JURNAL TASAMUH
Oleh:
ZAINUL MA’ARIF
NIM: 18200011226
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2021
1
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING (E-LEARNING)
DI MASA PANDEMI COVID-19
PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMK AS SYAMSURIYYAH WANASARI
Oleh:
Abstrak
Latar belakang pembahasan penelitian ini adalah Pademi Covid-19 ini membuat
sistem pembelajaran di sekolah dipaksa berubah secara drastis dari
pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran secara daring (e-learning).
Pelaksanaan pembelajaran ini berlangsung dari jenjang sekolah dasar hingga
perguruan tinggi. Melalui pembelajaran daring, pembelajaran tidak terbatas oleh
ruang dan waktu. Interaksi antara guru dan siswa berlangsung kapanpun dan
dimanapun. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis: (1)
Desain Pembelajaran Daring (e-learning) dimasa Pandemi Covid-19 Memiliki
Efektivitas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK As
Syamsuriyyah Wanasari (2) pelaksanaan Pembelajaran Daring (e-learning)
dimasa Pandemi Covid-19 yang Efektif pada Mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam di SMK As Syamsuriyyah Wanasari (3) Evaluasi Pembelajaran Daring (e-
learning) dimasa Pandemi Covid-19 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam yang Efektif di SMK As Syamsuriyyah Wanasari. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif jenis penelitian lapangan. Metode
pengumpulan datanya adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik
analisis data yang mencakup empat komponen yaitu pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data
menggunakan teknik triangulasi, Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1) Keberhasilan guru dalam melakukan pembelajaran daring pada situasi
pandemi Covid-19 ini adalah kemampuan guru dalam berinovasi merancang, dan
meramu materi, metode pembelajaran, dan aplikasi apa yang sesuai dengan
materi dan metode. Kreatifitas merupakan kunci sukses dari seorang guru untuk
dapat memotivasi siswanya tetap semangat dalam belajar secara daring (online)
dan tidak menjadi beban psikis.. (2) Dengan demikian, pembelajaran daring
sebagai solusi yang efektif dalam pembelajaran di rumah guna memutus mata
rantai penyebaran Covid-19, physical distancing (menjaga jarak aman) juga
menjadi pertimbangan dipilihnya pembelajaran tersebut. Kerjasama yang baik
antara guru, siswa, orangtua siswa dan pihak sekolah/madrasah menjadi faktor
penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.
3
B. Hasil dan Pembahasan
1. Analisis Desain Pembelajaran Daring (e-learning) dimasa Pandemi
Covid-19 Memiliki Efektivitas Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMK As Syamsuriyyah Wanasari
Pandemi virus corona mengubah rutininitas hampir semua orang
yang awalnya menghabiskan waktu di luar rumah. Untuk menekan risiko
penularan COVID-19, masyarakat harus menerapkan tinggal di rumah,
untuk para pekerja diberlakukan work from home (WFH). Untuk para
pelajar diberlakukan pembelajaran secara daring/online.
Selama virus corona masih menjadi bahaya terbesar di dunia, tetap
tinggal di rumah masih menjadi pilihan yang lebih baik. Pentingnya
tinggal di rumah saat kondisi bahaya ternyata telah diingatkan Allah SWT
dalam firmanNya di dalam (QS An-Naml : 18).
سلَ ْي ٰ َم ُن َو ُجنُودُهۥُ َوهُ ْم ََل
ُ س ِكنَ ُك ْم ََل يَحْطِ َمنَّ ُك ْم ۟ ُت نَ ْملَةٌ ٰيَٰٓأَيُّ َها ٱلنَّ ْم ُل ٱدْ ُخل
َ ٰ وا َم َ َحت َّ ٰ ٰٓى إِذَآ أَت َْو ۟ا
ْ َعلَ ٰى َوا ِد ٱلنَّ ْم ِل قَال
َيَ ْشعُ ُرون
Artinya: Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah
seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu,
agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan
mereka tidak menyadari." (Departemen Agama RI, 2002:595).
Ayat ini menceritakan kondisi kawanan semut saat berada dalam
kondisi yang dinilai membahayakan. "Tidakkah kita belajar dari semut
۟ ُس ِكنَ ُك ْم ٱدْ ُخل
ketika datang bahaya pada kaumnya dia berkata pada mereka وا َ ٰ َم,
Masuklah! Ke dalam rumah-rumah kalian."
Tujuan utama pembelajaran daring yang penting adalah
memudahkan aktivitas belajar dan menciptakan pengalaman belajar
peserta didik. Proses pembelajaran daring akan berjalan efektif bila
didukung tersedianya media yang menunjang. Sehebat apapun media
pembelajaran daring semisal aplikasi Whatshap, Google Form, Zoom
Cloud atau Gogle Classroom jika jaringan koneksi internetnya lemah,
apakah pemilihan aplikasi tersebut tepat dan efektif, disisi lain belum tentu
peserta didik kita semuanya memiliki labtop ataupun HP sendiri.
4
Desain pembelajaran daring yang efektif diterapkan oleh guru PAI
di SMK As Syamsuriyyah Wanasari dimasa pandemi covid-19 adalah.
1. Mengetahui tentang karakteristik peserta didik
Dengan guru bisa mengetahui kondisi peserta didik
pembelajaran daring akan berjalan dengan efektif misal guru
mengetahui tentang status sosial peserta didik dan tempat tinggal
peserta didik, karena ini akan menentukan apakah siswa memiliki
akses yang cukup juga terkait dengan kepemilikan gadget, laptop,
paket data internet untuk mengikuti pembelajaran daring.
Secara umum terdapat beberapa hal penting sebagai
persyaratan pelaksanaan pembelajran daring (e-learning), yaitu
sebagai berikut: (Made Wena, 2009:212)
a. Kegiatan proses pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan
jaringan.
b. Tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu siswa
apabila mengalami kesulitan belajar.
c. Adanya lembaga penyelenggara/pengelola e-learning.
d. Adanya sikap positif dari siswa dan tenaga pendidik terhadap
teknologi komputer dan internet.
e. Tersedianya rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari
f. Adanya sistem evaluasi terhadap kemajuan belajar siswa dan
mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga
penyelenggara.
2. Merumuskan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran daring adalah memudahkan komunikasi
penyampaian materi ajar dalam bidang pendidikan yang dilakukan
jarak jauh. Tujuan pembelajaran daring umumnya diperuntukkan
untuk metode ajar yang tidak tatap muka. Meski pembelajaran daring
dilakukan secara virtual dan jarak jauh, penyusunan dari tujuan
pembelajaran daring bukan malah menjadi semakin kabur, tetapi
5
semakin penting. Tenaga pengajar tetap penting dalam melakukan
penyusunan rangkaian pengembangan desain pembelajaran.
Pada tahap ini, tenaga pengajar akan menentukan tujuan
pembelajaran daring yang menjadi acuan untuk menentukan jenis
materi pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan
media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Tanpa tujuan pembelajaran daring yang jelas,
pembelajaran daring justru akan menjadi kegiatan tanpa arah, tanpa
fokus, dan menjadi tidak efektif.
Komponen Perumusan Tujuan Pembelajaran Daring
1. Mengungkapkan sesuatu yang memang harus dilaksanakan peserta
didik pada saat pembelajaran berlangsung.
2. Memberikan pemberitahuan berupa apa saja keterampilan atau
kemampuan yang harus dikuasainya.
3. Adanya panduan berupa masalah atau hambatan yang bisa muncul
saat pembelajaran dilaksanakan
4. Adanya panduan yang jelas tentang parameter rendah dan tinggi
suatu tujuan pembelajaran diraih.
3. Membuat instrumen penilaian
Selain merancang pembelajaran yang menarik dan
memudahkan, guru juga harus memberikan penilaian. Penilaian
pembelajaran digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana
pemahaman peserta didik dalam memahami materi pembelajaran.
Namun dalam kondisi yang tidak normal seperti ini, tentu kita harus
merubah paradigma itu. Asesmen tidak melulu mengukur kepahaman
peserta diidk, namun untuk memperbaiki konsep belajar daring yang
efektif sepeti apa.
Oleh karenanya, penilaian pembelajaran serta konsep
pembelajaran daring tidak bisa disamakan antar peserta didik di
seluruh Indonesia. Mengingat banyak hal yang tidak bisa disamakan
situasi dan kondisinya. Mereplikasi dan memodifikasi tentu bisa saja.
6
Namun, tetap berpegang pada pengetahuan guru terkait lingkungan
belajanya.
Dalam kondisi pembelajaran jarak jauh, tugas sudah pasti
menjadi instrumen paling penting. Bahkan instrumen utama
dibandingkan dengan ujian atau ulangan harian. Melalui tugas, kita
bisa melihat kosistensi siswa dalam mengerjakannya. Karena
biasanya, jika pembelajaran daring yang dilakukan dengan periode
sepanjang ini, cukup melelahkan dan membosankan bagi peserta
didik. Bisa jadi kita sudah memberikan pembelajaran kreatif dan
menarik, namun akumulasi pembelajaran dari beban mata pelajaran
yang cukup banyak tetap saja membuat anak bosan.
4. Mengembangkan strategi pembelajaran
Di dalam buku Dick dan Carey, menyebutkan bahwa terdapat
5 komponen strategi pembelajaran, yaitu (a) kegiatan pembelajaran
pendahuluan, (b) penyampaian informasi, (c) partisipasi peserta didik,
(d) tes, dan (e) kegiatan lanjutan (Dick Walter & Carey Lou, 1994 : 3).
Untuk memahami komponen strategi pembelajaran secara luas dan
mendalam. maka kita akan kembangkan dalam uraian berikut ini.
Pertama, kegiatan pembelajaran pendahuluan; pada kegiatan
awal pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik dan peserta didik
dapat termotivasi dalam pembelajaran sehingga diharapkan
tercapainya tujuan pembelajaran.
Kedua, menyampaikan informasi tehnik penyampaian
informasi (materi) kepada peserta didik harus menggunakan bahasa
yang mudah dipahami sehingga waktu proses pembelaran berjalan
efektif.
Ketiga, partisipasi peserta didik dalam paradigma pendidikan
sekarang ini, bahwa peserta didik harus menjadi pusat pembelajaran
atau dengan istilah student centred learning (SCL), sedang pendidik
hanya menjadi fasilitator dalam pembelajaran.
7
Keempat, tes atau evaluasi untuk mengetahui materi yang
disampaikan atau diinformasikan kapada peserta didik berhasil atau
tidak, maka harus dilakukan evaluasi..
5. Membuat dan menyiapkan bahan pembelajaran
Masa pandemi seperti saat ini pastinya menuntut semua
aktivitas harus dibatasi, tidak terkecuali dalam proses pembelajaran.
Pandemi Covid-19 ini membuat pembelajaran harus dilakukan di
rumah yang tentunya menjadi tantangan utama bagi para guru.
Guru tentunya harus beradaptasi dengan kondisi seperti ini
agar materi yang disampaikan nantinya tetap dapat diterima dengan
baik oleh anak didik. Namun karena belum terbiasa dengan sistem
pembelajaran online, banyak guru yang belum bisa melakukan proses
pembelajaran online yang efektif.
Persiapan Guru dalam Proses Pembelajaran Online
a) Harus Dapat Memanfaatkan Media Teknologi
Karena diharuskan untuk melakukan pembelajaran secara
online, tentunya guru juga harus dapat memanfaatkan media
teknologi dengan baik. Terdapat beberapa media teknologi yang
bisa digunakan dalam proses pembelajaran online.
b) Membuat Sebuah Pembelajaran Online yang Terencana
Dalam melakukan pembelajaran online guru pun harus
merencanakan dengan efektif keterbatasan waktu yang dimilikinya
dalam menyampaikan materi. Dalam hal ini, guru dapat
mempersiapkan quality lesson plan dan mengatur beberapa langkah
pembelajaran yang lebih spesifik.
c) Membuat Anak Didik Tetap Berkonsentrasi
Salah satu kendala yang dihadapi dalam sistem
pembelajaran online yaitu konsentrasi para anak didik yang akan
berkurang, jika dibandingkan ketika proses pembelajaran dengan
tatap muka.
8
d) Menyampaikan Nasihat Kepada Anak Didik
Selain bertugas untuk memberikan materi pembelajaran
secara formal, guru juga berperan untuk menyampaikan nasehat
berupa pesan. Hal ini bertujuan agar para anak didik menjadi lebih
tangguh dalam menghadapi kondisi seperti saat ini.
e) Mendorong Orang Tua agar Ikut Aktif
Jika biasanya orang tua hanya memantau aktivitas anak-
anak setelah pulang sekolah, kini orang tua mempunyai peran yang
ganda, yaitu sebagai orang tua dan guru di rumah. Dengan begitu,
guru pun harus mendorong orang tua anak didik agar ikut aktif
dalam membantu kebutuhan anak dalam proses pembelajaran.
f) Rangkuman Materi Ajar
Pembelajaran online sangat berbeda dengan pembelajaran
tatap muka, karena durasi waktunya pun berbeda. Jika melakukan
pembelajaran tatap muka, guru memiliki cukup banyak waktu
untuk menjelaskan pelajaran kepada anak didiknya.
g) Metode Pembelajaran Interaktif
Tak hanya pembelajaran tatap muka saja yang bisa dibuat
menyenangkan, guru juga bisa membuat pembelajaran online
menjadi menyenangkan. Bagaimana caranya? Hal yang perlu Anda
lakukan untuk membuat pembelajaran yang menyenangkan adalah
memberikan materi secara interaktif.
12
9) Berkurangnya interaksi antara guru dan siswa maupun siswa
dengan siswa. Walaupun siswa dan guru dapat berkomunikasi
secara online, namun akan terasa lebih leluasa jika berkomunikasi
secara tatap muka langsung.
10) Kurangnya pengawasan siswa dalam belajar, tidak semua orang tua
dirumah dapat mengawasi anaknya dalam proses pembelajaran
sehingga terkadang siswa kehilangan fokus dalam belajar.
C. Kesimpulan
Setelah melihat dan menganalisa semua data yang telah tersaji pada
bab sebelumnya, maka dapatlah peneliti simpulkan bahwa :
Desain Pembelajaran Daring (e-learning) dimasa Pandemi Covid-19
Memiliki Efektivitas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK
As Syamsuriyyah Wanasari yakni dengan mengetahui tentang karakteristik
peserta didik, merumuskan tujuan pembelajaran, membuat instrumen
penilaian, Mengembangkan strategi pembelajaran, membuat dan menyiapkan
bahan pembelajaran. Pembelajaran yang tidak didesain dan direncanakan
secara sistematis, tidak berorientasi mencapai tujuan akan cenderung
dilaksanakan dengan metode langsung, berupa tugas, soal tanpa arah yang
jelas dan berkurang keberhasilannya.
Pelaksanaan Pembelajaran Daring (e-learning) dimasa Pandemi
Covid-19 yang Efektif pada Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMK As Syamsuriyyah Wanasari dari hasil observasi dan wawancara yang
diajukan peneliti kepada guru dan peserta didik maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa sistem pembelajaran daring adalah sistem pembelaran
yang sangat efektif dilaksanakan di masa pendemi ini dengan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi internet. walaupun itu tidak
terlepas dari banyaknya kendala yang harus dilalui seperti jaringan/signal
yang masih kurang memadai dibeberapa wilayah, dana yang harus
dikeluarkan peserta didik dan guru baik itu berupa paket data maupun pulsa
dan usaha para guru dan pemerintah untuk menemukan solusi terbaik dalam
permasalahan ini.
15
Evaluasi Pembelajaran Daring (e-learning) dimasa Pandemi Covid-19
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam yang Efektif di SMK As
Syamsuriyyah Wanasari, terdapat beberapa model evaluasi yang dimodifikasi
sebagai alternatif selama masa pandemi Covid-19, yakni Model evaluasi
pembelajaran PAI berbasis daring aspek Kognitif dilakukan dengan beberapa
bentuk evaluasi yakni soal berbentuk Tes pilihan berganda, Soal berbentuk
Essay Test, Portofolio, dan Ujian lisan. Kesemua itu tidaklah serentak
diterapkan secara bersamaan akan tetapi diterapkan sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran saja.
DAFTAR PUSTAKA
Harun, Nasution. 1985. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya (II), Jakarta: UI-
Press.
Sudjana, Nana & Rivai Ahmad. 2003. Teknologi Pengajaran, Jakarta: Sinar Baru
Algensindo.
16
Albitar Septian Syarifudin. 2020. Impelementasi Pembelajaran Daring Untuk
Meningkatkan Mutu Pendidikan Sebagai Dampak Diterapkannya Social
Distancing, Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Metalingua,
5.1 : 31–34.
Muhammad Nur. 2019. Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Dalam Konsep
Pendidikan Multikultural, El-Buhuth: Borneo Journal of Islamic Studies,
2.1 : 1–7.
Enco Mulyasa. 2013. Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
17