Anda di halaman 1dari 16

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

(VITAL SIGN)

Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan
sitem tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan
darah. Tanda vital mempunyai nilai sangat penting pada fungsi tubuh. Adanya perubahan
tanda vital, misalnya suhu tubuh dapat menunjukkan keadaan metabolisme dalam tubuh;
Denyut nadi dapat menunjukkan perubahan pada sistem kardiovaskuler; Frekuensi
pernafasan dapat menunjukkan fungsi pernafasan; dan Tekanan darah dapat menilai
kemampuan sistem kardiovaskuler yang dapat dikaitkan dengan denyut nadi.
Pemeriksaan tanda vital dilaksanakan untuk memantau perkembangan pasien.
Tindakan ini bukan hanya merupakan kegiatan rutin pada klien, akan tetapi merupakan
tindakan pengawasan terhadap perubahan atau gangguan sistem tubuh. Pelaksanaan
pemeriksaan tanda vital pada semua klien berbeda satu dengan yang lain. Tingkat kegawatan
pasien seperti pada kondisi pasien kritis akan membutuhkan pengawasan terhadap tanda vital
yang lebih ketat dibanding pada kondisi pasien yang tidak kritis, demikian sebaliknya.
Prosedur pemeriksaan tanda vital yang dilakukan pada pasien meliputi pengukuran suhu,
pemeriksaan denyut nadi, pemeriksaan pernafasan, dan pengukuran tekanan darah.
A. SUHU TUBUH
Suhu adalah “panas” dan “dingin” suatu substansi. Suhu tubuh adalah perbedaan
antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke
lingkungan luar. Suhu tubuh diukur dalam derajat. Pusat pengaturan suhu tubuh di atur oleh
hipotalamus (pusat pengendali fungsi tubuh dan system saraf untuk menjaga agar kondisi
tubuh kita selalu konstan dan stabil).
Mekanisme kehilangan panas dari tubuh.
PRODUKSI PANAS
Panas diproduksi di dalam tubuh melalui metabolism, yang merupakan reaksi kimia
pada semua sel tubuh. Termoregulasi membutuhkan fungsi normal dari proses produksi
panas. Produksi panas terjadi selama istirahat, gerakan otot polos, getaran otot dan
termogenesis tanpa menggigil.
1. Metabolisme basal menghasilkan panas yang di produksi tubuh pada saat istirahat.
Jumlah rata-rata laju metabolisme metabolic basal (BMR) bergantung pada luas
permukaan tubuh.
2. Grakan volunter seperti aktifitas otot selama latihan, membutuhkan tambahan energy.
3. Menggigil merupakan respon tubuh involunter terhadap suhu yang berbeda dalam
tubuh.
PENGELUARAN PANAS
Pengeluaran dan produksi panas terjadi secara simultan. Struktur kulit dan paparan
terhadap lingkungan secara konstan, pengeluaran panas secara normal melalui
radiasi,konduksi, konveksi, dan evaporasi.
 RADIASI adalah perpindahan panas dari permukaan suatu objek ke permukaan objek
lain tanpa keduanya bersentuhan (Thibodeau dan Patton, 1993).
 KONDUKSI adalah perpindahan panas dari suatu objek ke objek lain dengan kontak
langsung.
 KONVEKSI adalah perpindahan karena gerakan udara.
 EVAPORASI adalah perpindahan energy panas ketika cairan berubah menjadi gas.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUHU TUBUH
Banyak faktor yang mempengaruhi suhu tubu. Perubahan pada suhu tubuh dalam
rentang normal ketika hubungan antara produksi panas dan kehilangan panas diganggu oleh
fariabel fisiologis atau perilaku.
1. USIA
Bayi baru lahir mengeluarkan lebih dari 30% panas tubuhnya melalui kepala dan oleh
karena itu perlu menggunakan penutup kepala untuk mencegah pengeluaran panas. Bila
terlindungi dari lingkungan yang ekstrem, suhu tubuh bayi di pertahankan pada 35,5 o sampai
39,5oC. produksi panas akan meningkat seiring dengan pertumbuhan bayi memasuki masa
anak-anak. Perbedaan secara individu 0,25o sampai 0,55oC adalah normal (Whaley and
Wong, 1995). Suhu oral 35oC tidak lazim pada lansia dalam cuaca dingin. Rentang suhu
tubuh pada lansia sekitar 36oC.
2. OLAHRAGA
Segala olahraga dapat meningkatkan produksi panas akibatnya meningkatkan suhu
tubuh. Olahraga berat yang lama, seperti jarak jauh, dapat meningkatkan suhu tubuh untuk
sementara sampai 41oC.
3. KADAR HORMON
Secara umum, wanita mengalami fluktuasi suhu tubuhyang lebih besar dibandingkan
dengan pria. Variasi hormonal selama siklus menstrurasi menyebabkan fluktuasi suhu tubuh.
Kadar progesteron meningkat dan menurun secara bertahap selama siklus menstruasi. Variasi
suhu ini dapat digunakan untuk memperkirakan masa paling subur pada wanita untuk hamil.
Perubahan suhu juga terjadi pada wanita selama menopause (penghentian menstruasi).
Wanita yang sudah berhenti menstruasi dapat mengalami periode panas tubuh dan
berkeringat banyak, 30 detik sampai 5 menit. Hal tersebut karena kontrol vasomotor yang
tidak stabil dalam melakukan vasodilatasi dan vasokonstriksi ( Bobak, 1993).
4. IRAMA SIRKADIAN
Suhu tubuh berubah secara normal 0,5o sampai 1oC selama periode 24 jam. Suhu
merupakan irama paling stabil pada manusia. Suhu tubuh biasanya paling rendah antara
pukul 1:00 dan 4:00 dini hari. Sepanjang hari suhu tubuh naik sampai sekitar pukul 18:00 dan
kemudian turun seperti dini hari. Secara umum, irama suhu sirkadian tidak berubah sesuai
usia. Penelitian menunjukan puncak suhu tubuh adalah dini hari pada lansia (Lenz, 1984).
5. STRES
Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan
persarafan. Perubah fisiologi tersebut meningkatkan panas.
6. LINGKUNGAN
Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Jika suhu dikaji dalam ruangan yang sangan
hangat, klien mungkin tidak mampu meregulasi suhu tubuh melalui mekanisme pengeluaran
panas dan suhu tubuh akan naik. Jika klien berada di lingkungan luar tanpa baju hangat, suhu
tubuh mungkin rendah karena penyebaran yang efektif dan mengeluarkan panas yang
konduktif. Bayi dan lansia paling sering di pengaruhi pada suhu lingkungan arena mekanisme
suhu mereka kurang efesien.
7. PERUBAHAN SUHU
Perubaha suhu tubuh di luar rentang normal mempengaruhi set point hipotalamus.
Perubahan ini dapat berhubungan dengan produksi panas yang berlebihan, pengeluaran panas
yang berlebihan, produksi panas minimal.
8. DEMAM atau HIPERPIREKSIA
Demam terjadi karena mekanisme pengeluaran panas tidak mampu untuk
mempertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas yang mengakibatkan
peningkatan suhu tubuh abnormal. Demam biasanya tidak berbahaya jika berada di bawah
suhu 39oC.
9. KELELAHAN AKIBAT PANAS
Kelelahan akibat panas terjadi bila diaphoresis banyak mengakibatkan cairan dan
elektrolit secara berlebihan. Disebabkan oleh lingkungan yang terpajan panas.

10. HIPERTERMIA
Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk
meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah hipertermia.
Hipertermia Malignan adalah kondisi bawaan tidajk dapat mengontrol produksi panas yang
terjadi ketika orang yang rentan menggunakan obat-obatan anestetik tertentu.
11. HEATSTROKE
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkingan dengan suhu tinggi dapat
mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kedaruratan yang berbahaya panas dengan
angka mortalitas yang tinggi. Tanda dan gejalan heatstroke termasuk gamang, konfusi,
delirium, sangat haus, mual, kram otot, gangguan visual, dan bahkan inkotinensia. Tanda
yang paling penting adalah kulit yang hangat dan kering. Penderita heatstroke tidak
berkeringat karena kehilangan elektrolit sangat berat dan malfungsi hipotalamus. Heatstroke
dengan suhu lebih besar dari 40,5oC mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel dari semua
organ tubuh. Tanda vital menyatakan suhu tubuh kadang-kadang setinggi 450C, takikardia
dan hipotensi.
12. HIPOTERMIA
Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin mempengaruhi
kemampuan tubuh untuk memproduksi panas,mengakibatkan hipotermia. Hipotermia
aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak diketahui selama beberapa jam.
PROSES KEPERAWATAN DAN TERMOREGULASI
 TEMPAT
Ada banyak tempat untuk mengkaji suhu inti dan permukaan tubuh. Suhu inti dari
arteri paru, esophagus dan kantong kemih digunakan untuk perawatan intensif. Tempat yang
seing digunakan untuk pengukuran suhu suhu ini juga invasive tetapi dapat digunakan secara
intermiten. Termasuk membaran timpani, mulut, rectum, dan aksial. Lapisan termometer
noninvasif yang disiapkan secara kimia juga dapat digunakan pada kilut. Tempat pengukuran
seperti oral, rektal, dan aksial. Variasi suhu yang didapatkan bergantung pada tempat
pengukuran, tetapi harus antara 36oC dan 38oC. Secara umum diterima bahwa suhu rektal
biasanya 0,5oC lebih tinggi dari suhu oral dan suhu aksial 0,5 oC lebih rendah dari suhu oral
(Pontious et al, 1994). Termoeter. Tiga jenis thermometer yang digunakan untuk menentukan
suhu tubuh adalah air raksa kaca, elektronik,dan sekali pakai.

 TERMOMETER AIR RAKSA-KACA


Termometer air raksa-kaca adalah termometer yang paling di kenal. Telah digunakan
sejak abad ke-15. Thermometer tersebut terbuat dari tabung kaca yang pada salah satu
ujunganya ditutup dan ujung lainnya dengan pentolayan berisi air raksa.
TEMPAT PENGUKURAN SUHU TUBUH
1. ORAL ATAU MULUT
LANGKAH-LANGKAH PENGUKURAN SUHU TUBUH PADA MULUT (ORAL):
• Pasien/Klien harus punya termometer sendiri
• Pasien diberitahu apa yang akan dilakukan
• Mulut dibuka, letakan termometer dibawah lidah
• Mulut dikatupkan kurang lebih selama 5 menit
• Bernafas melalui hidung
• Setelah 5 menit termometer diangkat dan langsung dibaca dan dicatat
2. REKTAL ATAU DUBUR
LANGKAH-LANGKAH PENGUKURAN SUHU TUBUH PADA DUBUR (REKTAL):
• Alat-alat disiapkan
• Pasien diberitahu
• Miringkan (posisi Sim)
• Turunkan pakaian pasen sampai bokong
• Termometer dioles vaselin, masukan melalui anus sebatas reservoir air raksa
• Tunggu 3 menit
• Keluarkan, lap dan baca serta catat
3. AKSIAL ATAU KETIAK
LANGKAH-LANGKAH PENGUKURAN SUHU TUBUH PADA KETIAK (AKSIAL)
 Alat pengukuran didekatkan
 Pasien diberitahu apa yang akan dilakukan
 Lengan baju dibuka
 Ketiak dikeringkan
 Thermometer di chek atau air raksa di posisi nol
 Letakan reservoir ditengah ketiak dan jepit
 Tunggu 10 menit lalu angkat dan langsung baca dan catat
 Thermometer di bersihkan dan dikeringkan
 Air raksa diturunkan ke nol.
B. FREKUENSI PERNAPASAN
Pernapasan adalah pertukaran gas antara mahkluk hidup (organisme) dengan
ligkungannya. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan sekitar.
Frekuensi pernafasan dihitung setiap satu gerakan inhalasi dan ekshalasi.
Pemeriksaan pernapasan merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai
proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Pemeriksaan ini bertujuan
untuk menilai frekuensi, irama kedalaman dan tipe atau pola pernapasan. Respirasi normal
untuk orang dewasa di kisaran sisa 12-20 kali per menit
Seseorang dikatakan bernapas bila menghirup oksigen (O2) dan mengeluarkan karbon
dioksida (CO2) melalui sistim pernapasan. Bernapas dapat dalam dan dapat pula dangkal.
Pernapasan yang dalam akan mempunyai volume udara yang besar, baik pada waktu tarik
napas/ inspirasi/ inhalasi atau pada waktu mengeluarkan napas/ ekspirasi/ekshalasi.
Sedangkan pada pernapasan dangkal maka volume udara akan mengecil.
Frekuensi Pernapasan Normal
USIA FREKUENSI PERNAPASAN
Bayi baru lahir 35-40
Bayi 6 bulan 30-50
Tolder (2 tahun) 25-32
Anak-anak 20-30
Remaja 16-19
Dewasa 12-20

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEPATAN BERNAPAS :


1. Usia
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya
berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang
pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke
belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa
thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk
thorak dan pola napas.
2. Suhu
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga
darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh
akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan
meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer,
akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung
sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.
3. Gaya Hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut
jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada
tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru.
4. Status Kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan
oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem
kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh.
Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya
terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi
oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida
maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.
5. Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika
depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik
analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.
6. Ketinggian
Ketinggian mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin rendah O2,
sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup belalang. Sebagai akibatnya belalang pada
daerah ketinggian memiliki laju pernapasan yang meningkat, juga kedalaman pernapasan
yang meningkat.
7. Polusi udara
Dengan adanya polusi udara, kecepatan pernapasan kita terganggu. Bernapas menjadi
lebih menyesakkan sehingga kecepatan pernapasan menurun, jumlah oksigen yang dihisap
menurun,kita pun menjadi lemas.
MENGHITUNG FREKUENSI PERNAPASAN
Satu pernapasan adalah satu kali menghirup napas dan satu kali mengeluarkan napas
(satu kali gerakan nak turun). Pernapasan dihitung selama 30 detik lalu dikalikan 2 untuk
mendapatkan frekuensi pernapasan tiap menit, bila pernapasan tidak teratur dihitung selama 1
menit
Persiapan alat :
 Stop watch atau jam tangan
 Stetoskop
 Buku catatan
Cara kerja :
 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien
 Membuka baju klien untuk mengobservasi pergerakan dada ·
 Menghitung pernapasan klien dengan melihat gerakan inspirasi dan ekspirasi, jika
pernapasan teratur dihitung selama 30 detik dan dikalikan 2, bila pernapasan tidak
teratur dihitung selama 1 menit
 Mendengarkan bunyi pernapasan dengan stetoskop, kemudian cek apakah terdengar
suara napas yang abnormal
 Akhiri tindakan dengan baik
 Mencuci tangan

C. DENYUT NADI
Nadi adalah aliran darah yang menonjol dan dapat diraba diberbagai tempat pada
tubuh. Nadi merupakan indikator status sirkulasi. Sirkulasi merupakan perputaran darah
keseluruh tubuh, dimana sel-sel menerima makanan (nutrien) dan membuang sampah sisa
metabolisme.
 PENGKAJIAN NADI
Frekuensi nadi dapat dikaji pada setiap arteri, namun arteri radialis dan arteri carotid
dapat dengan mudah diraba pada nadi perifer. Nadi radialis dan apikal merupakan tempat
yang paling sering digunakan untuk mengkaji frekuensi nadi.
Tempat-tempat tersebut digunakan oleh individu untuk memantau frekuensi jantung mereka
sendiri.

TEMPAT NADI
TEMPAT LETAK KRITERIA PENGKAJIAN
Temporalis Di atas tulang tengkorak, di atas dan Bagian yang mudah dicapai
lateral terhadap mata digunakan untuk mengkaji nadi
pada anak-anak
Karotid Sepanjang tepi medial otot Bagian yang mudah dicapai
sternocleidomastoid di leher digunakan pada saat syok
psikologis atau henti jantung saat
bagian lain tidak dapat diraba
Apikal Tangga intercostal keempat sampai Bagian ini digunakan untuk
kelima pada garis midklavikular kiri mengauskultasi nadi apical
Brakialis Alur antara otot bisep dan trisep pada Bagian ini digunakan untuk
fosa antekubital mengkaji status sirkulasi lengan
bawah
Bagian ini digunakan untuk
mengauskultasi tekanan darah
Radialis Radial atau di sisi ibu jari dari jari Bagian yang bias digunakan untuk
telunjuk pada pergelangan tanggan mengkaji karakter nadi perifer dan
mengkaji sirkulasi ke tangan
Ulnar Bagian ulnar dari pergelangan tangan Bagian ini digunakan untuk
mengkaji status sirkulasi ke tangan.
Bagian ini juga digunakan tes
Allen
Femoralis Dibawah ligamen inguinal, di tengan Bagian ini digunakan untuk
antara simfisis fubis dan spina iliaka mengkaji status nadi pada saat
anterior superior syok psikologis atau henti jantung
saat nadi lain tidak dapat diraba
dan digunakan untuk mengkaji
status sirkulasi ke tungkai
Popliteal Di belakang tumit pada fossa Bagian ini digunakan untuk
popliteal mengkaji status sirkulasi ke tungki
bagian bawah
Tibialis Bagian dalam pergelangan kaki di Bagian ini digunakan untuk
posterior bawah maleolus medial mengkaji status sirkulasi ke kaki
Pedis dorsalis Sepanjang bagian atas kaki, di antara Bagian ini digunakan untuk
tendon ekstensi dari jari kaki pertama mengkaji status sirkulasi ke kaki
dan besar
MENGHITUNG DENYUT NADI:
• Pengkajian nadi dapat dikaji di setiap arteri. Namun yang paling mudah diraba
adalah di arteri radialis dan karotid .
• Yang paling sering digunakan adalah arteri radialis.
CARA MENGHITUNG DENYUT NADI:
 Persiapan alat-alat : jam tangan dengan penunjuk detik atau pols teller atau
stop watch
 Persiapan pasien/klien : diberitahu dan supaya relax
 Pelaksanaan : -. Waktu pengukuran bersamaan dengan pengukuran suhu
 Posisi pasien tiduran atau duduk
 Menghitung nadi dengan jari telunjuk dan jari tengah diatas arteri
 Tekanan pada arteri jangan terlalu kuat
 Lama menghitung ½ menit  hasil dikalikan 2
 Pada anak-anak dihitung dalam satu menit.
KARAKTER NADI
 FREKUENSI
FREKUENSI JANTUNG NORMAL
USIA FREKUENSI JANTUNG (NADI/MNT)
Bayi 120-160/mnt
Tollder 90-140/mnt
Prasekolah 80-110/mnt
Usia sekolah 75-100/mnt
Remaja 60-90/mnt
Dewasa 60-100/mnt
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DENYUT NADI
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DENYUT NADI
FAKTOR MENINGKATKAN MENURUNKAN FREKUENSI
FREKUENSI NADI NADI
Latuhan fisik Latihan fisik jangka pendek Atlet yang dilatiha dalam jangka
waktu yang lama akan memiliki
frekuensi jantung istirahat yang
rendah
Suhu Deman dan panas Hipotermia
Emosi Nyeri akut dan ansietas Nyeri berat yang tidak hilang
meningkat stimulasi simpatik, meningkatkan stimulasi
mempengaruhi frekuensi jantung parasimpatik, mempengaruhi
frekuensi jantung ; relaksasi
Obat-obatan Obat-obat kronotropik positif Obat-obat kronotropik negative
seperti epinefrin seperti digitalis
Hemoragi Kehilangan darah meningkatkan
stimulasi simpatik
Perubahan postur Berdiri atau duduk Berbaring
Gangguan paru Penyakit mengakibatkan oksigen
buruk
 IRAMA
Secara normal irama merupakan interval reguler yang terjadi antara setiap denyut nadi atau
jantung.
 KEKUATAN
Kekuatan atau amplitudo dari nadi menunjukan volume darah yang dienjeksikan ke dinding
arteri pada setiap kontraksi jantung dan kondisi system pembuluh darah arterial yang
mengarah pada nadi.
D. TEKANAN DARAH
Tekanan darah adalah tekanan dari darah terhadap dinding pembuluh darah yang
merujuk kepada tekanan darah pada arteri secara sistemik. Dimana, tekanan darah di vena
lebih rendah daripada tekanan di arteri. Nilai tekanan darah secara umum dinyatakan dalam
mmHg (milimeter air raksa).
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan sistolik
adalah tekanan darah pada saat terjadi kontraksi otot jantung. Istilah ini secara khusus
digunakan untuk merujuk pada tekanan arterial maksimum saat terjadi kontraksi pada lobus
ventrikular kiri dari jantung. Rentang waktu terjadinya kontraksi disebut systole.Tekanan
diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung tidak sedang berkonstraksi atau beristirahat.
Pada kurva denyut jantung, tekanan diastolik adalah tekanan darah yang digambarkan pada
rentang di antara grafik denyut jantung.
Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan
diastolik. Sebagai contoh, tekanan darah pada angka 120/80 menunjukkan tekanan sistolik
pada nilai 120 mmHg, dan tekanan diastolic pada nilai 80 mmHg. Nilai tekanan darah pada
orang dewasa normalnya berkisar darI 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normal
biasanya 120/80 mmHg.
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Pada
metode langsung, kateter arteri dimasukkan ke dalam arteri. Walaupun hasilnya sangat tepat,
akan tetapi metode pengukuran ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan masalah
kesehatan lain. Bahaya yang dapat ditimbulkan saat pemasangan kateter arteri yaitu nyeri
inflamasi pada lokasi penusukkan, bekuan darah karena tertekuknya kateter, perdarahan
ekimosis bila jarum lepas dan tromboplebitis. Sedangkan pengukuran tidak langsung dapat
dilakukan dengan menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop. Sphgmomanometer
tersusun atas manset yang dapat dikembangkan dan alat pengukur tekanan yang berhubungan
dengan ringga dalam manset. Alat ini dikalibrasi sedemikian rupa sehingga tekanan yang
terbaca pada manometer seseuai dengan tekanan dalam milimeter air raksa yang dihantarkan
oleh arteri brakialis. Sphymomanometer memiliki dua jenis, yaitu spymomanometer manual
yang menggunakan air raksa dan sphygmomanometer digital. Penggunaan spymomanometer
digital lebih mudah dibandingkan menggunakan spymomanometer manual. Namun
dibutuhkan dua kali pengukuran untuk mengetahui ketepatan hasil pengukuran tekanan
darah.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEKANAN DARAH


Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah, antara lain :
1. Usia
Seseorang yang lebih tua akan mengalami tekanan darah yang lebih tinggi
dibandingkan dengan usia yang lebih muda, hal ini disebabkan beberapa hal, antara lain : luas
permukaan tubuh, aktifitas, kekenyalan/elastisitas dinding pembuluh darah.
2. Jenis Kelamin
Wanita biasanya mempunyai tekanan darah lebih rendah daripada pria pada usia yang
sama, hal ini disebabkan dari pola aktifitas yang terjadi dan juga pengaruh hormonal,
terkecuali ketika wanita tersebut sedang hamil, menstruasi.
3. Metabolisme
Tekanan darah akan naik setelah kita makan dimana dengan terjadinya reabsorbsi
makanan dan peningkatan kerja dari otot-otot tubuh akan mengakibatkan tubuh
membutuhkan suplai darah yang lebih cepat.
4. Aktifitas
Tekanan darah biasanya akan meningkat setelah kita melakukan aktifitas beberapa
lama terutama ketika kita berolah raga/bekerja berat.
5. Emosi
Marah, takut dan kegembiraan umumnya akan meningkatkan tekanan darah, dimana
aldosteron diproduksi yang mengakibatkan retensi cairan dan natrium dalam tubuh sehingga
meningkatkan volume vaskuler.
6. Posisi
Biasanya orang yang sedang berbaring maka tekanan darahnya akan lebih rendah
dibandingkan dengan seseorang yang dalam kondisi berdiri.
Penurunan tekanan darah yang signifikan pada klien dalam posisi berbaring kepada posisi
duduk atau berdiri disebut dengan Hipotensi Orthostatic.
MENGUKUR TEKANAN DARAH :
1. Persiapan alat:
a. Tensimeter atau Sphygmomanometer
b. Stetoskop
c. Buku catatan
2. Persiapan pasien:
a. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.
b. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
3. Pelaksanaan
a. Lengan baju dibuka atau digulung.
b. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya berada di sisi
luar lengan.
c. Manset dipasang tidak terlalu kuat atau terlalu longgar.
d. Pompa tensimeter dipasang.
e. Denyut arteri brachialis diraba, lalu stetoskop ditempatkan pada daerah tersebut.
f. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka. Selanjutnya balon dipompa
sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa di dalam gelas pipa naik.
g. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan, sehingga air raksa turun perlahan-lahan.
Sambil memperhatikan turunnya air raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama.
h. Skala permukaan air raksa pada waktu terdengar denyutan pertama disebut
Systole (misalnya 120 mm Hg).
i. Dengarkan terus sampai denyutan yang terakhir. Skala permukaan air raksa pada
waktu denyutan terakhir disebut tekanan Dyastole (misalnya 80 mm Hg).
j. Pencatatan hasil dilakukan dengan cara sebagai berikut: Systole diatas, dan
Dyastole di bawah, misalnya 120/80 dengan satuan mm Hg.

Lampiran
1. Pemeriksaan Suhu Tubuh

Pemeriksaan melalui oral Pemeriksaan melalui rektal


2. Pemeriksaan Frekuensi Pernapasan

Proses inhalation & exhalation

Cara pemeriksaan

3. Pemeriksaan Denyut Nadi


4. Pemeriksaan Tekanan Darah

Sphygmomanometer Stetoscop

Posisi lengan pasien Raba arteri brachialis

Daftar Pustaka
Priharjo, Robert.2013.Pengkajian Fisik Keperawatan.Jakarta:Buku Kedokteran EGC

Bickley, Lyyn S. 2012.BATES Buku Ajar Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan Edisi
8.pdf.Jakarta : EGC

Modul Basic Trauma Cardiac Life Support. Edisi Revisi. AGD Dinas Kesehatan Provinsi
DKI Jakarta. Jakarta, 2012

Anda mungkin juga menyukai