Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Ahmad Rizqi

NPM : 200801535

SEMESTER : 2 (Genap)

PRODI/KELAS : Ilmu Hukum/A2 Reg. Pagi Bjb.

MATA KULIAH : Hukum Perdata

DOSEN PENGAMPU : Dr. Afif Khalid, S.H.I, S.H., M.H.

1. Jelaskan hukum perdata ?

Hukum perdata (Burgerlijkrecht) ialah hukum atau ketentuan yang mengatur


kewajiban, hak-hak, serta kepentingan antar individu dalam masyarakat yang sifatnya
privat(tertutup). Hukum perdata biasa dikenal dengan hukum privat. Hukum perdata
berfungsi untuk menangani kasus yang bersifat privat atau pribadi. Misalnya, seperti
hukum tentang warisan, hukum tentang perceraian, hukum tentang pencemaran nama
baik serta hukum perikatan.Hukum perdata memiliki tujuannya ialah untuk
menyelesaikan konflik ataupun masalah yang terjadi diantara kedua belah pihak.
Hukum perdata terjadi saat seseorang mendapatkan suatu kasus yang sifatnya
privat (tertutup. Hukum perdata terjadi jika ketika suatu pihak melaporkan pihak lain
yang terkait ke pihak yang berwajib atas suatu kasus yang hanya menyangkut kedua
individu itu.

2. Jelaskan makna hubungan hukum dalam hukum perdata ?

Hukum perdata mengatur hubungan hukum antara individu/warga negara atau


badan hukum yang lain dalam pergaulan masyarakat. Hukum perdata biasa dikenal
dengan hukum privat. Sifatnya privat (tertutup), Hukum perdata pada intinya mengatur
tentang kepentingan perseorangan dan hubungan hukumnya dengan orang lain yang
hanya menyangkut kedua individu itu.
Hukum perdata memuat hubungan hukum dengan hak dan kewajiban pihak yang
satu berhadapan dengan hak dan kewajiban pihak lain. Hukum perdata memuat 4 (empat)
buku yaitu : Buku I: Tentang orang, Buku II: Tentang benda, Buku III: Tentang
Perikatan, dan Buku IV: Tentang pembuktian dan kadaluarsa.
.
3. Makna tentang subjek hukum?

Subyek hukum adalah pemegang hak dan kewajiban menurut hukum. Dalam
kehidupan sehari-hari, yang menjadi subyek hukum dalam sistem hukum Indonesia, yang
sudah barang tentu berdasar dari sistem hukum Belanda, ialah individu (orang) dan badan
hukum (perusahaan, organisasi, institusi). Dalam dunia hukum, subyek hukum dapat
diartikan sebagai pembawa hak, yakni manusia dan badan hukum.

4. Deskripsikan apa yang saudara pahami tentang cakap hukum?

Kecakapan bertindak maupun kewenangan bertindak, keduanya berkaitan dengan


peristiwa melakukan tindakan hukum. Orang yang dimaksud dalam kecapakapan dalam
bertindak sebagai subjek hukum, yaitu segala sesuatu yang menurut hukum mempunyai
hak dan kewajiban sehingga memiliki kewenangan untuk bertindak.

5. Jelaskan kedudukan KUH perdata dalam sistem hukum indonesia?

Indonesia terdapat beberapa macam sistem hukum yaitu sistem hukum islam,
sistem hukum nasional dan sistem hukum adat, terhadap permasalahan waris misalnya,
salah satu masyarakat ingin menyelesaikan masalah warisnya dengan sistem hukum islam
karena orang tersebut beragama islam, atau mungkin seseorang tersebut ingin
menyelesaikan masalah warisnya dengan hukum adat. Namun sistem hukum nasional
Indonesia yang mengatur masalah waris adalah hukum perdata dan disini lah kedudukan
hukum perdata di dalam sistem hukum di Indonesia dan bukan hanya menyangkut ke
hukum waris saja tetapi ke dalam hukum hukum lainnya seperti perkawinan dan
perjanjian.

6. Deskripsikan hukum perkawinan di Indonesia?

Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia
dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Mahaesa. Demikian bunyi ketentuan Pasal 1
Undang-Undang 1 tahun 1974 tentang Perkawinan. UU 1 tahun 1974 tentang Perkawinan
memiliki pertimbangan bahwa sesuai dengan falsafah Pancasila serta cita-cita untuk
pembinaan hukum nasional, perlu adanya Undang-undang tentang Perkawinan yang
berlaku bagi semua warga negara.
Pasal 1 UU Perkawinan dalam penjelasan Pasal demi Pasal dijelaskan bahwa
Perkawinan sangat erat hubungannya dengan kerohanian dan agama. Penjelasan Pasal 1
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 menyebutkan bahwa sebagai Negara yang
berdasarkan Pancasila, dimana Sila yang pertamanya ialah ke Tuhanan Yang Mahaesa,
maka perkawinan mempunyai hubungan yang erat sekali dengan agama/kerohanian,
sehingga perkawinan bukan saja mempunyai unsur lahir/jasmani, tetapi unsur
bathin/rokhani juga mempunyai peranan yang penting. Membentuk keluarga yang
bahagia rapat hubungan dengan keturunan, yang pula merupakan tujuan perkawinan,
pemeliharaan dan pendidikan menjadi hak dan kewajiban orang tua.

7. Jelaskan disertai dengan pendapat saudara tentang kedudukan :


a) Kedudukan hukum perkawinan beda agama.
b) Kedudukan perkawinan tanpa proses pencatatan.

a). Kedudukan perkawinan beda agama

Menurut UU no 1 thn 1974 tentang perkawinan di dalam pasal 1 nya menyatakan


“perkawinan adalah ikatan lahir batun antara seorang pria dan seorang wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang Bahagia dan kekal.berdasarkan
ketuhanan yang maha esa.” Kemudian pencatatan perkawinan bagi yang beragama
muslim akan di lakukan di pengadilan agama sedangkan untuk yang beragama non
muslim akan di lakukan di pengadilan negri untuk kedudukan perkawinan beda
agama dalam sistem hukum di Indonesia adalah tidak sah. Undang-Undang
Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 dalam Pasal 2 ayat 1 mengungkapkan perkawinan
adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan
kepercayaannya. Berarti perkawinan hanya dapat dilangsungkan bila para pihak
(calon suami dan istri) menganut agama yang sama.

b). Kedudukan perkawinan tanpa proses pencatatan

Hal ini mungkin sering terjadi di masyarakat dan akan mendapatkan kerugian jika
perkawinan itu tidak di catatkan karena anak yang di lahirkan tidak akan
mendapatkan akte kelahirannya sehingga akan menyulitkan dirinya di masa yang
akan datang,dan Akibat hukum apabila suatu perkawinan yang tidak dicatatkan
tentang keabsahan perkawinan baik menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam, adalah perkawinan tersebut tidak
sah. Hal ini dapat dilihat di dalam ketentuan Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang mengamanatkan bahwa
setiap perkawinan dicatat menurut perundangundangan yang berlaku. Selanjutnya
ketentuan di dalam Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, melalui Pasal 5 ayat (1)
yang memuat ketentuan bahwa setiap perkawinan harus dicatat. Kemudian melalui
Pasal 6 ayat (2) disebutkan bahwa perkawinan yang dilakukan di luar pengawasan
Pegawai Pencatat Nikah tidak mempunyai kekuatan hukum.
8. Jelaskan dengan pendapat hukum saudara makna berdasarkan Ketuhanan yg Maha Esa
yang terdapat dalam undang-undang perkawinan ?

Unsur ini menunjukkan bahwa Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 memandang


perkawinan berdasarkan atas kerohanian. Sebagai Negara yang berdasarkan Pancasila
yang Sila Petamanya bebunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa’. maka perkawinan
mempunyai hubungan erat dengan agama/kerohanian sehingga perkawinan bukan hanya
mempunyai unsur lahir atau jasmani saja. tetapi unsur batin atau rohani juga mempunyai
peranan yang sangat penting.

Anda mungkin juga menyukai