Anda di halaman 1dari 19

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING (E-LEARNING)

DI MASA PANDEMI COVID-19


PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMK AS SYAMSURIYYAH WANASARI

JURNAL TASAMUH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan


Program Magister Pendidikan

Oleh:
ZAINUL MA’ARIF
NIM: 18200011226

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2021

1
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING (E-LEARNING)
DI MASA PANDEMI COVID-19
PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMK AS SYAMSURIYYAH WANASARI

Oleh:

Zainul Ma’arif, Pascasarjana Unwahas Semarang


e-mail : zainulmaarif51@gmail.com, ppsuwh@gmail.com

Abstrak

Latar belakang pembahasan penelitian ini adalah Pademi Covid-19 ini membuat
sistem pembelajaran di sekolah dipaksa berubah secara drastis dari
pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran secara daring (e-learning).
Pelaksanaan pembelajaran ini berlangsung dari jenjang sekolah dasar hingga
perguruan tinggi. Melalui pembelajaran daring, pembelajaran tidak terbatas oleh
ruang dan waktu. Interaksi antara guru dan siswa berlangsung kapanpun dan
dimanapun. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis: (1)
Desain Pembelajaran Daring (e-learning) dimasa Pandemi Covid-19 Memiliki
Efektivitas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK As
Syamsuriyyah Wanasari (2) pelaksanaan Pembelajaran Daring (e-learning)
dimasa Pandemi Covid-19 yang Efektif pada Mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam di SMK As Syamsuriyyah Wanasari (3) Evaluasi Pembelajaran Daring (e-
learning) dimasa Pandemi Covid-19 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam yang Efektif di SMK As Syamsuriyyah Wanasari. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif jenis penelitian lapangan. Metode
pengumpulan datanya adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik
analisis data yang mencakup empat komponen yaitu pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data
menggunakan teknik triangulasi, Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1) Keberhasilan guru dalam melakukan pembelajaran daring pada situasi
pandemi Covid-19 ini adalah kemampuan guru dalam berinovasi merancang, dan
meramu materi, metode pembelajaran, dan aplikasi apa yang sesuai dengan
materi dan metode. Kreatifitas merupakan kunci sukses dari seorang guru untuk
dapat memotivasi siswanya tetap semangat dalam belajar secara daring (online)
dan tidak menjadi beban psikis.. (2) Dengan demikian, pembelajaran daring
sebagai solusi yang efektif dalam pembelajaran di rumah guna memutus mata
rantai penyebaran Covid-19, physical distancing (menjaga jarak aman) juga
menjadi pertimbangan dipilihnya pembelajaran tersebut. Kerjasama yang baik
antara guru, siswa, orangtua siswa dan pihak sekolah/madrasah menjadi faktor
penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.

Kata Kunci: Efektifitas Pembelajaran, Pembelajaran Daring (e-learning),


Pandemi Covid 19.
2
A. Pendahuluan
Indonesia saat ini tengah dihadapkan dengan tantangan di tengah
pandemi Covid-19, di mana pemerintah menghimbau untuk masyarakat
Indonesia ini di rumah saja. Pandemi Covid-19 ini tidak hanya mempengaruhi
sektor ekonomi dan sosial, melainkan juga sektor pendidikan yang kini mau
tidak mau harus mulai beradaptasi dengan era ini. Sehingga kegiatan
pembelajaran yang semula dilakukan secara tatap muka beralih menjadi
pembelajaran non tatap muka. Program tersebut dikenal dengan pembelajaran
daring atau sistem E-learning atau online learning. Menurut Isman
(2016:587) pembelajaran daring merupakan pemanfaatan jaringan internet
dalam proses pembelajaran. Daring dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) berarti dalam jaringan, terhubung melalui jejaring komputer, internet.
Jadi pembelajaran daring merupakan sebuah upaya membelajarkan siswa
yang dilakukan tanpa tatap muka dengan melalui jaringan/internet yang telah
tersedia.
Diberlakukannya pembelajaran daring oleh pemerintah ini
mengharuskan seluruh kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah.
Pelaksanaan pembelajaran daring dilakukan sebagai salah satu upaya untuk
tetap mewujudkan tujuan pendidikan di Indonesia di tengah pandemi covid-
19, serta upaya pencegahan penyebaran virus covid-19. Pademi Covid-19 ini
membuat sistem pembelajaran di sekolah dipaksa berubah secara drastis dari
pertemuan tatap muka menjadi pembelajaran secara daring (e-learning).
Pelaksanaan pembelajaran ini berlangsung dari jenjang sekolah dasar hingga
perguruan tinggi.
Melalui pembelajaran daring, pembelajaran tidak terbatas oleh ruang
dan waktu. Interaksi antara guru dan siswa berlangsung kapanpun dan
dimanapun. Pembelajaran daring juga dapat dijadikan solusi pembelajaran
jarak jauh. Seperti yang terjadi ketika pemerintah menetapkan kebijakan
social distancing. Social distancing diterapkan oleh pemerintah dalam rangka
membatasi interaksi manusia dan menghindarkan masyarakat dari kerumunan
agar terhindar dari penyebaran virus COVID-19.
1
Pada satuan pendidikan setingkat Sekolah Menengah Kejuruan
pelaksanaan pembelajaran berbasis daring masih terbilang jarang sehingga
penerapan pembelajaran daring pasti akan menemui berbagai kendala.
Kendala yang paling menonjol adalah perubahan kebiasaan yang terjadi pada
diri siswa, awalnya diterima dengan baik, antusias karena kegiatan akan
dilakukan di rumah, namun seiring berjalannya waktu akan menimbulkan
sebuah kejenuhan dalam diri siswa karena melakukan sebuah rutinas yang
sama setiap hari. Selain itu, intensitas guru dalam menyampaikan sebuah
materi dalam salah satu mata pelajaran menjadi berkurang dan kurang
masksimal. Jika penyampaian materi yang biasanya dilakukan di sekolah
bukan dengan metode ceramah, akan sedikit mudah diterapkan dalam
pembelajaran daring, sebaliknya ada mata pelajaran yang bila tidak
disampaikan dengan metode ceramah akan sulit dipahami siswa, dan
kemungkinan sulit untuk diterapkan pembelajaran daring dalam mata
pelajaran tersebut, seperti mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Dalam pembelajaran tatap muka biasanya masih terdapat kendala saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung, terutama pada kelas rendah. Pada
kelas rendah biasanya guru menyampaikan materi pembelajaran dengan
metode ceramah agar mudah dipahami oleh siswa. Sehingga dalam
pelaksanaan pembelajaran daring yang masih terbilang baru ini, pastinya akan
timbul kendala-kendala yang dihadapi oleh guru, siswa maupun sekolah.
Pelaksanaan pembelajaran daring yang belum maksimal di sekolah, atau guru
yang hanya memberi tugas tanpa menjelaskan materi kepada siswa akan
memberikan dampak kepada siswa.
Di samping kendala tersebut, tentunya ada manfaat-manfaat dari
diterapkannya pembelajaran daring di masa pandemic covid-19 ini. Dalam
keadaan pembelajaran dengan situasi seperti ini, guru dituntut untuk lebih
aktif memahami cara berkomunikasi dengan siswa dengan bahasa dan alat
yang jelas berbeda. Pemanfaatan media pembelajaran dan metode
pembelajaran secara online harus digunakan guru secara maksimal. Hal ini
untuk menunjang jalannya pelaksanaan pembelajaran daring selama masa
2
pandemi dalam kurun waktu yang belum ditentukan kapan akan berakhir
penerapan pembelajaran daring ini. Dengan demikian perkembangan belajar
anak akan sangat bergantung pada baik tidaknya proses kegiatan belajar
mengajar (KBM) yang disampaikan guru. Perkembangan belajar anak di
rumah pada masa pandemic covid-19 ini akan cenderung berbeda dengan
perkembangan belajar di sekolah sehingga guru sebagai fasilitator harus
memiliki berbagai inovasi, memberikan motivasi bagi siswa dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM).
Maka dari itu pembelajaran daring mengalami pro dan kontra.
Walaupun dikatakan pembelajaran daring mampu memberikan layanan yang
menarik dan efektif, tetap saja dalam pelaksanaanya memiliki tantangan
sendiri (Qamruddin, 2015:66). Hambatan dari pembelajaran daring
merupakan aspek penting yang harus dikaji secara mendalam. Adanya
hambatan pada proses pembelajaran dapat menurunkan aktifitas belajar
peserta didik (Suryani, 2010: 195).
Saat pembelajaran di rumah atau daring pada masa pandemi ini peran
guru dan orang tua harus bekerjasama dalam proses belajar peserta didik, agar
peserta didik tidak mengalami hambatan dalam pembelajaran, sehingga hasil
belajar peserta didik tidak menurun. Oleh karena itu peserta didik harus tetap
mentaati himbauan pemerintah untuk menetap dan belajar di rumah. Maka
dari itu guru dan peserta didik akan tetap aman berada di rumah masing-
masing tanpa harus bertatap langsung atau luring.
Dibalik sisi negatif yang saya paparkan sebelumnya, tentu juga
terdapat sisi positif yang didapat dari pembelajaran daring, yaitu membuat
peserta didik memiliki banyak waktu dengan keluarganya di rumah, dapat
menjalin hubungan yang harmonis dengan keluarga, serta yang menjadi
tujuan utama dalam pembelajaran daring kali ini untuk mencegah peserta
didik agar tidak terkena virus COVID-19 ini.

3
B. Hasil dan Pembahasan
1. Analisis Desain Pembelajaran Daring (e-learning) dimasa Pandemi
Covid-19 Memiliki Efektivitas Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMK As Syamsuriyyah Wanasari
Pandemi virus corona mengubah rutininitas hampir semua orang
yang awalnya menghabiskan waktu di luar rumah. Untuk menekan risiko
penularan COVID-19, masyarakat harus menerapkan tinggal di rumah,
untuk para pekerja diberlakukan work from home (WFH). Untuk para
pelajar diberlakukan pembelajaran secara daring/online.
Selama virus corona masih menjadi bahaya terbesar di dunia, tetap
tinggal di rumah masih menjadi pilihan yang lebih baik. Pentingnya
tinggal di rumah saat kondisi bahaya ternyata telah diingatkan Allah SWT
dalam firmanNya di dalam (QS An-Naml : 18).
‫سلَ ْي ٰ َم ُن َو ُجنُودُهۥُ َوهُ ْم ََل‬
ُ ‫س ِكنَ ُك ْم ََل يَحْطِ َمنَّ ُك ْم‬ ۟ ُ‫ت نَ ْملَةٌ ٰيَٰٓأَيُّ َها ٱلنَّ ْم ُل ٱدْ ُخل‬
َ ٰ ‫وا َم‬ َ ‫َحت َّ ٰ ٰٓى إِذَآ أَت َْو ۟ا‬
ْ َ‫علَ ٰى َوا ِد ٱلنَّ ْم ِل قَال‬
َ‫يَ ْشعُ ُرون‬
Artinya: Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah
seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu,
agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan
mereka tidak menyadari." (Departemen Agama RI, 2002:595).
Ayat ini menceritakan kondisi kawanan semut saat berada dalam
kondisi yang dinilai membahayakan. "Tidakkah kita belajar dari semut
۟ ُ‫س ِكنَ ُك ْم ٱدْ ُخل‬
ketika datang bahaya pada kaumnya dia berkata pada mereka ‫وا‬ َ ٰ ‫ َم‬,
Masuklah! Ke dalam rumah-rumah kalian."
Tujuan utama pembelajaran daring yang penting adalah
memudahkan aktivitas belajar dan menciptakan pengalaman belajar
peserta didik. Proses pembelajaran daring akan berjalan efektif bila
didukung tersedianya media yang menunjang. Sehebat apapun media
pembelajaran daring semisal aplikasi Whatshap, Google Form, Zoom
Cloud atau Gogle Classroom jika jaringan koneksi internetnya lemah,
apakah pemilihan aplikasi tersebut tepat dan efektif, disisi lain belum tentu
peserta didik kita semuanya memiliki labtop ataupun HP sendiri.

4
Desain pembelajaran daring yang efektif diterapkan oleh guru PAI
di SMK As Syamsuriyyah Wanasari dimasa pandemi covid-19 adalah.
1. Mengetahui tentang karakteristik peserta didik
Dengan guru bisa mengetahui kondisi peserta didik
pembelajaran daring akan berjalan dengan efektif misal guru
mengetahui tentang status sosial peserta didik dan tempat tinggal
peserta didik, karena ini akan menentukan apakah siswa memiliki
akses yang cukup juga terkait dengan kepemilikan gadget, laptop,
paket data internet untuk mengikuti pembelajaran daring.
Secara umum terdapat beberapa hal penting sebagai
persyaratan pelaksanaan pembelajran daring (e-learning), yaitu
sebagai berikut: (Made Wena, 2009:212)
a. Kegiatan proses pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan
jaringan.
b. Tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu siswa
apabila mengalami kesulitan belajar.
c. Adanya lembaga penyelenggara/pengelola e-learning.
d. Adanya sikap positif dari siswa dan tenaga pendidik terhadap
teknologi komputer dan internet.
e. Tersedianya rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari
f. Adanya sistem evaluasi terhadap kemajuan belajar siswa dan
mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga
penyelenggara.
2. Merumuskan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran daring adalah memudahkan komunikasi
penyampaian materi ajar dalam bidang pendidikan yang dilakukan
jarak jauh. Tujuan pembelajaran daring umumnya diperuntukkan
untuk metode ajar yang tidak tatap muka. Meski pembelajaran daring
dilakukan secara virtual dan jarak jauh, penyusunan dari tujuan
pembelajaran daring bukan malah menjadi semakin kabur, tetapi

5
semakin penting. Tenaga pengajar tetap penting dalam melakukan
penyusunan rangkaian pengembangan desain pembelajaran.
Pada tahap ini, tenaga pengajar akan menentukan tujuan
pembelajaran daring yang menjadi acuan untuk menentukan jenis
materi pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan
media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Tanpa tujuan pembelajaran daring yang jelas,
pembelajaran daring justru akan menjadi kegiatan tanpa arah, tanpa
fokus, dan menjadi tidak efektif.
Komponen Perumusan Tujuan Pembelajaran Daring
1. Mengungkapkan sesuatu yang memang harus dilaksanakan peserta
didik pada saat pembelajaran berlangsung.
2. Memberikan pemberitahuan berupa apa saja keterampilan atau
kemampuan yang harus dikuasainya.
3. Adanya panduan berupa masalah atau hambatan yang bisa muncul
saat pembelajaran dilaksanakan
4. Adanya panduan yang jelas tentang parameter rendah dan tinggi
suatu tujuan pembelajaran diraih.
3. Membuat instrumen penilaian
Selain merancang pembelajaran yang menarik dan
memudahkan, guru juga harus memberikan penilaian. Penilaian
pembelajaran digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana
pemahaman peserta didik dalam memahami materi pembelajaran.
Namun dalam kondisi yang tidak normal seperti ini, tentu kita harus
merubah paradigma itu. Asesmen tidak melulu mengukur kepahaman
peserta diidk, namun untuk memperbaiki konsep belajar daring yang
efektif sepeti apa.
Oleh karenanya, penilaian pembelajaran serta konsep
pembelajaran daring tidak bisa disamakan antar peserta didik di
seluruh Indonesia. Mengingat banyak hal yang tidak bisa disamakan
situasi dan kondisinya. Mereplikasi dan memodifikasi tentu bisa saja.
6
Namun, tetap berpegang pada pengetahuan guru terkait lingkungan
belajanya.
Dalam kondisi pembelajaran jarak jauh, tugas sudah pasti
menjadi instrumen paling penting. Bahkan instrumen utama
dibandingkan dengan ujian atau ulangan harian. Melalui tugas, kita
bisa melihat kosistensi siswa dalam mengerjakannya. Karena
biasanya, jika pembelajaran daring yang dilakukan dengan periode
sepanjang ini, cukup melelahkan dan membosankan bagi peserta
didik. Bisa jadi kita sudah memberikan pembelajaran kreatif dan
menarik, namun akumulasi pembelajaran dari beban mata pelajaran
yang cukup banyak tetap saja membuat anak bosan.
4. Mengembangkan strategi pembelajaran
Di dalam buku Dick dan Carey, menyebutkan bahwa terdapat
5 komponen strategi pembelajaran, yaitu (a) kegiatan pembelajaran
pendahuluan, (b) penyampaian informasi, (c) partisipasi peserta didik,
(d) tes, dan (e) kegiatan lanjutan (Dick Walter & Carey Lou, 1994 : 3).
Untuk memahami komponen strategi pembelajaran secara luas dan
mendalam. maka kita akan kembangkan dalam uraian berikut ini.
Pertama, kegiatan pembelajaran pendahuluan; pada kegiatan
awal pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik dan peserta didik
dapat termotivasi dalam pembelajaran sehingga diharapkan
tercapainya tujuan pembelajaran.
Kedua, menyampaikan informasi tehnik penyampaian
informasi (materi) kepada peserta didik harus menggunakan bahasa
yang mudah dipahami sehingga waktu proses pembelaran berjalan
efektif.
Ketiga, partisipasi peserta didik dalam paradigma pendidikan
sekarang ini, bahwa peserta didik harus menjadi pusat pembelajaran
atau dengan istilah student centred learning (SCL), sedang pendidik
hanya menjadi fasilitator dalam pembelajaran.

7
Keempat, tes atau evaluasi untuk mengetahui materi yang
disampaikan atau diinformasikan kapada peserta didik berhasil atau
tidak, maka harus dilakukan evaluasi..
5. Membuat dan menyiapkan bahan pembelajaran
Masa pandemi seperti saat ini pastinya menuntut semua
aktivitas harus dibatasi, tidak terkecuali dalam proses pembelajaran.
Pandemi Covid-19 ini membuat pembelajaran harus dilakukan di
rumah yang tentunya menjadi tantangan utama bagi para guru.
Guru tentunya harus beradaptasi dengan kondisi seperti ini
agar materi yang disampaikan nantinya tetap dapat diterima dengan
baik oleh anak didik. Namun karena belum terbiasa dengan sistem
pembelajaran online, banyak guru yang belum bisa melakukan proses
pembelajaran online yang efektif.
Persiapan Guru dalam Proses Pembelajaran Online
a) Harus Dapat Memanfaatkan Media Teknologi
Karena diharuskan untuk melakukan pembelajaran secara
online, tentunya guru juga harus dapat memanfaatkan media
teknologi dengan baik. Terdapat beberapa media teknologi yang
bisa digunakan dalam proses pembelajaran online.
b) Membuat Sebuah Pembelajaran Online yang Terencana
Dalam melakukan pembelajaran online guru pun harus
merencanakan dengan efektif keterbatasan waktu yang dimilikinya
dalam menyampaikan materi. Dalam hal ini, guru dapat
mempersiapkan quality lesson plan dan mengatur beberapa langkah
pembelajaran yang lebih spesifik.
c) Membuat Anak Didik Tetap Berkonsentrasi
Salah satu kendala yang dihadapi dalam sistem
pembelajaran online yaitu konsentrasi para anak didik yang akan
berkurang, jika dibandingkan ketika proses pembelajaran dengan
tatap muka.

8
d) Menyampaikan Nasihat Kepada Anak Didik
Selain bertugas untuk memberikan materi pembelajaran
secara formal, guru juga berperan untuk menyampaikan nasehat
berupa pesan. Hal ini bertujuan agar para anak didik menjadi lebih
tangguh dalam menghadapi kondisi seperti saat ini.
e) Mendorong Orang Tua agar Ikut Aktif
Jika biasanya orang tua hanya memantau aktivitas anak-
anak setelah pulang sekolah, kini orang tua mempunyai peran yang
ganda, yaitu sebagai orang tua dan guru di rumah. Dengan begitu,
guru pun harus mendorong orang tua anak didik agar ikut aktif
dalam membantu kebutuhan anak dalam proses pembelajaran.
f) Rangkuman Materi Ajar
Pembelajaran online sangat berbeda dengan pembelajaran
tatap muka, karena durasi waktunya pun berbeda. Jika melakukan
pembelajaran tatap muka, guru memiliki cukup banyak waktu
untuk menjelaskan pelajaran kepada anak didiknya.
g) Metode Pembelajaran Interaktif
Tak hanya pembelajaran tatap muka saja yang bisa dibuat
menyenangkan, guru juga bisa membuat pembelajaran online
menjadi menyenangkan. Bagaimana caranya? Hal yang perlu Anda
lakukan untuk membuat pembelajaran yang menyenangkan adalah
memberikan materi secara interaktif.

2. Analisis pelaksanaan Pembelajaran Daring (e-learning) dimasa


Pandemi Covid-19 yang Efektif pada Mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMK As Syamsuriyyah Wanasari
Pembelajaran daring merupakan pendidikan formal yang
diselenggarakan oleh sekolah yang siswa dan guru berada dilokasi yang
berbeda sehingga memerlukan sistem komunikasi interaktif untuk
menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang dibutuhkan
didalamnya. Pembelajaran ini dapat diakukan dimana saja dan kapan saja
9
tegantung pada ketersediaan alat pendukung yang digunakan (Meidawati,
dkk dalam Pohan, 2020: 2).
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang telah
dilaksanakan di SMK As Syamsuriyyah Wanasari. Pada proses
pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama Islam ini, diketahui guru
dan siswa sepakat untuk menggunakan aplikasi whatsaap dan fitur google
form sebagai media pembelajaran daring untuk membantu proses
pembelajaran pendidikan agama Islam. Adapun beberapa manfaat dari
aplikasi whatsaap yaitu dapat bertukar informasi dalam bentuk pesan teks,
gambar, suara, lokasi, video, hingga file dalam format pdf, doc, dan
lainnya. Sementara fitur google form dapat digunakan untuk membantu
proses evaluasi dan penilaian hingga absensi siswa.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti pada
26 April 2021 dan 01 Mei 2021, diketahui bahwa dikarenakan adanya
pandemi COVID-19 dan intruksi dari dinas pendidikan provinsi Jawa
Tengah maka pembelajaran tatap muka yang biasanya dilakukan pada
proses pembelajaran untuk sementara waktu diganti menjadi pembelajaran
daring yang mulai diberlakukan pada bulan Maret 2020.
Dari wawancara mengenai media daring, guru dan siswa sepakat
untuk menggunakan media aplikasi whatsapp dan google form yang
dimana aplikasi whatsapp digunakan untuk berkomunikasi dengan siswa
baik itu melalui group kelas maupun secara pribadi. Penggunaan aplikasi
ini dalam pembelajaran yaitu, siswa akan diberikan tugas melalui perintah
langsung dari guru yang biasanya melalui group whatsapp yang telah
ditentukan sebelumnya, baik itu berupa tulisan, voice note, video
pembelajaran maupun dalam bentuk gambar dan siswa akan menjawab
pertanyaan guru dengan cara mengirimkan jawaban sesuai perintah yang
telah di berikan oleh guru.
Seperti pengumpulan tugas berupa gambar, file pdf, maupun
rekaman video. Aplikasi ini pun merupakan aplikasi yang paling umum
digunakan oleh masyarakat dan mudah untuk diakses sehingga siswa
10
tentunya sudah tidak asing dengan aplikasi tersebut. Sementara google
form digunakan untuk absensi, ulangan dan ujian semester. Google form
ini merupakan salah satu fitur yang disediakan oleh goole dan fitur ini
menjadi salah satu media daring yang digunakan pada mata pelajaran
Pendidikan agama Islam di SMK As Syamsuriyyah Wanasari.
Adapun mengenai kendala yang dihadapi guru dan siswa seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa ada beberapa masalah yang
terjadi pada pembelajaran ekonomi secara daring tersebut. Peserta didik
yang bersekolah di SMK As Syamsuriyyah Wanasari ini terbagi atas dua
lokasi yang berbeda yaitu terdapat dari wilayah Laut Desa Sawojajar dan
Desa Dataran Rendah Desa Jagalempeni. Jika mengenai jaringan maka
wilayah wilayah Laut Desa Sawojajar menjadi wilayah yang bisa
dikatakan cukup sulit terjangkau jaringan karena lokasi ini belum terdapat
tower jaringan apapun.
Dari hasil observasi dan didukung oleh hasil penelitian berupa
wawancara yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
ada beberapa kemudahan atau kelebihan yang dapat diperoleh dari
pembelajaran daring tersebut. Namun ada beberapa hal juga yang menjadi
kendala utama dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Adapun
kemudahan atau kelebihan dan kendala-kendala tersebut sebagai berikut:
a. Kemudahan atau kelebihan dalam proses pembelajaran daring
1) Proses pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Ini berarti siswa memiliki waktu yang cukup untuk belajar.
2) Guru dan siswa dapat menambah pengetahuannya mengenai
pemanfaatan teknologi informasi yang digunakan dalam bidang
pendidikan.
3) Guru dan siswa memiliki sumber belajar yang sangat luas.
4) Menambah variasi dalam belajar.
5) Menumbuhkan rasa mandiri dan kesadaran siswa untuk belajar
6) Siswa dapat memanfaatkan berbagai fitur belajar online, mulai dari
yang gratis hingga yang berbayar.
11
7) Siswa dapat dengan mudah melakukan diskusi baik itu dengan guru
maupun dengan siswa lainnya mengenai pembelajaran.
b. Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran daring
1) Penggunaan media daring, ada beberapa siswa yang sebelumnya
tidak memahami penggunaan google form.
2) Jaringan internet, seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa
didaerah Tanjung Jabung Timur ada beberapa wilayah yang masih
minim jangkauan internet. Seperti diwilayah Sungai Cambang
(Kampung Singkep) yang menyebabkan siswa kesulitan mengakses
internet.
3) Listrik, terkadang listrik didaerah Tanjung Jabung Timur
mengalami gangguan (mati) sehingga jaringan akan terganggu
pula.
4) Cuaca, salah satu kendala lainnya yaitu cuaca yang apabila hujan
turun, maka akses jaringan akan terganggu pula.
5) Kuota internet, merupakan kendala yang cukup berat bagi siswa.
Hal ini dikarenakan kartu perdana yang cukup mendukung
digunakan didaerah ini yaitu kartu telkomsel yang mana akan
dikenakan harga paket data yang cukup mahal.
6) Jadwal pelajaran, terkadang ada beberapa guru yang tidak
mengikuti jadwal pelajaran yang telah ditetapkan sehingga
pembelajaran akan bertabrakan yang membuat tugas siswa semakin
menumpuk.
7) Motivasi siswa, tidak semua siswa dapat termotivasi dengan
adanya pembelajaran daring ini ditambah lagi kendala jaringan,
paket data,tugas yang menumpuk dan lainnya sehingga motivasi
siswa untuk belajar akan semakin menurut.
8) Error, salah satu penyebabnya ialah penyimpanan handphone
siswa yang tidak cukup sehingga pada saat mengakses google form
bahkan whatsapp akan mengalami error.

12
9) Berkurangnya interaksi antara guru dan siswa maupun siswa
dengan siswa. Walaupun siswa dan guru dapat berkomunikasi
secara online, namun akan terasa lebih leluasa jika berkomunikasi
secara tatap muka langsung.
10) Kurangnya pengawasan siswa dalam belajar, tidak semua orang tua
dirumah dapat mengawasi anaknya dalam proses pembelajaran
sehingga terkadang siswa kehilangan fokus dalam belajar.

3. Analisis Evaluasi Pembelajaran Daring (e-learning) dimasa Pandemi


Covid-19 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam yang Efektif
di SMK As Syamsuriyyah Wanasari
Dalam surah az-Zalzalah ayat 7 dan 8, menerangkan bahwa setiap
amal perbuatan manusia walaupun sekecil jarah pun Allah akan
menghitung dan memberikan balasannya. Begitu juga sebaliknya setiap
perbuatan buruk sekecil jarah pun Allah akan menghitung dan
memberikan balasannya.
Setiap perbuatan manusia di dunia ini Allah selalu menghitung dan
mengukurnya, dari hasil hisab tersebut maka diketahui manakah manusia
yang taat kepada Allah dan manakah manusia yang tidak taat terhadap
perintah Allah. Begitu juga dalam pembelajaran penilaian (evaluasi) dan
pengukuran dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik dalam
memahami materi yang diberikan. Pentingnya evaluasi dalam
pembelajaran telah diterangkan oleh Allah SWT dalam firmanNya di
dalam (QS Az-Zalzalah : 7-8).
Terdapat perubahan yang signifikan pada pembelajaran selama
masa pandemi Covid-19, salah satunya pada model evaluasi pembelajaran.
Jika selama ini seluruh model evaluasi pembelajaran dapat digunakan
karena tidak ada yang menjadi penghalang, kini jarak menjadi penghalang
utama untuk pertimbangan dalam melakukan segalanya. Jika dahuku
evaluasi dapat dilakukan secara langsung, kini evaluasi tidak dapat
dilakukan secar langsung melainkan harus secara daring.
13
Hasil penelitian di SMK As Syamsuriyyah Wanasari menunjukkan
bahwa terdapat beberapa model evaluasi yang dimodifikasi sebagai
alternatif selama masa pandemi Covid-19, yakni Model evaluasi
pembelajaran PAI berbasis daring aspek Kognitif dilakukan dengan
beberapa bentuk evaluasi yakni soal berbentuk Tes pilihan berganda, Soal
berbentuk Essay Test, Portofolio, dan Ujian lisan. Kesemua itu tidaklah
serentak diterapkan secara bersamaan akan tetapi diterapkan sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran saja.
Pelaksanaan evaluasi pembelajaran melalui daring tentunya
memliki dampak dari segi positif yang menjadi kelebihan dan dari segi
negatif yang menjadi kekurangan. Hasil penelitian yang dilakukan di SMK
As Syamsuriyyah Wanasari, peneliti melihat adanya kelebihan tersebut
yaitu ketika menggunakan sistem daring, hasil evaluasi pembelajaran lebih
cepat untuk diketahui, kemudian meminimalisir terjadinya kecurangan
antar peserta didik.
Hal tersebut sesuai dengan teori yang disampaikan oleh (Rusman,
2013:20) yang menyatakan bahwa salah satu kelebihan dari sistem
evaluasi pembelajaran daring adalah media komunikasi yang efektif, cepat
dan kredibel, mencakup area luas, kelas besar ataupun kelas kecil, kapan
saja dan dimana saja, membangun komunitas dan terjadi peningkatan
pembelajaran pada peserta didik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAI juga menghasilkan
temuan mengenai kelebihan menggunakan daring/e-learning dalam proses
pembelajaran termasuk evalausi pembelajaran yaitu hemat waktu dan
biaya, peserta didik memiliki kemampuan untuk belajar mandiri dan
jangkauan belajar yang semakin luas.
Pernyataan tersebut selaras dengan apa yang disampaikan oleh
(Effendi dan Zhuang, 2005:54) yang menyatakan bahwa terdapat enam
kelebihan yang dimiliki sistem pembelajaran daring/e-learning yaitu
hemat biaya, fleksibilitas waktu, fleksibilitas tempat, fleksibilitas
kecepatan pembelajaran, efektivitas pengajaran, ketersediaan On-demand.
14
Kemudian selain hasil wawancara dari wakil kurikulum, terdapat dua
peserta didik yang menyampaikan kelebihan sistem evaluasi pembelajaran
daring yang mereka rasakan selama proses pembelajaran hingga evaluasi
pembelajaran dan hasil dari wawancara tersebut adalah meningkatnya
pengetahuan tentang komputer lebih banyak dan dalam proses
pembelajaran terhindar dari rasa mengantuk dan bosan.

C. Kesimpulan
Setelah melihat dan menganalisa semua data yang telah tersaji pada
bab sebelumnya, maka dapatlah peneliti simpulkan bahwa :
Desain Pembelajaran Daring (e-learning) dimasa Pandemi Covid-19
Memiliki Efektivitas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK
As Syamsuriyyah Wanasari yakni dengan mengetahui tentang karakteristik
peserta didik, merumuskan tujuan pembelajaran, membuat instrumen
penilaian, Mengembangkan strategi pembelajaran, membuat dan menyiapkan
bahan pembelajaran. Pembelajaran yang tidak didesain dan direncanakan
secara sistematis, tidak berorientasi mencapai tujuan akan cenderung
dilaksanakan dengan metode langsung, berupa tugas, soal tanpa arah yang
jelas dan berkurang keberhasilannya.
Pelaksanaan Pembelajaran Daring (e-learning) dimasa Pandemi
Covid-19 yang Efektif pada Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMK As Syamsuriyyah Wanasari dari hasil observasi dan wawancara yang
diajukan peneliti kepada guru dan peserta didik maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa sistem pembelajaran daring adalah sistem pembelaran
yang sangat efektif dilaksanakan di masa pendemi ini dengan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi internet. walaupun itu tidak
terlepas dari banyaknya kendala yang harus dilalui seperti jaringan/signal
yang masih kurang memadai dibeberapa wilayah, dana yang harus
dikeluarkan peserta didik dan guru baik itu berupa paket data maupun pulsa
dan usaha para guru dan pemerintah untuk menemukan solusi terbaik dalam
permasalahan ini.
15
Evaluasi Pembelajaran Daring (e-learning) dimasa Pandemi Covid-19
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam yang Efektif di SMK As
Syamsuriyyah Wanasari, terdapat beberapa model evaluasi yang dimodifikasi
sebagai alternatif selama masa pandemi Covid-19, yakni Model evaluasi
pembelajaran PAI berbasis daring aspek Kognitif dilakukan dengan beberapa
bentuk evaluasi yakni soal berbentuk Tes pilihan berganda, Soal berbentuk
Essay Test, Portofolio, dan Ujian lisan. Kesemua itu tidaklah serentak
diterapkan secara bersamaan akan tetapi diterapkan sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran saja.

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri. 2013. Media Pembelajaran, Surakarta: LPP Universitas Sebelas


Maret Surakarta dan UNS Press.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek,


Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Basuki, Sulistyo. 1998. Dasar-dasar Teknologi Informasi, Jakarta: Universitas


Terbuka. Depdikbud.

Hadi, Sutrisno. 1987. Metodologi Riset 2, Yogyakarta: Andi Offset.

Ihsan, Fuad. 2008. Dasar Dasar Kependidikan (Komponen MKDK), Jakarta:


Rineka Cipta.

Miles, Mathew B. dan Huberman Michael A. 1992. Analisis Data Kualitatif,


Penerjemah Rohendi Rohidi, Jakarta: UI Press.

Harun, Nasution. 1985. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya (II), Jakarta: UI-
Press.

Silberman, Mel. 2002. Active Learning (101 Strategi Pembelajaran Aktif),


Yogyakarta: Yappendis.

Sudjana, Nana & Rivai Ahmad. 2003. Teknologi Pengajaran, Jakarta: Sinar Baru
Algensindo.

16
Albitar Septian Syarifudin. 2020. Impelementasi Pembelajaran Daring Untuk
Meningkatkan Mutu Pendidikan Sebagai Dampak Diterapkannya Social
Distancing, Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Metalingua,
5.1 : 31–34.
Muhammad Nur. 2019. Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Dalam Konsep
Pendidikan Multikultural, El-Buhuth: Borneo Journal of Islamic Studies,
2.1 : 1–7.
Enco Mulyasa. 2013. Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

17

Anda mungkin juga menyukai