Anda di halaman 1dari 11

Case Study

Optimalisasi Pendokumentasian Case Manager Rumah Sakit Tipe A Di


Jakarta

Yandih Mardean1, La Ode A.Rahman2, Hanny Handiyani2, Lilis Rayatin3


1 Program Studi Magister Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan
2 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
3 Bidang Keperawatan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Article Info Abstrak


Article History: Case management di Indonesia dikenal dengan Manajemen Pelayanan
Submit: February 12, 2021 Pasien (MnPP) dan case manager disebut dengan Manajer Pelayanan Pasien
Accepted: May 28, 2021 (MPP). Fungsi case manager yaitu melakukan asesmen, perencanaan hingga
Publish: May 29, 2021 evaluasi, koordinasi, advokasi, edukasi, serta kendali mutu dan biaya. Case
manager dalam menjalankan peran dan fungsinya banyak mendapat
Key words: tantangan baik dari pasien/keluarga, Dokter Penanggung Jawab Pasien
Case Manager; Fungsi Case (DPJP), Perawat Penanggung Jawab Pasien (PPJA), Profesional Pemberi
Manager; Asuhan (PPA) lainnya, kepala ruangan, penunjang medis, penjamin dan
Pendokumentasian Case RS/Yankes lain dalam sistem rujukan. Metode yang digunakan berupa case
Manager; Pilot Project study dimulai dari identifikasi, analisis dan penetapan prioritas masalah,
penyusunan plan of action, implementasi, sampai evaluasi. Sampel kegiatan
ini adalah semua case manager atau total sampling berjumlah 23 orang.
Identifikasi masalah didapatkan 5 (lima) masalah fungsi manajer. Prioritas
pertama adalah belum optimalnya fungsi pengarahan dalam
pedokumentasian case manager. Selanjutnya disusun analisis masalah
menggunakan fishbone, Plan of Action (POA), implementasi dan evaluasi
bersama tim case manager dan Bidang Pelayanan Keperawatan RSUPN DR.
CIPTO MANGUNKUSUMO dengan luaran draft SPO (Standard Procedure
Operational) Pendokumentasian Case Manager.

PENDAHULUAN penjamin dan RS/Yankes lain dalam sistem


rujukan. Pelayanan kesehatan pasien
Case management di Indonesia dikenal melibatkan banyak profesi dan support
dengan Manajemen Pelayanan Pasien system, perlunya koordinasi yang baik agar
(MnPP) dan case manager disebut dengan pelayanan yang diberikan sesuai, efektif
Manajer Pelayanan Pasien (MPP). Case dan efisien (Widyanti, 2016). Case
manager dalam menjalankan peran dan management merupakan bentuk
fungsinya banyak mendapat tantangan koordinasi dan integrasi antar Profesional
baik dari pasien/keluarga, Dokter Pemberi Asuhan (PPA) kepada pasien yang
Penanggung Jawab Pasien (DPJP), Perawat dilakukan oleh seorang case manager
Penanggung Jawab Pasien (PPJA), (Sutoto & Nico, 2017).
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) lainnya,
kepala ruangan, penunjang medis,

Corresponding author:
Yandih Mardean
ryandhi1428@gmail.com
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 4 No 1, Mei 2021
DOI: http://dx.doi.org/10.32584/jkmk.v4i1.865
e-ISSN 2621-5047
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 4 No 1, Mei 2021

Kemampuan manajerial seorang case pelayanan berupa penundaan transfer,


manager sangat diperlukan untuk penundaan pulang, kendali biaya dan mutu,
melakukan peran dan fungsinya. Fungsi memanjangnya length of stay (LOS),
manajer dalam perencanaan, readmisi pasien dengan kondisi
pengorganisasian, ketenagaan, perburukan (Avia, Handiyani, & Nurdiana,
pengarahan, dan pengendalian (Marquis, 2019)
2015) dan peran besar seorang pemimpin
pun sangat diperlukan meliputi: peran RSUPN DR. CIPTO MANGUNKUSUMO
interpersonal terdiri dari figurhead, leader merupakan RS Tipe A di Jakarta sebagai top
role, liaison role; peran informasional referral hospital memberikan pelayanan
terdiri dari monitor role, disseminator role, spesialis dan subspesialis dengan kasus
spokes person; dan peran pengambil pasien yang komplek (Kemenkes, 2020).
keputusan terdiri dari enterpreuner, RSUPN DR. CIPTO MANGUNKUSUMO
disturbance handler, resources allocator, hendaknya juga memiliki case manager
negosiator (Robbins, 2017). Hal ini sejalan yang kompeten dan handal agar
dengan case management yang merupakan manajemen pelayanan pasien dan
proses mengkolaborasikan pengkajian, pelayanan keperawatan yang diberikan
perencanaan, bantuan yang diperlukan, dapat melampaui harapan pelanggan.
koordinasi asuhan, evaluasi dan advokasi Rumah sakit mampu memberikan
untuk pelayanan pemenuhan kebutuhan pelayanan kedokteran spesialis dan
pasien dan keluarga secara komprehensif subspesialis secara luas (Kemenkes, 2020).
(Tahan, Kurland, & Baker, 2020). Case Berdasarkan data dari Bidang Pelayanan
management meliputi: skrining kasus, Keperawatan (Bidyankep) RSUPN DR.
asesmen, perencanaan perawatan, CIPTO MANGUNKUSUMO didapatkan
koordinasi perawatan, evaluasi dan jumlah case manager sebanyak 23 (dua
tindaklanjut kasus (Harrison Dening, puluh tiga) orang dengan data sebaran
Knight, & Love, 2018). sebagai berikut : Instalasi Rawat Jalan
Terpadu (IPRJT) berjumlah 4 orang,
Tujuan penerapan case management Instalasi Pelayanan Jantung Terpadu (IPJT)
adalah memberikan pelayanan berjumlah 4 orang, Instalasi Pelayanan
pasien/keluarga yang komprehensif, aman, Terpadu (Mangunkusumo) Kencana
terintegrasi, terkoordinasi dan bermutu berjumlah 8 orang , Instalasi Pelayanan
dengan pembiayaan yang efektif. Tujuan Terpadu (Mangunkusumo) Kirana
umumnya untuk memperoleh dan berjumlah 3 orang , Instalasi Pelayanan
mengembangkan asuhan pasien dan Terpadu (Mangunkusumo) Kiara
keluarga yang komprehensif, efektif dan berjumlah 1 orang, Unit Transplantasi dan
pembiayaan yang efisien dalam Paliatif dari Bidyankep berjumlah 3 orang.
mengkoordinasikan pelayanan untuk
hidup pasien yang lebih berkualitas METODE
(Thoma & Waite, 2018). Pelayanan pasien
dikoordinasikan dengan menggunakan Metode yang digunakan berupa pilot
komunikasi efektif dan sumber daya yang project serta analisis hasil dan gap
ada sehingga memberikan hasil pelayanan implementasi dengan pembahasan
yang bermutu dengan biaya efektif (Tahan berdasarkan literature review. Kegiatan
& Treiger, 2016).. yang dilakukan dalam pilot project ini
dimulai dari identifikasi, analisis dan
Fungsi case manager yaitu melakukan penetapan prioritas masalah, penyusunan
assessment, perencanaan hingga evaluasi, plan of action, implementasi, serta evaluasi.
koordinasi, advokasi, edukasi, serta kendali Unit kerja yang di ambil sebagai pilot
mutu dan biaya. Kompetensi case manager project meliputi IPRJT (Instalasi Rawat
yang kurang akan mempengaruhi hasil Jalan Terpadu), IPJT (Instalasi Pelayanan

Yandih Mardean / Optimalisasi Pendokumentasian Case Manager Rumah Sakit Tipe A Di Jakarta
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 4 No 1, Mei 2021

Jantung Terpadu), IPT (Instalasi Pelayanan praktikan dan 1 (satu) orang lagi tidak
Terpadu) Kencana, IPT (Instalasi terinformasi karena hambatan komunikasi
Pelayanan Terpadu) Kirana, IPT (Instalasi sistem online.
Pelayanan Terpadu) Kiara. Dasar
pemilihan unit kerja di RSUPN DR. CIPTO HASIL
MANGUNKUSUMO adalah unit kerja yang
memiliki case manager dalam pelayanan Hasil wawancara dengan SKPPIPK Bidang
pasien. Pelayanan Keperawatan di dapatkan data
sentinel yang salah satu akar
Dalam masa pandemik ini data mengenai permasalahnya tidak ada dokumentasi case
fungsi case manager dikumpulkan dengan manager terkait dengan skrining awal yang
menggunakan metoda survei melalui harus di lakukan oleh seorang case
kuesioner fungsi case manager yang manager.
diambil dari panduan praktik case manager
yang dikeluarkan oleh Komite Akreditasi Dari diskusi kelompok pada grup case
Rumah Sakit (KARS), wawancara, manager didapatkan pernyataan bahwa
observasi lapangan, diskusi kelompok tidak semua case manager mengikuti
melalui whatsapp grup dan data sekunder pelatihan terlebih dahulu sebelum
yang didapat dari Bidang Pelayanan menduduki jabatan, penerapan case
Keperawatan. Kuesioner diberikan kepada manager masih bervariasi di unit kerja.
case manager untuk mendapatkan Hasil wawancara teridentifikasi penerapan
gambaran tentang profil dan pelaksanaan case management oleh case manager di
fungsi case manager di unit kerjanya. RSUPN DR. CIPTO MANGUNKUSUMO
Kuesioner juga diberikan kepada semua masih bervariasi yaitu : temuan sentinel
case manager untuk mendapatkan persepsi belum ada catatan skrining awal yang
tentang kemampuan menjalankan dilakukan case manager, pasien terkesan
fungsinya. Metode observasi lapangan tidak terdeteksi lebih dini kondisi
dilakukan untuk mengidentifikasi perburukannya (skrining/asesmen
ketersediaan dan keterkinian dokumen dilakukan, namun tidak ada dokumentasi
dan pelaksanaan fungsi case manager di di formulir), tim transplan: “pasien datang
tingkat koorporasi dan ruang kerjanya. tanpa rekam medik, bagaimana
Data tambahan dari Bidang Pelayanan menulisnya, tim stoma kencana: sudah
Keperawatan di dapat dari wawancara dan dilakukan ke HIS dan google form”, Tim
konsultasi langsung dengan menjaga Paliatif: “kadang saat jalan dengan Peserta
protokol Kesehatan dan media daring Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), bisa
dengan Sub Koordinator Pengembangan PPDS yang menulis di Catatan
Profesi dan Integrasi Pelayanan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT).
Keperawatan (SKPPIPK) Bidang Pelayanan Bila datang sendiri, menulis di CPPT. Perlu
Keperawatan (Bidyankep) RSUPN DR. di tentukan apa yang harus diisi, dan kapan
CIPTO MANGUNKUSUMO. juga perlu diperjelas batasan tugas-tugas
case manager, seperti penjaminan
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pembiayaan?”, Tim Kirana: edukasi sudah
case manager yang berjumlah 23 (dua ada dan dilakukan, masuk ke rekam medik.
puluh tiga) di RSUPN Dr. Cipto “Apakah bila ada form lagi apakah tidak
Mangunkusumo Jakarta. Metode makan waktu?”. Tim IPJT: “Case
pengambilan sampel adalah dengan total Management itu dari awal dirawat, dan
sampling. Sampel diambil berjumlah 21 sampai mau pulang, bagaimana dengan
(dua puluh satu) orang. Case manager yang yang menghubungi di luar hari dan jam
tidak ikut berpartisipasi dalam kerja”, “mungkinkah dibuat menggunakan
pengambilan data dengan alasan 1 (satu) google form?”. Hasil observasi lapangan
orang adalah mahasiswa residensi sebagai didapatkan data sudah adanya buku

Yandih Mardean / Optimalisasi Pendokumentasian Case Manager Rumah Sakit Tipe A Di Jakarta
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 4 No 1, Mei 2021

panduan pelayanan Hospital Case memantau waiting list pasien ranap, 76,2
Management RSUPN DR. CIPTO tidak memantau waiting list pasien operasi.
MANGUNKUSUMO tahun 2015 dan SPO
pelaksanaan case management di masing Dari data yang ditemukan kemudian
masing unit kerja. dirumuskan permasalahan yang muncul
adalah = pada fungsi perencanaan : belum
Hasil survei melalui kuesioner tentang optimalnya fungsi perencanaan dalam
persepsi case manager dalam fungsi memberikan pengelolaan asuhan pasien ;
manajemen, didapatkan masih perlunya pada fungsi pengorganisasian : belum
dilakukan perbaikan pada semua fungsi optimalnya fungsi pengorganisasi dalam
manager yaitu: perencanaan, koordinasi dengan PPA lainnya; pada
pengorganisasian, ketenagaan, fungsi ketenagaan : belum optimalnya
pengarahan, dan pengendalian. Adapun fungsi ketenagaan dalam memenuhi
data pendukungnya sebagai berikut = pada kompetensi case manager; pada fungsi
fungsi perencanaan di dapatkan data : 57,1 pengarahan : belum optimalnya fungsi
% belum menerapkan alur pasien dengan pengarahan dalam penyeragaman kegiatan
baik, 47,6 % tidak melakukan asesmen dan dokumentasi case manager; pada
pasien, 66,6 % belum merencanakan fungsi pengendalian : belum optimalnya
program discharge planning; pada fungsi fungsi pengendalian dalam sistem
pengorganisasian di dapatkan data : 38,1 % pelaporan dan evaluasi pelayanan.
belum melakukan konsultasi dan
koordinasi dengan PPA Lain ; pada fungsi Selanjutnya permasalahan yang muncul
ketenagaan : 58 % belum berpengalaman dilakukan prioritas dengan urutan
sebagai kepala ruangan, 52% case manager prioritas masalah sebagai berikut
relative baru (1-2) tahun, Tingkat :(1).Belum optimalnya fungsi pengarahan
Pendidikan bervariasi, D3 = 33 %, terdapat dalam pendokumentasian case manager
PK 2 sebagai case manager, sebanyak 74 % ;(2).Belum optimalnya fungsi perencanaan
case manager belum mengikuti pelatihan dalam memberikan pengelolaan asuhan
(sertifikasi ) ; pada fungsi pengarahan di pasien;(3).Belum optimalnya fungsi
dapatkan data : 38,1 % belum mendorong pengorganisasi dalam koordinasi dengan
pelayanan yang KMKB, 47,6 % belum PPA lainnya;(4).Belum optimalnya fungsi
membantu proses transisi pasien, 71,4 % ketenagaan dalam memenuhi kompetensi
tidak mendokumentasikan kegiatan di case manager;(5).Belum optimalnya fungsi
Form A dan B ; pada fungsi pengendalian di pengendalian dalam sistem pelaporan dan
dapatkan data : 52,2 % tidak memantau evaluasi pelayanan. Selanjutnya masalah
Bed Occupation Rate (Damani et al.), 76,6 prioritas pertama hasil asesmen diatas
% tidak melakukan discharge Planning, dianalisis menggunakan diagram
61,9 % tidak memantau pasien home care/ fishbone/ishikawa.
control pasca rawat, 57,2 % tidak

Yandih Mardean / Optimalisasi Pendokumentasian Case Manager Rumah Sakit Tipe A Di Jakarta
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 4 No 1, Mei 2021

Gambar 1
Diagram fishbone belum optimalnya fungsi pengarahan dalam pendokumentasian case manager

Berdasarkan hasil analisis masalah prioritas pertama kemudian dilanjutkan dengan


penyusunan POA. POA yang disusun dan disepakati adalah segera disusun Standar Prosedur
Operasional (SPO) pendokumentasian case manager. Adapun proses penyusunannya terdiri
dari enam Langkah, yaitu : Gambar Tabel 1 di bawah ini :

Tabel 1
Plan of Action (POA) Belum optimalnya fungsi pengarahan dalam pendokumentasian case manager
Kegiatan Tujuan Sasaran Media Metode Waktu PIC
Konsultasi Mendiskusikan Bidyankep Zoom Diskusi 27 Sub Koordinator
rencana proyek bersama RSUPN DR. meeting Oktober Pengembangan
optimalisasi Bidyankep RSUPN CIPTO 2020 Profesi dan
fungsi case DR. CIPTO MANGUNKUS Integrasi
manager dalam MANGUNKUSUMO UMO Pelayanan
pelayananan sebagai gambaran Keperawatan
pasien rawat terkait rencana (SKPPIPK)
inap dan operasi inovasi Bidyankep RSUPN
DR. CIPTO
MANGUNKUSUMO
Diskusi Memberi Bidyankep, Zoom Diskusi 27 SKPPIPK
Pendokumentasi gambaran Tim Case meeting Oktober Bidyankep RSUPN
an: Skrining penerapan Manager 2020 DR. CIPTO
pasien, Form A dokumentasi case RSUPN DR. MANGUNKUSUMO
dan Form B manager CIPTO
(atau modifikasi MANGUNKUS
) UMO dan
Mahasiswa
Residensi
Pembuatan SPO Menghasilkan Mahasiswa Mandiri Diskusi, 27 SKPPIP Bidyankep
pendokumentasi panduan Residensi dan literature Oktober – RSUPN DR. CIPTO
an case manager: penerapan case Tim Case review 3 MANGUNKUSUMO
Studi literatur, management Manager November
diskusi dengan sesuai standar RSUPN DR. 2020
tim case akreditasi dan CIPTO
manager dan referensi MANGUNKUS
penyelesaian UMO
tugas

Yandih Mardean / Optimalisasi Pendokumentasian Case Manager Rumah Sakit Tipe A Di Jakarta
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 4 No 1, Mei 2021

Kegiatan Tujuan Sasaran Media Metode Waktu PIC


Pleno finalisasi Menghasilkan SPO Bidyankep Zoom Diskusi, 4 SKPPIP K
SPO Pendokumentasia Tim case meeting November Bidyankep RSUPN
Pendokumentasi n case manager manager 2020 DR. CIPTO
an case manager sesuai standar Komkep, MANGUNKUSUMO
akreditasi dan Mahasiswa
referensi Residensi
Pengajuan Legalitas SPO Bidyankep Zoom Diskusi, 5 - 30 SKPPIPK
Pengesahan Pendokumentasia Tim case meeting literature November Bidyankep RSUPN
Draft SPO nyang di sahkan manager review 2020 DR. CIPTO
Pendokumentasi oleh direktur MANGUNKUSUMO
an case manager
Sosialisasi SPO Menyamakan Bidyankep Zoom Diskusi 30 SKPPIP K
Pendokumentasi pesepsi sesama Komkep Meeting November Bidyankep RSUPN
an case manager case manager dan Tim case 2020 DR. CIPTO
sosialisasi dengan manager MANGUNKUSUMO
DPJP, PPA Lainnya, HN/ NO/
SPO Kepala
Pendokumentasia Ruangan
n case manager

Implementasi dari POA yang telah disusun SPO Pendokumentasian case manager;
dan disepakati bersama di era pandemi ini Kegiatan (6): Sosialisasi SPO
dilakukan dengan memperhatikan protokol Pendokumentasian case manager rencana
kesehatan dan memanfaatkan berbagai kegiatan, kegiatan ini akan dilakukan 30
media daring. Kegiatan (1): Konsultasi November 2020 atau apabila SPO sudah
rencana proyek optimalisasi fungsi case disahkan oleh Direktur Utama RSUPN DR.
manager dalam pelayananan pasien rawat CIPTO MANGUNKUSUMO, Kegiatan
inap dan operasi. Kegiatan ini dilakukan sosialiasi akan dilakukan oleh SKPPIPK
dengan metode daring (zoomeeting) Bidyankep RSUPN DR. CIPTO
didapatkan data templete dan gambaran MANGUNKUSUMO. Hasil akhir program
SPO yang akan dibuat dari SKPPIPK Bidang residensi adalah tersusunnya draft SPO
Pelayanan Keperawatan dan Kegiatan (2): Pendokumentasian case manager telah
Diskusi Pendokumentasian: Skrining selesai dilaporkan ke pimpinan rumah sakit
pasien, Form A dan Form B (atau dan disosialisasikan kepada para case
modifikasi) dilakukan bersamaan dengan manager dan unit terkait di RSUPN Dr. Cipto
kegiatan 1 didapatkan kondisi dan perlunya Mangunkusumo Jakarta yang akan
pendokumentasian di modifikasi dengan dikoordinir oleh Bidang Pelayanan
memanfaatkan system IT yang sudah ada. Keperawatan.
Kegiatan (3): Pembuatan SPO
pendokumentasian case manager : Studi PEMBAHASAN
literatur, diskusi dengan tim case manager
dan penyelesaian tugas. Kegiatan (4): Pleno Hasil wawancara dengan Bidang Pelayanan
finalisasi SPO Pendokumentasian case Keperawatan khususnya SKPPIPK terlihat
manager, kegiatan ini sedianya memiliki persepsi yang sangat positif
direncanakan tanggal 4 November 2020 terhadap pengembangan case management
karena kendala kesibukan dan padatnya di RSUPN DR. CIPTO MANGUNKUSUMO
acara di Bidang Pelayanan Keperawatan sebagai manajer yang dapat membantu
menyesuaikan menjadi tanggal 6 November pelayanan pasien yang terkoordinir yang
2020 adapun hasilnya sebagai berikut: mengedepankan keselamatan pasien dan
perlunya revisi SPO berdasarkan hasil Kendali Mutu Kendali Biaya (KMKB). Hal ini
diskusi Bidyankep dan tim case manager. sejalan dengan beberapa penelitian,
Kegiatan (5) : Pengajuan Pengesahan Draft diantaranya: semua intervensi case

Yandih Mardean / Optimalisasi Pendokumentasian Case Manager Rumah Sakit Tipe A Di Jakarta
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 4 No 1, Mei 2021

manager sejalan dengan Case Management organisasi profesi memfasilitasi anggotanya


Society of America (CMSA); dalam melalui kegiatan.(PPNI, 2017).
melakukan penilaian dan perencanaan,
pendidikan, layanan transisi, rujukan ke Dari diskusi kelompok case manager juga di
layanan dasar atau sosial atau kesehatan dapatkan data bahwa penerapan case
lainnya, dan kontak tatap muka atau manager masih bervariasi di unit kerja dan
telepon untuk tindak lanjut rutin (Joo & adanya temuan sentinel dikarenakan belum
Huber, 2019); Fungsi navigator pasien dan ada catatan skrining awal yang dilakukan
manajer kasus diatur ke dalam sembilan case manager, pasien terkesan tidak
kategori yang muncul: (1) advokasi; (2) terdeteksi lebih dini kondisi perburukannya
koordinasi perawatan; (3) pemantauan (skrining/asesmen dilakukan, namun tidak
kasus dan penilaian kebutuhan pasien; (4) ada dokumentasi di formulir). Hal ini
keterlibatan masyarakat; (5) pendidikan; sejalan dengan (Sutoto & Nico, 2017) dalam
(6) kegiatan administrasi dan penelitian; buku panduan Panduan Praktik Manajer
(7) dukungan psikososial; (8) navigasi Pelayanan Pasien – MPP di Rumah Sakit
layanan; dan (9) pengurangan hambatan. (Case Manager) yang dikeluarkan oleh
Latar belakang dan bidang pengetahuan Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS)
masing-masing peran dibandingkan dan bahwa implementasi pengelolaan dan
dikontraskan, dan tiga kategori yang terkait pelayanan pasien masih variasi, untuk saat
dengan konteks praktik dari masing-masing ini diperlukan pengaturan dalam panduan
peran diidentifikasi: (1) pengaturan khas atau SPO di Rumah Sakit masing -masing.
dan lintasan perawatan; (2) target populasi
pasien; dan (3) cara penyampaian layanan. Lima tema diidentifikasi sebagai hambatan
(Kelly, Doucet, & Luke, 2019). implementasi manajemen kasus: ruang
lingkup praktik yang tidak jelas, aktivitas
Dari diskusi kelompok pada grup case manajemen kasus yang beragam dan
manager didapatkan pernyataan bahwa kompleks, pelatihan yang tidak memadai,
tidak semua case manager mengikuti kolaborasi yang kurang baik dengan
pelatihan terlebih dahulu sebelum penyedia layanan kesehatan lain, dan
menduduki jabatan. Ini merupakan tantangan hubungan klien. Studi tinjauan
kesenjangan dimana Implementasi case ini menyarankan bahwa protokol praktis
management oleh seorang case manager berbasis bukti dan program sertifikasi
hendaknya sejalan dengan pengembangan standar dapat membantu mengatasi
pendidikan berkelanjutan. Pendidikan hambatan manajer kasus dan
berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan praktik manajemen kasus.
mempertahankan kompetensi, Pembuat kebijakan, asosiasi manajemen
meningkatkan profesionalisme, keahlian kasus, dan peneliti manajemen perawatan
dan keterampilan perawat (Katsikitis et al., kesehatan harus mengembangkan
2013). dukungan pendidikan dan praktik untuk
manajer kasus (Thoma & Waite, 2018).
Seorang manajer sangat perlu diberikan
pembekalan pengetahuan dan Dari data survei masih di dapatkan
keterampilan manajerial agar mampu kesenjangan di semua fungsi manajer.
menampilkan kepemimpinannya (Marquis, Fungsi manajer yang dilakukan survey
2015). Keperawatan sebagai profesi adalah : perencanaan, pengorganisasian,
dituntut menjamin kualitas pelayanannya, ketenagaan, pengarahan, dan pengendalian
serta menjamin bahwa setiap anggotanya (Marquis, 2015). Perencanaan merupakan
mempunyai kompetensi yang senantiasa Suatu upaya memutuskan apa yang akan
dipelihara dan ditingkatkan. Peningkatan dilakukan, siapa, bagaimana, kapan dan
kompetensi merupakan kewajiban setiap dimana hal itu akan dilakukan,dalam
perawat untuk melakukannya. PPNI sebagai mengidentifikasi tujuan jangka panjang dan

Yandih Mardean / Optimalisasi Pendokumentasian Case Manager Rumah Sakit Tipe A Di Jakarta
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 4 No 1, Mei 2021

pendek dapat dicapai, spesifik, berorientasi yang akan dilakukan, rencana alternative
pada saat ini dan masa akan datang terkait kondisi kesehatan pasien ; Fungsi
(Marquis, 2015). Suatu proses yang terdiri ketenagaan adalah suatu fungsi manajamen
atas mendefinisikan tujuan, menyusun dalam mengembangkan formula
strategi, dan mengembangkan, rencana ketenagaan, untuk melakukan tugas
untuk mengoordinasi aktivitas (Robbins, keperawatan agar dapat memberikan
2017). Berdasarkan data yang di dapatkan pelayanan dan malakukan tugas memberi
dalam perencanaan perlunya membuat, asuhan keperawatan (Swansburg, 1999).
memahami dan melaksanakan alur pasien
dengan baik, melaksanakan asesmen, Fungsi ketenagaan adalah rekrutmen,
merencanakan program discharge planning latihan dan pengembangan serta
(Sutoto & Nico, 2017); Fungsi penempatan dan pemberian orientasi pada
pengorganisasian adalah proses karyawan dalam lingkungan kerja yang
menentukan tugas – tugas apa yang akan menguntungkan dan produktif (Robbins,
dikerjakan, siapa yang mengerjakannya, 2017). Data yang ditemukan fungsi
bagaimana tugas-tugas ini dikelompokan, ketenagaan : adanya case manager belum
siapa yang melapor pada siapa dan di mana berpengalaman sebagai kepala ruangan,
keputusan harus dibuat (Robbins, 2017). case manager relatif baru (1-2) tahun,
Tingkat Pendidikan masih ada yang D3 ,
Fungsi pengorganisasian ditemukan data terdapat PK 2 sebagai case manager, case
bahwa case manager belum melakukan manager belum mengikuti pelatihan
konsultasi dan koordinasi dengan PPA Lain. (sertifikasi). Hal ini tidak sesuai dengan
Hal ini tidak sejalan dengan case manager prasyarat dan kompetensi menjadi seorang
adalah seseorang yang membantu pasien case manager dimana seorang case manager
sebagai penghubung antara pasien, perawat harus pendidikan minimal S1-
keluarga dan para dokter. Seorang case Ners, memiliki pengalaman sebagai
manager harus mengerti kondisi pasien dan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) minimal
pengobatannya agar dapat membantu 3 tahun, pengalaman sebagai kepala ruang
pasien memahaminya pula (Sutoto & Nico, rawat minimal 2 tahun, dan perlu pelatihan
2017). Peran Case Manager menurut pendukung yaitu pelatihan peningkatan
(CMSA, 2017), antara lain: (1). Melakukan pengetahuan terkait dengan penyusunan
pengkajian komprehensif pada kesehatan dan penerapan SPO Pelayanan kedokteran
pasien dan kebutuhan psikologis pasien, yang terdiri dari Panduan praktik klinis,
dan mengembangkan perencanaan case Clinical pathway, Alogaritme, protokol,
management dengan berkolaborasi dengan standing order, Pelatihan Pelayanan Focus
pasien dan keluarga; (2). Membuat pada Pasien ( PFP) atau Patient Centered
perencanaan dengan pasien, keluarga, DPJP, Care (PCC), Pelatihan tentang
atau pemberi pelayanan yang lain, perasuransian, jaminan kesehatan nasional
penanggung biaya, untuk meningkatkan dan INA-CBG’s, Pelatihan Discharge
respon perawatan, kualitas, cost effective; Planning, Pelatihan manajemen resiko,
(3). Memfasilitasi proses komunikasi dan Pelatihan etika-legal dan Pelatihan soft skill
koordinasi antara tenaga kesehatan, seperti aspek psiko-sosio-kultural,
termasuk pasien dalam proses pengambilan komunikasi interpersonal (Sutoto & Nico,
keputusan;(4). Memberikan edukasi ke 2017); Fungsi pengarahan bagaimana
pasien, keluarga, dan tim pemberi membuat atau mendapatkan para
pelayanan kesehatan terkait pilihan terapi, karyawan melakukan apa yang diinginkan
manfaat asuransi, case management, dan harus mereka lakukan. Tujuan dari
sehingga keputusan dapat diambil pada saat pengarahan adalah menciptakan kerjasama
itu; (5). Memberdayakan pasien untuk yang efisien, mengembangkan kemampuan
terlibat dalam pengambilan keputusan dan ketrampilan staf, menumbuhkan rasa
dengan mengeksplorasi pilihan perawatan memiliki dan menyukai pekerjaan,

Yandih Mardean / Optimalisasi Pendokumentasian Case Manager Rumah Sakit Tipe A Di Jakarta
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 4 No 1, Mei 2021

menciptakan suasana lingkungan kerja melalui komunikasi yang efektif. Case


yang meningkatkan motivasi dan prestasi manager bekerja erat dengan pasien
kerja dan membuat organisasi berkembang sehingga waktu perawatan terhadap pasien
dengan dinamis (Robbins, 2017). Pada berlangsung lama sejak pasien datang ke
fungsi pengarahan di dapatkan data: rumah sakit sampai pulang ke rumah
mayoritas case manager belum mendorong pasien. Case manager melalui perannya
pelayanan yang Kendali Mutu Kendali Biaya dalam mengumpulkan dan mengatur
(KMKB), belum membantu proses transisi berbagai data yang berkaitan dengan pasien
pasien, tidak kegiatan mendokumentasikan dan proses perawatan sesuai penyakitnya,
kegiatan di Form A dan B. Hal ini tidak kebutuhan, dan potensi yang ada pada
sejalan dengan Fungsi case manager yaitu pasien sehingga mempertemukan
melakukan assesment hingga evaluasi kebutuhan/harapan dan kepatuhan pasien
perencanaan, koordinasi, advokasi, edukasi, (Aeni, 2014) Ketika diterapkan secara
serta kendali mutu dan biaya Kompetensi efektif, ini meningkatkan kualitas dan
case manager yang kurang akan keamanan perawatan pasien dan
mempengaruhi hasil pelayanan berupa mengurangi biaya yang tidak perlu
penundaan transfer, penundaan pulang, sekaligus meningkatkan pengalaman
kendali biaya dan mutu, memanjangnya pasien. Karena case management
length of stay (LOS), readmisi pasien dengan menghubungkan tiga elemen struktur,
kondisi perburukan meningkat Avia et al. proses, dan hasil, case manager dapat
(2019); Fungsi pengendalian merupakan menjalankan fungsi penting dalam
penemuan dan penerapan cara dan alat membantu organisasi mereka dalam
untuk menjamin bahwa rencana telah mengukur kualitas perawatan.(Cesta,
dilaksanakan sesuai dengan yang telah 2017).
ditetapkan (Robbins, 2017). Melakukan
kendali mutu dengan proaktif, aktif secara Dari Lima masalah yang data urutan
politik mengkomunikasikan kendali mutu prioritas masalah sebagai berikut: (1).
dan implikasinya kepada tenaga kesehatan Belum optimalnya fungsi pengarahan dalam
lain dan konsumen, bertindak sebagai role pendokumentasian case manager; (2).
model tanggung jawab dan tanggung gugat Belum optimalnya fungsi perencanaan
untuk tindakan keperawatan, memastikan dalam memberikan pengelolaan asuhan
pasien mendapat pelayanan bermutu yang pasien; (3). Belum optimalnya fungsi
sesuai asuhan, berpartisipasi aktif dalam pengorganisasi dalam koordinasi dengan
kegiatan penelitian, menggunakan temuan PPA lainnya; (4). Belum optimalnya fungsi
kendali mutu sebagai ukuran kinerja, ketenagaan dalam memenuhi kompetensi
penentu sistem penghargaan, membimbing, case manager; (5). Belum optimalnya fungsi
memberikan konseling dan mendisiplinkan pengendalian dalam sistem pelaporan dan
pegawai dengan tindakan yang tepat, evaluasi pelayanan. Proses penentuan
mengikuti regulasi pada saat ini seperti prioritas sudah sesuai berdasarkan skoring
berkaitan dengan akreditasi, serta regulasi dan penilaiannya dilakukan bersama-sama
kendali mutu, berpartisipasi aktif dalam dengan tim case manager RSUPN DR. CIPTO
sosialisasi pengukuran standar nasional MANGUNKUSUMO bersama dengan Bidang
(Marquis, 2015). pada fungsi pengendalian Pelayanan Keperawatan.
di dapatkan data : adanya case manager
tidak memantau BOR, tidak melakukan Skoring dinilai berdasarkan risiko terjadi,
discharge planning, tidak memantau pasien risiko parah, potensi untuk pelatihan, minat
home care/ control pasca rawat, tidak perawat, mungkin diatasi, sesuai progres,
memantau waiting list pasien ranap dan tempat, waktu, dana, fasilitas kesehatan,
tidak memantau waiting list pasien operasi. sumber daya dan sesuai dengan peran
Dalam hal ini sudah seharusnya seorang perawat dimana didapatkan data prioritas
case manager dapat memenuhi hak pasien pertama yang akan diatasi dalam proyek

Yandih Mardean / Optimalisasi Pendokumentasian Case Manager Rumah Sakit Tipe A Di Jakarta
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 4 No 1, Mei 2021

residensi ini. Tahap selanjutnya masalah UCAPAN TERIMAKASIH


prioritas pertama dilakukan analisis dengan
diagram fishbone/ishikawa ditemukan akar Penulis mengucapkan terimakasih kepada
permasalahan yang akan dibuat semua pihak yang telah membantu dalam
perencanaan untuk mengatasinya dalam penyelesaian studi ini.
Planning of Action (POA). Hal ini sudah
sesuai dengan teori dimana POA disusun REFERENSI
bersama-sama dengan SKPPIPK Bidang
Pelayanan Keperawatan dan tim case Aeni, W. N. (2014). Pengembangan Case Manager
dalam Patient Centre Care. Jurnal
manager RSUPN DR. CIPTO Manajemen Keperawatan, Volume 2, No. 2,
MANGUNKUSUMO. Setelah POA tersusun November 2014; 126-134.
selanjutnya dilakukan proses implementasi
Avia, I., Handiyani, H., & Nurdiana, N. (2019). Analisis
sudah sesuai dengan perencanaan yang Kompetensi Case Manager Pada Rumah
disusun. Kegiatan 4 yaitu Pleno finalisasi Sakit Di Jakarta: Studi Kasus. Jurnal Perawat
SPO Pendokumentasian case manager, Indonesia, 3(1), 16-27.
kegiatan ini sedianya direncanakan tanggal Cesta, T. (2017). Quality of Care and the Role of the
4 November 2020 karena kendala Case Manager. ProQuest, Atlanta Vol. 25, Iss.
kesibukan dan padatnya acara di Bidang 6.
Pelayanan Keperawatan menyesuaikan CMSA. (2017). CMSA Core Curriculum for Case
menjadi tanggal 6 November 2020. Hal ini Management: Lippincott, Williams &
akan berpotensi membuat mundur juga Wilkins.
kegiatan 5 yaitu Pengajuan Pengesahan Damani, Z., Conner-Spady, B., Nash, T., Tom Stelfox,
Draft SPO Pendokumentasian case manager H., Noseworthy, T. W., & Marshall, D. A.
dan kegiatan 6 yaitu sosialisasi SPO (2017). What is the influence of single-entry
models on access to elective surgical
pendokumentasian case manager procedures? A systematic review. BMJ Open,
dikarenakan proses residensi sudah selesai. 7(2), e012225. doi:10.1136/bmjopen-2016-
Kegiatan 5 dan 6 dilanjutkan oleh SKPPIPK 012225
Bidyankep RSUPN DR. CIPTO Harrison Dening, K., Knight, C., & Love, A.-M. (2018).
MANGUNKUSUMO. Admiral Nursing: case management for
families affected by dementia. International
SIMPULAN Journal of Integrated Care, 18(s2), 164.
doi:10.5334/ijic.s2164
Implementasi penyusunan Standar Joo, J. Y., & Huber, D. L. (2019). Case Management
Prosedur Operasional (SPO) Effectiveness on Health Care Utilization
Outcomes: A Systematic Review of Reviews.
Pendokumentasian Case Manager RSUPN
In (Vol. 41, pp. 111-133). Los Angeles, CA:
DR. CIPTO MANGUNKUSUMO dapat SAGE Publications.
dilaksanakan sesuai dengan yang
Katsikitis, M., McAllister, M., Sharman, R., Raith, L.,
direncanakan. Keterlibatan tim serta Faithfull-Byrne, A., & Priaulx, R. (2013).
dukungan dari Bidang Pelayanan Continuing professional development in
Keperawatan khususnya SKPPIPK Bidang nursing in Australia: Current awareness,
Pelayanan Keperawatan sangat diperlukan practice and future directions.
sehingga optimalisasi fungsi case manager Contemporary Nurse, 45(1), 33-45.
doi:10.5172/conu.2013.45.1.33
dalam pendokumentasian dapat
dilaksanakan dengan baik. Proyek residensi Kelly, K. J., Doucet, S., & Luke, A. (2019). Exploring the
roles, functions, and background of patient
memiliki keterbatasan karena waktu
navigators and case managers: A scoping
implementasi yang sangat singkat sehingga review. International Journal of Nursing
evaluasi kurang optimal. Studies, 98, 27-47.
doi:10.1016/j.ijnurstu.2019.05.016
Kemenkes. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020

Yandih Mardean / Optimalisasi Pendokumentasian Case Manager Rumah Sakit Tipe A Di Jakarta
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 4 No 1, Mei 2021

Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Tahan, H. M., Kurland, M., & Baker, M. (2020).
Sakit. JAKARTA Understanding the Increasing Role and
Value of the Professional Case Manager: A
Mangunkusumo, R. D. C. (2020). Rencana Strategis
National Study From the Commission for
Bisnis 2020 - 2024. Retrieved from JAKARTA:
Case Manager Certification: Part 1.
Marquis. (2015). Leadership Roles an Management Professional Case Management, 25(3).
Functions in Nursing. Philadelphia:: Wolters
Tahan, H. M., & Treiger, T. M. (2016). CMSA Core
Kluwer Health.Lippincott Williams &
Curriculum for Case Management (3 ed.).
Wilkins.
Hagerstown: Wolters Kluwer Health.
PPNI. (2017). Pedoman Pendidikan Keperawatan
Thoma, J. E., & Waite, M. A. (2018). Experiences of
Berkelanjutan (PKB) Perawat Indonesia. In
nurse case managers within a central
(Vol. JILID III). JAKARTA: DPP PPNI.
discharge planning role of collaboration
Robbins. (2017). Organizational behavior (Vol. 17). between physicians, patients and other
GLOBAL EDITION: Pearson Education healthcare professionals: A sociocultural
Limited. qualitative study. Journal of Clinical Nursing,
27(5-6), 1198-1208.
Sutoto, D., dr, M.Kes, & Nico, A. L., dr, Sp.PD, K.Nefro,
doi:10.1111/jocn.14166
MM, MHKes. (2017). Panduan Praktik
Manajer Pelayanan Pasien – MPP di Rumah Widyanti. (2016). Budaya Organisasi yang
Sakit (Case Manager). Jakarta: KARS. Mendukung Keselamatan Pasien di Rumah
Sakit. Jurnal Teknik Industri, Vol. 18, No. 2,
Swansburg, R. C. S., R.J. (1999). Introductory
Desember 2016, 95-102.
management and leadership for nurses.
doi:10.9744/jti.18.2.95-102
Canada: Jones and Barlett Publishers.

Yandih Mardean / Optimalisasi Pendokumentasian Case Manager Rumah Sakit Tipe A Di Jakarta

Anda mungkin juga menyukai