Anda di halaman 1dari 31

MODUL PRAKTIKUM

DASAR KONVERSI TENAGA LISTRIK

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO


STT-PLN JAKARTA

Menara PLN, Jl. Lingkar Luar Barat Duri Kosambi, cengkareng-Jakarta Barat 11750

Telp. (021) 5440342, 5440344. Fax. 021-5440343Website : www.sttpln.ac.id


KARTU PRAKTIKUM
BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO
Kampus : Menara PLN, Jl. Lingkar Luar Barat, Duri Kosambi, DAFTAR NILAI PRAKTIKUM
Cengkareng Jakarta Barat 11750 Telp. 021-5440342,
5440344, Fax. 021-5440343 BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO
DASAR KONVERSI TENAGA LISTRIK

Nama :
Nama : Praktikum :
NIM : jur/prog.studi :
NIM :
Kelompok : Semester :
Praktikum :

Kelompok : Tes awal Keterampilan Laporan Presentasi Ket


NO Percobaan
…….. % ……………...% ……… % ………… %
Program studi :

Jurusan :

Asisten : 1.

2.

3.

4.
Jakarta, 2017

SEKOLAH TINGGI TEKNIK – PLN


JAKARTA Praktikan Asisten
2017
MODUL 1
MOTOR ARUS SEARAH

PERCOBAAN 1.
MOTOR DC TIPE SHUNT

A. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa dapat menghubungkan diagram rangkaian Motor DC Shunt untuk
tujuan pengaturan kecepatan.
2. Mahasiswa mampu mengoperasikan motor DC shunt untuk tujuan pengaturan
kecepatan.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja dan karakteristik beban bahwa motor
lebih efisien pada kecepatan nominalnya.

B. Teori Dasar

Motor Arus-Searah Tipe Shunt

Motor DC merupakan alat konversi tenaga listrik yang dapat merubah tenaga
listrik menjadi tenaga gerak (tenaga mekanik). Motor listrik yang kita bahas di sini adalah
Motor Arus Searah dengan tipe Shunt, yaitu suatu motor DC yang tahanan penguat
jangkarnya (Ra) dihubungkan paralel dengan tahanan penguat medan shunt (Rsh).

Karakteristik Motor DC Shunt

Motor DC Shunt memiliki karakteristik pengoperasian yang agak berbeda


dengan motor listrik yang sejenis. Karena medan kumparan paralel terbuat dari kabel
yang kecil. Motor ini tidak dapat memproduksi arus yang besar ketika mulai melakukan
putaran seperti pada medan kumparan seri. Hal ini berarti motor paralel mempunyai
torsi awal yang lemah. Ketika voltase diaplikasikan ke motor listrik, resistansi yang tinggi
pada kumparan paralel menjaga arus mengalir lambat. Kumparan armatur untuk motor
shunt pada dasarnya sama dengan motor seri dan menggunakan arus untuk
memproduksi medan magnetik yang cukup kuat untuk membuat kumparan armatur
memulai putaran. Seperti halnya motor seri, ketika armatur mulai berputar, kumparan
tersebut akan memproduksi GGL. GGL lawan akan menyebabkan arus pada kumparan
armatur mulai terkurangi sampai pada level yang sangat rendah. Banyaknya arus pada
kumparan armatur yang dibutuhkan akan secara langsung berhubungan dengan
banyaknya beban ketika motor mencapai kecepatan maksimal. Ketika bebannya sedikit,
kumparan armature ini akan membutuhkan arus yang sedikit pula. Namun, ketika motor
mencapai rpm yang penuh, kecepatannya akan tetap konstan. Rangkaian eksitasi motor
shunt terletak paralel dengan jangkar. Putaran akan turun dengan naiknya momen torsi.
Pada kondisi tanpa beban, karakteristik motor shunt mirip dengan motor penguat
terpisah. Gambar karakteristik Motor DC Shunt dapat dilihat pada gambar 5e) di atas.

F = B.I.L newton

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 2


Ish I +
Ia

Eb
Rsh V
V

Gambar 6. Bagan hubungan


Motor Shunt.

C. Peralatan dan Bahan yang digunakan :


1). Tespen, 1 buah
2). Obeng lengkap
3). Multimeter, 1 buah
4). Voltmeter AC, 4 buah
5). Amperemeter AC, 4 buah
6). Voltmeter DC, 1 buah
7). Amperemeter DC, 2 buah
8). Tachometer, 1 buah
6). Kabel penghubung, secukupnya
7). Motor DC Tipe Shunt, 1buah

D. LANGKAH PRAKTIKUM
1. Siapkan sumber listrik sesuai kebutuhan praktek ( sumber arus searah 2 set )
2. Siapkan alat ukur dengan batas-ukur sesuai peralatan listrik yang akan diukur:
 4( empat ) Volt meter AC
 4 (empat ) Amper meter AC
 1 ( satu ) Volt meter DC
 2 ( dua ) Amper meter DC
 1 ( satu ) Tacho-meter
3. Siapkan kabel penghubung secukupnya
4. Lakukan pengawatan seperti pada gambar 1
5. Pastikan posisi pengatur tegangan sumber listrik arus searah untuk motor DC ( shunt ) adalah “
nol “
6. Pastikan posisi pengatur tegangan sumber listrik arus searah untuk untuk excitasi generator
sinkron adalah “ nol “
7. Masukkan sumber listrik untuk motor penggerak ( motor DC ) dan naikkan tegangan secara
bertahap sampai putaran motor mencapai nominalnya.
8. Masukkan sumber listrik untuk penguatan ( excitasi ) dan naikkan tegangannya secara bertahap
sampai arus excitasi menunjukkan 100 %
9. Masukkan beban secara bertahap sampai mencapai 100 % beban dan turunkan kembali beban
secara bertahap sampai 0 %
10.Amati penunjukan :
 Arus motor penggerak
 Arus excitasi
 Arus beban

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 3


 Putaran motor pada setiap perubahan nilai arus beban
 Catat hasil pengamatan tersebut.
11.Turunkan tegangan sumber listrik untuk excitasi sampai mencapai nilai “nol” dan matikan sumber
listriknya.
12.Turunkan tegangan sumber listrik untuk pengatur putaran motor sampai mencapai nilai “nol”
dan matikan sumber listriknya.
13.Analisa hasil percobaan ini

TABEL PENGAMATAN

Motor Penggerak Beban Motor ( Generator Sinkron)


(Motor Shunt) TEGANGAN ARUS Arus Putaran Keterangan Nyala
No
Excitasi Motor Lampu
TEGANGAN ARUS
V-R V-S V-T IR IS IT IN
(V) (A)
1
2
3
4
5
6
7
8

E. RANGKAIAN PERCOBAAN 1

Gambar 1.
220 V DC

V V V V
A

A R
C Z
A
E F J A
U
K
S
A BEB
H X
A
A V
T
AN
D Y
W N

220 V - DC

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 4


PERCOBAAN 2.
MOTOR DC TIPE SERIE

A. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa dapat menghubungkan diagram rangkaian Motor DC Serie untuk
tujuan pengaturan kecepatan.
2. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja dan karakteristik kerja dari Motor
DC Tipe Serie.

B. Teori Dasar
Motor DC jenis ini mempunyai cirri kumparan penguat medan di seri
terhadap kumparan armature. Kelebihan dari motor DC jenis ini, yaitu daya output yang
dihasilkan besar. Sedangkan kelemahannya yaitu arus beban yang diminta sangatlah
besar, sesuai dengan beban yang dipikulnya, jika tegangan inputnya tidak stabil maka
fluks magnet yang dihasilkan oleh kumparan seri tidak stabil pula, sehingga daya output
yang dihasilkan tidak stabil.
Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri
dengan gulungan Dinamo. Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus dinamo.
Berikut tentang kecepatan Motor Seri :
1). Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM
2). Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor
akan mempercepat tanpa terkendali.
Motor-motor Seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan torsi penyalaan awal
yang tinggi, seperti Derek dan alat pengangkat hoist.

Karakteristik Motor DC Serie

Karakteristiknya antara lain, yaitu :

1). Sebagai kumparan medan biasanya membawa arus armatur, jadi ∅∞Ia di atas
titik saturasi magnetnya dan sebelum saturasi Ta∞∅. Ia atau Ta∞ Ia
2). Perubahan di Eb untuk variasi arus beban itu kecil. Jadi variasi kecepatan
berkebalikan dengan arus armatur.
3). Jika kecepatan naik, torsinya kecil.

Gambar karakteristik Motor DC Serie dapat dilihat pada gambar 5b) di atas.

I
+

Rse
Ia
220 V

Eb Ra

-
Gambar 7. Bagan hubung-
an Motor Seri.

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 5


C. Peralatan dan Bahan yang digunakan :
1). Tespen, 1 buah
2). Obeng lengkap
3). Multimeter, 1 buah
4). Voltmeter AC, 4 buah
5). Amperemeter AC, 4 buah
6). Voltmeter DC, 1 buah
7). Amperemeter DC, 2 buah
8). Tachometer, 1 buah
6). Kabel penghubung, secukupnya
7). Motor DC Tipe Serie, 1buah

D. LANGKAH PRAKTIKUM

1. Siapkan sumber listrik sesuai kebutuhan praktek ( sumber arus searah 2 set )
2. Siapkan alat ukur dengan batas-ukur sesuai peralatan listrik yang akan diukur:
 4( empat ) Volt meter AC
 4 (empat ) Amper meter AC
 1 ( satu ) Volt meter DC
 2 ( dua ) Amper meter DC
 1 ( satu ) Tacho-meter
3. Siapkan kabel penghubung secukupnya
4. Lakukan pengawatan seperti pada gambar 2
5. Pastikan posisi pengatur tegangan sumber listrik arus searah untuk motor DC ( serie ) adalah
“ nol “
6. Pastikan posisi pengatur tegangan sumber listrik arus searah untuk eksitasi generator sinkron ada-
lah “ nol “
7. Masukkan sumber listrik untuk motor penggerak ( motor DC ) dan naikkan tegangan secara
bertahap sampai putaran motor mencapai nominalnya.
8. Masukkan sumber listrik untuk penguatan ( excitasi ) dan naikkan tegangannya secara bertahap
sampai arus excitasi menunjukkan 100 %
9. Masukkan beban secara bertahap sampai mencapai 100 % beban dan turunkan kembali beban
secara bertahap sampai 0 %
10.Amati penunjukan :
 Arus motor penggerak
 Arus excitasi
 Arus beban
 Putaran motor pada setiap perubahan nilai arus beban
 Catat hasil pengamatan tersebut.
11.Turunkan tegangan sumber listrik untuk excitasi sampai mencapai nilai “nol” dan matikan sumber
listriknya.
12. Turunkan tegangan sumber listrik untuk pengatur putaran motor sampai mencapai nilai
“nol” dan matikan sumber listriknya.
13.Analisa hasil percobaan ini

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 6


TABEL PENGAMATAN

No Motor Penggerak Beban Motor


( Motor Serie ) ( Generator Sinkron )

Tegangan Arus Tegangan Arus Arus Putaran


Excitasi motor

V V V IR IS IT IN
R-N S-N T-N
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

E. RANGKAIAN PERCOBAAN 2
Gambar 2.
220 V DC

V
V V V
A

A E R
C Z
A
F J
U A
S BEBAN
K X
A
H
V A
A T
D Y
W N

220 V - DC

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 7


PERCOBAAN 3.
MOTOR DC TIPE KOMPON

A. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa dapat menghubungkan diagram rangkaian Motor DC Kompon untuk
tujuan pengaturan kecepatan.
2.Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja dan karakteristik kerja dari Motor
DC Tipe Kompon.

B. Teori Dasar
Dalam dunia industri, motor arus searah banyak digunakan sebagai motor
penggerak. Pemilihan motor arus searah sebagai motor penggerak dibandingkan motor
induksi karena motor arus searah memiliki rentang pengaturan kecepatan yang lebar.
Pengaturan kecepatan motor arus searah juga mudah dilakukan dalam berbagai
kecepatan dan variasi beban. Pada motor arus searah Kompon, jika beban bertambah
maka kecepatan rotor cenderung menurun oleh karena itu diperlukan pengaturan
kecepatan, di dalam melayani beban dan diharapkan motor arus searah mampu
memiliki efisiensi maksimal sehingga motor searah kompon memiliki kinerja yang baik
dalam melayani beban. Berdasarkan hubungan rangkaian penguat medannya, salah
satu jenis motor DC adalah motor DC penguatan kompon. Motor DC penguatan kompon
ini ada dua jenis yaitu motor DC kompon panjang dan motor DC kompon pendek. Motor
DC penguatan kompon memiliki torsi penyalaan awal yang bagus sehingga sangat
banyak digunakan sebagai motor penggerak. Motor DC yang digunakan dibidang
industri pada umumnya memiliki kapasitas daya yang relatif besar dan disesuaikan
dengan beban mekanis dan volume. Dengan demikian perlu dilakukan pengujian untuk
membandingkan pengaruh pengaturan putaran terhadap efisiensi motor DC kompon
panjang dan motor DC kompon pendek sehingga dalam pengaturan kecepatan
didapatkan efisiensi yang paling maksimal.

Karakteristik Motor DC Kompon

Pada motor kompon, kutub utama berisi rangkaian seri dan paralel. Dalam kondisi
tanpa beban, motor kompon mempunyai sifat seperti motor shunt. Pada kondisi beban
terpasang, dengan momen torsi yang sama, akan didapat putaran sedikit lebih tinggi.
Ish I
+

Rm Tahanan mula

Ia
240 V
Rsh

Eb Ra

-
Gambar 8. Motor Shunt dengan tahanan
mula (Motor DC Kompon Panjang)

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 8


I
+
Ise

Rse Tahanan serie

Ish
Ia 240 V

Rsh
Eb Ra

-
Gambar 9. Motor Shunt dengan tahanan
mula (Motor DC Kompon Pendek)

C. Peralatan dan Bahan yang digunakan :


1). Tespen, 1 buah
2). Obeng lengkap
3). Multimeter, 1 buah
4). Voltmeter AC, 4 buah
5). Amperemeter AC, 4 buah
6). Voltmeter DC, 1 buah
7). Amperemeter DC, 2 buah
8). Tachometer, 1 buah
6). Kabel penghubung, secukupnya
7). Motor DC Tipe Kompon, 1buah

D. LANGKAH PRAKTIKUM

1. Siapkan sumber listrik sesuai kebutuhan praktek ( sumber arus searah 2 set )
2. Siapkan alat ukur dengan batas-ukur sesuai peralatan listrik yang akan diukur:
 4 ( empat ) Volt meter AC
 4 (empat ) Amper meter AC
 1 ( satu ) Volt meter DC
 2 ( dua ) AmperEmeter DC
 1 ( satu ) Tacho-meter
3. Siapkan kabel penghubung secukupnya
4. Lakukan pengawatan seperti pada gambar 3
5. Pastikan posisi pengatur tegangan sumber listrik arus searah untuk motor DC ( shunt ) adalah “ nol “
6. Pastikan posisi pengatur tegangan sumber listrik arus searah untuk untuk excitasi generator
sinkron adalah “ nol “
7. Masukkan sumber listrik untuk motor penggerak ( motor DC ) dan naikkan tegangan secara
bertahap sampai putaran motor mencapai nominalnya.
8. Masukkan sumber listrik untuk penguatan ( excitasi ) dan naikkan tegangannya secara bertahap
sampai arus excitasi menunjukkan 100 %
9. Masukkan beban secara bertahap sampai mencapai 100 % beban dan turunkan kembali beban
secara bertahap sampai 0 %
10.Amati penunjukan :
 Arus motor penggerak
 Arus excitasi
 Arus beban

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 9


 Putaran motor pada setiap perubahan nilai arus beban
 Catat hasil pengamatan tersebut.
11.Turunkan tegangan sumber listrik untuk excitasi sampai mencapai nilai “nol” dan matikan sumber
listriknya.
12. Turunkan tegangan sumber listrik untuk pengatur putaran motor sampai mencapai nilai “nol” dan
matikan sumber listriknya.
13.Analisa hasil percobaan ini

TABEL PENGAMATAN

No Motor Penggerak Beban Motor


( Motor Shunt ) ( Generator Sinkron )

Tegangan Arus Tegangan Arus Arus Putaran


Excitasi motor

V V V IR IS IT IN
R-N S-N T-N

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 10


E. RANGKAIAN PERCOBAAN 3

Gambar 3
220 V DC

V
V V V
A

A E R
C Z
A
F J A
U
S BEBAN
K A
H X
A
V
A T
D Y
W N

220 V - DC

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 11


MODUL 2
GENERATOR ARUS SEARAH DENGAN BEBAN
PERCOBAAN 1.
MOTOR FASA SATU dengan GENERATOR DC

A. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa mampu memahami cara kerja Motor Induksi fasa satu.
2. Mahasiswa mampu memahami karakteristik kerja dari Generator DC dengan
Beban.
3. Mahasiswa mampu mengenal alat, komponen dan fungsinya dalam jenis
Generator DC dengan Beban .

B. Teori Dasar
Apabila kumparan-kumparan motor induksi satu fasa dialiri arus
bolak-balik satu fasa, maka pada celah udara akan dibangkitkan medan yang berputar.
Medan magnet berputar bergerak memotong lilitan rotor sehingga menginduksikan
tegangan listrik pada kumparan-kumparan tersebut. Biasanya lilitan rotor berada
dalam hubungsingkat. Akibatnya lilitan rotor akan memngalir arus listrik yang besarnya
tergantung pada besarnya tegangan induksi dan impedansi rotor. Arus listrik yang
mengalir pada rotor akan mengakibatkan medan magnet rotor dengan kecepatan sama
dengan kecepatan medan putar stator (Ns). Interaksi medan stator dan rotor akan
membangkitkan torsi yang menggerakkan rotor berputar searah dengan arah medan
putar stator. Interaksi medan stator dan rotor juga menyebabkan terjadinya gaya gerak
listrik induksi yang disebabkan oleh kumparan-kumparan stator dan rotor.

Prinsip kerja generator (dinamo) DC sama dengan generator AC. Namun,


pada generator DC arah arus induksinya tidak berubah. Hal ini disebabkan cincin yang
digunakan pada generator DC berupa cincin belah (komutator).
Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara :
• Dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.
• Dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.
Proses pembangkitan tegangan tegangan induksi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2
dan Gambar 3.

Gambar 9. Pembangkitan Tegangan Induksi.

Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi perpotongan
medan magnet oleh lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan menimbulkan tegangan induksi.
Tegangan induksi terbesar terjadi saat rotor menempati posisi seperti Gambar 2 (a) dan
(c). Pada posisi ini terjadi perpotongan medan magnet secara maksimum oleh
penghantar. Sedangkan posisi jangkar pada Gambar 2.(b), akan menghasilkan tegangan
induksi nol. Hal ini karena tidak adanya perpotongan medan magnet dengan penghantar
pada jangkar atau rotor. Daerah medan ini disebut daerah netral.

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 12


Gambar 10. Tegangan Rotor yang dihasilkan melalui cincin-seret dan komutator
Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slip-ring berupa dua cincin (disebut juga
dengan cincin seret), seperti ditunjukkan Gambar 3.(1), maka dihasilkan listrik AC (arus
bolak-balik) berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan rotor dihubungkan dengan
komutator satu cincin Gambar 3.(2) dengan dua belahan, maka dihasilkan listrik DC
dengan dua gelombang positip.
• Rotor dari generator DC akan menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.
Sebuah komutator berfungsi sebagai penyearah tegangan AC.
• Besarnya tegangan yang dihasilkan oleh sebuah generator DC, sebanding dengan
banyaknya putaran dan besarnya arus eksitasi (arus penguat medan).

C. Peralatan dan Bahan yang digunakan :


1). Tespen, 1 buah
2). Obeng lengkap
3). Multimeter, 1 buah
4). Voltmeter AC, 4 buah
5). Amperemeter AC, 4 buah
6). Voltmeter DC, 1 buah
7). Amperemeter DC, 2 buah
8). Tachometer, 1 buah
6). Kabel penghubung, secukupnya
7). Motor DC Tipe Shunt, 1buah.
D. RANGKAIAN PERCOBAAN 1

220 V -
AC

A
A
A E
C
F V

H
D
A

Gambar 1

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 13


E. LANGKAH PRAKTIKUM

4. Siapkan sumber listrik sesuai kebutuhan praktek ( sumber arus bolak-balik dan arus searah
masing-masing 1 set )
5. Siapkan alat ukur dengan batas-ukur sesuai peralatan listrik yang akan diukur:
 5 (lima ) Volt meter AC
 1 ( satu ) Amper meter DC
 1 ( satu ) Tacho-meter
6. Siapkan kabel penghubung secukupnya
7. Lakukan pengawatan seperti pada gambar 1
8. Masukkan sumber listrik untuk motor penggerak, pastikan posisi pengatur tegangan adalah “ nol “
9. Naikkan tegangan secara bertahap sampai putaran motor mencapai nominalnya.
10.Masukkan sumber listrik untuk penguatan ( excitasi ) dan pastikan posisi pengatur tegangan adalah “
nol “ dan naikkan tegangannya secara bertahap sampai menunjukkan arus excitasi mulai dari 10 %
sampai dengan 100 % dan amati penunjukan :
 Volt meter tegangan motor penggerak
 Amper meter motor penggerak
 Amper meter arus excitasi
 Perubahan nilai tegangan keluaran
 Putaran generator pada setiap perubahan nilai arus penguatan
 Catat hasil pengamatan tersebut.
11.Turunkan tegangan sumber listrik untuk excitasi sampai mencapai nilai “nol” dan matikan sumber
listriknya.
12. Turunkan tegangan sumber listrik untuk pengatur putaran motor sampai mencapai nilai “nol” dan
matikan sumber listriknya.
13.Analisa hasil percobaan ini

TABEL PENGAMATAN

No % Motor Tegangan Keluaran Generator


Arus Penggerak Putaran
excitasi generator
V I
V V V V V V
R-N S-N T-N R-S S-T T-R
1 0
2 10
3 20
4 30
5 40
6 50
7 60
8 70

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 14


9 80
10 90
11 100
12 90
13 80
14 70
15 60
16 50
17 40
18 30
19 20
20 10
21 0

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 15


PERCOBAAN 2.
MOTOR INDUKSI FASA SATU dengan GENERATOR SINKRON

A. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa mampu memahami cara kerja Motor Induksi fasa satu.
2. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja dari Generator Sinkron.
3. Mahasiswa mampu bagaimana menjelaskan cara kerja Motor Kapasitor.

B. Teori Dasar

Sekali lagi, Cara kerja Motor Kapasitor : Awalnya belitan utama dan belitan bantu
mendapatkan tegangan dari jala-jala L1 dan netral. Kemudian dua buah kondensator CB dan
CA, keduanya membentuk loop tertutup sehingga rotor mulai berputar, dan ketika putaran
mendekati 70% putaran nominalnya, saklar sentrifugal akan membuka dan kontak normally
close memutuskan kondensator bantu CA.

Prinsip Kerja Generator Sinkron


Kecepatan rotor dan frekuensi dari tegangan yang dibangkitkan berbanding secara
langsung memperlihatkan prinsip kerja dari sebuah generator AC dengan dua kutub, dan
dimisalkan hanya memiliki satu lilitan yang terbuat dari dua penghantar secara seri, yaitu
penghantar a dan a’. Lilitan seperti ini disebut Lilitan terpusat, dalam generator sebenarnya
terdiri dari banyak lilitan dalam masing-masing Phasa yang terdistribusi pada masing-masing
alur stator dan disebut Lilitan terdistribusi. Diasumsikan rotor berputar searah jarum jam, maka
flux medan rotor bergerak sesuai lilitan jangkar. Satu putaran rotor dalam satu detik
menghasilkan satu siklus per detik atau 1 Hertz (Hz). Bila kecepatannya 60 rotation per menit
(Rpm), frekuensi 1 Hz. Untuk frekuensi f = 60 Hz, maka rotor harus berputar 3600 Rpm. Untuk
kecepatan rotor n rpm, rotor harus berputar pada kecepatan n/60 revolution per detik (rps). Bila
rotor mempunyai lebih dari 1 pasang kutub, misalnya P kutub maka masing-masing revolution
dari rotor menginduksikan P/2 siklus tegangan dalam lilitan stator. Frekuensi dari tegangan
induksi sebagai sebuah fungsi dari kecepatan rotor.

C. Peralatan dan Bahan yang digunakan :


1). Tespen, 1 buah
2). Obeng lengkap
3). Multimeter, 1 buah
4). Voltmeter AC, 4 buah
5). Amperemeter AC, 4 buah
6). Voltmeter DC, 1 buah
7). Amperemeter DC, 2 buah
8). Tachometer, 1 buah
6). Kabel penghubung, secukupnya
7). Motor Induksi Fasa Satu, 1buah
8). Generator Sinkron, 1 buah

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 16


D. RANGKAIAN PERCOBAAN 2

220 V -
AC

V V V V
A
R
A
J
Z R
A
U
S
K A
X
A XL
A V
T
Y
V XC
W N

220 V - DC

Gambar 2

E. LANGKAH PRAKTIKUM

14.Siapkan sumber listrik sesuai kebutuhan praktek ( sumber arus bolak-balik dan arus searah
masing-masing 1 set )
15.Siapkan alat ukur dengan batas-ukur sesuai peralatan listrik yang akan diukur:
 5 (lima ) Volt meter AC
 5 (lima ) Amper meter AC
 1 ( satu ) Amper meter DC
 1 ( satu ) Tacho-meter
16.Siapkan kabel penghubung secukupnya
17.Lakukan pengawatan seperti pada gambar 2
18.Masukkan sumber listrik untuk motor penggerak dan pastikan posisi pengatur tegangan adalah “
nol “
19.Naikkan tegangan secara bertahap sampai putaran motor mencapai nominalnya.
20.Masukkan sumber listrik untuk penguatan ( excitasi ), pastikan posisi pengatur tegangan adalah“ nol
“ dan naikkan tegangannya secara bertahap sampai menunjukkan arus excitasi sampai dengan 100 %
21.Masukkan beban secara bertahap dan bergantian beban R, Xl dan Xc dan amati penunjukan :
 Volt meter tegangan motor penggerak
 Amper meter motor penggerak
 Amperemeter arus excitasi
 Arus beban
 Perubahan nilai tegangan keluaran
 Putaran generator pada setiap perubahan nilai arus beban
 Catat hasil pengamatan tersebut.
22.Masukkan kombinasi beban antara R dengan Xl. R dengan XC , Xl dengan XC dan R dengan Xl dan
dengan Xc
23.Turunkan tegangan sumber listrik untuk excitasi sampai mencapai nilai “nol” dan matikan sumber
listriknya.

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 17


24. Turunkan tegangan sumber listrik untuk pengatur putaran motor sampai mencapai nilai “nol” dan
matikan sumber listriknya.
25.Analisa hasil percobaan ini
TABEL PENGAMATAN

No Beban Motor Tegangan Keluaran Generator Arus keluaran


Penggerak Generator Putaran
R generator
V I
V V V V V V IR IS IT IN
R-N S-N T-N R-S S-T T-R
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 18


MODUL 3
MOTOR SINKRON DAN ASINKRON
PERCOBAAN 1.
MOTOR SINKRON DAN ASINKRON

A. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa mampu memahami cara kerja Motor Induksi fasa tiga.
2. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja dari Motor Sinkron.

B. Teori Dasar

PERBEDAAN MOTOR SINKRON DAN ASINKRON

Motor Sinkron merupakan motor yang memiliki output kecepatan


putaran motornya yang sinkron/sebanding dengan frekuensi listrik yang masuk
ke statornya. Karakteristik dari motor ini adalah putarannya konstan meskipun
beban motor berubah-ubah di mana kecepatan motornya sesuai dengan
120.𝑓
persamaan 𝑁S = . Konstruksi seperti halnya motor listrik pada umumnya
𝑃
terdiri dari rotor dan stator, pada stator terdiri dari tiga kumparan yang
ditempatkan dalam inti stator yang terpisah 1200, sedangkan rotor motor
sinkron ada dua tipe yaitu salient pole, dan non salient pole, rotor di input
dengan sumber DC sehingga dibutuhkan karbon brush penghubung antara
belitan rotor dan terminal box dari motor sinkron untuk memutar conveyor atau
mesin yang membutuhkan putaran konstan meskipun beban motor tidak
konstan (bervariasi) juga sebelum ada kapasitor bank motor sinkron biasa
digunakan sebagai cos𝜑 regulator, karena motor sinkron bisa menyuplay cos𝜑
lagging atau leading tergantung dari besar arus eksitasi yang di inputkan ke
rotor.

Motor Asinkron lebih populer disebut dengan motor induksi karena arus di
rotor yang menghasilkan torsi merupakan hasil ggl induksi dari stator ke rotor.
Karakteristik kecepatan motornya tergantung dari beban motor tersebut. Motor
induksi paling banyak digunakan karena konstruksi yang sederhana, stator sama
halnya dengan motor sinkron dan rotornya tidak memerlukan sumber dari luar
sehingga tidak perlu ada karbon brush, rotor motor induksi ada dua tipe, yaitu
rotor sangkar dan rotor belitan. Karena konstruksinya sederhana dan
perawatannya yang murah sehingga paling banyak digunakan di industri.

C. Peralatan dan Bahan yang digunakan :


1). Tespen, 1 buah
2). Obeng lengkap
3). Multimeter, 1 buah
4). Voltmeter AC, 4 buah

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 19


5). Amperemeter AC, 4 buah
6). Voltmeter DC, 1 buah
7). Amperemeter DC, 2 buah
8). Tachometer, 1 buah
6). Kabel penghubung, secukupnya.
7). Motor Asinkron Fasa Tiga, 1buah
8). Motor Sinkron, 1 buah

D. RANGKAIAN PERCOBAAN 1

220 –
N 380 V R
S T V

A A A A
V V V

R A
Z
J A
U BEBA
U V S A
Z K
X A
W
X A
V
N
T
Y
Y
W N
220 V - DC

Gambar 1

E. LANGKAH PRAKTIKUM

26.Siapkan sumber listrik sesuai kebutuhan praktek ( sumber arus bolak-balik tiga fasa dan arus searah
masing-masing 1 set )
27.Siapkan alat ukur dengan batas-ukur sesuai peralatan listrik yang akan diukur:
 6 (enam ) Volt meter AC
 8 (delapan) Amper meter AC
 1 ( satu ) Amper meter DC
 1 ( satu ) Tacho-meter
28.Siapkan kabel penghubung secukupnya
29.Lakukan pengawatan seperti pada gambar 1
30.Masukkan sumber listrik untuk motor penggerak dan pastikan posisi pengatur tegangan adalah “
nol “
31.Naikkan tegangan secara bertahap sampai putaran motor mencapai nominalnya.
32.Masukkan sumber listrik untuk penguatan ( excitasi ), pastikan posisi pengatur tegangan adalah “ nol
“ dan naikkan tegangannya secara bertahap sampai menunjukkan arus excitasi sampai dengan 100 %
33.Masukkan beban secara bertahap sampai mencapai 100 % beban, amati penunjukan :
 Tegangan motor penggerak
 Arus motor penggerak
 Arus excitasi

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 20


 Arus beban
 Putaran motor pada setiap perubahan nilai arus beban
 Catat hasil pengamatan tersebut.
34.Turunkan tegangan sumber listrik untuk excitasi sampai mencapai nilai “nol” dan matikan sumber
listriknya.
35. Turunkan tegangan sumber listrik untuk pengatur putaran motor sampai mencapai nilai “nol” dan
matikan sumber listriknya.
36.Analisa hasil percobaan ini
TABEL PENGAMATAN

No Motor Penggerak Beban Motor


Putaran
motor

V V V IR IS IT IN V V V IR IS IT IN
R-N S-N T-N R-N S-N T-N

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 21


MODUL 4
PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR
PERCOBAAN 1.
TRANSFORMATOR FASA SATU DENGAN SUMBER DC
A. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa memahami prinsip kerja Transformator apabila diberikan sumber DC.
2. Mahasiswa mampu mengetahui perbedaan arah lilitan dengan tegangan yang
dihasilkan.

B. Teori Dasar

Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut : Ketika


Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus
listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet
yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan
sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini
dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).

Simbol Transformator
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder
transformator ada dua jenis yaitu:
1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah
menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak
daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi
menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak
daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).

Sumber DC
Di dalam ilmu elektronika dan listrik dikenal dua jenis arus dan tegangan yaitu
DC (Direct Current) dan tegangan AC (Alternate Current). Keduanya mempunyai
karakteristik, bentuk gelombang, dan fungsi yang berbeda, namun satuan-satuan dasarnya
sama (Volt untuk tegangan, Ampere untuk arus, dan Watt untuk Daya). Untuk mengetahui
perbedaan AC dan DC dapat dilihat dari bentuk gelombang listrik yang dihasilkan melalui
Oscilloscope. Oscilloscope adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan
bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Oscilloscope dilengkapi dengan tabung
sinar katode dengan piranti pemancar elektron yang memproyeksikan sorotan elektron ke
layar tabung sinar katode. Sorotan elektron tersebut akan membekas pada layar. Suatu
rangkaian khusus dalam osiloskop menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri
ke kanan. Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari.
Dengan bantuan Oskiloskop ini perbedaan tegangan AC dan DC dapat terlihat dengan jelas,
yaitu dari bentuk gelombangnya. Oscilloscope (Oskiloskop) untuk mengukur beda fase
gelombang. Osiloskop biasanya digunakan untuk mengamati bentuk gelombang yang tepat
dari sinyal listrik. Selain amplitudo sinyal, osiloskop dapat menunjukkan distorsi, waktu
antara dua peristiwa (seperti lebar pulsa, periode, atau waktu naik) dan waktu relatif dari
dua sinyal terkait Arus dan Tegangan DC (Searah) Arus searah (Direct current/ DC)
mempunyai polaritas tetap yaitu positif (+), nol (0), dan negatif (-). Arus DC tidak memiliki
phase dan selalu mengalir dari polaritas yang lebih tinggi ke polaritas yang lebih rendah. Di
dalam sistem perkabelan elektronika warna kabel merah biasanya menandai polaritas
positif (+) dan warna hitam adalah polaritas negatif (-). Contoh Sumber Tegangan DC: ACCU

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 22


(Accumulator), Battery, Solar Cell, Output DC, Adaptor, (Power Supply). Contoh perangkat
yang menggunakan sumber tegangan DC di antaranya: MP3/ MP4 Player, Handphone
(Telpon seluler), Lampu Senter, Lampu Emergency, Kalkulator, Remote Control, Televisi,
Mainan Anak, dan sebagainya.

C. Peralatan dan Bahan yang digunakan :


1). Tespen, 1 buah
2). Obeng lengkap
3). Multimeter, 1 buah
4). Voltmeter AC, 1 buah
5). Amperemeter AC, 1 buah
6). Voltmeter DC, 2 buah
7). Amperemeter DC, 2 buah
8). Kabel penghubung, secukupnya.
9). Transformator fasa satu, 1 buah

D. RANGKAIAN PERCOBAAN 1

S
P1
1

S
2

ARAH LILITAN

P2 Gambar 1
LILITAN

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 23


PERCOBAAN 1

P1 S1
A Vs
p
G Vp S2
=

P2 Gambar 2
LANGKAH PRAKTIKUM

1. Siapkan sumber listrik sesuai kebutuhan praktek ( sumber arus searah )


2. Siapkan alat ukur dengan batas-ukur sesuai peralatan listrik yang akan diukur: ( 2 ( dua ) Volt meter
DC dan 1 ( satu ) Amper meter DC
3. Siapkan kabel penghubung secukupnya
4. Lakukan pengawatan seperti pada gambar 2
5. Masukkan sumber listrik dan pastikan posisi tegangan adalah “ nol “
6. Naikkan tegangan secara bertahap, amati penunjukan Amper meter sisi primer trafo ( Ap ) sampai
pada 50 % batas kemampuan trafo
7. Cata hasil ukur :

Ap = Amper ; Vp = Volt ; Vs = Volt

8. Turunkan tegangan sumber listrik sampai mencapai nilai “nol” dan matikan sumber listriknya.
9. Tukarkan polaritas sumber listrk menjadi sebaliknya
10.Masukkan kembali sumber listrik dan pastikan posisi tegangan adalah “ nol “
11.Naikkan tegangan secara bertahap, amati penunjukan Amper meter ( Ap ) sampai pada 50 % batas
kemampuan trafo
12.Cata hasil ukur :

Ap = Amper ; Vp = Volt ; Vs = Volt

13.Analisa hasil percobaan ini

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 24


PERCOBAAN 2.
TRANSFORMATOR FASA SATU DENGAN SUMBER AC
A. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa memahami prinsip kerja Transformator apabila diberikan sumber AC.
2. Mahasiswa mampu mengetahui perbedaan arah lilitan dengan tegangan yang
dihasilkan.

B. Teori Dasar

Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut : Ketika


Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus
listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet
yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan
sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini
dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).

Simbol Transformator
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder
transformator ada dua jenis yaitu:
3. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah
menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak
daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
4. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi
menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak
daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).

Sumber AC

Arus dan Tegangan AC (Bolak-balik) Arus bolak-balik (Alternate Current/ AC)


mempunyai dua polaritas yang selalu berubah dari negatif ke positif dan sebaliknya diukur
dari titik Neutral (N). Berbeda dengan DC, Arus AC memiliki frekuensi misalnya 50 Hz dan
60 Hz (menghasilkan gelombang listrik sinus sebanyak 50-60 per detik). Arus AC satu
phase terdiri dari Phase, Neutral, dan Ground, sedangkan arus AC tiga phase terdiri dari
Phase R, Phase S, Phase T, Neutral, dan Ground. Pada perkabelan PLN warna kabel hitam
adalah phase, kuning adalah ground, dan biru adalah neutral. Contoh Sumber Tegangan
AC Tegangan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar 220V AC – 240 VAC, 60 Hz
Output Transformator Output motor generator. Contoh perangkat yang menggunakan
sumber tegangan AC di antaranya: Televisi, Lemari Pendingin, Komputer, UPS, Stabilizer,
Lampu perumahan, lampu taman, dan lampu jalan Traffic Light, Bor listrik, Gergaji Mesin,
Mesin Bubut, Mesin fotokopi, Printer, Monitor CRT, Radio, Amplifier, Setrika, dan lain-lain.

C. Peralatan dan Bahan yang digunakan :


1). Tespen, 1 buah
2). Obeng lengkap
3). Multimeter, 1 buah
4). Voltmeter AC, 2 buah
5). Amperemeter AC, 1 buah
6). Voltmeter DC, 1 buah
7). Amperemeter DC, 1 buah
8). Kabel penghubung, secukupnya
9). Transformator fasa satu, 1 buah.

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 25


D. RANGKAIAN PERCOBAAN 2
PERCOBAAN 2

P1 S1
A Vs
p
G
~
Vp
S2

Gambar 3
E. LANGKAH PRAKTIKUM
P2
1. Siapkan sumber listrik sesuai kebutuhan praktek ( sumber arus bolak-balik)
2. Siapkan alat ukur dengan batas-ukur sesuai peralatan listrik yang akan diukur : 2 ( dua ) Volt meter
AC dan 1 ( satu ) Amper meter AC
3. Siapkan kabel penghubung secukupnya
4. Lakukan pengawatan seperti pada gambar 3
5. Masukkan sumber listrik dan pastikan posisi tegangan adalah “ nol “
6. Naikkan tegangan secara bertahap, amati penunjukan Voltmeter sisi primer trafo( Vp ) sampai pada
batas tegangan trafo sisi primer trafo
7. Cata hasil ukur :

Ap = Amper ; Vp = Volt ; Vs = Volt

8. Turunkan tegangan sumber listrik sampai mencapai nilai “nol” dan matikan sumber listriknya.
9. Tukarkan polaritas sumber listrk menjadi sebaliknya
10.Masukkan kembali sumber listrik dan pastikan posisi tegangan adalah “ nol “
11.Naikkan tegangan secara bertahap, amati penunjukan Voltmeter sisi primer trafo (Vp) sampai pada
batas tegangan trafo sisi primer trafo
12.Cata hasil ukur :

Ap = Amper ; Vp = Volt ; Vs = Volt

13.Analisa hasil percobaan ini

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 26


PERCOBAAN 3.
TRANSFORMATOR FASA SATU DENGAN ARAH KEDUA KUMPARAN SAMA
A. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa memahami prinsip kerja Transformator apabila diberikan sumber AC.
2. Mahasiswa memahami prinsip kerja Transformator dengan arah kedua kumparan
sama.

B. Teori Dasar

Trafo Step-Up

Lambang Transformator Step-Up

Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak
daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini
biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang
dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.

Trafo Step Down

Lambang Transformator Step-Down

Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer,
sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah
ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.

Rumus untuk fluks magnet yang ditimbulkan lilitan primer adalah d∅ = ∈. dt dan rumus
𝑑∅
untuk ggl. induksi yang terjadi di lilitan sekunder adalah ∈ = 𝑁. 𝑑𝑡 Karena kedua
𝑑∅ 𝑉𝑝 𝑉𝑠
kumparan dihubungkan dengan fluks yang sama,maka = = . Dengan
𝑑𝑡 𝑁𝑝 𝑁𝑠
𝑉𝑝 𝑁𝑝
menyusun ulang persamaan akan didapat 𝑉𝑠
= 𝑁𝑠
.
Dari rumus-rumus di atas, didapat pula : Vp . Ip = Vs . Is. Dengan kata lain, hubungan
antara tegangan primer dengan tegangan sekunder ditentukan oleh perbandingan jumlah
lilitan primer dengan lilitan sekunder.

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 27


C. Peralatan dan Bahan yang digunakan :
1). Tespen, 1 buah
2). Obeng lengkap
3). Multimeter, 1 buah
4). Voltmeter AC, 3 buah
5). Amperemeter AC, 1 buah
6). Voltmeter DC, 1 buah
7). Amperemeter DC, 2 buah
8). Kabel penghubung, secukupnya
9). Transformator fasa satu, 1 buah

D. RANGKAIAN PERCOBAAN

Vt

S
A P Vs
1
p 1
G
~
Vp

S
P 2
2 Gambar 4

E. LANGKAH PRAKTIKUM

1. Siapkan sumber listrik sesuai kebutuhan praktek ( sumber arus bolak-balik)


2. Siapkan alat ukur dengan batas-ukur sesuai peralatan listrik yang akan diukur : ( 3 ( tiga ) Voltmeter
AC dan 1 ( satu ) Amper meter AC
3. Siapkan kabel penghubung secukupnya
4. Lakukan pengawatan seperti pada gambar 3
5. Masukkan sumber listrik dan pastikan posisi tegangan adalah “ nol “
6. Naikkan tegangan secara bertahap, amati penunjukan Voltmeter sisi primer trafo ( Vp ) sampai
pada batas tegangan trafo sisi primer trafo
7. Cata hasil ukur :

Ap = Amper ; Vp = Volt ; Vs = Volt ; Vt = Volt

8. Turunkan tegangan sumber listrik sampai mencapai nilai “nol” dan matikan sumber listriknya.
9. Analisa hasil percobaan ini

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 28


PERCOBAAN 4.
TRANSFORMATOR FASA SATU DENGAN ARAH KUMPARAN YANG BERBEDA
A. Tujuan Percobaan :
1. Mahasiswa memahami cara kerja Transformator dengan arah kumparan yang ber-
beda.
2. Mahasiswa mengetahui perbedaan tegangan yang dihasilkan dengan arah kumparan
yang berbeda.

B. Teori Dasar

Trafo Step-Up

Lambang Transformator Step-Up

Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak
daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini
biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang
dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.

Trafo Step Down

Lambang Transformator Step-Down

Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer,
sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah
ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.

Rumus untuk fluks magnet yang ditimbulkan lilitan primer adalah d∅ = ∈. dt dan rumus
𝑑∅
untuk ggl. induksi yang terjadi di lilitan sekunder adalah ∈ = 𝑁. Karena kedua
𝑑𝑡
𝑑∅ 𝑉𝑝 𝑉𝑠
kumparan dihubungkan dengan fluks yang sama,maka 𝑑𝑡
= 𝑁𝑝
= 𝑁𝑠
. Dengan
𝑉𝑝 𝑁𝑝
menyusun ulang persamaan akan didapat 𝑉𝑠
= 𝑁𝑠
.

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 29


Dari rumus-rumus di atas, didapat pula : Vp . Ip = Vs . Is. Dengan kata lain, hubungan
antara tegangan primer dengan tegangan sekunder ditentukan oleh perbandingan jumlah
lilitan primer dengan lilitan sekunder.
C. Peralatan dan Bahan yang digunakan :
1). Tespen, 1 buah
2). Obeng lengkap
3). Multimeter, 1 buah
4). Voltmeter AC, 3 buah
5). Amperemeter AC, 1 buah
6). Voltmeter DC, 1 buah
7). Amperemeter DC, 2 buah
8). Kabel penghubung, secukupnya
9). Transformator fasa satu, 1 buah

D. RANGKAIAN PERCOBAAN

Vt

S
A P Vs
1
G
~ Vp p 1

S
P 2
Gambar 5
2
E. LANGKAH PRAKTIKUM

1. Siapkan sumber listrik sesuai kebutuhan praktek ( sumber arus bolak-balik)


2. Siapkan alat ukur dengan batas-ukur sesuai peralatan listrik yang akan diukur : 3 ( tiga ) Volt meter
AC dan 1 ( satu ) Amper meter AC
3. Siapkan kabel penghubung secukupnya
4. Lakukan pengawatan seperti pada gambar 5
5. Masukkan sumber listrik dan pastikan posisi tegangan adalah “ nol “
6. Naikkan tegangan secara bertahap, amati penunjukan Voltmeter sisi primer trafo( Vp ) sampai
pada batas tegangan trafo sisi primer trafo
7. Cata hasil ukur :

Ap = Amper ; Vp = Volt ; Vs = Volt ; Vt = Volt

8. Turunkan tegangan sumber listrik sampai mencapai nilai “nol” dan matikan sumber listriknya.
9. Analisa hasil percobaan ini

BENGKEL DIII TEKNIK ELEKTRO 30

Anda mungkin juga menyukai