Anda di halaman 1dari 278

EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER

DI SDN CIPETE SELATAN 05 PAGI JAKARTA

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu
Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :
Sausan
NIM. 11140182000019

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER

DI SDN CIPETE SELATAN 05 PAGI

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan

Oleh:

Sausan

NIM. 11140182000019

Di bawah Bimbingan,

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

ii
iii
iv
v
ABSTRAK

Sausan (NIM: 11140182000019). Evaluasi Program Pendidikan Karakter di


SDN Cipete Selatan 05 Pagi. Skripsi Program Strata Satu (S-1) Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2018.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan capaian program pendidikan


karakter dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), ekstrakurikuler
dan kegiatan penerapan program pembudayaan pendidikan karakterdi SDN Cipete
Selatan 05 Pagi Jakarta.Penelitian ini menggunakan model CIPP (Context, Input,
Process, dan Product) sebagai alat melakukan evaluasi. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu deskriptif. Pengumpulan data pada proses evaluasi yaitu
wawancara, observasi, studi dokumen, dan angket. Teknik analisa data yang
digunakan pada penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Sumber data diperoleh dari kepala sekolah, wali kelas, pendidik/guru,
peserta didik kelas 4, 5 dan 6 serta 9 perwakilan wali murid dari kelas 4, 5 dan 6.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pendidikan karakter telah
mencapai hasil yang sangat baik dilaksanakan oleh warga sekolah. Diantaranya
pada tahapan konteks (context) rerata ketercapaian terdapat 80,49% dalam
kategori tinggi, pada tahapan masukan (input) terdapat 79,6% dalam kategori
tinggi, pada tahapan proses (process) terdapat 85,2% dalam kategori tinggi,
dantahapan hasil (product) terdapat 81,70% dalam kategori tinggi.
Secara keseluruhan program pendidikan karakter telah memenuhi standar
kriteria, namun terdapat beberapa fokus yang perlu ditingkatan diantaranya, 1)
Kepala sekolah untuk membuat SK tim pelaksana tugas pendidikan karakter, 2)
Guru untuk lebih meningkatkan penerapan nilai-nilai karakter dalam kegiatan
keseharian di sekolah, 3) Peserta didik menjalankan program pendidikan karakter
yang diadakan di sekolah dengan baik dan berpartisipasi aktif, 4) Orang tua
memberikan perhatian khusus kepada anaknya dengan mendidik melalui
pembiasaan bersikap dan berperilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Kata kunci: Evaluasi Program, CIPP, Pendidikan Karakter, SDN Cipete


Selatan 05 Pagi Jakarta.

vi
ABSTRACT

Sausan (NIM: 11140182000019). Evaluation of Character Education Program


at Cipete Selatan Elementary School 05 Pagi. Thesis of Undergraduate
Program (S-1) Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah
State Islamic University Jakarta, 2018.

This study aims to describe the achievements of character education


programs in the implementation of Teaching and Learning Activities (KBM),
extracurricular activities and the application of character education civilization
programs at Cipete Selatan Elementary School 05 Pagi Jakarta. This study uses
the CIPP model (Context, Input, Process, and Product) as a tool for evaluating.
The method used in this study is descriptive. Data collection in the evaluation
process is interview, observation, document study, and questionnaire. The data
analysis technique used in this study is data reduction, data presentation, and
conclusion drawing. Sources of data were obtained from principals, homerooms,
educators / teachers, 4th, 5th and 6th grade students and 9 representatives of
student guardians from grades 4, 5 and 6.
The results of the study show that character education programs have
achieved very good results carried out by school residents. Among them at the
context stage the average achievement was 80.49% in the high category, at the
input stage there were 79.6% in the high category, at the process stage there were
85.2% in the high category, and the stages the product has 81.70% in the high
category.
Overall, the character education program meets the criteria standards, but
there are several focuses that need to be increased, among others, 1) The
principal to make a decree on the character education task team. 2) Teachers to
further improve the application of character values in daily activities at school. 3)
Students run a character education program held in school well and actively
participate. 4) Parents pay special attention to their children by educating them
through the habit of behaving and behaving well in everyday life.

Keywords: Program Evaluation, CIPP, Character Education, Cipete Selatan


Elementary School 05 Pagi Jakarta.

vii
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum, Wr. Wb.


Alhamdulillah, segala puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT, karena dengan izin dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya, dan kepada seluruh umatnya
yang mengikuti ajarannya sampai akhir zaman.
Dalam penyelesaian skripsi ini banyak pihak-pihak yang sangat berjasa
membantu penulis baik berupa kebajikan, bimbingan moril maupun materil. Oleh
karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy‟ari, M.Pd, Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan. Sekaligus, Dosen Pembimbing
Skripsi I yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam
membimbing penulis guna terselesaikannya skripsi ini.
3. Dr. Teuku Rusman N, M.Pd, Selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah
bersedia memberikan arahan, nasihat, pikirannya dan dan tenaga kepada
penulis dalam menyelesaiakan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan mendidik dan memberikan pelayanan jasa
selama perkuliahan hingga akhirnya skripsi ini selesai.
5. Ibu Drs, Alawiyah, M.Pd selaku kepala Sekolah yang telah memberikan izin
untuk melakukan penelitian, serta untuk dewan Guru dan Staf karyawan SDN
Cipete Selatan 05 Pagi yang telah memfasilitasi dan meluangkan

viii
waktunyauntuk penulis dalam memberikan informasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Kedua orang tua tercinta yang telah mengasuh, membimbing, mendidik,
memberikan do‟a dan motivasi hingga penulis mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Manajemen Pendidikan.
7. Kakakku (Hilmah dan Mawaddah) dan adik (Ahmad Mutawalli) yang selalu
memberikan semangat dan motivasinya dalam penyelesaian studi penulis.
8. Teman-teman seperjuangan Program Studi Manajemen Pendidikan 2014
kelas terutama kelas A terima kasih sudah bersama-sama melaksanakan
kegiatan perkuliahan dengan saling menyemangati dan memotivasi satu sama
lain.
9. Teman-teman „KRS‟ (Alya, Azizah, Noni, Dwi, Aeni, Mari, Ka Neni, Lulu,
Astina) terima kasih atas kebersamaan yang penuh arti di masa kuliah.
10. Teruntuk Ahsan, Annisya dan Afifah terima kasih telah memberikan
masukan, saran dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
11. Ka Ramdan Ali, terima kasih telah menjadi seseorang yang telah memberikan
warna dalam hidup penulis dan telah memberikan motivasi.
12. Serta semua pihak yang ikut membantu terselesaikannya skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Demikian ucapan terima kasih yang dapat saya sampaikan dan iringan doa
selalu, semoga segala amal yang telah diberikan mendapatkan balasan yang
berlipat ganda dari Allah SWT.
Dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis sangat berharap semoga
karya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan juga bagi pengembangan
pendidikan.
Wassalamu‟alaikum, Wr. Wb.
Jakarta, 11 Oktober 2018
Penulis

Sausan

ix
DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xivv
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 8
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 9
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 9
E. Tujuan dan Manfaat Evaluasi ........................................................ 10
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................. 12
A. Evaluasi Program ........................................................................... 12
1. Pengertian Evaluasi Program ................................................. 12
2. Tujuan dan Manfaat Evaluasi Program .................................. 13
3. Model Evaluasi Program yang Digunakan ............................. 166
B. Pendidikan Karakter ...................................................................... 19
1. Pengertian Pendidikan Karakter ............................................. 19
2. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Karakter............................. 22
3. Komponen Pendukung dalam Pembinaan Pendidikan
Karakter .................................................................................. 26
4. Peran dan Fungsi Komponen Pendukung Pendidikan
Karakter .................................................................................. 29
5. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ............................................. 30
6. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar .......... 35
7. Pola Pelaksanaan .................................................................... 39

x
C. Kerangka Berfikir .......................................................................... 41
D. Kriteria Evaluasi ............................................................................ 42
1. Pengertian Kriteria ................................................................. 42
2. Dasar Pembuatan Kriteria ...................................................... 43
E. Penelitian yang Relevan................................................................. 47
BAB III METODOLOGI EVALUASI ........................................................... 51
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 51
B. Pendekatan, Metode dan Model Evaluasi ...................................... 51
C. Sumber dan Jenis Data ................................................................... 53
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 54
E. Instrumen Evaluasi ........................................................................ 56
F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 59
G. Uji Keabsahan Data ....................................................................... 61
BAB IV HASIL EVALUASI DAN PEMBAHASAN .................................... 64
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 64
1. Profil Sekolah ......................................................................... 64
2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah .............................................. 64
3. Sejarah Singkat Sekolah ......................................................... 67
4. Struktur Organisasi ................................................................. 68
5. Data Guru ................................................................................ 68
6. Data Peserta Didik .................................................................. 70
B. Deskripsi Hasil Evaluasi ................................................................ 71
1. Context (Konteks)................................................................... 71
2. Input (Masukan) ..................................................................... 83
3. Process (Proses) ..................................................................... 114
4. Product (Produk) .................................................................... 130
C. Analisis Ketercapaian Program ..................................................... 141
D. Temuan Hasil Evaluasi .................................................................. 149
E. Keterbatasan Evaluasi .................................................................... 151

xi
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ................................................ 153
A. Simpulan ........................................................................................ 153
B. Rekomendasi .................................................................................. 154
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 156
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter ........................ 33


Tabel 2.2 Kriteria Evaluasi ....................................................................... 45
Tabel 2.3 Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 47
Tabel 3.1 Pelaksanaan Evaluasi Program ................................................. 51
Tabel 3.2 Sebaran Instrumen Evaluasi ..................................................... 56
Tabel 4.1 Data Guru SDN Cipete Selatan 05 Pagi ................................... 69
Tabel 4.2 Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar
Tahun Pelajaran 2017/2018 ...................................................... 70
Tabel 4.3 Peningkatan Jumlah Peserta Didik ........................................... 71
Tabel 4.4 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ..................................... 80
Tabel 4.5 Jadwal Menyiram Tanaman Sekolah........................................ 92
Tabel 4.6 Pelatihan Guru SDN Cipete Selatan 05 Pagi ............................ 97
Tabel 4.7 Hasil Angket Peserta Didik ...................................................... 101
Tabel 4.8 Sarana dan Prasarana SDN Cipete Selatan 05 Pagi.................. 108
Tabel 4.9 Buku Kas Umum Bendahara Pengeluaran BOS dan BOP
di SDN Cipete Selatan 05 Pagi Triwulan I Tahun
Anggaran 2018 ......................................................................... 112
Tabel 4.10 Pelaksanaan Pembelajaran........................................................ 115
Tabel 4.11 Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler .............................................. 119
Tabel 4.12 Hasil Angket Peserta Didik ...................................................... 134
Tabel 4.13 Prestasi Non Akademik di SDN Cipete Selatan 05 Pagi .......... 138
Tabel 4.14 Unit Analisis Ketercapaian Program ........................................ 141

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Evaluasi CIPP ............................................................. 18


Gambar 2.2 Tujuan Pendidikan Karakter di Sekolah ................................ 23
Gambar 2.3 Lingkungan Pendidikan Karakter .......................................... 27
Gambar 2.4 Konsep dan Model Pendidikan Karakter ............................... 32
Gambar 2.5 Model Komprehensif Pendidikan Karakter di Sekolah ......... 37
Gambar 2.6 Skema Kerangka Berfikir ....................................................... 42
Gambar 3.1 Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model) ............ 59
Gambar 4.1 Buku Bimbingan Penyuluhan Siswa ...................................... 79
Gambar 4.2 Kegiatan Baris-Berbaris ...................................................... 85
Gambar 4.3 Suasana Kegiatan Siswa Membaca Buku dari
Perpustakaan Berjalan ............................................................ 87
Gambar 4.4 Kegiatan Wirausaha Penyemaian Tanaman Hias dan
TOGA ..................................................................................... 88
Gambar 4.5 Kegiatan Shalat Dhuha Berjama‟ah ....................................... 89
Gambar 4.6 Kegiatan Membaca Juz Amma .............................................. 91
Gambar 4.7 Penyiraman Tanaman oleh Siswa .......................................... 92
Gambar 4.8 Kegiatan Senam Bersama ...................................................... 94
Gambar 4.9 Tempat Makan Siswa ............................................................ 109
Gambar 4.10 Musholla................................................................................. 109
Gambar 4.11 Mading Sekolah ..................................................................... 109
Gambar 4.12 Lapangan Sekolah .................................................................. 109
Gambar 4.13 Suasana Kegiatan Belajar Mengajar di dalam Kelas ............. 118
Gambar 4.14 Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka ........................................ 120
Gambar 4.15 Kegiatan Ekstrakurikuler Marawis ........................................ 122
Gambar 4.16 Kegiatan Ekstrakurikuler Qasidah ......................................... 123
Gambar 4.17 Kegiatan Ekstrakurikuler Karate ............................................ 124
Gambar 4.18 Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat................................... 125
Gambar 4.19 Buku Piket Harian Guru ......................................................... 128
Gambar 4.20 Penghargaan dan Pelanggaran Guru dan Karyawan .............. 129

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Wawancara Kepala SDN Cipete Selatan 05


Pagi ......................................................................................... 160
Lampiran 2 Instrumen Wawancara Wali Kelas dan Guru Mata
Pelajaran SDN Cipete Selatan 05 Pagi................................... 161
Lampiran 3 Instrumen Wawancara dengan Orang Tua SDN Cipete
Selatan 05 Pagi ....................................................................... 162
Lampiran 4 Instrumen Wawancara Internalisasi Nilai-Nilai
Pendidikan Karakter dengan Peserta Didik SDN Cipete
Selatan 05 Pagi ....................................................................... 163
Lampiran 5 Hasil Wawancara dengan Kepala SDN Cipete Selatan 05
Pagi ......................................................................................... 164
Lampiran 6 Hasil Wawancara dengan Wali Kelas SDNCipete Selatan
05 Pagi .................................................................................... 167
Lampiran 7 Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran SDN
Cipete Selatan 05 Pagi ........................................................... 176
Lampiran 8 Hasil Wawancara dengan Orang Tua SDN Cipete
Selatan 05 Pagi ....................................................................... 182
Lampiran 9 Hasil Wawancara dengan Siswa SDN Cipete Selatan 05
Pagi ......................................................................................... 204
Lampiran 10 Instrumen Observasi Sarana Prasarana SDN Cipete
Selatan 05 Pagi ....................................................................... 213
Lampiran 11 Instrumen Observasi Program Pendidikan Karakter SDN
Cipete Selatan 05 Pagi ........................................................... 215
Lampiran 12 Instrumen Observasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
SDN Cipete Selatan 05 Pagi .................................................. 216
Lampiran 13 Instrumen Observasi Kegiatan Ekstrakurikuler SDN
Cipete Selatan 05 Pagi ........................................................... 218
Lampiran 14 Daftar Ceklis Studi Dokumen SDN Cipete Selatan 05
Pagi ......................................................................................... 219

xv
Lampiran 15 Hasil Angket (1) Peserta Didik SDN Cipete Selatan 05
Pagi ......................................................................................... 220
Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian ......................................................... 224
Lampiran 17 Struktur Organisasi Sekolah................................................... 225
Lampiran 18 Struktur Organisasi Komite Sekolah...................................... 226
Lampiran 19 Jadwal Mata Pelajaran Kelas 4, 5 dan 6. ................................ 228
Lampiran 20 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas 5
SDN Cipete Selatan 05 Pagi .................................................. 242
Lampiran 21 Buku Catatan Guru Kelas 5 SDN Cipete Selatan 05 Pagi ..... 247
Lampiran 22 Surat Bimbingan Skripsi......................................................... 251
Lampiran 23 Surat Izin Penelitian ............................................................... 252
Lampiran 24 Surat Keterangan Hasil Penelitian .......................................... 253
Lampiran 25 Dokumentasi Penelitian .......................................................... 254

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan karakter sebagai arena untuk melakukan proses perubahan
dan pendewasaan, terutama untuk membangkitkan generasi penerus yang
ideal, berkualitas dan berkarakter pancasila. Secara realita bangsa yang maju
bukan karena umur dan lamanya merdeka, bukan juga karena jumlah
penduduk serta kekayaan alam, tetapi lebih disebabkan karakter yang dimiliki
oleh bangsa tersebut. Sebab, tanpa karakter yang baik, apa yang dicita-citakan
dalam pendirian negara ini tidak akan berhasil.
Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 menegaskan bahwa pendidikan
adalah “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”1
Nasihat Ki Hajar Dewantara tentang betapa besarnya peran pendidikan
dalam membangun karakter anak. Bahwa Pendidikan berperan penting dalam
menumbuh kembangkan budi pekerti (kekuatan batin dan karakter), pikiran
(intellect) dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita
dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak.2
Pemikiran Ki Hajar Dewantara tersebut ditegaskan dalam tujuan
Pendidikan Nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 yang
menyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

1
Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter: Pendidikan Berbasis
Agama & Budaya Bangsa, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), h. 41.
2
Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Panduan Pengembangan Pendidikan Karakter
Melalui Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) di Sekolah Dasar,
(Jakarta: Kemendikbud, 2013), cet ke-3, h. 1.

1
2

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang


bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”.3 Pada Pasal 4 UU SISDIKNAS ayat (4) dinyatakan
bahwa pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas siswa dalam proses
pembelajaran.4
Dengan adanya pendidikan, dapat membantu untuk menyiapkan peserta
didik mengembangkan seluruh potensinya agar dapat menghadapi masa
depan yang lebih cerah, produktif, serta memiliki ketahanan diri untuk
mempertahankan eksistensi, kepribadian dan keunggulan moral di tengah
kemajemukan budaya dan nilai-nilai kehidupan. Sebab pendidikan sangat
penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkarakter dan
berkualitas.
Untuk mendukung perwujudan cita-cita pembangunan karakter
sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta
mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka pemerintah menjadikan
pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan
nasional. Semangat secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJPN) tahun 2005-2015, di mana pendidikan karakter
ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional,
yaitu “Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila”.5
Pelaksanaan pendidikan karakter dalam proses belajar mengajar perlu

3
Samani Muchlas dan Hariyanto, Konsep dan Model: Pendidikan Karakter, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2011), cet ke-1, h. 26-27.
4
Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Panduan Pengembangan Pendidikan Karakter
Melalui Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) di Sekolah Dasar,
op.cit., h. 2.
5
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung: AlLFABETA,
2012), cet ke-1, h. 26.
3

dirancang sedemikian rupa mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi


pembelajaran. Seorang guru merencanakan pembelajaran melalui RPP, dalam
3 pembuatan RPP guru diminta memperhatikan nilai-nilai karakter yang akan
dicapai. Pada pelaksanaan pembelajaran, seorang guru dapat mencapai tujuan
pembelajaran memerlukan metode, strategi, dan media pembelajaran yang
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Selanjutnya, dalam proses evaluasi
pembelajaran, seorang guru diminta menilai ketercapaian pendidikan karakter
yang terintegrasi dalam pembelajaran.
Dalam kebijakan nasional ditegaskan bahwa pembangunan karakter
bangsa merupakan kebutuhan asasi dalam proses berbangsa dan bernegara.
Sejak awal kemerdekaan, bangsa Indonesia sudah bertekad untuk menjadikan
pembangunan karakter bangsa sebagai bahan penting dan tidak dipisahkan
dari pembangunan nasional.6
Pemerintah resmi menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No 87
Tahun 2017 pasal 1 ayat 1 tentang penguatan pendidikan karakter yang
berisikan “Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK
adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk
memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa,
olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan
pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan nasional
Revolusi Mental (GNRM)”.7
Ruang lingkup Peraturan Presiden tentang penguatan pendidikan karakter
meliputi:
1. Penyelenggaraan PPK yang terdiri atas:
a. PPK pada Satuan Pendidikan jalur Pendidikan Formal.
b. PPK pada Satuan Pendidikan jalur Pendidikan Nonformal.
c. PPK pada Satuan Pendidikan jalur Pendidikan Informal
2. Pelaksana dan tanggung jawab.
3. Pendanaan.
6
Samani, Muchlas dan Hariyanto, op.cit., h. 26-27.
7
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017, (diakses pada 30 Mei 2018),
http://setkab.go.id/wp-content/uploads/2017/09/Perpres_Nomor_87_Tahun_2017.pdf
4

Ditegaskan dalam perpres bahwasannya pendidikan karakter


diselenggarakan di 3 satuan pendidikan yakni jalur formal, nonformal dan
informal. Pendidikan formal yang dimaksud adalah jalur pendidikan
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar dan pendidikan
menengah, pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan
formal yang dapat dilaksanaan tersktruktur dan berjenjang, sedangkan
pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal, pendidikan karakter
terintegrasi dalam 3 kegiatan yakni intrakurikuler, kokurikuler dan
ekstrakurikuler, berikut penjelasannya menurut perpres:8
1. Intrakurikuler merupakan penguatan nilai-nilai karakter melalui kegiatan
penguatan materi pembelajaran, metode pembelajaran sesuai dengan
muatan kurikulum berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2. Kokurikuler merupakan penguatan nilai-nilai karakter yang dilaksanakan
untuk pendalaman dan pengayaan kegiatan intrakurikuler sesuai muatan
kurikulum.
3. Ekstrakurikuler merupakan penguatan nilai-nilai karakter dalam rangka
perluasan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama,
dan kemandirian peserta didik secara optimal.
Penguatan Pendidikan Karakter(PPK) menurut Perpres memiliki tujuan:
1. Membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas
Indonesia Tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter
yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan.
2. Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan
pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan
pendidikan bagi peserta didik dengan dukungan pelibatan publik yang
dilakukan melalui pendidikan jalur formal, nonformal, dan informal

8
Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, Inilah Materi Perpres No. 87 Tahun 2017
tentang Penguatan Pendidikan Karakter (diposkan 6 september 2017), diakses pada 31 Mei 2018,
http://setkab.go.id/inilah-materi-perpres-no-87-tahun-2017-tentang-penguatan-pendidikan-
karakter/
5

dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia.


3. Merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi pendidik, tenaga
kependidikan, peserta didik, masyarakat dan lingkungan keluarga dalam
mengimplementasikan PPK.
Dalam pelaksanaan program pendidikan karakter di sekolah dasar,
diperlukan adanya regulasi yang berfungsi untuk memberikan payung hukum
yang kuat bagi implementasi pendidikan karakter secara nasional dalam
lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional, regulasi juga berarti
merupakan bentuk penetapan status pendidikan karakter, serta pengaturan-
pengaturan fungsi dan peran peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan
lainnya yang terkait dalam pelaksanaan pendidikan karakter.9
Bentuk regulasi yang diperlukan berupa kebijakan-kebijakan, pedoman,
panduan pelaksanaan, dan petunjuk teknis lainnya yang relevan, maka
Direktorat Pembinaan SD telah menyusun dan menerbitkan Panduan
Rancangan Induk Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar melalui Pendekatan
Menyeluruh, yang dilengkapi dengan 4 (empat) naskah berikut:
1. Panduan pengembangan pendidikan karakter melalui Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) di sekolah dasar.
2. Panduan pengembangan pendidikan karakter melalui kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah dasar.
3. Panduan pembinaan pendidikan karakter melalui budaya sekolah di
sekolah dasar.
4. Panduan pengembangan pendidikan karakter melalui peran serta
masyarakat di sekolah dasar.
Pendidikan kini sedang dihadapkan pada masalah yang serius. Yakni,
melemahnya karakter pada generasi muda, hal ini merupakan masalah yang
sangat banyak meminta perhatian dari berbagai kalangan, terutama bagi para

9
Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Grand Design Revitalisasi Pendidikan
Karakter di Sekolah dasar melalui Pendidikan Menyeluruh, (Jakarta: Kemendikbud, 2013), cet ke-
3, h. 33.
6

pendidik, orang tua, masyarakat, dan pemerintah.10 Seperti yang ungkapkan


oleh Presiden Soekarno bahwa tidak akan mungkin membangun sebuah
negara kalau pendidikan karakternya tidak dibangun.
Maka dari itu, munculnya gagasan program pendidikan karakter di
Indonesia. Sebab, selama ini yang dirasakan proses pendidikan belum
berhasil membangun manusia Indonesia yang berkarakter. Hal ini
mengindikasikan bahwa pendidikan belum optimal dalam memainkan peran
dalam pembangunan karakter, karena banyak lulusan lembaga pendidikan
(Indonesia) termasuk sarjana yang pandai dan mahir dalam menjawab soal
ujian, berotak cerdas, tetapi tidak memiliki mental yang kuat, bahkan mereka
cenderung amoral.11 diharapkan agar pendidikan karakter dapat menjadi
pondasi utama untuk meningkatkan derajat dan martabat bangsa Indonesia
kedepannya.
Masalah moral merupakan masalah yang banyak mendapat perhatian
dari berbagai pihak. Proses demoralisasi terjadi dan terus berlangsung di
tengah kehidupan masyarakat yang ditandai oleh semakin meningkatnya
perilaku menyimpang dari norma-norma, etika, sosial, hukum, dan agama.
Penerapan nilai-nilai luhur, kesopansantunan, rasa kasih sayang terhadap
sesama dan rasa hormat terhadap orang tua atau guru mulai memudar.12
Perilaku yang tidak berkarakter seperti terjadinya tawuran antar pelajar,
perilaku suka minum-minuman keras dan berjudi, pergaulan bebas, kerusakan
lingkungan, maraknya gang motor yang menjurus pada kekerasan yang
meresahkan masyarakat bahkan tindakan kriminal seperti pemalakan,
penganiayaan, bahkan pembunuhan. Beberapa hal tersebut disebabkan tidak
adanya pembiasaan untuk berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari.
Begitupun juga, karakter tidaklah terbentuk secara instan, tetapi harus dilatih
secara serius, terus menerus dan proposional agar mencapai bentuk karakter

10
Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Panduan Pembinaan Pendidikan Karakter
Melalui Pengembangan Budaya Sekolah di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kemendikbud, 2013), h. 1.
11
Heri Gunawan, op.cit., h. 29.
12
Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Panduan Pengembangan Pendidikan
Karakter Melalui Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) di Sekolah
Dasar,op.cit., h. 1.
7

yang ideal.
Dari segi pembinaan karakter bangsa juga cenderung kurang mendapat
perhatian. Peningkatan pembinaan karakter bangsa dapat ditempuh melalui
ranah-ranah berikut:13
1. Ideologi bangsa Indonesia, yaitu pancasila.
2. Agama-agama, sistem kepercayaan, dan budaya luhur yang berkembang
di masyarakat Indonesia.
3. Nilai moral yang dijunjung tinggi masyarakat.
4. Sistem norma hukum yang berlaku di Indonesia.
Salah satu cara yang baik untuk menerapkan pertumbuhan karakter
pada anak adalah di lingkungan sekolah. Segala peristiwa atau kegiatan yang
terjadi di dalam sekolah dapat diintegrasikan dalam program pendidikan
karakter. Dengan demikian, pendidikan karakter merupakan sebuah usaha
bersama dari seluruh komponen sekolah untuk menciptakan sebuah budaya
positif pada pribadi siswa.
Di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, termasuk salah satu sekolah yang
sudah mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran dan
kegiatan lainnya, upaya yang dilakukan kepala sekolah dan para guru adalah
membiasakan untuk melaksanakan piket kelas harian, bersalaman bilamana
berpapasan dengan guru, diadakan dokter kecil yang bertujuan untuk
menggerakan sesama teman-temannya untuk bersama-sama menjalankan
usaha kesehatan lingkungan seperti dengan cara membuang sampah pada
tempatnya, melakukan penanaman dan menyiramkan pohon di taman
sehingga anak merasa peduli terhadap lingkungannya.
Walaupun program pendidikan karakter di sekolah tersebut sudah
berjalan dengan baik, namun ada saja hal-hal yang kurang diperhatikan
terjadi. Baik guru yang tidak konsisten dalam menerapkan pendidikan
karakter dalam perilaku keseharian, seperti siswa yang membuang sampah
sembarangan atau berkata tidak sopan, beberapa guru yang melihat dan

13
Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Grand Design Revitalisasi Pendidikan
Karakter di Sekolah dasar melalui Pendidikan Menyeluruh, op.cit, h. 1.
8

mendengar kejadian tersebut tidak langsung menegur dan apatis.


Selain itu, disebabkan karena beraneka ragamnya latar belakang
pendidikan orang tua yang rendah, seperti lulusan SD-SMP hal itu membuat
kurang adanya dukungan untuk membangun pendidikan karakter pada anak-
anaknya. Sehingga kepala sekolah menindaklanjuti hal tersebut dengan sering
melakukan sosialisasi kepada guru dan orang tua siswa di saat-saat tertentu,
serta mengingatkan para guru ketika di sekolah dan orang tua ketika di rumah
agar membiasakan pada anak/siswanya bertata krama dan berperilaku baik di
lingkungan manapun.
Berdasarkan pemaparan hasil observasi di lapangan tersebut dapat
diketahui bahwa pendidikan karakter sudah dicoba untuk dilaksanakan serta
diterapkan, walaupun sudah berusaha melaksanakan secara maksimal, masih
sering menjumpai beberapa hambatan dan masalah yang mempengaruhi
keberhasilannya. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk mengetahui dan
mengkaji lebih mendalam mengenai penerapan pendidikan karakter melalui
penelitian skripsi dengan mengangkat judul “Evaluasi Program Pendidikan
Karakter di SDN Cipete Selatan 05 Pagi”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, diketahui berbagai masalah yang
muncul terkait penyelenggaraan program pendidikan karakter yang dapat
diidentifikasikan sebagai berikut
1. Upaya pengembangan pendidikan karakter belum maksimal.
2. Siswa kurang dalam meresponsif suatu perubahan.
3. Kurangnya perhatian dan kepedulian guru dalam pembentukan karakter
siswa.
4. Kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua terhadap karakter anak.
5. Lingkungan yang menumbuhkan pembiasaan belum berjalan secara
optimal.
9

C. Pembatasan Masalah
Pendidikan karakter adalah proses pembentukan pribadi anak agar
menjadi generasi penerus bangsa Indonesia yang baik dan bermoral, melalui
pembentukan dan pembelajaran dalam kebiasaan sehari-hari baik di
lingkungan rumah, lingkungan masyarakat maupun di sekolah.
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka dapat dikemukakan
bahwa program pendidikan karakter tersebut sangat luas. Oleh karena itu,
peneliti membatasi masalah berdasarkan komponen evaluasi yang telah
dipilih yaitu CIPP (Context, Input, Process, Product). Model ini dipilih
sebagai instrumen dalam melakukan evaluasi program dengan tujuan
mendapat gambaran menyeluruh tentang pelaksanaan program pendidikan
karakter.
Selain itu, peneliti juga membatasi masalah pada 5 nilai karakter dari 18
nilai karakter yang ada, dan berasal dari empat sumber, yaitu agama,
pancasila, budaya, serta tujuan pendidikan nasional, 5 karakter yang telah
dipilih untuk diteliti tersebut diantaranya, religius, disiplin, rasa ingin tahu,
bersahabat/komunikatif dan peduli terhadap lingkungan.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cipete Selatan 05 Pagi pada saat
kegiatan pembelajaran di kelas maupun di luar kelas, dan juga pada kegiatan
ekstrakurikuler serta program pendukung pendidikan karakter yang
diselenggarakan oleh sekolah sebagai pengembangan potensi diri pada
peserta didik.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka masalah yang dibahas dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana evaluasi konteks (context) pendidikan karakter di SDN
Cipete Selatan 05 Pagi?
2. Bagaimana evaluasi masukan (input) pendidikan karakter di SDN Cipete
Selatan 05 Pagi?
3. Bagaimana evaluasi proses (process) pendidikan karakter di SDN Cipete
10

Selatan 05 Pagi?
4. Bagaimana evaluasi produk (product) pendidikan karakter di SDN Cipete
Selatan 05 Pagi?

E. Tujuan dan Manfaat Evaluasi


1. Tujuan Evaluasi
Berdasarkan rumusan masalah, maka secara umum penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi program pendidikan karakter di SDN
Cipete Selatan 05 Pagi guna mendeskripsikan program pendidikan
karakter secara keseluruhan. Selain itu tujuan lainnya sebagai berikut.
a. Untuk mengevaluasi konteks (context) pendidikan karakter di SDN
Cipete Selatan 05 Pagi?
b. Untuk mengevaluasi masukan (input) pendidikan karakter di SDN
Cipete Selatan 05 Pagi?
c. Untuk mengevaluasi proses (process) pendidikan karakter di SDN
Cipete Selatan 05 Pagi?
d. Untuk mengevaluasi produk (product) pendidikan karakter di SDN
Cipete Selatan 05 Pagi?

2. Manfaat Evaluasi
Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat digunakan bagi yang
bergelut dalam dunia pendidikan, kegunaan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Secara Teoritis
Dengan adanya penelitian ini, dapat menambah pengembangan
keilmuan dan memperluas wawasan tentang program pendidikan
karakter yang sudah diterapkan di SDN Cipete Selatan 05 Pagi dan
dapat mengetahui sejauh mana pengaruh pendidikan karakter bagi
siswa-siswinya.
11

b. Secara Praktis
1) Kepala Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan pada
kepala sekolah untuk selalu menanamkan dan mengembangkan
pendidikan karakter pada peserta didik melalui rencana atau
rancangan program sekolah terkait dengan pelaksanaan
pendidikan karakter.
2) Guru/Pendidik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan pada
guru untuk selalu menjadi suri tauladan bagi peserta didik dengan
mengajarkan pendidikan karakter yang diintegrasikan melalui
mata pelajaran, ekstrakurikuler maupun penciptaan budaya
sekolah yang baik. Juga sebagai bahan evaluasi terhadap
keberhasilan yang timbul dari dampak karakter terhadap pengaruh
akademik siswa.
3) Peserta Didik SDN Cipete Selatan 05 Pagi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat:
a) Meningkatkan peran motivasi dalam belajar siswa untuk
keberhasilan akademik dan non akademik.
b) Memberi informasi bagi siswa tentang nilai-nilai karakter yang
diprogramkan oleh sekolah.
c) Meningkatkan pembiasaan bertindak, bersikap, dan berucap
sesuai dengan nilai-nilai karakter yang baik.
4) Orang Tua
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman kepada orang tua dalam pembentukan karakter anak
dari sejak dini.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Evaluasi Program
1. Pengertian Evaluasi Program
Dalam kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current
English, evaluasi adalah to find out, decide the amount or value yang
artinya suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah. Yang harus
dilakukan secara hati-hati, bertanggung jawab, menggunakan strategi,
dan dapat dipertanggungjawabkan.14
Menurut Wirawan, “Evaluasi merupakan riset untuk
mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan informasi yang
bermanfaat mengenai objek evaluasi, menilainya dengan
membandingkannya dengan indikator evaluasi dan hasilnya
dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai nilai dan manfaat
objek evaluasi.”15
Beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi
adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang bertujuan mengumpulkan
informasi tentang realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan,
berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam
suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang guna pengambilan
keputusan.
Selanjutnya, program adalah kegiatan atau aktivitas yang dirancang
untuk melaksanakan kebijakan dan dilaksanakan untuk waktu yang tidak
terbatas.16 Maka perlunya suatu program dievaluasi untuk mengukur
sudah sejauh manakah keberhasilan yang dicapai sehingga terwujudnya
program yang baik dan dapat dimanfaatkan oleh orang banyak.

14
Suharsimi Arikunto dan Cepi Syafruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan:
Pedoman Teoretis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), Ed. 2, cet ke-5, h.1.
15
Wirawan, Evaluasi Teori, Model, Metodologi, Standar, Aplikasi dan Profesi, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2016), h. 9.
16
Ibid., h. 25.

12
13

Program berupa rangkaian kegiatan yang dilakukan bukan hanya


satu kali tetapi berkesinambungan dan pelaksanaan programnya selalu
terjadi di dalam sebuah organisasi yang artinya harus melibatkan
sekelompok orang.17
Program atau serangkaian kegiatan yang telah dibentuk agar
terealisasi dan dengan adanya evaluasi ini apabila program tersebut tidak
melalui evaluasi maka tidak dapat diketahui bagaimana dan seberapa
tinggi kebijakan yang sudah dikeluarkan sehingga dapat terlaksana.
Evaluasi program menurut Tyler adalah proses untuk mengetahui
apakah tujuan pendidikan sudah dapat terealisasikan. Selain itu, menurut
Cronbach dan Stufflebeam bahwa evaluasi program merupakan upaya
menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambilan
18
keputusan. Berdasarkan teori-teori tersebut dengan adanya evaluasi
program adalah suatu acuan untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas
yang di rencanakan atau di rancang untuk melaksanakan suatu kegiatan
dengan tersistem.
Worthen dan Sanders memberi arti bahwa evaluasi program adalah
suatu proses mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi untuk
membantu para pengambil keputusan dalam memilih berbagai alternatif
keputusan.19
Evaluasi program juga dapat didefinisikan sebagai kegiatan
sistematis untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan
menyajikan data sebagai masukan untuk pengambilan keputusan.

2. Tujuan dan Manfaat Evaluasi Program


a. Tujuan Evaluasi Program
Tujuan evaluasi program selalu dikaitkan dengan upaya
pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data yang akan digunakan

17
Suharsimi Arikunto dan Cepi Syafruddin Abdul Jabar, op.cit., h. 4.
18
Ibid., h. 5.
19
Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya, 2006), cet ke-1, h. 20-21.
14

sebagai masukan bagi pengambilan keputusan mengenai suatu


program. Masukan tersebut dapat dikaitkan dengan penghentian
program, perluasan program, perbaikan program, atau peningkatan
program.20
Bertujuan untuk mengetahui pencapaian tujuan program dengan
langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan program, karena
evaluator program ingin mengetahui bagian mana dari komponen dan
subkomponen program yang belum terlaksana dan apa sebabnya. Oleh
karena itu, sebelum mulai dengan langkah evaluasi, evaluator perlu
memperjelas dirinya dengan apa tujuan program yang akan dievaluasi.
Evaluasi program memegang peranan penting dalam pendidikan
(Worten, Blaine, dan Sanders) yang dikutip oleh Farida Yusuf antara
lain memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk:
1) Membuat kebijaksanaan dan keputusan.
2) Menilai hasil yang dicapai para pelajar.
3) Menilai kurikulum.
4) Memberi kepercayaan kepada sekolah.
5) Memonitor dana yang telah diberikan.
6) Memperbaiki materi dan program pendidikan.21
Evaluasi tingkat sekolah dilakukan oleh tim penilai tingkat
sekolah. Evaluasi tingkat sekolah merupakan rangkuman hasil
penilaian tingkat kelas. Dengan demikian dapat diketahui:22
1) Ketercapaian target tingkat sekolah.
2) Target apa saja yang belum tercapai dan target yang sudah
tercapai.
3) Faktor-faktor yang menyebabkan beberapa target sekolah
tersebut belum tercapai.

20
Djuju Sudjana, ibid., h. 25.
21
Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program
Pendidikan dan Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), h. 2-3.
22
Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Panduan Pembinaan Pendidikan Karakter
Melalui Pengembangan Budaya Sekolah di Sekolah Dasar, loc.cit., h. 57.
15

4) Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan dan


upaya apa saja yang telah dilakukan untuk mengatasi berbagai
kendala pada tingkat sekolah dasar.
5) Unsur rencana dan pelaksanaan program yang perlu diperbaiki
sehingga diperoleh hasil yang lebih optimal di tingkat sekolah
pada tahun berikutnya.
Maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi program bertujuan untuk
mengetahui pencapaian tujuan program yang telah dilaksanakan.
Selanjutnya, hasil evaluasi program digunakan sebagai dasar untuk
melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau untuk melakukan
pengambilan keputusan berikutnya.

b. Manfaat Evaluasi Program


Hasil evaluasi yang telah dilaksankan, maka terbagi menjadi
empat kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan
hasil dalam pelaksanaan sebuah program keputusan, yaitu:
1) Menghentikan program, karena dipandang bahwa program
tersebut tidak ada manfaatnya, atau tidak dapat terlaksana
sebagaimana diterapkan.
2) Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai
dengan harapan (terdapat kesalahan tetapi hanya sedikit).
3) Melanjutkan program, karena pelaksanaan program
menunjukkan bahwa segala sesuatu sudah berjalan sesuai
dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat.
Menyebarluaskan program (melaksanakan program di tempat-
tempat lain atau mengulangi lagi program di lain waktu), karena
program tersebut berhasil dengan baik maka akan sangat baik jika
dilaksanakan lagi di tempat dan waktu yang lain.23

23
Suharsimi Arikunto dan Cepi Syafruddin Abdul Jabar, op.cit., h. 22.
16

3. Model Evaluasi Program yang Digunakan


Dalam evaluasi program pendidikan terdapat beberapa model yang
dapat digunakan sebagai alat evaluasi program. Beberapa model tersebut
memiliki perbedaan dalam orientasi pelaksanaan serta langkah kerja
dalam evaluasi.
Lickona menyatakan bahwa pembentukan karakter dan
kemampuan akademik dalam satu proses pembelajaran dapat dilakukan
jika seorang guru mampu memilih dan menggunakan model
pembelajaran yang tepat. Ia mencontohkan ketika guru menggunakan
model kooperatif tipe Number Head Together (NHT), guru tersebut akan
secara langsung membina siswa dalam hal kemampuan akademik namun
sekaligus membina karakter dalam diri mereka. Nilai-nilai kerja sama,
kedisiplinan, tanggung jawab, dan kreativitas akan terbentuk selama
siswa belajar menggunakan model NHT tersebut. Lebih lanjut ia
menyimpulkan bahwa pengembangan karakter dan sekaligus membina
prestasi akademik dapat dilakukan melalui optimalisasi proses
pembelajaran itu sendiri.24
Adapun beberapa ahli evaluasi program yang dikenal sebagai
penemu model evaluasi program adalah Stufflebeam, Metsessel, Michael
Scriven, Stake, dan Glaser. Kaufman dan Tomas membedakan model
evaluasi menjadi delapan yaitu:25
a. Goal Oriented Evaluation Model adalah model evaluasi yang fokus
pada tujuan dari program yang sudah ditetapkan jauh sebelum
program dimulai. Adapun pelaksanaan evaluasi dilakukan secara
terus-menerus, berkesinambungan, mencek seberapa jauh tujuan
tersebut telah terlaksana dalam proses pelaksanaan program.

24
Yunus Abidin, Model Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman
Berorientasi Pendidikan Karakter, 2012, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung,
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/viewFile/1301/1082, (diakses pada 2 November
2018), h.167,
25
Ibid., h. 40-45.
17

b. Goal Free Evaluation Model adalah model evaluasi yang tidak


melihat tujuan program secara terperinci namun fokus pada tujuan
inti program serta melihat proses pelaksanaan program dengan
melihat hal-hal positif dan negatif dalam pelaksanaan program.
c. Formatif-Sumatif Evaluation Model adalah evaluasi yang obyek
kajian evaluasi terbagi menjadi dua yaitu formatif (evaluasi yang
dilakukan ketika program yang masih berjalan) dan sumatif (evaluasi
yang dilakukan setelah program selesai).
d. Countenance Evaluation Model oleh Stake. Model evaluasi ini
menekankan adanya pelaksanaan dua hal pokok yaitu deskripsi dan
pertimbangan. Adapun tahapan dalam evaluasi model ini adalah 1)
antaseden (context), 2) transaksi (proscess), 3) keluaran
(output/outcomes).
e. CSE – UCLA Evaluation Model adalah singkatan dari Center for
Study of Evaluation – University of California in los Angeles.
Ferdinan membagi model ini menjadi empat tahap dalam
pelaksanaan evaluasi yaitu: 1) Need Assesment, 2) Program
Planning, 3) Formative Evaluation, 4) Summative Evaluation.
f. CIPP Evaluation Model adalah model yang banyak dikenal. Oleh
karena itu model ini merupakan model yang paling banyak
digunakan karena evaluasi dilakukan secara menyeluruh dari awal
sampai akhir. Model ini dikembangkan oleh Stufflebeam dengan
empat tahapan evaluasi yaitu (Context, Input, Process, Product).
Dalam beberapa jenis-jenis model evaluasi yang tersedia, maka
dalam penulisan skripsi ini penulis memilih menggunakan model
evaluasi yakni Context, Input, Process, Product (CIPP) sebagai acuan
dalam menilai pendidikan karakter di SDN Cipete Selatan 05 Pagi,
penulis memilih model ini karena lebih mudah untuk dipahami dan dapat
menilai dari segi pendidikan karakter di sekolah yang akan di teliti secara
keseluruhan.
18

Model evaluasi CIPP mulai dikembangkan oleh Stufflebeam pada


tahun 1966. Stufflebeam adalah ahli yang mengusulkan pendekatan yang
berorientasi kepada pemegang keputusan (a decision oriented evaluation
approach structured) untuk menolong administrator membuat keputusan.
Ia merumuskan evaluasi sebagai “Suatu proses menggambarkan,
memperoleh, dan menyediakan informasi yang berguna untuk menilai
alternatif keputusan”, ia membuat pedoman kerja untuk melayani para
manajer dan administrator menghadapi empat macam keputusan
pendidikan, membagi evaluasi menjadi empat macam, yaitu Evaluasi
Konteks (Context Evaluation), Evaluasi Masukan (Input Evaluation),
Evaluasi Proses (Process Evaluation) dan Evaluasi Produk (Product
Evaluation) yang dilukiskan pada gambar berikut beserta penjelasannya:

Gambar 2.1
Model Evaluasi CIPP

Context Evaluation Input Evaluation


 Berupaya untuk  Berupaya mencari
mencari jawaban atas jawaban atas
pertanyaan: Apa yang pertanyaan: Apa yang
perlu dilakukan? harus dilakukan?
 Waktu pelaksanaan:  Waktu pelaksanaan:
Sebelum program Sebelum program di
diterima. mulai.
 Keputusan:  Keputusan:
Perencanaan program Penstrukturan program

Product Evaluation Process Evaluation


 Berupaya mencari  Berupaya mencari
jawaban atas jawaban atas
pertanyaan: Apakah pertanyaan: Apakah
program sukses? program sedang
 Waktu pelaksanaan: dilaksanakan?
Ketika program selesai.  Waktu pelaksanaan:
 Keputusan: Resikel: Ya Ketika program sedang
atau Tidak program dilaksanakan
harus diresikel Keputusan:
Pelaksanaan program

Sumber: Buku “Evaluasi Teori, Model, Metodologi, Standar, Aplikasi dan Profesi”
oleh Wirawan, 2016.
19

a. Context evaluation to serve planning decision. Konteks evaluasi ini


membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang
akan dicapai oleh program, dan merumuskan tujuan program.
b. Input evaluation, structuring decision. Evaluasi ini menolong
mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada,
alternatif apa yang yang diambil, apa rencana dan strategi untuk
mencapai kebutuhan. Bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya.
c. Process evaluation, to serve implementing decision. Evaluasi proses
untuk membantu mengimplementasikan keputusan. Sampai sejauh
mana rencana telah diterapkan? Apa yang harus direvisi? Begitu
pertanyaan tersebut terjawab, prosedur dapat dimonitor, dikontrol,
dan diperbaiki.
d. Product evaluation, to serve recycling decision. Evaluasi produk
untuk menolong keputusan selanjutnya. Apa hasil yang telah
dicapai? Apa yang dilakukan setelah program berjalan? Huruf
pertama dari konteks evaluasi dijadikan ringkasan CIPP, model ini
terkenal dengan nama model CIPP oleh stufflebeam.26
Evaluasi model ini bermaksud membandingkan kinerja dari
berbagai dimensi program dengan sejumlah kriteria tertentu, untuk
akhirnya sampai pada deskripsi dan judgement mengenai kekuatan dan
kelemahan program yang dievaluasi.

B. Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan berasal dari kata “didik” yang memiliki banyak arti
diantaranya pelihara, bina, dan latih, ketika ditambahkan imbuhan “pe-
kan”, artinya menjadi proses atau tindakan dalam mendidik atau
melatih.27 Pendidikan sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah proses, cara atau perbuatan mendidik, secara istilah adalah proses
26
Farida Yusuf Tayibnapis, op.cit., h. 14.
27
Hendri, Pendidikan Karakter Berbasis Dongeng, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2013), cet ke-1, h. 1.
20

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pada dasarnya, hakikat pendidikan adalah untuk membentuk
karakter suatu bangsa. Hal tersebut sangat ditentukan oleh semangat,
motivasi, nilai-nilai, dan tujuan dari pendidikan. Sementara itu, orang
yunani memberikan pengertian hakikat pendidikan sebagai usaha
membantu manusia menjadi manusia adapun tujuan pendidikan
sesungguhnya adalah “memanusiakan manusia”.28 Sedangkan menurut
Azyumardi Azra pendidikan bukan sekedar pengembangan nalar peserta
didik, melainkan juga pembentukan akhlak al-karimah dan akal budi.29
Salah satu bagian penting dalam proses pendidikan adalah kegiatan
pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik
untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, yang
sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan pendidikan karakter
pada siswa.
Kemudian, Karakter berasal dari bahasa Latin kharakter,
kharassein, dan kharax yang bermakna tool for making, to engrave. Kata
ini mulai banyak digunakan (kembali) dalam bahasa prancis, caractere,
pada abad ke-14, dan kemudian dalam bahasa inggris menjadi
charactersebelum akhirnya menjadi bahasa Indonesia karakter. Dalam
pengertian lain, karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat kejiwaan,
akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang
lain.30
Menurut Lickona karakter terbentuk dari tiga macam bagian yang
saling berkaitan: pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral.
Karakter yang baik terdiri atas mengetahui kebaikan, menginginkan
kebaikan, dan melakukan kebaikan, kemudian kebiasaan pikiran,

28
Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, op.cit., h. 49.
29
Ibid., h. 51.
30
Hendri, loc.cit., h. 2.
21

kebiasaan hati, dan kebiasaan perbuatan.31 Karakter ini merupakan


perilaku yang tampak dalam kehidupan seseorang di kehidupan sehari-
hari baik dalam berpikir, bersikap, dan bertindak.
Scerenko dalam samawi dan Hariyanto mendefinisikan karakter
sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan membedakan ciri
pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental dari seseorang, suatu
kelompok atau bangsa. Sedangkan Kementerian Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa karakter adalah nilai-nilai yang unik-baik yang
terpatri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku.32
Selanjutnya, Gunawan menjelaskan bahwa karakter adalah keadaan
asli yang ada pada individu seseorang yang membedakan antara dirinya
dengan orang lain.33 Kemudian Creasy mengartikan pendidikan sebagai
upaya mendorong peserta didik tumbuh dan berkembang dengan
kompetensi berpikir dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral
dalam hidup serta mempunyai keberanian melakukan yang „benar‟
meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan.34
Hal senada diungkapkan oleh Suyanto, yang menjelaskan bahwa
karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap
individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkungan keluarga,
masyarakat, bangsa, dan negara serta mempertanggungjawabkan tiap
akibat dari keputusan yang ia buat.35
Berdasarkan pemikiran beberapa ahli di atas mengenai pengertian
karakter, dapat ditarik kesimpulan bahwa karakter memiliki beragam ciri
khas yang dimiliki antara individu yang satu dengan yang lainnya. Maka
harus ditanamkan dari sejak dini nilai-nilai, moral/budi pekerti, mental
yang dibentuk dalam keseharian, agar setelah dewasa kelak akan melekat

31
Thomas Lickona, Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi
Pintar dan Baik, (Bandung: Nusa Media, 2013), cet ke-1, h. 72.
32
Muchlas Samani dan Hariyanto, op.cit., h. 42.
33
Heri Gunawan, op.cit., h. 4.
34
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), cet ke-1, h. 16.
35
Ibid., h. 11.
22

pribadi yang memiliki karakter yang sesuai dengan etika dan kaidah
moral.
Maka, bila digabungkan pengertian antara pendidikan dan karakter.
Samani dan Hariyanto, mengatakan bahwa pendidikan karakter adalah
upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan
nilai-nilai kepada para siswanya. Selain itu, pendidikan karakter juga
merupakan suatu upaya proaktif yang dilakukan, baik oleh sekolah
maupun pemerintah, untuk membantu siswa mengembangkan inti pokok
dari nilai-nilai etik dan nilai-nilai kinerja, seperti kepedulian, kejujuran,
kerajinan, keadilan, keuletan, ketabahan, tanggung jawab, menghargai
diri sendiri serta orang lain.36
Pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai suatu sistem
penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi
komponen, pengetahuan, kesadaran, atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi
manusia insan kamil.37
Maka berdasarkan berbagai pendapat yang telah disampaikan,
bahwa pendidikan karakter berupaya mengembangkan dan menanamkan
nilai-nilai karakter melalui pembelajaran dan tuntunan kepada peserta
didik agar menjadi manusia seutuhnya yang dapat mengimplementasikan
nilai-nilai luhur dalam kehidupannya dengan sepenuh hati.

2. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Karakter


a. Tujuan Pendidikan Karakter
Tujuan pendidikan karakter menurut Gaffar adalah sebuah
proses transformsi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan
dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku

36
Hendri, op.cit.,h. 2
37
Muchlas Samani dan hariyanto, op.cit., h. 46.
23

kehidupan orang tersebut.38Selain itu, untuk meningkatkan mutu


penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada
pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik
secara utuh dan seimbang.
Proses dan tujuan pendidikan melalui pembelajaran tidak lain
adalah adanya perubahan kualitas tiga aspek pendidikan, yakni
kognitif, afektif dan psikomotorik.

Gambar 2.2
Tujuan Pendidikan Karakter di Sekolah

Kognitif Afektif Psikomotorik

Knowing Doing Being

Berilmu dan Berkarakter Live Together

Sumber: Buku “Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter” oleh


Barnawi dan M. Arifin, 2016.

Bagan di atas menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran


sebagai peningkatan wawasan, perilaku, dan keterampilan, dengan
berlandaskan empat pilar pendidikan. Tujuan akhirnya adalah
terwujudnya insan yang berilmu dan berkarakter. Karakter yang
diharapkan tidak tercerabut dari budaya asli Indonesia sebagai
perwujudan nasionalisme dan sarat agama (religius).39
Tujuan utama pendidikan karakter dalam setting sekolah
adalah memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai

38
Dharma, Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011),h. 5.
39
Barnawi dan M. Arifin, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter,
(Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h. 28-29.
24

tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses


sekolah maupun setelah proses sekolah (setelah lulus dari sekolah).
tujuannya adalah untuk sebuah proses yang membawa peserta didik
untuk memahami dan merefleksi bagaimana suatu nilai menjadi
penting untuk diwujudkan dalam perilaku keseharian manusia,
termasuk bagi anak. Penguatanpun memiliki makna adanya
hubungan antara penguatan perilaku melalui pembiasaan di sekolah
dengan pembiasaan di rumah.
Tujuan kedua pendidikan karakter adalah mengoreksi perilaku
peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang
dikembangkan oleh sekolah. tujuan ini memiliki makna bahwa
pendidikan karakter memiliki sasaran untuk meluruskan berbagai
perilaku anak yang negatif menjadi positif.
Tujuan ketiga dalam pendidikan karakter setting sekolah
adalah membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan
masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter
secara bersama. Tujuan ini memiliki makna bahwa proses
pendidikan karakter di sekolah harus dihubungkan dengan proses
pendidikan di keluarga. Jika saja pendidikan karakter di sekolah
hanya bertumpu pada interaksi antara peserta didik dengan guru di
kelas dan sekolah, maka pencapaian berbagai karakter yang
diharapkan akan sangat sulit diwujudkan.40
Sebagaimana 7 alasan diperlukannya pendidikan karakter yang
menurut lickona diantaranya:41
1) Cara terbaik untuk menjamin anak-anak (siswa) memiliki
kepribadian yang baik dalam kehidupannya.
2) Cara untuk meningkatkan prestasi akademik.
3) Sebagian siswa tidak dapat membentuk karakter yang kuat bagi
dirinya di tempat lain.
40
Dharma, Kesuma, dkk, loc.cit., h. 9-11.
41
Ajat Sudrajat FIS Universitas Negeri Yogyakarta, Mengapa Pendidikan Karakter, 2011
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/viewFile/1316/1094
25

4) Persiapan siswa untuk menghormati pihak atau orang lain dan


dapat hidup dalam masyarakat yang beragam.
5) Berangkat dari akar masalah yang berkaitan dengan problem
moral-sosial, seperti ketidaksopanan, ketidakjujuran, kekerasan,
pelanggaran kegiatan seksual dan etos kerja (belajar) yang
rendah.
6) Persiapan terbaik untuk menyongsong perilaku di tempat kerja.
7) Pembelajaran nilai-nilai budaya yang merupakan bagian dari
kerja peradaban.
Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa tujuan besar
pendidikan karakter adalah untuk menghasilkan individu-individu
yang berkarakter, pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab, serta
budi pekerti dan berakhlak.

b. Manfaat Pendidikan Karakter


Berdasarkan kebijakan Nasional Pembangunan Karakter
Bangsa, pendidikan karakter memiliki tiga manfaat, yaitu: 42
1) Pembentukan dan pengembangan potensi
Membentuk dan mengembangkan potensi manusia dan
warga negara indonesia agar berpikiran, berhati dan berperilaku
baik sesuai dengan falsafah hidup pancasila.
2) Perbaikan dan penguatan
Memperbaiki dan memperkuat peran keluarga, satuan
pendidikan, masyarakat dan pemerintah ikut berpartisipasi dan
bertanggung jawab dalam pengembangan potensi warga negara
dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang berkarakter,
maju, mandiri dan sejahtera.

42
Muchlisin Riadi, Nilai, Tujuan, Fungsi dan Prinsip Pendidikan Karakter,
https://www.kajianpustaka.com/2017/12/nilai-tujuan-fungsi-dan-prinsip.html, diakses pada 1
Februari 2018
26

3) Penyaring
Memilah nilai-nilai budaya bangsa sendiri dan menyaring
budaya bangsa lain yang tidak sesuai untuk menjadi karakter
manusia dan warga negara Indonesia agar lebih bermanfaat.

3. Komponen Pendukung dalam Pembinaan Pendidikan Karakter


Masalah krisis karakter sudah bersifat struktural, maka pendidikan
karakter harus dilakukan secara holistis dan kontekstual. Secara
struktural artinya membangun karakter bangsa Indonesia dimulai dari
keluarga, sekolah, masyarakat dan negara. Menurut Megawangi, model
yang dikembangkan adalah usaha untuk melakukan pendidikan karakter
secara holistis yang melibatkan aspek “knowledge, felling, loving, dan
acting”.
Aspek kontekstual terkait dengan nilai-nilai pokok yang diperlukan
untuk membentuk karakter bangsa dimulai diinternalisasi pada semua
tataran masyarakat. Dengan pendekatan ini dapat membentuk orang-
orang yang berkarakter dalam semua tataran kehidupan. Dari segi
perannya pendidikan karakter dapat dimulai dari keluarga maupun
negara, sedangkan dari tanggung jawab negara paling tinggi
kedudukannya, sehingga negara sudah saatnya benar-benar serius untuk
memikirkan grand desain dalam pendidikan karakter.
Dalam pendidikan karakter terdapat lingkungan yang menjadi pilar
dalam menerapkan nilai dari pendidikan karakter tersebut karena
lingkungan berpengaruh kepada pendidikan karakter anak. Lingkungan
tersebut antara lain, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat dan pemerintah. Berikut gambaran dan
penjelasannya dari 4 komponen tersebut yang mendukung dan
mensukseskan budaya karakter:
27

Gambar 2.3
Lingkungan Pendidikan Karakter

Keluarga Sekolah

Pemerintah Masyarakat

Sumber: Skripsi “Pelaksanaan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Rohis di


SMA Negeri 86 Jakarta” oleh Sulhan, 2013.

a. Bantuan Orang Tua


Untuk mendukung keberhasilan, pihak sekolah hendaknya
meminta orang tua peserta didik untuk ikut terlibat memberikan
pengajaran karakter ketika peserta didik berada di rumah. Bahkan,
sekolah perlu memberikan gambaran umum tentang prinsip-prinsip
yang diterapkan di sekolah dan rumah, seperti aspek kejujuran, kerja
sama, dan lain sebagainya.
Karakter bangsa merupakan aspek penting dari kualitas SDM
karena kualitas karakter bangsa menentukan kemajuan suatu bangsa.
Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini.
Usia dini merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter
seseorang. Menurut Freud kegagalan penanaman kepribadian yang
baik di usia dini ini akan membentuk pribadi yang bermasalah di
masa dewasanya kelak. Kesuksesan orang tua membimbing anaknya
dalam mengatasi konflik kepribadian di usia dini sangat menentukan
kesuksesan anak dalam kehidupan sosial di masa dewasanya kelak.
28

b. Kebijakan Pendidikan
Dalam memangku dan melaksanakan tugas pembinaan
karakter, sekolah harus memperhatikan kebijakan pendidikan baik
kebijakan undang-undang, kebijakan otonomi daerah sampai dengan
kebijakan lembaga sekolah. Meskipun pendidikan karakter lebih
mengedepankan aspek moral dan tingkah laku, namun bukan berarti
sama sekali tidak menetapkan kebijakan-kebijakan, sebagaimana
dalam dunia pendidikan formal pada umumnya.
c. Partisipasi Masyarakat
Dalam hal ini, masyarakat meliputi tenaga pendidik, orang tua,
anggota masyarakat, dan peserta didik itu sendiri. Masyarakat
merupakan lingkungan eksternal sekolah yang mempunyai peranan
penting dalam mempengaruhi keberhasilan pendidikan karakter,
masyarakat bisa sebagai kontrol dan dunia nyata bagi peserta didik
dalam mengaplikasikan nilai-nilai karakter yang didapat dari
sekolah.43
d. Pemerintah
Penetapan pemerintah sebagi salah satu pilar dalam pendidikan
karakter dalam hal ini pemerintah dituntut mendukung gerakan
pendidikan karakter tersebut dengan mengeluarkan kebijakan-
kebijakan yang mendukung tumbuhnya sikap dan perilaku yang
mencerminkan nilai-nilai karakteristik bangsa tersebut.44
Sesuai penjabaran tersebut, bahwa pendidikan karakter
menjadi tugas dari semua pihak yang terlibat dalam usaha
pendidikan (pendidik) baik lembaga informal, non-formal, dan
formal harus berbagi tanggung jawab terhadap keberhasilan
pendidikan karakter. Tetapi sekolah tetap yang mempunyai peranan

43
Sulhan, Pelaksanaan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Rohis di SMA Negeri 86
Jakarta Jakarta, www.repository.uinjkt.ac.id, diakses 8 Februari 2018, , h. 14.
44
Ainul Rochman, Evaluasi Program Pendidikan Kader Ulama Hadis di Darussunnah
International Institute For Hadits Sciences Ciputat-Tangerang Selatan,
www.repository.uinjkt.ac.id, Diakses 8 Februari 2018, h. 25.
29

paling penting dalam meraih keberhasilan pembinaan pendidikan


karakter.

4. Peran dan Fungsi Komponen Pendukung Pendidikan Karakter


Berikut beberapa hal yang menjadi tanggung jawab bagi pihak
orang tua, masyarakat, sekolah, pemerintah bagian pusat dan daerah
dalam hal peran dan fungsi terhadap pendidikan karakter.
a. Orang tua dan masyarakat
1) Memberi dukungan terhadap pelaksanaan pendidikan karakter
bagi anak yang sesuai dengan nilai-nilai luhur dan unggul.
2) Menciptakan suasana yang kondusif bagi siswa sehingga
memperoleh pengalaman belajar berkarakter baik.
3) Memberikan contoh tauladan.
4) Memberikan informasi kepada sekolah berkaitan dengan
perilaku atau karakter negatif yang ditunjukan siswa di luar
sekolah.
b. Sekolah
1) Mengembangkan dan mengimplementasikan pendidikan
karakter di SD dengan berdasarkan pada panduan-panduan
pengembangan pendidikan karakter yang telah disusun oleh
pemerintah pusat, pengembangan-pengembangan perangkat
pembelajaran untuk pendidikan karakter di sekolah dasar yang
dikembangkan oleh pemerintah daerah, dengan penyesuaian-
penyesuaian konteks keadaan SD masing-masing.
2) Melaporkan hasil pelaksanaan pendidikan karakter secara
berkala kepada aparatur dinas pendidikan kabupaten/kota
terkait.
3) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pendidikan
karakter secara periodik dan berkelanjutan untuk dilaporkan
kepada dinas pendidikan kabupaten/kota melalui Unit Pelaksana
Teknis Dinas Daerah (UPTD) kecamatan.
30

c. Pemerintah
Bagian Pusat:
1) Melakukan koordinasi pelaksanaan program pendidikan karakter
di sekolah dasar secara nasional.
2) Mengembangkan (menyusun) dan mensosialisasikan panduan-
panduan pendidikan karakter di sekolah dasar kepada aparatur
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di berbagai provinsi
yang ada di Indonesia.
3) Menyelenggarakan pelatihan atau workshop tentang
pengembangan pendidikan karakter bagi para pemangku
kepentingan dan trainer di daerah.
Bagian Daerah:
1) Melakukan koordinasi pelaksanaan program pendidikan karakter
di daerah.
2) Menyelenggarakan pengembangan-pengembangan dalam
bentuk workshop pengembangan perangkat pembelajaran untuk
pendidikan karakter dengan berpedoman pada panduan-panduan
pengembangan pendidikan karakter yang disusun dan
disosialisasikan oleh pemerintah pusat.
3) Melakukan pembinaan atas pelaksanaan pendidikan karakter
bangsa di SD wilayah masing-masing, dan melaporkan hasilnya
secara berkala kepada pemerintah pusat (Direktorat Pembinaan
Sekolah Dasar).45

5. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter


Karakter berasal dari nilai tentang sesuatu. Suatu nilai yan
diwujudkan dalam bentuk perilaku anak itulah yang disebut karakter.
Diungkapkan oleh Hasan bahwa pendidikan budaya dan karakter bangsa
dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya

45
Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Grand Design Revitalisasi Pendidikan
Karakter di Sekolah dasar melalui Pendidikan Menyeluruh, op.cit., h. 27-29.
31

dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki
nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan
warga negara yang religius, nasionalis, produktif, dan kreatif.
Dalam referensi islam, nilai yang sangat terkenal dan melekat yang
mencerminkan akhlak/perilaku yang luar biasa tercermin pada Nabi
Muhammad SAW, yaitu:
a. Sidik yang berarti benar, mencerminkan bahwa Rasulullah
berkomitmen pada kebenaran, selalu berkata dan berbuat benar, serta
berjuang untuk menegakkan kebenaran.
b. Amanah yang berarti jujur atau terpercaya, mencerminkan bahwa
apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan Rasulullah dapat
dipercaya oleh siapapun, baik oleh kaum muslimin maupun
nonmuslimin.
c. Fatonah yang berarti cerdas/pandai, arif, luas wawasan, terampil, dan
profesional. Artinya, perilaku Rasulullah dapat
dipertanggungjawabkan kehandalannya dalam memecahkan
masalah.
d. Tablig yang bermakna komunikatif mencerminkan bahwa siapa saja
yang menjadi lawan bicara Rasulullah, maka orang tersebut mudah
memahami apa yang dibicarakan/dimaksudkan oleh Rasulullah
SAW.
32

Gambar 2.4
Konsep dan Model Pendidikan Karakter

Fatonah: Cerdas, kritis, Sidik: Beriman dan bertakwa, jujur,


kreatif, inovatif, ingin amanah, adil, bertanggung jawab,
tahu, berpikir terbuka, berempati, berani mengambil resiko,
produktif, berorientasi pantang menyerah, rela berkorban,
ipteks. Olah Olah dan berjiwa patriotik.
Pikir Hati
Amanah: Tangguh, Tablig: Peduli, ramah, santun, rapi,
Olah Olah nyaman, saling menghargai, toleran,
bersih dan sehat, disiplin,
sportif, andal, berdaya Raga Rasa suka menolong, gotong royong,
tahan, bersahabat, nasionalis, kosmopolit,
kooperatif, determinatif, mengutamakan kepentingan, umum,
kompetitif, ceria, dan bangga menggunakan bahasa dan
gigih. produk Indonesia, dinamis, kerja
keras, dan beretos kerja.

Sumber: Buku “Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi” Heri Gunawan, 2012.

Keempat potensi tersebut adalah komponen dalam pendidikan


karakter yang tidak dapat dipisahkan. Olah pikir, olah hati, olah raga,
olah rasa adalah program utama dalam pendidikan karakter. Adanya
pengolahan dari keempat potensi yang ada di dalam diri manusia itu
diharapkan dapat menjadikan manusia masa kini dan masa depan
menjadi manusia yang semakin lebih baik.46
Begitu banyak nilai budaya dan karakter yang bersumber dari
falsafah, pola hidup, agama, dasar negara yakni Pancasila dan Undang-
Undang Dasar yang dianut. Nilai-nilai budaya dan karakter bangsa ini
dapat dilihat di tabel berikut ini: 47

46
Hendri, op.cit., h. 4.
47
Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter Landasan, Pilar dan Implementasi, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2014), ed. 1, cet ke-1, h. 82
33

Tabel 2.1
Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter
No Nilai Deskripsi
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
1 Religius agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
2 Jujur sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
3 Toleransi suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya.
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
4 Disiplin
berbagai ketentuan dan peraturan.
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
5 Kerja Keras mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara
6 Kreatif
atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang
7 Mandiri
lain dalam menyelesaikan tugas.
Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama
8 Demokratis
hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
Rasa Ingin
9 lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
Tahu
dilihat, dan didengar.
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
Semangat
10 menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
Kebangsaan
kepentingan diri dan kelompoknya.
11 Cinta Tanah Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
34

Air kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi


terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
dan politik bangsa.
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
Menghargai
12 menghasilkan suatu yang berguna bagi masyarakat, dan
Prestasi
mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Bersahabat/ Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
13
Komunikatif bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang
14 Cinta Damai
lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
Gemar Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
15
Membaca bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
Peduli kerusakan pada lingkungan alam dan sekitarnya, dan
16
Lingkungan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
Peduli Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada
17
Sosial orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
Tanggung kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
18
Jawab sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya),
negara dan Tuhan Yang Maha Esa.48
Sumber: Buku “Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dala Lembaga
Pendidikan” oleh Zubaedi 2011.

Diharapkan siswa dapat mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut


dalam pembentukan karakter melalui pendidikan dan pembiasaan di
kehidupan keseharian serta keteladanan dari keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Juga, siswa memiliki ketahanan moral yang kuat terhadap
pengaruh negatif dari lingkungannya teruama lingkungan sosial-budaya.

48
Muhammad Yaumi, Ibid., h. 83.
35

6. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar


Pendidikan karakter di sekolah dasar dilaksanakan berdasarkan
pada prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Nilai Esensial
Mengangkat nilai-nilai esensial yang berintikan dari nilai-nilai
pancasila. Nilai-nilai yang diinternalisasikan dapat membantu
peserta didik memahami dan menjadi manusia yang berkarakter
baik. Nilai-nilai yang diinternalisasikandapat membantu peserta
didik memahami dan menjadi manusia yang berkarakter baik. Nilai-
nilai yang diinternalisasikan secara eksplisit pada visi, misi, tujuan,
dan harapan masa depan sekolah serta diaplikasikan dalam praktik
kehidupan komunitas sekolah secara konsisten.
b. Didukung Semua Pihak
Pengembangan nilai-nilai dan karakter perlu didukung oleh
semua warga sekolah secara terintegrasi yang melibatkan peserta
didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan lingkungan
masyarakat sebagai bagian dari pengembangan pendidikan karakter
melalui pendekatan menyeluruh.
c. Keteladanan
Pengembangan karakter dilakukan oleh pendidik dan tenaga
kependidikan yang kompeten dan patut diteladani.
d. Pemberdayaan
Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral
yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia
pada nilai dasar yang sama. Memfungsikan keluarga dan anggota
masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter dengan
prinsip saling menghargai, setara, dan memberi manfaat.
e. Terintegrasi
Pembentukan karakter dapat dilakukan melalui program
sekolah baik secara intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Kegiatan
intrakurikuler dilaksanakan terintegrasi ke dalam mata pelajaran
36

melalui pendekatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan


Menyenangkan (PAKEM). Selain itu, pembentukan karakter
dilakukan juga melalui pengembangan budaya sekolah yang terpadu,
konsisten, menyenangkan dan berkelanjutan.
f. Menyeluruh
Pelaksanaan pendidikan karakter meliputi semua dimensi yang
terdiri dari hubungan manusia dengan dirinya, Tuhannya, sesama
manusia, negara, dan lingkungan. Selain itu, pendidikan karakter
dilakukan melalui pendekatan menyeluruh yang meliputi
pembelajaran, budaya sekolah, ekstrakurikuler, dan pelaksanaannya
didukung oleh peran serta masyarakat.
g. Pembiasaan
Internalisasi nilai perlu dibiasakan dalam praktik keseharian
secara terus-menerus agar menjadi karakter positif baik di
lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat.
h. Intervensi
Dalam pelaksanaan pendidikan karakter, perlu dilakukan
intervensi agar secara konsisten dapat terarah secara efektif sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Intervensi ini misalnya dalam
bentuk peraturan dan tata tertib sekolah, pemberian hadiah, teguran
dsb. Kepala sekolah, guru-guru, staf administrasi, laboran, pengelola
kantin di sekolah mejalankan kepemimpinan moral yang
membangun inisiatif pendidikan karakter.
i. Kasih Sayang
Pendidikan karakter mengedepankan pendekatan kasih sayang
untuk lebih meningkatkan hubungan emosional yang erat antara
guru, siswa dan orang tua. Dengan hubungan emosional ini
diharapkan terjadi pembentukan karakter luhur yang kokoh. Dengan
demikian akan dapat memperkuat ketahanan moral siswa.49

49
Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Grand Design Revitalisasi Pendidikan
Karakter di Sekolah dasar melalui Pendidikan Menyeluruh. op.cit., h. 25.
37

Pendidikan Karakter di sekolah dasar diimplementasikan melalui


pendekatan menyeluruh, dengan mementingkan keseimbangan
pengembangan unsur karakter yakni: ngerti (mengerti), ngroso (merasa)
dan ngelakoni (melakukan), atau pengetahuan moral (moral knowing),
perasaan moral (moral feeling), dan tindakan moral (moral action).
Pendekatan menyeluruh (komprehensif) dapat digambarkan sebagai
berikut:50
Gambar 2.5
Model Komprehensif Pendidikan Karakter di Sekolah

Strategi
Pembelajaran di
kelas

Pelaksanaan
Pengembangan Pendidikan Keg. Keseharian
Budaya Sekolah Karakter (Moral di Rumah dan
Knowing, Moral Sekolah
Feeling, Action)

Ekstrakurikuler

Sumber: Buku “Grand Design Revitalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Melalui
Pendekatan Menyeluruh” oleh Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 2013.

Berdasarkan pada model di atas, pengembangan pendidikan


karakter di sekolah di bagi ke dalam empat pilar sebagai berikut:
a. Kegiatan pembelajaran di kelas.
b. Kegiatan keseharian dalam bentuk pengembangan budaya satuan
pendidikan.
c. Kegiatan ekstrakurikuler.

50
Ibid., h. 39.
38

d. Kegiatan keseharian di rumah dan masyarakat.


Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan memiliki fungsi
pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir, berikut untuk
penjelasannya:51
a. Fungsi pengembangan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
berfungsi untuk mendukung perkembangan personal peserta didik
melalui perluasan minat, pengembangan potensi, dan pemberian
kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan
kepemimpinan.
b. Fungsi sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta
didik. Kompetensi sosial dikembangkan dengan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas pengalaman
sosial, praktek keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral dan
nilai sosial.
c. Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan
dalam suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan
sehingga menunjang proses perkembangan peserta didik. Kegiatan
ekstrakurikuler harus dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer
sekolah lebih menantang dan lebih menarik bagi peserta didik.
Untuk mengadakan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah harus
disesuaikan dengan buku panduan pengembangan diri Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional (PERMENDIKNAS) nomor 22 tahun 2006 yang
menjelaskan prinsip-prinsip kegiatan ekstrakurikuler, sebagai berikut:52
a. Bersifat individual, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
dikembangkan sesuai dengan potensi, bakat, dan minat peserta didik
masing-masing.

51
Data Dokumentasi Sekolah, Prinsip-Prinsip Ekstrakurikuler SDN Cipete Selatan 05
Pagi, tahun 2017/2018, 24 Agustus 2018
52
Ibid.
39

b. Bersifat pilihan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler


dikembangkan sesuai dengan minat dan diikuti oleh peserta didik
secara sukarela.
c. Keterlibatan aktif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler menuntut
keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai dengan minat dan
pilihan masing-masing.
d. Menyenangkan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan
dalam suasana yang menggembirakan bagi peserta didik.
e. Membangun etos kerja, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler
dikembangkan dan dilaksanakan dengan prinsip membangun
semangat peserta didik untuk berusaha dan bekerja dengan baik dan
giat.

7. Pola Pelaksanaan
Masyarakat baik keluarga maupun lingkungan merupakan bagian
yang sangat penting dan strategis dalam pencapaian program pendidikan
karakter di sekolah, oleh karena itu, perlu dirumuskan pola dan strategi
pengembangan pendidikan karakter melalui peran serta masyarakat di
sekolah dasar sebagai berikut.
a. Program Kerja Sama
Kepala sekolah, guru, komite sekolah, dan tokoh masyarakat
merancang bersama program pendidikan karakter yang akan
dikembangkan di sekolah. Sehingga program pengembangan
pendidikan karakter di sekolah dapat berjalan secara efektif dan
efisien.
b. Program Sekolah
Pihak sekolah memperkenalkan dan memasyarakatkan
program sekolah kepada masyarakat dalam rangka mendekatkan
sekolah dengan orang tua dan masyarakat sekitarnya. Sehingga
40

sekolah menjadi bagian tidak terpisahkan dari orang tua dan


komunitas masyarakat sekitar.
c. Program Kemasyarakatan
Komite sekolah, orang tua, dan tokoh masyarakat merancang
dan mengusulkan pengembangan pendidikan karakter ke sekolah.
Sekolah mendukung dan melaksanakan sesuai dengan program yang
telah disusun serta memperhatikan semua peraturan dan kebijakan
yang berlaku.
d. Program Kemitraan
Kepala sekolah, guru, komite sekolah, dan masyarakat
mengundang narasumber dalam rangka pengembangan pendidikan
karakter di sekolahnya. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya
bersama antara warga sekolah dan masyarakat untuk melibatkan
sumber-sumber eksternal (external resources) dalam rangka
memperkaya wawasan dan melengkapi bidang sekolah yang
mendukung pengembangan pendidikan karakter di sekolah.53
e. Program Kunjungan
Program kunjungan dapat dilakukan dengan beberapa cara
sebagai berikut.
1) Kunjungan masyarakat ke sekolah
Kunjungan masyarakat ke sekolah dapat memberi
kesempatan kepada masyarakat luas untuk mengenal sekolah
lebih dalam, terbentuknya opini dan kesan di masyarakat
tentang sekolah yang baik. Jika masyarakat melihat kondisi
sekolah kurang baik, masyarakat akan memberikan masukan
kepada sekolah untuk meningkatkan mutu.

53
Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Panduan Pengembangan Pendidikan
Karakter Melalui Peran Serta Masyarakat di Sekolah Dasar, cet ke-3, h. 19-22.
41

2) Kunjungan antar sekolah


Kunjungan antarsekolah sangat penting untuk saling
mengenal, saling belajar, dan saling memberikan saran
perbaikan khususnya dalam pengembangan pendidikan karakter.
3) Kunjungan sekolah ke masyarakat
Kunjungan sekolah ke masyarakat dimaksudkan sebagai
kunjungan siswa ke berbagai sumber belajar. Selain itu, untuk
pengembangan pendidikan karakter seperti mengunjungi teman
yang sakit, kunjungan ke panti asuhan, mengunjungi keluarga
yang sedang kesusahan. Kunjungan untuk memperluas wawasan
dan meningkatkan rasa kepenasaranan intelektualnya yang
berguna untuk mendukung pengembangan pendidikan karakter,
misalnya, kunjungan ke situs-situs sejarah (museum, candi,
tempat ibadah bersejarah, dsb), ke lembaga pemerintah (kantor
kelurahan, kantor kecamatan, dsb), ke pusat-pusat layanan
masyarakat (kantor pos, bandara, pasar, dsb).

C. Kerangka Berfikir
Upaya sekolah dalam program pendidikan karakter adalah dengan cara
mengintegrsikan ke dalam kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler maupun
pembiasaan-pembiasaan yang baik di sekolah, pengintegrasian pendidikan
karakter di dalam kelas harus mengupayakan metode yang relevan sehingga
akan tercipta belajar yang aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga
berpengaruh terhadap perilaku akademik siswa disinilah yang akan menjadi
objek penelitian di SD Cipete Selatan 05 Pagi.
Dengan mensintesis kajian teori dan model evaluasi CIPP, maka
dikembangkan kerangka berfikir sebagaimana dituangkan pada skema
gambar di bawah ini.
42

Gambar 2.6
Skema Kerangka Berfikir

Evaluasi Program Pendidikan


Karakter dengan model CIPP

Evaluasi Konteks Evaluasi Input Evaluasi Proses Evaluasi


- Profil Program - Kepala Sekolah - Pembentukan dan Produk
Pendidikan - Program pembiasaan karakter - Nilai-Nilai
Karakter Pendidikan dalam proses Karakter
- Regulasi Program Karakter pembelajaran - Internalisasi
Pendidikan - Wali Kelas - Kegiatan - Prestasi
Karakter - Guru Intrakurikuler dan Akademik
- Analisis - Peserta Didik Ekstrakurikuler dan Non
Kebutuhan - Kurikulum - Pengawasan Akademik
- Budaya/Iklim - Sarana/Prasarana (Supervisi)
Sekolah - Dukungan Orang - Gerakan PPK
Tua (Penguatan
- Pembiayaan Pendidikan
Karakter)

Rekomendasi

D. Kriteria Evaluasi
1. Pengertian Kriteria
Istilah “kriteria” dalam penilaian sering juga dikenal dengan kata
“tolak ukur” atau “standar”. Dari nama-nama yang digunakan tersebut
dapat segera dipahami bahwa kriteria, tolak ukur, atau standar, adalah
sesuatu yang digunakan sebagai patokan atau batas minimal untuk
sesuatu yang diukur. Kriteria atau standar dapat disamakan dengan
“takaran”. Jika untuk mengetahui berat beras digunakan timbangan,
panjangnya benda digunakan meteran maka kriteria atau tolak ukur
digunakan untuk menakar kondisi objek yang dinilai.
43

2. Dasar Pembuatan Kriteria


Yang dimaksud dengan istilah “dasar” dalam pembuatan standar
atau kriteria adalah sumber pengambilan kriteria secara keseluruhan.
Dengan pengertian bahwa kriteria adalah suatu ukuran yang menjadi
patokan yang harus dicapai maka kriteria tersebut harus “Top”
kondisinya.
Kriteria atau tolak ukur sebaiknya dibuat bersama dan sebaiknya
dibuat oleh orang-orang yang menggunakannya, yaitu calon evaluator,
dengan maksud agar pada waktu menerapkannya tidak ada masalah
karena mereka sudah memahami, bahkan tahu apa yang
melatarbelakanginya.
a. Sumber Pertama
Apabila yang dievaluasi merupakan suatu implementasi
kebijakan maka yang dijadikan sebagai kriteria atau tolak ukur
adalah peraturan atau ketentuan yang sudah dikeluarkan berkenaan
dengan kebijakan yang bersangkutan.
Apabila penentu kebijakan tidak mengeluarkan ketentuan
secara khusus maka penyusun kriteria menggunakan ketentuan yang
pernah berlaku umum yang sudah dikeluarkan oleh pengambil
kebijakan terdahulu dan belum pernah dicabut masa berlakunya.
b. Sumber Kedua
Dalam mengeluarkan kebijakan biasanya disertai dengan buku
pedoman atau petunjuk pelaksanaan (juklak). Di dalam juklak
tertuang informasi yang lengkap, antara lain dasar pertimbangan
dikeluarkannya kebijakan, prinsip, tujuan, sasaran, dan rambu-rambu
pelaksanaannya.
Butir-butir yang tertera di dalamnya, terutama dalam tujuan
kebijakan, mencerminkan harapan dari kebijakan. Oleh karena itu,
pedoman atau petunjuk itulah yang distatuskan sebagai sumber
kriteria.
44

c. Sumber Ketiga
Apabila tidak ada ketentuan atau petunjuk pelaksanaan yang
dapat digunakan oleh penyusun sebagai sumber kriteria maka
penyusun menggunakan konsep atau teori-teori yang terdapat dalam
buku-buku ilmiah.
d. Sumber Keempat
Jika tidak ada ketentuan, peraturan atau petunjuk pelaksanaan,
dan juga tidak ada teori yang diacu, penyusun disarankan untuk
menggunakan hasil penelitian.
e. Sumber Kelima
Apabila penyusun tidak menemukan acuan yang tertulis dan
mantap, dapat minta bantuan pertimbangan kepada orang yang
dipandang mempunyai kelebihan dalam bidang yang sedang
dievaluasi sehingga terjadi langkah yang dikenal dengan expert
judgement.
f. Sumber Keenam
Apabila sumber acuan tidak ada, sedangkan ahli yang dapat
diandalkan sebagai orang yang lebih memahami masalah dibanding
penyusun juga sukar dicari atau dihubungi maka penyusun dapat
menentukan kriteria secara bersama dengan yang akan dievaluasi.
g. Sumber Ketujuh
Dalam keadaan yang sangat terpaksa karena acuan tidak ada,
ahli juga tidak ada, sedangkan untuk menyelenggarakan diskusi
terlalu sulit maka jalan terakhir adalah melakukan pemikiran
sendiri.54

54
Suharsimi Arikunto dan Cepi Syafruddin Abdul Jabar, op.cit., h. 30-34.
45

Tabel 2.2
Kriteria Evaluasi
Tahapan
Fokus Evaluasi Kriteria Objektif
Evaluasi
a. Latar belakang pelaksanaan
Profil Program pendidikan karakter.
Pendidikan Karakter b. Tujuan dibentuknya program
pendidikan karakter.
Regulasi Program Peraturan/tata tertib Sekolah dan SK
Pendidikan Karakter tim pelaksana tugas pendidika karakter.
Konteks
Program pendidikan karakter yang
(Context)
dicanangkan dibutuhkan oleh
Analisis Kebutuhan
pemerintah, peserta didik dan
masyarakat.
Pengembangan nilai-nilai pendidikan
Budaya/Iklim
karakter di sekolah melalui berbagai
Sekolah
kegiatan dan pembiasaan.
a. Menyatukan persepsi dan komitmen
guru dan tenaga kependidikan
tentang pendidikan karater.
b. Mengkoordinasikan program
kegiatan kelas dan Ekstrakurikuler
menjadi program kegiatan sekolah
yang unggul.
Kepala Sekolah
c. Memfasilitasi program pengaturan
belajar sesuai kondisi yang
diharapkan.
Masukan d. Membantu guru kelas dalam
(Input) merancang kegiatan-kegiatan yang
mendukung program pendidikan
karakter di sekolah.
Program Pendidikan Pelaksanaan 7 (tujuh) program sesuai
Karakter dengan perencanaan sekolah.
a. Menata dan mengelola kelas.
b. Sebagai mediator antara guru
dengan siswa dan antara guru
Wali Kelas
dengan wali murid.
c. Wali kelas sebagai konselor.
46

a. Terdapat kesesuaian mengajar


dengan kompetensi yang dimililiki
guru.
Pendidik/Guru b. Bertugas dalam mendidik,
mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik.
a. Keaktifan dan partisipasi peserta
didik dalam kegiatan pendidikan
karakter.
Peserta Didik b. Minat peserta didik dalam KBM
dan kegiatan pengembangan diri
yang tinggi.
Silabus dan RPP disusun berlandaskan
Kurikulum kurikulum yang mencerminkan pada
nilai-nilai karakter.
Sarana dan prasarana yang menunjang
Sarana/Prasarana proses pembelajaran dengan
menerapkan pendidikan karakter.
a. Mengadakan pertemuan yang
dilaksanakan secara periodik untuk
membahas program sekolah,
Dukungan Orang perkembangan anak, hasil-hasil
Tua yang telah dicapai, serta
permasalahan yang ada.
b. Mengadakan kegiatan sosial yang
dibantu oleh orang tua.
Ketersediaan data biaya pendidikan
Pembiayaan yang terdiri dari biaya operasi, dan
biaya personal (SPP) secara rinci.
Aktivitas
Pembentukan dan pembiasaan karakter
Pembelajaran
dalam kegiatan intrakurikuler.
Intrakurikuler
Kegiatan Pembentukan dan pembiasaan karakter
Proses Ekstrakurikuler melalui kegiatan ekstrakurikuler.
(Process) Monitoring, evaluasi, pengendalian
Pengawasan
pelaksanaan pendidikan karakter di
(Supervisi)
sekolah.
Sebagai penggerak warga sekolah
Gerakan PPK
menerapkan pendidikan karakter.
47

Penanaman nilai-nilai karakter melalui


Nilai-Nilai Karakter
kegiatan di sekolah.
Terbentuknya kebiasaan pendidikan
Hasil
Internalisasi karakter di SDN Cipete Selatan 05
(Product)
Pagi.
Prestasi Akademik a. Tercapainya prestasi akademik.
dan Non Akademik b. Tercapainya prestasi non akademik.

E. Penelitian yang Relevan


Berikut ini hasil dari penelitian yang berkaitan dengan evaluasi program
pendidikan karakter, yaitu:

Tabel 2.3
Hasil Penelitian yang Relevan
No Penelitian yang Relevan
1 Nama : Nadar Mursih
Tahun : 2015
Judul : Evaluasi Program Pendidikan Karakter di SMP Negeri 1
Limbangan Kabupaten Kendal.
Lokasi : FKIP Universitas Kristen Satya Wacana.
Hasil Program berhasil dilaksanakan. SMP Negeri 1 Limbangan Kendal
menjadi pilot project pendidikan karakter, melalui pelaksanaan
intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan budaya sekolah. Proses
pelaksanaannya mengandung tiga aspek yaitu: moral knowing, moral
feeling dan moral action. Pelaksanaan program bervariasi sesuai
dengan jadwal yang telah direncanakan.55
Persa Fokus utama penelitian mengenai pendidikan karakter serta
maan menggunakan model evaluasi CIPP.
Perbed Jenis sekolah yang diteliti oleh penulis ialah Sekolah Menengah
aan Pertama (SMP).

55
Nadar Mursih, Evaluasi Program Pendidikan Karakter di SMP Negeri 1 Limbangan
Kabupaten Kendal, (Salatiga, 2015), http://repository.uksw.edu/ diakses pada 11 Agustus 2018.
48

2 Nama : Sugeng Harnanto


Tahun : 2016
Judul : Evaluasi Program Pendidikan Karakter di SD
Negeri Prampelan Kecamatan Sayung Kabupaten
Demak.
Lokasi : FKIP Universitas Kristen Satya Wacana.
Hasil a. Konteks program sangat diperlukan, dibutuhkan dan mempunyai
relevansi yang kuat.
b. Input dari program pendidikan karakter yang dijalankan SDN
Prampelan Sayung Demak dapat dikategorikan menjadi beberapa
indikator seperti KTSP, silabus dan RPP.
c. Proses pelaksanaan pendidikan karakter meliputi aktivitas
penyusunan program terdiri dari aktivitas pihak sekolah, orang
tua dan stakeholder lain.
d. Produk dari program pendidikan karakter telah diintegrasikan
dalam setiap mata pelajaran.56
Persa Fokus utama penelitian mengenai pendidikan karakter, serta
maan menggunakan peneltian kualitatif dan evaluatif, penyusun program
terdiri dari pihak sekolah, orang tua dan stakeholder lain.
Perbed Lebih menekankan fokus program pendidikan karakter dalam proses
aan belajar mengajar di kelas.
3 Nama : Muhazir
Tahun : 2016
Judul : Evaluasi Program Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar
Negeri Gebang 1 Kecamatan Bonang Kabupaten Demak.
Lokasi : FKIP Universitas Kristen Satya Wacana.
Hasil Bahwa program yang dilaksanakan telah berjalan dengan baik,
sehingga perlu untuk dilanjutkan, namun perlu adanya beberapa

56
Sugeng Harnanto, Evaluasi Program Pendidikan Karakter di SD Negeri Prampelan
Kecamatan Sayung Kabupaten Demak, (Salatiga, 2015), http://repository.uksw.edu/ diakses pada
11 Agustus 2018.
49

pembenahan terhadap beberapa kendala yang ada.57


Persa Fokus utama penelitian mengenai pendidikan karakter serta
maan menggunakan penelitian evaluasi dengan model CIPP.
Perbed Menggunakan model CIPP namun hanya berfokus kepada konteks,
aan input dan prosesnya.
4 Nama : Achmad Ahsan
Tahun : 2018
Judul : Strategi Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Islam Al-Syukro Ciputat, Tangerang Selatan.
Lokasi : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Hasil Terdapat kesesuaian antara tata tertib dengan visi misi dan ciri khas
karakter sekolah, antara Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
berbasis karakter dengan pelaksanaan KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar) di kelas, adanya pengaruh positif terhadap perubahan
sikap peserta didik, serta adanya pengaruh positif terhadap sikap
sosial peserta didik. 58
Persa
Penelitian kualitatif deskriptif.
maan
Perbed Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
aan menggunakan model penelitian yang berbeda.
5 Nama : Nuning Yulistika
Tahun : 2016
Judul : Implementasi Program Pendidikan Karakter Studi Kasus di SDIT
(Sekolah Dasar Islam Terpadu) Darul Muttaqien Parung-Bogor.
Lokasi : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

57
Muhazir, Evaluasi Program Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Negeri Gebang 1
Kecamatan Bonang Kabupaten Demak, (Salatiga, 2015), http://repository.uksw.edu/ diakses pada
11 Agustus 2018.
58
Achmad Ahsan, Strategi Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Islam Al-Syukro Ciputat, Tangerang Selatan, http://repository.uinjkt.ac.id/,diakses pada 11
Agustus 2018.
50

Jakarta.
Hasil Pelaksanaan pembiasaan pendidikan karakter di SDIT Darul
Muttaqien Parung-Bogor sudah berjalan dengan cukup baik. Hal ini
terbukti dari pelaksanaannya dilakukan secara menyeluruh, mulai
dari kegiatan siswa sehari-hari maupun kegiatan yang sudah
terprogram seperti kegiatan pembelajaran formal di sekolah (kelas)
dan kegiatan ekstrakurikuler.59
Persa Persamaan penelitian penulis terletak pada fokus utama penelitian
maan yaitu mengenai pendidikan karakter serta metode penelitian
menggunakan pendekatan deskripti kualitatif.
Perbed Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan lebih
aan menekankan kepada kebijakan dan strategi dalam menanamkan
pendidikan karakter di sekolah.

59
Nuning Yulistika, Implementasi Program Pendidikan Karakter Studi Kasus di SDIT
(Sekolah Dasar Islam Terpadu) Darul Muttaqien Parung-Bogor,http://repository.uinjkt.ac.id/.
Diakses pada 11 Agustus 2018.
BAB III
METODOLOGI EVALUASI

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, yang
berlokasi di Jalan Bunga Mawar No. 19 B, Cipete Selatan, Cilandak, Kota
Jakarta. Tempat ini dipilih sebagai tempat melakukan penelitian karena
mudah dijangkau dan pembentukan karakter siswa di sekolah tersebut dinilai
efektif sebagai bahan penelitian yang sesuai dengan judul yang diteliti.
Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2017 sampai dengan
Januari 2019 dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 3.1
Pelaksanaan Evaluasi Program
Waktu Penelitian (Bulan)
No Pelaksanaan Kegiatan
Jun Des Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan
1 Studi Pendahuluan x
Bimbingan Skripsi x x x x x x
2 Penyerahan Izin Penelitian x
Pelaksanaan Penelitian dan
3 x x x x
Pengumpulan Data
4 Analisis dan Pengolahan Data x x
Penyusunan Laporan Hasil
5
Evaluasi
6 Munaqsah x

B. Pendekatan, Metode dan Model Evaluasi


Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan
metode deskriptif, tujuan utama dilakukannya penelitian deskriptif adalah
untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena

51
52

yang diselidiki.60 Penelitian ini melihat realitas sosial di lapangan mengenai


pendidikan karakter pada proses kegiatan di SDN Cipete Selatan 05 Pagi.
Model evaluasi ini menggunakan model CIPP (Context, Input, Process,
Product). Model ini dikembangkan oleh Stufflebeam pada tahun 1966.61
penelitian evaluatif model CIPP ini, menilai dari keempat komponen yang
saling berkaitan dan satu kesatuan yang utuh. Harapannya agar dapat
digunakan sebagai masukan dalam penyelenggaraan proram pendidikan
karakter di SDN Cipete Selatan 05 Pagi.
Fokus evaluasi CIPP pada penelitian ini, yaitu diantaranya:
1. Evaluasi konteks, menghasilkan informasi tentang macam-macam
kebutuhan yang telah diatur prioritasnya, agar tujuan dapat
diformulasikan.
2. Evaluasi input, menyediakan informasi tentang masukan yang terpilih,
butir-butir kekuatan dan kelemahan, strategi, dan desain untuk
merealisasikan tujuan.
3. Evaluasi proses, menyediakan informasi untuk para evaluator melakukan
prosedur monitoring terpilih yang mungkin baru diimplementasi
sehingga butir yang kuat dapat dimanfaatkan dan yang lemah dapat
dihilangkan.
4. Evaluasi produk, mengakomodasi informasi untuk meyakinkan dalam
kondisi tujuan dapat dicapai dan juga untuk menentukan strategi yang
berkaitan dengan prosedur dan metode yang diterapkan.62
Selain itu, bertujuan untuk keperluan pertimbangan dalam pengambilan
sebuah keputusan, kebijakan, serta membantu penanggung jawab program
tersebut dalam mengambil keputusan apakah akan diteruskan, dimodifikasi,
atau dihentikan.

60
Pengertian Penelitian Deskriptif Kualitatif,
http://www.linguistikid.com/2016/09/pengertian-penelitian-deskriptif-kualitatif.html
61
Wirawan, op.cit., h. 136.
62
Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2011), Cet ke-5, h. 63-64.
53

Maka, agar terlaksananya model CIPP yang diharapkan dalam proses


evaluasi ini, diperlukan desain yang disusun secara sistematis dan terarah.
Berikut desain perencanaan Evaluasi Program Pendidikan Karakter Di SDN
Cipete Selatan 05 Pagi.

C. Sumber dan Jenis Data


Sumber data adalah segala sesuatu yang menunjuk pada asal data
diperoleh. Sumber data dalam penelitian yang menggunakan pendekatan
kualitatif dapat berupa person, paper dan place.63
Data adalah fakta yang dapat dikumpulkan, dianalisis dan dipakai untuk
memperoleh ilmu pengetahuan dan dasar untuk membuat keputusan. Data
yang diklasifikasikan, diolah, dan siap digunakan untuk menemukan
informasi.64 Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data jenis
kualitatif yang merupakan data yang dilukiskan dalam bentuk narasi.
1. Person, yaitu sumber data yang diperoleh melalui wawancara berupa
jawaban lisan. Adapun sumber data person dalam penelitian ini terdiri
dari kepala sekolah, wali kelas, guru/pendidik, peserta didik dan orang
tua.
2. Paper, yaitu sumber data yang diperoleh dari dokumen yakni meliputi
SK (Surat Keputusan), pedoman dan dokumen perencanaan program
pendidikan karakter, laporan pelaksanaan program dan data siswa
program pendidikan karakter.
3. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan
tempat kegiatan pendidikan karakter berlangsung. Adapun sumber data
place pada penelitian ini adalah di SDN Cipete Selatan 05 Pagi.
Adapun jenis data dalam evaluasi ini yaitu:
1. Data Primer
Data primer sebagai data utama yang diperoleh dari person dan
place menggunakan prosedur dan teknik pengumpulan data melalui

63
Suharsismi Arikunto dan Cepi Syafruddin, op.cit., h. 88.
64
Wirawan, op.cit., h. 461.
54

teknik wawancara secara mendalam terhadap kepala sekolah, wali kelas,


guru/pendidik, peserta didik dan orang tua yang mengetahui data dan
informasi yang dibutuhkan. Selain itu, juga dengan teknik observasi.
Data Sekunder
Data sekunder ini bertujuan untuk melengkapi data primer, yang
telah diperoleh dari sumber kedua yakni paper melalui studi
dokumentasi, berupa dokumen-dokumen kepustakaan, kajian-kajian
teori, karya ilmiah yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti.

D. Teknik Pengumpulan Data


Sugiyono mengemukakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian. Karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan
dalam berbagai setting, sumber dan cara, bila dilihat dari setting-nya, data
dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting). Dalam penelitian
kualitatif pengumpulan data lebih banyak pada observasi, wawancara dan
dokumentasi.65
Dalam melakukan pengumpulan data penelitian kualitatif, peneliti
menggunakan empat teknik untuk melengkapi semua data yang dibutuhkan.
Tiga teknik yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi dokumen dan
angket sederhana.
1. Wawancara
Kahn dan Cannell dalam bukunya Sarosa mendefinisikan wawancara
sebagai diskusi antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.66
melalui wawancara tersebut peneliti akan berinteraksi langsung kepada
narasumber dari pihak sekolah yang bersangkutan sehingga memperoleh
banyak data yang dibutuhkan.
Dalam rangka memperoleh dan melengkapi data atau informasi yang
lebih terperinci, yakni melalui wawancara dengan cara bertanya langsung
65
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), cet ke-3. h.224.
66
Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, (Jakarta: PT Indeks, 2012), h. 45.
55

kepada responden. Wawancara dalam penelitian ini diajukan kepada


kepala sekolah, wali kelas, guru/pendidik, peserta didik, perwakilan orang
tua, mengenai program pendidikan karakter di SDN Cipete Selatan 05
Pagi.
2. Observasi
Sutrisno Hadi dalam bukunya Sugiyono mengemukakan bahwa,
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.67 Observasi atau
studi lapangan ini akan memudahkan peneliti untuk mengamati perilaku
dan kehidupan para partisipan dalam kehidupan sehari-hari.
Observasi adalah teknik menjaring data di mana peneliti merupakan
instrumen. Data yang dijaring observer meliputi data primer mengenai
berbagai proses sesuatu baik yang sedang terjadi, perilaku atau interaksi
sosial yang sedang terjadi dari awal sampai akhir secara holistik. 68 Selain
itu, hal ini merupakan langkah awal yang dilakukan oleh peneliti untuk
melihat langsung kegiatan sehari-hari yang dilaksanakan pada pihak-pihak
yang terkait dalam penelitian.
3. Studi Dokumen
Sarosa mengemukakan bahwa studi dokumen adalah segala catatan
bik berbentuk catatan dalam kertas (hardcopy) maupun elektronik
(softcopy). Dokumen dapat berupa buku, artikel media massa, catatan
harian, manifesto, undang-undang, notulen, blog, halaman web, foto dan
lainnya.69Studi dokumen ini di lakukan karena kadang dokumen berisi data
yang tidak dapat diperoleh dari sumber lainnya seperti koleksi arsip
bersejarah.
Dalam penelitian ini, teknik studi dokumentasi akan digunakan
untuk meneliti data dokumen yang berkaitan dengan program penerapan
pendidikan karakter di SDN Cipete Selatan 05 Pagi.
67
Sugiyono, loc.cit., h. 145.
68
Wirawan, op.cit., h. 275.
69
Samiaji Sarosa, loc.cit., h. 61.
56

4. Kuesioner (Angket)
Sugiyono mengemukakan bahwa metode kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.70Angket ini digunakan untuk mengetahui tanggapan
responden terhadap pertanyaan yang diajukan. Dengan angket ini
responden mudah memberikan jawaban karena alternatif jawaban sudah
disediakan dan membutuhkan waktu singkat dalam menjawabnya.

E. Instrumen Evaluasi
Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen penelitian atau alat
penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai
instrumen juga harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap
melakukan penelitian yang selanjutnya akan turun ke lapangan.71
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini,
instrumen penelitian adalah sebagai human instrumen dengan dibantu
menggunakan pedoman wawancara, pedoman observasi, pedoman studi
dokumen dan pedoman kuesioner (angket).

Tabel 3.2
Sebaran Instrumen Evaluasi
Teknik
Tahapan Fokus Indikator Pengumpulan
Data
a. Visi, misi, dan tujuan
penyelenggaraan pendidikan Studi Dokumen
Profil Program karakter.
Konteks
Pendidikan b. Sejarah Singkat Sekolah Studi Dokumen
(Context)
Karakter
c. SK Program Pendidikan
Studi Dokumen
Karakter.

70
Sugiyono, Ibid., h. 142.
71
Sugiyono, op.cit., h. 222.
57

a. Panduan Rancangan Induk


Pendidikan Karakter di Sekolah
Studi Dokumen
Dasar melalui Pendekatan
Regulasi
Menyeluruhyang diterbitkan
Program
oleh Direktorat Pembinaan SD.
Pendidikan
b. Peraturan Presiden (Perpres) No
Karakter
87 Tahun 2017 pasal 1 ayat 1
Studi Dokumen
tentang penguatan pendidikan
karakter.
Analisis Kebutuhan stakeholder pendidikan
Wawancara
Kebutuhan yang berkarakter.
Pengembangan nilai-nilai
Budaya/Iklim pendidikan karakter di sekolah
Studi Observasi
Sekolah melalui berbagai kegiatan dan
pembiasaan.
a. Pemahaman kepala sekolah
Wawancara
terhadap pendidikan karakter
b. Dukungan kepala sekolah pada
Wawancara dan
pelaksanaan pendidikan
Observasi
karakter di sekolah
c. Persiapan kepala sekolah dalam
Wawancara dan
Kepala Sekolah melaksanakan pendidikan
Observasi
karakter
d. Perencanaan dan evaluasi Wawancara dan
program pendidikan karakter Observasi
e. Faktor pendukung dan
hambatan dalam penerapan Wawancara
pendidikan karakter di sekolah
a. Materi dan metode pendidikan
Masukan
karakter sesuai
(Input) Observasi
pedoman/kurikulum berbasis
Program
pendidikan karakter
Pendidikan
b. Bentuk kegiatan akademik
Karakter
(intrakurikuler dan
Observasi
ekstrakurikuler) serta non
akademik (sosial dan spiritual)
a. Pemahaman guru terhadap
Wawancara
pendidikan karakter.
Wali Kelas b. Tujuan pelaksanaan pendidikan
Wawancara
dan karakter yang dipahami guru
Pendidik/Guru c. Faktor pendukung dan
hambatan menerapan
Wawancara
pendidikan karakter dalam
proses pembelajaran
58

a. Pengetahuan siswa terhadap


Angket
pendidikan karakter
b. Kesiapan peserta didik untuk
Peserta Didik melaksanakan pendidikan Angket
karakter
c. Kendala proses pembelajaran
yang menerapkan pendidikan Angket
karakter
Kurikulum, silabus dan RPP
Kurikulum mencerminkan program pendidikan Studi Dokumen
karakter
Tersedianya fasilitas untuk
Sarana
kegiatan KBM dan kegiatan Observasi
Prasarana
pengembangan lainnya.
Kontribusi dan kepedulian orang
Dukungan tua terhadap sekolah yang
Wawancara
Orang Tua mengarah pada proses pendidikan
karakter

Pengalokasian sumber dana dari


Pembiayaan Studi Dokumen
APBD (BOP) dan APBN (BOS)

a. Kegiatan pembelajaran oleh


guru yang mencerminkan Observasi
Aktivitas pendidikan karakter
Pembelajaran b. Pembiasaan berperilaku positif
Intrakurikuler sesuai pendidikan karakter Observasi

Membiasakan siswa bersikap dan


berperilaku positif dalam
Kegiatan
Proses kehidupan sehari-hari melalui Observasi
Ekstrakurikuler
(Process) kegiatan ekstrakurikuler yang
dipilih.
Pemantauan dan pengendalian
Pengawasan implementasi pendidikan karakter Wawancara dan
(Supervisi) dan Gerakan Penguatan Pendidikan Observasi
Karakter (GPPK) di sekolah
Nilai religius, disiplin, rasa ingin
Nilai-Nilai Angket dan
tahu, bersahabat/komunikatif dan
Karakter Observasi
peduli lingkungan secara terukur.
Pembiasaan pendidikan karakter
Hasil Wawancara dan
Internalisasi yang sudah menjadi kebutuhan
(Product) Pengamatan
atau rutinitas pada peserta didik
59

a. Peningkatan nilai rapor dalam


Studi Dokumen
semester.

Prestasi b. Prestasi lomba-lomba kegiatan


Akademik dan Studi Dokumen
yang diikuti oleh sekolah
Non Akademik
c. Terpenuhinya kriteria
ketuntasan minimal (KKM)
Studi Dokumen
untuk kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan.

F. Teknik Analisis Data


Miles dan Huberman dalam bukunya Sugiyono mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh.72 Peneliti menggunakan analisis data model Miles dan Huberman
yang meliputi tiga tahapan, yaitu reduksi data, model data (display data), dan
penarikan/verifikasi kesimpulan. Berikut ini adalah gambar skema analisis
data dan penjelasan lebih lanjut model analisis data kualitatif menurut Miles
dan Huberman.
Gambar 3.1
Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model)

Pengumpulan Penyajian
data Data

Reduksi
data

Penarikan
kesimpulan

Sumber: Buku “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D” oleh Sugiyono, 2011.

72
Sugiyono, op.cit., h. 246.
60

1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan,
perhatian padat penyederhanaan, pengbstrakan, dan transformasi data
“kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi
data ini berlangsung secara terus menerus selama proyek yang
berorientasi kualitatif berlangsung.
Selama pengumpulan data berjalan, terjadilah tahapan reduksi
selanjutnya (membuat ringkasan, mengode, menelusur tema, membuat
gubus-gubus, membuat partisi, dan menulis memo). Reduksi data ini
bahkan berjalan hingga setelah penelitian di lapangan berakhir dan
laporan akhis lengkap tersusun.73
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data disini merupakan sekumpulan informasi tersusun
yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Dengan melihat penyajian-penyajian, kita akan
dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan
berdasarkan atas pemahaman yang kita dapat dari penyajian-penyajian
tersebut.
Adapun penyajian yang baik merupakan suatu cara yang utama
bagi analisis kualitatif yang valid. Beberapa jenis bentuk penyajian
adalah matriks, grafik, jaringan, bagan, dan lain sebagainya. Semuanya
dirancang untuk menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu
bentuk yang padu dan mudah kita raih.74
Selanjutnya, Miles dan Huberman menyarankan dalam melakukan
display data, selain dengan teks naratif, juga dapat berupa grafik, matrik,
network (jejaring kerja) dan chart.75

73
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), Cet ke-III, h. 242-243.
74
Ibid., h. 244
75
Sugiyono, op.cit., h. 249.
61

3. Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion/Verifikasi)
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.76
Data yang terkumpul akan dianalisis dengan model evaluasi CIPP
(context, input, process, product). Analisis data dipaparkan secara
deskriptif dalam bentuk teks yang bersifat naratif, selanjutnya simpulan
dan rekomendasi.

G. Uji Keabsahan Data


Pengecekan keabsahan data dimaksudkan untuk memberikan gambaran
mengenai kebenaran data yang ditemukan di lapangan digunakan triangulasi.
Triangulasi dapat diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber,
berbagai cara dan berbagai waktu. Ada beberapa triangulasi yaitu:
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber. Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas data tentang gaya
kepemimpinan seseorang, maka pengumpulan dan pengujian data yang
telah diperoleh dilakukan ke bawahan yang dipimpin, ke atasan yang
menugasi, dan ke teman kerja yang merupakan kelompok kerjasama.
Data dari ke tiga sumber tersebut, tidak bisa dirata-ratakan seperti dalam
penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan, mana

76
Ibid., h. 252.
62

pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber
data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga
menghasilkan suatu kesimpulan, selanjutnya dimintakan kesepakatan
(member chek) dengan tiga sumber data tersebut.77
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan
observasi, dokumentasi. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas
data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yangbersangkutan
atau orang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau
mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.
3. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat
narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data
yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka
pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan
pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu
atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda,
maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan
kepastian datanya.
Penelitian deskriptif ini diharapkan dapat memberikan gambaran
yang jelas dan sistematis kepada pembaca mengenai evaluasi program
pendidikan karakter. Tujuan dari penelitian ini diharapkan kepada guru,
tenaga kependidikan dan pihak-pihak yang bersangkutan agar

77
Ibid., h. 274.
63

bersemangat dalam menerapkan pembelajaran yang berkarakter kepada


peserta didik di SDN Cipete Selatan 05 Pagi.
BAB IV
HASIL EVALUASI DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Profil Sekolah
Nama Sekolah : SDN Cipete Selatan 05 Pagi
NIS/NPSN :100210/20105855
NSS : 101016307007
Status Sekolah : Negeri
Bentuk Pendidikan : SD (Sekolah Dasar)
Status Akreditasi : A (Sangat Baik)
Tahun Berdiri : 1977
Alamat Lengkap : Jl. Bunga Mawar No. 19B, Kel. Cipete Selatan,
Kec. Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Prov. DKI
Jakarta, Kode Pos. 12410
No. Telepon : 021-75816931
Email : sdncipsel05@yahoo.com78

2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah


a. Visi SDN Cipete Selatan 05 Pagi adalah:
Terwujudnya Sekolah Dasar Negeri Cipete Selatan 05 Pagi
yang Beriman, Taqwa, Cerdas, Berprestasi, dan Nyaman.79
Berdasarkan hasil observasi, bahwa cara kepala sekolah
mewujudkan SDN Cipete Selatan 05 pagi agar peserta didiknya
beriman dan bertaqwa adalah, dengan membiasakan membaca do‟a
untuk mengawali dan mengakhiri pembelajaran di kelas.80Selain itu,
membudayakan berperilaku sertaberbicara yang sopan dan santun,
melaksanakan kegiatan rutin pada hari jumat yaitu membaca juz

78
Profil SDN Cipete Selatan 05 Pagi, h. 11, 24 Agustus 2018.
79
Profil SDN Cipete Selatan 05 Pagi, h. 11, 24 Agustus 2018.
80
Hasil Observasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Agustus 2018.

64
65

amma pada kelas 1, 2, 3 dan membaca surat yasin pada kelas 4, 5, 6.


Kemudian sholat dhuha berjama‟ah di hari jumat akhir pada setiap
bulannya.
Menghasilkan siswa-siswi yang cerdas dan berprestasi dengan
metode pembelajaran yang inovatif, menarik dan kondusif. Serta
menghidupkan suasana lingkungan sekolah yang nyaman, dengan
cara membentuk komite sekolah berupa stakeholder yang terdiri dari
kepala sekolah, wali kelas, guru, orang tua dan masyarakat sekitar
sekolah, untuk saling mendukung dan mewujudkan sekolah yang
nyaman.

b. Misi SDN Cipete Selatan 05 Pagi adalah:


Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
1) Mengembangkan sikap dan perilaku terpuji.
2) Meningkatkan proses pembelajaran yang berkualitas.
3) Mengembangkan keprofesionalan pendidik dan tenaga
kependidikan.
4) Mengembangkan kegiatan literasi.
5) Menciptakan lingkungan yang hijau dan asri.81
Kelima misi tersebut berdasarkan hasil pengamatan peneliti,
telah diimplementasikan dengan baik, dengan program-program
yang dilakukan oleh sekolah,82 seperti metode pembelajaran yang
inovatif, menarik dan kondusif.
Secara keseluruhan misi yang diterapkan oleh SDM sekolah
telah menunjang tercapainya visi. Dengan hal tersebut dapat
diimplementasikan dengan optimal.

81
Profil SDN Cipete Selatan 05 Pagi, h. 11, 24 Agustus 2018.
82
Hasil Observasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Agustus 2018.
66

c. Tujuan Pendidikan Satuan Pendidikan


Tujuan sekolah dijabarkan berdasarkan visi dan misi sekolah.
Berdasarkan dua hal tersebut, tujuan SDN Cipete Selatan 05 Pagi
sebagai berikut:
1) Menghasilkan kualitas keimanan dan ketaqwaan peserta didik
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Menurut pengamatan, peserta didik menjadi lebih sadar
akan pentingnya melaksanakan kewajiban,83 yakni ibadah sholat
5 waktu, berdo‟a sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.
2) Menghasilkan peningkatan sikap dan perilaku terpuji dalam
perilaku sehari-hari.
Dari hasil wawancara dengan Fitriyah, selaku orang tua
kelas 4 merasakan bahwa seiring waktu perubahan sikap dan
perilaku yang dialami anaknya lumayan banyak peningkatan ke
hal-hal yang positif,84 seperti lebih bertanggung jawab atas apa
yang telah diperbuatnya.
3) Menghasilkan peserta didik yang berprestasi dibidang akademik
dan non akademik.
Sesuai dari hasil wawancara dengan kepala sekolah,
bahwa sekolah akan berusaha semaksimal mungkin,85 untuk
menghasilkan peserta didik yang berprestasi dibidang akademik
maupun non akademik, hal tersebut terlihat dari prestasi
peringkat UN sekolah yang meningkat signifikan dan juga telah
diwujudkan dalam bentuk partisipasi peserta didik mengikuti
berbagai macam jenis perlombaan dalam 3 tahun terakhir, yakni
pada tahun 2016 sampai tahun 2018.

83
Hasil Observasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Agustus 2018.
84
Hasil Wawancara dengan Mulyati, Wali Murid kelas 5A, 24 Oktober 2018.
85
Hasil Wawancara dengan Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Oktober
2018.
67

4) Menghasilkan pendidik dan tenaga kependidikan yang


berprestasi dibidang akademik dan non akademik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru
diberikan kesempatan untuk mengikuti program yang tersedia
seperti diklat dan workshop,86 untuk mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan dalam bidangnya dan tanggung
jawabsebagai pendidik.
5) Menghasilkan kegiatan literasi menjadi budaya sekolah yang
melekat secara menyeluruh.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, hal
utama kegiatan yang diberikan kepada peserta didik pada
jenjang sekolah dasar adalah literasi.87 Berupa cara/teknik
membaca, menulis, menghitung dan memecahkan suatu
masalah.
6) Terciptanya lingkungan yang hijau dan asri.88
Berdasarkan hasil pengamatan, SDN Cipete Selatan 05
Pagi agar terciptanya lingkungan yang hijau dan asri, 89 dengan
membuat program penghijauan dengan menanam beraneka
ragam jenis tumbuhan di beberapa tempat kawasan sekolah,
menyiram tanaman sekolah yang telah dijadwalkan perharinya
dibagi ke beberapa kelas yang telah ditugaskan.

3. Sejarah Singkat Sekolah


SDN Cipete Selatan 05 Pagi dibangun pada tahun 1976 di atas
tanah hibah salah seorang warga penduduk asli yaitu H. Entong, dengan
luas tanah 2000 dan luas bangunan 919 , luas halaman 480
serta luas kebun 541 . Adapun mulai beroperasi pada tahun 1977,

86
Hasil Wawancara dengan Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Oktober
2018.
87
Hasil Wawancara dengan Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Oktober
2018.
88
Profil SDN Cipete Selatan 05 Pagi, h. 11, 24 Agustus 2018.
89
Hasil Observasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Agustus 2018.
68

berdasarkan Surat Keputusan (SK) gubernur tertanggal 7 september 1977


No: 658/1977. Secara geografis SDN Cipete Selatan 05 pagi berlokasi di
lingkungan yang cukup nyaman pada koordinat bujur E,1068044876
lintang selatan 62703199.
Suasana lingkungan didukung oleh akses jalan yang tidak terlalu
ramai (bukan jalan raya), dengan volume lalu lintas kendaraan sangat
normal dan terkendali, sehingga aman dilalui anak-anak. Demikian pula
kerindangan pohon masih sangat terjaga, baik pohon pelindung jalan dan
pohon produktif. Sikap kepedulian masyarakatnya terhadap lingkungan
sangat tinggi.
Awal tahun pelajaran jumlah siswa cukup banyak yaitu 280 siswa
untuk kelas I-III ditampung dalam 6 kelas. Pada tahun berikutnya (1978)
kepercayaan masyarakat terus meningkat yaitu menjadi 370 siswa, yang
pada akhirnya pengadaan ruang belajar terjadi penambahan tiga ruang
atas bantuan dari pemerintah daerah yaitu surat keputusan gubernur pada
tanggal 7 september 1977 No: 698/1977.90

4. Struktur Organisasi
Hasil dari studi dokumen bahwa suatu organisasi tidak terlepas dari
struktur bentuk yang berupa urutan atau daftar, yang berfungsi sebagai
suatu upaya dalam menjelaskan bidang, tugas dan fungsi dari setiap
komponen penyelenggara pendidikan yang bersangkutan dengan sekolah
sesuai hak dan tanggung jawabnya masing-masing,91 bagan sumber
organisasi sekolah dan komite sekolah dilampirkan.

5. Data Guru
Guru sebagai tenaga pendidik di sekolah yang menjadi komponen
terpenting, sebab guru memiliki peran yang paling atif dalam
pelaksanaan pendidikan demi mencapai tujuan pendidikan yang hendak
90
Hasil Studi Dokumen di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Agustus 2018.
91
Hasil Studi Dokumen Struktur Organisasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Agustus
2018.
69

dicapai dalam terlaksananya kegiatan belajar mengajar dan mendidik


peserta didik. Di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, memiliki jumlah guru
sebanyak 15 orang yang terdiri dari 13 guru kelas dan 2 guru bidang studi
yaitu agama dan PJOK (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan),
dari keseluruhannya sudah bergelar sarjana, berikut tabel data guru SDN
Cipete Selatan 05 Pagi:

Tabel 4.1
Data Guru SDN Cipete Selatan 05 Pagi
Mengajar Pendidikan
No Nama L/P Jenis PTK
Kelas Terakhir
S1 (Pendidikan
1 Wagiran, S.Pd L Guru Kelas VB Bahasa dan Sastra
Indonesia)
Jusmel Simatupang, S1 (Bimbingan
2 L Guru Kelas VA
S,Pd Konseling)
3 Lagiman, S.Pd.SD L Guru Kelas IV A S1 (Pendidikan SD)
S1 (Bimbingan
4 H. Abdul Goni, S.Pd L Guru Kelas III A
Konseling)
S1 ( Pendidikan Guru
5 Wahyuno, S. Pd.SD L Guru Kelas VI A
Sekolah Dasar)
Guru I, II, IV,
6 Drs. H. Salim, S.Pd L S1 (Bahasa Indonesia)
Agama V, VI
Guru
7 Turseno, S.Pd L I s/d VI S1 (Penjaskes)
Olah Raga
Hj. Sri Wijiningsih, S1 (Bimbingan
8 P Guru Kelas IA
S.Pd Konseling)
S1 (Bahasa dan Sastra
9 Maryadih, S.Pd L Guru Kelas III B
Indonesia)
II A
10 Nurhayati, S.Pd.I P Guru Kelas S1 (PAI)
II-III
S1 (Pendidikan
11 Hj. Rukoyah, S.Pd P Guru Kelas III C Ekonomi/Administrasi
Perkantoran)
IB
12 Lestari Utami, S.Pd P Guru Kelas S1 (Bahasa Inggris)
III & VI
13 Ahmad Idophi, S.Pd L Guru Kelas IV B S1 (PAI)
70

14 Adi Nugraha,S.Pd L Guru Kelas VI B S1 (Sistem Informasi)


15 Th. Sudarwati, S.Pd P Guru Kelas - S1 (Bahasa Indonesia)
Sumber: Data Dokumentasi Guru SDN Cipete Selatan 05 Pagi tahun 2017/2018.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwasanya seluruh tenaga
pendidik di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, telah menempuh jenjang
pendidikan minimal S1, dan dari 15 guru mayoritas berasal dari lulusan
yang sudah linear dengan mata pelajaran yang diampu, namun terdapat 5
guru yang belum linear antara pendidikan terakhir dengan mata pelajaran
yang diampunya.

6. Data Peserta Didik


Siswa merupakan komponen yang ada di dalam sebuah sekolah,
siswa sebagai subjek yang sangat mendukung terlaksananya program-
program sekolah serta kegiatan belajar dan mengajar. Di SDN Cipete
Selatan 05 Pagi, untuk jumlah seluruh siswa dari kelas 1 sampai dengan 6
berjumlah 398 siswa dan banyaknya rombongan belajar (Rombel)
berjumlah 13, berikut tabel jumlah siswa dan rombongan belajar tahun
pelajaran 2017/2018:

Tabel 4.2
Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar
Tahun Pelajaran 2017/2018
Banyaknya Jumlah Siswa
No Kelas Rombongan Jumlah
Laki-Laki Perempuan
Belajar
1 I 2 29 35 64
2 II 2 45 42 87
3 III 3 31 33 64
4 IV 2 31 30 61
5 V 2 27 33 60
6 VI 2 36 28 64
Jumlah 13 199 201 400
Sumber: Data Dokumentasi Siswa dan Rombongan Belajar SDN Cipete Selatan 05
Pagi Tahun 2017/2018.
71

Catatan:
 Jumlah siswa penerima BOP adalah 400
 Jumlah siswa penerima BOS adalah 400

Berikut tabel peningkatan jumlah peserta didik di SDN Cipete


Selatan 05 Pagi, bahwa pada tahun angkatan 2016/2017 jumlah peserta
didik berjumlah 399, tahun 2017/2018 dan 2018/2019 jumlah peserta
didiknya seimbang yaitu 400.

Tabel 4.3
Tabel Peningkatan Jumlah Peserta Didik
No Tahun Angkatan Jumlah Peserta didik
1 2016/2017 399
2 2017/2018 400
3 2018/2019 400
Sumber: Data Dokumentasi Siswa dan Rombongan Belajar SDN Cipete
Selatan 05 Pagi Tahun 2017/2018

Berdasarkan data SD 05 tersebut, diketahui adanya peningkatan


jumlah peserta didik selama tiga tahun terakhir, hal tersebut menunjukan
bahwa animo masyarakat cukup tinggi menyekolahkan anaknya di SD
05, dengan demikian peningkatan prestasi selalu dilakukan agar SD 05
dapat terus mempertahankan eksistensinya dimasyarakat.

B. Deskripsi Hasil Evaluasi


1. Context (Konteks)
a. Profil Pendidikan Karakter
1) Visi
“Terwujudnya Budaya yang Sistemik, Berkarakter dan
Kondusif.”92
Berdasarkan hasil pegamatan di lapangan, cara yang
dilakukan SDN Cipete Selatan 05 Pagi dalam mewujudkan

92
Profil Pendidikan Karakter di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Agustus 2018.
72

budaya yang sistemik, berkarakter dan kondusif,93 dengan


melaksanakan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dan staf
guru untuk melatih siswa menanamkan nilai-nilai karakter serta
memberikan tauladan kepada peserta didik, sehingga dapat
menciptakan suasana sekolah yang kondusif.

2) Misi
a) Mewujudkan budaya dan iklim sekolah yang kondusif.
b) Mewujudkan penyelenggaraan pembelajaran yang kreatif,
inovatif, kompetitif dan menyenangkan.
c) Mewujudkan penguatan literasi yang menyeluruh.
d) Mewujudkan pembiasaan Senyum, Salam, Sapa, Sopan,
Santun (5S) kepada semua warga sekolah.94
Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan yang telah
peneliti lakukan, seluruh poin dari misi tersebut telah
diimplementasikan oleh warga sekolah,95 namun dalam
mewujudkan pembiasaan Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun
(5S) belum dilakukan secara optimal.

3) Tujuan Penyelenggaraan Program Pendidikan Karakter


Menghasilkan peserta didik yang berprestasi di bidang
akademik, non akademik dan memiliki nilai-nilai karakter.96
Bahwasannya tujuan penyelenggaraan program pendidikan
karakter bukan hanya membentuk nilai-nilai karakter pada diri
peserta didik saja, tetapi juga meningkatkan prestasi akademik
dan non akademik. Berikut penjelasan terkait tujuan
penyelenggaraan program pendidikan karakter:

93
Hasil Observasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi. 24 Agustus 2018.
94
Profil Pendidikan Karakter di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Agustus 2018.
95
Hasil Observasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Agustus 2018.
96
Profil Pendidikan Karakter di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Agustus 2018.
73

Dari hasil penulis melakukan penelitian di SDN Cipete


Selatan 05 Pagi, penyelenggaraan program pendidikan karakter
bertujuan dilaksanakan oleh seluruh civitas sekolah melalui
kegiatan-kegiatan rutin setiap harinya.97 Seperti kegiatan Belajar
Mengajar (KBM), ekstrakurikuler dan penerapan budaya/iklim
sekolah yang nyaman dan kondusif.
Maka dari hal itu dapat disimpulkan tujuan dari hasil
program pendidikan karakter adalah untuk mengembangkan
potensi dasar siswa agar berhati baik, berpikiran baik, serta
berperilaku baik. Hal ini senada yang diungkapkan oleh
Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi:
“Yaitu, prestasi dalam hal hasil belajar dan sikap yang
dapat ditunjukan pada para siswa di dalam kehidupan
sehari-hari seperti menjalankan 5S (Senyum, Salam, Sapa,
Sopan, Santun).”98
Bahwasannya kepala sekolah mengharapkan agar tujuan
dari program ini dapat dilaksanakan secara maksimal dari
berbagai pihak yang terkait dan mendukung, sehingga siswa
terarah dalam proses pembelajarannya dan mendapatkan prestasi
dari hasil belajar selama di sekolah, baik dari segi akademik
maupun non akademik. Demikian halnya tujuan dari
menerapkan program pendidikan karakter menurut Wagiran
selaku wali kelas 5B:
“Agar anak dapat tumbuh dengan memahami nilai dan
norma, dan dapat membaur dalam kehidupan
bermasyarakat di kemudian hari, maka dari itu perlu
adanya sesuatu yang membuat anak tidak sekedar
memahami nilai dan norma secara tekstual tetapi juga
dalam praktek di kehidupannya dan mengamalkannya dari
apa yang telah ia dapat.”99

97
Hasil Observasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Agustus 2018.
98
Hasil Wawancara dengan Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 27 September
2018.
99
Hasil Wawancara dengan Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 27 September
2018.
74

4) Sejarah Program Pendidikan Karakter


Awal mula keadaan SDN Cipete Selatan 05 pagi dapat
dikatakan belum kondusif, karena beberapa faktor seperti sarana
prasarana yang belum memberikan kontribusi kenyamanan.
Belum mementingan penerapan nilai-nilai karakter melalui
kegiatan belajar mengajar, ekstrakurikuler dan kegiatan lainnya.
Kawasan sekolah masih terbuka lebar karena belum ada
pagar/gerbang sebagai pembatas dengan lingkungan luar
sekolah sehingga terasa dan terdengar hiruk pikuk dari
masyarakat yang memanfaatkan akses sekolah untuk lalu lalang.
Pada bulan maret 1985 dibuatlah pagar lengkap dengan pintu
gerbangnya walau masih sangat sederhana. Setidaknya hal
tersebut sudah dapat mengatasi keadaan dan proses
pembelajaran, sehingga tercipta lebih terkendali.
Tahun terus berjalan usaha sekolah untuk mencerdaskan
anak bangsa dari beberapa aspek terus dilakukan peningkatan
pelayanannya prestasi bergilir dari beberapa ajang lomba.
Prestasi yang menonjol dari sekolah ini dari tahun ke tahun
adalah dibidang keagamaan islam. Adapun prestasi ujian tidak
begitu menonjol seringkali pada posisi rata-rata kecamatan
bahkan seringkali pula di bawah rata-rata.100

b. Regulasi Program
Regulasi yang biasa disebut dengan tata tertib atau peraturan,
digunakan sebagai landasan untuk menertibkan dan menciptakan
rasa aman serta kenyamanan. Regulasi di SDN Cipete Selatan 05
pagi dibuat berdasarkan prosedur/pedoman kebijakan lembaga
pendidikan yaitu kurikulum.

100
Hasil Wawancara dengan Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 27 September
2018.
75

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah,


bahwasannya tata tertib disusun oleh kepala sekolah sebagai pihak
yang berwenang, dan pembuatan tata tertib ini berpedoman pada
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan sesuai kondisi sekolah,101
lalu tata tertib akan disosialisasikan serta di musyawarahkan oleh
para dewan guru melalui rapat, selain itu tata tertib yang berkenaan
dengan peserta didik akan di bacakan oleh kepala sekolah ketika
upacara berlangsung.
Tata tertib dijadikan sebagai patokan peserta didik untuk
berperilaku sesuai yang diharapkan oleh sekolah, sehingga dapat
menciptakan suasana sekolah yang kondusif dan teratur. Alhasil
dapat membentuk peserta didik yang berkualitas dan berkarakter
sesuai dengan norma dan budaya yang berlaku di sekolah.
Berikut tata tertib peserta didik di SDN Cipete Selatan 05 Pagi,
sebagai berikut:
Tata Tertib Siswa:
1) Datang di sekolah 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai.
2) Mengikuti/melaksanakan senam kesegaran bersama-sama.
3) Setiap akan masuk kelas untuk memulai pelajaran, maupun
keluar kelas setelah pelajaran usai diharuskan untuk tetap tertib.
4) Berdoa menurut agama masing-masing:
a) Sebelum pelajaran dimulai.
b) Sesudah pelajaran selesai.
5) Selama pelajaran berlangsung wajib mengikuti dengan tertib.
6) Setiap hari senin dan hari besar nasional wajib mengikuti
upacara.
7) Selama istirahat wajib dan harus:
a) Keluar kelas dengan tertib.
b) Bermain di halaman sekolah.

101
Hasil Wawancara dengan Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 23 November
2018.
76

c) Dilarang bermain di kelas dan di luar pekarangan sekolah.


8) Apabila tidak masuk sekolah, harus minta izin atau memberi
tahu kepada bapak/ibu guru kelas.
9) Siswa yang meninggalkan kelas selama pelajaran berlangsung
harus minta izin terlebih dahulu kepada bapak/ibu guru kelas.
10) Wajib turut serta menjaga dan memelihara
kebersihan/keindahan: gedung, kelas, halaman, pagar
pekarangan, WC, sumur, dilarang coret-coret pada dinding,
tembok, dan pagar sekolah.
11) Harus selalu bersikap: sopan, patuh dan jujur.
12) Wajib mengikuti kegiatan yang diadakan sekolah.
13) Wajib menjaga nama baik sekolah dengan tulus ikhlas, yang
diwujudkan dengan sikap, perbuatan, dan tutur kata di mana
berada.
14) Hal-hal yang belum diatur/tertuang dalam tata tertib ini, akan
diatur kemudian, sepanjang tidak menyimpang dari ketentuan.102
Menurut hasil pengamatan di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, dari
14 tata tertib yang diberlakukan untuk siswa, keseluruhan sudah
dilaksanakan secara optimal, namun ada beberapa kendala yang
sering dialami oleh siswa seperti disiplin waktu.103 bahwa di pagi
hari masih ditemukan siswa yang terlambat masuk kelas dikarenakan
orang tua yang kurang bisa bersikap dalam memberikan
pembelajaran kepada anak agar bangun lebih pagi.
Selain itu, yang peneliti temukan dilapangan terkait tata tertib
yang masih kurang diterapkan oleh peserta didik diantaranya, ada
siswa yang masih jajan di koperasi dan bermain di luar kelas saat bel
waktu istirahat telah usai. Selain itu, ada siswa yang tidak mengikuti
piket kelas, memakai seragam yang tidak rapih serta beberapa siswa

102
Hasil Studi Dokumen Tata Tertib di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Oktober 2018.
103
Hasil Observasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Oktober 2018.
77

yang berbicara yang kurang sopan. Namun pada umumnya siswa-


siswi sudah menerapkan tata tertib dengan baik.
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwasannya peserta didik
dalam pengimplementasian tata tertib, sudah diusahakan untuk
terimplementasi dengan baik. Namun, masih terdapat kekurangan
dari tindakan siswa, sedangkan guru telah berusaha memberikan
nasihat.
Larangan:
1) Tidak boleh datang terlambat.
2) Siswa tidak diperkenankan meninggalkan sekolah tanpa izin
guru
3) Siswa dilarang: merokok, membawa rokok dalam lingkungan
sekolah.
4) Siswa dilarang membuat coret-coret di meja, tembok, dll.
5) Siswa dilarang membawa senjata tajam.
6) Siswa dilarang membaca/membawa buku yang tidak pantas
ditinjau dari segi pendidikan.
7) Siswa dilarang menerima tamu tanpa izin guru.104
Dari hasil observasi di sekolah, 7 point yang merupakan
larangan-larangan yang harus dihindari oleh siswa, hampir
keseluruhan telah memenuhi ekspektasi bahwa tidak ada siswa yang
melanggarnya, kecuali pada point 1 masih ada beberapa siswa yang
terlambat masuk kelas.
Sanksi:
1) Teguran lisan secara langsung.
2) Pernyataan tertulis dari kepala sekolah.
3) Tak boleh mengikuti pelajaran selama waktu tertentu.
4) Skorsing dalam waktu tertentu.
5) Dikeluarkan dari sekolah.105

104
Hasil Studi Dokumen Tata Tertib di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Oktober 2018.
105
Hasil Studi Dokumen Tata Tertib di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Oktober 2018.
78

Sanksi yang diberikan sekolah kepada siswa disesuaikan


dengan jenis pelanggaran yang dilakukan, apabila masih ringan
maka akan diberikan teguran/nasihat secara langsung atau kegiatan
yang mendidik seperti menyiram tanaman agar lebih peduli terhadap
lingkungan atau mengerjakan soal dari guru.
Berikut yang diungkapkan oleh Alawiyah yakni kepala SDN
Cipete Selatan 05 Pagi, terkait sanksi yang akan diberikan kepada
siswa apabila melakukan pelanggaran dalam kategori berat di
sekolah:
“Kalau jenis pelanggaran berat, siswa harus mengisi dibuku
kasus berisikan kesalahan yang telah diperbuat dan berjanji
untuk tidak akan mengulanginya lagi, apabila siswa masih
mengulanginya kembali maka saya sebagai kepala sekolah
akan memanggil wali murid yang bersangkutan untuk
diberitahu kesalahan yang dilakukan oleh anaknya, kalaupun
masih tetap diulangi maka akan ada pencabutan KJP (Kartu
Jakarta Pintar), karena hal itu sudah menjadi peraturan yang
diluncurkan oleh dinas peraturan gubernur tentang persyaratan
penerimaan KJP.”106
Menurut penjelasan kepala sekolah, apabila ada siswa yang
sudah berulang kali melakukan kesalahan, walaupun sudah
diperingati oleh kepala sekolah dan orang tua, serta sudah membuat
perjanjian di buku kasus siswa, maka akan dicabut KJP-nya.107Hal
tersebut sudah menjadi Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta Nomor 4 Tahun 2018 Tentang Kartu Jakarta Pintar
Plus Pasal 35 ayat 1 yang berbunyi:
“Peserta didik penerima KJP Plus yang melanggar salah satu
atau secara kumulatif larangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 31 dan Pasal 32 dikenakan sanksi oleh Dinas Pendidikan
berupa penarikan dana KJP Plus dan penghentian KJP Plus
sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh Satuan
Pendidikan.”108
106
Hasil Wawancara dengan Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 2 November
2018.
107
Hasil Wawancara dengan Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 2 November
2018.
108
Pergub KJP Plus No 4 Tahun 2018 - Kartu Jakarta Pintar.
http://kjp.jakarta.go.id/kjp2/public/Pergub KJP Plus No 4 Tahun 2018.pdf
79

Berikut adalah buku bimbingan penyuluhan di SDN Cipete


Selatan 05 Pagi.

Gambar 4.1
Buku Bimbingan Penyuluhan Siswa

Cara yang dilakukan pihak sekolah untuk menumbuhkan


kesadaran siswa akan pentingnya melaksanakan tata tertib, yaitu
dengan mengembangkan pola perilaku pada masing-masing siswa
yang memiliki latar belakang berbeda-beda, dengan memberikan
pembinaan dan pengarahan melalui interaksi sosial baik ketika di
kelas maupun di luar kelas.109 Selain itu, mempraktekkan secara
langsung di depan siswa, sehingga siswa dapat mencontoh dari
orang-orang sekitarnya dan lama-kelamaan menjadi kebiasaan yang
positif.
Apabila ada siswa yang melanggar peraturan sekolah maka
akan diberikan sanksi sesuai kriteria pelanggaran yang dilakukan
oleh siswa.

c. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan yang dilakukan penulis dari beberapa
narasum ber seperti, kepala sekolah, wali kelas/guru, orang tua dan
peserta didik, yang telah di wawancarai keseluruhan mengatakan
bahwa program pendidikan karakter sangat dibutuhkan untuk
perkembangan sikap dan perilaku siswa ke arah yang positif.

109
Hasil Observasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 27 September 2018.
80

Berikut yang dikatakan oleh Titin Mutmainah, wali murid


kelas 6B, bahwa perlukah program pendidikan karakter dilaksanakan
di sekolah:
“Perlu banget, karakter yang kita tau ya sekarang ini miris
sekali banyak anak-anak yang terkontaminasi pengaruh teman-
teman yang tidak baik ucapan dan perilakunya, untung saja
anak saya dan lingkungan sepermainannya yang saya lihat
baik-baik saja, kalaupun ada teman yang tidak baik ucapan
atau perilakunya dia tidak mengikutinya, karena dia sudah tahu
dan membedakan mana yang baik dan buruk.”110
Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Mulyati, wali
murid kelas 5A:
“Perlu sekali, kalau yang saya tahu karakter anak kan berbeda-
beda, jadi kalau ada anak yang sikapnya masih bertolak
belakang dengan yang diharapkan, pihak sekolah perlu untuk
mengarahkan anak dengan memberi contoh keteladanan.”111
Berikut data hasil wawancara dengan beberapa responden
yang dimintai keterangannya terkait perlu atau tidaknya program
pendidikan karakter untuk diterapkan di sekolah. 112

Tabel 4.4
Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
Kategori
No Unsur Tidak Jumlah
Perlu % %
Perlu
1 Kepala Sekolah 1 4,16 - - 1
2 Guru/Wali Kelas 5 20,83 - - 5
3 Orang Tua 9 37,5 - - 9
4 Siswa 6 25 3 12,5 9
Jumlah 21 87,49 3 12,5 24
Sumber: Data Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan di SDN Cipete Selatan 05 Pagi Tahun
2017/2018.

110
Hasil Wawancara dengan Titin Mutmainah, Wali Murid kelas 6B, 24 September 2018.
111
Hasil Wawancara dengan Mulyati, Wali Murid kelas 5A, 24 September 2018.
112
Hasil Wawancara dengan 9 Wali Kelas dan 9 Peserta Didik, 24 Oktober 2018.
81

Maka berdasarkan data perhitungan tabel analisis kebutuhan di


atas dapat diketahui bahwa 87,49% terdiri dari kepala sekolah,
guru/wakil kelas, orang tua dan peserta didik yang dijadikan
responden bahwasannya mereka membutuhkan program pendidikan
karakter, namun ada 12,5% dari 3 responden yang merasa tidak perlu
program pendidikan karakter adalah siswa, hal tersebut disebabkan
kurang sadar akan pentingnya pelaksanaan pendidikan karakter.

d. Budaya/Iklim Sekolah
SDN Cipete Selatan 05 Pagi menciptakan suasana lingkungan
sekolah yang kondusif dengan membiasakan menerapkan nilai-nilai
karakter disetiap kegiatan, sehingga menjadikan sekolah lebih efektif
dalam memberikan proses pembelajaran yang lebih baik serta lebih
optimal.
Berikut beberapa penguatan pendidikan karakter yang
dijadikan pihak sekolah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
yang berbasis kelas ketika melakukan kegiatan belajar mengajar
berbasis budaya sekolah, yakni di setiap kegiatan baik ketika KBM
atau kegiatan pengembangan lainnya dan berbasis masyarakat yakni
kerjasama antara sekolah dengan masyarakat.
Pertama adalah penguatan pendidikan karakter berbasis kelas
di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, diantaranya:
1) Mengintegrasikan proses pembelajaran di dalam kelas melalui
isi kurikulum dalam mata pelajaran, baik itu secara tematik
maupun terintegrasi dalam mata pelajaran.
2) Memperkuat manajemen kelas, pilihan metodologi, dan evaluasi
pengajaran.
3) Mengembangkan muatan lokal sesuai dengan kebutuhan daerah.
Dari hasil penguatan pendidikan berbasis kelas, guru menjadi
lebih mengintegrasikan nilai-nilai karakter untuk menumbuhkan
82

penguatan pengetahuan, menanamkan kesadaran, dan


mempraktikkan nilai-nilai utama dari pendidikan karakter.
Kedua adalah penguatan pendidikan karakter berbasis budaya
sekolah, diantaranya:
1) Menekankan pada pembiasaan nilai-nilai utama dalam
keseharian sekolah.
2) Menonjolkan keteladanan orang dewasa di lingkungan
pendidikan.
3) Melibatkan seluruh ekosistem pendidikan di sekolah.
4) Mengembangkan dan memberi ruang yang luas pada segenap
potensi siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler.
5) Memberdayakan manajemen dan tata kelola sekolah.
6) Mempertimbangkan norma, peraturan, dan tradisi sekolah.
Dari hasil penguatan pendidikan berbasis budaya sekolah,
pihak sekolah menjadi lebih memperbaiki dan mengembangkan
kinerja SDM sekolah dalam program pendidikan karakter.
Ketiga adalah penguatan pendidikan karakter berbasis
masyarakat, diantaranya:
1) Memperkuat peranan komite sekolah dan orang tua sebagai
pemangku kepentingan utama pendidikan.
2) Melibatkan dan memberdayakan potensi lingkungan sebagai
sumber pembelajaran seperti keberadaan dan dukungan pegiat
seni dan budaya, tokoh masyarakat, dunia usaha, dan dunia
industri.
3) Mensinergikan implementasi Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) dengan berbagai program yang ada dalam lingkup
akademisi, pegiat pendidikan, dan LSM.
83

4) Mensinkronkan program dan kegiatan melalui kerja sama


dengan pemerintah daerah, kementerian dan lembaga
pemerintahan, dan masyarakat pada umumnya.113
Dari hasil penguatan pendidikan berbasis masyarakat, sekolah
mensinergikan kekuatan sekolah dengan bekerjasama dengan pihak-
pihak terkait yang dapat memberikan perubahan dengan lebih baik
lagi.

2. Input (Masukan)
a. Kepala Sekolah
Tugas kepala sekolah sebagai pemimpin untuk mengelola,
mengatur dan mengawasi segala kegiatan di sekolah. Selain itu,
tugas kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi bertanggung jawab
mengkoordinir semua guru untuk membentuk tim hasil evaluasi
belajar, dan mengarahkan guru untuk memberi contoh teladan bagi
peserta didik, dan mengembangkan kegiatan sekolah demi
tercapainya tujuan sekolah yang lebih maju.
Selain guru yang berpengaruh besar terhadap peserta didik
pada setiap kegiatan di sekolah, yaitu peran kepala sekolah juga
memimpin berjalannya program pendidikan karakter sekaligus
memberikan pengarahan melalui koordinasi kepada pihak yang
bersangkutan, sesuai yang dikatakan oleh Alawiyah, Kepala SDN
Cipete Selatan 05 Pagi:
“Melakukan koordinasi kepada seluruh SDM yang ada untuk
menyatukan persepsi dan komitmen untuk dapat menerapkan
pendidikan karakter sebaik mungkin sesuai tujuan, visi, misi
sekolah.”114
Kepala sekolah membuat perencanaan dan persiapan untuk
mengembangkan nilai-nilai karakter, dengan melibatkan seluruh

113
Hasil Studi Dokumen Budaya/Iklim di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, Tahun 2017/2018,
h. 87, 24 Agustus 2018.
114
Hasil Wawancara dengan Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 September
2018.
84

pihak sekolah, disosialisasikan melalui rapat atau berinteraksi


dengan masing-masing SDM agar berkomitmen dan melaksanakan
amanat kepala sekolah dengan sebaik-baiknya.
Setelah melakukan perencanaan dan persiapan, kepala sekolah
akan melakukan evaluasi kegiatan rutin yang dilakukan pihak
sekolah untuk mengembangkan nilai-nilai karakter melalui rapat dan
koordinasi, berikut yang dikatakan Alawiyah, Kepala SDN Cipete
Selatan 05 Pagi, terkait pelaksanaan kegiatan evaluasi:
“Evaluasi dilakukan dalam rentang waktu yang ditentukan
yaitu, setiap satu semester dan di waktu-waktu tertentu. Seperti
evaluasi rapat antara kepala sekolah dengan para guru atau
dengan stakeholder yang terkait. Evaluasi yang dilakukan agar
mengetahui kemajuan dan perubahan pada karakter dan hasil
belajar yang dicapai oleh siswa sesuai dengan standarisasi
yang telah dibuat oleh kepala sekolah dan para guru.”115
Setiap program pasti ada saja kendala yang dialami, terutama
dalam menerapkan pendidikan karakter. Dengan itu pihak sekolah
harus lebih bersinergi dalam mengupayakan pelaksanaan pendidikan
karakter setiap kegiatan di sekolah.
Hasil wawancara dan pengamatan dengan kepala sekolah,
penulis dapat simpulkan, bahwa kepala sekolah telah
mensosialisasikan dan pembuatan komitmen kepada para guru,
melalui rapat dewan guru kemudian mensosialisasikannya kepada
peserta didik melalui upacara rutin mingguan pada hari senin pagi
dan upacara di hari-hari nasional secara insidentil di sekolah.

b. Program Pendidikan Karakter


Program pendidikan karakter di SDN Cipete Selatan 05 Pagi,
selain dilaksanakan melalui Kegiatan Belajar Mengajar (KBM),
ekstrakurikuler dan penerapan budaya karakter di lingkungan
sekolah. Upaya lainnya untuk mendukung program pendidikan

115
Hasil Wawancara dengan Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 September
2018.
85

karakter di sekolah dengan mengadakan kegiatan-kegiatan,


diantaranya:

1) Baris-Berbaris
Salah satu program sekolah yang menjadi rutinitas setiap
harinya yaitu baris-berbaris, kegiatan ini dilaksanakan tepat
pukul 07.00 pagi ketika bel masuk kelas telah berbunyi, seluruh
siswa SDN Cipete Selatan 05 Pagi dari kelas 1 sampai dengan
kelas 6 langsung berbaris rapi di depan kelas masing-masing
yang akan di pimpin dan diarahkan oleh ketua kelas, serta
diawasi oleh masing-masing dewan guru.
Berikut dokumentasi kegiatan baris-berbaris siswa-siswi
SDN Cipete Selatan 05 Pagi sebelum memasuki kelas.

Gambar 4.2
Kegiatan Baris-Berbaris

Setiap kegiatan baris-berbaris telah selesai ketua kelas


akan menentukan barisan yang paling rapi dan tenang, maka
barisan yang paling rapi itulah yang ditunjuk pertama untuk
masuk kelas, kemudian bersalaman dengan gurunya sebelum
duduk di tempatnya masing-masing, kemudian dilanjutkan
dengan barisan yang lain. Dalam hal ini Lagiman selaku wali
kelas 4A menjelaskan tujuan dari kegiatan baris-berbaris yaitu:
86

“Tujuan dari kegiatan baris-berbaris ini adalah untuk


membiasakan sikap disiplin pada siswa, memupuk rasa
tanggung jawab dan memupuk kesadaran untuk
melaksanakan perintah dengan cepat dan tepat.”116
Menurut peneliti berdasarkan observasi di SDN Cipete
Selatan 05 Pagi, nilai karakter yang didapat dari kegiatan baris-
berbaris adalah nilai disiplin,117 karena didalam baris-berbaris
mengajarkan siswa-siswi untuk menjaga kerapihan,
kekompakan, ketertiban dan kesigapan. Serta berlatih untuk
bersabar karena ketua kelas sebagai pemimpin akan memanggil
secara individu atau barisan yang paling rapi dan tenang untuk
lebih dahulu memasuki ruang kelas. Maka banyak hal yang
didapat dari kegiatan tersebut dalam menumbuhkan karakter
pada diri sendiri.

2) Perpustakaan Berjalan
SDN Cipete Selatan 05 Pagi bekerja sama dengan
perpustakaan Kota Jakarta Selatan melalui perpustakaan
berjalan, adapun tujuan perpustakaan berjalan menurut
Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi adalah:
“Agar anak dapat menambah wawasan yang lebih luas,
karena buku-buku yang didatangkan lebih bervariasi,
sirkulasi buku selalu dilakukan oleh pihak perpustakaan
agar anak tidak jenuh membaca buku yang itu-itu saja.”118
Adapun pelaksanaannya 2 hari dalam satu minggu yaitu
pada hari selasa dan rabu, setiap pukul 09.00 sampai dengan
12.00. Berikut dokumentasi kegiatan perpustakaaan berjalan di
SDN Cipete Selatan 05 Pagi.

116
Hasil Wawancara dengan Lagiman, Wali Kelas 4A, 24 Oktober 2018.
117
Hasil Observasi Kegiatan Baris-Berbaris, 2 November 2018.
118
Hasil Wawancara dengan Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Oktober
2018.
87

Gambar 4.3
Suasana Kegiatan Siswa Membaca Buku dari Perpustakaan Berjalan

Berdasarkan hasil pengamatan, siswa-siswi menyambut


dengan senang dan antusias membaca buku-buku sesuai pilihan
mereka,119 yang telah disediakan secara bervariasi di
perpustakaan berjalan ini baik jenis buku fiksi maupun non fiksi.
Menurut peneliti berdasarkan observasi di SDN Cipete
Selatan 05 Pagi, nilai karakter yang didapat dari kegiatan
perpustakaan berjalan adalah nilai rasa ingin tahu,120 bahwa hal
ini dapat meningkatkan minat membaca siswa melalui berbaai
macam buku-buku yang disediakan oleh perpustakaan berjalan.
Selain itu nilai disiplin, karena setiap siswa yang ingin membaca
harus tertib dalam meminjam buku dengan cara mengantri
sehingga tidak berdesak-desakkan satu sama lain, serta harus
mengembalikan buku yang dipinjam ke tempatnya semula.

3) Wirausaha Penyemaian Tanaman Hias dan Tanaman Obat


Keluarga (TOGA)
Kepala sekolah menyelenggarakan program wirausaha
penyemaian tanaman hias dan Tanaman Obat Keluarga
(TOGA), yang dilaksanakan oleh warga sekolah sesuai jadwal
yang telah dimusyawarahkan, dan kegiatan tersebut di lakukan
secara kontinue. Hal ini senada dengan yang dijelaskan oleh
Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi terkait maksud
dari pelaksanaan program tersebut:

119
Hasil Observasi Kegiatan Perpustakaan Berjalan, 24 Oktober 2018.
120
Hasil Observasi Kegiatan Perpustakaan Berjalan, 24 Oktober 2018.
88

"Program wirausaha merupakaan andalan Cipete Selatan


05 Pagi, hasil penyemaiannya sebagian untuk penghijauan
sekolah dan sebagiannya lagi akan disumbangkan untuk
dijual kepada orang tua siswa bagi yang menginginkan
dan disumbangkan kepada lingkungan sekitar.”121
Berikut adalah hasil dokumentasi kegiatan Wirausaha
Penyemaian Tanaman Hias dan Tanaman Obat Keluarga
(TOGA) di SDN Cipete Selatan 05 Pagi.

Gambar 4.4
Kegiatan Wirausaha Penyemaian Tanaman Hias dan TOGA

Berdasarkan hasil observasi kegiatan wirausaha ini penulis


berpendapat, bahwa tujuan lainnya agar anak memahami upaya
menanam tanaman hidup dan mengetahui jenis-jenis tanaman
hias dan obat-obatan.122 Sehingga mereka merasa peduli untuk
merawat dan menjaga lingkungan sekolah.
Menurut peneliti berdasarkan observasi di SDN Cipete
Selatan 05 Pagi, nilai karakter yang didapat dari kegiatan
Wirausaha Penyemaian Tanaman Hias dan Tanaman Obat

121
Hasil Wawancara dengan Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Oktober
2018.
122
Hasil Observasi Kegiatan Wirausaha Penyemaian Tanaman Hias dan TOGA, 12
November 2018.
89

Keluarga (TOGA) adalah nilai peduli lingkungan,123 yaitu


dengan melakukan proses bercocok tanam dari memberikan
pupuk, memilah jenis bibit tanaman yang sudah tumbuh untuk
dimasukkan ke dalam pot yang sudah diberi pupuk.Kemudian
tanaman tersebut dapat diperjualbelikan kepada wali murid
yang membutuhkan.

4) Sholat Dhuha Berjama‟ah


Sholat dhuha dilaksanakan secara berjama‟ah oleh seluruh
peserta didik dari kelas 3 sampai kelas 6 dan juga para guru
yang sedang tidak ada jadwal mengajar pada saat itu, sebelum
pelaksanaan sholat dhuha dimulai didahului dengan membaca
surat yasin bersama. kegiatan ini dilaksanakan pada setiap
bulantepatnya pada hari jumat terkahir di lapangan sekolah.
Adapun tujuan dari program ini menurut penjelasan Alawiyah,
Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi:
“Agar anak terpola untuk terbiasa melaksanakan sholat
sunnah dhuha.”124
Berikut hasil dokumentasi dari kegiatan shalat dhuha
berjama‟ah di SDN Cipete Selatan 05 Pagi.

Gambar 4.5
Kegiatan Shalat Dhuha Berjama‟ah

123
Hasil Observasi Kegiatan Wirausaha Penyemaian Tanaman Hias dan TOGA, 12
November 2018.
124
Hasil Wawancara dengan Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Oktober
2018.
90

Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lihat di


lapangan, beberapa hal yang dipetik dari program shalat dhuha
berjama‟ah ini adalah untuk membangun ukhuwah islamiyah,
meningkatkan hubungan spiritual kepada Allah SWT, dengan
kata lain dapat meningkatkan iman dalam diri siswa serta dapat
menentramkan hati.125
Menurut peneliti berdasarkan observasi di SDN Cipete
Selatan 05 Pagi, nilai karakter yang didapat dari kegiatan sholat
dhuha berjama‟ah adalah nilai religius,126 karena sholat dhuha
merupakan anjuran syari‟at agama, sehingga siapa saja yang
melakukannya akan menumbuhkan nilai tersebut. Selain itu nilai
disiplin, yakni ketika sudah masuk waktu sholat dhuha siswa-
siswi segera berwudhu dengan tertib dan membuat barisan/shaf
yang rapi di lapangan untuk menunggu guru yang akan
mengimami sholat dhuha.

5) Membaca Juz Amma dan Surat Yasin


Melaksanakan kegiatan rutin pada hari jumat minggu
pertama, kedua dan ketiga, yaitu membaca juz amma untuk
kelas 1, 2, 3 dan membaca surat yasin untuk kelas 4, 5, 6. tujuan
dari program ini menurut keterangan yang disampaikan oleh
Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi bahwasannya:
“Agar siswa terbiasa membaca dan menghafal al-Qur‟an,
serta sebagai langkah perbaikan cara membaca al-Qur‟an
dari segi makhraj huruf dan lainnya.”127

Berikut hasil dokumentasi kegiatan membaca juz amma


dan surat yasin di SDN Cipete Selatan 05 Pagi.

125
Hasil Observasi Kegiatan Sholat Dhuha Berjama‟ah, 24 Agustus 2018.
126
Hasil Observasi Kegiatan Sholat Dhuha Berjama‟ah, 24 Agustus 2018.
127
Hasil Wawancara dengan Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Oktober
2018.
91

Gambar 4.6
Kegiatan Membaca Juz Amma

Menurut peneliti berdasarkan observasi di SDN Cipete


Selatan 05 Pagi, nilai karakter yang didapat dari kegiatan
membaca juz amma dan surat yasin adalah nilai religius,128
sebab kegiatan ini dapat membiasakan para siswa untuk
beribadah kepada Allah SWT, membiasakan untuk berkata yang
baik dalam sehari-hari serta memperluas keilmuan dalam bidang
keagamaan.
Selain itu nilai disiplin, para siswa harus datang tepat
waktu untuk kegiatan membaca juz amma dan surat yasin di
pagi hari sebelum pelajaran pertama, serta seluruh siswa harus
menciptakan suasana yang kondusif dan fokus terhadap
bacaan,yang pastinya setiap siswa harus membawa juz
amma/Al-Qur‟annya masing-masing.

6) Menyiram Tanaman Sekolah


Kegiatan penyiraman tanaman sekolah oleh siswa dari
kelas 4, 5 dan 6 di pagi hari sebelum kegiatan belajar mengajar
dimulai, disesuaikan jadwal dari masing-masing kelas yang akan
ditugaskan. Tujuan dari program ini menurut keterangan yang
disampaikan oleh Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05
Pagi adalah:

128
Hasil Observasi Kegiatan Membaca Juz Amma, 12 November 2018.
92

“Untuk melatih siswa agar mencintai alam, bertanggung


jawab dengan menjaga tanaman sekolah dan juga sebagai
pendidikan untuk membangkitkan inspirasi siswa agar bisa
memahami dalam merawat pohon dan lainnya.”129 .

Berikut jadwal dan dokumentasi kegiatan penyiraman


tanaman di lingkungan SDN Cipete Selatan 05 Pagi:

Tabel 4.5
Jadwal Menyiram Tanaman Sekolah
No Kelas Hari Waktu
1 4A Senin 06.00-06.30 WIB
2 4B Selasa 06.00-06.30 WIB
3 5A Rabu 06.00-06.30 WIB
4 5B Kamis 06.00-06.30 WIB
5 6A Jum‟at 06.00-06.30 WIB
6 6B Jum‟at 06.00-06.30 WIB
Sumber: Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah, Alawiyah, 2018.

Gambar 4.7
Penyiraman Tanaman oleh Siswa

Penyiraman tanaman ini menggunakan botol 1 liter yang


sudah tidak terpakai untuk wadah menampung air, yang akan
disiram ke jenis-jenis tanaman oleh para siswa, kalaupun sudah
digunakan akan diletakkan kembali ke sisi pojok ruangan kelas
yang sudah disiapkan untuk menaruh botol tersebut.

129
Hasil Wawancara dengan Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Oktober
2018.
93

Menurut peneliti berdasarkan observasi di SDN Cipete


Selatan 05 Pagi, nilai karakter yang didapat dari kegiatan
menyiram tanaman sekolah adalah nilai peduli lingkungan,130
karena para siswa menjadi lebih memperhatikan lingkungan
sekitarnya dengan diawali belajar menyiram tanaman di sekolah.

7) Senam Bersama
Salah satu aktivitas fisik SDN Cipete Selatan 05 Pagi
secara rutin pada setiap hari rabu pagi yaitu senam bersama
yang diikuti oleh seluruh peserta didik dari kelas 1 sampai
dengan kelas 6, yang dilaksanakan selama satu jam di lapangan
sekolah. Maksud dan tujuan diadakan senam bersama, menurut
penjelasan dari Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi
bahwa:
“Hal ini merupakan ajang kebersamaan dalam gerak
bersama satu irama yang diikuti oleh seluruh peserta didik,
saat senam itu pula anak diberikan sikap-sikap
kepemimpinan dengan menugaskan 2 siswa untuk menjadi
pemandu senam di depan teman-temannya.”131
Bahwa yang dapat penulis temukan dari hasil observasi
kegiatan senam bersama tersebut, tujuannya agar menjaga
kebugaran jasmani dan menyehatkan tubuh siswa. Selain itu,
juga dapat melatih konsentrasi antara fikiran dan gerak tubuh
ketika mengikuti pemandu senam.132 Siswa yang akan di tunjuk
oleh guru untuk menjadi pemandu senam akan dipilih secara
bergantian. Berikut hasil dokumentasi kegiatan senam bersama
di lingkungan SDN Cipete Selatan 05 Pagi:

130
Hasil Observasi Kegiatan Penyiraman Tanaman, 12 November 2018.
131
Hasil Wawancara dengan Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Oktober
2018.
132
Hasil Observasi Kegiatan Senam Bersama, 24 Oktober 2018.
94

Gambar 4.8
Kegiatan Senam Bersama

Menurut peneliti berdasarkan observasi di SDN Cipete


Selatan 05 Pagi, nilai karakter yang didapat dari kegiatan senam
bersama adalah nilai bersahabat/komunikatif,133 sebab ketika
para siswa sedang melakukan senam bersama mereka tampak
ceria dan bersemangat, serta saling kompak mengikuti gerakan
tubuh yang diinstruksikan oleh pemandu senam.
Selain itu nilai disiplin, bahwa seluruh siswa harus
mempersiapkan diri dengan membuat barisan memanjang sesuai
kelasnya masing-masing di lapangan sekolah, serta mematuhi
aturan yaitu seluruh siswa harus berperilaku yang baik, seperti
tidak boleh saling mendorong atau ngobrol dengan teman
sehingga tidak memperhatikan pemandu senam.

c. Wali Kelas
Wali kelas merupakan guru yang memiliki kemampuan
merancang program pembelajaran, juga sebagai mediator dan
konselor serta mampu menata dan mengelola kelas agar siswa dapat
nyaman dan kondusif ketika belajar, hal itu pada akhirnya dapat
mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses
pendidikan. Selain itu, wali kelas juga merupakan guru pengajar
yang dibebani tugas-tugas sesuai mata pelajaran yang diampunya,

133
Hasil Observasi Kegiatan Senam Bersama, 24 Oktober 2018.
95

namun mereka mendapat tugas lain sebagai penanggungjawab


dinamika pembelajaran di dalam kelas tertentu.
Kemudian, wali kelas juga merupakan peran penting dalam
mendukung pelaksanaan program pendidikan karakter, yang
bertanggung jawab dalam menangani kelas yang akan dikelolanya
sesuai tugas pokok sekolah yang telah diamanatkan padanya. Seperti
yang di sampaikan oleh Lagiman selaku wali kelas 4A sekaligus
guru kelas terkait tujuan yang ingin dicapai dari program pendidikan
karakter di sekolah.
“Tujuannya agar membentuk kepribadian dan karakter anak
yang diharapkan oleh bangsa, dengan menerapkan pendidikan
karakter di sekolah akan berdampak pada prestasi anak baik di
akademik maupun non akademik. Selain itu, agar menjadi
generasi penerus yang memiliki kepribadian yang baik dan
dapat membawa pengaruh positif kepada masyarakat luas.”134
Menurut yang disampaikan oleh Lagiman, bahwasannya
program pendidikan karakter sangat berpengaruh besar dalam
pribadi siswa untuk menggapai prestasi yang akan dicapai baik dari
segi akademik maupun non akademik yang dilaksanakan di sekolah.
Dan akan menjadi generasi penerus bangsa yang unggul dan
berpengaruh positif bagi masyarakat luas.
Selain itu, kendala yang dirasakan oleh Wagiran, wali kelas 5B
ketika menghadapi peserta didik dalam menerapkan pendidikan
karakter.
“Kendala yang dirasakan ketika di dalam kelas, banyaknya
siswa yang masih kurang percaya diri untuk bertanya tentang
materi yang masih kurang dipahami, sehingga guru harus
bertanya kepada siswa agar guru mengetahui bagian materi
mana yang masih kurang dipahami.”135
Dari hasil wawancara yang disampaikan oleh Wagiran, penulis
mendapati ketika melakukan pengamatan di kelas,bahwa masih
banyaknya peserta didik yang kurang aktif ketika guru memberikan

134
Hasil Wawancara dengan Lagiman, Wali Kelas 4A, 24 Oktober 2018.
135
Hasil Wawancara dengan Wagiran, Wali Kelas 5B, 24 Oktober 2018.
96

waktu untuk bertanya, apabila masih ada siswa yang belum


memahami materi yang telah dijelaskan. Sehingga guru harus
berperan besar dalam memberikan dorongan kepada siswa untuk
berani bertanya.

d. Guru
Tugas guru selain sebagai pendidik, mengajar, melatih,
mengarahkan, membimbing, menilai, dan mengevaluasi. Selain itu,
juga sebagai suri tauladan dengan mengamalkan nilai-nilai karakter,
sehingga mudah ditiru dan dicontoh oleh peserta didik. Konsep
pendidikan karakter yang diterapkan melalui Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) di kelas oleh guru, berbeda-beda sesuai mata
pelajaran yang akan disampaikan, tetapi tujuannya sama-sama
memberikan pemahaman materi kepada siswa dan menerapan nilai-
nilai karater di sela-sela pembelajaran. Hal ini senada dengan yang
dikatakan oleh Ahmad Idophi selaku selaku guru pendidikan agama
islam.
“Konsepnya, jadi materi yang sedang di ajarkan harus disertai
dengan memberikan pemahaman kepada mereka betapa
pentingnya seseorang melaksanakan nilai-nilai akhlak yang
mulia dan menjauhkkan akhlak yang tercela, dari hal tersebut
mereka menjadi tumbuh rasa cinta terhadap pendidikan
karakter melalui pelajaran pendidikan agama islam.”136

Berdasarkan yang disampaikan oleh Ahmad Idophi, penulis


dapat simpulkan bahwa setiap guru memiliki metode atau konsepnya
masing-masing dalam memberikan teknik pembelajaran kepada
anak-anak didiknya, bagaimanapun metode atau konsepnya yang
terpenting adalah siswa dapat mengimplementasikan nilai-nilai
dalam kehidupan sehari-harinya dengan memberikan pemahaman
tentang pentingnya pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari.

136
Hasil Wawancara dengan Ahmad Idophi, Guru Pendidikan Agama Islam, 24 Oktober
2018.
97

Sedangkan yang diungkapkan oleh Lestari Utami selaku guru


bahasa inggris:
“Konsepnya seperti pada umumnya, setelah di awali berdoa
tidak langsung ke materi pembelajaran, tetapi saya bercerita
sedikit tentang informasi atau kabar yang sedang terupdate di
indonesia setelah itu saya petik nilai-nilai positif yang dapat
saya sampaikan kepada mereka. Setelah itu, saya akan
tanyakan materi sebelumnya, agar mereka mengingat-ingat
kembali materi apa yang sudah mereka pelajari
sebelumnya.”137

Berdasarkan yang disampaikan oleh Lestari Utami, penulis


dapat simpulkan bahwa pada dasarnya guru harus memulai dan
mengakhiri pembelajaran dengan doa, dan setelah itu tidak langsung
masuk ke dalam materi yang baru, tetapi mengulas kembali materi
yang sebelumnya telah dipelajari atau memberikan informasi yang
dapat menambah ilmu pengetahuan siswa.
Dalam rangka meningkatkan kualitas sekolah, SDN Cipete
Selatan 05 Pagi memfasilitasi tenaga pendidik dengan mengikuti
pelatihan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan
kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing guru. Berikut data
guru SDN Cipete Selatan 05 Pagi yang mengikuti pelatihan.

Tabel 4.6
Pelatihan Guru SDN Cipete Selatan 05 Pagi
No. Nama Jenis Pelatihan Hal
1 Sri Wijiningsih Seminar Tema “Manajemen Emosi
dalam Mengembangkan
Perilaku dan Kemampuan
Berpikir Siswa”
Sumber: Studi Dokumentasi SDN Cipete Selatan 05 Pagi, Tahun 2017/2018, 2 November
2018.

Dari tabel pelatihan guru di SDN Cipete Selatan 05 Pagi,


bahwa ada beberapa pelatihan yang diikuti oleh para guru, namun
pelatihan yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan karakter

137
Hasil Wawancara dengan Lestari Utami, Guru Bahasa Inggris, 24 Oktober 2018.
98

hanya 1 yakni seminar yang bertemakan “Manajemen Emosi dalam


Mengembangkan Perilaku dan Kemampuan Berpikir Siswa” yang
diikuti oleh Sri Wijiningsih.

e. Peserta Didik
Peserta didik merupakan salah satu unsur yang paling penting
dalam dunia pendidikan dan sebagai penentu berjalannya proses
belajar.Disamping itu, bertujuan untuk mempelajari dan memperoleh
ilmu pengetahuan, serta menjadi faktor penentu berhasil atau
tidaknya sekolah tersebut dalam memberikan kontribusi.
Peserta didik menjadi faktor utama dari pembentukan program
pendidikan karakter di sekolah. Salah satu cara SDN Cipete Selatan
05 Pagi dalam membentuk karakter siswa dengan memberikan
pengarahan kepada mereka tentang pentingnya mentaati segala
peraturan yang diterapkan di sekolah, yang akan berdampak positif
bagi pembentukan sikap dan perilaku mereka.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa peserta didik
terkait pendidikan karakter hampir keseluruhan peserta didik
mengatakan, bahwa tata tertib di sekolah sudah diterapkan dengan
baik oleh siswa-siswi, namun ada beberapa hal yang belum
dilaksanakan secara optimal dengan baik, salah satunya telat masuk
kelas ketika jam pembelajaran sudah dimulai dikarenakan beberapa
hal, seperti yang dikatakan oleh Anggita siswa kelas 6B berikut ini:
“Iya, pernah telat masuk kelas soalnya rumahnya agak jauh
dan macet jadinya pernah 2 kali telat masuk kelas, terus di
nasehati wali kelas supaya jangan telat masuk sekolah lagi,
habis itu udah gak telat lagi soalnya berangkatnya lebih pagi
dari rumah.”138
Dan juga yang dikatakan oleh Agung Kurniawan siswa kelas 6B:
“Pernah waktu itu diajak temen main futsal di lapangan pas
udah bel masuk kelas tapi gurunya belum masuk kelas, terus

138
Hasil Wawancara dengan Anggita, Siswi kelas 6B, 24 Oktober 2018.
99

ketauan sama gurunya jadinya dikasih hukuman deh bersihin


taman sekolah.”139
Tetapi dari jawaban hasil wawancara dengan peserta didik
yang lainnya mereka semua sudah melaksanakan peraturan dengan
semestinya. Adapun yang terkendala seperti regita hal itu pun ia
tidak mengulanginya lagi setelah dinasehati oleh wali kelasnya.
Pada dasarnya siswa-siswi membutuhkan pendekatan dengan
guru untuk mengetahui kendala apa yang sering dialami oleh siswa,
baik terkait KBM atau lainnya agar guru dapat memberikan solusi
terbaik kepada siswanya, serta nasihat kepada siswa yang masih sulit
untuk diarahkan seperti yang dialami oleh Agung Kurniawan, agar
tidak mengikuti temannya yang berbuat tindakan yang salah begitu
juga dengan temannya agar tidak mengulangi perbuatannya.
Adapun dari hasil wawancara dengan peserta didik, pada
dasarnya siswa-siswi kelas 4, 5, dan 6 sudah lebih mudah untuk
diarahkan dibanding kelas 1, 2, dan 3, dapat membedakan antara
perbuatan yang baik dan yang buruk. Sehingga apabila mereka
melenggar tata tertib sekolah dampaknya mereka akan mendapat
nasihat baik dari guru, wali kelas maupun kepala sekolah, sehingga
mereka merasa menyesal atas apa yang telah diperbuatnya,
sepertinya yang diungkapkan oleh Rendy siswa kelas 5A atas
perbuatannya “…Nyesel, keinget terus jadinya…”140 dan juga yang
dikatakan oleh Devona siswa kelas 5B “…resah ka sama malu…”.141
Berikut hasil angket penelitian tentang pengetahuan, kesiapan
dan kendala peserta didik terkait pendidikan karakter di SDN Cipete
Selatan 05 Pagi.
1) Pengetahuan siswa terhadap pendidikan karakter.

139
Hasil Wawancara dengan Agung Kurniawan, Siswa kelas 6B, 24 Oktober 2018.
140
Hasil Wawancara dengan Rendy, Siswa kelas 5A, 24 Oktober 2018.
141
Hasil Wawancara dengan Devona, Siswi kelas 5B, 24 Oktober 2018.
100

Berdasarkan hasil penyebaran angket di kelas 4, 5 dan 6


rata-rata dari mereka belum memahami pendidikan karakter itu
apa, maka dari itu sebelum peserta didik akan memulai mengisi
angket, peneliti menjelaskan dahulu pengertian dan contoh-
contoh penerapan pendidikan karakter di sekolah seperti dari
segi (religius, disiplin, rasa ingin tahu, bersahabat/komunikatif,
peduli lingkungan) dan dikaitkan dengan beberapa contoh tata
tertib yang diterapkan di SDN Cipete Selatan 05 Pagi.
Setelah itu, mereka baru memahaminya ternyata
pendidikan karakter merupakan istilah umum, yang digunakan
lembaga pendidikan sebagai program agar siswa-siswi mentaati
peraturan di sekolah.
Menurut mereka pendidikan karakter dapat membentuk
pribadi mereka menjadi lebih baik, melalui pembelajaran yang
diberikan oleh masing-masing guru, dalam menanamkan nilai-
nilai karakter dengan cara memberikan contoh serta
membimbing siswa-siswinya, agar dapat membedakan antara
perbuatan yang baik dan buruk.
2) Kesiapan peserta didik dalam melaksanakan pendidikan
karakter.
Seluruh siswa berdasarkan hasil angket bahwa mereka
siap untukmelaksanakan setiap kegiatan yang dapat
meningkatkan kemampuan dan bakat dalam diri mereka, dengan
cara melaksanakan dengan baik setiap tata tertib yang
diterapkan di sekolah. Serta mampu membiasakan diri untuk
menerapkan nilai-nilai karakter yang berkaitan dengan nilai
religius, disiplin, rasa ingin tahu, bersahabat/komunikatif, dan
peduli terhadap lingkungan.
101

3) Kendala proses pembelajaran dalam menerapkan pendidikan


karakter.
Menurut hasil angket peserta didik kelas 4, 5 dan 6,
kendala yang mereka rasakan dan lihat adalah masih banyaknya
siswa yang kurang dalam menerapkan nilai-nilai karakter di
sekolah. Selain itu dari segi lingkungan sekolah menurut mereka
sudah memeberikan yang terbaik bagi siswa-siswinya dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan kegitan lainnya.
Selain itu, mereka juga sangat setuju kalau sanksi/hukuman
yang diberikan oleh masing-masing guru kepada siswa yang
melanggar aturan sekolah dapat merubah sikap siswa menjadi
lebih baik.
Berikut diagram hasil perhitungan angket terkait
pengetahuan, kesiapan dan kendala peserta didik terhadap
program pendidikan karakter di sekolah:
Keterangan:
a. SS : Sangat Setuju
b. S : Setuju
c. TS : Tidak Setuju
d. STS : Sangat Tidak Setuju

Tabel 4.7
Hasil Angket Peserta Didik

No Nilai Karakter Jumlah Persentase

Pengetahuan SS S TS STS
1 a. Saya paham apa itu
60% 39% 0% 1%
pendidikan karakter.
b. Pendidikan karakter
dapat membentuk 74% 25% 1% 0%
pribadi saya menjadi
102

lebih baik.
b. Guru memberikan
contoh dan
membimbing siswa
71% 21% 4% 2%
untuk membedakan
perbuatan baik dan
buruk.
c. Setiap guru
menanamkan nilai-
nilai karakter dalam 62% 36% 1% 1%
kegiatan belajar
mengajar di kelas.
Rata-Rata 66,7% 30,2% 1,5% 1%
Kesiapan
2 a. Saya siap
melaksanakan setiap
kegiatan yang dapat
71% 29% 0% 0%
meningkatkan
kemampuan dan bakat
saya.
b. Saya akan
melaksanakan dengan
73% 27% 0% 0%
baik setiap tata tertib
yang ada disekolah.
c. Saya selalu
membiasakan diri
untuk menerapkan
nilai-nilai karakter
seperti religius,
60% 36% 2% 2%
disiplin, rasa ingin
tahu,
bersahabat/komunikati
f, dan peduli terhadap
lingkungan.
Rata-Rata 68% 30,7% 0,7% 0,7%
Kendala
3 a. Masih banyaknya
siswa yang kurang
22% 37% 24% 17%
dalam melaksanakan
nilai-nilai karakter di
sekolah.
b. Lingkungan sekolah
kurang
nyaman/kondusif 8% 10% 42% 40%
dalam melaksanakan
kegiatan.
103

c. Sanksi/hukuman yang
diberikan guru kepada
siswa dapat merubah 66% 29% 2% 2%
sikap siswa menjadi
lebih baik.
Rata-Rata 32% 25,3% 22,7% 19,7%

Berdasarkan tabel hasil angket peserta didik diatas, terkait


pengetahuan, kesiapan dan kendala program pendidikan karakter
yang telah di laksanakan oleh peserta didik kelas 4, 5 dan 6,
bahwa peserta didik sudah cukup memahami tentang pendidikan
karakter yang telah diterapkan oleh guru, siap dalam
melaksanakan setiap kegiatan dan tata tertib di sekolah, serta
kendala yang dirasakan adalah masih ada beberapa siswa yang
kurang melaksanakan nilai-nilai karakter di sekolah.

f. Kurikulum
Kurikulum menjadi peranan terpenting dalam pencapaian
tujuan dan target sekolah, dengan mengembangkan dan menerapkan
teknik mengajar yang baik sesuai pedoman kurikulum, sehingga
guru dapat mengimplementasikannya dengan cara membuat susunan
RPP sesuai masing-masing mata pelajaran dan teknik penyusunan
perangkat pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik.
Bahwa dalam penyusunan RPP guru harus memahami konsep
dasar dari kurikulum itu sendiri, kurikulum fungsinya bukan hanya
menerapkan kemampuan/skill saja. Tetapi juga mempersiapkan
peserta didik dapat hidup di masyarakat luas dengan menerapkan
nilai-nilai karakter dan nilai kehidupan.
Kurikulum yang digunakan oleh SDN Cipete Selatan 05 Pagi
digunakan sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan
dan pengajaran yang dikaitkan dengan nilai-nilai pendidikan
karakter, diantaranya yaitu:
104

1) Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan


bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
2) Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status,
hak, dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara, serta meningkatkan kualitas dirinya sebagai
manusia yang mandiri dan bertanggungjawab.
3) Mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan
teknologi serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku
ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.
4) Meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan, dan
kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.
5) Meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan
kesadaran hidup sehat.142
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan
prosedur pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang telah
dijabarkan dalam silabus. Selain itu, digunakan oleh para guru di
SDN Cipete Selatan 05 Pagi sebagai pedoman untuk pelaksanaan
pembelajaran kepada peserta didik yang didalamnya berisikan
(identitas: berupa mata pelajaran, satuan pendidikan, kelas/semester,
pertemuan keberapa, alokasi waktu, lalu kompetensi dasar,
indikator, tujuan pembelajaran, materi standar, kegiatan
pembelajaran berupa (kegiatan awal, inti dan akhir), sumber belajar
dan penilaian.
Berdasarkan studi dokumen peneliti menemukan bahwa RPP
kelas 4 di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, berfokus kepada Kompetensi
Inti 3 (penerapan pengetahuan) dan 4 (pengetahuan), 143 sedangkan
kompetensi 1 (sikap keagamaan) dan 2 (sikap sosial) yang menjadi
penerapan pendidikan karakter, diterapkan secara tidak langsung
yakni dilaksanakan ketika pada waktu peserta didik belajar tentang

142
Hasil Studi Dokumen di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 2 November 2018.
143
Hasil Observasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 2 November 2018.
105

pengetahuan dan penerapan pengetahuan di kelas. Serta untuk bagan


RPP kelas 5 yang dijadikan sebagai salah satu sumber penelitian
terlampir.
Walaupun begitu, berdasarkan yang peneliti temukan ketika
melakukan observasi di kelas 4, 5, dan 6, para guru SDN Cipete
Selatan 05 Pagi tetap berkomitmen untuk melaksanakan KI 1 dan KI
2, dengan menerapkan nilai-nilai karakter yang terkandung di setiap
materi pembelajaran.144 Selain itu, kegiatan-kegiatan yang
mendukung nilai karakter menurut peneliti ketika melakukan
observasi kelas diantaranya:
1) Pembiasaan baris-berbaris sebelum memasuki kelas di pagi hari,
lalu bersalaman kepada guru sebelum memasuki kelas.
2) Kelas dimulai dibuka dengan salam, lalau guru menanyakan
kabar dan mengecek kehadiran siswa.
3) Kelas dilanjutkan dengan do‟a dipimpin oleh salah seorang
siswa. Siswa yang diminta membaca do‟a adalah ketua kelas
atau siswa yang hari ini datang paling awal.
4) Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional lainnya.
Guru memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan
semangat nasionalisme.
5) Lalu sebelum masuk ke dalam pembahasan materi pembelajaran
guru akan membiasaan membaca/menulis/mendengarkan/
berbicara selama 15-20 menit, materi non pelajaran seperti
tokoh dunia, kesehatan, kebersihan, cerita inspirasi dan
motivasi. Serta mengajak siswa mendiskusikan pertanyaan-
pertanyaan yang akan diberikan oleh gurunya.
6) Apabila ketika pembelajaran berlangsung ada siswa yang sedang
mengobrol atau bermain, guru segera memperingatkan kepada
siswa tersebut agar tidak mengulanginya kembali dengan cara
ditegur atau diberikan nasihat.
7) Setiap guru telah memberikan penjelasan seputar materi
pelajaran, guru akan memberikan kesempatan
bertanya/berbicara kepada siswa yang belum paham, serta
bertanya kepada siswa istilah-istilah yang baru dipelajari
sebelum guru akan menjelaskannya.
8) Setelah pembelajaran selesai, guru akan memberikan penguatan
dengan menanyakan apa saja yang sebelumnya telah dipelajari,
lalu guru akan memberikan kesimpulan.

144
Hasil Observasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 2 November 2018.
106

9) Kemudian guru dan peserta didik menyanyikan salah satu lagu


daerah untuk menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan
toleransi pada peserta didiknya
10) Terakhir adalah salam dan do‟a penutup yang akan dipimpin
oleh salah satu siswa.
Dari 10 poin di atas yang telah dijabarkan oleh peneliti,
merupakan hasil dari observasi yang telah dilakukan di SDN Cipete
Selatan 05 Pagi yakni di kelas 4, 5 dan 6. Bahwa penerapan nilai-
nilai karakter telah diterapkan dengan baik oleh setiap guru, hal itu
dibuktikan dari hasil pembiasaan karakter dalam keseharian di
sekolah maupun di kelas, hampir seluruh siswa telah mengikuti dan
mengimplementasikan apa yang telah diarahkan dan dipelajari dari
suri tauladan yang dilakukan oleh guru.

g. Sarana Prasarana
Sarana prasarana sebagai penunjang keberhasilan proses
pendidikan di sekolah. Dalam hal ini, fasilitas mendukung
keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter melalui beberapa
fasilitas yang tersedia di lingkungan sekolah. Semakin lengkap dan
memadai sarana pembelajaran yang dimiliki oleh sebuah sekolah
akan memudahkan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai
tenaga kependidikan. Berikut hasil pengamatan dan studi dokumetasi
sarana prasarana SDN Cipete Selatan 05 Pagi.

Tabel 4.8
Sarana dan Prasarana SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Jenis Jumlah Kondisi


No Keterangan
Sarana/Prasarana Ruang Baik Rusak
Rombongan
1. Ketersediaan ruang belajar 13 √
belajar
Ketersediaan media belajar
2. √ Belum lengkap
(alat peraga dan infokus)
3. Ketersediaan bahan ajar √ Relatif lengkap
4. Ketersediaan perpustakaan 1 Relatif lengkap
107

a. Buku (buku teks, buku


penunjang kurikulum,
buku bacaan, buku √
referensi, dan buku
biografi)
5. Ketersediaan laboratorium
bahasa indonesia dan Tidak Ada
inggris
6. Ketersediaan laboratorium
Tidak Ada
IPA dan komputer
7. Ketersediaan ruang 1 Al-Qur‟an dan
ibadah/musholla Mukena dibawa
a. Al-Qur‟ana √ oleh masing-
b. Mukena dan sajadah √ masing individu,
sajadah sudah
tersedia di
musholla
Lapangan utama
dan lapangan
Ketersediaan lapangan
8. 2 √ untuk
olahraga
pembelajaran di
luar kelas.
Koperasi jajanan
9. Ketersediaan koperasi 2 √
anak-anak
10. Ketersediaan ruang UKS 1 √ Keadaannya
a. Tempat tidur √ bersih,
b. Timbangan √ perlengkapan dan
c. Alat ukur tinggi badan √ peralatan ditata
d. Kotak P3K dan obat dengan rapih.
sederhana
Ruang makan
didekat
Ketersediaan ruang
11. 1 √ koperasi,
makan siswa
keadaannya
bersih
Parkiran khusus
motor tersedia
12. Ketersediaan parkiran motor 1 √ letaknya di
dekat koperasi
sekolah.
Taman dibuat
dengan jenis-
Ketersediaan taman dan
13. √ jenis tumbuhan
kebun sekolah
berada di depan
ruang-ruang
108

sekolah, kebun
berada di
samping sekolah
ditanamni
tumbuhan
Tanaman Obat
(TOGA)
Tersedia di
setiap depan
ruang di sekolah
(kelas, koperasi,
di dekat taman,
Ketersediaan tempat sampah
14. 12 √ musholla,
pada setiap ruang kelas.
pedagang kaki
lima), dan
beberapa berada
di dalam ruang
kelas.
15. Ketersediaan kamar Toilet siswa
mandi/toilet laki-laki
a. Toilet murid laki-laki 2 √ lampunya
b. Toilet murid perempuan 3 √ remang dan
c. Toilet guru laki-laki 1 √ agak berbau,
d. Toilet murid perempuan 2 √ toilet siswa
e. Cermin 1 √ perempuan
bersih namun
lampunya juga
remang, jumlah
kamar mandi
siswa kurang
memadai,
sedangkan toilet
baik guru laki-
laki maupun
guru perempuan
sudah dapat
dikategorikan
baik.
Letaknya berada
di depan ruang
Ketersediaan tempat cuci
16. 1 √ guru yang dapat
tangan/westafel.
digunakan oleh
warga sekolah.
Sumber: Data Dokumentasi Sarana dan Prasaran SDN Cipete Selatan 05 Pagi 2017/2018.
109

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa keadaan


sarana dan prasarana di SDN Cipete Selatan 05 Pagi sudah 100%
baik. Dengan tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap dan
baik akan memudahkan proses belajar mengajar di sekolah, siswa
pun akan bersemangat dalam belajar.
Berikut ini hasil dokumentasi kondisi sarana dan prasarana di
SDN Cipete Selatan 05 Pagi dalam menunjang program pendidikan
karakter oleh peserta didik:

Gambar 4.9 Gambar 4.10


Tempat Makan Siswa Musholla

Gambar 4.11 Gambar 4.12


Mading Sekolah Lapangan Sekolah

h. Dukungan Orang Tua


Orang tua yang dijadikan narasumber oleh peneliti adalah wali
murid kelas 4, 5 dan 6. Rata-rata wali murid yang diwawancari
berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang sebagian besar waktunya
bersama anak-anaknya. Walaupun begitu dari mereka tetap saja
untuk membentuk sikap dan perilaku anaknya dengan cara yang
110

berbeda-beda, namun tetap tujuannya agar anaknya memiliki


karakter yang baik.
Walaupun anak-anak mereka masih kelas tingkat dasar yaitu
kelas 4, 5, dan 6, tetapi sedikit demi sedikit, sebagai orang tua
merasakan pada anaknya ada perubahan dan peningkatan sikap yang
lebih baik dibanding sebelumnya. Seperti hasil wawancara dengan
salah satu wali murid kelas 6B, yaitu Titin Mutmainah:
“Lebih rajin ibadah kalau sudah waktunya sholat dia langsung
laksanakan tanpa perlu saya ingatkan, begitu juga belajarnya
yang giat baik di sekolah maupun dirumah, dari kelas 2 sampai
kelas 6 saya leskan di dekat rumah dan dia nya juga konsisten
ngikutin pelajarannya, alhamdulillah selalu ranking di kelas.
Pernah ketika hari minggu saya ajak anak-anak untuk liburan
yang kakaknya mau banget tapi adenya ini yang kelas 6 dia
malah gak mau karena besoknya ada ulangan jadinya gak ikut
supaya bisa belajar dan pas ulangannya lancar.”145

Informan juga berharap agar pendidikan karakter menjadi


suatu kegiatan yang melekat di dalam sekolahan, karena pada
dasarnya sekolah bertujuan untuk mendidik anak-anak mengarahkan
kepada hal-hal yang baik.
Menurut hasil observasi yang peneliti lakukan, bahwa semua
orang tua mendukung program pendidikan karakter yang diadakan di
sekolah, merasa senang dengan pembentukan karakter anak sejak
dini melalui pembiasaan dalam setiap kegiatan di sekolah karena hal
itu akan mempengaruhi sikapnya ketika di rumah,146 sebagai orang
tua juga melakukan hal yang sama untuk memenuhi kewajibannya
yaitu membentuk perilaku anak dalam kesehariannya di rumah.
Sama hal yang diungkapkan dengan Fatmawati, wali murid
kelas 4B, bahwa ia juga merasakan hal yang sama sedikit demi
sedikit akhlak yang dialami anaknya mulai semakin bagus dan hal

145
Hasil Wawancara dengan Titin Mutmainah, Wali Murid kelas 6B, 24 Oktober 2018.
146
Hasil Observasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Oktober 2018.
111

itu dikarenakan pembiasaan nilai karakter dari rumah dan sekolah.


Adapun yang dikatakan Fatmawati, terkait upaya yang dilakukannya
sebagai upaya orang tua terhadap pendidikan karakter bagi anaknya:
“Ya tidak jauh-jauh dengan menasehati, mengarahkan dan
mencontohkan, karena pada dasarnya anak kan mengikuti
sikap orang tuanya, kalau orang tuanya cuma sekedar nasehati
tidak sesuai dengan apa yang diomongin ya anak kan juga bisa
menilai.”147
Bahwasannya Fatmawati sadar kalau anak itu tidak cukup
hanya diberikan contoh dan nasihat tetapi juga harus dipengaruhi
melalui tindakan secara langsung, karena anak dengan mudah pasti
akan mengikuti apa yang biasa dilakukan oleh orang-orang di
lingkungannya. Maka dari itu Fatmawati sebagai orang tua
mencontohkan hal-hal yang baik di kehidupan sehari-hari yang
tujuannya untuk pembelajaran kepada anaknya.

i. Pembiayaan
Dalam Penyelenggaraan program pendidikan karakter yang
diimplementasikan melalui kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler, bahkan penerapan budaya berarakter di sekolah.
Selain Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai penggerak dan
mempunyai peranan terpenting, selain itu adalah
pembiayaan/keuangan yang harus dikeluarkan demi tercapainya
tujuan pelaksanaan di beberapa kegiatan dan sarana dan prasarana
yang memang membutuhkan biaya.
Alokasi dana yang dikeluarkan digunakan untuk kegiatan
pengembangan guru (diklat, penataran, workshop) dan untuk
pengembangan diri pada peserta didik seperti, kebutuhan dana pada
intrakurikuler (media dan bahan ajar), ekstrakurikuler (peralatan,
pelatih, seragam), selain itu untuk biaya seragam, sarana prasarana,
study tour, dan lain sebagainya.

147
Hasil Wawancara dengan Fatmawati, Wali Murid kelas 4B, 24 Oktober 2018.
112

Berikut rincian penggunaan alokasi dana BOS dan BOP untuk


pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), Ekstrakurikuler dan
Kegiatan penerapan program pembudayaan pendidikan karakter di
sekolah.

Tabel 4.9
Buku Kas Umum Bendahara Pengeluaran BOS dan BOP di
SDN Cipete Selatan 05 Pagi Triwulan I Tahun Anggaran 2018
No. Jenis Alokasi Dana
1 Kegiatan Belajar Mengajar a. BOS:
(KBM). 1) Belanja barang dan jasa BOS kegiatan
KKG pembuatan silabus.
2) Belanja barang dan jasa BOS
pengadaan alat habis pakai kegiatan
pembelajaran.
3) Belanja modal peralatan dan mesin
BOS kegiatan pembelajaran.
4) Belanja barang dan pembelian ATK
kegiatan pengelolaan sekolah.
5) Belanja barang dan jasa fotocopy
pengayaan semester kegiatan
pembelajaran.
6) Belanja modal aset tetap lainnya
pengembangan perpustakaan buku
pelajaran KTSP
7) Belanja barang dan jasa BOS kegiatan
penunjang kegiatan pembelajaran.
b. BOP:
1) Belanja fotocopy kegiatan pelaksanaan
penyusunan dan penilaian ulangan
serta pendalaman materi.
2) Belanja ATK kegiatan penyusunan
kisi-kisi ulangan harian.
3) Belanja ATK kegiatan proses belajar
mengajar.
4) Belanja alat peraga kegiatan proses
belajar mengajar.
5) Belanja makan dan minum
pelaksanaan lomba (FLS2N dan
O2SN), pembuatan kisi-kisi ulangan,
ujian semester dan penilaian.

2 Kegiatan Ekstrakurikuler a. BOS:


113

1) Belanja barang dan jasa BOS


instruktur kegiatan ekstrakurikuler
marawis, qasidah dan pencak silat.
2) Belanja barang dan jasa BOS
pengadaan alat habis pakai kegiatan
ekstrakurikuler.
3) Belanja modal peralatan dan
mesin/alat kegiatan ekstrakurikuler.
4) Belanja barang dan jasa instruktur
kegiatan ekstrakurikuler pramuka,
qasidah, marawis, pencak silat.
5) Belanja barang dan jasa fotocopy
pengayaan semester kegiatan
ekstrakurikuler.
b. BOP:
1) Belanja fotocopy kegiatan pelaksanaan
ekstrakurikuler.
2) Belanja tenaga ahli, instruktur,
narasumber kegiatan pelaksanaan
ekstrakurikuler marawis dan pramuka.
3) Belanja makan dan minum harian
kegiatan pelaksanaan ekstrakurikuler.
3 Program Pendidikan a. BOS:
Karakter Belanja makan dan minum untuk tim
perpustakaan berjalan.
b. BOP:
Belanja pemeliharaan sarana dan prasarana
sekolah.
Sumber: Studi Dokumentasi Buku Kas Umum Bendahara Pengeluaran BOS dan BOP di SDN
Cipete Selatan 05 Pagi Triwulan I Tahun Anggaran 2018, 27 September 2018.

Dalam penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)


harus digunakan sesuai dengan petunjuk teknis (juknis) yang
diamanatkan oleh pemerintah kepada pihak sekolah, hal itu sesuai
dengan yang dikatakan oleh Alawiyah, selaku Kepala SDN Cipete
Selatan 05 Pagi:
“Dana BOS yang diberikan dari pemerintah pasti kita gunakan
sesuai dengan kebutuhan sekolah, tidak pernah sekolah
melanggar peraturan itu, pasti kita terapkan sesuai juknis
pemerintah, kalaupun misalkan terjadi itu akan ada
hukumannya bagi yang melanggar.”148

148
Hasil Wawancara dengan Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi, Jum‟at 27
September 2018.
114

Selain itu, kepala sekolah juga menjelaskan bahwa pencairan


dana BOS didapat setiap 3 bulan sekali, ketika waktu sudah berakhir
untuk mencairkan dana berikutnya, bahwa sekolah harus membuat
surat pertanggungjawaban (SPJ) penggunaan dana BOS sesuai yang
telah disusun ke dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah (RAPBS).
Selain itu, terkait biaya yang didapat oleh sekolah juga berasal
dari Biaya Operasional Pendidikan (BOP), bedanya dengan BOS
berasal dari APBN sedangkan BOP dari APBD/PEMDA, untuk
penggunaannya hampir sama bedanya dapat dilihat di lampiran skala
penggunaan dana oleh pihak sekolah. Selain itu, sistem pengelolan
keuangannya setiap ada penggunaan dana BOS/BOP harus
dilaporkan ke bendahara berupa bukti fisik yaitu bon atau kwitansi
lalu dilaporkan kepada kepala sekolah.149

3. Process (Proses)
a. Aktivitas Pembelajaran Intrakurikuler.
1) Intrakurikuler
Intrakurikuler sebagai program utama sekolah yang
dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan tenaga pendidik di sekolah untuk mendidik dan
mengembangkan potensi diri peserta didik yang akan
berpengaruh pula pada potensi non akademik.150 Hal tersebut
diselenggarakan melalui kegiatan yang terstruktur dan terjadwal
dalam menyiapkan pembelajaran yang diikat oleh kurikulum
satuan pendidikan yang berlaku dan terdapat dalam silabus.
Untuk meningkatkan mutu pembelajaran, SDN Cipete
Selatan 05 Pagi membuat pedoman yang bersumber dari
kurikulum agar dapat memudahkan guru dalam membuat
149
Hasil Wawancara dengan Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi, Jum‟at 27
September 2018.
150
Hasil Observasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Agustus 2018.
115

perangkat pembelajaran yakni (Silabus, RPP, dan Media).


langkah-langkah penyusunan perangkat pembelajaran tersebut
diantaranya:
a) Menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar pada
kurikulum sekolah.
b) Menyusun kalender pendidikan sekolah berdasarkan kalender
pendidikan yaang dikeluarkan dinas pendidikan provinsi DKI
Jakarta.
c) Membuat analisis hari belajar efektif.
d) Menyusun program tahunan.
e) Menyusun program semester.
f) Menyusun silabus pembelajaran.
g) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
h) Menyusun program evaluasi pembelajaran.
i) Menyusun program perbaikan dan pengayaan.151

Selain terdapat pedoman pembuatan perangkatpembelajaran


juga tersedia teknik pelaksanaan pembelajaran yang akan
dijabarkan di dalam tabel, sebagai berikut:

Tabel 4.10
Pelaksanaan Pembelajaran
No Program Waktu Pelaksanaan Ket.
1 Kegiatan Inti Waktu pelaksanaan Pembelajaran dilaksanakan
mengacu pada jadwal selama 5 hari, yang dimulai
pelajaran dengan pukul 06.30 s.d 14.30
komposisi jam pelajaran
yang terdapat dalam
struktur kurikulum dari
Kementrian Pendidikan
2 Muatan lokal Pembelajaran muatan Pembelajaran dilaksanakan
lokal terdiri dari mata selama 5 hari, dimulai pukul
pelajaran : 06.30 sd 14.30
a. Pendidikan
Lingkungan Budaya
Jakarta (PLBJ) 2 jam
pelajaran perminggu

151
Hasil Studi Dokumen Intrakurikuler di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, tahun 2017/2018.
24 Agustus 2018.
116

b. Bahasa Inggris 2 jam


pelajaran perminggu
3 Pembiasaan Waktu pelaksanaan Kegiatan pembiasaan terdiri
pembiasaan dilaksanakan dari :
dipagi hari selama 30 a. Menyambut kedatangan
menit, dimulai pukul siswa oleh guru
06.30 sd 07.00 b. Upacara bendera
(Kegiatan Pendidikan c. Senam bersama
Karakter) d. Apel Pramuka
e. Menyanyikan lagu-lagu
wajib nasional
f. Tadarusan
g. Sholat dhuha
h. Sholat dzuhur berjama‟ah
i. Berdoa bersama sebelum
memulai pelajaran
4 Pendampingan a. Pendampingan oleh Guru dan karyawan sekolah
guru kepada siswa ikut terlibat
dalam kegiatan
wudhu, sholat
berjama‟ah dan
istirahat.
b. Mendampingi siswa
yang belum dijemput
pulang oleh orang
tuanya.
Sumber: Data Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran SDN Cipete Selatan 05 Pagi 2017/2018.

Dari tabel tersebut menurut hasil peneliti melakukan


observasi dilapangan, bahwa pada kegiatan inti yakni kegiatan
belajar mengajar dimulai ketika pukul 06.30 sampai dengan
14.30, bilamana ada siswa yang terlambat akan diberikan teguran
oleh guru agar tidak mengulanginya kembali,152 kalaupun tetap
saja diulangi dikarenakan alasan yang tidak urgent maka siswa
tersebut akan diberikan sanksi dan diberitahukan kepada orang

152
Hasil Observasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi. 24 Oktober 2018.
117

tuanya agar mengetahui kondisi permasalahan anaknya di


sekolah.
Selain muatan lokal yang termasuk kedalam kegiatan
belajar mengajar. Pembiasaan dari 9 poin kegiatan yang tertera
ditabel bahwa sebagian besar sudah berjalan sesuai dengan
harapan, hanya saja ada siswa yang tidak mengikuti sebagaimana
mestinya, hal itu bukan menjadi kendala tetapi menjadi acuan
seorang guru agar lebih ekstra dalam mendidik peserta didiknya
untuk memahami betapa pentingnya melaksanakan kegiatan-
kegiatan di sekolah, yang harus berhadapan langsung dengan
siswa-siswi yang memiliki karakter berbeda-beda.
Dalam pengimplementasian KI-1 dan KI-2, setiap guru
bertanggungjawab untuk menilai sikap sosial dari masing-masing
siswa ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas,153
seperti sikap (jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong
royong, santun percaya diri, dan peduli lingkungan), pencatatan
akan dibukukan dan dimasukkan ke dalam raport sebagai hasil
pengamatan guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Untuk pembukuan hasil pencatatan guru terhadap sikap siswa
dilampirkan.
Sebagai tenaga pendidik dan kependidikan sudah
sepatutnya bertanggung jawab untuk mendampingi serta
membimbing peserta didik dalam melaksanakan baik ketika KBM
maupun diluar KBM, peserta didik harus didampingi, demi
kebaikan peserta didik itu sendiri.154 Berikut dokumentasi
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.

153
Hasil Observasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Oktober 2018.
154
Hasil Observasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Agustus 2018.
118

Gambar 4.13
Suasana Kegiatan Belajar Mengajar di dalam Kelas

b. Kegiatan Ekstrakurikuler
Salah satu strategi pelaksanaan pendidikan karakter di SDN
Cipete Selatan ini adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
ekstrakurikuler ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada
setiap peserta didik untuk mengembangkan minat dan bakatnya,
serta hobi yang dapat disalurkan sesuai jenis ekstrakurikuler yang
disediakan oleh sekolah. Selanjutnya Sudarwati selaku Wali Kelas
6B menjelaskan bahwa:
“Peserta didik membutuhkan 3 aspek yang harus didapatkan
di sekolah, yaitu kognitif yang didapat dari kegiatan utama
sekolah (KBM), aspek afektif dan psikomotorik yang didapat
dari tambahan kegiatan diluar jam KBM yaitu ekstrakurikuler,
hal itu juga harus disesuaikan dengan dominan minat bakat
yang banyak siswa inginkan.”155

Sebagai guru/pelatih akan menerapkan nilai-nilai pendidikan


karakter ke dalam masing-masing kegiatan ekskul, yang pada
akhirnya akan dinilai dan dimasukkan ke dalam laporan hasil
kegiatan ekstrakurikuler siswa (raport).
Menurut kepala sekolah tujuan dari kegiatan pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan, yaitu “Kegiatan
ekstrakurikuler bukan hanya untuk mengembangkan minat bakat

155
Hasil Wawancara dengan Th. Sudarwati, Wali Kelas 6B, 27 September 2018.
119

saja, tetapi juga harus dapat meningkatkan kemampuan kognitif,


afektif, dan psikomotorik peserta didik”.156
Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru PLBJ, Ahmad
Idophi menyampaikan bahwa “…kegiatan ekstrakurikuler sesuai
dengan kurikulum, dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu
ekstrakurikuler wajib yaitu pramuka dan empat ekskul pilihan yaitu,
marawis, qasidah, karate dan pencak silat.157 Adapun penanaman
nilai karakter yang dilakukan pada kegiatan ekstrakurikuler tersebut,
Ahmad Idophi selaku Guru Pendidikan Agama Islam menjelaskan
bahwa:
“Setiap kegiatan di sekolah nilai karakter harus diarahkan dan
dicontohkan agar siswa mudah mempraktekkannya, terutama
ketika kegiatan ektrakurikuler nilai karakter harus tetap
diterapkan oleh guru/pelatihnya masing-masing, jadi siswa
bukan hanya melatih potensi minat bakat saja, tetapi juga
menjiwai nilai karakter yang dibiasakan.”158

Berikut jadwal kegiatan ekstrakurikuler SDN Cipete Selatan 05 Pagi:

Tabel 4.11
Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler
Jenis Hari Tempat
No Waktu
Ekstrakurikuler Pelaksanaan Pelaksanaan
1 Pramuka Rabu 08.00 – 11.30 Kelas/Lapangan
Usaha Kesehatan
2 Marawis Rabu 13.00 – 12.30
Sekolah (UKS)
Usaha Kesehatan
3 Qasidah Rabu 10.00 – 12.00
Sekolah (UKS)
4 Karate Rabu 15.30 – 17.30 Lapangan
5 Pencak Silat Rabu 08.00 – 10.00 Lapangan
Sumber: Studi Dokumen Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler SDN Cipete Selatan 05 Pagi.

156
Hasil Wawancara dengan Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 27 September
2018.
157
Hasil Wawancara dengan Ahmad Idophi, Guru Pendidikan Agama Islam, 27 September
2018.
158
Hasil Wawancara dengan Ahmad Idophi, Guru Pendidikan Agama Islam, 27 September
2018.
120

Jenis kegiatan ektrakurikuler wajib dan pilahan oleh sekolah,


diantaranya:
1) Ekstrakurikuler Wajib
a) Pramuka
Sesuai dengan kurikulum 2013, pramuka adalah
kegiatan ekstrakurikuler yang diwajibkan dilakukan di setiap
sekolah. Di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, jadwal kegiatan
pramuka diadakan pada setiap hari rabu dari pukul 08.00
sampai dengan 11.30 dilaksanakan di lapangan atau di ruang
kelas yang disesuaikan dengan kebutuhan pramuka saat itu.
Dari hasil observasi yang penulis lihat dilapangan
bahwa ekskul ini diajarkan teori dan pengetahuan tentang
ilmu kepramukaan, seperti yang diungkapkan oleh Syafira
siswa kelas 5B:
“Di ekskul pramuka kita diajarin menggunakan bendera
semapure, baca kompas, upacara pramuka, diceritain
sejarah pahlawan, disuruh buat kelompok untuk
mengerjakan tugas.” 159
Berikut dokumentasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka
di SDN Cipete Selatan 05 Pagi:

Gambar 4.14
Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka

Menurut peneliti berdasarkan observasi di SDN Cipete


Selatan 05 Pagi, nilai karakter yang didapat dari kegiatan

159
Hasil Wawancara dengan Diana Syafira, Siswa kelas 5B, 24 Oktober 2018.
121

pramuka adalah religius, disiplin, rasa ingin tahu,


160
bersahabat/komunikasi, peduli lingkungan. Berikut
penjabarannya:
(1) Religius: Pembiasaan berdo‟a setiap memulai dan
mengakhiri kegiatan pramuka, bertutur kata yang sopan.,
berperilaku terpuji.
(2) Disiplin: Mengharuskan siswa datang tepat waktu,
berpakaian rapih dan lengkap, melakukan baris-berbaris
dengan tertib.
(3) Rasa ingin tahu: Diberikan kesempatan kepada peserta
didik bilamana belum memahami materi yang telah
diberikan.
(4) Bersahabat/Komunikasi: Saling membantu dan peduli
terhadap teman.
(5) Peduli lingkungan: Membuang sampah pada tempatnya,
menjaga kebersihan.

2) Ekstrakurikuler Pilihan
a) Marawis
Marawis menjadi salah satu ekstrakurikuler pilihan
yang digemari oleh siswa laki-laki, dilaksanakan pada hari
rabu dari pukul 13.00 sampai dengan 12.30 siang dengan
memanfaatkan ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Kegiatan marawis ini bertujuan untuk meningkatkan
kreativitas siswa melalui kesenian-kesenian religi, dan target
peserta didik dapat memainkan berbagai jenis lagu beraliran
religi.

160
Hasil Observasi Kegiatan Marawis, 24 Agustus 2018.
122

Berikut dokumentasi kegiatan ekstrakurikuler marawis


di SDN Cipete Selatan 05 Pagi.

Gambar 4.15
Kegiatan Ekstrakurikuler Marawis

Menurut peneliti berdasarkan observasi di SDN Cipete


Selatan 05 Pagi, nilai karakter yang didapat dari kegiatan
marawis adalah religius dan disiplin. Berikut penjabarannya:
(1) Religius: Pembiasaan berdo‟a setiap memulai dan
mengakhiri kegiatan marawis, memperkenalkan musik-
musik islami.
(2) Disiplin: Hadir tepat waktu, mematuhi peraturan dan
segera mempersiapkan alat musiknya masing-masing.

b) Qasidah
Qasidah adalah salah satu ekskul di SDN Cipete
Selatan 05 Pagi yang dilaksanakan sama dengan ekskul
lainnya yang rata-rata pada hari rabu, bertepatan dengan
dilaksanakannya ekskul marawis pada pukul 10.00 sampai
dengan 12.00.161 Kegiatan qasidah ini sama seperti ekskul
marawis memanfaatkan sarana ruang Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) untuk latihannya. Berikut dokumentasi
kegiatan ekstrakurikuler qasidah di SDN Cipete Selatan 05
Pagi.

161
Hasil Observasi Ekstrakurikuler Qasidah, 24 Oktober 2018.
123

Gambar 4.16
Kegiatan Ekstrakurikuler Qasidah

Menurut peneliti berdasarkan observasi di SDN Cipete


Selatan 05 Pagi, nilai karakter yang didapat dari kegiatan
qasidah adalah religius dan disiplin.162 Berikut
penjabarannya:
(1) Religius: Pembiasaan berdo‟a setiap memulai dan
mengakhiri kegiatan marawis, memperkenalkan musik-
musik islami.
(2) Disiplin: Hadir tepat waktu, mematuhi peraturan dan
segera mempersiapkan alat musiknya masing-masing.

c) Karate
Ekstrakurikuler seni bela diri berupa karate ini cukup
banyak menarik minat siswa SDN Cipete Selatan 05 Pagi.
Adapun jadwal latihannya sama seperti pramuka, marawis
dan qasidah yakni pada hari rabu, dilaksanakan pukul 15.30
sampai 17.30 di lapangan sekolah.163

162
Hasil Observasi Ekstrakurikuler Qasidah, 24 Agustus 2018.
163
Hasil Observasi Ekstrakurikuler Karate, 24 Oktober 2018.
124

Berikut hasil dokumentasi kegiatan ekstrakurikuler


karate di SDN Cipete Selatan 05 Pagi.

Gambar 4.17
Kegiatan Ekstrakurikuler Karate

Menurut peneliti berdasarkan observasi di SDN Cipete


Selatan 05 Pagi, nilai karakter yang didapat dari kegiatan
karate adalah religius dan disiplin.164 Berikut penjabarannya:
(1) Religius: Pembiasaan berdo‟a setiap memulai dan
mengakhiri kegiatan karate.
(2) Disiplin: Hadir tepat waktu, mematuhi peraturan,
menggunakan pakaian seragam yang telah ditentukan.

d) Pencak Silat
Pencak silat ini merupakan salah satu ekstrakurikuler
pilihan yang dilaksanakan pada hari selasa pukul 08.00
sampai 10.00 di lapangan sekolah, pencak silat merupakan
ekskul yang sangat diminati peserta didik, hal itu dibuktikan
dari banyaknya siswa yang ikut serta.
Dari hasil observasi di lapangan peneliti menemukan
bahwa tujuan kegiatan pencak silat adalah untuk
meningkatkan koordinasi antar gerak badan, agar tercipta
tubuh yang kuat, membina rasa solidaritas antar sesama, dan

164
Hasil Observasi Ekstrakurikuler Karate, 24 Agustus 2018.
125

untuk melindungi diri dari kejahatan. Serta diajarkan nilai


karakter disiplin waktu, religius (dimulai dan diakhiri dengan
doa), ciri khas dari ekskul ini setelah berdoa peserta harus
mengikuti pelatihnya untuk membaca sapta dharma pencak
silat.165 Berikut hasil dokumentasi ekstrakurikuler pencak
silat di SDN Cipete Selatan 05 Pagi.

Gambar 4.18
Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat

Menurut peneliti berdasarkan observasi di SDN Cipete


Selatan 05 Pagi, nilai karakter yang didapat dari kegiatan
pencak silat adalah religius dan disiplin.166 Berikut
penjabarannya:
(1) Religius: Pembiasaan berdo‟a setiap memulai dan
mengakhiri kegiatan pencak silat.
(2) Disiplin: Hadir tepat waktu, mematuhi peraturan,
menggunakan pakaian seragam yang telah ditentukan.
Dari 5 Ekskul diatas rata-rata pelatihnya direkrut dari
luar sekolah yang sudah berpengalaman dari bidangnya
masing-masing, dan yang sering mengikuti perlombaan yaitu
pramuka dan qasidah.
Pada pelaksanaan ekstrakurikuler, setiap pelatih
bertanggung jawab dalam menanamkan nilai-nilai karakter
165
Hasil Observasi Ekstrakurikuler Pencak Silat, 24 Oktober 2018.
166
Hasil Observasi Ekstrakurikuler Pencak Silat, 24 Agustus 2018.
126

dan pengawasan pada peserta masing-masing ekskul, dengan


membiasakan menerapkan kedisiplinan yakni tepat waktu
datang latihan.167 bertanggung jawab atas tugas yang
diberikan, dapat bekerja sama antara individu di dalam
kelompok, komunikatif yang baik dan santun, serta saling
menghormati satu sama lain atas perbedaan pendapat dan
saran.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, pelaksanaan
ekstrakurikuler berjalan dengan cukup baik.168 Dilihat dari
segi standar minimal tingkat kemampuan yang dimiliki
individu dan hasil partisipasi aktif mengikuti setiap pelatihan
yang diajarkan oleh pelatih. Menurut Devona siswa kelas 5B
“…dari keseluruhan ekskul peminatnya lebih banyak karate
dan pencak silat…”169
Selain dilihat dari hasil kemampuan yang didapat, juga
dilihat dari hasil pembiasaan penerapan karakter pada
kegiatan ektrakurikuler, apakah berpengaruh besar dalam diri
siswa atau biasa saja, tetapi dari hasil wawancara dengan wali
kelas 5B, yakni Wagiran, beliau mengatakan bahwa:
“Yang saya lihat sejauh ini pelatih di setiap kegiatan
ekstrakurikuler sudah melaksanakan tanggung jawab
sebagai mestinya, ya hanya saja berbeda-beda teknik
menghadapi tiap individunya karena perbedaan
karakter, jadi hal yang dilakukan untuk mendapatkan
hasil yang maksimal antara sekolah, orang tua,
masyarakat saling bekerja sama dalam pembentukan
karakter pada siswa.”170

c. Pengawasan (Supervisi)
Beberapa tugas pihak sekolah dalam melaksanakan
pengawasan pendidikan karakter.

167
Hasil Observasi Kegiatan Ekstrakurikuler, 24 Oktober 2018.
168
Hasil Observasi Kegiatan Ekstrakurikuler, 24 Oktober 2018.
169
Hasil Wawancara dengan Devona, Siswi kelas 5B, 24 Oktober 2018.
170
Hasil Wawancara dengan Wagiran, Wali Kelas 5B, 27 September 2018.
127

1) Rapat evaluasi secara insidentil terkait


perkembangan/pendidikan karakter siswa.
Sekolah SDN Cipete Selatan 05 Pagi mengadakan rapat
evaluasi perkembangan/pendidikan karakter dilakukan secara
insidentil atau dalam kesempatan dan diwaktu-waktu tertentu.
Sesuai yang dikatakan oleh Sudarwati selaku wali kelas 6B:
“Waktu melaksanakan rapat evaluasi itu tidak nentu
seperti seminggu sekali, dua minggu sekali bahkan dapat
sebulan sekali, rapat evaluasi juga dilakukan oleh kepala
sekolah dan para guru atau secara kondisional sesuai
dengan urgensi sekolah dapat disertai staf tata usaha dan
penjaga sekolah.”171
2) Melakukan penanganan segera terhadap siswa yang bermasalah.
Berdasarkan hasil observasi dilapangan yang peneliti lihat
bahwa, pihak sekolah (kepala sekolah, guru dan staf
kependidikan, dan penjaga sekolah), apabila melihat siswa yang
melakukan kesalahan seperti mencelakakan teman atau berkata
yang tidak senonoh, maka akan segera disikapi/ditangani baik
dengan cara diberikan teguran/nasihat, atau juga sanksi-sanksi
mendidik yang dapat membuat siswa tidak akan mengulanginya
lagi.172
3) Menyiapkan guru piket untuk kepentingan pengawasan rutin
sekolah.
Berdasarkan yang peneliti dapatkan dilapangan
bahwasannya guru-guru di SDN Cipete Selatan 05 Pagi,
ditugaskan untuk melakukan tugas piket yang sudah
dimusyawarahkan sebelumnya oleh kepala sekolah dan seluruh
guru serta jadwal piket yang telah disusun untuk pelaksanaan
setiap harinya.173

171
Hasil Wawancara dengan Th. Sudarwati, Wali Kelas 6B, 2 November 2018.
172
Hasil Observasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 2 November 2018.
173
Hasil Observasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 2 November 2018.
128

Menurut Sudarwati wali kelas 6B, bahwa tujuan dari tugas


piket ini adalah:
“Untuk mencatat siswa yang tidak hadir dan alasan apa
yang menjadikan siswa tersebut tidak hadir.”174

Berikut hasil dokumentasi buku piket harian yang


ditugaskan kepada seluruh guru di SDN Cipete Selatan 05 Pagi.

Gambar 4.19
Buku Piket Harian Guru

Dalam buku piket harian oleh guru berisikan hari/tanggal


kejadian, nama petugas/guru yang sedang ditugaskan, nama
siswa yang tidak hadir, serta kejadian-kejadian penting seperti
siswa yang terjatuh/berselisih, tamu yang tidak lapor diri dan
langsung memasuki area kelas, keadaan kegiatan di sekolah,
kondisi sarana prasarana dan sebagainya, dari hal-hal tersebut
guru yang sedang bertugas harus bertanggung jawab atas apa
yang sudah diamanatkan sebagai petugas piket.
4) Memberikan laporan kepada orang tua siswa tentang kondisi
karakter siswa di sekolah secara berkala.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Wagiran selaku
Wali Kelas 5B, terkait pemberian laporan kepada orang tua
siswa tentang kondisi karakter siswa di sekolah beliau
mengatakan bahwa:

174
Hasil Wawancara dengan Th. Sudarwati, Wali Kelas 6B, 2 November 2018.
129

“Dilakukan secara rutin yaitu sebulan sekali oleh guru-


guru untuk membuatkan laporan kondisi karakter siswa
yang akan dilaporkan kepada masing-masing wali murid,
dan bisa juga secara tidak rutin kalau ada permasalahan
yang dilakukan oleh siswa.”175

5) Memberikan prestasi/pelanggaran kepada guru dan karyawan


yang melakukan perilaku tersebut.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan yang peneliti
dapatkan bahwa, pemberian prestasi/pelanggaran kepada guru
merupakan hasil dari penilaian kepala SDN Cipete Selatan 05
Pagi, yang melakukan supervisi terhadap kegiatan sehari-hari
guru dan karyawan di sekolah,176 yang akan ditulis di dalam
buku khusus prestasi atau pelanggaran. Berikut dokumentasi
buku prestasi dan pelanggaran bagi guru dan karyawan di SDN
Cipete Selatan 05 Pagi.

Gambar 4.20
Penghargaan dan Pelanggaran Guru dan Karyawan

Di dalam buku tersebut kepala sekolah yang akan berperan


untuk menilai dan mengisi dibuku prestasi dan pelanggaran, serta
bentuk penghargaan dan hukuman apa yang tepat diberikan kepada
guru/ karyawan yang bersangkutan.

175
Hasil Wawancara dengan Wagiran, Wali Kelas 5B, 2 November 2018.
176
Hasil Observasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 2 November 2018.
130

d. Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (GPPK)


Berdasarkan hasil observasi program yang dilakukan oleh
SDN Cipete Selatan 05 Pagi, merupakan implementasi dari program
yang diluncurkan oleh kemendikbud.177 Selain itu, program ini
memang sudah berjalan sebelumnya yang sesuai dengan muatan
yang ada di kurikulum, semua guru saling bekerjasama
mengimplementasikan pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-
hari.
Berdasarkan hasil observasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi,
peneliti mewawancarai Alawiyah selaku kepala SDN Cipete Selatan
05 Pagi, bahwa tujuan dari program gerakan PPK yang dilaksanakan
di sekolah adalah:
“Bertujuan untuk pembentukan karakter siswa sejak dini agar
hidup dapat selaras dan berakhlakul karimah.”178
Bahwasannya upaya sekolah untuk memperkuat karakter
peserta didik adalah, melalui gerakan pendidikan karakter yang
terprogram agar menambah proses kualitas pendidikan karakter yang
lebih baik, sehingga memerlukan keterlibatan kepala sekolah, guru,
orang tua dan masyarakat. Sebab hal itu merupakan tanggung jawab
bersama.

4. Product (Produk)
a. Nilai-Nilai Karakter
Nilai-nilai karakter tersebut dilaksanakan melalui pendidikan
karakter yang dilakukan secara terstruktur dan sistematis sesuai
dengan perencanaan yang telah dilakukan. Nilai-nilai pendidikan
karakter dilaksanakan melalui pengintegrasian pada Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang telah dibuat oleh guru mata pelajarannya masing-masing

177
Hasil Observasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 27 September 2018.
178
Hasil Wawancara dengan Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Oktober
2018.
131

sesuai dengan pedoman yaitu kurikulum nasional, Undang-Undang


No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang pendidikan karakter dan
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 87 tahun 2017 tentang
penguatan pendidikan karakter ini. Bahwasannya, guru tidak hanya
memberikan pembelajaran tentang materi pengetahuan saja tetapi
juga membentuk karakter anak menjadi lebih baik. 179
Selain itu, berdasarkan hasil observasi ekstrakurikuler di SDN
Cipete Selatan 05 Pagi merupakan salah satu kegiatan penguatan
pendidikan karakter dalam rangka peningkatan potensi pada minat
dan bakat peserta didik.180 Pengintegrasiannya tidak dilakukan
secara tertulis tetapi melalui pembiasaan secara tidak langsung
seperti siswa harus disiplin, menggunakan seragam yang telah
disesuaikan, mengawali dan mengakhiri kegiatan dengan doa, dan
lain sebagainya.
Serta aktivitas dalam bentuk pembiasaan budaya karakter di
lingkungan sekolah, yang harapannya peserta didik dapat
membiasakan diri untuk melaksanakan pendidikan karakter di
kesehariannya, baik di lingkungan sekolah maupun di luar
lingkungan sekolah.
Berikut beberapa nilai karakter menurut Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, yang penulis pilih untuk dijadikan
bahan evaluasi dari hasil penerapan pencapaian indikator pendidikan
karakter di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, serta pembahasannya dari
hasil angket ini antara lain:181
1) Religius
Berdasarkan hasil observasi, di SDN Cipete Selatan 05
Pagi sesuai peraturan kelas, ketika bel masuk telah berbunyi
seluruh siswa segera melakukan baris-berbaris di depan kelas,
dan memasuki ruangan untuk bersalaman dengan bapak/ibu
179
Hasil Observasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Agustus 2018.
180
Hasil Observasi Ekstrakurikuler di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 27 September 2018.
181
Hasil Observasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Oktober 2018.
132

guru, 182 setelah itu siswa-siswi segera duduk di bangku masing-


masing dengan posisi rapih, lalu guru memerintahkan ketua
kelas atau siswa lainnya yang akan ditunjuk secara bergilir
untuk memimpin doa.
Siswa-siswi berbicara dengan bahasa yang baik dan
santun. Namun masih ada saja siswa yang ketika berbicara
dengan sesama temannya kurang baik, utamanya siswa laki-laki
di kelas 4 yang kadang berkata yang kurang baik, walupun
sudah ditegur oleh guru masih saja tetap diulangi.
Di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, setiap harinya sudah
dibuat penjadwalan sholat zuhur berjama‟ah di tiap-tiap kelas
secara bergantian yang akan di imami oleh salah satu guru, hal
itu sudah dilakukan dengan cukup baik oleh seluruh peserta
didik, hal itu karena kesadaran akan pentingnya sholat
berjama‟ah di awal waktu.

2) Disiplin
Salah satu tata tertib di SDN Cipete Selatan 05 Pagi,
bahwa peserta didik harus datang ke sekolah 15 menit sebelum
jam pelajaran dimulai, sedangkan yang peneliti lihat dilapangan
siswa-siswi sudah banyak yang berdatangan pada pukul 06.00
pagi, dari mereka ada yang sedang piket kelas, sarapan, dan
bermain.
Hampir keseluruhan peserta didik yang peneliti lihat
mereka semua berusaha untuk menaati segala peraturan di
sekolah dan ketika di kelas. Seperti mengerjakan semua tugas
dari guru dengan sungguh-sungguh dan menyelesaikannya tepat
waktu.

182
HasilObservasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Oktober 2018.
133

3) Rasa Ingin Tahu


Siswa masih kurang percaya diri untuk bertanya tentang
materi yang belum dipahami dan ketika ditunjuk untuk
menjawab pertanyaan dari gurunya. Sehingga guru harus
memberikan waktu kepada siswa setelah menerangkan materi
agar apabila siswa yang belum paham dapat bertanya.
Semua guru menggunakan fasilitas sekolah dengan
seefisien mungkin, selain kelas, guru juga memanfaatkan ruang
perpustakaan, lapangan dan halaman sekolah untuk menambah
ilmu pengetahuan yang disesuaikan dengan materi pelajaran.
Berdasarkan angket banyak siswa yang mempelajari mata
pelajaran yang akan dipelajari esok harinya di kelas, tetapi
sebagian lainnya ada yang mengisi angket bahwa mereka hanya
kadang-kadang saja melakukan hal tersebut.

4) Bersahabat/Komunikatif
Sebagian besar siswa saling menjaga hubungan baik antar
sesama teman, namun masih ada siswa yang suka iseng atau
jahil terhadap temannya hingga temannya merasa terganggu
dengan perbuatannya. Disamping itu, apabila ada teman yang
sedang mengalami kesulitan, banyak teman-temannya yang
langsung membantu, ada beberapa lagi yang hanya melihat saja.
Ketika ada teman yang sedang berbicara, temannya
mendengarkan dengan baik dan menghargai apabila ada teman
yang sedang memberikan pendapat.

5) Peduli Terhadap Lingkungan


Ketika di pagi hari dan sewaktu pulang sekolah siswa-
siswi melaksanakan piket seusia jadwal yang telah ditentukan,
kelasnya dibersihkan dan dirapihkan dengan cara di sapu, papan
tulis dibersihkan, kipas angin dimatikan, namun masih ada
134

beberapa siswa yang membuang sampah tidak pada tempatnya,


tetapi sebagian besar siswa mengerti dan mempraktekkan
dengan membuang sampah pada tempatnya, begitu juga
melaksanakan piket kelas ada beberapa siswa yang tidak begitu
berperan besar atas tanggung jawabnya.
Pelaksanaan nilai-nilai di atas sebagian besar sudah
dilaksanakan dengan baik, namun masih kurang optimal karena
tingkat kesadaran peserta didik yang masih harus ditingkatkan.
Berikut persentase hasil angket peserta didik dari kelas 4,
5 dan 6, terkait 5 nilai karakter (religius, disiplin,
bersahabat/komunikatif, rasa ingin tahu dan peduli lingkungan)
yang menjadi bagian penting dalam kegiatan di sekolah:

Tabel 4.12
Hasil Angket Peserta Didik

No Nilai Karakter Jumlah Persentase

Tidak
Religius Selalu Sering Kadang
Pernah
1 a. Siswa berdoa sebelum dan
sesudah melaksanakan 66% 5% 27% 2%
pembelajaran.
b. Siswa bersalaman dengan
70% 16% 14% 0%
guru saat tiba di sekolah.
c. Siswa memberi salam
dengan ramah pada saat 46% 15% 34% 5%
masuk ruang kelas.
d. Siswa berbicara dengan
bahasa yang baik dan 51% 29% 20% 0%
santun.
e. Siswa melaksanakan
sholat zuhur berjama‟ah di 54% 13% 30% 3%
musholla.
Rata-Rata 57,4% 15,6% 25% 2%
Disiplin
2 a. Siswa datang ke sekolah
dan masuk kelas tepat 76% 13% 11% 0%
waktu.
135

b. Siswa menaati peraturan


69% 19% 11% 1%
sekolah dan kelas.
c. Siswa mengerjakan semua
tugas dengan sungguh-
sungguh dan 52% 28% 20% 0%
menyelesaikannya tepat
waktu.
Rata-Rata 65,7% 20% 14% 0,3%
Rasa Ingin Tahu
3 a. Siswa bertanya kepada
guru atau teman tentang
48% 20% 31% 1%
materi pembelajaran yang
belum dipahami.
b. Siswa menggunakan
fasilitas sekolah seperti
perpustakaan untuk 44% 28% 20% 8%
menambah ilmu
pengetahuan.
c. Siswa mempelajari mata
pelajaran yang akan di 66% 16% 15% 3%
dipelajari esok
Rata-Rata 52,7% 21,3% 22% 4%
Bersahabat/Komunikatif
4 a. Siswa saling menjaga
hubungan baik antar 69% 21% 10% 0%
sesama teman.
b. Siswa membantu teman
yang sedang menglami 61% 29% 8% 2%
kesulitan.
c. Siswa mendengarkan dan
menghargai pendapat 70% 18% 12% 0%
teman.
Rata-Rata 66,7% 22,7% 10% 0,6%
Peduli Lingkungan
5 a. Siswa melaksanakan piket
kelas sesuai jadwal yang 84% 13% 3% 0%
telah ditentukan.
b. Siswa membuang sampah
75% 19% 6% 0%
pada tempatnya.
c. Siswa ikut dalam menjaga
kebersihan lingkungan 69% 18% 10% 3%
sekolah.
Rata-Rata 76% 16,7% 6,3% 1%
136

Berdasarkan tabel hasil angket peserta didik kelas 4, 5 dan 6,


terkait pelaksanaan 5 nilai karakter yaitu religius, disiplin, rasa ingin
tahu, bersahabat/komunikatif dan peduli lingkungan, bahwa sudah
berjalan dengan cukup baik, namun dari nilai religius dan rasa ingin
tahu siswa masih harus ditingkatkan melalui penerapan yang
dilakukan guru tehadap kesadaran siswa akan pentingnya
mengimplementasikan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-
hari.

b. Internalisasi
Dari hasil pengamatan sebagian besar siswa-siswi di SDN
Cipete Selatan 05 Pagi, telah mematuhi peraturan tata tertib dengan
baik, karena faktor kesadaran diri sendiri akan pentingnya hal
tersebut, dan ada beberapa yang melakukannya karena melihat
teman-temannya sehingga merasa tergerak dan mengikuti apa yang
dilakukan oleh teman-temannya.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan beberapa siswa-
siswi kelas 4, 5, dan 6 bahwa mereka semua telah mentaati setiap
tata tertib yang diterapkan di sekolah, tetapi sebagian dari mereka
pernah melanggar aturan sekolah yakni telat masuk kelas karena
suatu hal, seperti yang dikatakan oleh Anggita siswi kelas 6B
“…telat masuk kelas soalnya rumahnya agak jauh dan macet jadinya
beberapa kali pernah telat…”,183 Begitu juga yang dikatakan oleh
Regita siswi kelas 6B “…pernah telat masuk kelas setelah jam
istirahat karena masih jajan di koperasi…”184
Perasaan siswa-siswi kelas 4, 5, dan 6 ketika ditanya apa yang
dirasakan ketika melanggar peraturan sekolah, rata-rata mereka
merasa malu, resah, menyesal. Seperti yang dikatakan devona siswi
kelas 5B “…Resah ka sama malu…”.185

183
Hasil Wawancara dengan Anggita, Siswi kelas 6B, 27 September 2018.
184
Hasil Wawancara dengan Regita, Siswi kelas 6B, 27 September 2018.
185
Hasil Wawancara dengan Devona, Siswi kelas 6B, 27 September 2018.
137

Disisi lain, bentuk kedisiplinan masih harus diperhatikan


utamanya di kelas 4a an 4b, ketika bel berbunyi tanda waktu istirahat
telah usai dan guru belum berada di kelas. Sebagian dari mereka
tidak menghiraukan, masih ada yang berlari-larian dan bermain di
luar kelas dan beberapa di dalam kelas, bahkan ketika guru sudah
datang masuk ke dalam kelas masih ada saja siswa yang bermain.
Hal itu dikarenakan faktor beberapa tenaga pendidik yang
masih kurang memahami betapa pentingnya penerapan pendidikan
karakter dari hal yang terkecil sampai yang terbesar, sebab akan
mempengaruhi perilaku siswa-siswinya.
Dari hasil mewawancarai peserta didik dari kelas 4 sampai 6,
terkait pelaksanaan pendidikan karakter, beberapa dari mereka masih
ada yang melanggar aturan.186 Seperti bentuk kedisiplinan yaitu
terlambat masuk kelas, masih bermain futsal di lapangan ketika
waktu belajar sudah dimulai. Selain itu, ketika berbicara kurang
sopan utamanya kelas 4 yang mudah terpengaruh teman-temannya
yang kurang baik dalam berperilaku.

c. Prestasi Akademik dan Non Akademik


1) Prestasi Akademik
Perjalanan proses pembelajaran berlangsung secara
optimal pada setiap rentang tahunnya, namun belum mencapai
hasil yang maksimal. Setiap tahun perjalanan hasil ujian
nasional belum mencapai target, kedudukan dikecamatan hanya
diperingkat dibawah rata-rata. Sesuai dari hasil wawancara
dengan Alawiyah selaku kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi,
bahwa:
“Dalam rentang 2 tahun alhamdulillah prestasi ujian
nasional naik secara signifikan, awalnya urutan ke-19
terus naik menjadi ke-16 tahun 2018 dari 55 sekolah
negeri dan swasta yang ada di kecamatan cilandak. Dan

186
Hasil Observasi di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Oktober 2018.
138

reward untuk prestasi tersebut dihargai oleh dinas


pendidikan dengan mendapatkan dana kinerja, yang
peruntukannya untuk meningkatkan kualitas
187
pendidikan.”
Berdasarkan yang disampaikan oleh Alawiyah selaku
kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi, bahwa dalam waktu 2 tahun
sekolah mendapatkan prestasi yang membanggakan yaitu
naiknya peringkat nilai UN ke-19 pada tahun 2017/2018
menjadi urutan ke-16 pada tahun 2018/2019.

2) Prestasi Non Akademik


Prestasi non akademik berjalan searah dengan prestasi
akademik Di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, sudah banyak sekali
mendapatkan kejuaraan dari berbagai ajang perlombaan dimulai
dari tingkat kecamatan, wilayah, hingga tingkat provinsi.
Adapaun beberapa prestasi yang pernah diraih dalam rentang
tahun (2016-2018) sebagai berikut:

Tabel 4.13
Prestasi Non Akademik di SDN Cipete Selatan 05 Pagi
Nama
No Mata Lomba Juara Tingkat Tahun
Kegiatan
Seni Baca Al-
1 FLS2N II Kecamatan 2016
Qur‟an
2 MTQ (pi) PAIS I Kecamatan 2016
Jakarta
3 MTQ (pi) PAIS I 2016
Selatan
Terbuka Dwi
4 Futsal I Kecamatan 2016
Matra
Terbuka Dwi
5 Scramble II Kecamatan 2016
Matra
Terbuka
6 Try out II Kecamatan 2016
Cendrawasih
Jakarta
7 Membaca Puisi FLS2N Harapan I 2017
Selatan
187
Hasil Wawancara dengan Alawiyah, Kepala SDN Cipete Selatan 05 Pagi, 24 Agustus
2018.
139

Terbuka Dwi Harapan Jakarta


8 Tari Kreasi 2017
Matra II Selatan
Provinsi
9 MTQ PAIS II 2017
DKI
10 MHQ (Pa) PAIS I Wilayah V 2018
11 MHQ (Pi) PAIS I Wilayah V 2018
12 MTQ (Pa) PAIS I Wilayah V 2018
13 MTQ (Pi) PAIS II Wilayah V 2018
14 Dai Cilik (Pa) PAIS I Wilayah V 2018
15 Dai Cilik (Pi) PAIS I Wilayah V 2018
16 Marawis PAIS I Wilayah V 2018
17 Cerdas Cermat PAIS I Wilayah V 2018
18 Azan PAIS II Wilayah V 2018
Menyalin huruf 2018
19 PAIS II Wilayah V
Al-Qur‟an
20 Azan PAIS III Wilayah V 2018
21 Kaligrafi PAIS II Wilayah V 2018
22 MTQ (Pi) PAIS I Kecamatan 2018
23 Dai Cilik (Pa) PAIS I Kecamatan 2018
Harapan Kecamatan 2018
24 Dai Cilik (Pi) PAIS
II
25 MHQ PAIS II Kecamatan 2018
26 Marawis PAIS III Kecamatan 2018
27 Dai Cilik (Pi) PAIS Harapan I Kota 2018
Harapan 2018
28 MHQ FL2N Kota
II
29 Mendongeng PAIS I Kecamatan 2018
30 Kaligrafi FL2N II Wilayah V 2018
Harapan 2018
31 Bulu Tangkis O2SN Kecamatan
II
Harapan 2018
32 Mendongeng FL2N Kota Jakarta
II
Harapan Jakarta 2018
33 MTQ (Pa) PAIS
II Selatan
Bulu Tangkis 2018
34 O2SN III Kecamatan
(Pi)
35 Bulu Tangkis O2SN I Wilayah V 2018
36 Mendongeng O2SN I Wilayah V 2018
Radio Rano 2018
37 MTQ (Pi) I Provinsi
Karno
Sumber: Studi Dokumentasi Prestasi Non Akademik di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, Tahun 2016-
2018.
140

Dari tabel prestasi non akademik di SDN Cipete Selatan


05 Pagi diatas, dapat disimpulkan bahwa sekolah mengalami
penurunan prestasi non akademik dari tahun 2016 ke tahun
2017, kemudian tahun 2018 sekolah mendapat banyak kejuaraan
yang diikuti dari berbagai ajang perlombaan.
C. Analisis Ketercapaian Program
Tabel 4.14
Unit Analisis Ketercapaian Program Pendidikan Karakter
Di SDN Cipete Selatan 05 Pagi
Tahapan Kategori Penilaian Kesimpulan
Fokus Evaluasi Kriteria Objektif Realitas Objektif
Evaluasi Rendah Sedang Tinggi (Judgement)
Hasil studi dokumen sebanyak Rerata
a. Latar belakang pelaksanaan
100% tersusun secara jelas dan √ ketercapaian
pendidikan karakter.
Profil Program rinci dalam dokumen sekolah. pada tahapan
Pendidikan Hasil studi dokumen evaluasi
Karakter b. Tujuan dibentuknya program sebesar100% tujuan program konteks
√ 80,49% yaitu
pendidikan karakter. terinci dalam dokumen
sekolah. berada pada
Sesuai hasil studi dokumen kategori tinggi
Regulasi Program Peraturan/tata tertib sekolah dan terdapat 50% tersedia tata
Pendidikan SK tim pelaksana tugas tertib sekolah namun tidak ada √
Konteks Karakter pendidikan karakter.
(Context) SK tim pelaksana tugas.
Menurut hasil wawancara
Program pendidikan karakter 87,49% program pendidikan
yang dicanangkandibutuhkan oleh karakter dibutuhkan oleh pihak
Analisis Kebutuhan √
pemerintah, peserta didik dan sekolah, peserta didik dan wali
masyarakat. murid.
Pengembangan nilai-nilai Sebesar 65% hasil observasi
Budaya/Iklim pendidikan karakter di sekolah bahwa pembiasaan 5S sudah

Sekolah melalui berbagai kegiatan dan berjalan, namun belum
pembiasaan. optimal.

141
Sebesar 80% berdasarkan hasil Rerata
studi dokumen dan ketercapaian
a. Menyatukan persepsi dan
observasi,kepala sekolah pada tahapan
komitmen guru dan tenaga
mensosialisasikan dengan √ evaluasi
kependidikan tentang
warga sekolah dalam rapat dan masukan 79,6%
pendidikan karater.
upacara secara rutin atau yaitu berada
insidental. pada kategori
Terdapat 80% berdasarkan tinggi
b. Mengkoordinasikan program hasil studi dokumen dan
kegiatan kelas dan observasi, kepala sekolah
Ekstrakurikuler menjadi menyediakan pembina √
Kepala Sekolah program kegiatan sekolah ekstrakurikuler dan pelatih
yang unggul. ekskul yang berkompeten
dalam bidangnya.
Masukan Sebesar 80% hasil observasi
c. Memfasilitasi program
(Input) bahwa kepala sekolah
pengaturan belajar sesuai √
memfasilitasi kegiatan sekolah
kondisi yang diharapkan.
sesuai kebutuhan.
d. Membantu guru kelas dalam Sebanyak 86% hasil observasi
merancang kegiatan-kegiatan bahwa kepala sekolah
yang mendukung program memberikan masukan dan √
pendidikan karakter di saran yang dapat meningkatkan
sekolah. kinerja gurunya.
Hasil observasi sebanyak 95%,
telah dibuktikan dengan
Program Pelaksanaan 7 (tujuh) program semangat siswa dan guru
Pendidikan sesuai dengan perencanaan dalam melaksanakan program √
Karakter sekolah. pendidikan karakter melalui
kegiatan yang disediakan oleh
sekolah.

142
Hasil observasi sebesar 55%,
setiap wali kelas bertanggung
a. Menata dan mengelola kelas. jawab atas kelas yang akan

dikelola dan mengetahui
kondisi siswa-siswinya.
Hasil observasi sebesar 65%,
b. Sebagai mediator antara guru para wali kelas siap dan aktif
Wali Kelas dengan siswa dan antara guru dalam membangun komunikasi √
dengan wali murid. dengan guru, siswa maupun
wali murid.
Hasil observasi sebanyak 75%
para wali kelas siap sedia
c. Wali kelas sebagai
dalam memberikan bimbingan √
konselor.
dan konsultasi bagi siswa-
siswinya.
Sebesar 66% hasil studi
a. Terdapat kesesuaian dokumen bahwa mayoritas
mengajar dengan guru sudah sesuai dengan

kompetensi yang dimiliki kompetensi, namun ada 5
guru. guru yang tidak sesuai
dengan kompetensi.
Pendidik/Guru Sebanyak 86% berdasarkan
b. Bertugas dalam mendidik, hasil pengamatan di kelas,
mengajar, membimbing, rata-rata guru sudah
mengarahkan, melatih, melaksanakannya dengan √
menilai dan mengevaluasi baik. namun ada guru yang
peserta didik. kurang dalam menerapkan
nilai karakter dan melakukan

143
evaluasi.
Hasil observasi terdapat
a. Keaktifan dan partisipasi 85% peserta didik
peserta didik dalam berpartisipasi aktif dalam

kegiatan pendidikan melaksanakan KBM dan
karakter. kegiatan pengembangan diri
lainnya.
Hasil observasi terdapat
Peserta Didik
85% peserta didik cukup
b. Minat peserta didik dalam antusias dengan kegiatan
KBM dan kegiatan KBM, dan cukup tinggi pada

pengembangan diri yang kegiatan pengembangan
tinggi. (ekstrakurikuler dan
program pendidikan
karakter).
Sebesar 85%hasil studi
dokumen terkait kurikulum,
kelas 3 dan 6 masih
Silabus dan RPP disusun
menggunakan KTSP selain
berlandaskan kurikulum yang
Kurikulum itu menggunakan K13, √
mencerminkan pada nilai-nilai
penerapan KI da KD 3 dan
karakter.
4 pada RPP dilakukan
dengan seimbang, tapi KI1
dan 2 tidak implisit di RPP.
Sarana dan prasarana yang Hasil ceklis penilaian
Sarana/Prasarana menunjang proses terdapat 80% tersedia sarana √
pembelajaran dengan dan prasarana untuk

144
menerapkan pendidikan kegiatan KBM, ekskul dan
karakter. sarana penunjang lainnya.
a. Mengadakan pertemuan Berdasarkan hasil
yang dilaksanakan secara wawancara terdapat 95%
periodik untuk membahas kepala sekolah mengadakan
program sekolah, pertemuan dengan para wali

perkembangan anak, hasil- murid untuk memberikan
hasil yang telah dicapai, informasi terkait
serta permasalahan yang perkembangan anaknya di
Dukungan Orang
ada. sekolah.
Tua
Berdasarkan hasil
wawancara dan observasi
b. Mengadakan kegiatan sosial terdapat 70% melakukan
yang dibantu oleh orang kerjasama antara pihak

tua. sekolah dengan wali murid
dalam mengadakan kegiatan
di sekolah.
Ketersediaan data biaya Sebesar 85% hasil studi
pendidikan dokumen,sekolah memiliki
yang terdiri dari biaya operasi, data yang berisikan √
Pembiayaan
dan penggunaan dana BOS dan
biaya personal (SPP) secara BOP dengan jelas dan rinci.
rinci.
Sebesar 95% berdasarkan Rerata
Aktivitas Pembentukan dan pembiasaan ketercapaian
Proses hasil pengamatan di kelas
Pembelajaran karakter dalam kegiatan √ pada tahapan
(Process) bahwa sistem mengajar guru
Intrakurikuler intrakurikuler. evaluasi proses
berpedoman pada kurikulum

145
dan RPP, serta penanaman 85,2% yaitu
nilai karakter seperti berada pada
(bersalaman dengan guru kategori tinggi
ketika memasuki kelas,
berdoa sebelum dan sesudah
belajar, memberikan waktu
kepada siswa untuk
bertanya, menjawab
pertanyaan dan
berpendapat).
Terdapat 86% berdasarkan
hasil pengamatan bahwa
Pembentukan dan pembiasaan
Kegiatan guru ekstrakurikuler telah
karakter melalui kegiatan √
Ekstrakurikuler menerapkan nilai-nilai
ekstrakurikuler.
karakter dalam pelaksanaan
ekskul.
Terdapat hasil observasi
sebesar 80% kepala sekolah,
Monitoring, evaluasi,
para guru, serta guru piket
Pengawasan pengendalian pelaksanaan
bekerjasama dalam √
(Supervisi) pendidikan karakter di sekolah.
memantau dan
mengendalikan pelaksanaan
pendidikan karakter.
Sebagai penggerak warga Terdapat hasil observasi
Gerakan PPK sebanyak 80% hampir
sekolah menerapkan √
pendidikan karakter. seluruh pihak sekolah
(kepala sekolah dan guru)

146
telah menanamkan nilai-
nilai karakter kepada peserta
didik.
Sebanyak 76,7% hasil Rerata
Nilai-Nilai Penanaman nilai-nilai karakter pengamatan bahwa, peserta ketercapaian
√ pada tahapan
Karakter melalui kegiatan di sekolah. didik melaksanakan nilai-
nilai karakter di sekolah. evaluasi
masukan
Sebanyak 88,9% hasil
Terbentuknya kebiasaan 81,70% yaitu
pengamatan bahwa, siswa
Internalisasi pendidikan karakter di SDN √ berada pada
terbiasa dengan pendidikan kategori tinggi
Cipete Selatan 05 Pagi.
karakter di sekolah.
Akademik:
Berdasarkan asesmen hasil
studi dokumen terdapat
Hasil a. Tercapainya prestasi persentase sebesar 70,91%
(Product) akademik. dari ranking 19 ke rangking
16 dari 55 SD sekecamatan √
Cilandak, dan peringkat UN
Prestasi
tahun 2018 masuk dalam
Akademik dan
22,85% dari 55 sekolah
Non Akademik
negeri dan swasta di
Kecamatan Cilandak.
Non Akademik:
Berdasarkan hasil studi
b. Tercapainya prestasi non
dokumen terdapat persentase √
akademik.
sebesar 90,3% jumlah lomba
yang diikuti pada tahun

147
2018.

Berdasarkan tabel analisis ketercapaian program pendidikan karakter di SDN Cipete


Selatan 05 Pagi di atas, peneliti menemukan nilai ketercapaian pada masing-masing tahapan
evaluasi, baik dari tahapan konteks, masukan, proses dan hasil. Dalam memberikan kategori
penilaian peneliti menggunakan hasil wawancara, observasi, studi dokumen dan angket.
Adapun kategori dalam menentukan tingkat ketercapaian dari evaluasi program adalah sebagai
berikut:
1. Rendah dengan skor : 0,00% – 33,33%
2. Sedang dengan skor : 33,33% – 66,67%
3. Tinggi dengan skor : 66,67% – 100%

148
149

D. Temuan Hasil Evaluasi


Dari pembahasan hasil evaluasi yang diperoleh penulis, maka dapat
dikemukakan beberapa temuan hasil pelaksanaan evaluasi program
pendidikan karakter di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, diantaranya:
1. Tahapan Konteks (Context)
Pada tahapan konteks dalam penelitian ini meliputi beberapa
komponen yang terdiri dari profil program, regulasi, analisis kebutuhan
dan budaya/iklim sekolah. Berdasarkan hasil wawancara ditemukan
bahwa sekolah tidak memiliki SK tim pelaksana tugas atas program
pendidikan karakter, sebab kepala sekolah sudah menggerakkan seluruh
pihak sekolah untuk menerapkan pendidikan karakter dalam setiap
kegiatan yang ada di sekolah, namun nyatanya masih ada beberapa guru
yang belum optimal dalam melaksanakannya.
Pada komponen budaya/iklim sekolah ditemukan bahwa, dari hasil
observasi pembiasaan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun)
sudah berjalan. Namun, belum optimal dilakukan oleh seluruh warga
sekolah hal itu terlihat dari beberapa kali peneliti melakukan pengamatan
di sekolah.
2. Tahapan Masukan (Input)
Pada tahapan konteks dalam penelitian ini meliputi beberapa
komponen yang terdiri dari, kepala sekolah, program pendidikan
karakter, wali kelas, guru, peserta didik, kurikulum, sarana prasarana,
dukungan orang tua, dan pembiayaan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti,
ditemukan bahwa pendidik/guru yang keseluruhan sudah menempuh
jenjang pendidikan S1, namun dari 15 guru terdapat 5 guru yang program
studinya tidak sesuai dengan bidang studi yang diampunya. Seperti guru
yang program studinya bimbingan konseling dan sistem informasi
menjadi guru kelas, serta program studi bahasa indonesia menjadi guru
agama.
150

Kemudian, berdasarkan hasil pengamatan di kelas maupun di luar


kelas mayoritas pendidik/guru sudah melaksanakan pendidikan karakter
pada peserta didik dengan baik, namun belum terlaksana dengan optimal,
seperti ketika bel masuk kelas telah berbunyi pertanda kegiatan
pembelajaran telah dimulai, masih ada guru yang telat beberapa menit
masuk kelas sehingga kesempatan bagi siswa yang kurang peduli
terhadap penanaman nilai disiplin, mereka tetap melanjutkan bermain di
kelas maupun diluar kelas.
Sebagian besar orang tua mendukung program pendidikan karakter,
namun realita pelaksanaannya belum dikatakan maksimal, hal itu penulis
ketahui dari hasil wawancara dengan 9 wali murid dari kelas 4, 5, dan 6.
Bahwasannya, masih ada orang tua yang kurang memahami betapa
pentingnya mendidik anak dari hal terkecil, yang dapat membentuk
kepribadian anak dari sejak dini atau terkesan hanya memerintahkan anak
namun tidak mencontohkannya secara langsung.
3. Tahapan Proses (Process)
Pada tahapan konteks dalam penelitian ini meliputi beberapa
komponen yang terdiri dari, aktivitas pembelajaran intrakurikuler,
kegiatan ekstrakurikuler, Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter
(GPPK), dan pengawasan (supervisi).
Berdasarkan hasil pengamatan di kelas ditemukan bahwa kegiatan
intrakurikuler selalu disertai dengan pendidikan karakter, seperti sebelum
melaksanakan pembelajaran pertama siswa melakukan baris-berbaris di
luar kelas, bersalaman dengan guru dan berdoa, begitu juga ketika
pembelajaran sudah selesai akan ditutup dengan doa, menyanyikan lagu
pahlawan dan bersalaman dengan guru.
Selanjutnya, pada komponen pengawasan (supervisi) sekolah
melaksanakannya dengan menyiapkan guru piket yang akan mencatat
setiap pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik, seperti siswa yang
datang terlambat, tidak mengikuti sholat berjama‟ah, jajan di waktu
belajar dan sebagainya, atau juga kejadian-kejadian penting seperti tamu
151

yang tidak lapor diri dan langsung memasuki area kelas, kendaraan yang
tidak diletakkan sesuai tempat yang telah disediakan, kondisi ketika
berlangsungnya kegiatan di sekolah, kondisi sarana prasarana dan lain
sebagainya.
4. Tahapan Produk (Product)
Pada tahapan konteks dalam penelitian ini meliputi beberapa
komponen yang terdiri dari, nilai-nilai karakter, internalisasi, prestasi
akademik dan non akademik.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dari aspek produk
bahwa pada komponen nilai-nilai karakter yang peneliti pilih dari 18 nilai
karakter yaitu 5 diantaranya, nilai religius, disiplin, rasa ingin tahu,
bersahabat/komunikatif dan peduli lingkungan. Sebagian besar sudah
terlaksana dengan baik, namun pada dasarnya masih ditemukan beberapa
siswa yang butuh pendampingan dari wali kelas maupun guru kelas
untuk dibimbing dan diarahan, terkait penanaman pendidikan karakter
pada masing-masing siswa yang bersangkutan.
Selain itu, terdapat peningkatan peringkat UN secara siginifikan
yaitu urutan ke-19 tahun 2017/2018, menjadi urutan ke-16 tahun
2018/2019 dari 55 sekolah negeri dan swasta di kecamatan Cilandak.
Serta terdapatpeningkatan jumlah prestasi sekolah dalam rangka
menjuarai berbagai macam jenis perlombaan dari berbagai tingkat pada
tahun 2018 namun mengalami penurunan pada tahun 2017.

E. Keterbatasan Evaluasi
Selama peneliti melakukan evaluasi program pendidikan karakter
di SDN Cipete Selatan 05 Pagi, bahwa ada beberapa kendala yang
dihadapi peneliti diantaranya tidak semua data yang peneliti butuhkan
tersedia dengan baik, keterbatasan waktu peneliti mengikuti program
magang dan pemahaman yang dimiliki peneliti terkait program
pendidikan karakter menjadi penghambat dalam melakukan evaluasi.
152

Selain itu, keahlian peneliti dalam bidang evaluasi program


menggunakan model CIPP masih sangat terbatas, peneliti juga tidak
melakukan analisis SWOT, serta terbatasnya pedoman tentang
pelaksanaan program pendidikan karakter di SDN Cipete Selatan 05 Pagi
dan terbatasnya instrumen yang peneliti susun sebagai pedoman dalam
melakukan evaluasi, alhasil peneliti menjadi kurang optimal dalam
melakukan penelitian ini.
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan
Berdasarkan analisis hasil evaluasi dari masing-masing tahapan yang
telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa program pendidikan karakter di
SDN Cipete Selatan 05 Pagi, dapat dikategorikan sudah efektif. Namun masih
terdapat kesenjangan pada masing-masing tahapan evaluasi. Hal ini bisa
dilihat dari empat aspek berikut:
1. Aspek Konteks (Context) berada pada kategori tinggi, sebagian besar
sudah terpenuhi dengan baik, dari profil program berupa (visi, misi,
tujuan dan latar belakang) yang jelas dan rinci, program sesuai dengan
kebutuhan masyarakat yang dibuktikan dengan meningkatnya warga
belajar dan ikut serta siswa dalam kegiatan ekskul, maupun antusiasnya
siswa dalam melaksanakan program pendidikan karakter. Namun, tidak
tersedianya SK tim pelaksana tugas pendidikan karakter, sebab kepala
sekolah beranggapan pendidikan karakter suatu hal yang sudah menjadi
tanggung jawab seluruh pihak sekolah. Selain itu, belum optimalnya
pembiasaan 5S karena pada dasarnya siswa perlu terus dibimbing dan
diarahkan agar terbiasa dengan pembiasaann 5S dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Aspek Masukan (Input) berada pada kategori tinggi, sebagian besar
komponen masukan sudah terpenuhi dengan baik, namun ada 5 guru
yang tidak sesuai/linear antara program studi dengan mata pelajaran yang
diempunya, mayoritas guru sudah melaksanakan program pendidikan
karakter dengan baik namun masih ada guru yang kurang optimal dalam
menerapkan nilai karakter. Penerapan KI 1 dan KI 2 tidak implisit dalam
RPP tetapi lebih pada praktek guru dalam menyampaikan pembelajaran
di kelas dan pembiasaan di luar kelas.
3. Aspek Proses (Process) berada pada kategori tinggi dan seluruh
komponen sudah cukup terlaksana dengan baik, namun pembentukan dan

153
154

pembiasaan karakter dalam kegiatan di sekolah harus lebih ditingkatkan


lagi dari segi nilai religius, disiplin dan rasa ingin tahu siswa, begitu juga
antusias pendidik/guru dalam membimbing dan mengarahkan peserta
didik dalam melakukan praktek pendidikan karakter pada peserta didik di
kelas maupun di luar kelas. Begitu juga pada komponen pengawasan
perlu ditingkatkan dalam pelaksanaan monitoring, evaluasi, pengendalian
terhadap kegiatan siswa dari pagi hingga waktu pulang sekolah.
4. Aspek Produk (Product) berada pada kategori tinggi, sebagian besar
komponen produk pada program pendidikan karakter di SDN Cipete
Selatan 05 Pagi, telah mendapat hasil yang cukup baik dari segi
penanaman nilai-nilai karakter yang dilaksanakan, dan internalisasi atau
pembiasaan pendidikan karakter setiap peserta didik melakukan kegiatan
di sekolah, begitu juga dengan hasil prestasi yang di raih baik akademik
maupun non akademik.

B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil kesimpulan yang tertera di atas, maka peneliti ingin
memberikan masukan dan saran,yang semoga bermanfaat bagi sekolah dalam
pelaksanaan program pendidikan karakter di SDN Cipete Selatan 05 Pagi,
sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah
Sebagai bahan evaluasi agar lebih meningkatkan tanggung
jawabnya dalam mengawasi, memonitoring dan mengevaluasi program
pendidikan karakter sehingga dapat berjalan sesuai harapan, dan
sebaiknya dibuat Surat Keputusan (SK) oleh kepala sekolah terkait tim
pelaksana pendidikan karakter.
2. Guru
Para guru agar tetap konsisten dan komitmen serta bertanggung
jawab sebagai pendidik, dalam mengajarkan materi pembelajaran, tetapi
juga menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter yang lebih intensif.
155

3. Peserta didik SDN Cipete Selatan 05 Pagi Jakarta


Peserta didik seharusnya menjalankan program pendidikan karakter
yang diadakan oleh sekolah dengan baik, dan berpartisipasi aktif dalam
melaksanakan setiap kegiatan yang disediakan oleh sekolah baik
intrakurikuler, ekstrakurikuler maupun kegiatan pengambangan diri
lainnya.
4. Orang Tua
Orang tua seharusnya memberikan perhatian khusus kepada
anaknya melalui pembiasaan bersikap dan berperilaku yang baik, dengan
menanamkan nilai-nilai karakter.
DAFTAR PUSTAKA

Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan


Penelitian, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), Cet ke-III, h. 242-243.

Abidin, Yunus, Model Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Membaca


Pemahaman Berorientasi Pendidikan Karakter, 2012, Universitas
Pendidikan Indonesia Bandung,
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/viewFile/1301/1082

Ahsan, Achmad, Strategi Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama


(SMP) Islam Al-Syukro Ciputat, Tangerang Selatan,
www.repository.uinjkt.ac.id.

Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program


Pendidikan: Pedoman Teoretis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi
Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, Cet ke. 5, 2014).

Dharma, Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di


Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011).

Gunawan, Heri, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi, (Bandung:


ALFABETA, Cet ke. 1, 2012).

Harnanto, Sugeng, Evaluasi Program Pendidikan Karakter di SD Negeri


Prampelan Kecamatan Sayung Kabupaten Demak, (Salatiga, 2015),
http://repository.uksw.edu/

Hendri, Pendidikan Karakter Berbasis Dongeng, (Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2013).

M. Arifin dan Barnawi, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan


Karakter, (Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016).

Muhazir, Evaluasi Program Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Negeri


Gebang 1 Kecamatan Bonang Kabupaten Demak, (Salatiga, 2015),
http://repository.uksw.edu/

Mursih, Nadar, Evaluasi Program Pendidikan Karakter di SMP Negeri 1


Limbangan Kabupaten Kendal, (Salatiga, 2015),
http://repository.uksw.edu/

Pengertian Penelitian Deskriptif Kualitatif ,


http://www.linguistikid.com/2016/09/pengertian-penelitian-deskriptif-
kualitatif.html

156
157

Peraturan Presiden nomor 87 Tahun 2017, (diakses pada 30 Mei 2018),


http://setkab.go.id/wpcontent/uploads/2017/09/Perpres_Nomor_87_Tahu
n_2017.pdf

Pergub KJP Plus No 4 Tahun 2018-Kartu Jakarta Pintar, (diakses pada 30 Mei
2018),http://kjp.jakarta.go.id/kjp2/public/Pergub KJP Plus No 4 Tahun
2018.pdf

Riadi, Muchlisin, Nilai, Tujuan, Fungsi dan Prinsip Pendidikan Karakter,


https://www.kajianpustaka.com/2017/12/nilai-tujuan-fungsi-dan-
prinsip.html,

Rochman, Ainul, Evaluasi Program Pendidikan Kader Ulama Hadis di


Darussunnah International Institute For Hadits Sciences Ciputat-
Tangerang Selatan, www.repository.uinjkt.ac.id.

Salahudin, Anas dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter: Pendidikan


Berbasis Agama & Budaya Bangsa, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013).

Samani Muchlas dan Hariyanto, Konsep dan Model: Pendidikan Karakter,


(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Cet I, 2011).

Sarosa, Samiaji, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, (Jakarta: PT Indeks, 2012).

Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, Inilah Materi Perpres No. 87 Tahun 2017
tentang Penguatan Pendidikan Karakter (diposkan 6 september 2017),
diakses pada 31 Mei 2018, http://setkab.go.id/inilah-materi-perpres-no-
87-tahun-2017-tentang-penguatan-pendidikan-karakter/

Sudjana, Djudju, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung, PT.


Remaja Rosdakarya, Cet ke. 1, 2006).

Sudrajat, Ajat, Mengapa Pendidikan Karakter, 2011, FIS Universitas Negeri


Yogyakarta,
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/viewFile/1316/1094

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:


Alfabeta. Cet ke. 3, 2011).

Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: PT Bumi


Aksara, Cet ke. 5, 2011).

Sulhan, Pelaksanaan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Rohis di SMA


Negeri 86 Jakarta Jakarta, www.repository.uinjkt.ac.id,

Tayibnapis, Farida Yusuf, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk


Program Pendidikan dan Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008).
158

Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Grand Design Revitalisasi Pendidikan


Karakter di Sekolah dasar melalui Pendidikan Menyeluruh. (Jakarta:
Kemendikbud, cet ke. 3, 2013).

Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Panduan Pembinaan Pendidikan


Karakter Melalui Pengembangan Budaya Sekolah di Sekolah Dasar,
(Jakarta: Kemendikbud, 2013).

Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Panduan Pengembangan Pendidikan


Karakter Melalui Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAKEM) di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kemendikbud, Cet
ke. 1, 2013).

Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Panduan Pengembangan Pendidikan


Karakter Melalui Peran Serta Masyarakat di Sekolah Dasar. Cet ke. 3.

Lickona, Thomas, Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa


Menjadi Pintar dan Baik, (Bandung: Nusa Media, 2013), cet ke-1.

UU No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS).

Wirawan, Evaluasi Teori, Model, Metodologi, Standar, Aplikasi dan Profesi,


(Jakarta: Rajawali Pers, 2016).

Yaumi, Muhammad, Pendidikan Karakter Landasan, Pilar dan Implementasi,


(Jakarta: Prenadamedia Group, Cet ke. 1, 2014).

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga


Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet. I, 2011).
LAMPIRAN-LAMPIRAN
160

Lampiran 1

Instrumen Wawancara Kepala Sekolah


SDN Cipete Selatan 05 Pagi
No. Pertanyaan Jawaban Narasumber
1 Apakah yang bapak/ibu pahami tentang
pendidikan karakter?
2 Bagaimana peran kepala sekolah dalam
mendukung pendidikan karakter di sekolah?
3 Apa saja tujuan yang ingin dicapai dari
pembiasaan pendidikan karakter terkait
pendidikan akademik dan non akademik di
sekolah?
4 Seberapa penting bagi bapak/ibu program
pendidikan karakter di sekolah?
5 Apa saja nilai-nilai karakter yang ditekankan
dalam menanamkan pendidikan karakter di
sekolah?
6 Apa saja perencanaan dan persiapan untuk
mengembangkan nilai-nilai karakter siswa?
7 Bagaimana evaluasi kegiatan yang dilakukan
sekolah untuk pengembangan nilai-nilai
karakter?
8 Apakah faktor-faktor pendukung dalam
menerapkan pendidikan karakter?
9 Apa saja kendala dalam menerapkan pendidikan
karakter di sekolah? Serta upaya apa yang
dilakukan oleh pihak sekolah?
10 Bagaimana hasil yang telah dicapai sekolah
dalam menerapkan pendidikan karakter di
sekolah?
161

Lampiran 2

Instrumen Wawancara Wali Kelas dan Guru Mata Pelajaran


SDN Cipete Selatan 05 Pagi
No. Pertanyaan Jawaban Narasumber
1 Bagaimana pendapat bapak/ibu
mengenai pendidikan karakter di SDN
Cipete Selatan 05 Pagi?
2 Bagaimana konsep pendidikan karakter
yang diterapkan melalui Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) di kelas?
3 Apa tujuan yang ingin dicapai dari
program pendidikan karakter di kelas?
4 Seberapa penting bagi bapak/ibu
pelaksanaan program pendidikan
karakter di sekolah?
5 Nilai-nilai karakter apa saja yang
dikembangkan dalam rpp tersebut?
6 Bagaimana cara guru memberikan
teguran/nasehat terhadap siswa yang
tidak melakukan tugasnya dengan baik?
7 Apakah faktor-faktor pendukung dalam
menerapkan pendidikan karakter?
8 Apa sajakendala yang dirasakan dalam
menerapkan pendidikan karakter kepada
siswa?
9 Apa saja dampak/hasil yang terlihat dari
program pendidikan karakter?
162

Lampiran 3

Instrumen Wawancara dengan Orang Tua


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

A. Analisis Kebutuhan
No Pertanyaan Jawaban Narasumber
1 Apakah bapak/ibu memberikan pendidikan
karakter pada putra dan putri bapak/ibu?
2 Apakah bapak/ibu memandang perlu adanya
program pendidikan karakter di sekolah?
3 Menurut bapak/ibu seberapa penting
pendidikan karakter?

B. Dukungan Orang Tua


No. Pertanyaan Jawaban Narasumber
1 Adakah perubahan sikap yang tampak pada
anak setelah adanya penguatan karakter di
sekolah?
2 Apa upaya orang tua agar pendidikan
karakter di sekolah dapat dipertahankan?
3 Dukungan seperti apa yang bapak/ibu berikan
terkait pendidikan karakter di sekolah ini?
4 Adakah pengaruh peran orang tua terhadap
keberhasilan pendidikan karakter?
5 Bagaimana pendapat bapak/ibu dengan
adanya penerapan pendidikan karakter yang
diterapkan di sekolah melalui kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) dan
ekstrakurikuler?
163

Lampiran 4

Instrumen Wawancara
Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dengan Peserta Didik
SDN Cipete Selatan 05 Pagi
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah kalian sudah terbiasa
melaksanakan pendidikan
karakter.
2 Apakah pendidikan karakter
sudah menjadi rutinitas di
sekolah untuk dilaksanakan
oleh peserta didik.
3 Jika kalian tidak
melaksanakan pendidikan
karakter bagaimana
perasaanmu.
164

Lampiran 5

Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Nama : Alawiyah, M.Pd


Jabatan : Kepala Sekolah
Hari/Tanggal : Jum‟at, 14 September 2018
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
Waktu : 12.00 WIB
1. Apakah yang bapak/ibu pahami tentang pendidikan karakter?
Jawaban: Pendidikan yang mengarah kepada pembentukan sikap yang
positif, baik dari segi tutur kata dan perilaku dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Bagaimana peran kepala sekolah dalam mendukung pendidikan
karakter di sekolah?
Jawaban: Melakukan koordinasi kepada seluruh SDM yang ada untuk
menyatukan persepsi dan komitmen untuk dapat menerapkan pendidikan
karakter sebaik mungkin sesuai tujuan, visi, misi sekolah.
3. Apa saja tujuan yang ingin dicapai dari pembiasaan pendidikan
karakter terkait pendidikan akademik dan non akademik di
sekolah?
Jawaban: Yaitu, prestasi dalam hal hasil belajar dan sikap yang dapat
ditunjukan pada para siswa di dalam kehidupan sehari-hari seperti
menjalankan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun).
4. Seberapa penting bagi bapak/ibu pelaksanaan program pendidikan
karakter di sekolah?
Jawaban: Sangat amat penting, karena dari program tersebut ditujukan
untuk mengembangkan nilai, sikap dan perilaku yang memancarkan
akhlak mulia atau budi pekerti yang baik, yang dimana pendidikan
karakter harus dilaksanakan sejak usia dini, berawal pendidikan karakter
165

dari orang tuanya dan dikuatkan serta dikokohkan nilai karakter tersebut
pada anak di sekolah.
5. Apa saja nilai-nilai karakter yang ditekankan dalam menanamkan
pendidikan karakter di sekolah?
Jawaban: Nilai-nilai karakter yang ditekankan di sekolah antara lain,
religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas.
6. Apa saja perencanaan dan persiapan untuk mengembangkan nilai-
nilai karakter siswa?
Jawaban: Melakukan rapat dengan para seluruh SDM (guru, staf
kependidikan) untuk mempersepsikan dan berkomitmen hal-hal yang
akan diterapkan berkaitan dengan karakter di sekolah. Setelah itu,
membuat SK (Surat Keputusan) yang berisikan program pendidikan
karakter
7. Bagaimana evaluasi kegiatan yang dilakukan sekolah untuk
pengembangan nilai-nilai karakter?
Jawaban: Evaluasi dilakukan dalam rentang waktu yang ditentukan yaitu,
setiap satu semester dan di waktu-waktu tertentu. Seperti evaluasi rapat
antar kepala sekolah dengan para guru atau dengan stakeholder yang
terkait. Evaluasi yang dilakukan agar mengetahui kemajuan dan
perubahan pada karakter dan hasil belajar yang di capai oleh siswa sesuai
dengan standarisasi yang telah dibuat oleh kepala sekolah dan para guru.
8. Apakah faktor-faktor pendukung dalam menerapkan pendidikan
karakter?
Jawaban: Dari keinginan anak itu sendiri untuk menjadi anak yang baik
dilingkungannya yang didapat dari pembiasaan berperilaku baik ketika
dirumah dan dibawa ketika baik disekolah maupun di tempat-tempat
lainnya. Selain itu, kebijakan dan program yang dimiliki oleh sekolah
yang bertujuan dalam memajukan pendidikan karakter, yang terpenting
adanya komitmen yang kuat dari berbagai pihak yang dapat mendukung
pendidikan karakter bagi siswa sejak usia dini.
166

9. Apa saja kendala dalam menerapkan pendidikan karakter di


sekolah? Serta upaya apa yang dilakukan oleh pihak sekolah?
Jawaban: Dari sisi orang tua yang masih kurang memberikan
perhatiannya sebab berbagai faktor seperti sibuk bekerja, kesadaran atau
budaya keluarga yang kurang mendukung pendidikan karakter, teknologi
serta pergaulan yang kurang pengawasan.
10. Bagaimana hasil yang telah dicapai sekolah dalam menerapkan
pendidikan karakter di sekolah?
Jawaban: Sejauh ini hasil yang kami rasakan dari pencapaian
menerapkan pendidikan karakter di sekolah cukup memuaskan. Sebab,
banyak sekali perubahan baik dari segi kecil atau besar yang didapati
pada setiap anak, kalaupun pada sekolah dasar ini yang sering kami
temukan adalah hal-hal yang masih dalam batas wajar seperti iseng atu
jahil nya siswa terhadap temannya atau juga hiperaktif, bilamana
ditemukan anak yang isengnya sudah sangat mengganggu temannya
seperti sampai nangis dan semacamnya, maka saya akan memanggil
orang tuanya untuk disampaikan permasalahan yang terjadi, tujuannya
agar orang tua mengetahui perbuatan yang dilakukan oleh anaknya
disekolah dan diberikan peringatan dengan menulis dibuku kasus siswa
dan meminta maaf kepada teman yang diisenginya dan berjanji tidak
akan mengulanginya lagi.
167

Lampiran 6

Hasil Wawancara dengan Wali Kelas


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Nama : Lagiman, S.Pd.SD


Jabatan : Wali Kelas 4 A
Hari/Tanggal : Jum‟at, 14 September 2018
Tempat : Ruang Staf Guru
Waktu : 12.25 WIB
1. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai pendidikan karakter di
SDN Cipete Selatan 05 Pagi?
Jawaban: Pendidikan karakter itu sendiri merupakan salah satu upaya
yang sekolah laksanakan secara sitematis untuk membantu peserta didik
agar memahami hal-hal yang apa saja yang harus di contoh dan dilarang
untuk dilakukan, alhasil bilamana dibiasakan dalam kehidupan sehari-
hari akan melekat dikepribadian anak tersebut.
2. Bagaimana konsep pendidikan karakter yang diterapkan melalui
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas?
Jawaban: Kalau dari saya sendiri konsep yang saya terapkan dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas, pastinya harus menggunakan strategi
yang tepat dengan menggunakan pendekatan kontekstual, sehingga
membuat siswa menghubungkan materi yang dipelajari dengan dunia
nyata/dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, setiap memberikan
materi pembelajaran saya selipkan nilai-nilai karakter yang berkaitan.
3. Apa tujuan yang ingin dicapai dari program pendidikan karakter di
sekolah?
Jawaban: Tujuannya agar membentuk kepribadian dan karakter anak
yang diharapkan oleh bangsa, dengan menerapkan pendidikan karakter di
sekolah akan berdampak pada prestasi anak baik di akademik maupun
non akademik. Selain itu, agar menjadi generasi penerus yang memiliki
168

kepribadian yang baik dan dapat membawa pengaruh positif kepada


masyarakat luas.
4. Seberapa penting bagi bapak/ibu pelaksanaan program pendidikan
karakter di sekolah?
Jawaban: Sangat penting pelaksanaan program pendidikan karakter di
setiap jenjang pendidikan di sekolah, terutama sejak dini, selain di
terapkan dirumah oleh orang tua juga diterapkan di lembaga pendidikan,
diawali dengan sekolah dasar apabila dibentuk nilai karakter pada anak
sejak dini maka anak tersebut akan terbentuk perilaku yang baik pada
sifat dan kepribadiannya.
5. Nilai-nilai karakter apa saja yang dikembangkan dalam rpp
tersebut?
Jawaban: Nilai-nilai karakter yang saya kembangkan di dalam RPP, saya
sesuaikan dengan nilai karakter yang sesuai dengan perkembangan siswa
di sekolah dasar yaitu, sopan santun, bertanggung jawab, jujur, disiplin
dan rasa ingin tahu.
6. Bagaimana cara guru memberikan teguran/nasehat terhadap siswa
yang tidak melakukan tugasnya dengan baik?
Jawaban: Tergantung sikap tidak baik apa yang dilakukan oleh siswa,
kalau siswa telat masuk kelas beberapa menit, tidak mengerjakan piket
kelas, tidak mengerjakan pr, ngobrol ketika pembelajara berlangsung
atau dalam kategori yang masih ringan/sedang akan saya tegur dan
nasehati agar tidak mengulanginya lagi, tetapi kalau tetap diulangi
kesalahannya maka akan saya beri tugas seperti mengerjakan tugas
menulis berkali-kali lipat, membersihkan taman sekolah, toilet atau
apabila sudah dalam kategori berat maka akan saya panggil orang tuanya
untuk diberi peringatan.
7. Apa saja faktor-faktor pendukung dalam menerapkan pendidikan
karakter?
Jawaban: Faktor pendukungnya seperti dari lingkungan keluarga karena
pendidikan pertama kali yang didapat oleh anak adalah dari penanaman
169

sikap orang tua (ayah dan ibu). Selain itu, lingkungan sekolah seperti
guru yang bertanggung jawab membentuk pribadi peserta didik selama di
sekolah, serta lingkungan di masyarakat yang lebis luas cakupannya.
8. Apa saja kendala yang dirasakan dalam menerapkan pendidikan
karakter kepada siswa?
Jawaban: Setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda, ada yang
mudah untuk diatur dan diarahkan, ada juga yang memang butuh waktu
dan bertahap untuk diarahkan kepada siswa, agar paham dan mengerti
arti pentingnya guru dalam memberikan arahan dan contoh mana yang
baik untuk diikuti dan yang buruk untuk dijauhi.
9. Apa saja dampak/hasil yang terlihat dari program pendidikan
karakter?
Jawaban: Menghasilkan generasi yang berkarakter, berbudaya dan
bermoral. Sebab pendidikan karakter yang diterapkan oleh anak dari
sejak dini, hal itu akan menjadi transportasi anak untuk mencapai sesuatu
yang dicita-citakan di masyarakat luas.
170

Hasil Wawancara dengan Wali Kelas


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Nama : Wagiran, S.Pd


Jabatan : Wali Kelas 5 B
Hari/Tanggal : Jum‟at, 14 September 2018
Tempat : Ruang Staf Guru
Waktu : 12.40 WIB
1. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai pendidikan karakter di
SDN Cipete Selatan 05 Pagi?
Jawaban: Sekolah menjadi tempat yang strategis dalam membentuk
pendidikan karakter pada anak-anak, sebab semua lapisan masyarakat
pasti akan mengenyam pendidikan di sekolah terutama sekolah dasar,
selain itu anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah.
Sehingga apa yang didapatkannya di sekola akan mempengaruhi
pembentukan karakternya, oleh karena itu sekolah mengupayakan agar
setiap SDM menerapkan dan mencontohkan nilai-nilai karakter positif
pada anak dalam hal apapun itu bentuknya.
2. Bagaimana konsep pendidikan karakter yang diterapkan melalui
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas?
Jawaban: Setiap kelas 1-6 saya dan guru-guru lainnya menerapkan
peraturan kelas, yang diawali dengan berdoa, melihat seisi ruangan
apakah kelas dalam keadaan bersih atau kotor, anak-anak memakai
peraturan berseragam dengan rapih atau tidak dan memastikan selama
proses kegiatan belajar mengajar berlangsung semua siswa dalam
keadaan kondusif.
3. Apa tujuan yang ingin dicapai dari program pendidikan karakter di
kelas?
Jawaban: Agar anak dapat tumbuh dengan memahami nilai dan norma,
dan dapat membaur dalam kehidupan bermasyarakat di kemudian hari
maka dari itu perlu adanya sesuatu yang membuat anak tidak sekedar
171

memahami nilai dan norma secara tekstual tetapi juga dalam paktek di
kehidupannya dan mengamalkannya dari apa yang telah ia dapat.
4. Seberapa penting bagi bapak/ibu pelaksanaan program pendidikan
karakter di sekolah?
Jawaban: Kalau ditanya seberapa penting, sudah pasti sangat penting
sebab pendidikan karakter kunci utama membangun generasi bangsa
yang berkualitas dalam hal berpikir dan bersikap.
5. Nilai-nilai karakter apa saja yang dikembangkan dalam rpp
tersebut?
Jawaban: Bertanggung jawab, religius, disiplin, peduli sosial, dan jujur
beberapa nilai tersebut yang paling saya utamakan di dalam RPP dan
diimplementasikan pembelajaran berlangsung seperti ketika membuat
kelompok musyawarah/diskusi, diberikan tugas rumah, tepat waktu
masuk kelas, dan sebagainya.
6. Bagaimana cara guru memberikan teguran/nasehat terhadap siswa
yang tidak melakukan tugasnya dengan baik?
Jawaban: Dengan memberikan nasihat yang memotivasi semangat siswa
untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugasnya dengan baik. Sehingga
motivasi pertama didapat dari orang lain, motivasi kedua muncul dari
dalam diri manusia itu sendiri.
7. Apakah faktor-faktor pendukung dalam menerapkan pendidikan
karakter?
Jawaban: Selain peran orang tua dan sekolah yang sangat berpengaruh
besar dalam pembentukan karakter pada anak. Selain itu, adalah
kegiatan-kegiatan baik di rumah atau di sekolah yang disediakan agar
anak dapat memahaminya melalui praktek yang sesungguhnya, dari
kebiasaan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut akan berpengaruh pada
otak dan perilaku anak dari nilai-nilai karakter yang dia dapatkan di
beberapa kegiatan tersebut.
172

8. Apa saja kendala yang dirasakan dalam menerapkan pendidikan


karakter kepada siswa?
Jawaban: Kendala yang dirasakan ketika di dalam kelas, banyaknya
siswa yang masih kurang percaya diri untuk bertanya tentang materi yang
masih kurang dipahami, sehingga guru harus bertanya kepada siswa agar
guru mengetahui bagian materi mana yang masih kurang dipahami.
9. Apa saja dampak/hasil yang terlihat dari program pendidikan
karakter?
Jawaban: Banyak perubahan yang terlihat dari sikap siswa, yang awalnya
siswa masih sulit untuk diarahkan, setelah pola perilaku dikembangkan
melalui penjadwalan secara terus menerus, sehingga perilaku yang
diharapkan dapat melekat pada anak secara kuat dan menjadi bagian dari
dirinya.
173

Hasil Wawancara dengan Wali Kelas

SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Nama : Th. Sudarwati, S.Pd


Jabatan : Wali Kelas 6 B
Hari/Tanggal : Jum‟at, 14 September 2018
Tempat : Ruang Staf Guru
Waktu : 13.00 WIB
1. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai pendidikan karakter di
SDN Cipete Selatan 05 Pagi?
Jawaban: Pendidikan karakter yang dilaksanakan di sekolah dengan
menanamkan nilai-nilai karakter pada setiap mata pelajaran,
mencontohkan atau mempraktekkan sikap-sikap yang terpuji agar dapat
ditiru pada setiap siswa, serta menegur apabila ada terdapat siswa yang
berperilaku kurang terpuji.
2. Bagaimana konsep pendidikan karakter yang diterapkan melalui
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas?
Jawaban: Saya tegas dalam menerapkan pendidikan karakter ketika
kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kegiatan di luar kelas, kalau
saya tegas semua siswa pasti akan menurut, pendidikan karakter sudah
menjadi bagian terpenting yang selalu saya selipkan ketika pembelajaran
berlangsung, pasti saya kaitkan dengan dikehidupan keseharian.
Tujuannya agar siswa mengetahui prakteknya dikehidupan.
3. Apa tujuan yang ingin dicapai dari program pendidikan karakter di
kelas?
Jawaban: Tujuan yang ingin dicapai, agar setiap siswa memiliki sikap
yan sesuai dengan norma dan pancasila, dari hasil pembentukan dan
pembiasaan berperilaku positif dari dini. Sehingga, dapat
mengimplementasikan nilai-nilai tersebut di lingkungan manapun.
174

4. Seberapa penting bagi bapak/ibu pelaksanaan program pendidikan


karakter di sekolah?
Jawaban: Pendidikan karakter bagi saya menjadi bagian yang harus
diterapkan di lingkungan sekolah, sebagaimana sekolah juga sebagai
tempat untuk belajar menghargai, mengajarkan persahabatan,
berekspresi, meningkatkan minat dan bakat, pastinya berperan dalam
pembentukan karakter anak sejak dini.
5. Nilai-nilai karakter apa saja yang dikembangkan dalam rpp
tersebut?
Jawaban: RPP yang saya buat lebih menekankan pada nilai karakter
sopan santun, etika, jujur dan bertanggung jawab.
6. Bagaimana cara guru memberikan teguran/nasehat terhadap siswa
yang tidak melakukan tugasnya dengan baik?
Jawaban: Kalau ada siswa yang tidak melaksanakan tugasnya dengan
baik, maka saya sebagai guru bertindak untuk menegur agar mengetahui
alasan yang membuat siswa tersebut tidak mengerjakan tugas dengan
seharusnya, pemberian hukuman yang saya berikan lebih menekankan
pada sisi edukatif agar membentuk sikap anak yang bertanggung jawab
atas perbuatannya.
7. Apakah faktor-faktor pendukung dalam menerapkan pendidikan
karakter?
Jawaban: Faktor pendukungnya banyak sekali yah, tetapi kalau di
sekolah pastinya terkait sarana prasarana, kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler, selain itu SDM (kepala sekolah, guru, tenaga
kependidikan) yang ada disekolah yang melaksanakan kegiatan-kegiatan
tersebut.
8. Apa saja kendala yang dirasakan dalam menerapkan pendidikan
karakter kepada siswa?
Jawaban: Kendala yang saya rasakan selama ini, masih ada siswa yang
setelah ditegur dan dinasehati agar tidak mengulangi kesalahannya tetapi
tetap saja diulangi, selain itu kemajuan teknologi yang mempengaruhi
175

siswa, seperti yang awalnya anak-anak senang dan bersemangat belajar


menjadi menurun akibat diberikan gadget dan memainkannya berlarut-
larut, sehingga prestasi anak menurun.
9. Apa saja dampak/hasil yang terlihat dari program pendidikan
karakter?
Jawaban: Hasil yang terlihat dari program pendidikan karakter, bahwa
dengan program tersebut dapat membentuk pribadi siswa dari segi sikap,
moral dan etika yang signifikan ke arah yang lebih baik dan unggul.
Seperti, meningkatnya rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama,
kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan
kemampuan berkomunikasi.
176

Lampiran 7

Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Nama : Lestari Utami, S.Pd


Jabatan : Guru Bahasa Inggris
Hari/Tanggal : Jum‟at, 14 September 2018
Tempat : Ruang Staf Guru
Waktu : 13.30 WIB
1. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai pendidikan karakter di
SDN Cipete Selatan 05 Pagi?
Jawaban: Pendidikan karakter di sekolah ini dilakukan dengan kegiatan
rutin, kegiatan terprogram, kegiatan spontan, dan keteladanan.
2. Bagaimana konsep pendidikan karakter yang diterapkan melalui
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas?
Jawaban: Konsepnya seperti pada umumnya, setelah di awali berdoa
tidak langsung ke materi pembelajaran, tetapi saya bercerita sedikit
tentang informasi atau kabar yang sedang terupdate di indonesia setelah
itu saya petik nilai-nilai positif yang dapat saya sampaikan kepada
mereka. Setelah itu, saya akan tanyakan materi sebelumnya, agar mereka
mengingat-ingat kembali materi apa yang sudah mereka pelajari
sebelumnya.
3. Apa tujuan yang ingin dicapai dari program pendidikan karakter di
kelas?
Jawaban: Agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah, dapat
membanggakan orang tua dan bermanfaat bagi masyarakat luas, dengan
rutinitas yang dibiasakan di sekolah dan diimplementasikan dirumah, jadi
akan melekat pada perilaku atau sikapnya.
177

4. Seberapa penting bagi bapak/ibu pelaksanaan program pendidikan


karakter di sekolah?
Jawaban: Program ini sangat membantu para guru untuk mempelajari
karakteristik anak yang berbeda-beda dan unik, ada yang penurut,
pemalu, penakut, aktif sampai hiperaktif, dan sudah menjadi tanggung
jawab guru untuk menyelesaikan masalah dengan mengetahui penyebab
timbulnya permasalahan yang terjadi, maka perlunya guru meluangkan
waktu untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan peserta didik.
Pengaruh lainnya guru dapat memetakan kondisi peserta didik sesuai
dengan karakternya masing-masing.
5. Nilai-nilai karakter apa saja yang dikembangkan dalam rpp
tersebut?
Jawaban: Menjadikan anak yang rajin, tekun dan sungguh-sungguh
dalam belajar, menghormati gurunya, jujur dalam arti tidak mencontek
dan tidak berbohong dalam keadaan apapun, bertanggung jawab
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, disiplin dan dapat bekerja
sama yang baik dengan teman-temannya.
6. Bagaimana cara guru memberikan teguran/nasehat terhadap siswa
yang tidak melakukan tugasnya dengan baik?
Jawaban: Saya selaku guru selalu memberikan nasihat kepada anak-anak
yang masih sulit diatur atau tidak menjaga tata tertib dengan baik di
sekolah. Kadang kalau hanya berupa nasihat masih tetap saja diulang-
ulang atau tetap tidak jera, jadi saya ambil langkah untuk diberikan
hukuman yang bersifat mendidik yang menjadikan siswa lebih baik dari
sebelumnya dan dapat manfaat dari hukuman tersebut, salah satunya
membaca buku dan meringkasnya menjadi satu halaman.
7. Apakah faktor-faktor pendukung dalam menerapkan pendidikan
karakter?
Jawaban: Pertama adalah keluarga yang menjadi pondasi utama dalam
memberikan pendidikan karakter pada anak, jadi apa yang diajarkan,
dilihat, dan didengar dari orang tuanya dirumah maka akan berpengaruh
178

kepada kepribadian si anak, kedua sekolah tempat anak mengenyam


pendidikan selama 6 tahun pada jenjang sekolah dasar, faktor
pendukungnya adalah guru yang harus mengetahui karateristik anak
sehingga guru tahu cara terbaik yang dapat dilakukan apabila terjadi
permasalahan pada si anak. Setelah itu, pentingnya si anak didekatkan
dengan lingkungan masyarakat luas yang dapat membawa anak pada
kebaikan.
8. Apa saja kendala yang dirasakan dalam menerapkan pendidikan
karakter kepada siswa?
Jawaban: Dikarenakan faktor latar belakang orang tua yang sibuk dengan
pekerjaannya. Sehingga, kurangnya perhatian dan pembelajaran yang
didapat oleh anak selama dirumah, dan hal itu yang dapat berpengaruh
kepada anak ketika di sekolah. Selain itu, masih kurang sadarnya anak
peduli tehadap lingkungan sekolah sehingga masih ada beberapa anak
yang harus diingatkan agar tidak membuang sampah pada tempatnya dan
mengerjakan tugas piket sesuai jadwal yang telah ditentukan.
9. Apa saja dampak/hasil yang terlihat dari program pendidikan
karakter?
Jawaban: Siswa yang awalnya masih malu-malu ketika disuruh tampil
didepan kelas atau disuruh bertanya tentang materi yang belum dipahami,
lama-kelamaan menjadi lebih percaya diri.
179

Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Nama : Ahmad Idophi, S.Pd


Jabatan : Guru PAI
Hari/Tanggal : Jum‟at, 14 September 2018
Tempat : Ruang Staf Guru
Waktu : 13.50 WIB
1. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai pendidikan karakter di
SDN Cipete Selatan 05 Pagi?
Jawaban: Setiap guru harus konsisten dalam memberikan sikap
keteladanan kepada setiap siswa dengan melatih siswa disiplin dalam
menggunakan waktu, menghormati dan sopan satun terhadap guru,
toleransi dengan menghormati pendapat orang lain dalam pembelajaran,
menjaga lingkungan sekolah.
2. Bagaimana konsep pendidikan karakter yang diterapkan melalui
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas?
Jawaban: Konsepnya, jadi materi yang sedang diajarkan harus disertai
dengan memberikan pemahaman kepada mereka betapa pentingnya
seseorang melaksanakan nilai-nilai akhlak yang mulia dan menjauhkan
akhlak yang tercela, dari hal tersebut mereka menjadi tumbuh rasa cinta
terhadap pendidikan karakter melalui pelajaran pendidikan agama islam.
3. Apa tujuan yang ingin dicapai dari program pendidikan karakter di
kelas?
Jawaban: Tujuannya sesuai dengan visi misi sekolah dan program
pendidikan karakter itu sendiri, seperti memiliki sikap dan perilaku yang
terpuji, siswa juga harus patuh terhadap perintah Allah SWT dengan cara
beriman dan bertaqwa kepada-Nya.
180

4. Seberapa penting bagi bapak/ibu pelaksanaan program pendidikan


karakter di sekolah?
Jawaban: Baik pendidikan dalam arti pemberian ilmu pengetahuan atau
pembentukan karakter itu sendiri menjadi investasi yang paling berharga
dalam membentuk peningkatan kualitas sumber daya manusia didunia.
Sebab, lembaga pendidikan menjadikan lulusannya tidak hanya cerdas
tetapi juga berakhlakul karimah.
5. Nilai-nilai karakter apa saja yang dikembangkan dalam rpp
tersebut?
Jawaban: Setiap guru pasti memiliki persentase berbeda-beda yah dalam
menerapkan nilai-nilai karakter, kalau dari saya siswa harus/wajib
memiliki nilai religius dengan mengerjakan perintah Allah dan menjauhi
segala larangannya. Setelah itu disiplin waktu dan mandiri, yaitu siswa
tidak bergantung pada temannya atau orang lain disertai tanggung jawab,
jujur dengan diri sendiri dan orang lain, dan juga peduli dengan siapapun
yang ada disekitarnya.
6. Bagaimana cara guru memberikan teguran/nasehat terhadap siswa
yang tidak melakukan tugasnya dengan baik?
Jawaban: Memberikan teguran dan nasihat yang mendidik dan selalu
saya ingatkan kepada siswa yang melanggar, seperti bila tidak
mengerjakan tugas pr nya maka akan saya suruh untuk kerjakan pr-nya di
depan kelas atau ditambah tugasnya oleh guru, kalau berkata kotor atau
jorok saya suruh untuk membaca istighfar.
7. Apakah faktor-faktor pendukung dalam menerapkan pendidikan
karakter?
Jawaban: Pastinya segala sesuatu yang menunjang kegiatan siswa yang
diterapkan di lingkungan sekolah, yang diarahkan, dibimbing dan
dibawah pengawasan guru.
8. Apa saja kendala yang dirasakan dalam menerapkan pendidikan
karakter kepada siswa?
181

Jawaban: Karena wajar ya masih anak-anak sekolah dasar kalau sekedar


iseng dan banyak tingkahnya itu wajar, disamping itu tetap harus di
kendalikan dan di nasehati agar tidak sampai mengganggu teman-
temannya, dan juga memberi contoh kepada mereka perbuatan antara
yang baik dan tidak baik untuk dilakukan.
9. Apa saja dampak/hasil yang terlihat dari program pendidikan
karakter?
Jawaban: Siswa lebih bertanggung jawab terhadap kewajibannya sebagai
murid seperti tugas yang diberikan oleh gurunya, menerapkan peraturan
sekolah dan kelas dengan baik.
182

Lampiran 8

Hasil Wawancara dengan Orang Tua


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Nama : Titin Mutmainah


Jabatan : Wali Murid 6B
Hari/Tanggal : Kamis, 2 November 2018
Tempat : Di Rumah Wali Murid
Waktu : 08.20 WIB

A. Analisis Kebutuhan
1. Apakah bapak/ibu memberikan perhatian terkait pendidikan
karakter kepada putra dan putri bapak/ibu?
Jawaban: Perhatian setiap kebutuhannya baik materi maupun non materi,
selain itu dia ini kan anaknya memang selalu izin kalau mau main
kerumah teman, walaupun sudah izin saya tetap ada rasa khawatir takut
kenapa-kenapa makanya saya tanyanya detail seperti mau kemana, sama
siapa, sampai jam berapa dan saya ingatkan kalau sudah waktunya
pulang ya pulang jangan kemana-mana lagi.
2. Apakah bapak/ibu memandang perlu adanya program pendidikan
karakter di sekolah?
Jawaban: Perlu banget, karakter yang kita tau ya sekarang ini miris sekali
banyak anak-anak yang terkontaminasi pengaruh teman-teman yang tidak
baik ucapan dan perilakunya, untung saja anak saya dan lingkungan
sepermainannya yang saya lihat baik-baik saja, kalaupun ada teman yang
tidak baik ucapan atau perilakunya dia tidak mengikutinya, karena dia
sudah tahu dan membedakan mana yang baik dan buruk.
3. Menurut bapak/ibu seberapa penting pendidikan karakter?
Jawaban: Penting diterapkan, karakter anak kan berbeda-beda ya
utamanya antara laki-laki dan perempuan menurut saya, kalau perempuan
183

lebih mudah untuk diarahkan, tetapi kalau laki-laki harus ada tambahan
cara yang khusus dari guru untuk mempengaruhi dan membentuk mind
setnya, karena yang saya rasakan saat ini abangnya ketika sudah
menginjak SMP ada sedikit perubahan sikapnya yang menurun karena
mudahnya dia terpengaruh teman sepergaulannya yang nakal jadinya
terbawa. kalau adenya yang perempuan beda setahun tapi lebih dewasa
dari pada abangnya.

B. Dukungan Orang Tua


1. Adakah perubahan sikap yang tampak pada anak setelah adanya
penguatan karakter di sekolah?
Jawaban: Lebih rajin ibadah kalau sudah waktunya sholat dia langsung
laksanakan tanpa perlu saya ingatkan, begitu juga belajarnya yang giat
baik di sekolah maupun dirumah, dari kelas 2 sampai kelas 6 saya leskan
di dekat rumah dan dia nya juga konsisten ngikutin pelajarannya,
alhamdulillah selalu ranking di kelas. Pernah ketika hari minggu saya
ajak anak-anak untuk liburan yang kakaknya mau banget tapi adenya ini
yang kelas 6 dia malah gak mau karena besoknya ada ulangan jadinya
gak ikut supaya bisa belajar dan pas ulangannya lancar.
2. Apa upaya orang tua agar pendidikan karakter di sekolah dapat
dipertahankan?
Jawaban: Saya berharap pendidikan karakter menjadi suatu kegiatan
yang melekat didalam sekolahan, karena pada dasarnya sekolah bertujuan
untuk mendidik anak-anak mengarahkan kepada hal-hal yang baik.
3. Dukungan seperti apa yang bapak/ibu berikan terkait pendidikan
karakter di sekolah ini?
Jawaban: Saya mendukung program-program sekolah, seperti kemarin
ada program quis Siap-Siap Aku Bisa (SSAB) yang dipilih 15 anak dari
kelas 5 dan 6, wali muridnya diundang untuk ikut quis tentang
pentingnya pendidikan karakter.
184

4. Adakah pengaruh peran orang tua terhadap keberhasilan


pendidikan karakter?
Jawaban: Pasti, saya dan suami memberikan yang terbaik untuk anak,
alhamdulillah anaknya mudah diatur dan nurut apa kata orang tuanya,
karena perempuan jadi ya gampang aja gitu untuk dinasehati.
5. Bagaimana pendapat bapak/ibu dengan adanya penerapan
pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah melalui kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) dan ekstrakurikuler?
Jawaban: Kalau ekstrakurikulernya dari awal dia ikut pramuka dan karate
tapi karena dia sekarang kelas 6 uda gak ikut lagi, yang pernah saya lihat
pembina pramukanya ya menerapkan pendidikan karater seperti
mengawali mengakhiri ekskul pramuka dengan doa, harus disiplin waktu,
baris-berbaris yang rapih, kalau ada anak yang bercanda langsung
diperingati, ya pokoknya si setahu saya semuanya menerapkan
pendidikan karakter apalagi ketika kepala sekolah yang sekarang ini
banyak membawa perubahan positif dan lebih maju disetiap kegiatan di
sekolah maupun sarana prasarananya.
185

Hasil Wawancara dengan Orang Tua


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Nama : Fatmawati
Jabatan : Wali Murid 4B
Hari/Tanggal : Kamis, 2 November 2018
Tempat : Di Rumah Wali Murid
Waktu : 09.00 WIB

A. Analisis Kebutuhan
1. Apakah bapak/ibu memberikan perhatian terkait pendidikan
karakter kepada putra dan putri bapak/ibu?
Jawaban: Semua bentuk perhatian saya berikan ke anak saya, seperti saya
berikan contoh dan praktek secara langsung, karena kalau yang sudah-
sudah saya nasehati dibilangnya mama bawel atau banyak ngomong,
salah satunya suami dan om saya kan suka banget ngerokok ternyata
diam-diam dia penasaran dan nyobain rasanya rokok itu seperti apa dan
jujur sama saya dia melakukan hal itu, dia bilang kalau ngerokok itu
rasanya gak enak pahit, dan aneh rasanya, lalu saya langsung bilang ke
dia kalau ngerokok itu gak baik gak dan gak sehat buat tubuh. Selain itu
saya juga nasehati dia supaya buang sampah gak boleh sembarangan,
salaman harus benar dengan cium tangan bukan di pipi atau dijidat, saya
selalu ingatkan juga untuk sholat walaupun anaknya suka ntaran-ntaran
setengah jam setelah diingatkan baru sholat karena alasan ngantuk atau
capek tetep saya nasehati, karena memang anaknya masih kecil juga jadi
harus saya contohkan dulu baru dia ikuti. Toh lama-lama juga dia akan
tahu mana yang baik atau yang buruk dari hasil arahan orang tua dan
sekolah yang sudah mendidik.
186

2. Apakah bapak/ibu memandang perlu adanya program pendidikan


karakter di sekolah?
Jawaban: Adanya pendidikan karakter akan memperkuat karakter dia,
tapi karna dia masih kecil ya jadi masih berubah-ubah karakternya, lama-
lama dia pasti akan menemukan jati dirinya.
3. Menurut bapak/ibu seberapa penting pendidikan karakter?
Jawaban: Penting, sekarang kan akhlak mulai merosot, misalnya dimana-
mana orang parkir tidak permisi, berbicara tidak sopan, buang sampah
dimana-mana padahal berpendidikan tinggi, makanya salah satunya saya
ingatkan dia buang sampah jangan sembarangan kalaupun posisinya
tidak ada tempat sampah pegang dulu kalau sudah menemukan tempat
sampah baru deh dibuang, karena kalau buang sampah sembarangan
nanti dampaknya jakarta bisa banjir.

B. Dukungan Orang Tua


1. Adakah perubahan sikap yang tampak pada anak setelah adanya
penguatan karakter di sekolah?
Jawaban: Ada, sedikit demi sedikit akhlaknya mulai semakin bagus
diantara teman-temannya.
2. Apa upaya orang tua agar pendidikan karakter di sekolah dapat
dipertahankan?
Jawaban: Ya tidak jauh-jauh dengan menasehati, mengarahkan dan
mencontohkan, karena pada dasarnya anak kan mengikuti sikap orang
tuanya, kalau orang tuanya cuma sekedar nasehati tidak sesuai dengan
apa yang diomongin ya anak kan juga bisa menilai.
3. Dukungan seperti apa yang bapak/ibu berikan terkait pendidikan
karakter di sekolah ini?
Jawaban: Kebutuhan anak sekolah itu sendiri, seperti program-program
di kelas 4, 5 dan 6 kalau setiap hari sebelum mulai pembelajaran
membaca juz amma, setiap hari jumat akhir bulan ada sholat dhuha
187

berjama‟ah, dan juga setiap hari rabu sholat dzuhur berjama‟ah, jadi ya
semua perlengkapan yang dibutuhkan saya siapkan.
4. Adakah pengaruh peran orang tua terhadap keberhasilan
pendidikan karakter?
Jawaban: Anak saya itu dengan cara tindakan, gak cukup arahan dan
nasihat saja, kalau yang dilihat orang seperti itu ya dia akan
mengikutinya. Makanya saya sebagai orang tua harus mencontohkan hal-
hal yang baik.
5. Bagaimana pendapat bapak/ibu dengan adanya penerapan
pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah melalui kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) dan ekstrakurikuler?
Jawaban: Baik si, paling saya mau menambahkan agar di sekolah juga di
fokuskan mata pelajaran agama juga karena akan berpengaruh akhlakul
karimahnya.
188

Hasil Wawancara dengan Orang Tua


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Nama : Sutrini
Jabatan : Wali Murid 4A
Hari/Tanggal : Jum‟at, 14 September 2018
Tempat : Musholla
Waktu : 10.10 WIB

A. Analisis Kebutuhan
1. Apakah bapak/ibu memberikan perhatian terkait pendidikan
karakter kepada putra dan putri bapak/ibu?
Jawaban: Memberikan perhatian bagi saya sudah menjadi kewajiban yang
harus saya penuhi sebagai orang tua terhadap anak, karena sekecil apapun
perhatian orang tua kepada anaknya menjadi penting untuk pertumbuhan
dan perkembangan jiwanya.
2. Apakah bapak/ibu memandang perlu adanya program pendidikan
karakter di sekolah?
Jawaban: Sangat perlu bahkan butuh, selain dibentuk karakter anak ketika
di rumah juga harus dibentuk ketika di sekolah, disamping sekolah
menjadi lembaga pendidikan untuk mencerdaskan anak bangsa juga
menjadi tempat untuk membentuk karakter kepribadian anak dari sejak
dini.
3. Menurut bapak/ibu seberapa penting pendidikan karakter?
Jawaban: Pertama, perlu kita ketahui di era zaman semakin modern
sekarang ini banyak anak-anak yang cepat terpengaruh dengan teknologi
yang semakin pesat dan maju seperti dibiarkan oleh orang tuanya berjam-
jam hanya untuk memainkan permainan di hp atau membuka media sosial
untuk mengetahui postingan-postingan yang sedang viral, hal itu akan
membentuk anak menjadi malas belajar, dengan itu pentingnya orang tua
dalam memberikan bimbingan, nasihat dan arahan kepada anaknya.
189

B. Dukungan Orang Tua


1. Adakah perubahan sikap yang tampak pada anak setelah adanya
penguatan karakter di sekolah?
Jawaban: Ada, dari pembiasaan menerapkan membuang sampah pada
tempatnya/membersihkan lingkungan, sholat berjama‟ah, bersalaman
dengan guru atau orang yang lebih tua yang ditemui baik di sekolah atau
di lingkungan rumah dan kegiatan-kegiatan positif lainnya.
2. Apa upaya orang tua agar pendidikan karakter di sekolah dapat
dipertahankan?
Jawaban: Saya sebagai orang tua yang berperan sangat penting dalam
membina karakter anak, membantu anak untuk membentuk kepribadian
dan mengembangkan karakter mereka baik di rumah dan dimanapun.
Terutama di sekolah saya berharap pendidikan karakter dipertahankan
sampai kapan pun karena hal itu menjadi bagian terpenting dan melekat
dalam dunia pendidikan, upaya saya membentuk kolaborasi/bersinergi
secara kental antara orang tua dengan guru dengan sosialisasi yang kuat.
3. Dukungan seperti apa yang bapak/ibu berikan terkait pendidikan
karakter di sekolah ini?
Jawaban: Dukungan yang saya lakukan adalah menyikapi peraturan tata
tertib sekolah dan berkonsultasi dengan guru, keterkaitan perkembangan
pembelajaran siswa dan perilaku siswa selama disekolah, dan berusaha
menerapkan pendidikan karakter dirumah.
4. Adakah pengaruh peran orang tua terhadap keberhasilan
pendidikan karakter?
Jawaban: Sangat berpengaruh, karena pusat pendidikan yang pertama
adalah lingkungan keluarga, pendidikan di lingkungan keluarga sangat
strategis untuk memberikan pendidikan baik kecerdasan, budi pekerti
atau kepribadian serta persiapan hidup di masyarakat. Orang tua yang
akan menjadi contoh bagi anak, sebab anak akan menirukan apa saja
yang dilakukan oleh orang tua. Jadi orang tua harus bisa memberikan
190

keteladanan dan kebiasaan sehari-hari yang baik sehingga dapat


dijadikan contoh bagi anaknya.
5. Bagaimana pendapat bapak/ibu dengan adanya penerapan
pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah melalui kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) dan ekstrakurikuler?
Jawaban: Dengan adanya penerapan pendidikan karakter di sekolah saya
sangat terbantu dalam membentuk karakter anak yang diharapkan oleh
orang tua dan masyarakat luas, karena sekolah juga merupakan tempat
yang strategis dalam menerapkan nilai-nilai karakter dari kegiatan KBM,
ekstrakurikuler dan kegiatan yang mendukung lainnya. Selain itu anak-
anak menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah, sehingga apa
yang didapatkannya di sekolah akan mempengaruhi pembentukan
karakternya.
191

Hasil Wawancara dengan Orang Tua


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Nama : Fitriyah
Jabatan : Wali Murid 4B
Hari/Tanggal : Kamis, 27 September 2018
Tempat : Taman Sekolah
Waktu : 08.00 WIB

A. Analisis Kebutuhan
1. Apakah bapak/ibu memberikan perhatian terkait pendidikan
karakter kepada putra dan putri bapak/ibu?
Jawaban: Tidak ada habis-habisnya saya berikan perhatian yang penuh
kepada anak-anak saya, terutama kasih sayang karena itu menjadi
kebutuhan seorang anak sejak mengandung sampai kapanpun tidak ada
batasannya.
2. Apakah bapak/ibu memandang perlu adanya program pendidikan
karakter di sekolah?
Jawaban: Pendidikan karakter sudah menjadi keperluan seorang anak
untuk membentuk sikap dan perilakunya.
3. Menurut bapak/ibu seberapa penting pendidikan karakter?
Jawaban: Untuk menjadi anak yang baik dan memiliki sifat yang
berkarakter tidak mudah, perlu adanya pihak-pihak yang mendukung
untuk menerapkannya secara continue, tepatnya disekolah selain juga di
terapkan dirumah oleh orang tuanya masing-masing.

B. Dukungan Orang Tua


1. Adakah perubahan sikap yang tampak pada anak setelah adanya
penguatan karakter di sekolah?
Jawaban: Karena anak saya masih kelas 4 SD, tetapi saya merasakan
sedikit demi sedikit perubahan yang di alami oleh anak saya seperti lebih
bertanggung jawab dalam membereskan barang-barangnya mainannya
ketempatnya semula.
192

2. Apa upaya orang tua agar pendidikan karakter di sekolah dapat


dipertahankan?
Jawaban: Upaya nya sih, perlu adanya sosialisasi antara orang tua dan
guru, jadi guru tau apa saja yang diharapkan orang tua untuk anak-
ananya selama berkegiatan di sekolah.
3. Dukungan seperti apa yang bapak/ibu berikan terkait pendidikan
karakter di sekolah ini?
Jawaban: Kalau bentuk dukungan yang saya berikan belum ada ya, tapi
pasti saya akan mendukung seluruh kegiatan yang diadakan di sekolah
selama itu kegitan yang bermanfaat.
4. Adakah pengaruh peran orang tua terhadap keberhasilan
pendidikan karakter?
Jawaban: Peran maksimal ada di orang tua, jadi pasti sangat berpengaruh
besar untuk perkembangan anak, orang tua juga punya tanggung jawab
besar selain memberikan materi tetapi juga perhatian-perhatian yang
khusus.
5. Bagaimana pendapat bapak/ibu dengan adanya penerapan
pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah melalui kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) dan ekstrakurikuler?
Jawaban: Karena anak saya masih kelas 4 SD jadi masih saya tungguin
sampai waktu pulang sekolah, jadi suka saya lihat kegiatan belajar
mengajar ketika di kelas, saya lihatnya dari jendela sama wali murid
lainnya selama ini yang saya lihat baik untuk penerapan pendidikan
karakternya konsisten dilkukan oleh guru-guru, kalau ekstrakurikulernya
saya kurang tau deh.
193

Hasil Wawancara dengan Orang Tua


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Nama : Mulyati
Jabatan : Wali Murid 5A
Hari/Tanggal : Kamis, 27 September 2018
Tempat : Taman Sekolah
Waktu : 09.20 WIB

A. Analisis Kebutuhan
1. Apakah bapak/ibu memberikan perhatian terkait pendidikan
karakter kepada putra dan putri bapak/ibu?
Jawaban: Setiap orang tua pasti akan memberi perhatiannya kepada anak-
anaknya, tapi berbeda-beda persentasenya, kalau saya dari hal terkecil
pun akan saya perhatikan, dengan mengingatkan dia untuk makan,
mengerjakan pr, sholat dan lain-lain.
2. Apakah bapak/ibu memandang perlu adanya program pendidikan
karakter di sekolah?
Jawaban: Perlu sekali, kalau yang saya tahu karakter anak kan berbeda-
beda, jadi kalau ada anak yang sikapnya masih bertolak belakang dengan
yang diharapkan, pihak sekolah perlu untuk mengarahkan anak dengan
memberi contoh keteladanan.
3. Menurut bapak/ibu seberapa penting pendidikan karakter?
Jawaban: Di zaman sekarang ini banyak sekali kejadian-kejadian
kriminalitas yang dilakukan oleh anak, teknologi yang semain maju,
banyak juga ditemukan anak-anak diluar sana yang mengikuti style
kebarat-baratan ampun deh, pasti penting bangat ya pendidikan karakter
untuk mengembalikan karakter anak-anak agar tidak berpengaruh dari
hal-hal yang negatif itu.

B. Dukungan Orang Tua


1. Adakah perubahan sikap yang tampak pada anak setelah adanya
penguatan karakter di sekolah?
Jawaban: Ada, awalnya dia anaknya manja banget sama saya dan
ayahnya, tetapi dengan adanya penguatan karakter di sekolah jadi agak
194

mandiri dirumahnya untuk makan udah gak disuapin lagi dan suka
beresin kamarnya sendiri.
2. Apa upaya orang tua agar pendidikan karakter di sekolah dapat
dipertahankan?
Jawaban: Upaya saya belum terealisasikan sih, tetapi kalau ada rapat
antar orang tua dengan guru atau stakeholder saya ingin menyampaikan
pentingnya kerjasama antara guru dan wali murid dalam konsistensi
pembentukan karakter pada anak.
4. Dukungan seperti apa yang bapak/ibu berikan terkait pendidikan
karakter di sekolah ini?
Jawaban: Memotivasi dan memberikan dorongan untuk membangkitkan
semangat anak belajar di sekolah.
5. Adakah pengaruh peran orang tua terhadap keberhasilan
pendidikan karakter?
Jawaban: Pastinya berpengaruh besar, biasanya apa yang dilakukan oleh
orang tua juga diikuti oleh anaknya, jadi sebagai orang tua saya harus
mencontohkan yang baik.
6. Bagaimana pendapat bapak/ibu dengan adanya penerapan
pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah melalui kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) dan ekstrakurikuler?
Jawaban: Sudah sangat baik, tapi harapan saya ketika jam istirahat siswa
tetap di awasi guru, jadi kalau ada anak yang berperilaku tidak baik guru
sigap untuk menegur dan menasehatinya.
195

Hasil Wawancara dengan Orang Tua


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Nama : Damayanti
Jabatan : Wali Murid 5B
Hari/Tanggal : Kamis, 27 September 2018
Tempat : Di Koperasi Sekolah
Waktu : 10.00 WIB

A. Analisis Kebutuhan
1. Apakah bapak/ibu memberikan perhatian terkait pendidikan
karakter kepada putra dan putri bapak/ibu?
Jawaban: Iya, perhatian sudah menjadi kewajiban saya, kalau anak tidak
diberikan perhatian dengan diberikan arahan hidup, bisa-bisa anak
melenceng dari jalurnya dan mengabaikan tugas-tugasnya.
2. Apakah bapak/ibu memandang perlu adanya program pendidikan
karakter di sekolah?
Jawaban: Sangat perlu.
3. Menurut bapak/ibu seberapa penting pendidikan karakter?
Jawaban: Penting untuk anak penting juga bagi orang tuanya, kalau tidak
ada pendidikan karakter mau jadi apa bangsa ini kedepannya, kalau mau
membentuk generasi yang baik dari sejak dini ya harus menerapkan
pendidikan karakter.

B. Dukungan Orang Tua


1. Adakah perubahan sikap yang tampak pada anak setelah adanya
penguatan karakter di sekolah?
Jawaban: Sedikit demi sedikit perubahan sikap anak saya, ada saja, anak
saya perempuan untungnya memang dari kecil sudah saya ajarkan
tentang nilai karakter melalui cerita dan lain-lain jadi mudah untuk
dibentuk.
196

2. Apa upaya orang tua agar pendidikan karakter di sekolah dapat


dipertahankan?
Jawaban: Komitmen yang terpenting bagi orang tua dan pihak sekolah
yang sudah menjadi tanggung jawabnya masing-masing.
3. Dukungan seperti apa yang bapak/ibu berikan terkait pendidikan
karakter di sekolah ini?
Jawaban: Saya sering bilang ke anak saya, “kamu baik-baik di sekolah
ikuti peraturan dan tata tertib di sekolah, kalau guru kasih tugas kerjain,
kalau sudah waktunya masuk dan pulang sekolah harus tepat waktu,
karena itu demi kebaikan kamu dan masa depan kamu”
4. Adakah pengaruh peran orang tua terhadap keberhasilan
pendidikan karakter?
Jawaban: Ada banget, pendidikan yang pertama kali didapat oleh anak
kan dari orang tuanya. Jadi, menurut saya orang tua harus belajar
memahami dengan baik keinginan anak dan karakteristiknya, bagaimana
cara yang tepat untuk mengarahkan anak dengan karakteristik yang dia
punya.
5. Bagaimana pendapat bapak/ibu dengan adanya penerapan
pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah melalui kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) dan ekstrakurikuler?
Jawaban: Yang saya tahu anak saya mengikuti ekskul pramuka dan
karate, penerapan pendidikan karakternya saya kurang tau, tapi semenjak
dia ikut ekskul anaknya jadi lebih disiplin waktu dan lebih bertanggung
jawab.
197

Hasil Wawancara dengan Orang Tua


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Nama : Maryam
Jabatan : Wali Murid 6A
Hari/Tanggal : Kamis, 27 September 2018
Tempat : Di Rumah Wali Murid
Waktu : 10.30 WIB

A. Analisis Kebutuhan
1. Apakah bapak/ibu memberikan perhatian terkait pendidikan
karakter kepada putra dan putri bapak/ibu?
Jawaban: Sebagai ibu saya memperhatikan kebutuhan anak saya sehari-
hari seperti makan, sholat, bangun pagi dan apapun itu saya siapkan, dari
sejak dia kecil pun saya sudah ajari pendidikan karakter, seperti sebelum
dan sesudah makan harus membaca doa, sholat harus di awal waktu tidak
boleh ditelat-telatin, kalau mau main ke luar rumah harus izin orang tua
dulu, dan harus bertanggungjawab atas barang yang telah digunakan
untuk diletakkan kembali pada tempatnya.
2. Apakah bapak/ibu memandang perlu adanya program pendidikan
karakter di sekolah?
Jawaban: Perlu, program pendidikan karakter sudah menjadi bagian tugas
guru di sekolah dan orang tua di rumah.
3. Menurut bapak/ibu seberapa penting pendidikan karakter?
Jawaban: Pentingnya pendidikan karakter karena dapat membawa
perubahan besar yang positif terhadap sikap anak-anak jaman now yang
sudah banyak terkontaminasi dengan pergaulan kurang baik
dilingkungannya.
198

C. Dukungan Orang Tua


1. Adakah perubahan sikap yang tampak pada anak setelah adanya
penguatan karakter di sekolah?
Jawaban: Pastinya ada ya, menurut saya sudah banyak perubahan positif
yang dibawa dari sekolah seperti dia menjadi lebih mandiri menghadapi
tugas-tugasnya sebagai anak dirumah.
2. Apa upaya orang tua agar pendidikan karakter di sekolah dapat
dipertahankan?
Jawaban: Saya berharap agar sekolah tetap memperhatikan peserta
didiknya yang bukan saja berfokus pada pembelajaran formalitas, tetapi
juga mengaplikasikannya pada dunia nyata.
3. Dukungan seperti apa yang bapak/ibu berikan terkait pendidikan
karakter di sekolah ini?
Jawaban: Saya pribadi sangat mendukung seluruh kegiatan yang diadakan
di sekolah, kalau dukungan dari saya, kalau sekolah mengadakan kegiatan
yang membutuhkan bantuan dari orang tua saya ikut membantu sejauh hal
itu masih dapat saya bantu.
4. Adakah pengaruh peran orang tua terhadap keberhasilan pendidikan
karakter?
Jawaban: Pasti ada, kalau orang tuanya paham terhadap perkembangan
pendidikan karakter bagi anaknya pasti orang tua akan memperhatikan
kebutuhan anaknya dari segi apapun.
5. Bagaimana pendapat bapak/ibu dengan adanya penerapan
pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah melalui kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) dan ekstrakurikuler?
Jawaban: Sangat membantu sekali dalam membentuk karakter siswa,
kegiatan yang diadakan sekolah mengandung nilai-nilai karakter yang
secara tidak langsung anak menerapkan nilai karakter pada dirinya
masing-masing, ekskulnya juga disediakan sesuai minat bakat siswa dan
kebutuhan siswa sehingga membuat si anak jadi lebih bersemangat
melakukan aktivitas di sekolah.
199

Hasil Wawancara dengan Orang Tua


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Nama : Siti Warahmah


Jabatan : Wali Murid 5A
Hari/Tanggal : Kamis, 27 September 2018
Tempat : Di Rumah Wali Murid
Waktu : 11.10 WIB

A. Analisis Kebutuhan
1. Apakah bapak/ibu memberikan perhatian terkait pendidikan
karakter kepada putra dan putri bapak/ibu?
Jawaban: Iya, alhamdulillah anak saya itu orangnya mudah dibentuk kalau
orang tuanya nyuruh apa dia pasti langsung lakukan, begitu juga disekolah
dia termasuk anak yang rajin, disiplin, dan begitu juga dia salah satu siswa
yang berprestasi dalam bidang akademiknya. Karena dari kecil saya dan
bapaknya selalu mengarahkan dan bimbing dia supaya menjadi anak yang
berbakti kepada orang tua dan bermanfaat bagi bangsa.
2. Apakah bapak/ibu memandang perlu adanya program pendidikan
karakter di sekolah?
Jawaban: Perlu bahkan sangat membantu orang tua dalam membentuk
karakter anak, selain dibiasakan berbuat baik dirumah juga harus
dibiasakan ketika disekolah.
3. Menurut bapak/ibu seberapa penting pendidikan karakter?
Jawaban: Secara pribadi, bagi saya pendidikan karakter membantu
manusia bukan hanya sebatas menjadi pintar dan cerdas saja, tetapi juga
menjadi manusia yang baik dan bijak. Selain itu dapat mengatasi masalah
moral pada manusia itu sendiri.
200

B. Dukungan Orang Tua


1. Adakah perubahan sikap yang tampak pada anak setelah adanya
penguatan karakter di sekolah?
Jawaban: Alhamdulillah, anak saya jadi lebih rajin ibadahanya kalau
sholat sering berjama‟ah sama bapaknya, terus dia juga lebih rajin baca
Al-Qur‟annya, sekarang dia juga lagi menghafal doa-doa setelah sholat,
katanya supaya setelah sholat berjama‟ah sama bapaknya dia yg baca
doanya, dari situ salah satu perubahan yang membuat saya bangga sama
dia.
2. Apa upaya orang tua agar pendidikan karakter di sekolah dapat
dipertahankan?
Jawaban: Upaya saya sih memantau perkembangan kemampuan anak dari
segi akademiknya seperti mengecek hasil pengerjaaan tugas pr apakah
sudah dikerjakan dengan baik atau belum, mengingatkan dia untuk
mempelajari pelajaran yang besok akan dipelajari disekolah supaya ketika
guru menerangkan dia kurang lebih sudah memahami secara cepat yang
dijelaskan oleh gurunya, saya juga memantau perkembangan sikap, tutur
kata dan moral melalui komunikasi dengan wali kelasnya.
3. Dukungan seperti apa yang bapak/ibu berikan terkait pendidikan
karakter di sekolah ini?
Jawaban: Intinya sih saya mendukung program-program sekolah, tetapi
kalau dukungan yang saya berikan mungkin hanya sebatas ketika sekolah
mengundang wali murid untuk bermusyawarah dan berdiskusi untuk
membahas perkembangan belajar dan perilaku anak ketika di sekolah.
4. Adakah pengaruh peran orang tua terhadap keberhasilan pendidikan
karakter?
Jawaban: Berpengaruh besar peran orang tua dalam mendidik anak ketika
di rumah, pasalnya kan anak lebih banyak menghabiskan waktunya di
rumah, jadi apapun yang dapat saya lakukan demi kebaikan anak pasti
akan saya lakukan sejauh hal itu dapat meningkatkan perkembangan dan
potensi dalam dirinya.
201

5. Bagaimana pendapat bapak/ibu dengan adanya penerapan


pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah melalui kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) dan ekstrakurikuler?
Jawaban: Melalui pendidikan karakter kegiatan belajar dan kegiatan
lainnya menjadi lebih terarah dengan disertai penanaman nilai karakter
dalam kepribadian setiap peserta didiknya. Apalagi tata tertib kelasnya
juga dilaksanakan dengan baik oleh guru dan masing-masing siswanya,
jadinya dapat dikatakan sudah berjalan dengan baik. Kalaupun ada siswa
yang tidak mengikuti peraturan dengan semestinya pasti akan dapat tegur
dari guru.
202

Hasil Wawancara dengan Orang Tua


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Nama : Azizah Laila


Jabatan : Wali Murid 6B
Hari/Tanggal : Kamis, 27 September 2018
Tempat : Di Rumah Wali Murid
Waktu : 11.30 WIB

A. Analisis Kebutuhan
1. Apakah bapak/ibu memberikan perhatian terkait pendidikan
karakter kepada putra dan putri bapak/ibu?
Jawaban: Iya, karena kan orang tua yang sangat berperan sebagai
pembentuk karakter anak pertama kalinya dalam berkenalan dengan nilai
dan norma, dari perhatian yang diberikan orang tuanya dalam
membimbing, mengarahkan dan mendidik anaknya sehinga membuat anak
menjadi generasi penerus yang lebih baik.
2. Apakah bapak/ibu memandang perlu adanya program pendidikan
karakter di sekolah?
Jawaban: Perlu, hal itu sangat membantu bagi orang tua yang sibuk
bekerja, dengan adanya program pendidikan yang menekankan pada
karakter anak dapat mengawasi dan mengendalikan perilaku anak yang
kurang baik berubah menjadi baik.
3. Menurut bapak/ibu seberapa penting pendidikan karakter?
Jawaban: Pendidikan karakter bagi saya cukup memberikan perubahan
besar dalam perilaku anak saya yang agak manjaan orangnya, menjadi
lebih mandiri dalam bersikap dan lebih peduli terhadap lingkungan
sekitarnya.

B. Dukungan Orang Tua


1. Adakah perubahan sikap yang tampak pada anak setelah adanya
penguatan karakter di sekolah?
Jawaban: Yang lebih terlihat perubahan sikapnya, yaaa menjadi lebih
mandiri, bertanggung jawab dan disiplin terhadap kebutuhan dirinya.
203

2. Apa upaya orang tua agar pendidikan karakter di sekolah dapat


dipertahankan?
Jawaban: Saya berharap agar pendidikan karakter agar tetap terus terjaga
di lingkungan sekolah, bagi orang tua yang telah menyekolahkan anaknya
berarti secara tidak langsung orang tua memberikan tanggung jawabnya
kepada guru untuk mendidik anaknya.
3. Dukungan seperti apa yang bapak/ibu berikan terkait pendidikan
karakter di sekolah ini?
Jawaban: Dengan cara bekerja sama antara orang tua dengan pihak
sekolah dalam hal mendidik anak, juga melakukan kegiatan yang dapat
mengajarkan anak tentang dunia dan ilmu melalui kegiatan yang
menyenangkan di rumah maupun di luar rumah.
4. Adakah pengaruh peran orang tua terhadap keberhasilan pendidikan
karakter?
Jawaban: Bukan ada lagi tapi memang pasti salah satu keberhasilan yang
diraih seorang anak sumbernya dari orang tuanya masing-masing, kalau
orang tua mendidiknya benar pasti hasil didikan juga akan baik.
5. Bagaimana pendapat bapak/ibu dengan adanya penerapan
pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah melalui kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) dan ekstrakurikuler?
Jawaban: Menurut saya kegiatan pembelajaran dan ekskulnya sudah
berjalan sesuai tujuan dan terkonsep dengan baik.
204

Lampiran 9

Hasil Wawancara dengan Siswa


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Nama : Aini
Kelas : 4B A
Hari/Tanggal : 27 September 2018
Tempat : Depan Ruang kKelas 4B
Waktu : 12.00 WIB
1. Apakah anda mentaati setiap tata tertib yang diterapkan di sekolah
ini? Apakah anda pernah melanggarnya?
Jawaban: Iya, paling ini sih kalo telat aja
2. Nilai karakter apa saja yang anda dapatkan selama sekolah di sini?
Jawaban: Masuk sekolah harus tepat waktu jangan sampai terlambat,
menghormati guru, terus pakaiannya harus rapih kukunya gaboleh
panjang-panjang.
3. Jika anda melanggar atau tidak melaksanakan peraturan dan tata
tertib di sekolah bagaimana perasaannya?
Jawaban: Menyesal.
205

Hasil Wawancara dengan Siswa


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Nama : Siti
Kelas : 4B
Hari/Tanggal : 27 September 2018
Tempat : Depan Ruang Kelas 4B
Waktu : 12.00 WIB

1. Apakah anda mentaati setiap tata tertib yang diterapkan di sekolah


ini? Apakah anda pernah melanggarnya?
Jawaban: Iya mentaatinya, pernah telat masuk kelas pas waktu istirahat
uda abis.
2. Nilai karakter apa saja yang anda dapatkan selama sekolah di sini?
Jawaban: Sopan santun sama guru, gak boleh bercanda sama ngobrol pas
waktu belajar, dan harus bertanggung jawab.
3. Jika anda melanggar atau tidak melaksanakan peraturan dan tata
tertib di sekolah bagaimana perasaannya?
Jawaban: Sedih, dan gak akan mengulanginya lagi.
206

Hasil Wawancara dengan Siswa


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Nama : Reski
Kelas : 4B
Hari/Tanggal : 27 September 2018
Tempat : Depan Ruang Kelas 4B
Waktu : 11.55 WIB

1. Apakah anda mentaati setiap tata tertib yang diterapkan di sekolah


ini? Apakah anda pernah melanggarnya?
Jawaban: Pastinya, palingan pernah telat masuk kelas aja sih.
2. Nilai karakter apa saja yang anda dapatkan selama sekolah di sini?
Jawaban: Jujur, disiplin, kalau ada tugas dari guru segera dikerjakan,
terus menjaga lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya.
3. Jika anda melanggar atau tidak melaksanakan peraturan dan tata
tertib di sekolah bagaimana perasaannya?
Jawaban: Hhmm, gitu deh agak gaenak aja perasaannya.
207

Hasil Wawancara dengan Siswa


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Nama : Rendy
Kelas : 5A
Hari/Tanggal : 27 September 2018
Tempat : Depan Kantor Kepala Sekolah
Waktu : 08.20 WIB

1. Apakah anda mentaati setiap tata tertib yang diterapkan di sekolah


ini? Apakah anda pernah melanggarnya?
Jawaban: Iya, tidak pernah
2. Nilai karakter apa saja yang anda dapatkan selama sekolah di sini?
Jawaban: Peduli sesama teman kalau ada teman yang minta tolong
dibantu, sebelum dan sesudah belajar dibiasakan untuk berdoa,
pakaiannya harus rapih tidak boleh berantakan.
3. Jika anda melanggar atau tidak melaksanakan peraturan dan tata
tertib di sekolah bagaimana perasaannya?
Jawaban: Nyesel, keinget terus jadinya.
208

Hasil Wawancara dengan Siswa


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Nama : Aquila
Kelas : 5A
Hari/Tanggal : 27 September 2018
Tempat : Depan Kantor Kepala Sekolah
Waktu : 08.20 WIB

1. Apakah anda mentaati setiap tata tertib yang diterapkan di sekolah


ini? Apakah anda pernah melanggarnya?
Jawaban: Pastinya, karena setiap tata tertib harus dilaksanakan dengan
baik, bukannya malah dilanggar.
2. Nilai karakter apa saja yang anda dapatkan selama sekolah di sini?
Jawaban: Banyak, seperti masuk sekolah tepat waktu, ngumpulin tugas
tepat waktu, menghormati guru, tidak boleh bermain diluar jam belajar.
3. Jika anda melanggar atau tidak melaksanakan peraturan dan tata
tertib di sekolah bagaimana perasaannya?
Jawaban: Perasaannya jadi gak karuan kak, dalam hati pokoknya gak
akan diulangi lagi.
209

Hasil Wawancara dengan Siswa


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Nama : Devona E.D.S


Kelas : 5B
Hari/Tanggal : 27 September 2018
Tempat : Depan Kantor Kepala Sekolah
Waktu : 08.25 WIB

1. Apakah anda mentaati setiap tata tertib yang diterapkan di sekolah


ini? Apakah anda pernah melanggarnya?
Jawaban: Mentaati, pernah sekali ngerjain tugas di depan kelas bareng
temen yang gak ngerjain juga.
2. Nilai karakter apa saja yang anda dapatkan selama sekolah di sini?
Jawaban: Disiplin, berteman dengan siapa saja tidak boleh milih-milih,
kalau sholat tepat waktu, menghormati guru dan orang tua.
3. Jika anda melanggar atau tidak melaksanakan peraturan dan tata
tertib di sekolah bagaimana perasaannya?
Jawaban: Resah ka sama malu.
210

Hasil Wawancara dengan Siswa


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Nama : Regita
Kelas : 6B
Hari/Tanggal : 27 September 2018
Tempat : Depan Ruang Operator Sekolah
Waktu : 08.17 WIB

1. Apakah anda mentaati setiap tata tertib yang diterapkan di sekolah


ini? Apakah anda pernah melanggarnya?
Jawaban: Selalu, pernah telat masuk kelas setelah jam istirahat karena
masih jajan di koperasi.
2. Nilai karakter apa saja yang anda dapatkan selama sekolah di sini?
Jawaban: Seperti, kalau berbicara sama siapapun harus sopan,
bertanggung jawab, harus jujur tidak boleh berbohong.
3. Jika anda melanggar atau tidak melaksanakan peraturan dan tata
tertib di sekolah bagaimana perasaannya?
Jawaban: Kayak ada yang mengganjal.
211

Hasil Wawancara dengan Siswa


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Nama : Anggita
Kelas : 6B
Hari/Tanggal : 27 September 2018
Tempat : Depan Ruang Operator Sekolah
Waktu : 10.00 WIB

1. Apakah anda mentaati setiap tata tertib yang diterapkan di sekolah


ini? Apakah anda pernah melanggarnya?
Jawaban: Iya, pernah telat masuk kelas soalnya rumahnya agak jauh dan
macet jadinya pernah 2 kali telat masuk kelas, terus di nasehati wali kelas
supaya jangan telat masuk sekolah lagi, habis itu udah gak telat lagi
soalnya berangkatnya lebih pagi dari rumah.
2. Nilai karakter apa saja yang anda dapatkan selama sekolah di sini?
Jawaban: Kerjasama yang baik dengan teman, memberi salam ketika
masuk kelas, tidak berisik pas belajar dimulai, mendengarkan guru ketika
menjelaskan pembelajaran.
3. Jika anda melanggar atau tidak melaksanakan peraturan dan tata
tertib di sekolah bagaimana perasaannya?
Jawaban: Perasaannya jadi gaenak, gelisah.
212

Hasil Wawancara dengan Siswa


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Nama : Agung Kurniawan


Kelas : 6B
Hari/Tanggal : 27 September 2018
Tempat : Depan Ruang Operator Sekolah
Waktu : 10.00 WIB

1. Apakah anda mentaati setiap tata tertib yang diterapkan di sekolah


ini? Apakah anda pernah melanggarnya?
Jawaban: Pernah waktu itu diajak temen main futsal di lapangan pas
udah bel masuk kelas tapi gurunya belum masuk kelas, terus ketauan
sama gurunya jadinya dikasih hukuman deh bersihin taman sekolah.
2. Nilai karakter apa saja yang anda dapatkan selama sekolah di sini?
Jawaban: Masuk kelas jangan telat kalau sudah waktunya pulang ya
pulang, menjaga kebersihan kelas, terus kalau sudah waktunya sholat ya
sholat bareng sama temen-temen di musholla.
3. Jika anda melanggar atau tidak melaksanakan peraturan dan tata
tertib di sekolah bagaimana perasaannya?
Jawaban: Nyesel banget.
213

Lampiran 10

Instrumen Observasi Sarana Prasarana


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Jenis Jumlah Kondisi


No
Sarana/Prasarana Ruang Baik Tidak Baik Ket.
1 Ketersediaan Ruang Belajar
2 Ketersediaan Media Belajar
3 Ketersediaan Bahan Ajar
4 Ketersediaan Perpustakaan
a. Buku (buku teks, buku
penunjang kurikulum, buku
bacaan, buku referensi, dan
buku biografi)
b. Terbitan berkala (majalah,
surat kabar)
c. Audio Visual
d. Multimedia
5 Ketersediaan Laboratorium
Bahasa
6 Ketersediaan Laboratorium IPA
a. KIT IPA untuk eksperimen
dasar
b. Poster/Carta IPA, dll
7 Ketersediaan Ruang
Ibadah/Musholla
- Al-Qur‟an
8 Ketersediaan Lapangan
Olahraga
9 Ketersediaan Ruang Kesenian
dan Keterampilan
9 Ketersediaan Kantin
10 Ketersediaan Ruang UKS
a. Tempat tidur
b. Tempat cuci tangan
c. Timbangan
d. Alat ukur tinggi badan
e. Kotak P3K dan obat
sederhana
214

11 Ketersediaan Ruang Makan


Siswa
12 Ketersediaan Parkiran Motor
13 Ketersediaan Halaman Sekolah
14 Ketersediaan Taman dan Kebun
Sekolah
15 Ketersediaan Tempat sampah
pada setiap ruangan
a. Tempat sampah basah
b. Tempat sampah kering
16 Ketersediaan Kamar
Mandi/Toilet
a. Cermin
b. Peralatan (gayung, ember,
sabun)
17 Ketersediaan Tempat Cuci
Tangan
215

Lampiran 11

Instrumen Observasi Program Pendidikan Karakter


SDN Cipete Selatan 05 Pagi
Pilihan Jawaban
No Pernyataan
Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai
1 Materi pendidikan karakter mengacu
pada pedoman.
2 Metode pendidikan karakter
mengacu pada pedoman.
3 Media pendidikan karakter mengacu
pada pedoman.
4 Strategi pelaksanaan pendidikan
karakter mengacu pada pedoman.
5 Kegiatan belajar mengajar mengacu
pada buku pedoman.
6 Kegiatan ekstrakurikuler
mendukung pendidikan karakter.
7 Kegiatan non akademik (sosial)
mengembangan program pendidikan
karakter.
8 Kegiatan non akademik (spiritual)
mengembangan program pendidikan
karakter.
216

Lampiran 12

Instrumen Observasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)


SDN Cipete Selatan 05 Pagi
Nilai Pilihan Jawaban
No Pertanyaan
Karakter Selalu Kadang Tidak Pernah
1 Religius a. Berdoa sebelum dan
sesudah melaksanakan
pembelajaran.
b. Memberi salam dengan
ramah pada saat masuk
ruang kelas.
c. Melaksanakan sholat
zuhur berjama‟ah di
musholla.
2 Disiplin f. Datang ke sekolah dan
masuk kelas tepat
waktu.
g. Menaati peraturan
sekolah dan kelas.
h. Mengerjakan semua
tugas dengan sungguh-
sungguh dan
menyelesaikannya tepat
waktu.
3 Rasa Ingin a. Bertanya kepada guru
Tahu atau teman tentang
materi pembelajaran
yang belum dipahami.
b. Menggunakan fasilitas
sekolah seperti
perpustakaan untuk
menambah ilmu
pengetahuan.
c. Mempelajari mata
pelajaran yang akan di
dipelajari esok
disekolah.
4 Bersahabat/ a. Saling menjaga
Komunikatif hubungan baik antar
sesama teman.
b. Membantu teman yang
sedang mengalami
217

Nilai Pilihan Jawaban


No Pertanyaan
Karakter Selalu Kadang Tidak Pernah
kesulitan.
c. Mendengarkan dan
menghargai pendapat
teman.
5 Peduli a. Melaksanakan piket
Lingkungan kelas sesuai jadwal
yang telah ditentukan.
b. Membuang sampah
pada tempatnya.
c. Ikut dalam menjaga
kebersihan lingkungan
sekolah.
218

Lampiran 13

Instrumen Observasi Kegiatan Ekstrakurikuler


SDN Cipete Selatan 05 Pagi
Jenis Waktu Nilai
No Tujuan
Ekstrakurikuler Pelaksanaan Karakter
1
2
3
4
5
219

Lampiran 14

Daftar Ceklis Studi Dokumen


SDN Cipete Selatan 05 Pagi
No Dokumen Ada Tidak Ada
Dokumen profil sekolah
1 a. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
b. Sejarah singkat sekolah
Dokumen bentuk kegiatan sekolah
2 a. Panduan kegiatan-kegiatan spiritual
b. Panduan kegiatan akademis
3 Jadwal kegiatan rutin sekolah
4 Data jumlah tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan 2017/2018
5 Data jumlah siswa tahun 2017/2018
6 Tata tertib atau peraturan sekolah
Dokumen materi kegiatan keagamaan
7 a. Buku panduan/pedoman materi
b. Jadwal materi
8 Dokumen Jadwal kegiatan ekstrakurikuler
Buku penilaian/evaluasi kegiatan sekolah
9 a. Buku penilaian spiritual
b. Buku penilaian akademik
c. Buku penilaian non akademik
Dokumen hasil pekerjaan/tugas-tugas kegiatan
pembelajaran di kelas
a. RPP berbasis karakter
10
b. Data hadir peserta didik
c. Laporan hasil penilaian siswa (moral dan nilai
d. karakter)
Data sarana pendidikan
a. Ruang kelas
11 b. Alat dan bahan pembelajaran
c. Media pembelajaran
d. Buku pelajaran bernuansa pendidikan karakter
Data prasarana pendidikan
a. Musholla/tempat ibadah
b. Ruang pertemuan/aula
12 c. Komputer/laptop
d. Perpustakaan
e. Lapangan olahraga
f. Halaman/taman
Lampiran 15
220

Hasil Angket (1) Peserta Didik


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Petunjuk Pengisian Angket:


1. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan, terlebih dahulu
isi daftar identitas yang telah disediakan.
2. Mohon untuk memberikan tanda (√) pada setiap pilihan jawaban yang anda
pilih.
3. Isilah angket ini dengan teliti, cermat dan jujur sehingga semua soal dapat
dijawab. Dan sebelumnya tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih atas
segala bantuannya.

Identitas Siswa
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin :
Hari/Tanggal :
Pilihan Jawaban
Nilai
No Pertanyaan Tidak
Karakter Selalu Sering Kadang
Pernah
1 Religius a. Berdoa sebelum dan
sesudah melaksanakan
pembelajaran.
b. Bersalaman dengan guru
saat tiba di sekolah.
c. Memberi salam dengan
ramah pada saat masuk
ruang kelas.
d. Berbicara dengan bahasa
yang baik dan santun.
e. Melaksanakan sholat
zuhur berjama‟ah di
musholla.
2 Disiplin a. Datang ke sekolah dan
masuk kelas tepat waktu.
221

b. Menaati peraturan
sekolah dan kelas.
c. Mengerjakan semua tugas
dengan sungguh-sungguh
dan menyelesaikannya
tepat waktu.
3 Rasa Ingin a. Bertanya kepada guru
Tahu atau teman tentang materi
pembelajaran yang belum
dipahami.
b. Menggunakan fasilitas
sekolah seperti
perpustakaan untuk
menambah ilmu
pengetahuan.
c. Mempelajari mata
pelajaran yang akan di
dipelajari esok disekolah.
4 Bersahabat/ a. Saling menjaga hubungan
Komunikatif baik antar sesama teman.
b. Membantu teman yang
sedang menglami
kesulitan.
c. Mendengarkan dan
menghargai pendapat
teman.
5 Peduli a. Melaksanakan piket kelas
Lingkungan sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
b. Membuang sampah pada
tempatnya.
c. Ikut dalam menjaga
kebersihan lingkungan
sekolah.
222

Hasil Angket (2) Peserta Didik


SDN Cipete Selatan 05 Pagi

Petunjuk Pengisian Angket

1. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan, terlebih


dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan.
2. Mohon untuk memberikan tanda (√) pada setiap pilihan jawaban yang anda
pilih.
3. Isilah angket ini dengan teliti, cermat dan jujur sehingga semua soal dapat
dijawab. Dan sebelumnya tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih atas
segala bantuannya.

Identitas Siswa
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin :
Hari/Tanggal :

Keterangan
- SS : Sangat Setuju
- S : Setuju
- TS : Tidak Setuju
- STS : Sangat Tidak Setuju
Pilihan Jawaban
No Indikator Pertanyaan
SS S TS STS
1 Pengetahuan a. Saya paham apa itu pendidikan
karakter.
b. Pendidikan karakter dapat
membentuk pribadi saya
menjadi lebih baik.
c. Guru memberikan contoh dan
membimbing siswa untuk
membedakan perbuatan baik dan
223

buruk.
d. Setiap guru menanamkan nilai-
nilai karakter dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas.
2 Kesiapan a. Saya siap melaksanakan setiap
kegiatan yang dapat
meningkatkan kemampuan dan
bakat saya.
b. Saya akan melaksanakan dengan
baik setiap tata tertib yang ada
disekolah.
c. Saya selalu membiasakan diri
untuk menerapkan nilai-nilai
karakter seperti religius, disiplin,
rasa ingin tahu,
bersahabat/komunikatif, dan
peduli terhadap lingkungan.
3 Kendala a. Masih banyaknya siswa yang
kurang dalam melaksanakan
nilai-nilai karakter di sekolah.
b. Lingkungan sekolah kurang
nyaman/kondusif dalam
melaksanakan kegiatan.
c. Sanksi/hukuman yang diberikan
guru kepada siswa dapat merubah
sikap siswa menjadi lebih baik.
Lampiran 16

STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH


SDN Cipete Selatan 05 Pagi, Kecamatan Cilandak – Jakarta Selatan.

Kepala Sekolah Ketua Komite

Wakil Kepala Sekolah

Tata Usaha Bendahara

Wali Kelas 1A Wali Kelas 1C Wali Kelas 3A Wali Kelas 4A Wali Kelas 5A Wali Kelas 6A

Wali Kelas 1B Wali Kelas 2A Wali Kelas 3B Wali Kelas 4B Wali Kelas 5B Wali Kelas 6B

Wali Kelas 2B Guru Agama Guru Penjaskes Guru B.Inggris

PJ. Keagamaan PJ. Marawis PJ. Tartil Al-Qur‟an PJ. Pramuka Putra PJ. Pramuka Putri PJ. Perpustakaan

PJ. UKS PJ. Lingkungan Sekolah PJ. Inventaris Sekolah PJ. Kantin Sekolah

Penjaga Sekolah

Siswa

224
224
Masyarakat
Lampiran 17

STRUKTUR ORGANISASI KOMITE SEKOLAH


SDN Cipete Selatan 05 Pagi, Periode 2016 – 2021.

Kepala Sekolah Ketua Narasumber

Sekretaris I Sekretaris II Bendahara I Bendahara II

Bidang-Bidang

Bidang Bidang Bidang Bidang Bidang Bidang


Akademik Kegiatan SARPRAS HUMAS Olahraga Kerohanian

225
226

Lampiran 18
Berikut jadwal mata pelajaran kelas 4, 5 dan 6 SDN Cipete Selatan 05 Pagi:

Jadwal Mata Pelajaran Kelas 4


SDN Cipete Selatan 05 Pagi
No Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at
1 09.30-10.05 Matematika Matematika Pramuka Tematik PJOK
2 10.05-10.40 Matematika Matematika Pramuka Tematik PJOK
3 10.40-11.15 Matematika Matematika Pramuka Tematik PJOK
4 11.15-11.50 Tematik Tematik Tematik Tematik PJOK
5 11.50-12.20 Istirahat
6 12.20-12.55 Tematik Tematik Tematik Agama Tematik
7 12.55-13.30 Tematik Tematik Tematik Agama Tematik
8 13.30-14.05 Tematik Tematik Tematik Agama -
9 14.05-14.40 Tematik Tematik Tematik Agama -
Keterangan: Hari rabu shalat zuhur berjama‟ah (Siswa wajib membawa perlengkapan shalat).
Sumber: Data Dokumentasi Jadwal Mata Pelajaran Kelas 4 SDN Cipete Selatan 05 Pagi.

Jadwal Mata Pelajaran Kelas 5


SDN Cipete Selatan 05 Pagi
No Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at
1 06.30-07.05 Upacara Matematika Senam Tematik Matematika
2 07.05-07.40 Matematika Matematika Tematik Tematik Matematika
3 07.40-08.15 Matematika Tematik Tematik Tematik Tematik
08.15-08.30 Istirahat
4 08.30-09.05 Agama Tematik PJOK Tematik Tematik
5 09.05-09.40 Agama Tematik PJOK Tematik Tematik
6 09.40-10.15 Agama Tematik PJOK Tematik Tematik
10.15-10.30 Istirahat
7 10.30-11.05 Tematik Tematik Pramuka Tematik Tematik
8 11.05-11.40 Tematik Tematik Pramuka Tematik -
227

9 11.40-12.15 Remedial Remedial Remedial Remedial -


Keterangan: Hari senin shalat zuhur berjama‟ah (Siswa wajib membawa perlengkapan shalat).
Sumber: Data Dokumentasi Jadwal Mata Pelajaran Kelas 5 SDN Cipete Selatan 05 Pagi.

Jadwal Mata Pelajaran Kelas 6


SDN Cipete Selatan 05 Pagi
No Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at
Pend. Agama
1 06.30-07.05 Upacara Senam Pagi PJOK Tadarus
Islam
Pend. Agama
2 07.05-07.40 B. Indonesia Matematika PJOK B. Indonesia
Islam
Pend. Agama
3 07.40-08.15 B. Indonesia Matematika PJOK B. Indonesia
Islam
08.15-08.30 Istirahat
4 08.30-09.05 B. Indonesia Matematika PKN IPS IPA
5 09.05-09.40 Matematika Matematika PKN IPS IPA
6 09.40-10.15 Matematika IPA B. Indonesia IPA Matematika
10.15-10.30 Istirahat
7 10.30-11.05 PLBJ IPA B. Indonesia IPA Seni Lukis
Seni Suara dan Matematika
8 11.05-11.40 PLBJ B. Inggris -
Keterampilan
Shalat Seni Suara dan
9 11.40-12.15 B. Inggris Matematika -
Bersama Keterampilan
Keterangan: Hari senin shalat zuhur berjama‟ah (Siswa wajib membawa perlengkapan shalat).
Sumber: Data Dokumentasi Jadwal Mata Pelajaran Kelas 5 SDN Cipete Selatan 05 Pagi.
228

Lampiran 19

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas 5


SDN Cipete Selatan 05 Pagi
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242

Lampiran 20

Buku Catatan Guru Kelas 5 SDN Cipete Selatan 05 Pagi


243
244
245
246

Lampiran 21

Surat Bimbingan Skripsi


247

Lampiran 22

Surat Izin Penelitian


248

Lampiran 23

Surat Keterangan Hasil Penelitian


249

Lampiran 24

“Dokumentasi Penelitian”

Ruang Kepala Sekolah Ruang Guru

Kegiatan KBM Pembelajaran Luar Kelas

Meja Piket Guru Ruang Tata Usaha/Operator Sekolah

Ruang Perpustakaan Rumah Dinas


250

Sarana Cuci Tangan Koperasi

Musholla Ruang UKS

Lapangan Ruang Makan Guru

Penghargaaan Hasil Kesenian


251

Area Tunggu Orang Tua Murid Kolam Ikan Sekolah

Area Parkir Motor dan Sepeda Bank Sampah Sekolah

Bank Sampah
252

Lampiran 25
253
254
255
256
257
258
259
260
261

Lampiran 26

Biodata Penulis

Sausan lahir pada tanggal 13 Februari 1996 di Jakarta,


Kelurahan Gandaria Selatan, Kecamatan Cilandak.
Merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, Memulai
pendidikan pada tahun 2002-2008 di MI Manaratul
Islam, kemudian melanjutkan Madrasah Tsanawiyah
Tahun 2009-2011 dan Sekolah Menengah Atas Tahun
2011-2014 di Al-Hamidiyah Depok, kemudian
melanjutkan Program S-1 Jurusan Manajemen
Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2014-2019 dengan menyandang gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).
Penulis semasa kuliah juga pernah menjadi bagian dari Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Senat Mahasiswa Fakultas (SEMA F) serta terlibat
dalam beberapa acara di kampus sebagai salah satu panitianya.
Dengan ketekunan dan motivasi yang tinggi untuk terus belajar dan
berusaha. Penulis telah selesai mengerjakan tugas akhir ini. Semoga karya ini
mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan. Aamiin Yaa Rabbal
Alamiin.
Motto: Dari Annas bin Malik berkata : Telah bersabda Rasulullah SAW: Barang
siapa keluar rumah untuk menuntut ilmu maka ia dalam jihad fisabilah hingga
kembali.
(HR.Bukhari)

Anda mungkin juga menyukai