Anda di halaman 1dari 10

Penyimpanan/pengelolaan alat, peralatan dan bahan laboratorium merupakan bagian dari

manajemen laboratorium. Manajemen Laboratorium (Laboratory Management) adalah usaha


untuk mengelola laboratorium berdasar konsep manajemen baku. Bagaimana suatu laboratorium
dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang sangat berkaitan satu
dengan lainnya. Beberapa peralatan laboratorium yang canggih dengan staf profesional yang
terampil, belum tentu dapat beroperasi dengan baik , jika tidak didukung oleh adanya manajemen
laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tak
dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium seharihari.
MANAJEMEN / PENGELOLAAN LABORATORIUM
Untuk mengelola laboratorium dengan baik kita harus mengenal perangkat-perangkat
manajemen apa yang harus dikelola. Perangkat-perangkat laboratorium yang dimaksud tersebut
antara lain adalah :
1. Tata ruang
2. Alat dan peralatan yang baik dan terkalibrasi
3. Infrastruktur
4. Administrasi laboratorium
5. Organisasi laboratorium
6. Fasilitas pendanaan
7. Inventarisasi dan keamanan
8. Pengamanan laboratorium
9. Disiplin yang tinggi
10. Keterampilan SDM
11. Peraturan Dasar
12. Penanganan masalah umum
13. Jenis-jenis pekerjaan
Semua perangkat-perangkat ini jika dikelola secara optimal, akan mendukung
terwujudnya penerapan manajemen laboratorium yang baik. Dengan demikian manajemen
laboratorium dapat dipahami sebagai suatu tindakan pengelolaan yang kompleks dan terarah,
sejak dari perencanaan tata ruang sampai dengan perencanaan semua perangkat penunjang
lainnya, dengan sebagai pusat aktivitas adalah tata ruang.
RINCIAN KEGIATAN MASING-MASING PERANGKAT
1. Tata Ruang ( Lab lay out )
Untuk tata ruang, sebaiknya ditata sedemikian rupa sehingga laboratorium dapat
berfungsi dengan baik. Tata ruang yang sempurna, sejak dimulai perencanaan gedung pada
waktu dibangun. Tata ruang yang baik (kondisi ideal) sebuah laboratorium harus mempunyai :
a. Pintu masuk (in)
b. Pintu keluar (out)
c. Pintu darurat (emergency-exit)
d. Ruang persiapan (preparation room)
e. Ruang peralatan (equipment-room)
f. Ruang penyimpanan / gudang (storage-room)
g. Ruang staf (Staff-room)
h. Ruang teknisi/laboran
i. Ruang bekerja (activity-room)
j. Ruang istirahat / ibadah
k. Ruang prasarana kebersihan
l. Ruang peralatan keselamatan kerja
m. Lemari praktikan (locker)
n. Lemari gelas (glass-room)
o. Lemari alat-alat optik (opticals-room)
p. Pintu jendela berkassa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk
q. Fan / kipas angin
r. Ruang AC untuk alat-alat tertentu yang memerlukan persyaratan tertentu.

2. Alat yang baik dan terkalibrasi


Pengenalan terhadap peralatan laboratorium merupakan kewajiban bagi setiap petugas
laboratorium untuk mengetahuinya, terutama mereka yang akan mengoperasikan peralatan
tersebut. Setiap alat yang akan dioperasikan itu harus benar-benar dalam kondisi :
a. Siap pakai (ready for use)
b. Bersih
c. Terkalibrasi
d. Tidak rusak
e. Beroperasi dengan baik
Peralatan yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk pengoperasian (manual-
operation). Hal ini untuk mengantisipasi bila terjadi kerusakan, buku manual tersebut dapat
dimanfaatkan oleh teknisi/laboran untuk seperlunya. Teknisi laboratorium yang ada harus
senantiasa berada di tempat, karena setiap kali peralatan dioperasikan kemungkinan alat tidak
dapat beroperasi dengan baik dapat saja terjadi. Beberapa peralatan laboratorium yang dimiliki
kiranya dapat disusun secara teratur pada suatu tempat tertentu, berupa rak atau pada meja yang
disediakan. Peralatan berfungsi untuk melakukan suatu kegiatan pekerjaan, percobaan atau
demonstrasi tertentu yang menghendaki adanya bantuan peralatan. Untuk itu peralatan
laboratorium harus berada dalam kondisi yang baik. Alat-alat ini disusun secara teratur, sesuai
dengan fungsinya masing-masing. Peralatan laboratorium sebaiknya dikelompokkan berdasarkan
penggunaannya. Setelah selesai digunakan harus segera dibersihkan kembali dan disusun seperti
semula. Semua alatalat ini sebaiknya diberi penutup (cover), misal plastik transparan, terutama
terutama alat-alat yang memang memerlukannya. Alat-alat yang tidak berpenutup akan cepat
berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak alat yang bersangkutan.
a. Alat
Alat-alat harus dalam keadaan bersih, apalagi peralatan yang sering dipakai. Untuk alat-
alat yang memerlukan penanganan khusus, sebaiknya dicek sebelum dipakai. Semua alat-alat ini
seharusnya ditempatkan pada lemari khusus.
b. Bahan
Untuk bahan-bahan, sebaiknya ditempatkan pada ruang yang bersih dengan suhu ruang
yang standart. Ruangan perlu dilengkapi fan/Air Conditioning, agar udara/uap yang ada dapat
terpompa keluar.
c. Alat-alat khusus
Alat-alat khusus seharusnya disimpan pada tempat yang kering dan tidak lembab.
Kelembaban yang tinggi akan menyebabkan lensa-lensa berjamur, jika jamur ini banyak, maka
alat akan rusak dan tidak dapat dipakai sama sekali. Sebagai tindakan pencegahan, peralatan
selalu ditempatkan dalam kotaknya, yang biasanya dilengkapi dengan silica-gel dan sebelum
disimpan dicek kembali kebersihannya. Peralatan ini seharusnya ditempatkan di dalam lemari-
lemari khusus yang dikendalikan kelembabannya. Untuk lemari biasanya diberi lampu pijar 10-
15 watt, agar ruang ini tetap selalu panas / kering dan akan mengurangi kelembaban udara
(dehumidifier-air).
Untuk alat optik seperti lensa pembesar (loupe), alat kamera optik, kamera digital,
microphoto-camera, juga ditempatkan pada lemari khusus yang tidak lembab .
3. Infrastruktur Laboratorium
a. Laboratory assesment
Mencakup tentang lokasi laboratorium, konstruksi laboratorium dan fasilitas lain,
termasuk pintu utama, pintu emergency, jenis meja/pelataran, jenis atap, jenis dinding, jenis
lantai, jenis pintu, jenis lampu yang dipakai, kamar penangas, jenis pembuangan limbah, jenis
ventilasi, jenis AC, jenis tempat penyimpanan, jenis-jenis lemari bahan kimia, alat optik,
timbangan, instrumen yang lain, kondisi laboratorium, dan sebagainya.
b. Fasilitas Umum (General services)
Mencakup tentang kebutuhan listrik, stabilitas tegangan, sumber listrik, distribusi arus,
jenis panel listrik, jenis sokets, sumber air dan pendistribusiannya cukup atau tidak, jenis kran,
jenis bak pembuangan air, apakah tekanan air cukup atau tidak, instalasi air, instalasi listrik,
keadaan toilet/kamar kecil, jenis kamar/ruang persiapan dan kamar khusus lainnya misal
perbaikan/bengkel, penyediaan tenaga teknisi, penyediaan dana, dan sebagainya.

4. Administrasi Laboratorium
Administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang ada di
laboratorium, yang antara lain terdiri atas :
a. Inventarisasi peralatan laboratorium yang ada
b. Daftar kebutuhan alat baru, atau alat tambahan, alat-alat yang rusak, dan atau alat-alat yang
dipinjam/dikembalikan.
c. Keluar masuk surat menyurat
d. Daftar pemakaian laboratorium, sesuai dengan jadwal kegiatan praktikum / percobaan yang
ada.
e. Daftar inventarisasi bahan-bahan.
f. Daftar penerimaan barang serta daftar pembelian barang.
g. Daftar inventaris alat –alat mebelair (kursi, meja, bangku, lemari, dsb).
h. Sistem evaluasi dan pelaporan.
Kegiatan administrasi adalah merupakan kegiatan rutin yang berkesinambungan,
karenanya perlu dipersiapkan dan dilaksanakan dengan baik dan teratur.

5. Inventarisasi dan Keamanan Laboratorium


Kegiatan inventarisasi dan keamanan laboratorium meliputi :
a. Semua kegiatan inventarisasi (Inventory=Inventarisasi), seperti yang telah disebutkan di atas
pada semua peralatan, bahan dan barang-barang yang ada di laboratorium, secara detail.
Inventarisasi ini juga harus memuat sumbernya (dari mana asal barang tersebut). Misalnya :
hibah, droping dari proyek, dari dana masyarakat lewat komite sekolah, dll.
b. Keamanan yang dimaksud di sini adalah apakah peralatan tersebut tetap ada di laboratorium,
atau ada yang meminjamnya. Apakah ada yang hilang, dicuri, pindah tempat atau rusak / sedang
diperbaiki tetapi tidak dilaporkan keadaan sebenarnya. Perlu diingat bahwa barang-barang dan
semua peralatan laboratorium yang ada adalah milik negara maupun yayasan, jadi tidak boleh
ada yang hilang. Tujuan yang akan dicapai dari inventarisasi dan keamanan ini adalah :
1) mencegah kehilangan dan penyalahgunaan
2) mengurangi biaya-biaya operasional
3) meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya
4) meningkatkan kualitas kerja
5) mengurangi resiko kehilangan
6) mencegah pemakaian berlebihan
7) meningkatkan kerjasama
6. Penggunaan Laboratorium

a. Tanggung jawab
Pimpinan pengelola laboratorium, anggota laboratorium (guru-guru pengguna lab),
teknisi dan laboran bertanggung jawab penuh terhadap segala kecelakaan yang mungkin timbul.
Karenanya pimpinan pengelola laboratorium di Sekolah Menengah dipegang oleh guru yang
berpengalaman dan memiliki keahlian yang sesuai. Demikian juga dengan teknisi dan laboran.

b. Kerapian
Semua koridor, jalan keluar dan alat pemadam api harus bebas dari hambatan seperti
botol-botol dan kotak-kotak. Lantai harus bersih dan bebas minyak, air dan material lain yang
mungkin menyebabkan lantai licin. Semua alat-alat dan reagent harus segera dikembalikan ke
tempat semula setelah digunakan.

c. Kebersihan masing-masing pekerja di laboratorium.


d. Perhatian terhadap tugas masing-masing harus berada
Pada pekerjaan mereka masing-masing, jangan mengganggu pekerjaan orang lain.
Percobaan yang memerlukan perhatian penuh tidak boleh ditinggalkan.

e. Pertolongan pertama ( First-Aid)


Semua kecelakaan bagaimanapun ringannya harus segera ditangani ditempat pertolongan
pertama. Bila mata terpercik, harus segera digenangi air dalam jumlah banyak. Jika tidak bisa
segera dibawa ke dokter. Jadi setiap labotratorium harus memiliki kotak PPPK, dan harus selalu
dikontrol isinya.

f. Pakaian
Saat bekerja di laboratorium dilarang memakai baju longgar, kancing terbuka, berlengan
panjang, kalung teruntai, anting besar, dan lain-lain yang mungkin dapat ditangkap oleh mesin,
ketika sedang bekerja dengan mesin-mesin yang bergerak/berputar. Yang paling penting rambut
harus dilindung dari mesin-mesin yang bergerak.

g. Berlari di laboratorium
Tidak dibenarkan berlari-lari di laboratorium atau di koridor, berjalanlah di tengah
koridor untuk menghin dari bertabrakan dengan orang dari pintu yang hendak masuk.

h. Pintu-pintu
Pintu-pintu harus dilengkapi dengan jendela pengintip untuk mencegah terjadinya
kecelakaan (misalnya : kebakaran).

i. Alat-alat
Alat-alat seharusnya ditempatkan di tengah meja, agar alat-alat tersebut tidak jatuh ke
lantai. Selain itu, peralatan sebaiknya juga ditempatkan dengan sumber listrik, jika memang
peralatan tersebut memerlukan listrik untuk sumber energinya. Demikian juga untuk alat-alat
yang menggunakan air diletakkan di dekat kran air. Alat-alat yang memerlukan pencahayaan
matahari ditempatkan didekat jendela. Alat-alat yang memerlukan kamar gelap diletakkan di
kamar gelap, dll.
Penanganan Kebakaran
Di dalam laboratorium harus tersedia alat pemadam kebakaran yang sesuai dengan jenis
kebakaran yang mungkin timbul di laboratorium tersebut. Di bawah ini diberikan bahan-bahan
yang dapat menimbulkan kebakaran beserta klasifikasinya.
Tabel 1. Kelas kebakaran

Bahan-bahan yang lain, jika terbakar sulit untuk diklasifikasikan, karena berubah dari
padat, menjadi cair atau dari cair menjadi gas pada temperatur yang tinggi. Perlu diingat bahwa:
Nyawa Anda lebih berharga daripada peralatan/bangunan yang ada”. Oleh karenanya peralatan
pemadam kebakaran harus tersedia di laboratorium.
Tabel 2. Jenis Alat Pemadam kebakaran

Organisasi Laboratorium
Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, serta susunan
personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung jawab tertinggi di laboratorium
tersebut adalah Ketua Laboratorium. Ketua Laboratorium bertanggung jawab terhadap semua
kegiatan yang dilakukan dan juga bertanggung jawab terhadap seluruh peralatan yang ada. Para
anggota laboratorium yang berada di bawah ketua laboratorium juga harus sepenuhnya
bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang dibebankan padanya. Demikian pula teknisi
dan laboran.

Fasilitas Pendanaan
Ketersediaan dana sangat diperlukan dalam operasional laboratorium. Tanpa adanya dana
yang cukup, kegiatan laboratorium akan berjalan tersendat-sendat, bahkan mungkin tidak dapat
beroperasi dengan baik. Dana dapat diperoleh dari :
a. Dana dari pemerintah
b. Dana dari masyarakat (lewat Komite Sekolah)
c. Bantuan proyek (droping dari pemerintah)
d. Sumber lain
Jika selama ini misalkan tidak ada dana yang berasal dari pemerintah (untuk sekolah
negeri), maka pihak sekolah harus berani mendesak kepada Depdiknas agar disediakan anggaran
misal lewat APBD / APBN untuk keperluan pengembangan laboratorium dan biaya operasional .
Unsur pimpinan sekolah hendaknya sedikit banyak juga mengetahui tentang seluk beluk
laboratorium agar dapat mengetahui apakah alat / bahan / barang yang diusulkan oleh pengelola
laboratorium untuk diadakan apakah memang benar-benar diperlukan dan nantinya akan
dipergunakan atau tidak. Jika alat / bahan / barang yang akan dibeli diadakan lewat proyek,
sebaiknya pengelola lab dalam membuat usulan harus tahu persis spesifikasi dan harga barang
yang akan dibeli, agar dana yang tersedia dapat digunakan seoptimal mungkin.

Disiplin yang tinggi


Disiplin yang tinggi dari teknisi, laboran dan semua pengelola laboratorium akan
mendukung terwujudnya efisensi kerja yang tinggi. Kedisiplinan sangat dipengaruhi oleh pola
kebiasaan dan perilaku dari manusianya sendiri. Oleh sebab itu mereka seharusnya dapat
menyadari akan tugas, wewenang dan fungsinya. Sesama laboran, teknisi, dan guru pengelola lab
harus ada kerja sama yang baik, sehingga setiap keslitan dapat dipecahkan bersama. Yang juga
tidak kalah pentingnya adalah kerjasama pengelola lab dengan unsur pimpinan sekolah yang
menangani sarana dan prasarana sekolah.

Ketrampilan
Ketrampilan para tenaga laboran / teknisi harus selalu ditingkatkan kualitasnya.
Peningkatan ketrampilan mungkin dapat diperoleh melalui pendidikan tambahan seperti
pendidikan ketrampilan khusus, penataran, workshop, magang dll. Peningkatan ini diharapkan
dapat meningkatkan peran aktif mereka di laboratorium masing-masing. Peningkatan
ketrampilan dapat juga dilakukan melalui bimbingan dari guru pengelola lab yang kompeten.

Peraturan Dasar
Beberapa peraturan dasar untuk menjamin kelancaran jalannya kegiatan di laboratorium
antara lain :
a. Dilarang makan/minum di dalam laboratorium
b. Dilarang merokok, karena mengandung potensi bahaya seperti:
1) Kontaminasi melalui tangan
2) Ada api/uap/gas yang bocor/mudah terbakar
3) Uap / gas beracun akan tersiap melalui pernafasan
a. Dilarang meludah, akan menyebabkan terjadinya kontaminasi
b. Dilarang berlari, terutama bila ada bahaya kebakaran, gempa dan sebagainya. Jadi harus tetap
berjalan saja.
c. Dilarang bermain dengan peralatan laboratorium yang belum diketahui cara penggunaannya.
Sebaiknya tanyakan pada orang yang tahu atau pada teknisi.
d. Diharuskan selalu menulis label yang lengkap, terutama pada bahan-bahan kimia.
e. Dilarang mengisap / menyedot dengan mulut segala bentuk pipet. Semua alat harus
menggunakan bola karet pengisap (pipet-pump).
f. Diharuskan memakai baju laboratorium, dan juga sarung tangan terutama saat menuang bahan-
bahan kimia yang berbahaya seperti asam sulfat.
g. Untuk peralatan laboratorium yang spesifik yang sudah ada manual dari pabriknya, dilarang
membuat sendiri peraturan penggunaan alat tersebut apalagi bila bertentangan dengan manual
yang telah ada.

Jenis Pekerjaan
Berbagai jenis pekerjaan yang ada di laboratorium harus dibicarakan bersama antara
pimpinan laboratorium, anggota dan teknisi serta laboran. Pemahaman atas jenis pekerjaan di
laboratorium bertujuan untuk :
a. Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan-bahan kimia, air, listrik, gas dan alat-alat lab.
b. Meningkatkan efisiensi biaya
c. Meningkatkan efisiensi tenaga dan waktu
d. Mempercepat pelaksanaan pekerjaan
e. Meningkatkan kualitas guru anggota pengelola lab
f. Meningkatkan kualitas teknisi dan laboran
g. Guru, teknisi dan laboran harus bekerja sama dalam satu team work.

Tes Formatif
1. Jelaskan makna dari manajemen laboratorium !
2. Sebutkan rincian kegiatan masing masing perangkat laboratorium!
3. Jelaskan cara penanganan Kebakaran !
4. Sebutkan peraturan dasar di laboratorium !

TUGAS
Lakukan observasi tentang pengelolaan bengkel /laboratorium di tempat anda dengan rambu
rambu sebagai berikut :
1. Bagaimanakah struktur organisasi laboratorium di sekolah ? Apakah sudah ada dan berjalan
dengan baik ?
2. Bagaimana job deskripsi yang berlaku untuk masing-masing fungsi ?
3. Berapa jumlah personalia yang termasuk di dalam organsasi laboratorium di tempat Anda ,
mulai dari pimpinan laboratorium, anggota, teknisi dan laboran atau asisten (kalau ada) ?
4. Bagaimana penerapan sistem monitoring dan evaluasi di laboratorium di sekolah Anda ?
5. Apa saja yang menjadi kendala penerapan manajemen laboratorium di tempat Anda ?

Anda mungkin juga menyukai