Anda di halaman 1dari 54

BAB II

GAMBARAN UMUM DAN LABORATORIUM KLINIK PUSKESMAS

SUNGAI ULIN

A. Sejarah Institusi

Puskesmas Sei Ulin Banjarbaru merupakan pemecahan dari wilayah

kerja Puskesmas Banjarbaru Utara yang membawahi dua Kelurahan, yaitu

Kelurahan Sungai Ulin dan Kelurahan Komet.

Puskesmas Sei Ulin diresmikan pada hari Selasa 23 Februari 2010

dengan luas dan letak wilayah kerja yaitu 9,228 km2, yang terdiri dari dua

Kelurahan yaitu Kelurahan Sungai Ulin dengan luas 7,128 km2 dan

Kelurahan Komet dengan luas 2.100 km2.

Batas wilayah Puskesmas Sungai Ulin, sebelah utara yaitu Kelurahan

Sungai Paring Desa Indra Sari Kecamatan Martapura kota Kabupaten

Banjar. Sebelah selatan: Kelurahan Sungai Besar Kecamatan Banjarbaru

Selatan kota Banjarbaru. Sebelah barat : Desa Padang Panjang Kecamatan

Karang Intan Kabupaten Banjar. Sebelah timur: Kelurahan Cempaka

Kecamatan Cempaka kota Banjarbaru.

Bangunan Puskesmas Sungai Ulin dilengkapi fasilitas Ruangan Poli

Umum, Poli Gigi, Poli Anak, Poli Gizi, Imunisasi, KIA dan KB,

Laboratorium, Sanitarian - Promkes, Apotek, serta UGD atau Ruangan

Tindakan serta ruang ketata-usahaan.

5
6

Kondisi geografis wilayah kerja Puskesmas Sungai Ulin dan

Kelurahan Komet merupakan daerah berbukit dan dataran tinggi. Iklim yang

berpengaruh adalah iklim tropis.

Wilayah kerja Puskesmas Sungai Ulin seluruhnya dapat dijangkau

dengan menggunakan alat transportasi darat dengan akses jalan yang cukup

baik.

Gambar 2.1. Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Ulin Banjarbaru

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sungai Ulin pada tahun

2016 berdasarkan jenis kelamin dari data profil Kelurahan Sungai Ulin dan

Komet April 2016 adalah 18.333 jiwa dengan keterangan kepala keluarga

5.254, laki-laki 9.325 dan perempuan 9.008.

Sarana dan prasarana yang dimiliki Puskesmas Sungai Ulin adalah

sebagai berikut :
7

Tabel 2.1. Sarana dan Prasarana yang dimiliki Puskesmas Sungai Ulin

Kondisi
R.Ringan R.Berat Baik
No Sarana & Prasarana Jumlah
1 Puskesmas - - 1 1
2 Pustu - - 1 1
3 Polindes - - 1 1
4 Pokesdes 1 - - 1
5 Rumah Dinas - - 1 1
6 Pusling Ambulance R4 - - 1 1
7 Pusling Perahu Bermotor - - - 0
8 Kendaraan R2 - - 5 5
9 Kendaraan R3 - - - 0
Total 1 0 10 11

B. Visi dan Misi Serta Motto Puskesmas Sungai Ulin

1. Visi

“Mewujudkan Masyarakat Kelurahan Sungai Ulin dan Komet Sehat

Mandiri”.

2. Misi

a. Memberikan Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas Secara Adil

Dan Merata.

b. Mendorong Terciptanya Kemandirian Perorangan, Keluarga dan

Masyarakat di Bidang Kesehatan.

c. Meningkatkan Profesionalitas Kinerja Petugas Puskesmas.

3. Motto

“Anda Sehat Kami Bahagia”.

C. Struktur Organisasi Puskesmas

1. Kepala Puskesmas: Rina Misna Risnawati, SKM.M.MKes


8

2. Kesubag Tata Usaha: Hj. Kurniawati, S.Sos.MM

a. Sistem Informasi Puskesmas: Laraswati, S.Kep.Ns

b. Kepegawaian: Linda Herianti, AMTG

c. Rumah Tangga: Arbainah

d. Keuangan: Mutia Farida, AMD

3. Kelompok Jabatan Fungsional yang meliputi:

a. Penanggungjawab UKM Esensial dan Keperawatan Kesehatan

Masyarakat: dr. Edlin Hajar Al Hamdani

1) Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS:

a) A. Hari Eko Nugroho, AMKg

b) Yana, AMKg

2) Pelayanan kesehatan lingkungan: Laili Iriyani, AMKL

3) Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM: Hayati, AM.Keb

4) Pelayanan gizi yang bersifat UKM: Darmasiah, SKM

5) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit: dr. Dewi

Sophia

6) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat: A. Syaqif,

S.Kep

b. Penanggungjawab UKM Pengembangan: drg. Hj. Anita

1) Pelayanan kesehatan jiwa: Hairil, S.Kep

2) Pelayanan kesehatan gigi masyarakat: Umi Hani

3) Pelayanan kesehatan tradisional komplementer: Henny

Maryani, S.Si, Apt

4) Pelayanan kesehatan olahraga: Herry Cahyadi, SKM


9

5) Pelayanan kesehatan indra: Niati Wulandari, AMK

6) Pelayanan kesehatan lansia: Lina Suryatina, SST

7) Pelayanan kesehatan kerja: Rahmawati, SKM., MM

8) Pelayanan kesehatan remaja: Sukma Devvi A.R, AM.Keb

c. Penanggungjawab UKP, Kefarmasian dan Laboratorium:

dr. Norhasanah

1) Pelayanan kesehatan umum: dr. Dewi Sophia

2) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut: drg. Hj. Anita

3) Pelayanan KIA-KB yang bersikap UKP: Wardah Tilah

Yuliani, SST

4) Pelayanan gawat darurat: Hj. Laraswati, S.Kep.Ns

5) Pelayanan gizi yang bersifat UKP: Noor Vitriyani, AMG

6) Pelayanan persalinan: Mei Sri Utari Wulandari, AM.Keb

7) Pelayanan kefarmasian: Henny Maryani, S.Si, Apt

8) Pelayanan laboratorium: Noorhidayati, AMD.AK

d. Penanggungjawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring

Fasilitas Pelayanan Kesehatan: dr. Hj. Dani Indiyah.P

1) Puskesmas Pembantu: Hj. Wahidah

2) Puskesmas Keliling: Mila Francisca, AMK

3) Bidan Kelurahan: Resda Lasteri S, AM.Keb

4) Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Ernita Sibarani,

AM.Kep

D. Kegiatan Fasilitas Pelayanan Puskesmas Sungai Besar

1. Pelayanan Secara Umum


10

a. Loket

1) Pelayanan Pasien

2) Identifikasi pasien.

3) Penyampaian informasi.

4) Penyampaian hak dan kewajiban pasien.

5) Pendaftaran pasien umum.

6) Pendaftaran pasien BPJS.

7) Entry data pasien BPJS.

8) Koordinasi dan komunikasi antara pendaftaran dengan unit-

unit terkait.

9) Pengendalian arsip medis.

b. Poli Umum

1) Pemeriksaan dan pengobatan dasar non spesialistik kasus baru.

2) Pemeriksaan dan pengobatan dasar non spesialistik kasus lama.

3) Pemeriksaan dan pengobatan dasar non spesialistik kunjungan

kasus.

4) Penangan kasus emergensi (Ruang tindakan).

5) Penanganan lanjutan pasca rawat jalan/inap dari rumah sakit.

6) Penanganan lanjutan umpan balik pasca pengobatan

spesialistik.

c. Poli Anak

1) Pelayanan kesehatan perorangan bagi usia 0 bulan sampai 13

tahun.

2) Penentuan pemeriksaan dan tindakan penunjang.


11

3) Pelaksanaan rujukan dari unit lain.

4) Pemeliharaan alat medis dan non medis di Poli Anak.

d. Poli Gigi

1) Pelayanan pemeriksaan gigi dan mulut.

2) Pelayanan pencabutan gigi.

3) Pelayanan perawatan jaringan periodontal.

e. Poli KIA/KB

1) Pemeriksaan ibu hamil (K1 dan K4).

2) Pelayanan Keluarga Berencana.

3) Penanganan efek samping Keluarga Berencana.

4) Pertolongan Persalinan.

5) Pencatatan Kunjungan dan Imunisasi Bayi.

6) Kunjungan Rumah.

7) Kunjungan ke sekolah (Penjaringan).

8) Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK).

9) Program Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).

10) Deteksi dini komplikasi kehamilan, persalinan, nifas dan bayi

baru lahir.

11) Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM).

12) Konseling caten.

f. Poli Gizi

1) Penimbangan bayi dan balita.

2) Distribusi Vitamin A ke Posyandu dan TK.

3) Distribusi obat cacing.


12

4) Pemberian Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil.

5) Pengukuran TB ABS.

6) Pemantauan garam beryodium.

7) Pemantauan Balita BGM.

8) Kegiatan Posyandu.

9) Pembinaan Posyandu.

10) Pemantauan Status dan Pola Konsumsi Gizi (PSG).

11) Melaksanakan Pemetaan keluarga sadar gizi (Kadarzi).

12) Pemantauan bumil KEK.

13) Distribusi PMT Balita dan Bumil KEK.

14) Operasi timbang.

g. Apotek

1) Pelayanan kefarmasian (Dispending obat/Peracikan Obat).

2) Komunikasi Informasi Edukasi Obat kepada pasien.

3) Perencanaan, penyimpanan dan pendistribusian obat di gudang

obat di Gudang Obat Puskesmas.

4) Pelayanan Informasi Obat.

5) Pelaporan pemakaian dan perminbtaan obat bulanan.

6) Pelaporan dan Pencatatan Obat Psikotropika dan Narkotika.

7) Pelaporan Monitoring Obat Rasional.

8) Pelaporan Pemakaian Obat Generik.

h. Imunisasi

1) Pemberian imunisasi (bayi, balita, anak sekolah, calon

pengantin, bumil, PUS, WUS).


13

2) Sweeping imunisasi.

3) Penyuluhan imunisasi.

i. Klinik Sanitasi

1) Pengawasan dan pemeliharaan air bersih.

2) Pengawasan dan pemeliharaan Jamban Keluarga.

3) Pengawasan dan pemeliharaan Sarana Pembuangan Air

Limbah.

4) Pengawasan dan pemeriksaan Sanitasi TTU.

5) Pengawasan dan pemeriksaan TPM.

6) Pengawasan dan pemeriksaan Pengelola Pestisida.

7) Pengawasan dan pemeriksaan Tempat Pembuangan Sampah.

j. Promosi Kesehatan

1) Penyuluhan kelompok potensial.

2) Penyuluhan sekolah.

3) Kunjungan petugas Puskesmas ke posyandu.

4) Survey PHBS.

5) Pembinaan Toga.

6) Pembinaan Batra.

7) Pembinaan Desa Siaga.

8) Penyuluhan HIV/AIDS.

9) Penyuluhan IMS.

10) Penyuluhan Narkoba/NAPZA.

11) Survey IMS.

12) Survey Narkoba/NAPZA.


14

k. Unit Gawat Darurat

1) Pelayanan dan perawatan pada keadaan trauma dan luka.

2) Pelayanan medic dan perawatan yang sifatnya tindakan

invasive.

3) Pelayanan kasus yang memerlukan observasi sementara.

4) Pelayanan kasus pasien dengan keadaan kondisi/trauma berat

sebelum dirujuk.

2. Pelayanan di Bidang Laboratorium

a. Pemeriksaan darah :

1) Darah Lengkap ( Hb, AE, HT, AL, AT)

2) LED

3) Golongan Darah

4) Hemoglobin Sahli

5) Widal

6) Malaria

7) Glukosa Sewaktu

8) Glukosa Puasa

9) Glukosa 2 Jam PP

10) Kolesterol Total

11) Trigliserida

12) Asam Urat

13) Urea

14) Kreatinin

15) SGOT
15

16) SGPT

17) HIV

b. Pemeriksaan urine :

1) Urin Lengkap ( Leukosit, Nitrit, Urobilin, Protein, pH, Blood,

Bj, Keton, Bilirubiin, Glukosa)

2) Protein Urin

3) Reduksi Urin

4) Tes Kehamilan

c. Pemeriksaan sputum. (BTA)

E. Sumber Daya Manusia

1. Kategori dan Jumlah SDM di Puskesmas

Tabel 2.2 Kategori dan jumlah SDM

PNS CPS Kontrak


Jumlah
No. Jenis Tenaga
L P L P L P
1. Kepala Puskesmas 1 1
2. Kepala Tata Usaha 1 1
3. Dokter Umum 5 5
4. Dokter Gigi 1 1
5. Bidan 12 12
6. Perawat 2 8 1 11
7. Perawat Gigi 1 2 3
8. Nutrisionis 3 3
9. Sanitarian 1 2 3
10. Analis Kesehatan 2 2
11. Apoteker 1 1
12. Asisten Apoteker 2 1 3
13. Administrasi 4 1 1 6
14. Pembimbing Kesehatan Kerja 1 1 2
Jumlah 7 43 1 3 54

2. Daftar Ketenagaan Ruang Laboratorium Puskesmas


16

a. Nama : Tati Suharni, Amd.AK

NIP : 19740519 199503 2 001

Pangkat/Golongan : Penata tingkat 1/ IIId

Jabatan : Pranata Laboratorium Kesehatan Pelaksana

Penyelia

Pendidikan Terakhir : DIII Analis Kesehatan

b. Nama : Noorhidayati, Amd.AK

NIP : 19850509 200501 2 003

Pangkat/Golongan : Penata Muda / IIIa

Jabatan : Penata Laboratorium Kesehatan Pelaksana

Lanjutan

Pendidikan Terakhir : DIII Analis Kesehatan

F. Fasilitas Pelayanan Laboratorium

1. Sarana Laboratorium

i) Ukuran ruang laboratorium adalah 4 x 4 m2.

ii) Terdapat ruangan khusus berukuran 1,5 x 4 m2 untuk pengerjaan

sampel sputum.

iii) Langit-langit laboratorium berwarna terang dan mudah

dibersihkan.

iv) Dinding berwarna terang, keras, tidak berpori, kedap air, dan

mudah dibersihkan.

v) Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin, tidak berpori, warna

terang dan mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia.


17

vi) Pintu memiliki lebar bukaan 100 cm yang terdiri dari 1 (satu) daun

pintu.

vii) Tersedia 2 bak cuci (westafel).

viii) Kamar kecil/WC pasien laboratorium bergabung dengan WC

pasien Puskesmas.

2. Prasarana Laboratorium

a) Pencahayaan laboratorium secara alami diperoleh dari 3 buah

jendela serta pencahayaan dari 2 buah lampu.

b) Suhu ruangan dipertahankan dengan menggunakan AC dengan

20°C s/d 28°C.

c) Tersedia fasilitas air bersih yang mengalir dan debit air yang cukup

pada bak cuci.

d) Tersedia wadah (tempat sampah) khusus/terpisah yang dilengkapi

dengan penutupnya untuk pembuangan limbah padat medis

infeksius dan non infeksius pada laboratorium.

3. Perlengkapan Laboratorium

a) AC

b) Lemari alat

c) Lemari besi

d) Bak sampah

e) Jendela

f) Kursi lipat

g) Kursi putar

h) Kursi plastik
18

i) Lampu

j) Meja

k) Stopkontak

l) Ruangan pemeriksaan BTA

m) Tempat penampungan limbah

n) Wastafel

o) Sefety box

p) Komputer

q) Printer

4. Peralatan Laboratorium

Tabel 2.3 Peralatan Laboratorium

KONDISI / STANDAR ALAT


Yang Ada KONDISI
No Nama Alat Jumlah
di Rusak
Alat Baik
Puskesmas (KB)
1 Fotometer 1 1 √
2 Hematology Analyzer 1 1 √
3 Hemositometer Set 1 2 √
4 Mikroskop Binokuler 1 4 √
5 Pemanas/Penangas dengan air 1 - - -
Pipet Mikro 5-50, 100-200, 500-
6 1 Set 1 Set √
1000 µl
7 Sentrifuge Listrik 1 2 √
8 Sentrifuge Mikrohematokrit 1 1 √
9 Tabung LED (Westergren Set) 3 15 √
10 Telly Counter 1 - - -
11 Urinometer 1 - - -
12 Batang Pengaduk 3 3 √
13 Beaker Glass 3 2 √
14 Botol Pencuci 1 2 √
15 Corong Kaca (5cm) 3 2 √
16 Erlenmeyer 2 - - -
17 Gelas Pengukur (100 cc) 1 2 √
19

18 Gelas Pengukur (500 ml) 1 1 √


Sesuai
19 Kaca Objek 5 Box √
Kebutuhan
Sesuai
20 Kaca Penutup 11 √
Kebutuhan
21 Pipet Berskala (1 cc) 3 - - -
22 Pipet Berskala (10 cc) 3 - - -
Sesuai
23 Tabung Kapiler Mikrohematokrit 4 √
Kebutuhan
Sesuai
24 Tabung Reaksi (12 mm) 70 √ -
Kebutuhan
Tabung Reaksi dengan tutup
25 12 - - -
karet/gabus
26 Tabung Sentrifuge tanpa skala 6 35 √
27 Termometer 0-50ºC 1 1 √
28 Wadah Aquades 1 1 √
29 Autoklaf 1 - - -
Sesuai
30 Blood Lanset dengan autoklik 2 √
Kebutuhan
31 Kaki tiga 1 - - -
32 Kawat Asbes 1 - - -
Sesuai
33 Kertas Lakmus - - -
Kebutuhan
Sesuai
34 Kertas Lensa 8 √
Kebutuhan
Sesuai
35 Kertas Saring Ada √
Kebutuhan
36 Lampu Spiritus 1 1 √
37 Lemari Es 1 1 √
38 Pembendung 1 2 √
39 Penghisap Karet 3 2 √
40 Penjepit Tabung dari Kayu 2 3 √
41 Pensil Kaca 1 - - -
42 Pipet Tetes 12 - - -
Pot Dahak Spesimen Dahak Mulut Sesuai
43 50 √
Lebar Kebutuhan
Sesuai
44 Pot Spesimen Urin 30 √
Kebutuhan
45 Rak Pengering 1 2 √
46 Rak Pewarnaan Kaca Preparat 1 1 √
20

47 Rak Tabung Reaksi 1 2 √


48 Rotator Plate 1 1 √
49 Sengklet/Ose 3 - - -
50 Sikat Tabung Reaksi 1 1 √
Sesuai
51 Spuit Disposible 3 pak √
Kebutuhan
52 Stopwatch 1 - - -
53 Timer 1 1 √
Sesuai
54 Tip Pipet (kuning dan biru) 1 Kotak √
Kebutuhan
Tambahan
1 Sahli Haemometer 1 1 √
2 Diferential Cell Counter 1 1 √
3 Power Suply 1 3 √
4 Urin Analiser 1 1 √
5 Safety Cabinet 1 1 √
6 Hb Sahli 1 3 √
7 Alat Gluco dr 1 1 √
8 Plate Widal 1 1 √
9 Rak LED 1 1 √
10 Slide Map 2 2 √
13 Droping bottle 30 cc 1 1 √
Alat Pemeriksa Gula Darah (Accu
14 1 1 √
Check)

G. Sistem Pelayanan Laboratorium

1. Pelayanan Administrasi

a. Pendaftaran pasien

1) Pasien menyerahkan lembar permintaan pemeriksaan.

2) Petugas mencatat data pasien dan permintaan pemeriksaan di

buku register dan pasien dipersilahkan menunggu di luar

sesuai urutan antrian.

b. Pelayanan hasil pemeriksaan

1) Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku register.

2) Petugas menulis hasil pemeriksaan di blanko hasil.


21

3) Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan pada pasien dan

mempersilahkan pasien mengembalikan hasil pemeriksaan

pada poli yang bersangkutan.

c. Pengelolaan logistik

1) Pengadaan reagen dan alat yang ada di puskesmas dari dinas

kesehatan.

2) Distribusi alat juga didapatkan dari BPJS.

2. Pelayanan Teknis

a. Pelayanan Sampling

1) Sampling Darah Vena

Alat :

a) Spuit

b) Turniquet

c) Bantalan

d) Tisu alkohol

e) Kapas kering

Cara Kerja :

a) Pasien duduk dengan posisi lengan lurus.

b) Memasang tourniquet ± 10 cm di atas lipat siku.

c) Dipilih bagian vena mediana cubiti.

d) Dibersihkan kulit pada bagian yang akan diambil

darahnya dengan tisu alkohol dan biarkan kering.

e) Ditusuk bagian vena tadi dengan jarum, lubang jarum

menghadap ke atas dengan sudut kemiringan antara


22

jarum dengan kulit 15º - 60º. Tarik penghisap pada spuit

sampai darah masuk sesuai dengan yang dibutuhkan.

Lepas tourniquet dan meminta pasien melepaskan

kepalan tangan.

f) Ditarik jarum dan diletakkan kapas kering pada bekas

tusukan dan diberi plester.

2) Sampling Darah kapiler

Alat :

a) Autoklik

b) Lancet

c) Tisu alkohol

d) Tisu kering

Cara Kerja :

a) Dibersihkan bagian yang akan ditusuk dengan tisu

alkohol dan dibiarkan sampai kering lagi.

b) Dipegang dan ditekan sedikit bagian jari supaya rasa

nyeri berkurang.

c) Ditusuk dengan cepat memakai lanset steril

menggunakan autoklik.

d) Dihapus tetes darah yang pertama yang keluar dengan

memakai tisu kering, tetesan darah berikutnya dipakai

untuk pemeriksaan.

3) Sampel Urin
23

a) Pasien yang akan diperiksa urinnya disuruh untuk

menampung urin tersebut pada pot urin yang bersih dan

kering dengan wadah yang bertutup ulir.

b) Pengambilan sampel urin dilakukan pasien di WC pasien

Puskesmas.

c) Urin yang didapat diberi label berupa nomor dan nama

pasien.

4) Sampel Sputum

a) Pengambilan sampel sputum pasien dilakukan dengan

kriteria mengandung lendir, berwarna kuning hingga

hijau, kental dan bukan air liur.

b) Sputum yang dikumpulkan berupa sputum sewaktu dan

sputum pagi.

c) Sputum yang didapat diberi label berupa nomor dan

nama pasien.

b. Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium

1) Pemeriksaan Hematologi

a) Darah Lengkap

Tujuan : Untuk mengetahui nilai Hb, WBC,

RBC, HT, AT dalam darah pasien.

Metode : Automatik

Alat dan Bahan :

i) Spuit, Tourniquete, Kapas, Alkohol, tabung reaksi

ii) Hematology Analyzer


24

iii) EDTA 10%

iv) Darah vena

Cara Kerja :

i) Menyalakan UPS kemudian melihat perintah di

display Hematology Analyer.

ii) Memilih PRIME SYSTEM dari menu utama,

menunggu sampai selesai.

iii) Memilih NEW SAMPLE dari menu utama.

iv) Memilih profile dengan menekan NEXT PROF or

PREV PROF sampai muncul profile

BACKGROUND.

v) Menekan plat whole blood.

vi) Menunggu sampai analisa selesai, pastikan nilai PLT

< 10 (10o/L), WBC < 0,1 (10o/L), RBC < 0,01

(1012/L), HGB < 0,2 (g/dl).

vii) Memilih NEW SAMPLE dari menu utama.

viii) Mengetik identitas pasien.

ix) Meletakkan tabung sampel di bawah needle/jarum

dan menekan PLAT di belakangnya, menunggu

sampai di diplay bertuliskan “Aspiration complete.

Removing Tube melepaskan tabung dari

needle/jarum.

x) Menunggu sampai pemeriksaan selesai dan hasil

keluar.
25

b) LED

Tujuan : Untuk mengetahui kecepatan

pengendapan eritrosit dalam darah

pasien dengan waktu tertentu.

Metode : Westergreen

Prinsip : Darah vena dengan anticoagulant

tertentu dimasukkan ke dalam

tabung tertentu dan dicatat waktu

pengendapan dari eritrosit.

Alat dan Bahan :

i) Tabung westergreen

ii) Rak tabung westergreen

iii) Timer

iv) Antikoagulant EDTA

v) Tisu

vi) Darah vena

vii) NaCl 0,9%

Cara Kerja :

i) Dipipet NaCl 0,9% dengan pipet westergreen sampai

tanda 150, masukkan dalam tabung reaksi.

ii) Dipipet darah dengan pipet westergreen tadi sampai

tanda 0, dimasukkan dalam tabung yang berisi NaCl

0,9% tadi, kemudian dicampur.


26

iii) Campuran tadi diisap dengan tabung westergreen

tepat tanda nol, bagian luar pipet dibersihkan dengan

kertas saring atau tisu.

iv) Lubang atas dari pipet ditutup dengan jari lalu

ditempatkan dirak tabung westergreen dalam

keadaan tabung tepat vertikal.

v) Dibaca tinggi lapisan plasma dari atas hingga pada

permukaan atas dari kolom eritrosit dibaca setelah

satu jam dan dua jam.

Nilai Normal :

Laki-laki : 0-10 mm/jam

Perempuan : 0-15 mm/jam

c) Hemoglobin

Tujuan :Untuk mengetahui kadar

Hemoglobin darah pasien.

Metode : Sahli

Prinsip :Hemoglobin darah

(Oksihemoglobin) diubah menjadi

asam hematin dengan pertolongan

larutan HCL, kemudian warna yang

terjadi dibandingkan secara visual

dengan standard permanen alat

tersebut. Dengan cara ini

Karboksihemoglobin,
27

Methemoglobin dan

Sulfhemoglobin tidak terukur.

Alat dan Bahan :

i) Lancet, Kapas Alkohol

ii) Haemometer

iii) HCl 0,1N, Aquadest, EDTA

iv) Klinipette, tip

v) Tisu

vi) Darah kapiler/vena

Cara Kerja :

i) Memasukkan HCl 0,1 N ke dalam tabung

haemometer sampai tanda 2 gr%.

ii) Mengambil darah kapiler atau darah dengan

antikoagulant EDTA dengan klinipet sebanyak 20

µL, membersihkan bagian luar yellow tip dengan

tisu.

iii) Menunggu 5 menit untuk pembentukan asam

hematin.

iv) Mengencerkan asam hematin dengan aquades tetes

demi tetes sambil mengaduk sampai didapatkan

warna yang sama dengan standard.

v) Membaca miniscos dan menyatakan hasilnya dalam

gr%.

Interpretasi :
28

Nilai Normal

Laki-laki : 14 – 18 gr/dl

Perempuan : 12 – 16 gr/dl

2) Pemeriksaan Imunologi

a) Golongan Darah

Tujuan : Untuk mengetahui golongan darah

pasien.

Metode : Direk aglutinasi

Prinsip : Darah diletakkan pada objek glass

kemudian ditambahkan serum anti

akan membentuk aglutinasi atau

penggumpalan.

Alat dan Bahan :

i) Lancet, Kapas Alkohol

ii) Objek glass

iii) Reagen anti-A, anti-B, anti AB, Rhesus

iv) Tisu

v) Darah kapiler/vena

vi) Klinipet, Yellow tip

Cara Kerja :

i) Meletakkan diatas objek glass 1 tetes anti serum anti

A, 1 tetes Anti B, 1 tetes Anti AB, 1 tetes Rhesus.

ii) Menambahkan masing - masing 1 tetes darah,

mencampur, melihat adanya aglutinasi.


29

Interpretasi :

Golongan
Anti A Anti B Anti AB RH
Darah
- - - -/+ O

+ - + -/+ A

- + + -/+ B

+ + + -/+ AB
Keterangan :

Negatif (-) : Tidak ada aglutinasi

Positif (+) : Ada aglutinasi

b) Widal

Tujuan : Untuk mendeteksi adanya antibodi

(kekebalan tubuh) terhadap kuman

Salmonella dengan cara mengukur

kadar aglutinasi antibodi terhadap

antigen O, H, AO, BO dalam sampel

darah.

Metode : Direk latek aglutinasi tes

Prinsip :Febrile Stained antigen suspensi

adalah uji aglutinasi antara suspensi

kuman Salmonella sebagai antigen

dengan antibody spesifik yang

terdapat dalam serum penderita

membentuk kompleks antigen

antibody.
30

Alat dan Bahan :

i) Spuit, Kapas Alkohol, tourniquet, kapas

ii) Slide

iii) Reagen Salmonella typhi O, H, paratyphi AO, BO

iv) Sentrifuge

v) Klinipette, yellow tip

vi) Tisu

vii) Serum/plasma

viii) Mikroskop

Cara Kerja :

i) Meletakkan reagen dan serum dalam suhu ruang.

ii) Memipet serum yang ingin diperiksa sebanyak 10

µL.

iii) Menambahkan 10 µL tetes reagent anti O, H, AO,

dan BO pada serum.

iv) Mencampur secara melebar kemudian di goyang.

v) Melihat dengan mikroskop perbesaran 10x ada atau

tidaknya aglutinasi dalam 2 menit.

Interprestasi hasil

Positif (+) : Apabila terlihat adanya aglutinasi.

Negatif (-) : Tidak terlihat adanya aglutinasi.

c) Tes Kehamilan
31

Tujuan : Untuk menemukan hormon HCG

dalam urin dan untuk menentukan

kehamilan.

Metode : One Step HCG Urine Pregnancy

Test (Strip) /

Immunochromatographic.

Prinsip : Menggunakan prinsip adanya

ikatan antibody antigen sebagai

antigennya adalah adanya protein

hormone beta HCG (hormone yang

dihasilkan trofoblast atau bagian

plasenta) dan sebagai antigen adalah

antibody yang dihasilkan binatang

kuda yang disuntik hormone HCG.

Alat dan Bahan :

i) Pot urin

ii) Timer

iii) Strip HCG

iv) Tisu

v) Urin

Cara Kerja :

i) Mencelupkan strip urin ke dalam pot urin sampai

tanda garis ±30 detik.

ii) Mengeluarkan strip dan meniriskan pada tisu.


32

iii) Membaca hasil setelah satu menit pada strip urin.

Interpestesi :

Positif (+) : Garis 2 pada strip.

Negatif (-) : Garis 1 pada strip.

d) HIV

Tujuan :Untuk mendeteksi keberadaan virus

HIV atau antibodi HIV dalam darah

pasien.

Metode :Immunochromatographic

Prinsip :Deteksi antibodi HIV pada serum/

plasma/darah, terhadap antigen pada

strip. Diamana membrane berbasis

immunoassay (strip) untuk

mendeteksi antibody HIV-1, HIV-2

dan subtype O pada serum/plasma

atau darah. Dimana pada

pemeriksaan diteteskan sampel,

sampel yang diteteskan pada ruang

membran bereaksi dengan partikel

yang telah dilapisi dengan protein A

yang terdapat pada bantalan

spesimen. Kemudian diteteskan lagi


33

buffer solution. Selanjutnya akan

bergerak secara kromatografi dan

bereaksi dengan antigen HIV

rekombinan yang terdapat pada

garis test. Jika spesimen

mengandung antibody HIV maka

akan timbul garis warna.

Alat dan Bahan :

i) Test Cassette

ii) Sample Dropper

iii) Lancet

iv) Sarung Tangan

v) Timer

vi) Tisu

vii) Darah/serum

Cara Kerja :

i) Membersihkan jari dengan kapas alkohol sebelum

dilakukan penusukan.

ii) Menusuk jari pasien dengan lancet sampai darah

keluar.

iii) Mengambil darah/serum/plasma sebanyak 1 tetes

jatuh (30 µl).

iv) Menambahkan 1 tetes diluents.


34

v) Membaca hasil dalam waktu 20 menit (peringatan

jangan dibaca hasil tes setelah 20 menit karena dapat

memberi hasil palsu).

3) Pemeriksaan Parasitologi

a) Malaria

Tujuan :Untuk mengetahui adanya

Plasmodium vivax dan Plasmodium

falcifarum dalm darah pasien.

Metode : Mikroskopik

Prinsip : Presipitasi hitam yang terbentuk

dari penambahan larutan metilen

biru dan eosin yang dilarutkan di

dalam metanol. Pewarnaan giemsa

digunakan untuk membedakan inti

sel dan morfologi sitoplasma dari sel

darah merah, sel darah putih,

trombosit dan parasit yang ada di

dalam darah.

Alat dan Bahan :

i) Objek glass

ii) Mikroskop

iii) Klinipet

iv) Yellow tip

v) Kapas
35

vi) Rak pewarnaan

vii) Metanol

viii) Pewarnaan Giemsa

ix) Air suling

x) Minyak emersi

xi) Tisu

xii) Darah kapiler/vena

Cara Kerja :

i) Membersihkan jari dengan kapas alkohol sebelum

dilakukan penusukan.

ii) Menusuk jari pasien dengan lancet sampai darah

keluar.

iii) Pembuatan sediaan darah tebal: Darah diambil

sebanyak 20µL, kemudian teteskan di atas objek

glass. Tetesan darah dilebarkan hingga mencapai ±

1,5 cm. Keringkan.

iv) Cara pembuatan sediaan darah tipis: Darah diambil

sebanyak 20 µL, teteskan di atas objek glass.

Tetesan darah dibuat apusan darah.

v) Pengenceran Giemsa:

 Pengenceran 3%

3 ml giemsa stock solution + 97 ml buffer, 45-

60 menit

 Pengenceran 5%
36

1 tetes giemsa + 1 ml buffer, 45-60 menit

 Pengenceran 10%

2-3 tetes giemsa + 1 ml buffer, 10-15 menit

vi) Pewarnaan Giemsa : Hemolisiskan sediaan darah

tebal dengan air sampai warna merah hilang. Buang

sisa air untuk menghemolisiskan, kemudian

keringkan sediaan. Sediaan berupa apusan darah

tipis harus difiksasi dengan menggunakan metanol ±

1-2 menit (sampai kering). Sedangkan Sediaan darah

tebal tidak dilakukan fiksasi. Warnai dengan larutan

giemsa selama 15 menit. Cuci dengan air kran secara

hati-hati agar sediaan tidak terlepas sampai warna

kelebihan hilang. Keringkan dan periksa dengan

menggunakan mikroskop.

4) Pemeriksaan Bakteriologi

a) BTA

Tujuan :Untuk mengetahui adanya Bakteri

Tahan Asam dalam dahak pasien.

Metode : Ziehl Neelsen

Prinsip : Dinding bakteri yang tahan asam

mempunyai lapisan lilin dan lemak

yang sukar ditembus cat. Oleh

karena pengaruh fenol dan

pemanasan maka lapisan lilin dan


37

lemak itu dapat ditembus cat basic

fuchsin. Pada waktu pencucian

lapisan lilin dan lemak yang terbuka

akan merapat kembali. Pada

pencucian dengan asam alcohol

warna fuchsin tidak terlepas.

Sedangkan pada bakteri tidak tahan

asam akan luntur dan mengambil

warna biru dari metilen-blue.

Alat dan Bahan :

i) Pot Sputum, Lidi, Lampu spiritus

ii) Pewarnaan Ziehl Neelsen

iii) Rak dan Bak pewarnaan, Korek api, Pinset

iv) Tisu

v) Sputum S, P

vi) Safety Cabinet

Cara Kerja :

i) Menyiapkan kaca sediaan yang bersih, bebas lemak

dan tidak ada goresan.

ii) Menyiapkan sebuah kaca sediaan yang diberi

ukuran 2 x 3 cm sebagai pola.

iii) Meletakkan kaca pola dibawah kaca sediaan.

iv) Mengambil bagian sputum yang kental berwarna

putih kekuningan atau putih kehijauan dengan


38

menggunakan lidi, lalu mengoleskan pada kaca

sediaan.

v) Memasukkan lidi ke dalam botol yang berisi pasir

dan alkohol 70%.

vi) Mengeringkan sediaan pada suhu kamar,

melewatkan sediaan di atas nyala api lampu spiritus

sebanyak 3 kali selama 3-5 detik.

vii) Meletakkan sediaan di atas rak pewarnaan dengan

apusan menghadap ke atas.

viii) Menuangkan carbol fuchsin sampai menutupi

seluruh permukaan kaca sediaan.

ix) Memanaskan kaca sediaan secara hati-hati dengan

cara melewatkan nyala api pada bagian bawah kaca

sehingga keluar uap selama 3 menit.

x) Mendinginkan sediaan selama 5 menit.

xi) Mencuci sediaan dengan air mengalir.

xii) Menuangkan asam alkohol 3% di atas kaca sediaan

sampai warna merah dari fuchsin hilang.

xiii) Mencuci sediaan dengan air mengalir.

xiv) Menuangkan larutan metilen blue 0,3% di atas

sediaan dan mendiamkan selama 10-20 detik.

xv) Mencuci sediaan dengan air mengalir dan

mengeringkan pada suhu kamar.


39

xvi) Meneteskan 1 tetes minyak emersi di atas sediaan,

dan memeriksa dengan mikroskop okuler 10x dan

objektif 100x.

xvii) Periksa paling sedikit 100 lapang pandang dengan

cara menggeserkan sediaan dari kiri ke kanan atau

dari kanan ke kiri pada garis lurus.

Interprestasi :

i) Tidak ditemukan BTA/100 lapang pandang :

negatif (-).

ii) Ditemukan 1-9 BTA/100 lapang pandang : ditulis

∑ kuman.

iii) Ditemukan 10-99 BTA/100 lapang pandang : (+).

iv) Ditemukan 1-10 BTA /1 lapang pandang : (++).

v) Ditemukan ≥ 10 BTA/1 lapang pandang : (+++).

5) Pemeriksaan Kimia Klinik

a) Pemeriksaan Metode Semi Otomatik (Autocheck)

1. Glukosa

Tujuan :Untuk mengetahui kadar glukosa

darah pasien.

Metode :Biosensor Elektrode System

(Autocheck)

Prinsip :AutoCheck Serial Sistem

Monitoring Glukosa Darah yang

didesain untuk pengukuran kualitatif


40

pada glukosa darah pada darah segar

kapiler. Pengukuran ini di samping

untuk menentukan arus perubahan

yang disebabkan reaksi glukosa

darah dengan reagen pada strip

elektroda ketika sampel darah

disentuhkan secara hati-hati pada

area sampel target pada strip, darah

secara otomatis masuk ke dalam

zona reaksi pada strip. Hasil test

akan ditampilkan pada layar setelah

5 detik.

Alat dan Bahan :

i) Lancet, Kapas Alkohol, AutoKlik

ii) Alat Autocheck

iii) Stik kimia darah

iv) Tisu

v) Darah kapiler/vena

Cara Kerja :

i) Membersihkan bagian jari yang akan ditusuk

dengan kapas alkohol.

ii) Menusuk ujung jari tersebut dengan autoklik

sampai darah keluar.


41

iii) Membersihkan dengan tisu darah pertama

yang keluar.

iv) Kemudian ditempelkan strips tes pada darah,

maka strip akan terisi secara otomatis.

v) Menunggu 5 detik maka hasil akan

ditampilkan pada layar.

Interpetasi : 90 – 130 mg/dl

2. Kolesterol Total

Tujuan : Untuk mengetahui kadar

kolesterol total dalam darah.

Metode : Biosensor Elektrode System

(Autocheck)

Prinsip : Pemeriksaan ini berdasarkan

penentuan perubahan arus yang

disebakan oleh reaksi kolestrol

dengan katalis kolestrol pada

elektroda pada strip. Ketika sampel

darah menyentuh area target pada

strip, darah otomatis tertarik ke zona

reaksi pada strip. Hasil ini di

tampilkan pada layar setelah 26

detik.

Alat dan Bahan :

i) Lancet, Kapas Alkohol, AutoKlik


42

ii) Alat Autocheck

iii) Stik kimia darah

iv) Tisu

v) Darah kapiler/vena

Cara Kerja :

i) Membersihkan bagian jari yang akan ditusuk

dengan kapas alkohol.

ii) Menusuk ujung jari tersebut dengan autoklik

sampai darah keluar.

iii) Membersihkan dengan tisu darah pertama

yang keluar.

iv) Kemudian ditempelkan strips tes pada darah,

maka strip akan terisi secara otomatis.

v) Menunggu 26 detik maka hasil akan

ditampilkan pada layar.

Nilai Normal : 136 – 203 mg/dl

3. Asam Urat

Tujuan : Untuk mengetahui kadar asam

urat dalam darah.

Metode : Biosensor Elektrode System

(AutoCheck)

Prinsip : Autocheck Serial Sistem

Monitoring Asam urat yang didesain

untuk pengukuran kualitatif pada


43

Asam Urat pada darah segar kapiler.

Pengukuran ini di samping untuk

menentukan arus perubahan yang

disebabkan reaksi asam urat dengan

reagen pada strip elektroda ketika

sampel darah disentuhkan secara

hati-hati pada area sampel target

pada strip, darah secara otomatis

masuk ke dalam zona reaksi pada

strip. Hasil test akan ditampilkan

pada layar setelah 15 detik.

Alat dan Bahan :

i) Lancet, Kapas Alkohol, AutoKlik

ii) AutoCheck

iii) Tisu

iv) Stik kimia darah

v) Darah kapiler/vena

Cara Kerja :

i) Membersihkan bagian jari yang akan ditusuk

dengan kapas alkohol.

ii) Menusuk ujung jari tersebut dengan autoklik

sampai darah keluar.

iii) Membersihkan dengan tisu darah pertama

yamg keluar.
44

iv) Kemudian ditempelkan strip tes pada darah,

maka strip akan terisi secara otomatis.

v) Menunggu 15 detik sampai hasil ditampilkan

pada layar.

Nilai normal : 5,8 – 8,6 mg/dl

b) Pemeriksaan Metode Otomatik (Fotometri)

1. Glukosa Darah

Tujuan :Mengetahui kadar gula dalam darah

dengan metode fotometer.

Metode : Fotometri (GOD-PAP)

Prinsip :Glukosa ditentukan setelah

dioksidasi enzimatik dengan adanya

glukosa oksidase.

Hidrogen peroksida yang terbentuk

bereaksi dengan phenol dan 4-

aminophenazone dengan katalis

peroksidase membentuk

quinoneimine yang berwarna merah

violet.

Alat dan Bahan :

i) Tabung Reaksi

ii) Klinipet, Tip Biru, dan Tip Kuning

iii) Tisu

iv) Fotometer
45

v) Sampel Serum/Plasma

vi) Larutan Reagen

vii) Larutan Standar

Cara Kerja :

i) Pipet ke dalam tabung reaksi

Blanko
Standar Sampel
reagen
Reagen 1000 µl 1000 µl 1000 µl
Standar - 10 µl -
Sampel - - 10 µl

ii) Homogenkan, diinkubasi selama 10 menit

pada 25ºC.

iii) Diukur absorbansi blanko, standar dan sampel

dengan fotometer.

Nilai Normal : 75-115 mg/dl

2. Kolesterol

Tujuan : Mengetahui kadar kolesterol dalam

darah dengan metode fotometer

Metode : Fotometri (CHOD-PAP).

Prinsip :Kolesterol ditentukan setelah

hidrolisis enzimatik dan oksidasi.

Indikator quinoneimine terbentuk


46

dari hidrogen peroksidase dan 4-

aminophenazone dihadapan fenol

dan peroksidase.

Alat dan Bahan :

i) Tabung Reaksi

ii) Klinipet, Tip Biru, dan Tip Kuning

iii) Tisu

iv) Fotometer

v) Sampel Serum/Plasma

vi) Larutan Reagen

vii) Larutan Standar

Cara Kerja :

i) Pipet ke dalam tabung reaksi

Blanko
Standar Sampel
Reagen
Reagen 1000 µl 1000 µl 1000 µl
Standar - 10 µl -
Sampel - - 10 µl
ii) Homogenkan, diinkubasi selama 10 menit

pada 25ºC.

iii) Diukur absorbansi blanko, standar dan sampel

dengan fotometer.

Nilai Normal : < 220 mg/dl

3. Trigliserida

Tujuan :Mengetahui kadar trigliserida

dengan metode fotometri.


47

Metode : Fotometri (GPO-PAP).

Prinsip :Trigliserida ditentukan setelah

hidrolisa enzimatik dengan lipase.

Indicator quinoneimine dibentuk

dari hydrogen peroksidase (H2O2),

4-aminoantipyrine dan 4-

chlorophenol dibawah pengaruh

katalisator peroksidase.

Alat dan Bahan :

i) Tabung Reaksi

ii) Klinipet, Tip Biru, dan Tip Kuning

iii) Tisu

iv) Fotometer

v) Sampel Serum/Plasma

vi) Larutan Reagen

vii) Larutan Standar

Cara Kerja :

i) Pipet ke dalam tabung reaksi.

Blanko
Standar Sampel
Reagen
Reagen 1000 µl 1000 µl 1000 µl
Standar - 10 µl -
Sampel - - 10 µl
ii) Homogenkan, diinkubasi selama 10 menit

pada suhu 25ºC.


48

iii) Diukur absorbansi blanko, standar dan sampel

dengan fotometer.

Nilai Normal : < 150 mg/dl.

4. Kreatinin

Tujuan : Mengetahui kadar kreatinin dalam

darah dengan metode fotometri.

Metode : Fotometri (Jaffe Reaction)

Prinsip :Kreatinin dalam alkali akan

membentuk kompleks warna merah

oranye bila bereaksi dengan asam

pikrat. Absorbance ini proposional

dengan konsentrasi kreatinin dalam

sampel.

Alat dan Bahan :

i) Tabung Reaksi

ii) Klinipet, Tip Biru, dan Tip Kuning

iii) Tisu

iv) Fotometer

v) Sampel Serum/Plasma

vi) Larutan Reagen Enzim (R1, R2, R3)

vii) Larutan Standar

Persiapan Reagen

- R2 (Sodium Hydroxide) dengan Aquades

perbandingan 1:7.
49

- Campur R1 (As.Picric) : R2 yang telah diencerkan

1:1.

Cara Kerja :

i) Pipet ke dalam tabung reaksi

Standar Sampel
Reagen 1000 µl 1000 µl
Standar 100 µl -
Sampel - 100 µl
ii) Homogenkan.

iii) Diukur absorbansi blanko, standar dan sampel

dengan fotometer.

Nilai Normal :

Laki-laki = 0,6 – 1,1 mg/dl

Perempuan = 0,5 – 0,9 mg/dl

5. Urea

Tujuan : Mengetahui kadar urea dalam

darah dengan metode fotometri.

Metode :Fotometri (Enzimatik

Kolorimetrik).

Prinsip :Urea dihidrolisa dengan adanya

urease menjadi ammonia dan CO2.

Amonia yang dihasilkan dengan 2-

oxoglutarate dan NADH dengan

adanya GLDH membentuk

glutamate dan NAD. 

Alat dan Bahan :


50

i) Tabung Reaksi

ii) Klinipet, Tip Biru, dan Tip Kuning

iii) Tisu

iv) Fotometer

v) Sampel Serum/Plasma

vi) Larutan Reagen Enzim (R1, R2, R3)

vii) Larutan Standar

Persiapan Reagen

Reagen RIa :

- Campurkan R3 (Enzyme) dgn R1 (Reagen 1)

dengan perbandingan 1 : 100

Cara Kerja :

i) Pipet ke dalam tabung reaksi

Blanko Standar Sampel

Reagen
Reagen 1000 µl 1000 µl 1000 µl

(RIa)
Standar - 10 µl -
Sampel - - 10 µl
Campurkan, Inkubasi 5 menit
Reagen 2 1000 µl 1000 µl 1000 µl
ii) Homogenkan, diinkubasi selama 10 menit

pada 25ºC.

iii) Diukur absorbansi blanko, standar dan sampel

dengan fotometer.

Nilai Normal : 10-50 mg/dl

6. SGOT
51

Tujuan :Mengetahui kadar SGOT dalam

darah dengan metode fotometri.

Metode : Fotometri (IFCC)

Prinsip :Aminotransferasi (AST)

mengkatalis transaminasi dari L

aspartate dan a – kataglutarate

membentuk L – glutamate dan

oxaloacetate. Oxaloacetate direduksi

menjadi malate oleh enzym malate

oleh enzym malate dehydrogenase

(MDH) dan niconamide adenine

dinucleotide (NADH) teroksidasi

menjadi NAD. Banyaknya NADH

yang teroksidasi, berbanding

langsung dengan aktivitas AST dan

diukur secara fotometrik dengan

panjang gelombang 340 nm.

Alat dan Bahan :

i) Tabung Reaksi

ii) Klinipet, Tip Biru, dan Tip Kuning

iii) Tisu

iv) Fotometer

v) Sampel Serum/Plasma

vi) Larutan Reagen


52

vii) Larutan Standar

Persiapan Reagen Kerja

- 1 botol R2 (Starting reagent) + 1 botol R1

(Enzyme reagent)

- l R2 + 40 ml R1)

Cara Kerja :

i) Pipet ke dalam tabung reaksi

Reagen Kerja 1000 µl


Sampel 100 µl
ii) Homogenkan dan ukur dengan fotometer.

Nilai Normal :

Laki-laki = ≤ 25 U/I

Perempuan = ≤ 21 U/I

7. SGPT

Tujuan : Mengetahui kadar SGPT dalam

darah dengan metode fotometri.

Metode : Fotometri (IFCC)

Prinsip : Alanine aminotransferase (ALT)

mengkatalis transiminasi dari L –

alanine dan a – kataglutarate

membentuk l – glutamate dan

pyruvate, pyruvate yang terbentuk di

reduksi menjadi laktat oleh enzym

laktat dehidrogenase (LDH) dan

nicotinamide adenine dinucleotide


53

(NADH) teroksidasi menjadi NAD.

Banyaknya NADH yang teroksidasi

hasil penurunan serapan

(absorbance) berbanding langsung

dengan aktivitas ALT dan diukur

secara fotometrik dengan panjang

gelombang 340 nm.

Alat dan Bahan :

i) Tabung Reaksi

ii) Klinipet, Tip Biru, dan Tip Kuning

iii) Tisu

iv) Fotometer

v) Sampel Serum/Plasma

vi) Larutan Reagen

vii) Larutan Standar

Persiapan Reagen Kerja

- 1 botol R2 (Starting reagent) + 1 botol R1

(Enzyme reagent)

- (1 R2 + 40 ml R1)

Cara Kerja :

i) Pipet ke dalam tabung reaksi.

Reagen Kerja 1000 µl


Sampel 100 µl
ii) Homogenkan dan ukur dengan fotometer.

Nilai Normal :
54

Laki-laki = ≤ 30 U/I

Perempuan = ≤ 23 U/I

8. Asam Urat

Tujuan : Mengetahui kadar asam urat dalam

darah dengan metode fotometer.

Metode : Fotometri (PAP)

Prinsip : Penentuan asam urat dengan reaksi

enzim uricase. H2O2 yang terbentuk

bereaksi dibawah katalisis dari

peroksidase dengan 3,5-dichloro-2-

hidroxybenzenesulfonic acid

(DCHBS) dan 4-aminophenazone

(PAP) akan memberikan warna

merah-ungu quinoneimine sebagai

indikator.

Alat dan Bahan :

i) Tabung Reaksi

ii) Klinipet, Tip Biru, dan Tip Kuning

iii) Tisu

iv) Fotometer

v) Sampel Serum/Plasma

vi) Larutan Reagen Enzim

vii) Larutan Standar

Cara Kerja :
55

i) Pipet ke dalam tabung reaksi.

Blanko
Standar Sampel
Reagen
Reagen 1000 µl 1000 µl 1000 µl
Standar - 20 µl -
Sampel - - 20 µl
ii) Homogenkan, diinkubasi selama 10 menit

pada 25ºC.

iii) Diukur absorbansi blanko, standar dan sampel

dengan fotometer.

Nilai Normal :

Laki-laki = 3,4 – 7,0 mg/dl

Perempuan = 2,4 – 5,7 mg/dl

6) Urin Lengkap

Tujuan :Untuk mengetahui nilai Leukosit,

Nitrit, Urobilin, Protein, pH, Blood,

Bj, Keton, Bilirubiin, Glukosa

dalam urin pasien.

Metode :Carik celup

Prinsip :Indikator yang ada pada tiap

parameter akan bereaksi dengan zat-

zat yang terkandung dalam urin

sehingga akan menimbulkan

perubahan warna yang terjadi

dibandingkan dengan standar atau


56

disamakan dengan indikator pada

urinalisis

Alat dan Bahan :

i) Pot urin

ii) Pipet tetes

iii) Stik urin

iv) Tisu

v) Urin sewaktu

Cara Kerja :

i) Mencelupkan strip urin ke dalam pot urin.

ii) Mengeluarkan strip dan meniriskan pada tisu.

iii) Membaca strip urin dengan membandingkan indikator

pada urinalisis

3. Jam Pelayanan Laboratorium

Senin – Kamis : 08.00 s/d 11.00 WITA

Jum’at : 08.00 s/d 10.00 WITA

Sabtu : 08.00 s/d 10.30 WITA

4. Alur Pelayanan Laboratorium

a. Pasien dengan formulir pemeriksaan.

b. Petugas menerima formulir pemeriksaan.

c. Petugas menyiapkan alat dan bahan.

d. Petugas memanggil pasien.

e. Petugas mencocokan identitas pasien.

f. Petugas melakukan pengambilan spesimen.


57

g. Petugas melakukan pemeriksaan spesimen.

h. Petugas melakukan pencatatan buku register dan hasil pemeriksaan.

i. Petugas melakukan penyerahan hasil pemeriksaan kepada pasien.

H. Pelayanan dan Penyuluhan Laboratorium Kepada Masyarakat

Tabel 2.4 Penyuluhan Penyakit Menular

Tema Tanggal Waktu Sasaran Tempat


Cacar 3 Oktober 2017 10 menit Orang tua Posyandu Tunas

balita Bangsa
Tabel 2.5 Penyuluhan Penyakit Tidak Menular

Tema Tanggal Waktu Sasaran Tempat


Diare 28 September 10 menit Orang tua Posyandu

2017 balita Nurhidayah


Hipertensi 2 Oktober 2017 10 Menit Lansia Posyandu

Lansia Fatimah
Kecacingan 5 Oktober 2017 10 Menit Orang tua Posyandu

balita Purnama
Tabel 2.6 Penyuluhan Berhubungan Kelainan Metabolisme

Tema Tanggal Waktu Sasaran Tempat


Asam Urat 26 September 10 menit Lansia Posyandu

2017 Lansia Sehat

Bersama
Asam Urat 27 September 10 menit Lansia Posyandu

2017 Cempaka Putih


Tabel 2.7 Kegiatan Mahasiswa di Luar Laboratorium

No Nama Kegiatan Tanggal Tempat


1 Apel datang dan apel 18 September – Halaman Puskesmas

pulang 6 Oktober 2017 Sungai Ulin


2 Pelayanan administrasi 18 September – Loket Laboratorium
58

awal 6 Oktober 2017


3 Pelayanan administrasi 19 - 26 Poli KIA

Ibu dan Anak September 2017


4 Pelayanan sanitasi 19 - 26 Poli Sanitasi

September 2017
5 Pelayanan Anak 0-5 19 - 26 Poli Anak

tahun, 6-13 tahun September 2016


6 Kerja Bakti 29 September Taman Puskesmas

2017 Sungai Ulin


7 Posyandu Lansia 18 September Posyandu Lansia

2017 Perambaian
8 Posyandu Lansia 26 September Posyandu Lansia Sehat

2017 Bersama
9 Posyandu Lansia 27 September Posyandu Lansia

2017 Cempaka Putih


10 Posyandu Balita 28 September Posyandu Nurhidayah

2017
11 Posyandu Lansia 2 Oktober 2017 Posyandu Lansia

Fatimah
12 Posyandu Balita 3 Oktober 2017 Posyandu Tunas

Bangsa
13 Posyandu Lansia 5 Oktober 2017 Pronalis Kembang

Sepatu
14 Posyandu Balita 7 Oktober 2017 Posyandu Balita

Purnama

Anda mungkin juga menyukai