spektrum Sinyal AM


Pada gambar 2.4.1 merupakan spektrum frekuensi gelombang
termodulasi AM yang dihasilkan oleh spektrum analyzer.

Gambar 2.4.1. Spektrum frekuensi Sinyal Termodulasi

Daya total sinyal AM dapat dituliskan dalam persamaan matematik


sebagai berikut

PAM = Pc ( 1 + 𝑚2 2)

Dimana 𝑐 adalah daya sinyal pembawa (carrier)

Pc = (𝐴𝑐) √2 2 adalah daya total sideband (LSB+USB)

7
Dari persamaan tersebut dapat kita ketahui bahwa lebar pita frekuensi
(bandwitdh) dalam sebuah proses modulasi AM adalah dua kali
frekuensi sinyal informasi.

Nilai saat frekuensi cut–off dicari dengan mencari nilai –3 dB :


dB = 20 log Vo/Vin
=10 log (1/2 )
Mencari nilai frekuensi cut off bisa menentukan nilai frekuensi
resonansinya.

2.5. Jenis-Jenis Modulasi Amplitudo


Adapun beberapa jenis dari modulasi amplitudo, yaitu:
2.5.1. AM SSB (Single Sideband)
AM SSB (Single Sideband) merupakan penyempurnaan dari
modulasi amplitudo yang menggunakan daya listrik dan bandwidth.
Modulasi amplitudo ini menghasilkan sinyal output termodulasi
yang memiliki dua kali bandwidth sinyal baseband asli. Modulasi
single-sideband menghindari bandwidth dua kali lipat, daya
terbuang pada operator, dan biaya akan meningkat pada
kompleksitas perangkat dan tuning lebih sulit pada penerima.

SSB demodulator memiliki kemampuan untuk memilih sideband.


Semua metode SSB ini memiliki rekan-rekan sebagai demodulasi.

Persamaan sinyal SSB adalah sebagai berikut:


Upper Sideband (USB) dan Lower Sideband (LSB) dari sinyal adalah
φSSB(t) = ½ cos [2π ( fc ± fm ) t]
Dengan cos(a + b ) = cos a cos b - sin a sin b, maka persamaan untuk
sinyal
SSB-USB bisa ditulis :
φSSB-USB(t) = φSSB+(t) = ½ [ cos 2πfm t cos 2πfc t - sin
2πfm t sin 2πfc t] φSSB-USB(t) = ½ [ cos ωm t cos ωc t -
sin ωm t sin ωc t]

8
dengan cara serupa diperoleh sinyal SSB-LSB mempunyai
persamaan:
φSSB-LSB(t) = φSSB-(t) = ½ [ cos ωm t cos ωc t + sin ωm t sin ωc t ]

2.5.2. AM DSBFC (Double Sideband Full Carrier)


AM DSBFC (Double Sideband Full Carrier) disebut juga full AM
dimana spektrum yang dipancarkan adalah spektrum frekuensi AM
yaitu frekuensi LSB dan frekuensi USB. Bandwidth sinyal
termodulasinya adalah sama dengan dua kali sinyal informasinya.

2.5.3. AM DSBSC (Double Sideband Supprised Carrier)


AM DSBSC (Double Sideband Supprised Carrier) adalah jenis
modulasi amplitudo dimana spektrum frekuensi carrier di tekan
mendekati nol.
Persamaan umum dari DSB adalah sebagai berikut:
= (Sc.Sm)/2 x [ cos 2π (fc + fm)t + cos 2π (fc – fm)t]

Bandwidth (BW) = fUSB - fLSB = (fc + fm) - (fc - fm) = 2 fm


Daya (P) = (Sc.Sm /2)2 /2R +(Sc.Sm /2)2 /2R Efisiensi (η) = (PLSB +
PUSB )/ Ptot x 100

2.5.4. AM VSB (Vestigial Sideband)


AM VSB (Vestigial Sideband) sering digunakan pada industri televisi
komersial untuk transmisi dan penerimaan sinyal video. Pada VSB
sebagian komponen LSB ikut di transmisikan dengan komponen USB
dan komponen pembawa.
Nah, itulah beberapa jenis-jenis dari modulasi amplitudo (AM). Setelah
kita mengetahui jenis-jenis modulasi AM, ada satu hal yang paling
dominan di semua jenis-jenis dari modulasi AM. Hal ini adalah
sideband.
Sideband adalah beberapa komponen yang ada di setiap proses
modulasi. Contohnya pada AM SSB maka sideband yang di

9
transmisikan adalah sideband frekuensi LSB atau USB saja. Tentunya
di suatu sistem terdapat juga transmisi sideband. Nah, yang akan kita
bahas selanjutnya adalah proses pada transmisi sideband

Gambar 2.5.4. Proses Transmisi Sideband

Dari gambar diatas terlihat bahwa audio input masuk ke audio input
filter. di dalam audio input filter sinyal masukan akan di filter sehingga
menghasilkan sinyal dengan frekuensi di bawah 3400 Hz, kemudian
sinyal akan masuk ke audio amplifier agar amplitudo sinyal dapat
dikuatkan, kemudian sinyal akan masuk ke amplitudo modulator, disini
terjadi proses modulasi dimana terjadi penumpangan sinyal informasi
ke sinyal carrier. Kemudian sinyal yang termodulasi akan masuk ke
output filter. di output filter sinyal termodulasi akan di filter sehingga
menghasilkan sinyal AM dengan satu sideband saja. Baik itu LSB
maupun USB.

2.6. Indeks Modulasi Amplitudo


Derajat modulasi merupakan parameter penting dan juga sering disebut
indeks modulasi AM, dinotasikan dengan m. Parameter ini merupakan
perbandingan antara amplitudo puncak sinyal pemodulasi (𝑉𝑚 ) dengan
amplitudo puncak sinyal pembawa (𝑉𝑐 ). Besarnya indeks modulasi
mempunyai rentang antara 0 dan 1. Indeks modulasi sebesar nol, berarti tidak
ada pemodulasian, sedangkan indeks modulasi sebesar satu merupakan
pemodulasian maksimal yang dimungkinkan.
Besarnya indeks modulasi AM dinyatakan dengan persamaan:
𝑉𝑚
𝑚=
𝑉𝑐

10
Indeks modulasi juga dapat dinyatakan dalam persen dan dinotasikan
dengan M,
𝑉𝑚
𝑀= × 100%
𝑉𝑐

1. ketika m = 0, Em = 0, maka sinyal termodulasi adalah sama seperti


sinyal carrier (sebelum modulasi)

Gambar 2.6.1. Sinyal Termodulasi m = 0

2. ketika 0 < m <1, nilai ini yang terjadi dalam kondisi nyata. Resultan
gelombang semakin terlihat signifikan ketika nilai m mendekati 1.

Gambar 2.6.1. Sinyal Termodulasi m = 0

11
3. ketika m =1, merupakan kondisi ideal. Sinyal termodulasi yang paling
baik dihasilkan jika nilai m = 1.

Gambar 2.6.2. Sinyal Termodulasi m = 1

4. ketika m > 1, pada kondisi ini dikatakan terjadi overmodulasi.

Overmodulasi akan menghasilkan distorsi pada sinyal termodulasi, dan


envelope sama sekali berbeda bentuknya dengan sinyal
informasi/pemodulasi.

Gambar 2.6.3. Sinyal Overmodulasi

2.7. Rata-rata Daya AM


Daya rata-rata gelombang sinusoidal melewati hambatan R adalah
2
V m ax / 2 R

Maka berdasar spektrum frekuensi diperoleh :

P = V c2m ax / c2 R

Dan untuk LSB dan USB masing-masing :

12
Maka total Daya rata-rata adalah :

2.8. Tegangan atau Arus Efektif sinyal AM


Tegangan efektif sinusoidal melewati hambatan R adalah :

PT=V2 / R

Tegangan efektif pada komponen carrier :

2 c
P=V c m ax / R

Maka diperoleh hubungan :

Maka , diperoleh tegangan, arus, dan indek modulasi

2.9. Demodulasi Amplitudo (AM )


Definisi demodulasi adalah proses suatu sinyal modulasi yang dibentuk
kembali seperti aslinya dari suatu gelombang pembawa (carrier wave) yang

13
termodulasi oleh rangkaian. Demodulasi AM adalah proses pengembalian
sinyal termodulasi menjadi sinyal informasi.

Alat yang digunakan pada demodulasi amplitudo disebut Envelope Detector


(Detektor Selubung). Sebuah transistor atau dioda dapat digunakan sebagai
modulator.

Persamaan sinyal demodulasi AM adalah:

- Sinyal informasi
Sm = Am sin ωmt

- Sinyal carrier
Sc = Ac sin ωct

- Sinyal termodulasi
Sam = Ac + Am sin ωmt

Keterangan

Sm : sinyal informasi

Am : amplitudo maksimum sinyal informasi

ωm : frek. sudut sinyal informasi (rad/dtk)

t : waktu

Sc : sinyal carrier

Ac : amplitudo maksimum sinyal carrier

ωc : frek. sudut sinyal carrier

Vc : amplitudo maksimum sinyal carrier

Sam : sinyal termodulasi

ωm : frek. sudut sinyal informasi (rad/s)

14
2.9.1. Simulasi Multisim dan Livewire

Berikut ini adalah gambar rangkaian simulasi pada multisim,


livewire, PCB wizard.

Gambar 2.9.1.1 Gambar rangkaian modulasi AM di multisim

Gambar 2.9.1.2 Gambar hasil modulasi AM di multisim

15
2.9.2. Simulasi 2 (Demodulasi AM)

Gambar 2.9.2.1 Gambar rangkaian demodulasi AM di


multisim

Gambar 2.9.2.2 Gambar hasil demodulasi AM di multisim

Gambar 2.9.2.3 Gambar rangkaian demodulasi AM di


livewire

16
2.10. Sampul Gelombang Termodulasi AM
Pada sub bab ini akan dibahas tentang persamaan yang menyatakan amplitudo
gelombang termodulasi AM. Ini juga dikenal sebagai sampul gelombang
termodulasi AM. Sampul ini merupakan garis imaginer yang digambar antara
nilai-nilai puncak pada setiap siklus, memberikan bentuk yang ekivalen
dengan bentuk tegangan pemodulasi.

𝑒𝑠𝑎𝑚𝑝𝑢𝑙 = 𝑉𝑐 + 𝑒𝑚
= 𝑉𝑐 + 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛 ω𝑚 𝑡
Oleh karena 𝑉𝑚 = 𝑚 𝑉𝑐 maka persamaan tersebut dapat dinyatakan sebagai:
𝑒𝑠𝑎𝑚𝑝𝑢𝑙 = 𝑉𝑐 + 𝑚 𝑉𝑐 𝑠𝑖𝑛 ω𝑚 𝑡
= 𝑉𝑐 (1 + 𝑚 𝑠𝑖𝑛 ω𝑚 𝑡) → sampul positif
= − 𝑉𝑐 (1 + 𝑚 𝑠𝑖𝑛 ω𝑚 𝑡) → sampul negatif

Pada gambar 2.4. memperlihatkan contoh sampul positif dan negatif, jika 𝑉𝑐 =
2 Volt, 𝑉𝑚 = 1,06 Volt, 𝑚 = 0.53 .

Gambar 2.10.1. Sampul Gelombang Termodulasi AM

2.11. Kelebihan dan Kekurangan Modulasi Amplitudo

Kelebihan dari modulasi amplitudo antara lain sebagai berikut :

17
1. Memiliki range jangkauan yang luas daripada FM, karena modulasi
amplitudo dipantulkan pada lapisan udara teratas yaitu ionosfer. 2. Lebih
mudah di modulasi karena lebih sederhana (Furwadi, 2013).
Kelemahan Modulasi Amplitudo :

1. Mudah dipengaruhi oleh keadaan transmisinya, seperti: redaman oleh


udara, noise, interfrensi dan bentuk-bentuk gangguan lainnya. 2. Kualitas
suara yang ditransmisikan tidak sejernih FM karena memiliki bandwith
yang kecil (Furwadi, 2013).

2.12. Contoh Soal dan Penyelesaian


1. Sinyal pembawa sinusoidal dengan frekuensi 3 kHz mempunyai amplitude
puncak 2 Volt dimodulasi AM oleh sinyal audio 750 Hz yang mempunyai
amplitude puncak 750 mV. Tentukan:
a. Indeks modulasi AM
b. Spektrum frekuensi gelombang termodulasi AM

Penyelesaian:
a. Indeks modulasi AM-nya adalah:
𝑉𝑚
𝑚=
𝑉𝑐
750 × 10−3
=
2
= 0,375
Atau dapat juga dinyatakan dalam persen, yaitu :
𝑀 = 𝑚 × 100 %
= 0.375 × 100 %
= 37.5 %

b. Persamaan gelombang termodulasi AM-nya sbb:


𝑉𝑐 𝑉𝑐
𝑒𝐴𝑀 = 𝑉𝑐 sin 2πf𝑐 𝑡 + 𝑚 𝑐𝑜𝑠 (ω𝑐 − ω𝑚 ) 𝑡 − 𝑚 𝑐𝑜𝑠 (ω𝑐 + ω𝑚 ) 𝑡
2 2

18
𝑉𝑐
𝑒𝐴𝑀 = 𝑉𝑐 sin 2πf𝑐 𝑡 + 𝑚 𝑐𝑜𝑠 (2πf𝑐 − 2πf𝑚 ) 𝑡
2
𝑉𝑐
−𝑚 𝑐𝑜𝑠 (2π𝑓𝑐 + 2πf𝑚 ) 𝑡
2
Dengan mengganti ω dengan 2πf, maka
2
𝑒𝐴𝑀 = 2 sin 2π3000t + 0.375 𝑐𝑜𝑠 (2π3000 − 2π750) 𝑡
2
2
− 0.385 𝑐𝑜𝑠 (2π3000 + 2π750) 𝑡
2
𝑒𝐴𝑀 = 2 sin 6000πt + 0.375 𝑐𝑜𝑠 (4500π) 𝑡 − 0.375 𝑐𝑜𝑠 (7500π) 𝑡

Dari persamaan tersebut, dapat diketahui bahwa komponen pembawa


mempunyai amplitudo 2 Volt dengan ω = 6000π. Komponen LSB
mempunyai amplitudo 0,375 Volt dengan ω = 4500π. Komponen USB
mempunyai amplitudo 0,375 Volt dengan ω = 7500π.

19
BAB III
PENUTUPAN

3.1. Kesimpulan
Dari hasil makalah yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa :
1. Modulasi merupakan proses penumpangan sinyal informasi terhadap
sinyal carrier (pembawa) dimana parameter sinyal pembawa atau sinyal
carrier digubah-ubah terhadap yang lain (yaitu sinyal pemodulasi yang
berupa sinyal informasi). Sinyal informasi dapat berbentuk sinyal audio,
sinyal video, atau sinyal yang lain.
2. Berdasarkan parameter sinyal yang diubah-ubah, modulasi dapat
dibedakan menjadi Modulasi Amplitudo, Modulasi Frequensi, Modulasi
Fasa.
3. Tujuan dari modulasi adalah untuk memindahkan posisi spektrum dari
sinyal data, dari pita spektrum yang rendah (base band) ke pita spektrum
yang jauh lebih tinggi (band pass)
4. Modulasi amplitude mempunyal jarak jangkuan yang jauh karena
memiliki panjang gelombang yang besar, namun membuat sinyal AM ini
lebih mudah terga1nggu oleh noise.
5. Jenis – jenis modulasi Amplitudo yaitu AM SSB (Single Sideband), AM
DSBFC (Double Sideband Full Carrier), AM DSBSC (Double Sideband
Supprised Carrier), AM VSB (Vestigial Sideband).
6. Derajat modulasi merupakan parameter penting dan juga sering disebut
indeks modulasi AM, dinotasikan dengan m. Parameter ini merupakan
perbandingan antara amplitudo puncak sinyal pemodulasi (𝑉𝑚 ) dengan
amplitudo puncak sinyal pembawa (𝑉𝑐 ). Besarnya indeks modulasi
mempunyai rentang antara 0 dan 1.

20
REFERENSI

MS Iqbal, 2001, Diktat dasar Telkom. Jurusan Teknik Elektro FT, Unram
Kennedy & Davis, 1993, Electronic Comm. System, Fourth Ed, Mc Graw Hill.
Dennis Roddy & John Coolen, 1995, Electronic Comm. System, Fourth Ed,
Prentice Hall Inc.
SM Sasongko, Buku Ajar Dasistel. Jurusan Teknik Elektro, FT Unram.
Dr.-Ing. Mudrik Alaydrus, Sistim Komunikasi, Teknik Elektro, UMB
Choriri Nomira (https://independent.academia.edu/ChoririNomira)
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/543/jbptunikompp-gdl-nimasrayun-27125-5-
unikom_n-i.pdf

21

Anda mungkin juga menyukai