Anda di halaman 1dari 15

MEMBANGUN PENDIDIKAN KESEHATAN MENTAL REMAJA

DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Makalah


Mata Kuliah Islam dan Kesehatan Masyarakat Kelas C1 Semester 5

Dosen Pengampu:
Dr. Pudji Rahmawati, Dra., M.Kes.

Disusun Oleh:
Yollanda Aprilia Permatasari
(B92218135)
C1

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan taufiq serta
hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat kami selesaikan. Shalawat beserta salam-
Nya Allah semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, sang
revolusioner, pemimpin, dan sang fasilitator sejati, yang kita nantikan syafa’atnya kelak di
yaumil qiyamah. Makalah yang berjudul “MEMBANGUN PENDIDIKAN KESEHATAN
MENTAL REMAJA DALAM PERSPEKTIF ISLAM”.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam dan Kesehatan
Masyarakat. Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, antara lain :

1. Kedua orang tua, ayahanda dan ibunda yang senantiasa mendoakan;


2. Ibu Dr. Pudji Rahmawati, Dra., M.Kes. selaku dosen mata kuliah Islam dan
Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan pengarahan kepada kami.

Semoga tugas makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua, serta
mendapat ridho dari Allah SWT. Tak ada gading yang tak retak, oleh sebab itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini dan kami juga memohon maaf bila dalam makalah ini terdapat kesalahan.

Surabaya, 20 Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I.

PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 2

BAB II.

PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3

2.1 Arti Kesehatan Mental, Remaja, dan Pendidikan Islam ...................................... 3


2.1.1 Kesehatan Mental ..................................................................................... 3
2.1.2 Remaja ..................................................................................................... 4
2.1.3 Pendidikan Islam ...................................................................................... 5
2.2 Pendidikan Islam Dalam Kesehatan Mental Remaja ........................................... 6
2.3 Langkah Membangun Pendidikan Islam Dalam Kesehatan Mental Remaja ...... 7

BAB III.

PENUTUP ......................................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 10


3.2 Saran ..................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12

ii
BAB I.
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita mengetahui bahwa perkembangan zaman saat ini tentu memberikan begitu
banyak dampak positif dan negatif. Apalagi terlihat perkembangan tersebut terhadap
tahapan pengembangan remaja. Remaja merupakan sosok insan yang sedang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan psikologis dan fisiologis yang cukup pesat, sehingga
dengan kondisinya tersebut mempengaruhi pula pikir dan tingkah laku dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu, remaja perlu dibimbing dan diarahkan, agar kecenderungan-
kecenderungan negatif yang ada dalam diri remaja dapat diredam. Adapun kecenderungan
positifnya dapat dikembangkan kearah yang produktif dengan itu semua eksistensi
pendidikan Islam begitu penting.
Adanya studi telah menyatakan bahwa remaja membutuhkan pedoman kontrol
diri untuk bisa berpikir dan bertindak, terutama dalam perspektif Islam. Dalam hal ini,
segala potensi yang dimiliki oleh remaja begitu besar bisa terasalurkan melalui
pengembangan gagasan terhadap pengembangan kesehatan mental melalui moetode-
metode pendidikan Islam. Pendidikan Islam adalah suatu proses transformasi dan
internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai pada diri peserta didik melalui penumbuhan
dan pengembangan potensi (fitrahnya) guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan
hidup dalam segala aspeknya.
Pendidikan Islam lahir sebagai suatu proses transformasi dan internalisasi ilmu
pengetahuan dan nilai-nilai pada diri peserta didik melalui penumbuhan dan pengembangan
potensi fitrahnya guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam segala
aspeknya. Tentu dengan begitu, diperlukan generasi muda terutama remaja yang
mempunyai semangat dan kompetensi tinggi dalam meraih cita-cita diperlukan peran aktif
semua pihak terutama orang tua melalui berbagai sarana pendidikan (termasuk
pendidikan Islam). Semua potensi remaja bisa dikembangkan berdasarkan prinsip hidup
yang sehat sehingga remaja mampu mencapai pengenalan identitas diri yang kuat dan sehat
mental. Dengan melaksanakan ibadah keislaman yang sungguh-sungguh, remaja bisa
mengembangkan potensi dan meningkatkan kesehatan mental sehingga remaja mampu
menjaga hubungannya dengan diri sendiri, hubungan dengan lingkungan, dan hubungan
dengan Tuhannya.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kesehatan mental, remaja, pendidikan Islam ?
2. Bagaimana pendidikan Islam dalam kesehatan mental remaja ?
3. Bagaimana langkah membangun pendidikan Islam dalam kesehatan mental remaja
?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui arti dari kesehatan mental, remaja dan pendidikan Islam
2. Untuk memahami pendidikan Islam dalam kesehatan mental remaja
3. Untuk memahami langkah membangun pendidikan Islam dalam kesehatan mental
remaja
BAB II.
PEMBAHASAN

2.1 Arti Kesehatan Mental, Remaja, dan Pendidikan Islam


2.1.1 Kesehatan Mental

Adanya term kesehatan mental kerap kali disebut menggunakan istilah


mental hygine, kesehatan atau kesejahteraan jiwa, dan lain sebagainya. Meskipun
bergitu, para ahli menyebutnya menggunakan istilah-istilah yang berbeda.
Namun, tema sentral tetap dengan memecahkan kesulitan batin yang disebabkan
oleh problematika hidup serta berusaha untuk mendapatkan ketenangan atau
kebahagiaan jiwa. Dapat dikatakan bahwa jika seseorang dapat memecahkan
kesulitan batin, kemudian dirinya merasakan ketenangan dalam hidupnya, maka
ia termasuk golongan orang yang memiliki mental sehat. Apabila sebaliknya, jika
seseorang tidak dapat memecahkan problematika batin serta tidak pula merasakan
ketenangan dalam hidupnya, maka ia termasuk golongan orang yang tidak sehat
mentalnya.

Menurut ahli, Dr. Kartini menyebutkan bahwa “Orang yang memiliki


mental sehat memiliki sifat-sifat khas antara lain mempunyai kemampuan untuk
bertindak secara efisien, memiliki tujuan hidup yang jelas, memiliki konsep diri
yang sehat, memiliki koordinasi antara segenap potensi dengan usaha-usahanya,
memiliki regulasi diri dan integrasi kepribadian dan memiliki batin yang selalu
tenang”.1 Adapun pengertian dari Abdul Aziez Al-Quessy, kesehatan mental atau
jiwa adalah “Kesehatan yang sempurna antara bermacam-macam fungsi jasmani,
disertai dengan kemampuan untuk menghadapi kesukaran-kesukaran yang biasa,
yang terdapat dalam lingkungan, disamping secara positif merasa gesit, kuat dan
bersemangat.2 Beberapa pengetian menurut para ahli dapat dipahami bahwa
pengertian pertama merupakan definisi yang begitu luas jika ditinjau dari segi
praktis yang menyentuh aspek keilmuan dan terapan sebagai terapi kejiwaan.
Selanjutnya pengertian kedua, kesehatan mental lebih menekankan pada

1
Yusak Burhanuddin, kesehatan Mental, Pustaka Setia, bandung, 1998, h. 9
2
Abdul Aziz El-Quessy, Pokok-pokok Kesehatan Mental / Jiwa, Bulan Bintang, Jakarta, 1974, h. 12

3
4

kesempurnaan pada fungsi psikologis serta upaya preventif untuk dapat


menghindarkan diri dari gangguan dan penyakit jiwa.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental merupakan


kemampuan yang dimiliki oleh seseorang agar dapat menyesuaikan diri baik
terhadap diri sendiri, orang lain, maupun masyarakat atau lingkungan dimana ia
hidup serta terciptanya keharmonisan, ketentrataman, dan ketenangan dalam
fungsi jiwa. Selain itu, juga terciptanya kemampuan untuk menghadapi
problematika hidup yang berlandaskan pada keimanan dan ketaqwaan demi
tercapainya hidup yang lebih bermakna dan bahagia.

2.1.2 Remaja

Remaja merupakan generasi penerus suatu bangsa. Apalagi mengahadapi


perkembangan zaman di era modern saat ini, tentu berimplikasi pula terhadap
perkembangan remaja. Pada masanya, remaja akan mengalami perubahan fisik
maupun mental remaja untuk mencapai kesehatan mental. World Health
Organization atau WHO tahun 2001 telah merumuskan tentang kesehatan mental.
Menurut WHO, kesehatan mental adalah kondisi sejahtera yang disadari individu
yang di dalamnya terdapat kemampuan untuk mengelola stress dalam hidup
secara wajar, bekerja secara produktif, serta mampu berperan serta di dalam
komunitas pergaulannya (dalam Dewi, K. S., 2012).

Dikatakan WHO, batasan umur masa remaja adalah pada rentang usia 10-
19 tahun. Jadi, remaja menjadi fase akhir dari tahapan perkembangan anak. Masa
remaja merupakan masa yang penuh kontradiksi, masa yang energik, heroik,
kritis, dan masa yang paling indah. Adapun pendapat lain bahwa masa remaja
sebagai masa yang badai dan topan, masa rawan dan nyentrik. Sebagaimana
masa-masa yang berada a diambang The Best of Time and The Worst of Time
(dapat berada dalam waktu yang baik dan waktu yang buruk).3

Pada fase remaja itu terjadi perubahan pesat pada aspek hormonal
(biologis), psikologis, dan sosial. Ciri dinamika yang terjadi pada remaja yang
normal, yaitu 1) dalam diri individu tidak terdapat gangguan psikologis atau
psikopatologi atau sakit fisik yang parah dan kronis, 2) kemampuan menerima

3
Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problema Remaja, h. 64
5

perubahan yang dialami diri baik secara fisik, mental, maupun sosial, 3)
kemampuan mengekspresikan perasaan dengan fleksibel untuk mencari solusi
dari persoalan hidup, 4) kemampuan pengendalian diri agar berhasil membangun
hubungan baik dengan orang tua, guru, saudara, dan teman-teman, 5) memiliki
rasa sebagai bagian dari suatu lingkungan dan menjalankan peran di dalam
lingkungan tersebut (dalam Indarjo, S., 2009).

2.1.3 Pendidikan Islam

Menurut para tokoh Armei Arief “Pendidikan merupakan usaha yang


dilakukan secara sadar dan jelas memiliki tujuan, sehingga diharapkan dalam
penerapannya ia tak kehilangan arah dan pijakan”.4 Pendidikan Islam adalah
suatu proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai pada
diri peserta didik melalui penumbuhan dan pengembangan potensi (fitrahnya)
guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya.
Kemudian tokoh yang lain seperti Ahmad D.Marimba mendefinisikan
Pendidikan Islam sebagai “bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-
hukum Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran
Islam”.5

Dalam firman Allah melalui Al-Quran Surah Al-Imron ayat 19 telah


disebutkan:

Artinya: “Sesungguhnya Islam adalah agama yang benar disisi Allah”. 6

Adanya pendidikan Islam menjadikan remaja akan terbentuk menjadi


seseorang yang mempunyai tujuan hidup yang jelas. Maksud dari tujuan yang
jelas, akan terealisasi apabila seseorang remaja dapat memahami dengan benar
tujuan dari proses pendidikan Islam. Hakekat dari pendidikan Islam adalah
realisasi dari cita-cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi bagi
kehidupan umat manusia, di dunia dan di akherat. Adapun rumusan dari tujuan

4
Armei Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Press, Jakarta, 2002, h. 15.
5
Ahmad D.Marimba, Filsafat Pendidikan Islam, Al-Ma’arif, Bandung, 1980, h.23-24
6
Departemen Agama, Opcit, h.78
6

akhir pendidikan Islam menyatakan bahwa, ”tujuan terakhir dari pendidikan


Islam itu terletak dalam realisasi sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah
baik secara perorangan,masyarakat maupun sebagai umat manusia secara
keseluruhan”.7

2.2 Pendidikan Islam Dalam Kesehatan Mental Remaja


Remaja yang Islam merupakan seorang muslim yang membutuhkan pembentukan
kepribadian muslim secara utuh. Perlu adanya usaha pendidikan Islam baik dimulai dari
sejak usia dini hingga usia senja yang nantinya bertujuan menghasilkan kepribadian
muslim. Proses dan usaha pembentukan kepribadian muslim dilakukan dengan pendidikan
baik secara individu maupun kelompok (Arisanti, D., 2014). Oleh karena itu, melalui
dimensi pendidikan, nilai dan konsep ibadah dalam keseharian merupakan faktor penentu
membentuk pribadi muslim pada remaja.

Sebagai hamba Allah yang berilmu pengetahuan dan berkeimanan, hendaknya


seorang hamba yang berserah diri kepada khaliq-Nya untuk merealisasikan cita-cita yang
terkandung dalam ucapannya:

Artinya: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku hidupku dan matiku hanya untuk


Allah sekalian alam”.8

Pendidikan Islam bisa dimulai dari pendidikan karakter yang sudah diterapkan
pada lembaga pendidikan (sekolah). Peran lembaga pendidikan digunakan sebagai sarana
pendidikan karakter terhadap penerapan sistem pengajaran di dunia pendidikan saat ini.
Pendidikan karakter begitu penting sebab akan berdampak negatif terhadap negatif kepada
kejernihan pemahaman tentang nilai-nilai moral dan sifat ambigu yang menghambat para
siswa untuk dapat mengambil keputusan berdasarkan landasan moral yang kuat (Yunita,
Y., 2018). Hal tersebut dapat dimulai dari penanaman pentingnya ibadah ke Islaman dari
sejak dini, yaitu pada usia anak dan remaja.

7
Arifin,Pendidikan Islam, Tinjaun Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Grafika Ofset,
Jakarta,,2003, h.28
8
Departemen Agama RI, Op.Cit., h. 216
7

Remaja memiliki potensi yang begitu besar sehingga perlu pengembangan gagasan
terhadap kesehatan mental menurut Psikologi dan Islam. Pengembangan dapat dilakukan
terutama melalui ibadah ke Islaman agar tewujud kehidupan remaja yang lebih terarah.
Tentu dengan begitu karakter remaja akan secara utuh dapat terbentuk melalui
pemeliharaan ibadah. Karakter remaja menghasilkan potensi yang bisa dikembangkan
berdasarkan prinsip hidup sehat sehingga remaja memiliki kemampuan dalam menggapai
pengenalan lebih dalam terkait identitas diri yang kuat dan mental yang sehat.

Apabila sasaran dari masalah kesehatan mental remaja, dalam perspektif


pendidikan Islam telah dicapai, maka akan diperoleh suatu kondisi, mental remaja yang
sehat, yaitu adanya keserasian yang sempurna antara bermacam-macam fungsi jasmani,
disertai dengan kemampuan untuk menghadapi kesukaran yang biasa terdapat dalam
lingkungan, secara positif merasa gesit, kuat dan bersemangat”.9

2.3 Langkah Membangun Pendidikan Islam Dalam Kesehatan Mental Remaja


Kesehatan remaja menjadi aspek yang penting dalam menentukan kualitas suatu
bangsa. Remaja yang tumbuh dalam lingkungan yang mendukung merupakan sumber
daya manusia yang dapat menjadi aset bangsa tidak ternilai (Indarjo, S., 2009).

Adapun beberapa langkah yang harus dipahami ketika ingin membangun


pendidikan Islam dalam kesehatan mental remaja. Sebagaimana firman Allah dalam QS.
As-Syam ayat 7-10 yang berbunyi:

Artinya: “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah


mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sesungguhnya
beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan Sesungguhnya merugilah orang yang
mengotorinya.10

9
Abdul Aziz El-Qussy, Pokok-Pokok Kesehatan Mental / Jiwa, Bulan Bintang, Jakarta,1974, h.12
10
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Toha Putra, Semarang, 1995, h. 595
8

Dalam hal ini, perlu diketahui bahwa Islam menaruh harapan penuh terhadap
generasi muda (remaja) agar berusaha untuk mengembangakan segala potensi yang
dimiliki atas pemberian Allah. Tentunya hanya mengabdi kepada Allah agar melahirkan
sosok remaja yang bermental sehat, memiliki konsep diri yang jelas, berpedoman kepada
nilai-nilai ajaran Islam. Dengan begitu, akan menghasilkan pula ketenangan jiwa yang
dalam Islam disebut dengan Al-Nafs Al-Mutmainah (jiwa yang tenang dan bahagia) dalam
kesempurnaan iman dalam hidup. Dan dengan didapatkan kesehatan mental setelah
melalui proses pendidikan Islam menunjukan pencapaian tujuan pendidikan Islam telah
tercapai.

Adanya muatan pendidikan Islam, akan mengajarkan dan memberi kontribusi


terhadap kesehatan mental remaja. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan oleh remaja yaitu
dengan cara membimbing kepada Keimanan. Keimanan yang dimaksud adalah keimanan
yang ada pada diri remaja tersebut. Keimanan yang akan diharapkan dapat memiliki
korelasi yang sangat jelas dalam menjalani suatu kehidupan. Seperti halnya membaca Al-
Qur’an, yang nantinya dijadikan sebagai terapi penghilang kegelisahan. Al-Qur’an sebagai
obat untuk setiap penyakit yang ada didalam dada serta bagi orang-orang yang dalam
hatinya.11

Adapun penelitian yang berkaitan dengan kesehatan mental telah dilakukan oleh
Catur Agustini (2004) UMS dalam sekripsinya dengan judul Pengalaman Puasa dengan
Kesehatan Mental Santri Kelas Dua MTs Pondok Imam Suhada Blimbing Polokarto
Tahun 2003/2004 menyimpulkan bahwa pengalaman keagamaan mempunyai pengaruh
positif terhadap kesehatan mental santri kelas dua MTs pondok Imam Suhada Blimbing
Polokarto, pengalaman puasa yang kuat dan tangguh menghadapi segala godaan dari
manapun datangnya. Hal tersebut tentu mempunyai pengaruh pendidikan keagamaan
termasuk Islam dalam hal kesehatan mental bagi remaja. Pembinaan-pembinaan yang
diperoleh melalui pendidikan Islam harus dibentuk dengan pembinaan yang berdasarkan
iman dan tauhid, ibadah, akhlaq, dan juga sosial.

Dapat dipahami bahwa Pendidikan Islam dalam menunjang kesehatan mental


remaja dapat dilakukan dengan cara membimbing remaja dalam pengamalan Shalat yang
khusu’, sehingga diharapkan remaja mampu memperoleh ketentraman dalam hatinya.

11
Rosmalina Asriyanti, Pendekatan Bimbingan Konseling Islam dalam Meningkatkan Kesehatan Mental,
Holistik jurnal for Islamic social sciences, Cirebon, 2016.
9

Selain itu, melalui bimbingan ibadah yang bisa dilakukan baik ibadah Mahdhoh dan ibadah
Ghoiru Mahdhoh. Hal tersebut dapat dipraktekkan oleh seorang remaja dengan harapan
agar mampu menyesuaikan diri, baik penyesuaian diri dengan Tuhan, dirinya sendiri,
orang lain, masyarakat atau lingkungan sekitar. Selain itu, pengamalan yang dilakukan
akan tercermin perilaku remaja yang mampu mencerminkan adanya kesehatan mental.
Salah satu cirinya adalah mampu beradaptasi dari berbagai problematika hidup sehingga
dirinya tidak selalu merasa cemas, was-was dan lain sebagainya sebagaimana itu
merupakan ciri dari masalah kesehatan mental.

Dikatakan remaja telah mencapai taraf paripurna atau sempurna, baik ber hablum
min-nafs, hablum minnas dan hablumminaallah (berhubungan dengan diri sendiri, sesama
dan sang khaliq). Sehingga dengan kondisi mental remaja yang seperti inilah, Allah akan
memenuhi janjinya yaitu dengan didapatnya rasa ketenangan dalam jiwa, sebagai mana
firman Allah dalam QS.Al-Fajr ayat 27-30 yang berbunyi:

Artinya: “Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, Masuklah ke
dalam syurga-Ku.12

12
Departemen Agama, Opcit, h. 594
BAB III.
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari makalah, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kesehatan mental dalam diri remaja dapat teratasi jika adanya kerja sama yang baik
dari semua kelompok antara lingkungan pendidikan keluarga, sekolah, masyarakat
dan juga pemerintah setempat. Selain kerja sama antara berbagai pihak Agama
hadir sebagai pencerah melalui pendidikan Islam. Pendidikan Islam ialah suatu
disiplin ilmu yang mengajarkan pada peserta didik (remaja) tentang nilai-nilai
ajaran agama Islam.
2. Adanya pendidikan Islam menjadikan remaja akan terbentuk menjadi seseorang
yang mempunyai tujuan hidup yang jelas. Maksud dari tujuan yang jelas, akan
terealisasi apabila seseorang remaja dapat memahami dengan benar tujuan dari
proses pendidikan Islam. Hakekat dari pendidikan Islam adalah realisasi dari cita-
cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi bagi kehidupan umat manusia, di
dunia dan di akherat.
3. Wujud dari masalah kesehatan mental remaja yang dilihat dari perspektif
pendidikan Islam adalah dengan remaja memahami benar nilai-nilai ajaran Islam
yang diberikan melalui pendidikan misal tentang shalat yang khusu’ akan
menimbulkan ketenangan jiwa, dengan aplikasi yang nyata ini dapat menjadikan
diri remaja untuk tidak selalu merasa cemas, was-was, dan lain sebagainya, yang
mana itu sebagai ciri terganggunya kesehatan mental remaja. Dengan pendidikan
Islam pula diharapkan remaja dapat mengatasi berbagai masalah yang dihadapi
dalam kehidupannya.

1.2 Saran

Melihat adanya banyak dampak dari permasalahan kesehatan mental khusunya


remaja maka perlu dilakukan solusi penanganan yang tepat terhadap masalah kesehatan
mental remaja. Salah satu faktor yang dapat memperbaiki kesehatan mental remaja adalah
pelaksanaan kegiatan-kegiatan atau pendidikan agama seperti : zikir, shalat, membaca al-
qur’an, dan sebagainya. Jadi, agama mempunyai peranan penting dalam pembinaan moral

10
11

karena nila-nilai moral yang datang dari agama bersifat tetap dan universal. Apabila
seseorang dihadapkan pada suatu dilema, ia akan menggunakan pertimbangan-
pertimbangan berdasarkan nilai-nilai moral yang datang dari agama. Dengan demikian,
agama menjadi salah satu hal yang dapat meningkatkan daya tahan seseorang dari
kesehatan mental khususnya agama Islam.

Berdasarkan pembahasan dari makalah ini, perlu pemahaman dan kajian lebih
lanjut terkait dengan pengembangan model pendidikan Islam dalam kesehatan mental
remaja untuk masa yang mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz el-Quusiy, Pokok –pokok kesehatan mental /Jiiwa, Bulan Binatang, Jakarta, 1974

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Toha Putra, Semarang, 1995.

Yusak Burhanudin, Kesehatan Mental, Pustaka Setia, Bandung, 1988.

Mudzakkir, Ali. 2003. KESEHATAN MENTAL Dalam Perspektif Islam. In: KESEHATAN
MENTAL Dalam Perspektif Islam. Wahid Hasyim Press, Semarang.

M. Asyhari. (2005). KESEHATAN MENURUT PANDANGAN AL-QUR’AN *). Gizi dan


Kesehatan Menurut Pandangan Al-Qur’an Vol. 22, No. 3.

Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problema Remaja, 2012.

Muflihah, T. S. (2007). Pemikiran Prof. DR. Zakiah Daradjat tentang Peran Pendidikan Agama
Dalam Pembinaan Mental (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).

Yasipin, Y., Rianti, S. A., & Hidaya, N. (2020). Peran Agama dalam Membentuk Kesehatan
Mental Remaja. Manthiq, 5(1), 25-31.

Lubis, L. T., Sati, L., Adhinda, N. N., Yulianirta, H., & Hidayat, B. (2019). Peningkatan
Kesehatan Mental Anak dan Remaja Melalui Ibadah Keislaman. Al-Hikmah: Jurnal
Agama dan Ilmu Pengetahuan, 16(2), 120-129.

Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, Bulan Bintang, Jakarta, 1982.

Susanti, S. S. (2018). KESEHATAN MENTAL REMAJA DALAM PERSPEKTIF


PENDIDIKAN ISLAM. As-Salam: Jurnal Studi Hukum Islam & Pendidikan, 7(1), 1-20.

12

Anda mungkin juga menyukai