Menara PLN, Jl. Lingkar Luar Barat Duri Kosambi, cengkareng-Jakarta Barat 11750
Nama :
Nama : Praktikum :
NIM : jur/prog.studi :
NIM :
Kelompok : Semester :
Praktikum :
Jurusan :
Asisten : 1.
2.
3.
4.
Jakarta, 2017
PERCOBAAN 1.
MOTOR DC TIPE SHUNT
A. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa dapat menghubungkan diagram rangkaian Motor DC Shunt untuk
tujuan pengaturan kecepatan.
2. Mahasiswa mampu mengoperasikan motor DC shunt untuk tujuan pengaturan
kecepatan.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja dan karakteristik beban bahwa motor
lebih efisien pada kecepatan nominalnya.
B. Teori Dasar
Motor DC merupakan alat konversi tenaga listrik yang dapat merubah tenaga
listrik menjadi tenaga gerak (tenaga mekanik). Motor listrik yang kita bahas di sini adalah
Motor Arus Searah dengan tipe Shunt, yaitu suatu motor DC yang tahanan penguat
jangkarnya (Ra) dihubungkan paralel dengan tahanan penguat medan shunt (Rsh).
F = B.I.L newton
Eb
Rsh V
V
D. LANGKAH PRAKTIKUM
1. Siapkan sumber listrik sesuai kebutuhan praktek ( sumber arus searah 2 set )
2. Siapkan alat ukur dengan batas-ukur sesuai peralatan listrik yang akan diukur:
4( empat ) Volt meter AC
4 (empat ) Amper meter AC
1 ( satu ) Volt meter DC
2 ( dua ) Amper meter DC
1 ( satu ) Tacho-meter
3. Siapkan kabel penghubung secukupnya
4. Lakukan pengawatan seperti pada gambar 1
5. Pastikan posisi pengatur tegangan sumber listrik arus searah untuk motor DC ( shunt ) adalah “
nol “
6. Pastikan posisi pengatur tegangan sumber listrik arus searah untuk untuk excitasi generator
sinkron adalah “ nol “
7. Masukkan sumber listrik untuk motor penggerak ( motor DC ) dan naikkan tegangan secara
bertahap sampai putaran motor mencapai nominalnya.
8. Masukkan sumber listrik untuk penguatan ( excitasi ) dan naikkan tegangannya secara bertahap
sampai arus excitasi menunjukkan 100 %
9. Masukkan beban secara bertahap sampai mencapai 100 % beban dan turunkan kembali beban
secara bertahap sampai 0 %
10.Amati penunjukan :
Arus motor penggerak
Arus excitasi
Arus beban
TABEL PENGAMATAN
E. RANGKAIAN PERCOBAAN 1
Gambar 1.
220 V DC
V V V V
A
A R
C Z
A
E F J A
U
K
S
A BEB
H X
A
A V
T
AN
D Y
W N
220 V - DC
A. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa dapat menghubungkan diagram rangkaian Motor DC Serie untuk
tujuan pengaturan kecepatan.
2. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja dan karakteristik kerja dari Motor
DC Tipe Serie.
B. Teori Dasar
Motor DC jenis ini mempunyai cirri kumparan penguat medan di seri
terhadap kumparan armature. Kelebihan dari motor DC jenis ini, yaitu daya output yang
dihasilkan besar. Sedangkan kelemahannya yaitu arus beban yang diminta sangatlah
besar, sesuai dengan beban yang dipikulnya, jika tegangan inputnya tidak stabil maka
fluks magnet yang dihasilkan oleh kumparan seri tidak stabil pula, sehingga daya output
yang dihasilkan tidak stabil.
Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri
dengan gulungan Dinamo. Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus dinamo.
Berikut tentang kecepatan Motor Seri :
1). Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM
2). Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor
akan mempercepat tanpa terkendali.
Motor-motor Seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan torsi penyalaan awal
yang tinggi, seperti Derek dan alat pengangkat hoist.
1). Sebagai kumparan medan biasanya membawa arus armatur, jadi ∅∞Ia di atas
titik saturasi magnetnya dan sebelum saturasi Ta∞∅. Ia atau Ta∞ Ia
2). Perubahan di Eb untuk variasi arus beban itu kecil. Jadi variasi kecepatan
berkebalikan dengan arus armatur.
3). Jika kecepatan naik, torsinya kecil.
Gambar karakteristik Motor DC Serie dapat dilihat pada gambar 5b) di atas.
I
+
Rse
Ia
220 V
Eb Ra
-
Gambar 7. Bagan hubung-
an Motor Seri.
D. LANGKAH PRAKTIKUM
1. Siapkan sumber listrik sesuai kebutuhan praktek ( sumber arus searah 2 set )
2. Siapkan alat ukur dengan batas-ukur sesuai peralatan listrik yang akan diukur:
4( empat ) Volt meter AC
4 (empat ) Amper meter AC
1 ( satu ) Volt meter DC
2 ( dua ) Amper meter DC
1 ( satu ) Tacho-meter
3. Siapkan kabel penghubung secukupnya
4. Lakukan pengawatan seperti pada gambar 2
5. Pastikan posisi pengatur tegangan sumber listrik arus searah untuk motor DC ( serie ) adalah
“ nol “
6. Pastikan posisi pengatur tegangan sumber listrik arus searah untuk eksitasi generator sinkron ada-
lah “ nol “
7. Masukkan sumber listrik untuk motor penggerak ( motor DC ) dan naikkan tegangan secara
bertahap sampai putaran motor mencapai nominalnya.
8. Masukkan sumber listrik untuk penguatan ( excitasi ) dan naikkan tegangannya secara bertahap
sampai arus excitasi menunjukkan 100 %
9. Masukkan beban secara bertahap sampai mencapai 100 % beban dan turunkan kembali beban
secara bertahap sampai 0 %
10.Amati penunjukan :
Arus motor penggerak
Arus excitasi
Arus beban
Putaran motor pada setiap perubahan nilai arus beban
Catat hasil pengamatan tersebut.
11.Turunkan tegangan sumber listrik untuk excitasi sampai mencapai nilai “nol” dan matikan sumber
listriknya.
12. Turunkan tegangan sumber listrik untuk pengatur putaran motor sampai mencapai nilai
“nol” dan matikan sumber listriknya.
13.Analisa hasil percobaan ini
V V V IR IS IT IN
R-N S-N T-N
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
E. RANGKAIAN PERCOBAAN 2
Gambar 2.
220 V DC
V
V V V
A
A E R
C Z
A
F J
U A
S BEBAN
K X
A
H
V A
A T
D Y
W N
220 V - DC
A. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa dapat menghubungkan diagram rangkaian Motor DC Kompon untuk
tujuan pengaturan kecepatan.
2.Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja dan karakteristik kerja dari Motor
DC Tipe Kompon.
B. Teori Dasar
Dalam dunia industri, motor arus searah banyak digunakan sebagai motor
penggerak. Pemilihan motor arus searah sebagai motor penggerak dibandingkan motor
induksi karena motor arus searah memiliki rentang pengaturan kecepatan yang lebar.
Pengaturan kecepatan motor arus searah juga mudah dilakukan dalam berbagai
kecepatan dan variasi beban. Pada motor arus searah Kompon, jika beban bertambah
maka kecepatan rotor cenderung menurun oleh karena itu diperlukan pengaturan
kecepatan, di dalam melayani beban dan diharapkan motor arus searah mampu
memiliki efisiensi maksimal sehingga motor searah kompon memiliki kinerja yang baik
dalam melayani beban. Berdasarkan hubungan rangkaian penguat medannya, salah
satu jenis motor DC adalah motor DC penguatan kompon. Motor DC penguatan kompon
ini ada dua jenis yaitu motor DC kompon panjang dan motor DC kompon pendek. Motor
DC penguatan kompon memiliki torsi penyalaan awal yang bagus sehingga sangat
banyak digunakan sebagai motor penggerak. Motor DC yang digunakan dibidang
industri pada umumnya memiliki kapasitas daya yang relatif besar dan disesuaikan
dengan beban mekanis dan volume. Dengan demikian perlu dilakukan pengujian untuk
membandingkan pengaruh pengaturan putaran terhadap efisiensi motor DC kompon
panjang dan motor DC kompon pendek sehingga dalam pengaturan kecepatan
didapatkan efisiensi yang paling maksimal.
Pada motor kompon, kutub utama berisi rangkaian seri dan paralel. Dalam kondisi
tanpa beban, motor kompon mempunyai sifat seperti motor shunt. Pada kondisi beban
terpasang, dengan momen torsi yang sama, akan didapat putaran sedikit lebih tinggi.
Ish I
+
Rm Tahanan mula
Ia
240 V
Rsh
Eb Ra
-
Gambar 8. Motor Shunt dengan tahanan
mula (Motor DC Kompon Panjang)
Ish
Ia 240 V
Rsh
Eb Ra
-
Gambar 9. Motor Shunt dengan tahanan
mula (Motor DC Kompon Pendek)
D. LANGKAH PRAKTIKUM
1. Siapkan sumber listrik sesuai kebutuhan praktek ( sumber arus searah 2 set )
2. Siapkan alat ukur dengan batas-ukur sesuai peralatan listrik yang akan diukur:
4 ( empat ) Volt meter AC
4 (empat ) Amper meter AC
1 ( satu ) Volt meter DC
2 ( dua ) AmperEmeter DC
1 ( satu ) Tacho-meter
3. Siapkan kabel penghubung secukupnya
4. Lakukan pengawatan seperti pada gambar 3
5. Pastikan posisi pengatur tegangan sumber listrik arus searah untuk motor DC ( shunt ) adalah “ nol “
6. Pastikan posisi pengatur tegangan sumber listrik arus searah untuk untuk excitasi generator
sinkron adalah “ nol “
7. Masukkan sumber listrik untuk motor penggerak ( motor DC ) dan naikkan tegangan secara
bertahap sampai putaran motor mencapai nominalnya.
8. Masukkan sumber listrik untuk penguatan ( excitasi ) dan naikkan tegangannya secara bertahap
sampai arus excitasi menunjukkan 100 %
9. Masukkan beban secara bertahap sampai mencapai 100 % beban dan turunkan kembali beban
secara bertahap sampai 0 %
10.Amati penunjukan :
Arus motor penggerak
Arus excitasi
Arus beban
TABEL PENGAMATAN
V V V IR IS IT IN
R-N S-N T-N
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar 3
220 V DC
V
V V V
A
A E R
C Z
A
F J A
U
S BEBAN
K A
H X
A
V
A T
D Y
W N
220 V - DC
A. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa mampu memahami cara kerja Motor Induksi fasa satu.
2. Mahasiswa mampu memahami karakteristik kerja dari Generator DC dengan
Beban.
3. Mahasiswa mampu mengenal alat, komponen dan fungsinya dalam jenis
Generator DC dengan Beban .
B. Teori Dasar
Apabila kumparan-kumparan motor induksi satu fasa dialiri arus
bolak-balik satu fasa, maka pada celah udara akan dibangkitkan medan yang berputar.
Medan magnet berputar bergerak memotong lilitan rotor sehingga menginduksikan
tegangan listrik pada kumparan-kumparan tersebut. Biasanya lilitan rotor berada
dalam hubungsingkat. Akibatnya lilitan rotor akan memngalir arus listrik yang besarnya
tergantung pada besarnya tegangan induksi dan impedansi rotor. Arus listrik yang
mengalir pada rotor akan mengakibatkan medan magnet rotor dengan kecepatan sama
dengan kecepatan medan putar stator (Ns). Interaksi medan stator dan rotor akan
membangkitkan torsi yang menggerakkan rotor berputar searah dengan arah medan
putar stator. Interaksi medan stator dan rotor juga menyebabkan terjadinya gaya gerak
listrik induksi yang disebabkan oleh kumparan-kumparan stator dan rotor.
Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi perpotongan
medan magnet oleh lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan menimbulkan tegangan induksi.
Tegangan induksi terbesar terjadi saat rotor menempati posisi seperti Gambar 2 (a) dan
(c). Pada posisi ini terjadi perpotongan medan magnet secara maksimum oleh
penghantar. Sedangkan posisi jangkar pada Gambar 2.(b), akan menghasilkan tegangan
induksi nol. Hal ini karena tidak adanya perpotongan medan magnet dengan penghantar
pada jangkar atau rotor. Daerah medan ini disebut daerah netral.
220 V -
AC
A
A
A E
C
F V
H
D
A
Gambar 1
4. Siapkan sumber listrik sesuai kebutuhan praktek ( sumber arus bolak-balik dan arus searah
masing-masing 1 set )
5. Siapkan alat ukur dengan batas-ukur sesuai peralatan listrik yang akan diukur:
5 (lima ) Volt meter AC
1 ( satu ) Amper meter DC
1 ( satu ) Tacho-meter
6. Siapkan kabel penghubung secukupnya
7. Lakukan pengawatan seperti pada gambar 1
8. Masukkan sumber listrik untuk motor penggerak, pastikan posisi pengatur tegangan adalah “ nol “
9. Naikkan tegangan secara bertahap sampai putaran motor mencapai nominalnya.
10.Masukkan sumber listrik untuk penguatan ( excitasi ) dan pastikan posisi pengatur tegangan adalah “
nol “ dan naikkan tegangannya secara bertahap sampai menunjukkan arus excitasi mulai dari 10 %
sampai dengan 100 % dan amati penunjukan :
Volt meter tegangan motor penggerak
Amper meter motor penggerak
Amper meter arus excitasi
Perubahan nilai tegangan keluaran
Putaran generator pada setiap perubahan nilai arus penguatan
Catat hasil pengamatan tersebut.
11.Turunkan tegangan sumber listrik untuk excitasi sampai mencapai nilai “nol” dan matikan sumber
listriknya.
12. Turunkan tegangan sumber listrik untuk pengatur putaran motor sampai mencapai nilai “nol” dan
matikan sumber listriknya.
13.Analisa hasil percobaan ini
TABEL PENGAMATAN
A. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa mampu memahami cara kerja Motor Induksi fasa satu.
2. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja dari Generator Sinkron.
3. Mahasiswa mampu bagaimana menjelaskan cara kerja Motor Kapasitor.
B. Teori Dasar
Sekali lagi, Cara kerja Motor Kapasitor : Awalnya belitan utama dan belitan bantu
mendapatkan tegangan dari jala-jala L1 dan netral. Kemudian dua buah kondensator CB dan
CA, keduanya membentuk loop tertutup sehingga rotor mulai berputar, dan ketika putaran
mendekati 70% putaran nominalnya, saklar sentrifugal akan membuka dan kontak normally
close memutuskan kondensator bantu CA.
220 V -
AC
V V V V
A
R
A
J
Z R
A
U
S
K A
X
A XL
A V
T
Y
V XC
W N
220 V - DC
Gambar 2
E. LANGKAH PRAKTIKUM
14.Siapkan sumber listrik sesuai kebutuhan praktek ( sumber arus bolak-balik dan arus searah
masing-masing 1 set )
15.Siapkan alat ukur dengan batas-ukur sesuai peralatan listrik yang akan diukur:
5 (lima ) Volt meter AC
5 (lima ) Amper meter AC
1 ( satu ) Amper meter DC
1 ( satu ) Tacho-meter
16.Siapkan kabel penghubung secukupnya
17.Lakukan pengawatan seperti pada gambar 2
18.Masukkan sumber listrik untuk motor penggerak dan pastikan posisi pengatur tegangan adalah “
nol “
19.Naikkan tegangan secara bertahap sampai putaran motor mencapai nominalnya.
20.Masukkan sumber listrik untuk penguatan ( excitasi ), pastikan posisi pengatur tegangan adalah“ nol
“ dan naikkan tegangannya secara bertahap sampai menunjukkan arus excitasi sampai dengan 100 %
21.Masukkan beban secara bertahap dan bergantian beban R, Xl dan Xc dan amati penunjukan :
Volt meter tegangan motor penggerak
Amper meter motor penggerak
Amperemeter arus excitasi
Arus beban
Perubahan nilai tegangan keluaran
Putaran generator pada setiap perubahan nilai arus beban
Catat hasil pengamatan tersebut.
22.Masukkan kombinasi beban antara R dengan Xl. R dengan XC , Xl dengan XC dan R dengan Xl dan
dengan Xc
23.Turunkan tegangan sumber listrik untuk excitasi sampai mencapai nilai “nol” dan matikan sumber
listriknya.
A. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa mampu memahami cara kerja Motor Induksi fasa tiga.
2. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja dari Motor Sinkron.
B. Teori Dasar
Motor Asinkron lebih populer disebut dengan motor induksi karena arus di
rotor yang menghasilkan torsi merupakan hasil ggl induksi dari stator ke rotor.
Karakteristik kecepatan motornya tergantung dari beban motor tersebut. Motor
induksi paling banyak digunakan karena konstruksi yang sederhana, stator sama
halnya dengan motor sinkron dan rotornya tidak memerlukan sumber dari luar
sehingga tidak perlu ada karbon brush, rotor motor induksi ada dua tipe, yaitu
rotor sangkar dan rotor belitan. Karena konstruksinya sederhana dan
perawatannya yang murah sehingga paling banyak digunakan di industri.
D. RANGKAIAN PERCOBAAN 1
220 –
N 380 V R
S T V
A A A A
V V V
R A
Z
J A
U BEBA
U V S A
Z K
X A
W
X A
V
N
T
Y
Y
W N
220 V - DC
Gambar 1
E. LANGKAH PRAKTIKUM
26.Siapkan sumber listrik sesuai kebutuhan praktek ( sumber arus bolak-balik tiga fasa dan arus searah
masing-masing 1 set )
27.Siapkan alat ukur dengan batas-ukur sesuai peralatan listrik yang akan diukur:
6 (enam ) Volt meter AC
8 (delapan) Amper meter AC
1 ( satu ) Amper meter DC
1 ( satu ) Tacho-meter
28.Siapkan kabel penghubung secukupnya
29.Lakukan pengawatan seperti pada gambar 1
30.Masukkan sumber listrik untuk motor penggerak dan pastikan posisi pengatur tegangan adalah “
nol “
31.Naikkan tegangan secara bertahap sampai putaran motor mencapai nominalnya.
32.Masukkan sumber listrik untuk penguatan ( excitasi ), pastikan posisi pengatur tegangan adalah “ nol
“ dan naikkan tegangannya secara bertahap sampai menunjukkan arus excitasi sampai dengan 100 %
33.Masukkan beban secara bertahap sampai mencapai 100 % beban, amati penunjukan :
Tegangan motor penggerak
Arus motor penggerak
Arus excitasi
V V V IR IS IT IN V V V IR IS IT IN
R-N S-N T-N R-N S-N T-N
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
B. Teori Dasar
Simbol Transformator
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder
transformator ada dua jenis yaitu:
1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah
menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak
daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi
menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak
daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
Sumber DC
Di dalam ilmu elektronika dan listrik dikenal dua jenis arus dan tegangan yaitu
DC (Direct Current) dan tegangan AC (Alternate Current). Keduanya mempunyai
karakteristik, bentuk gelombang, dan fungsi yang berbeda, namun satuan-satuan dasarnya
sama (Volt untuk tegangan, Ampere untuk arus, dan Watt untuk Daya). Untuk mengetahui
perbedaan AC dan DC dapat dilihat dari bentuk gelombang listrik yang dihasilkan melalui
Oscilloscope. Oscilloscope adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan
bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Oscilloscope dilengkapi dengan tabung
sinar katode dengan piranti pemancar elektron yang memproyeksikan sorotan elektron ke
layar tabung sinar katode. Sorotan elektron tersebut akan membekas pada layar. Suatu
rangkaian khusus dalam osiloskop menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri
ke kanan. Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari.
Dengan bantuan Oskiloskop ini perbedaan tegangan AC dan DC dapat terlihat dengan jelas,
yaitu dari bentuk gelombangnya. Oscilloscope (Oskiloskop) untuk mengukur beda fase
gelombang. Osiloskop biasanya digunakan untuk mengamati bentuk gelombang yang tepat
dari sinyal listrik. Selain amplitudo sinyal, osiloskop dapat menunjukkan distorsi, waktu
antara dua peristiwa (seperti lebar pulsa, periode, atau waktu naik) dan waktu relatif dari
dua sinyal terkait Arus dan Tegangan DC (Searah) Arus searah (Direct current/ DC)
mempunyai polaritas tetap yaitu positif (+), nol (0), dan negatif (-). Arus DC tidak memiliki
phase dan selalu mengalir dari polaritas yang lebih tinggi ke polaritas yang lebih rendah. Di
dalam sistem perkabelan elektronika warna kabel merah biasanya menandai polaritas
positif (+) dan warna hitam adalah polaritas negatif (-). Contoh Sumber Tegangan DC: ACCU
D. RANGKAIAN PERCOBAAN 1
S
P1
1
S
2
ARAH LILITAN
P2 Gambar 1
LILITAN
P1 S1
A Vs
p
G Vp S2
=
P2 Gambar 2
LANGKAH PRAKTIKUM
8. Turunkan tegangan sumber listrik sampai mencapai nilai “nol” dan matikan sumber listriknya.
9. Tukarkan polaritas sumber listrk menjadi sebaliknya
10.Masukkan kembali sumber listrik dan pastikan posisi tegangan adalah “ nol “
11.Naikkan tegangan secara bertahap, amati penunjukan Amper meter ( Ap ) sampai pada 50 % batas
kemampuan trafo
12.Cata hasil ukur :
B. Teori Dasar
Simbol Transformator
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder
transformator ada dua jenis yaitu:
3. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah
menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak
daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
4. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi
menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak
daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
Sumber AC
P1 S1
A Vs
p
G
~
Vp
S2
Gambar 3
E. LANGKAH PRAKTIKUM
P2
1. Siapkan sumber listrik sesuai kebutuhan praktek ( sumber arus bolak-balik)
2. Siapkan alat ukur dengan batas-ukur sesuai peralatan listrik yang akan diukur : 2 ( dua ) Volt meter
AC dan 1 ( satu ) Amper meter AC
3. Siapkan kabel penghubung secukupnya
4. Lakukan pengawatan seperti pada gambar 3
5. Masukkan sumber listrik dan pastikan posisi tegangan adalah “ nol “
6. Naikkan tegangan secara bertahap, amati penunjukan Voltmeter sisi primer trafo( Vp ) sampai pada
batas tegangan trafo sisi primer trafo
7. Cata hasil ukur :
8. Turunkan tegangan sumber listrik sampai mencapai nilai “nol” dan matikan sumber listriknya.
9. Tukarkan polaritas sumber listrk menjadi sebaliknya
10.Masukkan kembali sumber listrik dan pastikan posisi tegangan adalah “ nol “
11.Naikkan tegangan secara bertahap, amati penunjukan Voltmeter sisi primer trafo (Vp) sampai pada
batas tegangan trafo sisi primer trafo
12.Cata hasil ukur :
B. Teori Dasar
Trafo Step-Up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak
daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini
biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang
dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer,
sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah
ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.
Rumus untuk fluks magnet yang ditimbulkan lilitan primer adalah d∅ = ∈. dt dan rumus
𝑑∅
untuk ggl. induksi yang terjadi di lilitan sekunder adalah ∈ = 𝑁. 𝑑𝑡 Karena kedua
𝑑∅ 𝑉𝑝 𝑉𝑠
kumparan dihubungkan dengan fluks yang sama,maka = = . Dengan
𝑑𝑡 𝑁𝑝 𝑁𝑠
𝑉𝑝 𝑁𝑝
menyusun ulang persamaan akan didapat 𝑉𝑠
= 𝑁𝑠
.
Dari rumus-rumus di atas, didapat pula : Vp . Ip = Vs . Is. Dengan kata lain, hubungan
antara tegangan primer dengan tegangan sekunder ditentukan oleh perbandingan jumlah
lilitan primer dengan lilitan sekunder.
D. RANGKAIAN PERCOBAAN
Vt
S
A P Vs
1
p 1
G
~
Vp
S
P 2
2 Gambar 4
E. LANGKAH PRAKTIKUM
8. Turunkan tegangan sumber listrik sampai mencapai nilai “nol” dan matikan sumber listriknya.
9. Analisa hasil percobaan ini
B. Teori Dasar
Trafo Step-Up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak
daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini
biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang
dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer,
sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah
ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.
Rumus untuk fluks magnet yang ditimbulkan lilitan primer adalah d∅ = ∈. dt dan rumus
𝑑∅
untuk ggl. induksi yang terjadi di lilitan sekunder adalah ∈ = 𝑁. Karena kedua
𝑑𝑡
𝑑∅ 𝑉𝑝 𝑉𝑠
kumparan dihubungkan dengan fluks yang sama,maka 𝑑𝑡
= 𝑁𝑝
= 𝑁𝑠
. Dengan
𝑉𝑝 𝑁𝑝
menyusun ulang persamaan akan didapat 𝑉𝑠
= 𝑁𝑠
.
D. RANGKAIAN PERCOBAAN
Vt
S
A P Vs
1
G
~ Vp p 1
S
P 2
Gambar 5
2
E. LANGKAH PRAKTIKUM
8. Turunkan tegangan sumber listrik sampai mencapai nilai “nol” dan matikan sumber listriknya.
9. Analisa hasil percobaan ini