Aplikasi Protease Dan Pengaruh Suhu Pada Asidifikasi Digestasi Anaerobik Dua-Tahap Lumpur Ipal Biologi Industri Kertas
Aplikasi Protease Dan Pengaruh Suhu Pada Asidifikasi Digestasi Anaerobik Dua-Tahap Lumpur Ipal Biologi Industri Kertas
ABSTRACT
The research of two-stage anaerobic digestion process for biological wastewater sludge of paper
industry with modification of enzyme application and temperature treatment (mesophilic-thermophilic)
has been done at the stage of acidification. Batch experiments were conducted to determine their
effectiveness by applying treatment of the retention time (2-12 days) and the amount of inoculum (150-450
mL/L). They were observed by the performance process of increasing levels of soluble protein, and the
formation of volatile organic acids (VFA). The results showed that application of the addition of protease
0.25 units / g. TS sludge at thermophilic temperatures can increase the hydrolysis with an indication
of increased levels of soluble protein in supernatant reaching 380%, whereas in acidification process
can improve the formation of organic acids through increased levels of VFA. The best performance of
acidification process was found in thermophilic temperature conditions, with retention time of 4 days
treatment and the addition of microbial inoculum at 300 mL/L. Sludge digestion of acidification stage
at the condition of 2.25 load g.VS sludge / g.VS microbes.day can produce increased levels of VFA by
approximately 624%. The solid produced of 40% v/v contains organic and nutrient elements that can be
used as organic fertilizer.
Key words : biological wastewater sludge, anaerobic digestion, acidification, protease , thermophilic
ABSTRAK
Penelitian digestasi anaerobik dua-tahap lumpur IPAL biologi industri kertas dengan modifikasi
aplikasi enzim dan perlakuan suhu (mesofilik-termofilik) telah dilakukan pada tahap asidifikasi.
Percobaan yang dilakukan secara batch ditentukan efektivitasnya melalui perlakuan waktu retensi
(2-12 hari) dan jumlah inokulum (150-450 mL/L.) dengan pengamatan kinerja proses terhadap
peningkatan kadar protein larut, dan pembentukan asam-asam organik volatile (VFA). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa aplikasi protease pada penambahan 0,25 unit/g.TS lumpur, pada suhu termofilik
dapat meningkatkan hidrolisis, yang ditunjukkan dengan peningkatan kadar protein larut mencapai
380%, sedangkan dalam proses asidifikasi dapat meningkatkan pembentukan asam organik melalui
peningkatan kadar VFA. Kinerja proses asidifikasi yang terbaik dijumpai pada kondisi suhu termofilik,
dengan perlakuan waktu retensi 4 hari dan penambahan inokulum mikroba 300 mL/L. Digestasi lumpur
tahap asidifikasi pada kondisi tersebut yang berlangsung pada beban 2,25 g.VS lumpur/g.VS mikroba.
hari; dapat menghasilkan peningkatan kadar VFA sekitar 624%. Padatan yang dihasilkan sebanyak 40%
v/v mengandung komponen organik dan unsur-unsur nutrisi yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
organik.
Kata kunci : lumpur IPAL biologi, digestasi anaerobik, asidifikasi, protease, termofilik
20
Jurnal Selulosa, Vol. 1, No. 1, Juni 2011 : 20 - 30
21
Aplikasi Enzim Protease dan Pengaruh Suhu
pada Asidifikasi Digestasi Anaerobik ... : Sri Purwati, dkk.
dan proses metanasi pada reaktor kedua. Tulisan pengatur suhu) yang berukuran masing-masing
ini melaporkan efektivitas proses hidrolisis - volume 2500 ml. Pada masing-masing digester
asidifikasi dengan pengaruh adanya aplikasi dilengkapi dengan botol penampung gas dan air
protease dan suhu termofilik – mesofilik, serta berukuran volume 500 ml untuk pengukuran gas
beberapa variabel proses untuk menentukan yang terbentuk. Beberapa peralatan pendukung
kondisi operasi yang memberikan kinerja terbaik. antara lain pH meter, thermometer, kontainer
Data kondisi operasi yang diperoleh dari percobaan penampung, dan peralatan uji.
laboratorium sistem batch ini digunakan sebagai
kondisi awal untuk penelitian lebih lanjut ke skala Metode
lebih besar dengan sistem kontinyu (Rina, 2010).
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam
sebagai bahan pertimbangan dalam mendorong skala laboratorium dengan percobaan sistem
pihak industri kertas mengaplikasikan teknologi batch yang terdiri dari tahapan kegiatan sebagai
digestasi anaerobik sebagai upaya pengelolaan berikut :
lingkungan yang sekaligus memberikan nilai
tambah. 1. Karakterisasi Lumpur
22
Jurnal Selulosa, Vol. 1, No. 1, Juni 2011 : 20 - 30
23
Aplikasi Enzim Protease dan Pengaruh Suhu
pada Asidifikasi Digestasi Anaerobik ... : Sri Purwati, dkk.
24
Jurnal Selulosa, Vol. 1, No. 1, Juni 2011 : 20 - 30
25
Aplikasi Enzim Protease dan Pengaruh Suhu
pada Asidifikasi Digestasi Anaerobik ... : Sri Purwati, dkk.
Dalam proses asidifikasi, populasi bakteri molekul-molekul kecil bentuk gula sederhana yang
yang ada melakukan penguraian substrat organik terlarut sehingga dapat dimetabolisma oleh bakteri
kompleks menjadi asam-asam organik, dan sejalan asidogenesis. Hasil dari proses hidrolisa tersebut
dalam reaksi tersebut juga terjadi pembentukan menyebabkan meningkatnya kadar organik terlarut
gas-gas seperti H2, CO2, NH3. Peningkatan pH yang dalam limbah lumpur, selain pembentukan flok
terjadi merupakan hasil dari penguraian protein dari padatan tersuspensi sehingga menjadi mudah
yang keberadaannya sebagai substrat organik mengendap.
adalah dominan, sehingga dalam pembentukan Pengaruh suhu pada proses hidrolisa-asidifikasi
asam organik sekaligus melepaskan gas NH3 yang terlihat dari intensitas pemisahan fraksi larutan dan
mudah larut dan bersifat alkalis. Peningkatan pH padatan pada perlakuan termofilik menunjukkan
yang lebih tinggi dari hasil asidifikasi pada suhu lebih tinggi dengan diperolehnya 40% v/v endapan
termofilik, menunjukkan bahwa aktifitas enzim dan 60% v/v cairan jernih. Sedangkan pada perlakuan
dalam proses hidrolisa dan mikroba asidogenesis suhu mesofilik memberikan cairan supernatan keruh
lebih efektif dibandingkan dengan proses yang dan koloid yang sulit dipisahkan dari endapannya.
terjadi pada suhu mesofilik. Hasil analisa supernatan terhadap parameter
Perlakuan waktu inkubasi dan jumlah inokulum kadar protein larut dapat dilihat pada Gambar 5.
terhadap pH larutan seperti yang terlihat pada Hasil analisa terhadap kadar protein larut
Gambar 4 menunjukkan kecenderungan naiknya menunjukkan bahwa proses hidrolisa dan
pH sejalan dengan meningkatnya waktu inkubasi asidifikasi masih berlangsung secara paralel,
dan jumlah inokulum. Namun pada suhu termofilik produk hidrolisa yang berupa protein larut dan gula
perlakuan jumlah inokulum kurang menunjukkan menjadi substrat bagi bakteri asidogenesis yang
adanya perbedaan, kecenderungan hasil terbaik menguraikan menjadi asam-asam organik volatile
diperoleh pada perlakuan waktu inkubasi 4 hari. yang keseluruhannya terdeteksi sebagai parameter
VFA. Sejalan dengan perolehan supernatan
Pengamatan Kadar Protein Larut pada perlakuan suhu termofilik yang lebih baik
dibandingkan perolehan pada suhu mesofilik,
Mekanisme reaksi yang berlangsung selama maka hasil analisa kadar protein larut (Gambar 5)
proses digestasi limbah lumpur diawali dengan juga menunjukkan keadaan yang sama. Menurut
aktivitas protease yang berperan menghidrolisa Deminer (2008), suhu tinggi dapat meningkatkan
protein kompleks dalam bentuk padatan tersuspensi kinerja enzim dalam proses hidrolisa, dan daya
menjadi asam amino dan peptide yang bersifat degradasi yang lebih tinggi dan cepat pada
larut dalam air (Gallert & Winter, 2005). Bahan bakteri asidogenesis sehingga dapat meningkatkan
organik kompleks dengan molekul besar lainnya kinerja bakteri metanogenik pada proses metanasi
seperti polisakarida terhidrolisa menjadi organik selanjutnya.
26
Jurnal Selulosa, Vol. 1, No. 1, Juni 2011 : 20 - 30
Pengamatan Kadar Volatile Fatty Acid (VFA) nilai pH menurun, karena pembentukan asam
organik atau VFA dari substrat limbah lumpur
Keberhasilan proses asidifikasi dapat dilihat yang dominan protein diikuti oleh pelepasan
dari tingkat pembentukan asam-asam organik gas amoniak NH3 yang larut dan bersifat basa
rantai pendek yang berupa asam butirat, asam sehingga dapat menetralisir pH cairan yang
propionat dan asam asetat yang keseluruhannya awalnya diatur pada kondisi sedikit asam.
dideteksi dengan analisa kadar VFA. Perlakuan jumlah inokulum (150-450 mL/L)
Parameter VFA ini menunjukkan adanya yang dikombinasikan dengan waktu inkubasi,
aktivitas bakteri asidogenik dalam mengkonversi relatif tidak menunjukkan pengaruh terhadap
senyawa-senyawa protein, selulosa, glukosa pembentukan VFA bila dibandingkan dengan
dan monosakarida lain sebagai hasil hidrolisis pengaruh lamanya waktu inkubasi. Untuk jumlah
menjadi asam-asam organik volatil. inokulum 150 mL/L menunjukkan dengan
Dari Gambar 6, terlihat bahwa seluruh hasil makin lama waktu inkubasi akan memberikan
perlakuan percobaan yang dikondisikan pada kadar VFA makin tinggi, namun untuk jumlah
suhu termofilik memberikan kadar VFA jauh lebih inokulum 450 mL/L cenderung mengalami
besar (290-900 mg/L) dari yang diperoleh pada penurunan kadar VFA. Hal ini dipengaruhi oleh
kondisi suhu mesofilik (12-115 mg/L). Besarnya menurunnya beban lumpur yang merupakan rasio
kadar VFA dalam percobaan ini tidak menjadikan antara besarnya substrat dengan jumlah mikroba.
27
Aplikasi Enzim Protease dan Pengaruh Suhu
pada Asidifikasi Digestasi Anaerobik ... : Sri Purwati, dkk.
Perlakuan proses asidifikasi yang dikondisikan yang memberikan hasil terbaik diperoleh dari
pada suhu termofilik maupun mesofilik terhadap percobaan yang dikondisikan pada suhu termofilik,
laju beban organik lumpur ditampilkan dengan penambahan inokulum 300mL/L dan
pada Gambar 7. Makin rendah beban lumpur waktu inkubasi 4 hari. Kondisi operasi tersebut
menunjukkan kompetisi yang terjadi diantara berlangsung pada laju beban lumpur 3,76 g
mikroba dalam mendapatkan substrat menjadi VS lumpur/ L.hari atau 2,25 g VS lumpur/
makin tinggi, hal ini dapat mengakibatkan gVS mikroba.hari, yang menghasilkan kadar
penurunan aktivitas dan efektivitas asidifikasi. VFA rata-rata dari 112 mg/L menjadi 818 mg/L
Berdasarkan analisis kadar VFA, maka perlakuan atau memberikan peningkatan sebesar 624%.
Persyaratan Kompos
Parameter Satuan Hasil Uji
SNI 1 Perhutani 2
Kadar air % 93,3
Padatan total % 6,7
C – Organik % 12,7 9,8 - 32 6,6 – 8,2
N – Total % 1,2 0,4 0,6 – 2,1
C/N % 10,0 10 - 20 10 – 20
P2O5 % 0,5 0,1 0,3 – 1,8
K2O % 1,2 0,2 0,2 – 1,4
CaO % 5,5 - 2,7 – 6,2
MgO % 0,1 - 0,3 – 1,6
Fe mg/kg 582
Mn mg/kg 44 - 220 – 654
Cu mg/kg 44 100 -
Zn mg/kg 15 500 513- 2015
1
SNI 19-7030-2004, Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik
2
Standar Unsur Hara Kompos, Perhutani 2001
28
Jurnal Selulosa, Vol. 1, No. 1, Juni 2011 : 20 - 30
Endapan Lumpur Hasil Asidifikasi Hasil digestasi limbah lumpur dari proses
hidrolisa-asidifikasi dengan kondisi suhu
Pengaruh suhu termofilik pada hasil asidifikasi termofilik membentuk fraksi padatan dan fraksi
dari digestasi anaerobik dua tahap selain dapat cairan yang mudah dipisahkan. Supernatan
meningkatkan laju biodegradasi mikroba dalam digester asidifikasi dengan hasil 60% v/v
pembentukan VFA, juga memberikan kemampuan berupa organik terlarut VFA diolah lebih
laju pengendapan partikel padatan lebih cepat lanjut dalam digester metanasi. Sedangkan
sehingga terjadi pemisahan antara cairan fraksi padatan atau endapan sebanyak 40% v/v
supernatan dan endapan lumpur secara nyata. mengandung komponen organik dan anorganik
Hasil analisa endapan lumpur yang sebagai unsur-unsur hara yang berpotensi untuk
ditampilkan pada Tabel 2 menunjukkan dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
bahwa lumpur yang dihasilkan dari proses
asidifikasi mengandung komponen hara DAFTAR PUSTAKA
yang memiliki potensi sebagai pupuk.
Ditinjau dari kadar padatannya maka endapan Bhattacharyya JK., Sunil Kumar, 2008, Studies on
lumpur hasil asidifikasi menjadi bersifat mudah Acidification in Two Phase Biomethanation
dipisahkan dari kandungan airnya, terlihat adanya Process of Municipal Solid Waste, Waste
peningkatan kadar padatan dari semula 1,2 % Management , Vol. 28 , 164 -169.
(Tabel 1) menjadi 6,7% ( Tabel 2). Potensi lumpur Deminer, 2008, Two phase thermophilic and
sebagai pupuk organik atau kompos ini ditunjukkan mesophilic methanogenesis anaerobic
dengan adanya nilai C/N rasio, kandungan unsur- digestion of waste activated sludge,
unsur hara makro C,N,P,K yang cukup tinggi, dan Environmental Engineering Science, Vol. 25
hara mikro yang cukup tersedia. Dibandingkan No. 9, 1291 – 1300
terhadap persyaratan SNI kompos sampah organik Elliot. A. & Talat M., 2007, Pre treatment
domestik dan persyaratan menurut Perhutani (Tabel Technologies for Advancing Anaerobic
2), endapan lumpur hasil asidifikasi memberikan Digestion of Pulp and Paper Biotreatment
prospek untuk dikembangkan menjadi produk Residues, Water Research, Vol. 41, 4273 – 4286
pupuk organik yang mempunyai nilai ekonomi. Gallert. C , Winter. J , 2005, Bacterial Metabolism
in Wastewater Treatment System, Willey –
KESIMPULAN VCH Verlag Gmbh & Co. Kga. Weinheim.
Hj. Gijzen, 2005, Anaerobic Degradation of
Karakteristik limbah lumpur IPAL biologi Papermill Sludge in Two Phase Digester,
industri kertas bersifat voluminous dengan Journal Biotec, Vol. 23 No. 1
kandungan komponen organik utama berupa Hutnan, M., 2001, Two – Step Pilot Scale
protein, dan anorganik nutrisi memberikan Anaerobic Treatment of Sugar Beet Pulp ,
prospek untuk diolah dan dimanfaatkan. Polish Journal of Environtmental Studies,
Pengolahan lumpur dengan cara digestasi Vol. 10 No. 4, 237 – 243
anaerobik dua tahap dapat menghasilkan produk Medhat, M.A., Saleh, Usama FM., 2004,
biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai energi Anaerobic Digestion Technology for
alternatif, dan sisa endapan lumpur yang dapat Industrial Wastewater Treatment, 8th
dimanfaatkan sebagai produk pupuk organik. International Water Technology Conference
Aplikasi enzim protease dan kondisi suhu IWTC, Alexandria , Egypt
termofilik dalam proses hidrolisa-asidifikasi Mshandete, Anthony Manoni, 2008, Two
dapat meningkatkan kinerja biodegradasi Stage Anaerobic Digestion of Sisal Leaf
bakteri asidogenesis. Penambahan enzim Decortications Residues : Hydrolyses
dosis 0,25 unit/g TS lumpur, dengan waktu Activities and Biogas Production Profile,
hidrolisa 4 jam, pengaturan pH 5,0-5,5 dan African Journal of Biochemistry Research,
suhu 55°C, serta beban organik lumpur 3,76 Vol. 2, Nov, 211 – 218
g VS lumpur/L,hari atau 2,25 gVS lumpur/ Purwati, S., Rina, S. Soetopo, 2006, Produksi
gMO.hari, dan dengan waktu tinggal 4 Biogas dan Pupuk Organik Hasil Digestasi
hari menunjukkan hasil terbaik dengan Anaerobik Limbah Lumpur IPAL Industri
peningkatan kadar VFA mencapai 624 %. Kertas, Berita Selulosa, Vol. 41 Hal. 1, 30 -36
29
Aplikasi Enzim Protease dan Pengaruh Suhu
pada Asidifikasi Digestasi Anaerobik ... : Sri Purwati, dkk.
Romano Rowena T., Ruitong Zhang, Sarah Soetopo, Rina S., Purwati, S., Krisna Aditya
Teter, 2009, The Effect of Enzyme Addition W., 2010, Produksi Biogas Sebagai Hasil
on Anaerobic Digestion of Jose Tall Wheat Pengolahan Limbah Lumpur Industri Kertas
Grass, Bioresource Technology, 100 , 4564 – dengan Proses Digestasi Anaerobik Dua-
4571 Tahap, Jurnal Riset Industri, Vol. IV Hal. 3,
Solera, R., Romero, D., Sales, 2002, The 11 - 20
Evolution of Biomass in a Two-Phase Wood, Nicholas, 2008, Pre treatment of Pulp Mill
Anaerobic Treatment Process During Start Wastewater Treatment Residues to Improve
–Up, Chem. Biochem. Engineering , Vol. 16 Their Anaerobic Digestion, Departement
No. 1, 25 – 29 of Chemical Engineering and Applied
Chemistry , University of Toronto , Thesis.
30