Anda di halaman 1dari 32

Elkom B 2011

UAS APLIKASI KOMPUTER

SIMULINK DAN JOBSHEET


Dosen: Dr. I Gusti Putu Asto Buditjahjanto, S.T., M.T.

Oleh :
LUTFI HAKIM
11050514001
ELKOM B 2011

PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015
MODUL 1
MODULASI AMPLITUDO (AM)

A. TUJUAN
1. Memahami konsep dasar modulasi Amplitudo
2. Mempelajari dan menjelaskan proses modulasi amplitudo dengan menggunakan
simulink Matlab.
3. Melihat sinyal keluaran dari modulasi amplitudo berdasarkan variasi amplitudo
4. Menganalisa perubahan amplitudo sinyal informasi dan sinyal pembawa terhadap
hasil sinyal termodulasi.
5. Menentukan karakteristik sinyal termodulasi AM

B. DASAR TEORI
Modulasi adalah teknik yang digunakan untuk menumpangkan sinyal informasi pada
suatu gelombang pembawa. Sinyal informasi dengan frekuensinya rendah, ditumpangkan
pada gelombang pembawa dengan frekuensi yang jauh lebih tinggi. Modulator merupakan
proses modulasi, ada di transmitter (Tx), sedangkan demodulator adalah melakukan proses
demodulasi, yakni mengembanlikan sinyal hasil modulasi ke bentuk semula, ada di
receiver (Rx). Modulasi digunakan untuk mengatasi ketidaksesuaian karakter sinyal
dengan media (kanal) yang digunakan. Tanpa proses modulasi, informasi tidak praktis
dikirimkan melalui media udara.
Sinyal pemodulasi adalah sinyal asal yang berisi informasi, sedangkan sinyal
pembawa adalah sinyal frekuensi tinggi yang ditumpangi oleh sinyal informasi selama
proses transmisi. Pada modulasi amplitudo, amplitudo sinyal pembawa diubah-ubah
secara proporsional terhadap amplituda sesaat sinyal pemodulasi, sedangkan frekuensinya
tetap selama proses modulasi. Sebagai contoh lihat gambar 1.1 berikut.

Gambar 1.1. Modulasi Amplitudo


Sinyal pembawa berupa gelombang sinus dengan persamaan matematisnya adalah
𝑒𝑐 = 𝐸𝑐 sin 𝜔𝑐 𝑡
Sinyal pemodulasi, untuk memudahkan menganalisa, diasumsikan sebagai gelombang
sinusoidal juga, dengan persamaan matematisnya adalah.
𝑒𝑚 = 𝐸𝑚 sin 𝜔𝑚 𝑡
Dimana,
𝐸𝑐 = Amplitudo maksimum sinyal pembawa
𝜔𝑐 = 2𝜋𝑓𝑐 dengan 𝑓𝑐 adalah frekuensi sinyal pembawa
𝐸𝑚 = Amplitudo maksimum sinyal pemodulasi
𝜔𝑚 = 2𝜋𝑓𝑚 dengan 𝑓𝑚 adalah frekuensi sinyal pemodulasi.

Sinyal AM, yakni sinyal hasil proses modulasi amplitudo, diturunkan dari:
𝑒𝑠 = (𝐸𝑐 + 𝑒𝑚 ) sin 𝜔𝑐 𝑡
menjadi,
𝑒𝑠 = 𝐸𝑐 (1 + 𝑚. sin 𝜔𝑚 𝑡) sin 𝜔𝑐 𝑡
Diuraikan menjadi,
𝑚 𝐸𝑐 𝑚 𝐸𝑐
𝑒𝑠 = 𝐸𝑐 sin 𝜔𝑐 𝑡 + cos(𝜔𝑐 − 𝜔𝑚 ) 𝑡 − cos(𝜔𝑐 + 𝜔𝑚 ) 𝑡
2 2
𝐸𝑚
Indeks modulasi, 𝑚= 𝐸𝑐

Merupakan ukuran seberapa dalam sinyal informasi memodulasi sinyal pembawa, dengan
memperhatikan gambar 1.1, dapat dituliskan rumus sebagai berikut.
𝐸𝑚𝑎𝑥 − 𝐸𝑚𝑖𝑛
𝑚=
𝐸𝑚𝑎𝑥 + 𝐸𝑚𝑖𝑛
Pengaruh indeks modulasi, digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1.2. Pengaruh indeks modulasi


Kondisi m=1 adalah kondisi ideal, dimana proses modulasi amplitudo menghasilkan
output tersebar di penerima tanpa distorsi. Spektrum sinyal AM dapat digambarkan
sebagai berikut.

Gambar 1.3. Spektrum Sinyal AM


Keterangan:
LSB = Lower Side Band
USB = Upper Side Band
Dari gambar 1.3 terlihat, modulasi amplitudo memerlukan bandwidth 2 kali bandwidth
sinyal pemodulasi (=2fm).
Daya total sinyal AM, diketahui dengan rumus.
𝑚2 𝑃𝑐 . 𝑚2
𝑃𝑡 = 𝑃𝑐 (1 + ) = 𝑃𝑐 +
2 2
𝑃𝑐 .𝑚2
Dimana Pc adalah daya sinyal pembawa dan adalah daya total sideband (LSB+USB).
2

C. ALAT DAN BAHAN


1. 1 set PC (Personal Computer) atau Laptop
2. Software Matlab 7.04
 Signal Generator 2 buah
 Constant 1 buah
 Sum 1 buah
 Product 1 buah
 Scope 3 buah
D. RANGKAIAN PERCOBAAN

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Install terlebih dahulu Software Matlab.
2. Buka Software Matlab yang sudah diinstall. Dan klik Start – Simulink – Library
Browser.

3. Setelah itu, muncul halaman seperti gambar berikut. Lalu klik


4. Selanjutnya cari icon New Model untuk memulai membuat simulasi. Seperti yang
ditunjukan pada gambar di bawah.

5. Selanjutnya cari bagian Library – Simulink, komponen-komponen yang dibutuhkan


sesuai daftar komponen pada bagian Alat dan Bahan di atas, yakni 2 buah signal
generator, 1 buah Sum, 1 buah product, dan 3 buah Scope.
6. Ubah nama Signal Generator menjadi ‘Sinyal Pemodulasi’ dan ‘Sinyal Pembawah’,
Product menjadi ‘Modulasi, dan Scope menjadi ‘Output Sinyal Pemodulasi’, Output
Sinyal Pembawa’ dan ‘Output AM’. Lihat gambar pada bagian Rangkaian Percobaan.
7. Tambahkan satu persatu komponen yang dicari, seret komponen pada bagian window
atau klik kanan- Add to Untitled atau juga bisa dengan perintah Ctrl+I. Untuk
memudahkan memahami dan mengerjakan simulasi, tentukan nama-nama komponen
tersebut sesuai gambar simulasi pada rangkaian percobaan.
8. Hubungkan komponen-komponen yang sudah anda tambahkan ke window simulink
sesuai pada gambar pada rangkaian percobaan.
9. Ubah paramater Frekuensi sinyal pembawa sebesar 20 Hz, frekuensi sinyal pemodulasi
tetap 1 Hz sedangkan pada komponen Modulasi, ubah Sample Time menjadi ‘.001’.
10. Simpan simulasi yang sudah anda buat dengan nama AMSimulasi, setelah itu jalankan
dengan klik Start Simulation. Lihat output pada Scope Output Sinyal Pemodulasi,
Sinyal Pembawa dan Output AM.
11. Ubah parameter amplitudo sinyal pemodulasi dan sinyal pembawa seperti pada tabel
di bawah ini.

Parameter Amplitudo
Simulasi Ke-
Sinyal Pemodulasi Sinyal Pembawa
1 1 1
2 1 5
3 5 1
4 1 10
5 10 1
6 1 10
7 5 10
8 10 5
9 5 5
10 10 10

12. Lihat Output Sinyal Pemodulasi, Sinyal Pembawa dan Output AM pada Scope yang
terhubungkan. PrintScreen hasil dari gambar sinyal tersebut dan masukkan pada data.

F. DATA PERCOBAAN

Sinyal Pemodulasi Sinyal Pembawa


Simulasi Ke-
Frekuensi Amplitudo Frekuensi Amplitudo
1 1 1 20 1
2 1 1 20 5
3 1 5 20 1
4 1 1 20 10
5 1 10 20 1
6 1 1 20 10
7 1 5 20 10
8 1 10 20 5
9 1 5 20 5
10 1 10 20 10
Sinyal Keluaran
Simulasi Ke- Output Sinyal Pemodulasi Output Sinyal Pembawa Output AM

3
Sinyal Keluaran
Simulasi Ke- Output Sinyal Pemodulasi Output Sinyal Pembawa Output AM

6
Sinyal Keluaran
Simulasi Ke- Output Sinyal Pemodulasi Output Sinyal Pembawa Output AM

9
Sinyal Keluaran
Simulasi Ke- Output Sinyal Pemodulasi Output Sinyal Pembawa Output AM

10
G. ANALISIS HASIL PERCOBAAN
Berdasarkan parameter pada tabel data percobaan di atas, data dapat dianalisis
dengan rumus yang tertera pada dasar teori mengenai amplitudo modulasi. Berikut analisis
data hasil dari modulasi amplitudo:
1. Percobaan 1
fc = 1 Hz, fm = 20 Hz, Ec = 1 m, Em = 1 m, t = 5s
 Indeks Modulasi
𝐸𝑚 1
𝑚 = = =1
𝐸𝑐 1

 Sinyal AM
𝑒𝑠 = 𝐸𝑐 (1 + 𝑚. sin 𝜔𝑚 𝑡) sin 𝜔𝑐 𝑡
= 1 (1 + 1.sin (2.π.fm .t)) sin (2.π.fc .t)
= 1 (1 + 1 . sin (2.π. 20.5)) sin. (2π.1.5)
= -0,0109
2. Percobaan 2
fc = 1 Hz, fm = 20 Hz, Ec = 1 m, Em = 5 m, t = 5s
 Indeks Modulasi
𝐸𝑚 5
𝑚 = = =5
𝐸𝑐 1

 Sinyal AM
𝑒𝑠 = 𝐸𝑐 (1 + 𝑚. sin 𝜔𝑚 𝑡) sin 𝜔𝑐 𝑡
= 1 (1 + 5.sin (2.π.fm .t)) sin (2.π.fc .t)
= 1 (1 + 5 . sin (2.π. 20.5)) sin. (2π.1.5)
= -0,0045
3. Percobaan 3
fc = 1 Hz, fm = 20 Hz, Ec = 5 m, Em = 1 m, t = 5s
 Indeks Modulasi
𝐸𝑚 1
𝑚 = = = 0,2
𝐸𝑐 5

 Sinyal AM
𝑒𝑠 = 𝐸𝑐 (1 + 𝑚. sin 𝜔𝑚 𝑡) sin 𝜔𝑐 𝑡
= 5 (1 + 0,2 .sin (2.π.fm .t)) sin (2.π.fc .t)
= 5 (1 + 0,2 . sin (2.π. 20.5)) sin. (2π.1.5)
= 0,0373
4. Percobaan 4
fc = 1 Hz, fm = 20 Hz, Ec = 1 m, Em = 10 m, t = 5s
 Indeks Modulasi
𝐸𝑚 10
𝑚 = = = 10
𝐸𝑐 1

 Sinyal AM
𝑒𝑠 = 𝐸𝑐 (1 + 𝑚. sin 𝜔𝑚 𝑡) sin 𝜔𝑐 𝑡
= 1 (1 + 10.sin (2.π.fm .t)) sin (2.π.fc .t)
= 1 (1 + 10. sin (2.π. 20.5)) sin. (2π.1.5)
= -0,017
5. Percobaan 5
fc = 1 Hz, fm = 20 Hz, Ec = 10 m, Em = 1 m, t = 5s
 Indeks Modulasi
𝐸𝑚 1
𝑚 = = = 0,1
𝐸𝑐 10

 Sinyal AM
𝑒𝑠 = 𝐸𝑐 (1 + 𝑚. sin 𝜔𝑚 𝑡) sin 𝜔𝑐 𝑡
= 10 (1 + 0,1.sin (2.π.fm .t)) sin (2.π.fc .t)
= 10 (1 + 0,1 . sin (2.π. 20.5)) sin. (2π.1.5)
= 0,0386
6. Percobaan 6
fc = 1 Hz, fm = 20 Hz, Ec = 1 m, Em = 10 m, t = 5s
 Indeks Modulasi
𝐸𝑚 10
𝑚 = = = 10
𝐸𝑐 1

 Sinyal AM
𝑒𝑠 = 𝐸𝑐 (1 + 𝑚. sin 𝜔𝑚 𝑡) sin 𝜔𝑐 𝑡
= 1 (1 + 10.sin (2.π.fm .t)) sin (2.π.fc .t)
= 1 (1 + 10. sin (2.π. 20.5)) sin. (2π.1.5)
= -0,017
7. Percobaan 7
fc = 1 Hz, fm = 20 Hz, Ec = 5 m, Em = 10 m, t = 5s
 Indeks Modulasi
𝐸𝑚 10
𝑚 = 𝐸𝑐
= 5
=2
 Sinyal AM
𝑒𝑠 = 𝐸𝑐 (1 + 𝑚. sin 𝜔𝑚 𝑡) sin 𝜔𝑐 𝑡
= 5 (1 + 2.sin (2.π.fm .t)) sin (2.π.fc .t)
= 5 (1 + 2 . sin (2.π. 20.5)) sin. (2π.1.5)
= 0,0149
8. Percobaan 8
fc = 1 Hz, fm = 20 Hz, Ec = 10 m, Em = 5 m, t = 5s
 Indeks Modulasi
𝐸𝑚 5
𝑚 = = = 0,5
𝐸𝑐 10

 Sinyal AM
𝑒𝑠 = 𝐸𝑐 (1 + 𝑚. sin 𝜔𝑚 𝑡) sin 𝜔𝑐 𝑡
= 10 (1 + 0,5.sin (2.π.fm .t)) sin (2.π.fc .t)
= 10 (1 + 0,5. sin (2.π. 20.5)) sin. (2π.1.5)
= 51,7824
9. Percobaan 9
fc = 1 Hz, fm = 20 Hz, Ec = 5 m, Em = 5 m, t = 5s
 Indeks Modulasi
𝐸𝑚 5
𝑚 = = =1
𝐸𝑐 5

 Sinyal AM
𝑒𝑠 = 𝐸𝑐 (1 + 𝑚. sin 𝜔𝑚 𝑡) sin 𝜔𝑐 𝑡
= 5 (1 + 1.sin (2.π.fm .t)) sin (2.π.fc .t)
= 5 (1 + 1 . sin (2.π. 20.5)) sin. (2π.1.5)
= 0,0273

10.Percobaan 10
fc = 1 Hz, fm = 20 Hz, Ec = 10 m, Em = 10 m, t = 5s
 Indeks Modulasi
𝐸𝑚 10
𝑚 = = =1
𝐸𝑐 10

 Sinyal AM
𝑒𝑠 = 𝐸𝑐 (1 + 𝑚. sin 𝜔𝑚 𝑡) sin 𝜔𝑐 𝑡
= 10 (1 + 1.sin (2.π.fm .t)) sin (2.π.fc .t)
= 10 (1 + 1 . sin (2.π. 20.5)) sin. (2π.1.5) = 0,0547
H. TABEL DATA HASIL ANALISIS

No fc (Hz) fm (Hz) Ec (m) Em (m) m es


1 1 20 1 1 1 -0,0109
2 1 20 1 5 5 -0,0045
3 1 20 5 1 0,2 0,0373
4 1 20 1 10 10 -0,017
5 1 20 10 1 0,1 0,0386
6 1 20 1 10 10 -0,017
7 1 20 5 10 2 0,0149
8 1 20 10 5 0,5 51,7824
9 1 20 5 5 1 0,0273
10 1 20 10 10 1 0,0547

I. KESIMPULAN
1. Modulasi amplitudo adalah jenis modulasi dengan mengubah amplitude sinyal carrier
sedangkan frekuensi dan fasenya tetap
2. Semakin dekat nilai amplitudo sinyal informasi dan sinyal carrier maka nilai indeks
modulasi akan semkain mendekati 1 dan semakin baik sinyal hasil modulasinya.
3. Perubahan frekuensi modulasi akan merubah frekuensi sinyal AM yang terbentuk dan
tidak merubah variabel yang lain
4. Perubahan frekuensi carrier menentukan frenkuensi sinyal AM yang akan
ditransmiikan. Perubahan frekuensi carrier yang merubah sinyal hasil modulasi,
5. Modulasi amplitudo mempunyai jarak jangkauan yang jauh karena memiliki
gelombang yang besar.
6. Indeks modulasi semakin besar jika nilai Amplitudo Modulasi Sinyal pemodulasi
semakin besar daripada amplitudo modulasi sinyal pembawa. Indeks modulasi semakin
tidak terlihat atau tidak ada jika amplitudo sinyal bernilai 1.

J. DAFTAR PUSTAKA
1. Simon Haykin, “An Introduction to analog & digital Communication”, John Wiley &
Sons.
2. Kennedy, Georger & Bernard Davis, “ Electronis Communication System”, McGraw
Hill.
3. Lapatine, Sol, “Electronics In Communication”, John Wiley & Sons.
4. Frenzel, Louise E., “Communication Elecctronics”, McGraw Hill
MODUL 2
MODULASI FREKUENSI

A. TUJUAN
1. Memahami konsep dasar modulasi Frekuensi
2. Mempelajari dan menjelaskan proses modulasi frekuensi dengan menggunakan
simulink Matlab.
3. Melihat sinyal keluaran dari modulasi frekuensi berdasarkan variasi frekuensi
4. Menganalisa perubahan frekuensi sinyal informasi dan sinyal pembawa terhadap hasil
sinyal termodulasi.
5. Menentukan karakteristik sinyal termodulasi FM

B. DASAR TEORI
Modulasi adalah teknik yang digunakan untuk menumpangkan sinyal informasi
pada suatu gelombang pembawa. Sinyal informasi dengan frekuensinya rendah,
ditumpangkan pada gelombang pembawa dengan frekuensi yang jauh lebih tinggi. Pada
modulasi ferkuensi sinyal informasi mengubah-ubah frekuensi gelombang pembawa
sedangkan amplitudonya konstan selama prose modulasi. Proses modulasi frekuensi
digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.1. Modulasi Frekuensi

Besar perubahan frekuensi (deviasi) yang disimbolkan dengan δ , dari sinyal


pembawa sebanding dengan amplitudo sesaat sinyal pemodulasi, sedangkan laju
perubahan frekuensinya sama dengan frekuensi sinyal pemodulasi. Persamaan sinyal FM
dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut.
𝑒𝐹𝑀 = 𝐸𝑐 sin (𝜔𝑐 𝑡 + 𝑚𝑓 . sin 𝜔𝑚 𝑡)
Dimana,
𝑒𝐹𝑀 = Nilai sesaat sinyal FM
𝐸𝑐 = Amplitudo maksimum sinyal pembawa
𝜔𝑐 = 2𝜋𝑓𝑐 dengan 𝑓𝑐 adalah frekuensi sinyal pembawa.
𝜔𝑚 = 2𝜋𝑓𝑚 dengan 𝑓𝑚 adalah frekuensi sinyal pemodulasi
𝛿
𝑚𝑓 = 𝑓 : indeks modulasi frekuensi
𝑚

Spektrum frekuensi sinyal FM dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.2. Spektrum Sinyal FM

Terlihat pada gambar 2.2. bandwidth sinyal FM adalah tak terhingga. Namun pada
praktek biasanya hanya diambil bandwidth dari jumlah sideband yang signifikan. Jumlah
sideband signifikan ditentukan oleh besar indeks modulasinya, dapat dilihat dari tabel
berikut.
Tabel 2.1. Fungsi Basel

Ji = nilai amplitudo komponen frekuensi sideband ke i (i ≠ 0)


J0 = nilai amplitudo komponen frekuensi sinyal pembawa (bukan sideband)
𝛽 = mf : indeks modulasi
Misalnya, untuk besar indeks modulasi 0.5, dari tabel didapat jumlah sideband
signifikan adalah 2 (untuk satu sisi), sehingga bandwidth yang dibutuhkan jika fm = 2KHz,
dapat dihitung dari.
BWFm = 2 x jumlah sideband signifikan x fm
= 2 x 2 x 2k = 8 kHz

C. ALAT DAN BAHAN


1. 1 set PC (Personal Computer) atau Laptop
2. Software Matlab 7.04
 Sine Wave 2 buah
 Constant 1 buah
 Sum 1 buah
 Product 2 buah
 Scope 5 buah
 Trigonometric Function 2 buah

D. RANGKAIAN PERCOBAAN

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Buka Matlab yang telah terinstall. Klik Start – Simulink – Library Browser untuk
membuka simulink.
2. Tambahkan satu persatu komponen yang dicari, seret komponen pada bagian window
atau klik kanan- Add to Untitled atau juga bisa dengan perintah Ctrl+I berdasarkan
pada bagian alat dan bahan.
3. Untuk memudahkan memahami dan mengerjakan simulasi, ubah nama Sine Wave
menjadi ‘Sinyal Pemodulasi’ dan ‘Sinyal Pembawa’, Product menjadi tetap product
dan ‘Modulasi’, salah satu product menjadi ‘Modulasi’ dan salah satu scope menjasi
‘Output FM’. Lihat gambar pada bagian Rangkaian Percobaan.
4. Rangkailah komponen tersebut seperti pada gambar pada rangkaian percobaan.
5. Ubah parameter amplitudo sinyal pemodulasi konstan sebesar 10 m, komponen
Constant1 pada parameter Constant Value menjadi ‘2*pi*90’, function parameter
trigonometric function menjadi Cos, serta parameter amplitudo sinyal pembawa
konstans sebesar 10 m dan frekuensinya sebesar 5 Hz
6. Jalankan simulasi Amplitudo frekuensi dengan meng-klik Start Simulation.
7. Ubah parameter frekuensi sinyal pemodulasi seperti pada tabel di bawah ini.
Percobaan Ke- Parameter Frekuensi Sinyal Pembawa
1 1
2 2
3 5
4 10
5 15
6 20
7 25
8 30

8. Lihat sinyal keluaran pada scope Output FM. PrintScreen hasil dari gambar sinyal
tersebut dan masukkan pada data percobaan.
F. DATA PEROCBAAN
Parameter
Percobaan
Frekuensi Sinyal Sinyal Output Fm
Ke-
Pembawa

1 1

2 2

3 5

4 10
Parameter
Percobaan
Frekuensi Sinyal Sinyal Output Fm
Ke-
Pembawa

5 15

6 20

7 25

8 30
G. ANALISIS HASIL PERCOBAAN
1. Percobaan 1
Ec = Em = 10 m, t = 5 s, fc = 5 Hz, fm = δ = 1 Hz
 Indeks Modulasi Frekuensi
𝛿 1
mf = 𝑓 = 5 = 0,2
𝑚

 Sinyal FM
𝑒𝐹𝑀 = 𝐸𝑐 sin (𝜔𝑐 𝑡 + 𝑚𝑓 . sin 𝜔𝑚 𝑡)
= 10. Sin (2.π,fc.t + mf. Sin 2.π,fm.t)
= 10 . sin (2.π.5.5 + 0,2 . Sin 2.π.1.5) = -0,8272
2. Percobaan 2
Ec = Em = 10 m, t = 5 s, fc = 5 Hz, fm = δ = 2 Hz
 Indeks Modulasi Frekuensi
𝛿 2
mf = 𝑓 = 5 = 0,4
𝑚

 Sinyal FM
𝑒𝐹𝑀 = 𝐸𝑐 sin (𝜔𝑐 𝑡 + 𝑚𝑓 . sin 𝜔𝑚 𝑡)
= 10. Sin (2.π,fc.t + mf. Sin 2.π,fm.t)
= 10 . sin (2.π.5.5 + 0,4 . Sin 2.π.2.5) = -0,9224
3. Percobaan 3
Ec = Em = 10 m, t = 5 s, fc = 5 Hz, fm = δ = 5 Hz
 Indeks Modulasi Frekuensi
𝛿 5
mf =𝑓 =5=1
𝑚

 Sinyal FM
𝑒𝐹𝑀 = 𝐸𝑐 sin (𝜔𝑐 𝑡 + 𝑚𝑓 . sin 𝜔𝑚 𝑡)
= 10. Sin (2.π,fc.t + mf. Sin 2.π,fm.t)
= 10 . sin (2.π.5.5 + 1 . Sin 2.π.5.5) = -1,5851
4. Percobaan 4
Ec = Em = 10 m, t = 5 s, fc = 5 Hz, fm = δ = 10 Hz
 Indeks Modulasi Frekuensi
𝛿 10
mf =𝑓 = =2
𝑚 5

 Sinyal FM
𝑒𝐹𝑀 = 𝐸𝑐 sin (𝜔𝑐 𝑡 + 𝑚𝑓 . sin 𝜔𝑚 𝑡)
= 10. Sin (2.π,fc.t + mf. Sin 2.π,fm.t)
= 10 . sin (2.π.5.5 + 2 . Sin 2.π.10.5) = -3,8649
5. Percobaan 5
Ec = Em = 10 m, t = 5 s, fc = 5 Hz, fm = δ = 15 Hz
 Indeks Modulasi Frekuensi
𝛿 15
mf =𝑓 = =3
𝑚 5

 Sinyal FM
𝑒𝐹𝑀 = 𝐸𝑐 sin (𝜔𝑐 𝑡 + 𝑚𝑓 . sin 𝜔𝑚 𝑡)
= 10. Sin (2.π,fc.t + mf. Sin 2.π,fm.t)
= 10 . sin (2.π.5.5 + 3 . Sin 2.π.15.5) = -7,1002
6. Percobaan 6
Ec = Em = 10 m, t = 5 s, fc = 5 Hz, fm = δ = 20 Hz
 Indeks Modulasi Frekuensi
𝛿 20
mf =𝑓 = =4
𝑚 5

 Sinyal FM
𝑒𝐹𝑀 = 𝐸𝑐 sin (𝜔𝑐 𝑡 + 𝑚𝑓 . sin 𝜔𝑚 𝑡)
= 10. Sin (2.π,fc.t + mf. Sin 2.π,fm.t)
= 10 . sin (2.π.5.5 + 4 . Sin 2.π.20.5) = -9,717
7. Percobaan 7
Ec = Em = 10 m, t = 5 s, fc = 5 Hz, fm = δ = 25 Hz
 Indeks Modulasi Frekuensi
𝛿 25
mf =𝑓 = =5
𝑚 5

 Sinyal FM
𝑒𝐹𝑀 = 𝐸𝑐 sin (𝜔𝑐 𝑡 + 𝑚𝑓 . sin 𝜔𝑚 𝑡)
= 10. Sin (2.π,fc.t + mf. Sin 2.π,fm.t)
= 10 . sin (2.π.5.5 + 5 . Sin 2.π.25.5) = -9,0155
8. Percobaan 8
Ec = Em = 10 m, t = 5 s, fc = 5 Hz, fm = δ = 30 Hz
 Indeks Modulasi Frekuensi
𝛿 30
mf =𝑓 = =6
𝑚 5
 Sinyal FM
𝑒𝐹𝑀 = 𝐸𝑐 sin (𝜔𝑐 𝑡 + 𝑚𝑓 . sin 𝜔𝑚 𝑡)
= 10. Sin (2.π,fc.t + mf. Sin 2.π,fm.t)
= 10 . sin (2.π.5.5 + 6 . Sin 2.π.30.5) = -2,984

H. TABEL DATA HASIL ANALISIS

No fc (Hz) fm (Hz) Ec (m) Em (m) mf EFm


1 5 1 10 10 0,2 -0,8272
2 5 2 10 10 0,4 -0,9224
3 5 5 10 10 1 -1,5851
4 5 10 10 10 2 -3,8649
5 5 15 10 10 3 -7,1002
6 5 20 10 10 4 -9,717
7 5 25 10 10 5 -9,0155
8 5 30 10 10 6 -2,984

I. KESIMPULAN
1. Modulasi frekuensi adalah proses modulasi dimana frekuensi gelombang pembawa
sebagai subjek yang diubah-ubah dengan amplitudo tetap. Sedangkan gelombang
pembawa tidak termodulasi sebagai rancangan frekuensi center.
2. Sinyal pemodulasi dibentuk oleh frekuensi sinyal pembawa dan pengiriman sinyal
transmitter. Frekuensi deviasi tergantung pada amplitudo sinyal pemodulasi, yang
kecepatannya tergantung frekuensi sinyal modulasi.
3. Semakin besar frekuensi sinyal pembawa maka semakin besar pula indeks
modulasinya.

J. DAFTAR PUSTAKA
1. Simon Haykin, “An Introduction to analog & digital Communication”, John Wiley &
Sons.
2. Kennedy, Georger & Bernard Davis, “ Electronis Communication System”, McGraw
Hill.
3. Lapatine, Sol, “Electronics In Communication”, John Wiley & Sons.
4. Frenzel, Louise E., “Communication Elecctronics”, McGraw Hill
MODUL 3
MODULASI DEMODULASI AMPLITUDO

A. TUJUAN
1. Memahami konsep dasar modulasi demodulasi Amplitudo
2. Mempelajari dan menjelaskan proses modulasi demodulasi amplitudo dengan
menggunakan simulink Matlab.
3. Melihat sinyal keluaran dari proses modulasi demodulasi amplitudo berdasarkan
variasi amplitudo.
4. Menganalisa pengaruh noise pada sinyal keluaran hasil demodulasi

B. DASAR TEORI
Demodulasi adalah proses suatu sinyal modulasi yang dibentuk kembali seperti
aslinya dari suatu gelombang pembawa (carrier wave) yang termodulasi oleh rangkaian.
Definisi demodulator adalah rangkaian yang penerima komunikasi (radio, televisi dan
radar) yang berfungsi memisahkan informasi asli dari gelombang campuran (yaitu
gelombang isyarat pembawa yang termodulasi). Demodulator sering juga disebut dengan
detector. Misalnya dalam sistem modulasi Amplitudo (AM) dikenal jenis-jenis detector
line, detector kuadrat dan detector kristal.
Sebuah proses demodulasi merupakan kebalikan dari proses modulasi.
Sebagaimana yang ditunjukkan pada percobaan sebelumnya, sebuah sinyal AM
merupakan sebuah sinyal termodulasi dimana amplitudo gelombang carrier berfrekuensi
tinggi divariasikan dengan amplitudo gelombang audio berfrekuensi rendah untuk
keperluan transmisi. Untuk mengembalikan sinyal audio di penerima (receiver), kita harus
mengekstrak sinyal audio tersebut dari sebuah sinyal AM. Proses mengekstrak sinyal
pemodulasi dari sebuah sinyal termodulasi disebut proses demodulasi atau deteksi. Hal ini
tergambar pada gambar 3.1. secara umum, detektor dikategorikan menjadi 2 tipe: detektor
sinkron dan asinkronus.

Gambar 3.1. Ulustrasi Proses Demodulasi Amplitudo


Rangkaian yang paling umum digunakan untuk mendemodulasi sebuah sinyal AM
adalah detektor selubung (envelope detector) yang menghasilkan suatu tegangan keluaran
yang sebanding dengan selubung dari gelombang masukan. Dioda bekerja sebagai suatu
perata (rectifier) dan dapat dianggap sebagai sebuah saklar yang tertutup (ON) bila
tegangan masukan positif, sehingga memungkinkan kapasitor C untuk mengisi muatannya
hingga puncak dari masukan RF. Selama setengah periode RF yang negatif, dioda akan
“terbuka” (OFF), tetapi kapasitor akan mempertahankan muatan yang diterima sebelum
itu, sehingga tegangan keluaran tetap pada nilai positif puncak dari RF. Memang akan ada
sedikit penglepasan muatan (discharge) dari C, yang menimbulkan suatu ombak RF (RF
ripple) pada bentuk gelombang keluaran, yang harus dihilangkan dengan filter.

C. ALAT DAN BAHAN


1. 1 set PC (Personal Computer) atau Laptop
2. Software Matlab 7.04
 Signal Generator 2 buah
 Constant 2 buah
 Sum 1 buah
 Product 1 buah
 Scope 6 buah
 Transfer Fcn 2 buah

D. RANGKAIAN PERCOBAAN
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Buka Matlab yang telah terinstall.Klik Start – Simulink – Library Browser untuk
membuka simulink. Buka file simulink AmSimulasi pada percobaan sebelumnya.
2. Pada file percobaan AMSimulasi tersebut, edit rangkaiannya dengan menambahkan
beberapa komponen, diantaranya product 1 buah, Scope 3 buah dan Transfer Fcn
sebanyak 2 buah. Rangkailah komponen yang sudah ditambahkan tersebut seperti
gambar pada bagian rangkaian percobaan di atas.
3. Edit nama-nama komponen yang sudah ditambahkan seperti pada gambar pada
rangkaian percobaan, product dengan nama ‘demodulasi’ dengan parameter yang sama
dengan modulasi, Scope dengan nama ‘Output Demodulasi 1’, ‘Output LPF 1’ dan
‘Output LPF 2’, serta Trasnfer Fcn dengan nama LPF 1 dan LPF 2. Ubah parameter
LPF 1 dan 2 dengan ketentutan Numerator Coefficients dengan parameter ‘[2*pi*15]’,
Denominator Coefficients dengan parameter ‘[1 2*pi*15]’, Absolute Tolerance dan
State Nama: (e.g., ‘position’) dibuat tetap.
4. Simpan rangkaian percobaan 2 dengan nama DemodulasiAmplitudo.
5. Klik Start Simulation, liat sinyal keluaran pada Scope Output Demodulasi 1, Output
LPF 1 dan Output LPF 2.
6. Ubah parameter Amplitudo sinyal pembawa dengan nilai seperti pada tabel berikut.

Parameter Amplitudo
Simulasi Ke-
Sinyal Pemodulasi Sinyal Pembawa
1 1 1
2 1 5
3 5 1
4 1 10
5 10 1
6 8 8
7 5 10
8 10 5
9 5 5
10 10 10

7. Lihat output sinyal keluaran pada Scope Output Demodulasi 1, Output LPF 1 dan
Output LPF 2. PrintScreen hasil dari gambar sinyal tersebut dan masukkan pada data.
8. Lakukan langkah 7-8 sampai pada percobaan ke-10
F. DATA PERCOBAAN

Simulasi Parameter Amplitudo


Ke- Output Demodulasi Output LPF 1 Output LPF 2

3
Simulasi Parameter Amplitudo
Ke- Output Demodulasi Output LPF 1 Output LPF 2

6
Simulasi Parameter Amplitudo
Ke- Output Demodulasi Output LPF 1 Output LPF 2

9
Simulasi Parameter Amplitudo
Ke- Output Demodulasi Output LPF 1 Output LPF 2

10
G. KESIMPULAN
1. Demodulasi amplitudo adalah kebalikan dari modulasi amplitudo yang merupakan
proses mendapatkan kembali data atau proses membaca data dari sinyal yang diterima
dari pengirim. Dalam demodulasi, sinyal pesan dipisahkan dari sinyal pembawa
frekuensi tinggi.
2. Ouput demodulasi akan semakin banyak membentuk gelombang maka inputan
amplitudo dan frekuensi dari sinyal modulasi dan sinyal carrier harus semakin besar.
3. Jika amplitudo sinyal pemodulasi bernilai 1, maka sinyal keluaran yang dibentuk adalah
hanya satu puncak saja.

Anda mungkin juga menyukai