Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

ARTIKEL BELA NEGARA


PELATIHAN DASAR CPNS TAHUN 2021
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

NAMA : JUNI HARDI


ANGKATAN : XV
SATUAN KERJA : KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KAYONG UTARA
JABATAN : GURU KELAS MI NEGERI KAYONG UTARA

“Strategi Peningkatan Kesiapsiagaan Bela Negara di MIN Kayong Utara“

A. Madrasah Sebagai Tempat Aktualisasi Kesiapsiagaan Bela Negara


Madrasah adalah rumah kedua bagi peserta didik. Tempat untuk belajar,
beraktualisasi, serta bersosialisasi sebagai bagian dari kebutuhan peserta didik. Persepsi
yang kurang tepat apabila madrasah hanyalah tempat untuk menuntut ilmu dan mendapat
ijazah. Banyak sekali kontribusi madrasah bagi generasi muda Indonesia. Segala aspek
formal keilmuan mereka dapatkan di madrasah. Lebih dari itu, madrasah merupakah kawah
candradimuka, atau lembaga pendidikan formal yang memiliki tugas penting dalam rangka
menyiapkan generasi muda yang siap pakai. Madrasah juga menjadi wahana untuk
mendidik para anak bangsa menjadi manusia yang bertaqwa, terampil, berbudi pekerti
luhur, cinta tanah air, serta sehat jasmani dan rohani.
Sekolah atau madrasah adalah ladang penyemaian pendidikan bela negara, karena
dapat menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran formal diikuti penerapan serta
pembiasaan dengan bimbingan dari gurunya. Memang kesannya normatif, namun lebih
efektif demikian jika itu berhasil setidak-tidaknya bangsa Indonesia telah memiliki generasi
yang siap berbakti dan generasi siap guna.
Madrasah memiliki peran yang sangat besar dalam mencetak generasi unggul. Salah
satu ciri karakter unggul yang dibutuhkan oleh negara kita adalah generasi yang memiliki
kesiapsiagaan dalam melaksanakan bela negara. Materi bela negara sangat mungkin
diaktualisasikan dalam kegiatan-kegiatan warga madrasah di lingkungan madrasah. Salah
satunya adalah dengan menanamkan rasa Cinta Tanah Air dan Kesadaran Berbangsa dan
bernegara.
Penyelenggaraan bela negara di madrasah disadari atau tidak, direalisasikan melalui
pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, upacara bendera, penyelenggaraan
ibadah di madrasah, kegiatan ekstrakulikuler seperti Pramuka, PMR, Karawitan, seni tari,
sebagai kegiatan yang sarat bermuatan pembentukan karakter, kepedulian kepada
sesama, serta kecintaan kepada budaya asli nusantara. Tentunya madrasah telah
menyelenggarakan kegiatan bermuatan bela negara sesuai dengan usia, fisik, psikis,
peserta didik.

B. Kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan


Untuk menanamkan kesadaran bela negara hendaknya diawali dari usia dini yang
dimulai dari SD/MI sampai dengan perguruan tinggi. Lembaga pendidikan hendaknya
dengan aktivitas-aktivitas yang dilak
dengan memberikan pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan
hendaknya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum pendidikan, yang
disesuaikan dengan usia dan wawasan berfikir sebagai wujud pembentukan mental
kepribadian manusia Indonesia. Adapun muatan materi pendidikan kewarganegaraan,
dapat berupa pelajaran untuk meningkatkan budi pekerti, moral, disiplin, dengan tujuan
sebagai penyadaran terhadap hak dan kewajiban warga negara dalam upaya bela negara
dan menumbuhkan kebersamaan, sehingga akhirnya bermuara pada rasa nasionalisme
yang tinggi.
Kegiatan tersebut melekat pada aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran
yang diselenggarakan. Kegiatan ekstrakulikuler juga memiliki korelasi dengan muatan bela
negara. Adapun beberapa kegiatan pembelajaran dan ekstrakulikuler yang memiliki korelasi
program bela negara di sekolah yaitu :
1. Pelajaran Pendidikan Agama dan budi pekerti
Salah satu nilai yang terkandung di dalam Pancasila menyebutkan bahwa warga
Indonesia harus bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu pentingnya
pendidikan Agama di sekolah sebagai salah satu cara penerapan dasar negara
tersebut. Dalam hal ini pendidikan agama dan budi pekerti di MIN Kayong Utara
sudah sangat baik dengan dukungan pengajar yang memiliki kualifikasi pendidikan
S1 sesuai bidangnya. Pendidikan Agama Islam dibagi menjadi 4 mata pelajaran
yaitu, Al-Qur’an Hadits, Aqidah Akhlaq, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam.
Namun harus diakui bahwa kondisi pandemi menyebabkan kegiatan pembelajaran
menjadi tidak efektif, sehingga tujuan pembelajaran sulit untuk dicapai.
2. Pelajaran Pendidikan kewarganegaraan
Penyelenggaraan pendidikan kewarganegaraan di sekolah bertujuan untuk memberi
serta menumbuh kembangkan wawasan kenegaraan peserta didik, berperilaku
sebagai warga negara yang baik. Selain wawasan kenegaraan, juga peserta didik
disadarkan akan hak serta kewajibannya terhadap nusa, bangsa, dan negara.
Kondisi pandemi menyebabkan pembelajaran PPKN di MIN Kayong Utara menjadi
tidak efektif dalam pembentukan sikap dan karakter bela negara. Pembelajaran
cenderung hanya bersifat teoritis dan guru selaku pendidik sulit untuk mengontrol
ketercapaian sikap dan perilaku peserta didik.

3. Penyelenggaraan Upacara bendera


Upacara bendera bertujuan untuk memupuk semangat cinta tanah air. Tidak
mungkin upacara yang diselenggarakan sebagai seremoni belaka. Ada maksud serta
tujuan dari penyelenggaraan kegiatan tersebut. Salah satu yang sakral dan
monumental di upacara bendera adalah pengibaran sang dwi warna merah dan
putih. Pada saat menaikkan semua peserta upacara akan memberikan
penghormatan. Ini selain penghormatan juga penghargaan terhadap jiwa para
pahlawan yang telah gugur dalam rangka tetap tegak berdirinya NKRI yang telah
mereka bela.
Namun, lagi-lagi kondisi pandemi merenggut kesempatan warga MIN Kayong Utara
untuk melaksanakan upacara pengibaran bendera karena terbentur dengan ketatnya
protokol kesehatan yang perlu diterapkan guna menghindari penyebaran klaster
covid-19.

4. Penyelenggaraan ibadah
Sholat dhuha, sholat dhuhur berjamaah,atau kegiatan ibadah lain, dibimbing dari
guru mapel atau guru yang ditunjuk oleh sekolah. Sholat jamaah atau ibadah yang
lain dimaksudkan agar terpeliharanya ketaqwaan kepada Tuhan YME, membiasakan
beribadah tepat waktu, belajar dalam nuansa religius, sehingga diharapkan peserta
didik dapat memaknai ibadah sebagai bagian penghambaan diri kepada Sang
Khaliq.
Penyelenggaraan ibadah di MIN Kayong Utara saat ini terus berlangsung dalam
kegiatan tatap muka terbatas. Program pembiasaan shalat dhuha, pembacaan
asmaul husna, dan 1000 Al-Fatihah tetap dilangsungkan dengan menerapkan
protokol kesehatan.
5. Penyelenggaraan ekstrakulikuler
Ekstrakulikuler merupakan kegiatan resmi diluar jam pembelajaran. Ekstrakulikuler
bertujuan agar peserta didik lebih dapat mengembangkan minat dan bakat sesuai
dengan kemampuan yang mereka miliki. Namun harus tetap ada maksud dan tujuan
dari kegiatan ekstrakulikuler. Jangan hanya sebatas formalitas sekolah untuk
mendapatkan poin-poin tertentu. Eksrakurikuler wajib Pramuka yang bermaksud
untuk menanamkan karakter, kedisiplinan, tanggung jawab, kemandirian serta
kerjasama. Sejatinya bela negara adalah kewajiban setiap warga Negara, maka
Pramuka sebagai salah satu organisasi tertua di Indonesia wajib berperan serta di
dalamnya.
Kegiatan pramuka di MIN Kayong Utara aktif dilaksanakan setiap pekan pada masa
sebelum pandemi. Sejak pandemi muncul pada awal 2020 kegiatan pramuka di MIN
Kayong Utara tidak dapat diselenggarakan sampai hari ini.

C. Analisa SWOT
Strengths  SDM guru yang cukup memadai
 SDM guru dalam usia produktif
 SDM yang memiliki semangat untuk berkembang
 Fasilitas madrasah yang cukup memadai
Weakness  Peserta didik yang sudah terlalu lama BDR perlu
penyesuaian dengan kegiatan tatap muka
Opportunities  Dukungan komite yang cukup baik
Threats  Kondisi pandemi yang berkepanjangan
 Kurangnya kerja sama orangtua di rumah (orang tua
hanya mengandalkan kegiatan di sekolah)

D. Rekomendasikan upaya-upaya strategis dan sistematis


Secara umum MIN Kayong Utara telah melaksanakan upaya-upaya
kesiapsiagaan Bela Negara dalam aktivitas di madrasah yang beragam. Upaya strategis
yang perlu ditambahkan adalah :
1) Menyanyikan lagu kebangsaan atau lagu nasional sebelum memulai kegiatan
belajar.
2) Peserta didik membuat jurnal catatan kegiatan bela negara yang bisa dikontrol
oleh guru dan orang tua.

Anda mungkin juga menyukai