Anda di halaman 1dari 3

KUIS

LEARNING JOURNAL KELOMPOK 4

MATA KULIAH : Pelaporan Akuntansi Keuangan (PAK)


Tugas : Learning Journal dari Makalah kelompok 4
Nama Mahasiswa : RIRI RAHAYU
NIM : 2110247005

Pikiran Pokok

- Kelompok 3: ASET

Pengertian Aset
Aset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk
dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. PSAK No. 16 Revisi Tahun 2011
mendefinisikan aset merupakan semua kekayaan yang dimiliki oleh seseorang atau
perusahaan baik berwujud maupun tak berwujud yang berharga atau bernilai yang akan
mendatangkan manfaat bagi seseorang atau perusahaan tersebut. Yang memiliki
Karakteristik sebagai berikut: manfaat ekonomi, dikuasai Entitas, Akibat transaksi atau
kejadian di masa lalu

Penggolongan Aset dibagi menjadi 2 yaitu aset lancar dan aset tidak lancar
Aset lancar berupa kas atau aset lain yang diharapkan oleh perusahaan dapat diubah
menjadi kas, dijual, dan dihabiskan dalam jangka satu tahun atau dalam jangka siklus
operasi normal perusahaan.
Aset tidak Lancar dibagi menjadi 3 aset tetap, aset tidak berwujud dan investasi jangka
panjang.

Pengakuan Aset
Aset tetap diakui sebesar Biaya perolehan. Biaya perolehan aset tetap harus diakui
sebagai aset jika Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan
dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan Biaya perolehan aset dapat diukur
secara andal.

Aset tetap merupakan salah satu hal yang penting bagi perusahaan, selain digunakan
untuk kegiatan operasi perusahaan secara terus menerus, aset tetap juga merupakan
salah satu kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan.
Aset tetap memiliki beberapa kriteria yaitu berwujud, memiliki umur manfaat lebih dari 1
tahun, digunakan untuk operasional perusahaan dan tidak diperjual belikan serta
material.

Perlakuan aset tetap berdasarkan PSAK 16 dan kebijakan perpajakan memiliki beberapa
perbedaan diantara mulai dari biaya perolehan sampai dengan penyajian pada laporan
keuangan.
Perbedaan yang paling signifikan terletak pada metode penyusutan, umur manfaat dan
pada saat dimulainya penyusutan aset tetap.
Pada saat penyajian laporan keuangan berdasarkan akuntansi dengan laporan keuangan
fiskal nantinya juga terjadi perbedaan dalam jumlah aset tetap yang tersaji karena
laporan keuangan fiskal nantinya akan dilakukan rekonsiliasi fiskal yang dikoreksi baik
koreksi negatif maupun koreksi negatif.
Perbedaan tersebut wajar terjadi karena memang terdapat perbedaan antara metode
penyusutan antara PSAK 16 dengan kebijakan perpajakan.

Summary kelompok 3

1. biaya yang dikeluarkan terkait aset tetap setelah perolehan bila memenuhi kriteria
kemungkinan besar manfaat ekonomis aset akan mengalir ke perusahaan di masa
mendatang dan biaya perolehannya dapat diukur secara andal, maka biaya lanjutan
tersebut dapat dikapitalisasi ke dalam nilai aset. Kondisi seperti akan membuat biaya
yang dikeluarkan setelah perolehan disajikan dalam neraca sebagai penambah nilai
aset berkenaan.
Sedangkan jika biaya lanjutan tersebut tidak memenuhi kriteria kapitalisasi aset tetap
sebagaimana seharusnya, maka biaya tersebut langsung dibebankan kedalam
laporan laba rugi perusahaan, misalnya biaya perawatan sehari-hari, dsb.

2. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau saat
tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diekspektasikan dari
penggunaan atau pelepasannya. Namun bila masa manfaat aset tetap telah habis
namun perusahaan masih menggunakan aset tetap tersebut, maka aset tetap
tersebut masih tetap disajikan dalam neraca perusahaan.

Sebelum masa manfaat suatu aset habis perlu dilakukan penyesuaian atas estimasi
masa manfaat yang dilakukan Sesuai dengan PSAK 25 tentang kebijakan akuntansi,
perubahan estimasi akuntansi, dan kesalahan. Sehingga aset yang akan habis masa
manfaatnya namun masih digunakan/masih memberikan manfaat bagi perusahaan
akan disesuaikan umur ekonomisnya sehingga masih layak untuk disajikan dalam
laporan keuangan perusahaan.

3. PSAK itu sifatnya principal base (mengatur prinsip2 akuntansi), artinya tidak diatur
secara terperinci. PSAK hanya mengatur terkait definisi, pengukuran, pengakuan,
penyajian, serta pengungkapan. Oleh karena itu selagi masih merupakan kriteria aset
tetap sebagaimana yang didefinisikan dalam PSAK, maka suatu barang tersebut
dikategorikan sebagai aset tetap.

4. Sesuai dengan PSAK 16 Aset tetap diukur sebesar harga perolehannya. Bila suatu aset
baru diperoleh dengan cara pertukaran aset lama, maka selesaikan dulu transaksi
terkait aset lama dengan mengakui sebagai pendapatan atas penjualan aset lama
tersebut dalam laba rugi perusahaan. Sedangkan aset baru akan dinilai sesuai dengan
dokumen pembelian aset baru yang bisa diukur secara andal sebagaimana diatur
dalam PSAK 16.
Didalam diskusi ada beberapa pertanyaan dari partisipan kelompok lain :
1. Pertanyaan : Apa yang terjadi ketika adanya perubahan PSAK 16 (revisi 2007) tentang
pengukuran nilai asset tetap setelah perolehan? Bagaiman pelaporannya pada laporan
keuangan?

psak 16 revisi 2007 itu mengakui adanya 2 model dalam pengukuran setelah pengakuan
awal untuk aset tetap yaitu model biaya ( cost model) atau model revaluasi (revaluation
model). hal ini tentunya sangat berbeda dengan isi PSAK 16 (1994) yang tidak
memperbolehkan perusahaan menggunakan model revaluasi untuk aktiva tetapnya.

sehingga dapat kita pahami bahwa Pelaporan nya berada pada pelaporan keuangan
mengunakan psak yg terakhir

2. Bagaimana Perlakuan Akuntansi (pencatatannya) terhadap Aset Tetap yang hilang

Tentang kehilangan, melibatkan berbagai pihak seperti Inspektorat Jenderal,


Logistik, Bendahara, Kepolisian, KPK, BPK, dan lain-lain.

Jurnal kehilangan harus dipastikan bentuknya dalam akuntansi anggaran dan


akuntansi keuangan, lalu proses posting ke buku pembantu dan buku besar harta
hilang mengikuti, melahirkan berbagai unsur atau komponen laporan keuangan yang
telah berkandungan proses transaksi/peristiwa kehilangan itu. Dan dijelaskan pada
CALK.

Akuntansi kehilangan mungkin tak berpengaruh pada LRA dan LAK karena
kehilangan oleh pencurian bukan tunai.

Anda mungkin juga menyukai