Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

“Area Tindakan Promosi Kesehatan”

Dosen Pengajar:

Yuniastini, SKM., M.Kes.

Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
1. Dina Rahmawati (2014401011)
2. Herlis Antika (2014401018)
3. Mega Melati Sukma (2014401025)
4. Ayu Indry Miranda (2014401043)
5. Annisa Rizqiani Hapsari (2014401042)

REGULER 1 TINGKAT 2

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TANJUN GKARANG
TAHUN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat Nya kami masih diberi
kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah yang
berjudul “Area Tindakan Promosi Kesehatan” ini disusun untuk memenuhi tugas dari Dosen
mata kuliah Promosi Kesehatan, ibu Yunistini, SKM., M.Kes.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan
makalah ini dimasa mendatang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan masyarakat
pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan para mahasiswa, masyarakat dan pembaca.

Bandar Lampung, 23 Juli 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah............................................................................................................... 1
1.3 Tujuan................................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Promosi Kesehatan............................................................................................... 2
2.2 Konsep Dasar Promosi Kesehatan menurut para ahli........................................................ 2
2.3 Tujuan Promosi Kesehatan................................................................................................ 4
2.4 Area Tindakan Promosi Kesehatan................................................................................... 5
2.5 Sasaran Promosi Kesehatan............................................................................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 9
3.2 Saran……………………………………………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan didalam hidup seseorang merupakan hal yang penting, namun banyak orang masih
belum menyadari bahwa begitu pentingnya kesehatan didalam kehidupannya. Masyarakat
memiliki hak didalam memperoleh pelayanan kesehatan hal ini berdasarkan Undang-Undang
Dasar 1945 yang tercantum didalam pasal 28 ayat I. Untuk itu diperlukan suatu tindakan
yang harus diambil dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Tindakan
yang perlu bagi masyarakat adalah salah satunya dengan promosi kesehatan dan ilmu
perilaku.
Kami telah berusaha mempelajari konsep promosi kesehatan dan ilmu perilaku dari sumber-
sumber seperti, dari buku maupun internet. Namun, tidak menutup kemungkinan masih
adanya kekurangan maupun kesalahan, maka kami sangat memerlukan saran dan kritik
pembaca ataupun dosen pengajar.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari latar belakang itu adalah:
a. Apakah definisi dari promosi kesehatan?
b. Apakah tujuan dari promosi kesehatan?
c. Apa saja area tindakan dari promosi kesehatan?
d. Siapa sasaran dari promosi kesehatan?

1.3 Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui definisi, tujuan dan area tindakan dari Promosi kesehatan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Promosi Kesehatan


Nesi Novita dan Yunetra Franciska (2011) Promosi kesehatan adalah proses peningkatan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan yang disertai dengan upaya memfasilitasi
perubahan perilaku dan merupakan program kesehatan yang dirancang uuntuk membawa
perbaikan atau perubahan dalam indivudu, masyarakat, dan lingkungan. Menurut Ottawa
Charter, Promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mau
dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
Wahid Ikhbal Mubarak dan Nurul Cahyatin (2009) Sebenarnya istilah promosi kesehatan
adalah perwujudan dari perubahan konsep pendidikan kesehatan yang secara structural tahun
1984 WHO dalam salah satu divisinya, yaitu Divisi Pendidikan Kesehatan (Division Health
Education) diubah menjadi Divisi Promosi Kesehatan dan Pendidikan (Division on Health
Promotion and Education). Konsep ini oleh Departemen Kesehatan RI tahun 2000 mulai
disesuaikan dengan merubah Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat menjadi Direktoral
Promosi Kesehatan dan sekarang menjadi Pusat Promosi Kesehatan.
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu, dimana
dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam hal
pemberian dan peningkatan pedngetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja,
melainkan juga upaya bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan perilaku
seseorang. Hal ini berarti promosi kesehatan merupakan program kesehatan yang dirancang
untuk membawa perbaikan berupa perubahan perilaku, baik didalam masyarakat maupun
lingkungan organisasi, lingkungan fisik, non fisik, social, budaya, ekonomi, politik, dan
sebagainya.

2.2 Konsep Dasar Promosi Kesehatan menurut para ahli:


1. Lawrence Green (1984)
Lawrence Green mendefinisi promosi kesehatan sebagai berikut: Promosi kesehatan adalah
segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi,
politik, dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Dari batasan ini jelas, bahwa promosi kesehatan
adalah pendidikan kesehatan plus, atau promosi kesehatan adalah lebih dari pendidikan
kesehatan. Promosi kesehatan bertujuan untuk menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku
dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Menurut teori Lawrence Green (1980) disitasi Notoatmodjo, 2003 bahwa perilaku seseorang
atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan
tradisi sebagai faktor predisposisi disamping faktor pendukung seperti lingkungan fisik,
prasarana dan faktor pendorong yaitu sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas
lainnya.

2
2. Piagam Ottawa (Ottawa Charter: 1986)
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada, menyatakan bahwa:
Promosi Kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan orang untuk meningkatkan
kendali atas kesehatannya, dan meningkatkan status kesehatan mereka. Dengan kata lain
promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau
dan mampu untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan mereka sendiri. Batasan promosi
kesehatan ini mencakup dua dimensi yakni “ kemauan” dan “ kemampuan”, atau tidak
sekedar meningkatnya kemauan masyarakat seperti dikonotasikan oleh pendidikan kesehatan.
Untuk mencapai status kesehatan yang paripurna baik fisik, mental dan kesejahteraan social,
masyarakat harus mampu mengenal/mengidentifikasi dan mewujudkam aspirasinya, untuk
memenuhi kebutuhannya, dan mengubah atau mengatasi keadaan lingkungannya.
Teori klasik oleh Blum (1974) mengatakan bahwa ada 4 determinan utama yang
mempengaruhi derajat kesehatn individu, kelompok/masyarakat. Empat determinan tersebut
secara berturut-turut besarnya pengaruh terhadap kesehatan adalah:
1) Lingkungan : berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik / anorganik,
logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme) dan sosial budaya
(ekonomi, pendidikan, pekerjaan)
2) Perilaku yang meliputi : sikap, kebiasaan, tingkah laku
3) Pelayanan kesehatan : promotif, perawatan, pengobatan, Pencegahan kecacatan,
rehabilitasigenetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia
4) Keturunan atau herediter : gen, hereditas yang menjadi sifat dasar setiap individu
Determinan ini lebih lanjut dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni lingkungan fisik
(cuaca, iklim, sarana, dan prasarana, dsb), dan lingkungan non fisik, seperti lingkungan
social, budaya, ekonomi, politik, dsb. Bila dianalisis lebih lanjut determinan kesehatan itu
sebenarnya adalah semua factor diluar kehidupan manusia , baik secara individu, kelompok,
maupun komunitas yang secara langsung atau tidak langssung mempengaruhi kehidupan
manusia itu. Hal ini berarti, di samping determinan-determinan tersebut yang telah
dirumuskan oleh Blum masih terdapat factor lain yang dapat mempengaruhi atau
menentukkan terwujudnya kesehatan seseorang, kelompok atau masyarakat.
Faktor-faktor atau determinan yang menentukan atau mempengaruhi kesehatan baik
individu, kelompok atau masyarakat ini, dalam piagam Ottawa disebut persyaratan untuk
kesehatan terdapat 9 faktor, yakni:
1) Perdamaian atau kemakmuran
2) Tempat tinggal
3) Pendidikan
4) Makanan
5) Pendapatan
6) Ekosisten yang stabil dan seimbang
7) Sumber daya yang berkesinambungan
8) Keadilan sosial
9) Pemerataan

3
2.3 Tujuan Promosi Kesehatan
Tujuan promosi kesehatan bukan sekedar menyampaikan pesan-pesan atau informasi-
informasi kesehatan agar masyarakat mengetahui dan berperilaku hidup sehat, tetapi juga
bagaimana mampu memelihara dan meningakatkan kesehatannya.
Upaya memecahkan masalah kesehatan ditujukan atau diarahkan kepada faktor perilaku dan
faktor non perilaku (lingkungan dan pelayanan). Pendekatan terhadap faktor perilaku adalah
promosi atau pendidikan kesehatan. Sedangkan, pendekatan terhadap faktor non perilaku
adalah dengan perbaikan lingkungan fisik dan peningkatan lingkungan sosial budaya, serta
peningkatan pelayanan kesehatan.
Tujuan promosi kesehatan tercantum dalam UU kesehatan RI No. 36 tahun 2009. Peraturan
perundang-undangan tersebut mengatur secara jelas, cermat, dan lengkap setiap aspek
kesehatan.Mulai dari pengertian-pengertian penting dalam hukum kesehatan, asas dan tujuan,
hak dan kewajiban, tanggung jawab pemerintah, sumber daya di bidang kesehatan, upaya
kesehatan, kesehatan ibu, bayi, anak, remaja, lanjut usia, dan penyandang cacat, gizi,
kesehatan jiwa, penyakit menular dan tidak menular, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja,
pengelolaan kesehatan, informasi kesehatan, pembiayaan kesehatan, peran serta masyarakat,
badan pertimbangan kesehatan, pembinaan dan pengawasan, dan berbagai hal lain yang
terkait dengan kesehatan yang diatur dalam tiap babnya.
Menurut Green (1991) dalam Maulana, 2009, tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga
tingkatan yaitu:
Tujuan Program
Refleksi dari fase social dan epidemiologi berupa pernyataan tentang apa yang akan dicapai
dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan. Tujuan program ini juga
disebut tujuan jangka panjang, contohnya mortalitas akibat kecelakaan kerja pada pekerja
menurun 50 % setelah promosi kesehatan berjalan lima tahun.
Tujuan Pendidikan
Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan ini
merupakan tujuan jangka menengah, contohnya : cakupan angka kunjungan ke klinik
perusahaan meningkat 75% setelah promosi kesehatan berjalan tiga tahun.
Tujuan Perilaku
Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan. Tujuan ini
bersifat jangka pendek, berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan, contohnya:
pengetahuan pekerja tentang tanda-tanda bahaya di tempat kerja meningkat 60% setelah
promosi kesehatan berjalan 6 bulan.

4
2.4 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan
Menurut Keleher,et.al, (2007) terdapat 10 (sepuluh) area tindakan promosi kesehatan, yaitu :
1. Membangun kebijakan kesehatan publik
Dalam proses pembangunan ada kalanya aspek kesehatan sering diabaikan, oleh karena itu
adanya kebijakan yang berwawasan kesehatan, diharapkan bisamengedepankan proses
pembangunan dengan tetap memperhatikan aspek-aspek kesehatan. Kegiatan ini ditujukan
kepada para pengambil kebijakan (policy makers) atau pembuat keputusan (decision makers)
baik di institusi pemerintah maupun swasta. Sebagai contoh; adanya perencanaan
pembangunan PLTN di daerah Jepara, para pengambil kebijakan dan pembuat keputusan
harus benar-benar bisamemperhitungkan untung ruginya. harus diperhatikan kemungkinan
dampak radiasiyang akan ditimbulkan,serta kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa
berdampak pada kesehatan.
2. Menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan
Aspek lingkungan juga perlu diperhatikan. Lingkungan di sini diartikan dalam pengertian
luas. Baik lingkungan fisik (biotik, non biotik), dan lingkungan non fisik.Diharapkan tercipta
lingkungan yang kondusip yang dapat mendukung terwujudnyamasyarakat yang sehat.
Contoh : perlunya jalur hijau didaerah perkotaan, yang akhir-akhir ini seringdiabaikan
pemanfaatannya oleh oknum-oknum tertentu. perlunya perlindungan diri pada kelompok
terpapar pencemaran udara , seperti penggunaan masker pada penjagaloket jalan tol, petugas
polantas, dsb.
3. Memberdayakan masyarakat
Adanya kesalahan persepsi mengenai pelayanan kesehatan, tanggung jawab pelayanan
kesehatan kadang hanya untuk pemberi pelayanan (health provider), tetapi pelayanan
kesehatan juga merupakan tanggung jawab bersama antara pemberi pelayanan kesehatan
(health provider) dan pihak yang mendapatkan pelayanan. Bagi pihak pemberi pelayanan
diharapkan tidak hanya sekedarmemberikan pelayanan kesehatan saja, tetapi juga bisa
membangkitkan peran sertaaktif masyarakat untuk berperan dalam pembangunan kesehatan.
dan sebaliknya bagimasyarakat, dalam proses pelayanan dan pembangunan kesehatan harus
menyadari bahwa perannya sangatlah penting, tidak hanya sebagai subyek, tetapi sebagai
obyek. Sehingga peranserta masyarakat dalam pembangunan kesehatan sangatlah diharapkan.
Contoh : semakin banyaknya upaya-upaya kesehatan yang bersumberdaya masyarakat
(UKBM), seperti posyandu, UKGMD, Saka bhakti Husada, poskestren,dll.
4. Mengembangkan kemampuan personal
Dalam mewujudkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, ketrampilanindividu mutlak
diperlukan. Dengan harapan semakin banyak individu yang terampilakan pelihara diri dalam
bidang kesehatan, maka akan memberikan cerminan bahwadalam kelompok dan masyarakat
tersebut semuanya dalam keadaan yang sehat. keterampilan individu sangatlah diharapkan
dalam mewujudkan keadaan masyarakatyang sehat. Sebagai dasar untuk terapil tentunya
individu dan masyarakat perludibekali dengan berbagai pengetahuan mengenai kesehatan,
selain itu masyarakata juga perlu dilatih mengenai cara-cara dan pola-pola hidup
sehat.Contoh : melalui penyuluhan secra indicidu atau kelompok seperti di Posyandu,PKK.
Adanya pelatihan kader kesehatan, pelatihan dokter kecil, pelatihan guru UKS,dll.

5
5. Berorientasi pada layanan kesehatan
Adanya gerakan ini dimaksudkan untuk menunjukan bahwa kesehatan tidak hanya milik
pemerintah, tetapi juga milik masyarakat. Untuk dapat menciptakan gerakan kearah hidup
sehat, masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan. selain itu masyarakat
perlu diberdayakan agar mampu berperilaku hidup sehat. Kewajiban dalam upaya
meningkatkan kesehatan sebagai usaha untuk mewujudkan derajat setinggi-tingginya,
ternyata bukanlah semata-mata menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan. Masyarakat justru
yang berkewajiban dan berperan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Hal ini
sesuai yang tertuang dalam Pasal 9 , UU NO. 36 tahun 2009 Tentang kesehatan, yang
berbunyi :
“Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya”.
 Contoh ; adanya gerakan 3 M dalam program pemberantasan DBD, gerakan jumat bersih,
perlu diketahui di negeri tetangga malaysia ada gerakan jalan seribu langkah (hal ini bisa kita
contoh), bahkan untuk mengukurnya disana sudah dijual alat semacam speedometer.
6. Promote social responbility of health
Meningkatkan tanggung jawab sosial terhadap kesehatan para pembuat keputusan harus
mempunyai komitmen tanggung jawab yang kuat. Semua sektor, baik sektor yang berurusan
dengan masyarakat umum maupun sektor swasta. Harus mempromosikan kesehatan, baik
dalam kebijaksanaan maupun praktik, sebagai berikut :
a) Menghindari hal-hal yang dapat merugikan orang lain
b) Melindungi lingkungan dan menjamin terus dimanfaatkannya sumber daya
c) Membatasi produksi dan perdagangan barang-barang yang berbahaya seperti tembakau dan
senjata, termasuk juga membatasi praktik pemasarannya yang tidak sehat
d) Menjaga keselamatan masyarakat, baik di tempat umum maupun di tempat kerja
e) Memasukan dampak kesehatan sebagai integral dari kebijakan pembangunan
7. Meningkatkan investasi kesehatan dan ketidakadilan social
Di banyak negara, investasi kesehatan yang ada tidak mencukupi dan seringkali tidak efektif.
Peningkatan investasi untuk pembangunan kesehatan memerlukan pendekatan multi sektor
yang benar, termasuk sumber sumber daya tambahan untuk pendidikan, yang juga mencakup
sektor kesehatan. Investasi yang lebih besar untuk kesehatan, dan re-orientasi investasi yang
telah ada baik di dalam maupun di luar negeri mempunyai potensi yang sangat bermakna bagi
pembangunan manusia, kesehatan dan kualitas hidupInvestasi di bidang kesehatan harus
mencerminkan kebutuhan kelompok-kelompok tertentu seperti para wanita, anak-anak,
manula,serta masyarakat yang miskin.

6
8. Meningkatkan konsolidasi dan memperluas kerjasama untuk kesehatan
Kemitraan antara lembaga pembangunan, donor dan pemerintah diperlukandalam
keberhasilan kegiatan keselamatan ibu. Kemitraan ini telah dilaksanakan di beberapa daerah,
menunjukkan kemitraan antara penyandang dana, pelayanan kesehatan pemerintah dan tokoh
masyarakat. Komitmen nasional terhadap kesehatanibu oleh Bapenas dan Depkes
memberikan lingkungan yang mendukung pelayanankesehatan ibu. Pemerintah telah
menempatkan satu bidan disetiap desa denganmendidik 55.000 bidan didesa dalam kurun
waktu delapan tahun. Pondok bersalindesa dilayani oleh bidan, dukun bayi, dan kader
disediakan untuk memberikan pelayanan antenatal dan persalinan ditingkat desa.Disamping
itu, kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi dilaksanakan untukmendukung kegiatan ini
serta disediakan sarana komunikasi radio dengan fasilitasmerespon obstetri gawat. Agar
upaya keselamatan ibu tidak hanya sekedar retorikatetapi menjadi kenyataan diperlukan
komitmen kuat dari penentu kebijakan, pengelola program dan masyarakat. Implikasi
program keselamatan ibu mencakuphal berikut:
a) Menjamin kehadiran tenaga kesehatan pada setiap persalinan; 
b) Memperluas akses terhadap pelayanan kebidanan di tingkat masyarakat;
c) Meningkatkan akses terhadap pelayanan obstetri esensial, termasuk pelayanan gawat
darurat;
d) Menyediakan pelayanan terpadu kesehatan reproduksi termasuk keluarga berencana dan
pelayanan pasca aborsi;
e) Menjamin kesinambungan pelayanan yang berhubungan dengan saranarujukan dan
didukung oleh bahan habis pakai, alat, obat dan transportasiyang memadai.
9. Meningkatkan kemampuan masyarakat.

10. Infrastuktur yang kuat untuk promosi kesehatan.


Untuk mengembangkan infrastruktur kesehatan, harus di cari mekanisme pembiayaan baru
baik lokal, nasional, maupun global. Insentive dan rangsangan harusdiciptakan untuk
memengaruhi tindakan pemerintah,lembaga swadaya masyarakat.Institusi pendidikan, dan
sektor swasta untuk memaksimalkan mobilisasi sumberdaya promosi kesehatan Berbagai
tatanan kesehatan merupakan dasar kelembagaan untukmenembangkan infrastruktur yang di
perlukan dalam promosi kesehatan.tantangan-tantangan baru di bidang kesehatan
menunjukan bahwa jaringan kerja yang baru perludiciptakan untuk mencapai lintas sektor.
Jaringan kerja tersebut harus membentuk kerja sama baik di dalam ataupun dalam negara,
dan mempermudah pertukaran informasi tentang strategi yang efektif untuk setiap tatanan
Pelatihan dan praktik kepemimpinan lokal harus di dorong untuk menunjang kegiatan
promosi kesehatan. Dokumentasi berbagai pengalaman promosi kesehatan dari berbagai
penelitian dan laporan kegiatan, harus di tingkatkan untuk memperbaiki perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Semua negara harus mengembangkan promosi kesehatan yang di
sesuaikan dengan lingkungan politik, pendidikan, sosial dan ekonomi

7
2.5 Sasaran Promosi Kesehatan
Nesi Novita dan Yunetra Franciska (2011) Promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat, maka sasaran langsung promosi kesehatan adalah masyarakat. Namun
demikian, dikarenakan kebatasan sumberdaya yang ada, tidak akan efektif apabila upaya
promosi kesehatan langsung ditujukan ke masyarakat. Oleh sebab itu, perlu dilakukan
penahapan sasaran promosi kesehatan. Sasaran promosi kesehatan dibagi dalam tiga
kelompok sasaran yaitu sebagai berikut.
Sasaran Primer (primary target)
Masyarakat pada umumnya menjadi sasarang langsung promosi kesehatan, misalnya: kepala
keluarga untuk masalah kesehatan uum, ibu hamil dan ibu menyusui untuk masalah
kesehatan ibu dan anak (KIA), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan lain-lain. Upaya
promosi ini sejalan dengan strategi promosi kesehatan pemberdayaan masyarakat
(empowerment).
Sasaran sekunder (secondary target)
Para tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat disebut sasaran sekunder. Dengan
memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok ini akan memberikan pendidikan
kesehatan kepada masyarakat di sekitarnya. Selain itu, apabila sasaran sekunder berpeilaku
sehat sebagai hasil dari pendidikan kesehatan yang diterimanya, dapat dijadikan contoh atau
acuan perilaku sehat bagi masyarakat di sekitarnya. Upaya promosi kesehatan ini sejalan
dengan strategi promosi kesehatan dukungan social (social support).
Sasaran tersier (tertiary target)
Sasaran tersier adalah para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat puasat
maupun daerah. Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh sasaran
tersier akan mempunyai dampak terhadap perilaku masyarakat selaku sasaran primer promosi
kesehatan dan tokoh masyarakat selaku sasaran sekunder promosi kesehatan. Upaya promosi
kesehatan ini sejalan dengan strategi global promosi kesehatan yaitu advokasi (advocacy).

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Promosi kesehatan adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness)
dan kemampuan (ability) masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan.
2. Tujuan promosi kesehatan bukan sekedar menyampaikan pesan-pesan atau informasi-
informasi kesehatan agar masyarakat mengetahui dan berperilaku hidup sehat, tetapi juga
bagaimana mampu memelihara dan meningakatkan kesehatannya.
3. Ruang lingkup dari promosi kesehatan meliputi: membangun kebijakan kesehatan public,
menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan,memberdayakan
masyarakat,mengembangkan kemampuan personal,berorientasi pada layanan kesehatan,
meningkatkan investasi kesehatan dan ketidakadilan social, meningkatkan konsolidasi dan
memperluas kerjasama untuk kesehatan, memberdayakan masayarakat dan meningkatkan
kemampuan masyarakat,Infrastuktur yang kuat untuk promosi kesehatan.
4. Sasaran Promosi kesehatan ada tiga yaitu 1) Sasaran Primer (primary target), 2) Sasaran
sekunder (secondary target), 3) Sasaran tersier (tertiary target).

3.2 Saran
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai materi yang menjadi uraian makalah ini, tentu
`banyak kekurangan dan kelemahan karena keterbatasan pengetahuan dan rujukan atau
referensi yang kami peroleh. Penulis berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada kami demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis pada umumnya dan pembaca pada khususnya. Aamiin

9
DAFTAR PUSTAKA

http://gudanginfountukmu.blogspot.com/2017/01/konsep-dasar-promosi-kesehatan-dan-
ilmu.html?m=1
https://id.scribd.com/document/401279428/Area-tindakan-promosi-kesehatan-docx
http://www.scribd.com/doc/40462631/Makalah-Strategi-Promosi-Kesehatan-Jadi
Novita,Nesi. 2011. Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.

10

Anda mungkin juga menyukai