Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

NITRASI PARAFINIK HIDROKARBON


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Proses Industri Kimia

Disusun Oleh:
M Kelvin Nandita (40040117640010)
Itta Rahmalia (40040117640011)
M Makhdum Ibrahim (40040117640042)
Nurudin Muhammad A F (40040117640048)
Mila Hardiana (40040117640049)

PROGAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI REKAYASA


KIMIA INDUSTRI

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................2
2.1 Pengertian Nitrasi........................................................................................................2
2.2 Zat-Zat yang Dapat Dinitrasi.......................................................................................3
2.3 Zat-Zat Penitrasi..........................................................................................................3
2.4 Nitrasi pada Senyawa Parafin......................................................................................4
2.5 Nitrasi Olefin Fasa Liquid...........................................................................................8
2.6 Aplikasi Nitrasi di Industri..........................................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seiring
dengan kemajuan zaman, banyak industri-industri yang berkembang baik di tingkat nasiaonal
maupun internasional. Perkembangan industri merupakan salah satu parameter dari kemajuan
suatu negara. Di indonesia, bidang industri adalah salah satu penyumbang pajak terbesar,
penyedia tenaga kerja, penyedia kebutuhan hidup berupa produk, dan banyak lainnya.

Jika membicarakan industri, maka kita tidak bisa memisahkan dari proses produksi,
proses produksi yang terjadi di dalam industri pastinya akan selalu melibatkan reaksi kimia.
Beberapa reaksi kimia yang terdapat dalam industri adalah reaksi redoks, reaksi sulfonasi,
reaksi nitrasi, reaksi halogenasi dan reaksi hidrogenasi. Reaksi nitrasi adalah salah satu reaksi
yang penting dalam industri sintesa bahan organik. Garis besar penggunaannya adalah bahan
pelarut (solvent), pewarna, farmasi, peledak, maupun bahan antara untuk produk lebih lanjut.
Dimana pada makalah kali ini kami akan membahas tentang nitrasi pada umumnya dan
nitrasi parafinik hidrokarbon pada khususnya.

1.2 Rumusan Masalah

1 Apa itu proses nitrasi ?


2 Apa saja zat penitrasi yang digunakan ?
3 Apa saja nitrasi pada senyawa parafin?
4 Apa saja aplikasi proses nitrasi ?

1.3 Tujuan

1 Mengetahui apa itu proses nitrasi.


2 Mengetahui zat penitrasi yang digunakan dalam proses nitrasi.
3 Mengetahui nitrasi pada senyawa parafin
4 Mengetahui aplikasi proses nitrasi.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Nitrasi


Nitrasi diartikan sebagai reaksi terbentuknya senyawa nitro atau masuknya gugus nitro
pada suatu senyawa. Reaksi nitrasi adalah penggabungan satu atau lebih gugus nitro (-NO2)
yang terikat pada karbon sebagai senyawa nitroaromatik atau nitroparafin. Dan juga bisa pada
oksigen sebagai senyawa nitrat ester maupun pada nitrogen sebagai senyawa nitramina.
Proses reaksi sebagai subtitusi atom hidrogen, reaksi nitrasi juga bisa berlangsung dengan
subtitusi atom atau gugus lain seperti, halida, sulfonat dan asetil.

Saat proses nitrasi, gugus nitro akan menggantikan atom monovalen atau beberapa group
atom. Pada reaksi nitrasi, gugus nitro dapat berikatan dengan atom yang berbeda, yaitu :

a. Gugus nitro yang berikatan dengan atom Karbon (C) akan membentuk senyawa
nitroaromatik atau nitroparafinik.
b. Gugus nitro yang berikatan dengan atom Oksigen (O) akan membentuk senyawa nitrat
ester
c. Gugus nitro yang berikatan dengan ataom Nitrogen (N) akan membentuk senyawa
nitramin

Nitrasi merupakan suatu reaksi yang sangat penting pada sebuah industri, terutama
industri yang bergerak pada bidang kimia organik sintetis. Produk yang banyak dihasilkan
dari hasil nitrasi adalah pelarut, pewarna, bahan peledak, dan juga dalam bidang farmasi.
Hasil dari reaksi nitrasi juga dapat menghasilkan amina, yaitu dari reaksi reduksi senyawa
nitro.

Beberapa kegunaan proses nitrasi adalah sebagai berikut:

a. Bahan peledak yang beruoa senyawa nitrat misalnya : gliseril trinitrat dan selulosa nitrat
b. Sebagai senyawa antara untuk pembuatan amina yang disentesa dengan proses reduksi
senyawa nitro. Misalnya Nitrobenzena direduksi menjadi anilin yang merupakan bahan
baku zat warna.
c. Bahan pengoksidasi misalnya : Nitrobenzena

2
2.2 Zat-Zat yang Dapat Dinitrasi

Zat yang diolah dalam nitrasi dapat berupa:


1. Parafin: RH
Nitrasi parafin menghasilkan senyawa nitro-parafin.pada umunya hasil yang diperoleh
berupa campuran. Ada senyawa seyawa bukan nitro , misalnya alkohol, aldehid dan
olefin. Campuran senyawa hasil nitrasi parafin ini biasanya digunakan sebagai pelarut.
Reaksi nitrasi parafin pada umumnya dilaksanakan dalam fase gas.
2. Olefin :RCH=CH2

Nitrasi olefin mengikuti reaksi adisi. Reaksi nitrasi olefin umunya dilakukan dalam
fase gas. Hasil nitrasi olefin akan berupa senyawa nitro alkohol. Apabila nitrasi
dilanjutkan , akan diperoleh hasil nitrasi yang bermacam –macam, karena dalam
senyawa nitro alkohol itu terdapat gugus fungsional –NO2

3. Aromatik dan turunannya

Senyawa aromatik yang biasa di nitrasi antara lain: benzena dan turunannya, naftalen
dan turunannya. Senyawa nitrasi aromatik umuya dilaksanakan dalam fase cair. Hasil
yang terkenal dalam kelompok ini ; tri nitro toluen (TNT)

4. Alkohol : R-OH

Termasuk dalam kelompok ini dapat berupa alkohol (terutama gliserol), mauu dapat
berupa karbohidrat ( terutama selulosa).

5. Senyawa nitrogen
Termasuk dalam kelompok ini adalah:
Amid : RCONH2
Imid : RCONHR1

2.3 Zat-Zat Penitrasi

Sebagai zat pengolah dalam nitrasi dapat berupa:

1) Asam nitrat ; NH3

3
Pemakaiannya dapat dalam bentuk cair berasap ( konsentrasi tinggi, ada NC2 bebas),
cair pekat maupun larutan asam nktrat dalam air. Dapat pula dalam bentuk gas/uap.
2) Oksid nitrogen ; N2O5 (nitrogen pentoksia) atau N2O4 (nitrogen pentaoksida)
Zat pengolah ini dipakai dalam nitrasi dalam fase gas
3) Campuran asam nitrat dengan zat penyerap air
Zat pengolah ini dipakai apabila reaksi nitrasi dilakukan dalam fase cair. Zat penyerap
air yang digunakan dapat berupa asam sulfat. Campuran antara asam sulfat dan asam
nitrat disebut asam campuran.
Untuk mendapatkan gugus (NO2+), diperlukan suatu asam lain sebagai donor proton
(H+), sekaligus sebagai katalisator. Asam asam tersebut antara lain:
 H2SO4
 H3COOH
 H3PO4

Mekanisme reaksi untuk mendapatkan gugus nitro

 HNO3 + 2H2SO4 → NO2+ + H3O+ + 2H2SO4-


 N2O5 + 3H2SO4 → NO2+ + H3O+ + 3HSO4-
 N2O4 + 3H2SO4 → NO2+ + 2NO- + H3O + 3HSO4-

Mekanisme reaksi nitrasi

 HNO3 + 2H2SO4 → NO2+ + H3O+ + 2H2SO4-


 RH + NO2+ → RHNO2+
 RHNO2+ + HSO4- → RNO2 + H2SO4

2.4 Nitrasi pada Senyawa Parafin


2.4.1 Reaksi Fasa Gas

Tidak seperti nitrasi aromatik yang mudah diserang oleh reagen elektrofilik seperti
ion nitril, senyawa parafin memiliki sifat inert kepada reagen tersebut. Senyawa parafin
sangat rentan diserang oleh atom tertentu dan radikal bebas. Pada reaksi nitrasi senyawa
parafin, ciri-ciri yang terjadi adalah :

a. Terdapat temperatur optimum dimana didapatkan yield tertinggi.

4
Dengan menggunakan butana dan asam nitrat pekat (rasio 15:1), waktu kontak
sebesar 1,6 detik, hasil nya adalah sebagai berikut.

b. Penambahan oksigen meningkatkan yield berdasarkan asam nitrat tetapi juga


menaikkan oksidasi butana.

Efek yang ditimbulkan ditunjukkan pada grafik di bawah ini.

Penambahan oksigen juga meningkatkan produksi nitrometana dan nitroetana,


tetapi menurunkan produk nitrobutana. Ketika rasio O2:HNO3 = 1, yield berdasarkan
butana yang bereaksi meningkat dari 32% ke 45%. Penggunaan uap sebagai pencair
dengan bantuan oksigen juga mengurangi efek oksidatif dari oksigen dan membantu
meningkatkan konversi.

c. Nitrogen bereaksi dengan parafin dan menghasilkan nitroparafin.


Pada temperatur 325°C, waktu kontak selama 1,9 menit, rasio propana:NO2 =
4,2, konversi NO2 sebesar 16,6% dan yield berdasarkan mol hidrokarbon sebesar
51%. Penambahan oksigen akan menurunkan temperatur optimum serta
meningkatkan konversi dan yield. Pada temperatur 285°C, waktu kontak 3 menit,
rasio O2:NO2 = 0,75, konversinya adalah sebesar 29% dan yield sebesar 71%.

5
Tabel 4-7 menunjukkan manfaat relatif N02 dan asam nitrat.

d. Bromin memiliki efek menguntungkan terhadap konversi dan yield nitroparafin


dengan menggunakan asam nitrat.
Pada temperatur 423°C, waktu kontak selama 1,5 detik, rasio propana:O2 = 8,2,
rasio propana:asam nitrat = 9,9, rasio air:asam nitrat = 15, dan Br2:HNO3 = 0,015,
konversi yang terjadi adalah sebesar 55,5%. Produk lainnya yang terbentuk yaitu :
CO2 = 0 %
CO = 3,6%
C3H6 = 9,7 %
C2H4 = 4,1 %
aldehida dan keton = 27 %
e. Hidrokarbon dengan cabang yang banyak akan mengalami pembelahan yang lebih
sedikit daripada isomernya yang bercabang lebih sedikit.

Substitusi hidrogen lebih memungkinkan untuk terjadi ketika struktur


hidrokarbon bercabang banyak mengalami nitrasi. Perbandingan nitrasi isomer butana
dan pentana berdasarkan rasio molar produk yang diakibatkan oleh pembelahan
ditunjukkan pada tabel berikut ini.

6
Ketika skeleton karbon lebih semakin bercabang, substitusi hidrogen semakin
berkurang.

f. Koefisien temperatur untuk substitusi hidrogen berada pada urutan primer > sekunder
> tersier.

Laju substitusi akan berlawanan pada temperatur yang rendah. Seiring dengan
meningkatnya temperatur reaksi, laju reaksinya juga semakin setara.

Berikut adalah langkah-langkah yang terlibat dalam nitrasi parafin:

7
2.4.2 Reaksi Fasa Liquid
Reaksi ini tidak begitu banyak dilakukan karena yield yang dihasilkan sedikit,
konversi yang terjadi rendah, dan munculnya reaksi-reaksi samping yang tidak diinginkan.
Prinsip nitrasi liquid ini adalah pergantian atom hidrogen dengan gugus nitro. Reaksi ini
berjalan relatif lambat karena kelarutan antara senyawa parafin dan medium nitrasi rendah.
Karena titik didih parafin yang lebih tinggi, hidrokarbon bercabang banyak dapat dinitrasi
pada temperatur yang tinggi dan reaksi berjalan lebih cepat daripada hidrokarbon yang
memiliki berat molekul kecil.

Mononitroparafin yang pertama kali terbentuk bersifat lebih larut pada asam nitrat
daripada hidrokarbon, sehingga reaksi akan terus berlanjut dan menghasilkan
polinitroparafin. Hasil lainnya adalah produk oksidasi berupa asam lemak, alkohol, dan
oksida karbon.

Ketika parafin bercabang banyak pada fasa liquid dinitrasi dengan asam nitrat pada
fasa vapor, reaksi akan berjalan lancar pada temperatur yang rendah. Pencampuran reaktan
dicapai dengan cara mengalirkan asam nitrat melalui kumparan yang terhubung dengan
senyawa parafin liquid. Liquid parafin dijaga temperaturnya agar tetap diatas 121°C (titik
didih maksimum dari 65-70% asam nitrat), sedangkan uap asam yang terbentuk didifusikan
melalui plat berpori dan membentuk gelembung. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil
nitrasi n-dodekana pada suhu 180-190°C dengan menggunakan prosedur yang sama.

8
Data diatas menunjukkan bahwa rasio asam nitrat:parafin yang besar akan
mengakibatkan terbnetuknya senyawa polinitro dan asam lemak dalam jumlah yang besar.
ketika rasio parafin:asam nitrat dikurangi menjadi 1:2, hanya 42% parafin yang telah
digunakan dan produk utamanya adalah mononitrododekana. Sejumlah parafin (sampai
dengan 19%, tergantung pada kondisi) akan rusak karena proses oksidasi.

2.5 Nitrasi Olefin Fasa Liquid


Senyawa penitrasi yang digunakan biasanya adalah Nitrogen dioksida. Penambahan udara
juga dilakukan untuk mengoksidasi senyawa nitrat oksida menjadi dioksida. Produk mula-
mula adalah dinitroparafin dan nitronitrit. Senyawa nitronitrit yang tidak stabil akan
dioksidasi dengan bantuan udara menjadi senyawa yang lebih stabil, yaitu nitronitrat.
Nitronitrit yang tersisa akan dikonversi menjadi nitroalkohol.

Reaksi dilakukan dengan penambahan olefin ke dalam nitogen dioksida secara perlahan
pasa temperatur sebesar -10 sampai +25°C. Penggunaan eter sebagai pelarut makan
meminimalisisr reaksi samping yang bersifat oksidatif. Reaksi dapat berlangsung selama 1-2
jam. Total yield yang dihasilkan adalah sebesar 65-85%.

2.6 Aplikasi Nitrasi di Industri


2.6.1 Nitrasi Toluene Menjadi Dinitrotoluenes

Ada 2 langkah untuk metode ini yaitu :

9
Tahap pertama, campuran sulfur dan asam nitrat akan menyebabkan reaksi dengan
toluen menjadi 2 mononitrotoluens (MTN) dengan komposisi (%) ortho 59, meta 4 dan para
37.

Tahap kedua, menggunakan reagent yang sama, mononitrotoluens akan terkonversi


menjadi dinitrotoluenes (DNT) dengan mengontrol konsentrasi asam, menjaga pembentukan
dari trinitrotoulene.

2.6.2 Reduksi Dinitrotoluene Menjadi Tolylene Diamine

Menggunakan katalis hidrogen dengan presence Raney Nickel, menjaga suspensi


pada reaksi menengah dengan menggunakan metanol sebagai bahan pelarut.

10
2.6.3 Posgenasi Diamine Menjadi Tolylene Diisocyanate

Reaksi totylene diamine dengan phosgene ada 2 langkah :

1. Prosesnya sangat cepat, menggunakan tempat yang temperaturnya rendah (0-30°C)


2. Prosesnya lebih lambat, pada suhu 170°C.

Konversi tolylene diamine ke tolylene diisocynate mengalami 80%. Sedangkan 20%


nya merupakan residu. Phosgen adalah reaksi klorin berlebih dengan karon monoksida
sehingga diperoleh charcoal yang aktif, ini trejadi pada temperatur 50°C.

11
BAB III

PENUTUP
Nitrasi diartikan sebagai reaksi terbentuknya senyawa nitro atau masuknya gugus
nitro pada suatu senyawa. Reaksi nitrasi adalah penggabungan satu atau lebih gugus nitro (-
NO2) yang terikat pada karbon sebagai senyawa nitroaromatik atau nitroparafin.

Pada reaksi fasa gas, nitrasi pada senyawa parafin tidak seperti nitrasi aromatik yang
mudah diserang oleh reagen elektrofilik seperti ion nitril, senyawa parafin memiliki sifat inert
kepada reagen tersebut. Senyawa parafin sangat rentan diserang oleh atom tertentu dan
radikal bebas.

Reaksi pada fasa liquid, tidak begitu banyak dilakukan karena yield yang dihasilkan
sedikit, konversi yang terjadi rendah, dan munculnya reaksi-reaksi samping yang tidak
diinginkan. Prinsip nitrasi liquid ini adalah pergantian atom hidrogen dengan gugus nitro.
Reaksi ini berjalan relatif lambat karena kelarutan antara senyawa parafin dan medium nitrasi
rendah.

12

Anda mungkin juga menyukai